• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN INTERIOR RESTORAN X.O. SUKI CUISINES DENGAN KONSEP REFRESHING SPLASH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN INTERIOR RESTORAN X.O. SUKI CUISINES DENGAN KONSEP REFRESHING SPLASH"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

( JL.Sunset Road No 85 Kuta, Bali)

OLEH

IGNATIUS INDRA PR ANA 2005 05 0017

PROGRAM STUDI INTERIOR JURUSAN DESAIN

FAKULTAS SENI RUPA DAN DISAIN

INSTITUT SENI INDONESIA

DENPASAR

(2)

waktunya. Ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada kedua Orang Tua yang selalu mendoakan dan selalu memberikan dukungan, terima kasih pula kepada para dosen pembimbing, dosen penguji Tugas Akhir dan teman –teman yaitu :

1. Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Ibu Dra, Ni Made Rinu, M.si 2. Ketua Program Studi Bapak Drs. C.G.R. Padmanaba. M. Erg

3. Bapak Prof. Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M.Kes. Selaku dosen pembimbing 1 dan Bapak Drs. I Nyoman Parnama Ricor selaku dosen pembimbing 2 Tugas Akhir yang selalu membimbing dengan bijak dan sangat sabar.

4. Bapak Drs.I Gede Mugi Raharja, M. Sn. Selaku dosen penguji utama Tugas Akhir.

5. Drs. Olih Solihat Karso, M. Sn selaku dosen penguji anggota Tugas Akhir. 6. Ibu Md. Ida Mulyati S.S.N. M. Erg. Selaku dosen penguji anggota Tugas

Akhir.

7. Teman – teman seperjuangan Desain Interior dan DKV angkatan 2005 – 2006 yang selalu membantu dan memberi semangat.

8. Teman – teman Persekutuan Doa Aloysius Gonzaga yang tak pernah putus mendoakan saya supaya cepat lulus.

9. Dan teman – teman lain yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu per satu. Terima Kasih semuanya.

Akhir kata semoga tugas ini bermanfaat dan memberikan hal yang berarti tidak saja bagi saya sendiri namun bagi seluruh mahasiswa desain interior.

Denpasar, 09 Juni 2011

(3)

Pengantar karya dan Gambar Kerja Tugas Akhir ini disusun oleh

Nama : Ignatius Indra Prana NIM : 2005.05.0017 Program Studi : Interior Jurusan : desain

Judul:

DESAIN INTERIOR C.O. SUKI & CUISINES RESTAURANT DENGAN KONSEP “ REFRESHING SPLASH”

(Jl. Sunset Road No.85)

Telah diperiksa dan siap untuk diuji sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia

Pembimbing I

Prof.Dr.Drs.I Nyoman Artayasa M.Kes NIP : 196403244550031002

Denpasar, 06 Juni 2011

Pembimbing II

(4)

Nama : Ignatius Indra Prana NIM : 2005.05.0017 Program Studi : Interior Jurusan : desain

Judul:

DESAIN INTERIOR C.O. SUKI & CUISIN ES RESTAURANT

DENGAN KONSEP “ REFRESHING SPLASH”

(Jl. Sunset Road No.85)

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Sarjana Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar pada tlg 09 Juni 2011

Dan di nyatakan sah.

Dewan Penguji

Nama Le ngkap NIP Tanda Tangan

Ketua Sidang : Prof.Dr.Drs.I Nym. Artayasa M.Kes NIP : 196403244550031002

Sekertaris : Drs. Nym. Parnama Ricor NIP : 194801101987021001

Penguji Utama : Drs.I Gede Mugi Raharja, M. S n. NIP : 196307051990101001

Anggota : Drs. Olih S olihat Karso, M. Sn NIP : 196107061990031005

Anggota : Md. Ida Mulyati S .S.N. M. Erg. NIP : 196909131997022001

Mengesahkan Mengetahui

Denpasar, Ketua Jurusan Desain

Dekan Faku ltas Seni Rupa dan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar Institut Seni Indonesia Denpasar

Dra, Ni Made Rinu, M.si Prof.Dr.Drs.I Nym. Artayasa M .Kes

(5)

v

Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta -Bali.

ABSTRAKSI

Desain Interior X.O. S uki & Cuisines Dengan Konsep “refreshing Splash” Oleh: Ignatius Indra Prana

NIM: 2005 05 0017

Sadar akan keindahan pulau Bali yang mampu menarik begitu banyak wisatawan baik domestik maupun internasional membuat semakin banyak pengusaha di pulau Bali memberanikan diri untuk membuka restoran dengan berbagai macam keunikan kuliner dari berbagai Negara, bahkan tidak jarang ada beberapa restoran yang memiliki jenis menu masakan yang berasal dari beberapa negara sekaligus dalam satu restoran. Namun terkadang beberapa restoran tersebut tidak mendukung keunikan asal jenis masakan mereka dengan desain interiornya sehingga atmosfer atau suasana asal masakan terkadang kurang terasa bahkan hilang sama sekali saat pengunjung berada didalam restoran, padahal itu merupakan salah satu modal yang besar bagi restoran untuk menonjolkan keunikannya. Hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan owner akan desain interior yang pas dan nyaman untuk menonjolkan kebudayaan negara asal masakan dan oleh karena itu dibutuhkan desainer interior yang benar – benar mengerti akan kriteria yang baik untuk membangun sebuah restoran dengan konsep budaya agar dapat menarik minat pengunjung. X.O. Suki & Cuisines restaurant yang berada di Jl. Raya Sunset Road, Kuta – Bali, merupakan salah satu restoran yang didesain untuk menarik minat pengunjung dengan memiliki menu masakan yang berasal dari beberapa negara di asia yaitu, Cina, Jepang, Thailand, dan Indonesia yang terkenal sangat mengedepankan masakan lezat yang menyegarkan dan bergizi. Untuk menjawab dari kebutuhan desain interior X.O. Suki & Cuisines restaurant kali ini, maka konsep yang di pakai adalah

“Refreshing Splash” dengan pendekatan Gaya “Eklektik”. Tujuan pemilihan konsep ini adalah ingin memberikan suasana tempat makan yang menyegarkan dengan menggabungkan beberapa nilai kebudayaan terbaik dari negara – negara asal masakan yang diharapkan dapat menambah kekayaan dan keunikan bagi desain interior restoran ini dan dengan demikian secara otomatis akan tercipta keselarasan antara desain interior dengan menu masakan restoran X.O Suki & Cuisines.

(6)

iii Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta -Bali.

DAFTAR ISI

KATA PENGAN TAR ... i

ABSTRAKSI... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR BAGAN... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Pengertian Judul ... 2

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sasaran... 4

1.6 Metode ... 5

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ... 5

1.6.2 Metode Analisa Data ... 6

1.6.3 Metode Desain ... 6

1.7 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum ... 11

2.1.1 Sejarah dan Pengertian Restoran ... 11

2.1.2 Jenis-jenis Restaurant ... 11

2.2 Tinjauan Khusus ... 14

2.2.1 Pengertian Gaya Eklektik ... 14

2.2.2 Karakteristik Desain Cina... 15

2.2.2.1 Karakteristik Elemen Pembentuk Ruang Cina... 16

2.2.2.2 Karakteristik Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang dan Fasilitas Pendukung Ruang Cina. ... 16

2.2.3 Karakteristik Disain Jepang... 19

2.2.3.1 Karakteristik elemen pembentuk ruang jepang ... 20

2.2.3.2 Karakteristik Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang dan Fasilitas Pendukung Ruang Jepang... 24

(7)

iv Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta -Bali.

2.2.4.1 Karakteristik Elemen Pembentuk Ruang Thailand ... 26

2.2.4.2 Karakteristik Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang dan Fasilitas Pendukung Ruang Thailand ... 27

2.2.5 Karakteristik Elemen Pembentuk Ruang Bali ... 30

2.3 Studi Pustaka Lainnya ... 32

2.3.1 Sistem Pelayanan XO Suki & Quisin Restaurant ... 32

BAB III DATA LAPANGAN 3.1.1 Data Non Fisik X.O. & Quisin Restaurant ... 34

3.1.2 Sejarah X.O & Quisin Restaurant ... 34

3.1.3 Identitas Bangunan ... 36

3.1.4 Struktur Organisasi XO SUKI & CUISIN restaurant. ... 37

3.1.5 Runtutan Aktivitas ... 37

3.1.6 Pola Aktivitas pengguna ruang ... 40

3.1.7 Latar Belakang perilaku pengguna ruang ... 41

3.2 Data Fisik X.O. Suki & Cuisin Awal. ... 42

3.2.1 Peta Lokasi ... 42

3.2.2 Situasi Lokasi ... 42

3.2.3 Existing ... 43

3.2.4 Potensi Site ... 43

3.2.5 Denah Awal Bangunan ... 45

3.3 Data Non Fisik Bangunan yang akan di Garap. ... 47

3.3.1 Identitas bangunan ... 47

3.4 Data Fisik Museum Kartun Indonesia ... 47

3.4.1 Peta Lokasi ... 47

3.4.2 Situasi Lokasi ... 48

3.4.3 Existing ... 48

3.4.4 Denah Awal Bangunan ... 48

3.4.5 Potensi Site ... 49

3.4.6 Pertimbangan pemilihan Lokasi ... 49

3.4.7 Analisa Data Bangunan Awal Sebelum di Garap. ... 50

3.4.8 Data Parameter ... 54

BAB IV PENJABARAN KONSEP, ANALISA, D AN DESAIN 4.1 Konsep Desain ... 57

(8)

v Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta -Bali.

4.1.2 Penjabaran Arti Konsep... 58

4.1.3 Karakter air sebagai subyek dari konsep ”refreshing Splash”... 58

4.1.4 Bagan Konsep ”Refreshing Splash” ... 61

4.1.5 Bagan Gaya ”Eklekti” ... 63

4.1.6 Nilai Estetika pada Konsep ”Refreshing Splash”... 67

4.1.7 Kesimpulan konsep ... 68

4.2 Programming ... 69

4.2.1 Program Kebutuhan Ruang ... 69

4.2.2 Analisa Bangunan Awal Xo Suki & Cuisin Restaurant ... 84

4.2.2.1 Analisa Zoning dan sirkulasi... 84

4.2.2.2 Analisa Layout Ruang dan Penataan Fasilitas ... 85

4.2.2.3 Analisa Elemen Pembentuk Ruang ... 87

4.2.2.4 Analisa Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang ... 89

4.2.2.5 Analisa Unsur Utilitas Ruang... 90

4.2.2.6 Analisa Fasilitas ... 91

4.3 Scematic Desain ... 93

4.3.1 Sonasi dan Sirkulasi ... 93

4.3.2 Lay Out Ruang Dan Penataaan Fasilitas ... 97

4.3.3 Elemen Pembentuk Ruang ... 100

4.3.4 Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang ... 105

4.3.5 Unsur Utilitas Ruang ... 107

4.3.6 Fasilitas ... 110

4.4 Visualisation Design... 110

4.4.1 Sonasi dan Sirkulasi ... 111

4.4.2 Gambar Kerja ... 112

BAB V PEN UTUP 5.1 Kesimpulan ... 168

5.2 Saran ... 169

(9)

vi Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

DAFTAR GAMBAR

2.8 Langit – langit dengan perpaduan bentuk lengkung dan persegi ... 22

2.9 Main Entrance dengan Atap ... 23

2.10 Main Entrance dengan Atap balok Kayu ... 23

2.11 Meja Makan ala Jepang ... 24

2.12 Bentuk Rumah Lampu Jepang ... 24

2.13 Folding Screen ... 25

2.14 Tsui- Tate ... 25

2.15 Layar Tirai ... 25

2.16 R.Retoran Hotel Bangkok... 26

2.17 Pattaya Hotel Restaurant... 26

2.18 R. Tideur Santithani Hotel Thailand ... 27

2.19 Area Lobby dinnerboat Thailand ... 27

2.20 Penyajian dalam dinner Khantok ... 28

2.21 R. Kantoke ... 28

2.22 Motif Gajah... 29

2.23 Motif Ular Naga... 29

2.24 Motif Gelombang... 29

2.25 Lantai pada bangunan tradisional Bali ... 30

2.26 Dinding Pasangan Batu – bata dari tanah Liat... 30

2.20 Konstruksi plafon bangunan suci tradisional Bali ... 31

2.21 Contoh bangunan Suci di Bali ... 31

3.4 Situasi Lingkungan bangunan Awal ... 43

3.5 Denah Layout Lt.1 Restoran Awal ... 45

3.6 Denah Layout Lt.1 Restoran Awal ... 46

3.7 Peta Lokasi Rencana Lokasi ... 47

(10)

vii Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

3.9 Denah Awal Museum Kartun Indonesia... 48

3.9 Main Entrance Museum Kartun Indonesia. ... 50

3.10 Fasade Entrance Museum Kartun Indonesia ... 50

3.11 Area Display Museum Kartun Indonesia ... 51

3.12 Area Book Store Museum Kartun Indonesia ... 51

3.13 Area Kantor Museum Kartun Indonesia ... 51

3.14 Area gudang Museum Kartun Indonesia. ... 51

3.15 Area toilet Museum Kartun Indonesia... 52

3.16 Papan Sketsel ... 52

3.17 Kursi Tunggu ... 52

3.18 Pencahayaan Museum Kartu Indonesia ... 52

3.19 Jenis Lantai ... 53

3.20 Jenis Dinding. ... 53

3.21 Jenis Plafon. ... 53

3.22 Restoran Shang Place ... 54

3.23 Restoran Takigawa ... 55

3.24 Restoran Bodaeng - Thai. ... 56

4.1 Zoning dan Sirkulasi Alt 1... 93

4.2 Zoning dan Sirkulasi Alt 2... 94

4.3 Zoning dan Sirkulasi Lt. 1 Alt 1 ... 95

4.4 Zoning dan Sirkulasi Lt. 1 Alt 2 ... 95

4.5 Layout Ruang dan Penataan Fasilitas Alt 1 ... 97

4.6 Layout Ruang dan Penataan Fasilitas Alt 2. ... 98

4.7 Layout Ruang dan Penataan Fasilitas Lt. 1 Alt 3. ... 99

4.8 Layout Ruang dan Penataan Fasilitas Lt. 2 Alt 3 ... 99

4.9 Zoning dan Sirkulasi Lt. 1 ... 111

(11)

viii Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

DAFTAR TABEL

4.1 Program Kebutuhan Ruang... 84

4.2 Analisa Elemen Pembentuk Ruang Awal ... 89

4.3 Analisa Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang Awal ... 90

4.4 Analisa Elemen Unsur Utilitas Ruang Awal ... 91

4.5 Analisa Fasilitas Ruang Awal... 92

4.6 Elemen Pembentuk Ruang Alt 1... 102

4.7 Elemen Pembentuk Ruang Alt 2... 104

4.8 Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang Alt 1 ... 105

4.9 Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang Alt 2 ... 106

4.10 Unsur Utilitas Alt 1... 108

4.11 Unsur Utilitas Alt 2... 109

(12)

ix Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

DAFTAR BAGAN

1.1 Metode kotak Kaca ... 7

1.2 Pola Berpikir Desainer... 8

1.3 Metode Kotak Hitam ... 9

3.1 Struktur Organisasi ... 39

3.2 Pola Aktivitas... 40

3.3 Pola Aktivitas Pengelola ... 41

3.4 Struktur Organisasi ... 39

3.5 Pola Aktivitas... 40

3.6 Pola Aktivitas Pengelola ... 41

3.7 Struktur Organisasi ... 39

3.8 Pola Aktivitas... 40

3.9 Pola Aktivitas Pengelola ... 41

4.1 Karakter Umum Kesegaran Air. ... 61

4.2 Karakter Garis Kesegaran Air ... 61

4.3 Karakter Bidang Kesegaran air... 62

4.4 Karakter Warna Air ... 62

4.5 Karakter Umum Desain Cina... 63

4.6 Karakter Garis dan Bidang Cina. ... 63

4.7 Karakter Warna Cina. ... 63

4.8 Karakter Material Cina ... 63

4.9 Karakter Umum Desain Jepang ... 64

4.10 Karakter Garis dan Bidang Jepang. ... 64

4.11 Karakter Warna Jepang... 64

4.12 Karakter Material Jepang... 64

4.13 Karakter Umum Desain Thailand ... 65

4.14 Karakter Garis dan Bidang Thailand ... 65

4.15 Karakter Warna Thailand ... 65

4.16 Karakter Material Thailand... 65

4.17 Karakter Umum Desain Bali ... 66

4.18 Karakter Garis dan Bidang Bali... 66

4.19 Karakter Warna Bali ... 66

4.20 Karakter Material Bali ... 66

(13)

1 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pulau Bali yang sudah terkenal sebagai daerah industri pariwisata nya di mata dunia tentu memiliki sejuta pesona yang sangat diminati para Wisatawan. Selain untuk menikmati wisata alam, salah satu tujuan wisatawan datang ke Bali adalah untuk menikmati wisata kulinernya. Salah satu sarana pariwisata di Bali yang berpotensi dikembangkan untuk wisata kuliner adalah restoran. Restoran saat ini bukan lagi hanya sekedar tempat untuk menikmati makanan dan minuman saja, tetapi juga dipakai untuk tempat berkumpul keluarga dan bertemu rekan bisnis sambil menikmati makanan dan minuman yang tersedia.

(14)

2 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

XO SUKI & CUISINES Restoran merupakan salah satu restoran Waralaba suki ternama di Indonesia yang menyuguhkan berbagai macam makanan suki dan ala carte dari berbagai negara di Asia, seperti Indonesia, Cina, Thailand, dan Jepang. Restoran ini tersebar hampir di seluruh kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Makasar, dan Malang. Melihat pangsa pasar yang juga sangat menggiurkan sehingga Bali pada akhirnya juga dipilih sebagai daerah persebaran restoran X.O. Suki & CUISINES, dan pada bulan Juni tahun 2010 restoran ini pun berdiri di Mall Galeria Jl. By Pass Brigjen I.G. Ngr. Rai, Kuta – Bali.

Pada perancangan interior dengan judul “Desain Interior Restoran X.O. Suki & CUISINES, Jl. Raya Sunset Road, Kuta - Bali” kali ini merupakan alih fungsi bangunan yang sebelumnya berupa Obyek Wisata Museum Kartun. Alasan pemilihan lokasi ini karena memiliki keluasan tanah yang sesuai dengan kebutuhan restoran dan juga memiliki akses yang baik karena berada di jalur pariwisata yaitu daerah Kuta sehingga memiliki prospek yang sangat cerah untuk ke depannya. Kasus ini juga menarik untuk diangkat karena restoran ini memiliki kekayaan menu masakan yang berasal dari 4 negara di Asia sekaligus sehingga ini merupakan tantangan untuk bisa merancang interior restoran yang tidak hanya nyaman tetapi juga mampu mencirikan negara asal masakan, dan juga mengimbangi serta mendukung dari keberadaan masakan yang ada baik dari segi fungsi ruangnya, suasana ruang maupun fasilitasnya.

1.2 Pengertian Judul

Judul yang diangkat dalam Tugas Akhir ini adalah “Desain Interior XO SUKI & CUISINES Restoran dengan Konsep Refreshing Splash dengan pendekatan gaya Eklektik, Jl. Raya Sunset Road, Kuta - Bali”, dan berikut merupakan arti perkata dari judul tersebut sesuai pendapat para ahli :

(15)

3 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

berkarya yang mengkomposisikan berbagai elemen dan unsur yang mendukung (Susanto, 2002;31).

b.Inte rior : karya arsitek yang khusus menyangkut bagian dalam dari suatu bangunan, bentuk-bentuknya sejenis dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan dalam proses perancangan selalu dipengaruhi oleh unsur-unsur geografi setempat dengan kebiasaan-kebiasaan setempat ( Suptandar, 1985; 11 ).

c. XO SUKI & CUISINES Restoran : merupakan nama sebuah Restoran yang akan dibangun di lokasi Museum Kartun Indonesia. Peraturan pemerintah RI No. 34/PP/DPR RI/1997, hal 2, Restoran merupakan usaha komersial yang ruang lingkup dan kegiatannya menyediakan hidangan makanan dan minuman.

d. Refresh : merupakan kata sifat yang berarti segar atau kesegarang, penambahan akhiran – ing membentuknya menjadi kata kerja yaitu menyegarkan. (kamus Inggris – Indonesia, 1996;473)

e. Splash : Merupakan kata benda yang berarti ceb uran, cemplungan, cipratan, percikan, atau deburan. (kamus Inggris – Indonesia, 1996;546)

f. Gaya Eklektik : Eklektik artinya memilih yang terbaik dari berbagai sumber gaya atau paham yang sudah ada sebelumnya. (Ikwaluddin,2005;23).

g. Jl. Raya Sunset Road : nama jalan didaerah Kuta – Bali h. Kuta : sebuah desa kecamatan di Kabupaten Badung, Bali.

i. Bali : nama salah satu provinsi di Indonesia, dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut .

(16)

4 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

1.3Rumusan Masalah

a. Bagaimana bentuk pengaplikasian dari konsep Refreshing Splash dengan pendekatan Gaya Eklektik pada interior XO SUKI & CUISINES Restoran yang mengangkat penggabungan budaya dari 4 negara yaitu Cina, Jepang, Thailand, dan Indonesia sehingga benar – benar dapat menarik perhatian dan memberikan atmosfer yang berbeda bagi setiap pengunjung yang datang? b. Bagaimana cara menciptakan desain restoran XO SUKI & CUISINES yang

mampu memenuhi seluruh kebutuhan pengunjung maupun pegawai.

1.4 Tujuan

a. Desain interior XO SUKI & CUISINES Restoran diharapkan dapat mengimbangi dan saling mendukung setiap masakan yang ada d idalamnya sehingga dapat dinikmati dan memberi energi positif yang baru bagi setiap pengunjungnya.

b. Desain interior XO SUKI & CUISINES Restoran diharapkan mampu memenuhi kebutuhan aktivitas Restoran sehingga tercipta kenyamanan baik bagi pengunjung maupun bagi pegawai pada XO SUKI & CUISINES Restoran.

1.5Sasaran

a. Menciptakan desain interior restoran yang menampilkan unsur atau karakter air disetiap sudutnya.

(17)

5 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

1.6 Metode

1.6.1 Metode Pengumpulan Data a. Observasi

Menurut Hadi bahwa, teknik observasi adalah teknik pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap fenomena- fenomena (Hadi, 1984;31). Melalui teknik ini maka penulis langsung melakukan pengamatan ke lapangan yang dimulai dengan survey data fisik.

b. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung atau tidak langsung (melalui telepon) dengan orang yang bergerak dibidangnya dan mampu memberikan data serta informasi tentang objek redesain. Dalam hal ini mengadakan tanya jawab dengan manager, staf dan karyawan, dan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan tersebut.

c. Kepustakaan

Mencari literatur yang diperlukan sebagai data komparatif yang didapatkan dari berbagai sumber kepustakaan untuk memperoleh teori-teori dan mempelajari peraturan-peraturan yang berhubungan dengan penulisan ini dan menunjang keabsahan data yang diperoleh di lapangan. d. Dokumentasi

Menurut Winarno Surakhmad (1980; 123) dokumen di sini berarti sega la macam bentuk atau benda yang tertulis maupun tidak tertulis. Menjadi keterangan dalam memperoleh data yang digunakan untuk melengkapi data-data yang lainnya.

(18)

6 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

1.5.2 Metode Analisa Data

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah : a. Deskiptif

Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif .

b.Kualitatif

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami.

Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007;3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.

1.5.3 Metode Desain

a. Metode kotak kaca ( glass-box method )

(19)

7 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

terbatas dari pikiran dan pertimbangan yang tidak rasional (Jones, 1973;49). Metode ini selalu berusaha menemukan fakta- fakta dan sebab atau alasan faktual yang melandasi terjadinya suatu hal atau kejadian dan kemudian berusaha menemukan alternatif solusi atas masalah-masalah yang timbul. Ciri utama metode kotak kaca adalah :

1. Sasaran dan strategi desain telah ditetapkan secara pasti dan jelas sebelum analisis dilaksanakan.

2. Analisis desain dilaksanakan secara tuntas sebelum solusi atau keputusan yang diinginkan ditetapkan.

3. Sebagian besar evaluasi bersifat deskriptif dan dapat dijelaskan secara logis.

4. Strategi perancangan ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses analisis, biasanya dalam susunan sekuensial, walau ada kalanya dalam bentuk proses pararel, meliputi komponen dan bagian persoalan yang dapat dipilih.

Metode kotak kaca (glass-box method) dapat digambarkan sebagai berikut :

INPUT

PROSES

OUTPUT FEED

BACK CONTROL

Bagan 1. Metode Kotak Kaca Sumber : Mahasiswa

Data Lapangan

Masalah

Data Parameter

Data Literatur Analisis

Desain Pra Desain

(20)

8 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

Sejarah Restoran Xo :

Bera wal dari seorang penggemar masakan Thailand yang ingin menge mbangkannya di indonesia

Xo Suki & CUISINES

MAS ALAH :

Bagaimana cara mengemas desain interior yang nyaman dengan memadukan unsur kebudayaan dari 4 negara di asia yaitu Cina, Jepang, Thailand, dan Indonesia yang dapat memberikan keunikan dan kenyamanan bagi setiap pengunjung dan pengawainya interior restoran yang seimbang akan fungsi, estetika, konsep, dan

karakter negara

Bagan 2. Pola Berpikir Desainer

Museum Kartun Alih fungsi

Data Lapangan :

(21)

9 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

b. Metode kotak hitam ( black-box method )

Kebalikan dari metode kotak kaca adalah metode kotak hitam ( black-box method ) adalah metode berpikir intuitif dan disebut juga sebagai imaginin.

(Jones, 1973;49).

Ciri utama metode kotak hitam antara lain :

1. Sasaran desain tidak ditentukan secara pasti dan bisa berubah sesuai perkembangan pikiran desainer maupun tambaha n masukan data.

2. Keputusan desainer dikendalikan oleh masukan data terakhir tentang masalah yang dihadapi, juga masukan dari kasus-kasus lain yang hampir sama atau setara (analogi), ditambah dengan masukan dari pengalaman diri desainer.

3. Keputusan desainer dapat diambil lebih cepat tetapi bersifat acak dengan mengabaikan sementara kelaziman yang berlaku dikalangan masyarakat atau sebaliknya untuk mengakomodasi clan mengikuti kehendak masyarakat.

4. Dalam benaknya desainer mencerna dan memanipulasi citra yang merepresentasikan struktur persoalan secara menyeluruh, kemudian dengan cara yang sering tidak dapat diduga mentransfomasikan masalah yang rumit menjadi sederhana dan sekaligus menghasilkan keputusn akhir. Dalam metode desain proses ini sering disebut leap of insight.

Untuk melaksanakan pendekatan dengan metode kotak hitam, seorang desainer dituntut untuk memiliki pengalaman serta referensi yang banyak serta daya pkir yang tajam.

metode kotak hitam (black-box method) dapat digambarkan sebagai berikut :

Feed Back

Input Proses Desain Output

Bagan 3. Metode Kotak Hitam

(22)

10 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

1.7

Sistematika Penulisan

Bab I. Pendahuluan

Bab ini berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan, pengertian judul, metode desain serta sistematika pengantar desain yang merupakan gambaran umum dari isi secara keseluruhan.

Bab II Tinjauan Pustaka/Teori

Bab ini berisi tentang kajian pustaka yang berkaitan dengan desain interior

Restoran, yang akan menunjang dari objek yang menjadi fokus penelitian.

Bab III Data Lapangan

Merupakan penjabaran tentang data factual yang ada di lapangan. Bab ini terdiri atas potensi site kasus, perkembangan studi kasus, aplikasi ilmu, konsep desain interior kasus , isu dan permasalahan yang terdapat di daerah lokasi kasus.

Bab IV Penjabaran Konsep, Analisa, dan Desain.

Pada bab ini merupakan pemaparan tentang data-data yang sudah masuk dibahas secara runtut untuk menjawab semua permasalahan pada penelitian ini.

Bab V Penutup

(23)

11 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Tinjauan Umum

2.1.1Sejarah dan Pengertian Restoran

Tahun 1765 Monsier Boulanger membuka restoran soup di Perancis bertuliskan “VENITE ADME OMNES QUI STOMACHO LABORATORATIS ET EGO

RESTAURABO VOS” yang artinya datanglah kalian semua kepada saya, bagi anda yang

perutnya keroncongan karena lapar, saya akan memulihkan kondisi anda. Tulisan ini mampu menarik perhatian orang yang lewat untuk masuk ke restoran. Soupnya diberi nama “Le Restaurant Divin” yaitu obat untuk menyegarkan.

Kata “restaurant” sendiri berasal dari bahasa perancis, asal kata “restaure”

berarti memulihkan kembali. Menurut Soekresno (2001 : 16),restoran adalah suatu usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman bagi umum dan dikelola secara umum, Sedangkan pada Dictionary of Hotels, Tourism, And Catering Management (1994) dikatakan bahwa restoran adalah tempat dimana orang dapat membeli dan makan makanan.

2.1.2 Jenis-jenis Restaurant

Berdasarkan pengelolaan dan sistem penyajian , restoran dapat di klasifikasikan menjadi 3 ( Soekresno, 2001 : 17), yaitu :

a. Restoran formal (formal Restaurant)

Pengertian formal restoran adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan pelayanan yang

ekslusive.

(24)

12 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

modifikasi dari kedua table service tersebut, disediakan ruangan coctail

selain ruangan jamuan makan, dibuka untuk makan siang dan makan malam, tetapi tidak menyediakan makan pagi, menyediakan berbagai merk minuman bar, menyediakan hiburan musik hidup dan tempat untuk melantai dengan suasana romantis dan ekskusif, harga makanan dan miuman relatif tinggi dibanding harga di restoran informal, penataan bangku dan kursi memiliki area service yang lebih luas untuk dapat dilewati Queridon. tenaga relatif banyak dengan standar kebutuhan satu pramusaji untuk melayani 4 – 8 pelanggan.

Contoh restoran formal, yaitu : Members restaurant, Super Club, Gourment, Main dining Room, grilled Restaurant, Executive Restaurant.

b. Restoran Informal (informal Restaurant)

Pengertian restoran informal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan dan percepatan frekuensi yang silih berganti pe langgan.

Ciri-cirinya antara lain harga makanan dan minuman relatif murah, penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat, pelanggan yang datang tidak terikat untuk mengenakan pakaian formal, sistem penyajian yang dipakai american service / ready Plate bahkan self service ataupun

counter service, tidak menyediakan hiburan musik hidup, penataan meja dan bangku cukup rdapat antara satu dengan yang lainnya, daftar menu oleh pramu saji tidak dipresentasikan kepada pelanggan umum namun dipampang di counter atau langsung di setiap meja makan untuk mempercepat proses pelayanan, menu yang disediakan sangat terbatas dan membatasi menu yang relatif sedikit dengan standar kebutuhan.

(25)

13 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

c. Specialties restaurant

Pengertian Specialties restaurant adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan menyediakan makanan khas dan diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari suatu negara tertentu.

Ciri – cirinya antara lain menyediakan sistem pemesanan tempat, menyediakan menu khas suatu negara tertentu, populer, dan disenangi banyak pelanggan secara umum, sistem penyajian disesuaikan dengan budaya negara asal dan dimodifikasi dengan budaya internasional, hanya dibuka untuk menyediakan makan siang atau makan malam, menu ala carte dipresentasikan oleh pramusaji kepada pelanggan, biasanya menghadirkan musik / hiburan khas negara asal, harga makanan relatif tinggi dibandingkan dengan informal restaurant dan lebih rendah dibanding formal restaurant, jumlah tenaga service sedang dengan standart kebutuhan.

Contoh Spesialis Restaurant, yaitu : Indonesian Food Resaturant, Italian Food Restaurant, Chinese Food Restaurant, Japanese Food Restaurant, dan sebagainya. Yoeti (1991:254) mengatakan bahwa,

specialty restaurant hanya menyediakan makanan dan minuman tertentu dalam macam dan jenis yang terbatas. Pada restoran ini peranan dekorasi dan interior sangat memegang perana n penting untuk menarik lebih banyak pelanggan.

(26)

14 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

2.2 Tinjauan Khus us

2.2.1 Pengertian Gaya Eklektik

Menurut Webster (1983:51) perkataan eklektik dalam bahasa yunani

“Eklektikos”, dalam bahasa perancis yaitu “eklegein” yang berarti memilih yang terbaik dari berbagai doktrin, metode, system atau gaya atau mengkomposisikan beberapa elemen yang diambil dari berbagai sumber.

Dalam Oxford Advanced learner’s dictionary, eklektik diartikan sebagai usaha memilih atau menggunakan bermacam – macam susunan yang tidak terbatas pada satu sumber ide dan sebagainya, baik berupa orang, kepercayaan dan sebagainya.

Dalam ilmu filosofi dan teknologi, eklektik merupakan praktek memilih doktrin dari beberapa system yang berbeda tanpa memakai keseluruhan system yang lama untuk masing – masing doktrin. Berbeda dengan sinkretisme yang merupakan usaha menyerasikan , memadukan atau mengkombinasikan dua atau beberapa system (Encyclopacdia Britannica,1995).

Menurut Ikwaluddin, (2005). eklektik artinya memilih yang terbaik dari berbagai sumber gaya atau paham yang sudah ada sebelumnya. Arsitektur eklektisme adalah memilih, memadukan unsur – unsur atau gaya ke dalam bentuk tersendiri. Arsitek, pemilik bangunan, keduanya memilih secara bebas, gaya – gaya, bentuk – bentuk yang paling cocok dan pantas menurut selera sosio ekonomi.

(27)

15 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

eklektik sebagai penghargaan atau nostalgia dari gaya yang ada sebelumnya (Sulistiono.y,2003:40).

Jadi uraian diatas dapat disimpulkan eklektik yaitu memilih yang terbaik dari berbagai gaya atau mengkomposisikan beberapa elemen yang diambil dari berbagai gaya, suasana, zaman dan periode yang berbeda dalam satu kesatuan . Menyeleksi dan memadukan unsur-unsur atau gaya yang paling cocok secara bebas kedalam bentuk tersendiri menurut selera sosio Ekonomi.

2.2.2 Karakteristik Desain Cina

Desain dari Cina memiliki penekanan pada proporsi yang baik, simetris, garis – garis sederhana, penggunaan material kayu, dan penggunaan warna yang biasanya kuat dan terang, karena warna – warnanya jarang dicampur. Cina juga memiliki beberapa macam motif dan simbol, yang digunakan secara terpisah maupun dengan cara dikombinasi (Haerdwood,May, & Sherman, 2002). Menurutnya Desain Cina pada umumnya cenderung menggunakan uk ir – ukiran dan bentuk bundar, vas dengan kualitas tinggi, tepi atap bangunan yang bengkok, kaki meja yang melengkung, dan lukisan pemandangan. Desain Cina sering dihubungkan dengan ramainya uk ir – ukiran, Motif – motif yang kompleks dan warna yang kaya akan merah dan emas (Leece,2002).

Selain itu juga digunakan Feng-shui. Meskipun Feng- shui bukan bagian dari agama, tetapi oleh masyarakat umum digunakan sebagai bahan pertimbangan dan diaplikasikan pada berbagai macam bangunan di berbagai tempat. Pada dasarnya Feng Shui timbul dari adanya ide bahwa manusia seharusnya hidup dan beraktivitas di lingkungan yang harmonis, sebuah prinsip yang diinginkan oleh setiap orang. Karakter Desain ini juga digunakan pada Desain arsitektur dan interior, baik secara menyeluruh maupun sebagian (Liu,1989).

2.2.2.1 Karakteristik Elemen Pembentuk R uang Cina

(28)

16 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

penting adalah simertis. Formalitas dan kesimetrisan menghasilkan bentukan dan penataan letak dari pintu, jendela, dan mebel. Interior Cina ditandai dengan ukiran yang divernis, patung dan vas porselin, serta koleksi batu permata.

Dinding dapat dibiarkan tanpa hiasan atau dihias sebagian, melapisi permukaannya dengan kayu yang secara arsitektur menyatu, ditambah pengerjaan ukiran kayu yang teliti, khususnya didaerah pertemuan antara dinding dengan plafon. Bentuk dari kolom penopangnya dapat berupa lingkaran, bujur sangkar, segi delapan, atau divariasi dengan bentuk binatang. jendela dari arsitektur Cina umumnya berbentuk persegi panjang dengan daun jendela yang menggunakan material kayu. Pintunya berbentuk persegi panjang, terbuat dari lapisan kayu dan sering kali ditambah dengan ukiran, cat berwarna atau warna emas. Beberapa pintu memiliki kisi – kisi dengan pola geomertis skala besar atau ukiran dengan pola geometris skala kecil.

Kamar pada rumah – rumah Cina biasanya diterangkan dan dilunakkan dengan tenunan seperti karpet dan brokat. Lantai dari interior dapat berupa tanah, kayu atau semen, selain itu dapat dilapisi dengan permadani, karpet, atau tikar. Plafon di area publik menggambarkan Desain geometris yang diulang – ulang. Balok besar yang sudah dibentuk dan dicat seringkali membagi – bagi plafon menjadi beberapa bagian (Harwood,May,&Sherman,2002).

Gambar 2.1. Pintu kisi – kisi dan Pintu Uiran

(29)

17 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

2.2.2.2. Karakteristik Elemen Pelengkap Pembentuk R uang dan Fasilitas Pendukung R uang Cina.

a. Mebel

Mebel Cina juga seperti interiornya, memperlihatkan keformalitasan, keteraturan, simetris, dan garis – garis lurus. Pada umumnya mebel Cina bercirikan kesederhanaan, konstruksi yang memang berfungsi untuk menopang, dan proporsi yang baik untuk keindahannya. Sejak periode Ming, kebanyakan mebel Cina hanya menggunakan kayu atau bambu yang di plitur. Ciri tersendiri dari mebel Cina antara lain kaki mebelnya memiliki sudut yang landai, bundar, lonjong, dan adanya bagian yang ramping dengan ukiran. Material mebel umumnya menggunakan kayu solid keras dari daerah setempat, beberapa macam kayu dapat dikombinasikan pada 1 mebel. Mebel dari daerah selatan banyak menggunakan material bambu. Konstruksinya berliku – liku dan rumit karena tidak menggunakan paku/pin dan hanya menggunakan sedikit perekat (Harwood,May,&Sherman,2002). Elemen kayu pada mebel Cina dibentuk tanpa menggunakan paku (kecuali di perbaiki), dan biasanya juga tidak menggunakan lem atau konstruksi ekor burung.

Gambar 2.2. Mebel Cina

(30)

18 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

b. Warna

Harwood, May, & Sherman (2002), Mengungkapkan warna – warna yang digunakan oleh Cina antara lain : merah (seperti api, Melambangkan kebahagiaan), Kuning (seperti tanah), emas dan hijau ( melambangkan peruntungan), dan biru melambangkan surga). Sedangkan menurut Skinner (1997:212) warna merah banyak digunakan karena warna ini melambangkan kebahagiaan dan kesejahteraan, keemasan atau kuning melambangkan keceriaan, dan hijau melambangkan suasana yang tenang atau hening. Dan untuk ruang – ruangan yang terasa sesak atau sempit dimanapun letaknya layak diberi warna yang bernuansa ringan.

c. Dekorasi.

Interior Cina juga banyak menggunakan dekorasi seperti, lukisan, vas porselin, ukir – ukiran, patung, permadani dan lain – lain. Dan dekorasi – dekorasi tersebut diberi simbol – simbol yang dipercaya oleh orang Cina dapat mendatangkan nasib baik, misalnya dekorasi dengan gambar atau ukiran naga, patung singa, dan sebagainya.

d. Feng Shui.

Tujuan utama dari feng shui pada tata ruang toko dan restoran adalah menarik pelanggan dan untuk bisnis yang berorientasi pada pelanggan seperti ini,

Gambar 2.3. Motif Cina dan vas porseline

(31)

19 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

prioritas utama adalah desain interior yang sifatnya menyambut. Penataan pajangan harus sedemikian rupa, sehingga penjual yang melayani pelanggan menghadap pintu. Pemilik restoran suka memelihara ikan karper yang mahal dan juga hewan air yang lezat lainnya di aquarium. Hal ini mempunyai 2 maksud yaitu, air dapat mendatangkan feng shui yang baik atau menunjukan kesegaran makanan laut dari restoran itu(Too,1994:114-115).

Too (1994:108), mengatakan bahwa beberapa praktisi merasa yakin ada warna yang cocok untuk bisnis tertentu. Misalnya warna emas dan merah, cocok untuk restoran karena api digunakan untuk memasak makanan . Dan orang Cina sangat percaya pada cahaya terang, terutama di restoran, dapat menarik pelanggan. Tetapi Too (1994:115), juga mengatakan bahwa restoran Cina yang modern tidak lagi menyukai warna merah dan keemasan pada dekorasi mereka. Dan banyak juga diantara mereka menyingkirkan gambar naga melingkar yang merupakan unsur yang paling populer dari restoran masa lalu. Malahan sekarang bagan warna yang lembut, meja bujur sangkar dan bundar, dan penataan meja yang tidak padat dipakai untuk meningkatkan aliran ch’i di dalam restoran.

Oleh karena simbolisme sudah merasuk kedalam semua aspek kehidupan orang Cina, maka banyak orang Cina percaya bahwa mereka harus memiliki sekurang - kurangnya beberapa simbol yang dipajang di rumah atau kantor. Banyak hewan, bunga, buah, dan tanaman yang menjadi perlambang Cina, yang

kesemuanya melambangkan nasib „baik‟ (Too,1994:149).

2.2.3. Karakteristik Desain Jepang.

Karakter Desain ruang Jepang merupakan ruang yang terbuka da n mencakup pemikiran dan perasaan yang diekspresikan di dalam kebudayaan khas Jepang, di mana untuk menyampaikan arti yang sempurna harus disertai pula oleh seluruh isi jiwa dan raga, pikiran dan fisik. Dengan demikian bagi orang Jepang,

„ruang‟ adalah rangkuman dari pengalaman ( Perpustakaan FT. Untar 1-6).

(32)

20 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

yang terpisah, sehingga tidak ada pembatas yang jelas yang menyatakan dimana eksteriornya berakhir dan interior berawal. Akibatnya, Keduanya merupakan bagian yang berkesinambungan (Kondansha,576). Taman dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu taman geometri ( diatur secara formal dan simetris) dan lanscape (mengkopi alam untuk memberikan suasana alam). Taman lanscape dibedakan menjadi dua dimana memiliki kolam dan air mancur, serta tidak ada air

(stone Garden) stone garden diatur sebagai representasi dari tempat istirahat budha atau dunia pertapaan Tao.

Dengan melihat keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa „ruang‟ merupakan rangkuman dari pengalaman , memiliki hubungan erat dengan kepercayaan dan lingkungannya. Pengalaman dan lingkungan menjadi faktor penting dalam pengadaan elemen pembentuk ruangnya.

2.2.3.1. Karakteristik elemen pe mbentuk ruang Jepang

Ruang dibatasi oleh beberapa bidang yaitu lantai, dinding dan langit – langit. Lantai merupakan bidang datar dan dijadikan sebagai alas dari ruang, di mana aktivitas manusia dilakukan di atasnya dan mempunyai sifat atau peranan sendiri – sendiri yaitu mempertegas fungsi ruang (Suptandar,124). Dinding merupakan elemen arsitektural yang esensial. Secara tradisional, dinding be rfungi sebagai pendukung struktural terhadap lantai, Plafon dan atap (Ching 176). Plafon adalah salah satu unsur pembentuk ruang yang penting dalam interior. Plafon merupakan bagian dari suatu bangunan, oleh karena itu ia tidak lepas dari bentuk dan karakteristik bangunan (Suptandar 160). Selain itu, untuk menampilkan suasana tertentu, dibutuhkan elemen penunjang seperti perabot dan dekorasi (Suptandar 155).

Adapun Karakteristik dari elemen pembentuk ruang dan fasilitas pendukung ruang tersebut akan di bahas lebih rinci sebagai berikut :

a. Dinding

(33)

21 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

pintu geser, serta lainnya. Shoji (bingkai kayu yang ditutupi dengan kertas

mulbery transparan ) berfungsi membentuk tembok luar bagi ruangan. Shoji bisa pula digunakan sebagai penutup dari jendela atau bukaan pada dinding yang mengarah keluar, sedang fusuma (bingkai kayu yang ditutupi dengan opaque) berfungsi sebagai pemisah ruang yang fleksibel.

b. Lantai

Pada rumah tradisional Jepang tatami hanya dipasang di ruang tidur dan ruang keluarga / ruang tamu, selain itu lantai dapur dan selasar menggunakan bahan vynill Parquete. Lantai keramik jarang dipergunakan di Jepang, kecuali untuk km/wc, eksterior dan fasilitas umum. Hal ini karena konstruksi rumah panggung tidak memungkinkan untuk menggunakan keramik (Morse,1981)

Lantai rumah Jepang dibuat kenaikan dan menggunakan bilah-bilah kayu sebagai lantainya. Sebagai penutup lantai, menggunakan tatami dan kemudian menjadi modul dari ruang dalam yang menimbulkan efek dimensi dari ruangan dan bingkai struktural.

Gambar 2.9. Shoji

(Sumber : Morse, 1981:175)

Gambar 2.10. Tatami

(34)

22 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

Tatami adalah matras yang digunakan sebagai bahan lantai di ruangan bergaya tradisional Jepang. Bahkan sampai hari ini, kebanyakan rumah Jepang setidaknya memiliki satu ruang yang didekor dengan gaya tradisional dengan tatami dan pintu geser. Semenjak periode Muromachi, tatami telah dibuat dari rangka bambu tipis dengan permukaan lembut sulaman (igusa).

Ukuran tatami semakin terstandar untuk tiap daerah di Jepang, dan tatami hari ini tetap digunakan sebagai sebuah unit pengukuran (disebut jo) untuk orang Jepang dan kadang – kadang pula untuk ruangan gaya barat (Kodansha 639).

c. Plafon

Terdiri dari bilah kayu yang ringan dan tipis sebagai balok penyanggah Plafon dan pada sisi lainnya terdapat papan kayu dengan ujung saling menopang. Bentukan Plafon tidak hanya datar tapi juga meninggi dan memiliki lengkungan pada bagian kepala, dimana sisi atasnya naik seperti atap dan pada bagian atasnya bertemu dengan panel datar dengan bentukan persegi atau lingkaran.

Gambar 2.12. Langit – langit deangan bentukan meninggi

(Sumber : Morse, 1981:146) Gambar 2.11. Langit – langit deangan bentukan datar

(Sumber : Morse, 1981:139)

Gambar 2.13. Langit – langit deangan perpaduan bentuk lengkung dan persegi

(35)

23 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

d. Pagar pembatas Main Entrance

Main entrance memiliki arti yang penting, karena itu menerima perhatian yang cukup besar. Bentuknya bervarias i mulai dari ringan secara visual maupun yang solid dan memiliki atap atau balok diatasnya. Apapun pilihannya, main entrance selalu membentuk suatu gambaran yang indah ( Morse 255). Torii adalah bangunan sejenis pintu gerbang yang terdapat di jinja (kuil shinto) yang merupakan pembatas antara wilayah tempat tinggal manusia sehari – hari dengan wilayah tempat tinggal kami. Torii juga berfungsi sebagai pintu masuk kuil shinto. Bentuk berupa dua batang palang yang disangga oleh kedua batang tiang dan sering di cat warna merah (orange) menyala, walaupun sering juga berwarna asli bahan bangunan.

Gambar 2.14. Main Entrance dengan Atap.

(Sumber : Morse, 1981:262)

Gambar 2.15. Main Entrance dengan Atap balok Kayu.

(36)

24 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

2.2.3.2. Karakteristik Elemen Pelengkap Pembentuk R uang dan Fasilitas Pendukung R uang Jepang.

a. Mebel

Keberadaan perabot tidak bisa lepas dari aktivitas yang dilakukan oleh pengguna ruangan tersebut. Penyusunannya harus disesuaikan dengan kebutuhannya agar tercipta kenyamanan bagi si penggunanya (Suptandar 173). Konsep duduk Jepang adalah duduk di bawah, maka meja yang digunakan mempunyai ketinggian yang pendek dan berbentuk empat persegi dengan 4 kaki di setiap sudutnya , sedangkan untuk kursinya menggunakan alas duduk berupa matras dengan bentukan empat persegi. Material yang dipergunakan adalah kayu dengan menampilkan warna alaminya.

b. Lampu

Lampu Jepang biasanya dalam bentuk piringan dengan kedalaman dangkal dan menggunakan minyak sayuran sebagai bahan bakarnya. Sedangkan untuk rumah lampunya (amatur) memiliki beragam bentuk. Salah satu bentuknya adalah empat persegi dengan menggunakan rangka kayu yang ditutupi kertas, terbuka di bagian atas dan bawah, dan salah satu sisinya dapat di buka. Adapula yang bagian dalamnya memiliki rak kecil di bagian ujung untuk menahan piring minyak (Morse 221-2)

Gambar 2.16. Meja makan ala Jepang (Sumber : Dokum entasi Mahasiswa)

Gambar 2.17. Bentuk Rumah Lampu Jepang

(37)

25 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

c. Layar pembatas yang dapat dipindahkan

Bentukan rumah Jepang yang terbuka menimbulkan perkembangan dalam variasi bentukan layar pembatas, seperti layar lipat (biyo – bu), layar pembatas kayu (tsui-tae), tirai bambu, layar tirai (dengan bahan kain), dan lain – lain.

Layar tirai yang terbuat dari kain, biasanya digunakan pada pintu masuk dapur ataupun pada pintu masuk toko. Kain tirai tersebut dipotong secara bebrurutan sehingga membentuk goresan vertikal panjang, sehingga tidak mudah untuk digerakkan angin dan memudahkan orang untuk memasuki ruangan (Morse 177-184).

Dengan mengetahui arsitektural, konsep ruangan dan karakteristik elemen interior dan pendukung Jepang, maka dapat diketahui pemakaiannya dalam restoran Jepang. Karena konsep dasar bangunan di Jepang adalah berdasarkan rumah tinggal mereka.

Gambar 2.18. Folding Sreec (biyo – Bu)

(Sumber : Morse, 1981:178)

Gambar 2.19. Tsui - Tate

(Sumber : Morse, 1981:178)

Gambar 2.20. Layar - Tirai

(38)

26 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

2.2.4 Karakteristik Desain Thailand

Menurut Foster (1993:25-28), restoran Thailand termasuk dalam kategori restoran komersial berjenis specialty restaurant yaitu restoran beretnik Thailand yang bercirikan pada menu dan dekorasi yang dipusatkan pada tema budaya Thailand . Pada dekade – dekade sebelumnya, makanan Thailand datang dari sebuah fenomena internasional dengan terhitungnya restoran yang sekarang ini menawarkannya, namun di Thailand sendiri variasi masakan suatu daerah jauh lebih tersedia dibandingkan sebelumnya. Saat ini, makanan Thailand dapat dikatakan mulai memasuki sebuah era baru, satu – satunya yang tentunya dan bahkan membawa sebuah apresiasi yang lebih besar dan luas dalam memperoleh beberapa kenikmatan/kesenangan, dengan hidangan yang sudah berbaur dengan menu dan sistem penyajian standar internasional (western food). Sehingga masuknya era baru tersebut berdampak juga pada pola penataan interior restoran yang tidak lagi menghadirkan tatanan baku secara riil, ha nya pengambilan arti dan makna dari sistem penempatan perabot, pola ruang dan konsep ruang secara budaya dan mengarah pada konsep modern dengan penambahan – penambahan dekorasi Thailand. Sebuah desain interior Thailand mayoritas memiliki desain yang berkarakter mewah dan klasik. Hal ini dilihat dari penggunaan warna dan bahan pada material elemen ruang serta penempatan ornamen – ornamen tradisional sedemikian rupa hingga terlihat jelas kebudayaan Thailand di dalamnya.

2.2.4.1. Karakteristik Elemen Pembentuk R uang Thailand

Pada interior ruang makan di Thailand cenderung memiliki plafon yang datar dan tinggi. (Ching,1996:34) mengatakan bahwa penggunaan plafon yang

Gambar 2.21. Ruang Restoran Hotel Bangkok Gambar 2.22. Pattaya Hotel Restaurant

(39)

27 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

tinggi akan menimbulkan kesan luas dan mewah, sehingga untuk mengesankan hadirnya karakter mewah kebanyakan ruang makan di Thailand menggunakan plafon tinggi. Pembentukan karakter mewah didukung pula dengan penggunaan warna emas, kuning dan coklat pada elemen pembentuk ruang maupun perabot serta aksesoris yang ada di dalamnya. Warna – warna lain seperti merah dan orange dipakai untuk warna perabot, sedangkan pada plafon banyak memainkan warna terang seperti emas dan kuning (Chami, 2002:55-61). Dalam ruang – ruang, ruang makan khususnya, banyak ditemukan penempatan perabot dengan bentuka n dasar seperti lingkaran dan persegi memberi konsep formal ruang, juga didapati beberapa ornamen dalam bentuk ukiran bahkan ada yang berupa aksesoris lepas (Chami,2002:60). Dilanjutkan dengan penempatan ornamen tradisional Thailand sebagai aksesoris ruang akan membuat efek klasik pada ruangan tersebut, seperti terlihat pada contoh gambar berikut ini:

2.2.4. 2. Karakteristik Elemen Pelengkap Pembentuk R uang dan Fasilitas Pendukung R uang Thailand

a. Mebel

Mebel pada restoran Thailand seringkali didominasi dengan perabotan berbentuk persegi dan lingkaran, Khususnya untuk meja makan sehingga memberi konsep formal pada ruang. (Chami,2002:60). Pada perabot biasanya ditemui ornamen dalam bentuk ukiran dan tidak menutup Gambar 2.23. Ruang Tidur Santithani Hotel Thailand Gambar 2.24. Area Lobby Dinnerboat Thailand

(40)

28 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

kemungkinan ornamen dalam wujud lain. Seperti penjelasan sebelumnya bahwa di Thailand ada tradisi makan malam khas Thailand yang sering disebut “Khantok dinner” dan biasa dilakukan beramai-ramai bersama keluarga dan kerabat di ruang tersebut di ruang yang disebut “kantokee”, sepert terlihat pada gambar berikut :

b. Warna

Warna – warna lain seperti merah dan orange dipakai untuk warna perabot, sedangkan pada plafon banyak memainkan warna terang seperti emas dan kuning (Chami, 2002:55-61).

c. Orname n. 1.Motif Gajah

Biasanya berfungsi sebagai ragam hias pada kerajinan dan tekstil khas Thailand. Motif ini memiliki makna horizontal. Menurut kepercayaan Tradisional Thailand utara, tiap orang yang telah mampu melewati masa perubahan dalam taraf kehidupan, maka orang tersebut pantas untuk dirayakan sebagai raja. Selain itu Gajah di Thailand juga menjadi lambing kendaraan perang dan juga dipercaya menjadi kendaraan arwah raja yang sudah meninggal dalam menuju akhirat. Biasanya motif ini selalu disertai dengan gambar paying sebagai lambing kebesaran dari penuggangnya. Biasanya motif ini berwarna emas , karena warna emas merupakan warna kerajaan Thailand yang melambangkan kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan.

Gambar 2.25. Penyajian dalam Khantok Dinner Gambar 2.26. Ruang Kantokee

(41)

29 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

2. Motif Ular Naga

Biasanya sering dijumpai pada ambang pintu, tempat tidur, penyekat ruang (partisi) serta benda – benda lain yang dianggap suci. Motif ini mengandung makna Horisontal, karena ular naga dalam kepercayaan umat Budha di Thailand, membantu melindungi umat dari segala mara bahaya yang ada di luar batas kemampuan manusia biasa.

3. Motif Gelombang

Merupakan ragam hias pada kain pakaian wanita – wanita bengsawan khususnya di Thailand. Motif ini mengandung makna horizontal, berhubungan dengan status sosial dalam tingkatan masyarakat setempat. Motif ini memiliki cirri – ciri berbentuk gelombang dan berkesinambungan

Gambar 2.27. Motif Gajah

( Sumber: Cham i, 2002)

Gambar 2.28. Motif Ular Naga

( Sumber: Cham i, 2002)

Gambar 2.29. Motif Gelombang

(42)

30 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

2.2.5 Karakteristik Ele men Pe mbentuk Ruang Bali

Dalam perkembangannya, pada jaman penjajahan Belanda di Indonesia khususnya di Bali, mulai dikenal pemakaian bahan-bahan bangunan yang baru seperti misalnya pelestarian kapur pada bagian dinding, genteng pada bagian atap dan pasangan semen / tegel pada bagian lantai.Gelebet, 1982.

a. Lantai

Pada bagian lantai umumnya masih memakai bahan tanah liat, terutama pada bangunan dengan bentuk yang masih tradis ional. Pada beberapa rumah tinggal lantai bangunan/batur ada yang memakai pasangan bata merah dan batu padas / paras khususnya pada bagian dinding batur. Sendi tempat perletakan tiang / saka dibuat dari batu kali dan batu padas, demikian pula halnya pada bagian tangga.

b. Dinding

Dinding bangunan memakai bahan pasangan tanah liat terutama pada bangunan rumah tinggal. Terkadang bagian dinding bangunan memakai bahan bata merah yang memang mudah di dapat kan di alam sekitar. Tiang / saka merupakan struktur pendukung dipakai dari bahan kayu intaran, demikian juga pada bagian bale-bale dan bagian-bagian struktur bangunan lainnya, seperti Sineb, Pemntang, Tugeh, Sunduk dan lait.

Gambar 2.31. Lantai pada bangunan tradisional Bali

(Sumber : Dokum entasi Mahasiswa)

(43)

31 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

c. Plafon

Struktur rangka atap umumnya memakai bahan kayu dan batang kelapa (seseh) pada bagian Pemade dan Pemucu, serta bambu pada bagian Iga-iga. Pada beberapa bangunan suci, bagian Iga-iga memakai bahan kayu. Bahan penutup atap memaikai alang-alang (belum) dan daun kelapa kering pada bangunan rumah tinggal. Sedangkan pada bagian suci, penutup atap mempergunakan bahan ijuk.

d. Tata Nilai Ornamen

Penempatan ornamen pada bangunan Tradisional Bali tetap memegang teguh aturan-aturan yang berlaku. Pemakaian ornamen ini sesuai dengan simbolis yang ditampilkan dan ditempatkan sesuai dengan aturan yang ada di alam, seperti misalnya : Karang Gajah pada bagian terbawah diikuti kemudian dengan Karang Batu, Karang Tapel, Karang Simbal, Karang Goak serta demikian pula penempatan pepatran dan kekutusan.

Gambar 2.33. Konstruksi plafon bangunan suci tradisional Bali (Sumber : Dokum entasi Mahasiswa)

(44)

32 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

2.3. Studi Pustaka Lainnya

2.3.1. Sistem Pelayanan XO Suki & Quisin Restaurant

Adapun tipe dasar pelayanan makanan di XO Suki & Quisin Restaurant adalah Table Service

Table Service adalah suatu sistem pelayanan restoran di mana para tamu duduk di kursi menghadap meja makan dan kemudian makanan maupun minuman diantarkan, disajikan kepada para tamu tadi. Dalam hal ini yang menyajikan makanan dan minuman bisa waiter/ waitress. Namun yang menjadi ciri khas dari restoran ini adalah restoran ini memberi kesempatan kepada pe ngunjung untuk dapat memasak sendiri di meja makan mereka makanan suki yang ia ingikan.

2.3.2. Kebutuhan R uang XO Suki & Quisin Restaurant

Urutan pola pelayanan menimbulkan kebutuhan akan ruang yang hendaknya terdapat dalam suatu restoran sesuai dengan sistem pelayanan yang

Tampilan santapan Xo Suki & Quisin mulai dari display Suki, m eja hiding hingga proses pemasakan. Gambar 2.35. Display Suki Gambar 2.36. Salah satu jenis Suki

(45)

33 Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali.

diterapkan. Sehingga pada XO Suki & Quisin Restaurant dibutuhkan fasilitas ruang standar seperti :

1. entrance 24. Area khusus Guide 2. kasir

3. ruang tunggu (sofa 3 seat) 4. ruang tunggu (sofa 2 seat) 5. meja & kursi makan 2 seat 6. meja & kursi makan 4 seat 7. meja & kursi makan 14 seat 8. toilet pengunjung 1

9. bar

10. meja & kursi minum

11. meja & kursi makan grill ( 8 seat) 12. toilet pengunjung 2

13. meja & kursi makan bundar 6 seat 14. meja & kursi makan bundar 8 seat 15. taman

16. stage 17. office 18. storage 19. toilet pegawai 20. r. ganti pegawai pria 21. r. ganti pegawai wanita 22. musholla

(46)

Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta -Bali.

42

DATA LAPANGAN

3.1 Data Non Fisik X.O. & Quisin Restaurant 3.1.1 Sejarah X.O & Quisin Restaurant

Bapak Wiyono adalah seorang pengusaha yang sukses dari Surabaya. Ia memiliki satu hobi unik yaitu traveling kuliner. Karena hobinya tersebut hampir seluruh dunia pernah ia kunjungi. Sampai pada tahun 2002 beliau pergi ke negara Thailand dan menemukan suatu kedai makanan kecil di sudut kota bernama Suki & Cuisines restaurant. Kedai ini berukuran tidak sampai 200 meter persegi, dengan jarak tempat duduk yang sangat mepet dan suasana ruangan juga panas, namun ternyata dari pagi hingga malam pengunjung yang datang kesana tidak pernah sepi, bahkan beberapa di antara mereka sampai harus rela mengantri di pinggir jalan. Ternyata setelah bapak Wiyono mencoba sendiri untuk menyantap makanan di restoran tersebut ia pun merasakan sesuatu rasa yang berbeda dari masakan yang ia makan, ia menyantap hidangan suki yang menjadi ciri khas restoran Thailand tesebut. Cara memakannya pun cukup unik, kita diperkenankan memasak sendiri bahan makanan yang kita mau ke sebuah kompor yang diletakkan diatas meja makan kita, yang berisi panci dengan kuah khas suki di dalamnya yang disebut Tom Yam, ternyata rasanya begitu luar biasa, dan saat itu juga di dalam hatinya ia berfikir ingin di negaranya juga ada restoran seperti ini agar orang lain juga bisa merasakan kenikmatan yang bapak Wiyono rasakan. Karena keinginannya ini pun bapak Wiyono merasa bahwa ada peluang bisnis dari usaha makanan ini.

Pada akhir tahun 2003, dengan bantuan chef berbakat Malaysia, bapak Wiyono menciptakan sebuah konsep baru yak ni mengabungkan empat atau lima macam jenis masakan di asia menjadi satu. Melalui kreasi tangan – tangan para

(47)

Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta -Bali.

43 secara internasional dikenal sebagai Fusion Cuisinese, yakni penggabungan makanan oriental bercita rasa yang lezat dan amat kaya variasinya.

Pada tanggal 10 Januari 2003, Bapak Wiyono dan istri akhirnya membuka restoran X.O. Suki & Cuisines untuk pertama kali di Surabaya Town Square bertempat di sebuah bangunan bergaya minimalis modern berlantai tiga . Dalam bahasa Thailand suki berarti makanan Thailand, dan Cuisinese berarti masakan oriental. Sedangkan XO sendiri diambil dari nama minuman keras yang sangat ia sukai bila berkunjung ke Thailand.

X.O. Suki & Cuisines adalah pionir dari jenis Asian Food bernuansa

Fusion Cuisines di Jakarta dan Surabaya yang menghadirkan ragam hidangan dan cita rasa lebih lengkap demi memanjakan lidah para penikmatnya, dan dalam waktu singkat X.O. Suki & Cuisines menjadi salah satu restoran yang

“Happening” di Jakarta dan surabaya, melalui promosi pelanggan dari mulut ke mulut.

Dalam membangun hubungan bisnis yang bersifat mutual, owner dan managemen X.O. Suki & Cuisines berpegang teguh pada prinsip klasik yang sama : “ Trust and honesty”. Kepercayaan dan kejujuran inilah yang diyakini sebagai kunci masa depan yang cerah bagi X.O. Suki & Cuisines dan partner – parner bisnisnya, karena hanya dengan hubungan bisnis yang berlandaskan kepercayaan dan kejujuran bersama – bersama tujuan visi dan misi dapat diraih sesuatu yang sangat esensial bagi kesehatan perusahaan dan sukses yang tanpa henti.

(48)

Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta -Bali.

44 Nama bangunan : XO SUKI & CUISINESE

Jenis Restoran : Asian Food (Fusion Cuisines).

Alamat : Mal Bali Galeria, JL.By Pass Ngurah Rai. Nama Pemilik : Stanilius Hidayat dan Liliani Maryono. Berdiri pada tahun : Tahun 2010

Jam Operasional : 10.00 – 22.00 Luas Bangunan : 150 m² 2 Lantai

Pengunjung mayoritas : Mancanegara dan tamu domestik. Jumlah pengunjung : 500 – 1000 orang orang per hari.

Jumlah karyawan : Total 56 pegawai dengan 1 Direktur. Manager operasional (1), Manager purchasing (1), Supervisior (1), Kapten (4), Accounting Finance (4), Waitter (6), Waitterss (5), Bartender (5), Display (4), Pantry (5), Greater (3), Buss Boy (5), steaward (6), Gudang (2) ,Cheft (5)

Visi : Menjadi restoran internasional Suki & Cuisines yang terbaik dengan management yang professional. Misi : Menyajikan Asian Food yang terbaik dan bervariasi, terlengkap, dengan cita rasa unik & lezat, pelayanan yang baik, dibingkai dengan sentuhan spirit Asia.

(49)

Desain Interior XO SUKI & CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta -Bali.

45 3.1.4. Runtutan Aktivitas

a. Direktur

Operasional mulai: Pk. 12.00 – 14.00 WITA

Datang  mengkooordinasi ,mengawasi proses kerja Pegawai  Rapat (kalau ada)  pulang

b. Manager Operasional ( Manager Umum) Operasional mulai: Pk. 09.00 – 17.00 WITA

Datang  mengkooordinasi ,mengawasi proses kerja Pegawai  Mengevaluasi kegiatan harian pada suvervisior  Rapat (Kalau ada)

 pulang.

c. Manager purcashing ( Manager Pengadaan Barang) Operasional mulai: Pk. 09.00 – 17.00 WITA

Datang  Memeriksa stock barang  Order barang beserta negosiasi harga  Mengimput laporan pengambilan barang  Rapat (kalau ada)

Gambar

Gambar 2.9. Shoji
Gambar 2.12. Langit – langit deangan bentukan meninggi
Gambar 2.16. Meja makan ala Jepang
Gambar 2.34. Contoh bangunan Suci di Bali yang meniliki nilai ormamen sesuai dengan aturan yang ada di alam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan tema Pop in Pop-up ini suasana yang ingin ditangkap adalah kesan seperti kita memasuki dunia kertas dengan berbagai 3D kertas yang timbul, begitu juga kesan Pop

Kurangnya spot yang dapat memfasilitasi para pengguna sosial media untuk memotret di tempat makan menjadi kendala bagi mereka yang ingin mendapatkan hasil memuaskan

Dengan beberapa konsep diatas kemudian disusun sebuah konsep perencanaan yakni desain interior Toko Buku Medikal Sagung Seto dengan konsep natural urban agar Toko

Desain Interior Automobile Museum Indonesia di Surabaya dengan Konsep Futuristik adalah merancang bagian dalam bangunan yang bersifat umum yang berfungsi sebagai

Konsep Modern Youth merupakan konsep desain yang tepat untuk diterapkan pada desain interior UTD PMI Surabaya yang ingin meningkatkan pendonor darah usia

budget hotel , dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam satu hotel akan berkumpul wisatawan dari berbagai macam negara. Sehingga tujuan pengambilan konsep persahabatan ini

Dengan beberapa konsep diatas kemudian disusun sebuah konsep perencanaan yakni desain interior Toko Buku Medikal Sagung Seto dengan konsep natural urban agar Toko

dapat dilihat dari pemilihan warna interior, material yang digunakan, pengguaan jendela lebar pada ruangan, serta unsur alami seperti tumbuhan; (6) Konsep ikon Tuban