Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
PERANCANGAN INTERIOR FOODCOURT SOCIAL EXPRESSION
DENGAN KONSEP SPOTLIGHT
Seiring dengan perkembangan teknologi dan beraneka ragam kuliner, memotret makanan merupakan hal yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan eksistensi masyarakat. Eksistensi ini ditunjukkan melalui foto yang mereka unggah pada media sosial dan merupakan tren pada zaman ini. Tren mengubah kebiasaan masyarakat dalam menyikapi makanan atau minuman yang didapatkan. Tidak hanya sebagai pemuas kebutuhan disaat lapar tapi juga dijadikan objek foto untuk menaikkan eksistensi sosial media yang berpengaruh pada kehidupan sosial sebenarnya.
Kurangnya spot yang dapat memfasilitasi para pengguna sosial media untuk memotret di tempat makan menjadi kendala bagi mereka yang ingin mendapatkan hasil memuaskan dalam kurun waktu tertentu masih tidak dapat dijumpai. Hal yang menjadikan hasil foto yang menarik dan tidak merusak warna aslinya adalah jumlah cahaya. Seringkali untuk mendapatkan hasil foto yang bagus dan menarik harus mencari spot yang tepat dengan cahaya yang cukup, tetapi hal ini tidak selalu ditemui dalam sebuah tempat makan. Fasilitas khusus untuk membuat foto yang sesuai dengan objek aslinya sangat dibutuhkan untuk mereka yang ingin menunjang eksistensinya di media sosial. Selain dari segi makanan, tren selfie menjadi salah satu yang dapat diwadahi dalam tempat makan tersebut sendiri sehingga dalam satu area kuliner para penikmat sosial media bisa mendapatkan hal memotret tersebut.
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
THE INTERIOR DESIGN OF THE FOOD COURT SOCIAL EXPRESSION
WITH THE CONCEPT OF SPOTLIGHT
The advancement of technology and diversity of culinary choice results in the trend of taking picture of food. It is to be uploaded in the social media, which simultaneously displays the needs of existence among the society. The trend has also altered people's perception of food and beverage they consume as not only food but also tools to show their existence in the social media.
The lack of spot to facilitate the user of the social media to take a picture in dining place prevents them from getting a perfect photo shoot. The result is the uninteresting photo without adequate lightning. Good spot to get a perfect photo without losing its true essence is a hard thing to achieve. Special facilities to support the result of the photo shoot close to its origin are compulsory to support their existence in the social media. Aside from food, the selfie trend also supports to the photo creation.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah 1 1.2Identifikasi Masalah 3 1.3Ide / Gagasan Perancangan 4
1.4Rumusan Masalah 4
1.5Tujuan Peracangan 4
1.6Manfaat Perancangan 5 1.7Ruang Lingkup Perancangan 5 1.8Sistematika Penulisan 6 BAB II
TEORI TENTANG FOOD COURT DAN FOOD PHOTOBOOTH
2.1Tempat Makan 8
2.1.1 Food Court 8
2.1.2 Kepadatan Area Makan 15 2.1.3 Area Masuk (Entrance) 15 2.1.4 Area Counter Service 16
2.1.5 Area Masak 16
2.1.6 Public Bathroom 21 2.1.7 Goods Entrance 24 2.1.8 Flow Activity 24 2.1.9 Lighting (Pencahayaan) 25
2.1.10 Warna 28
2.1.11 Sistem Keamanan 29
2.2Psikologi Makan 31
2.2.1 Makanan Sebagai Pernyataan Diri 32 2.2.2 Makanan Sebagai Interaksi Sosial 32
2.3Food Photobooth 33
2.3.1 Fotografi Makanan (Food Photography) 33 2.3.2 Tren Food Photography di Sosial Media 34
2.4Studi Banding 35
2.4.1 Krang Kring Bandung 35 2.4.2 The Kiosk Braga 36 BAB III
DESKRIPSI OBJEK STUDI
3.1Deskripsi Proyek 38
3.2Deskripsi Site 38
3.2.1 Data Umum 38
Universitas Kristen Maranatha
3.4 Identifikasi User 43
3.5 Flow Activity, Kebutuhan Ruang, Zoning dan Bloking 44 3.5.1 Flow Activity 44 3.5.2 Zoning Blocking 45 BAB IV
PERANCANGAN FOODCOURT SOCIAL EXPRESSION
4.1Konsep 46
4.2Ide Implementasi Konsep pada Objek Studi 47
4.3Perancangan Umum 48
4.3.1 Perancangan 48
4.4Perancangan Khusus 53 4.4.1 Food Photobooth 53
4.4.2 Selfie Booth 54
4.4.3 Tenant 55
BAB V 57
DAFTAR PUSTAKA 59
DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM
TABEL
Tabel 1: Analisa Site (Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi) 42 Tabel 2: Analisa Bangunan 45
DIAGRAM
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
BAB 2
Gambar 2.1: Area yang dibutuhkan operasional dan tamu 11 Gambar 2.2: Standar berbagai jenis denah tempat duduk. 11 Gambar 2.3: Pengaturan meja diagonal 11 Gambar 2.4: Pengaturan meja parallel. 12 Gambar 2.5: Pengaturan meja secara rapat. 12 Gambar 2.6: Ukuran Minimum Akses Sirkulasi 13 Gambar 2.7: Booth Seating 14 Gambar 2.8: Banquette Seating 15 Gambar 2.9: Legged Tables 16 Gambar 2.10: Bentukan Kursi dan Meja makan 16 Gambar 2.11 : Cabinet Reach Comparisons 21 Gambar 2.12 : Counter and Base Cabinets/ General Clearance 21 Gambar 2.13 : Mix and Preparation Center 21 Gambar 2.14 : Range Center 21 Gambar 2.15 : Kitchen Range Center 22 Gambar 2.16 : Refrigerator Center/Proposed Refrigerator 22 Gambar 2.17 : Refrigerator Center / Typical Refrigerator Locations 22 Gambar 2.18 : Sink Center 22 Gambar 2.19 : Kitchen Sink Center 22 Gambar 2.20 : Water Closet 24 Gambar 2.21 : Water Closet Compartment/Side Approach Transfer 24 Gambar 2.22 : Urinal Layout 25 Gambar 2.23 : Urinal Layout.Chairbound User 25 Gambar 2.24: Lavatory/Wheelchair User 25 Gambar 2.25: Lavatory Layout 25 Gambar 2.26: Standar Ergonomi Ruang Penyimpanan 26 Gambar 2.27 : General Lighting 28
Universitas Kristen Maranatha Gambar 4.3 : Stilasi bentukan spotlight 52 Gambar 4.4 : Warna yang dipakai 53 Gambar 4.18 : Detail Food Photobooth 59 Gambar 4.19 : Selfie Booth 60 Gambar 4.20 : Detail Selfie Booth 60
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini tempat makan dapat dijumpai di berbagai tempat,
khususnya perkotaan. Tempat makan dan gaya hidup zaman sekarang
sudah tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat. Perkembangan
munculnya tempat makan sekarang sangat pesat, dan dikemas sedemikian
rupa sehingga para konsumen tertarik untuk mencoba hal baru yang
disajikan oleh tempat makan yang mereka kunjungi. Gaya hidup era tahun
2015 juga mempengaruhi bagaimana konsumen menyikapi setiap sajian
yang mereka konsumsi, salah satunya adalah pengaruh media sosial yang
membuat para konsumen memiliki keinginan untuk memperlihatkan dan
memamerkan objek yang mereka beli di tempat makan.
Salah satu cara yang dipergunakan oleh para konsumen untuk
menarik perhatian dan memperlihatkan kepada orang lain apa yang
mereka konsumsi adalah melalui foto. Akibatnya dibutuhkanlah suatu
fasilitas ataupun perangkat yang membuat foto sesuai dan semenarik
Universitas Kristen Maranatha
bisa didapatkan saat ini, susahnya untuk mencari spot yang tepat didalam
tempat makan tidak bisa didapatkan setiap saat ataupun dari pagi hingga
malam. Salah satu cara untuk mendapatkan hasil yang baik adalah melalui
pencahayaan yang terdapat pada tempat makan.
Melalui media sosial, para konsumen memperlihatkan hasil
foto-foto mereka. Trend media sosial 2015 menggunakan foto-foto diantaranya
adalah Path, Instagram, Facebook, Pinterest, Twitter dan Blog. Melalui
media tersebut, seluruh orang di penjuru dunia dapat melihat apa saja yang
terdapat pada tempat makan atau bahkan negara lain di seluruh dunia. Tapi
seringkali ditemukan kualitas foto yang tidak menarik sehingga minat
orang yang melihat menjadi berkurang.
Bukan hanya lewat media sosial, sekarang bisa dilihat begitu
banyak acara di media televisi juga sudah mendunia. Minat kuliner sudah
tidak dapat dipungkiri lagi, semakin maraknya berbagai macam jenis
makanan membuat orang-orang tertarik untuk mencoba hal-hal yang baru.
Tidak hanya makanan dan minuman diekspos oleh media sosial dan media
lainnya, seringkali bisa dilihat tempat dan kondisi lokasi yang menarik dan
berbeda menjadi daya tarik sendiri untuk beberapa kalangan. Contoh saja
sekarang terdapat banyak acara televisi lokal dan internasional yang
me-review berbagai tempat makan yang menarik untuk dikunjungi dari segi
hidangan ataupun suasananya.
Selain dengan adanya gaya hidup media sosial tersebut, kegiatan
mengkonsumsi makanan sekarang juga semakin berkembang. Makan
bukan hanya sekedar untuk mengenyangkan perut, tapi juga karena gaya
hidup pada era sekarang yang disebut dengan istilah “kekinian” membuat para konsumen selain mengejar rasa kenyang, juga mengejar rasa ingin
tidak ketinggalan zaman. Istilah “kekinian” era 2015 merupakan aktifitas mengkonsumsi makanan yang tadinya hanya untuk mengenyangkan perut,
sekarang semakin bergeser ke aktifitas pemuas lainnya. Bisa dibilang
sekarang terdapat beberapa tipe penikmat kuliner dengan adanya
Universitas Kristen Maranatha
rasa kenyang, konsumen kuliner untuk bisnis, dan konsumen yang tidak
ingin merasa tertinggal oleh gaya hidup konsumtif zaman sekarang.
1.2 Identifikasi Masalah
Dengan adanya gaya hidup era 2015, melalui media sosial
membuat orang tidak bisa lepas dari aktifitas memotret makanan atau
minuman yang mereka beli di tempat makan. Dengan segala upaya
dilakukan untuk membuat apa yang dikonsumsi dapat terfoto sebagus dan
semenarik mungkin. Akan tetapi hal tersebut harus juga didukung oleh
kondisi tempat makan dan fasilitasnya. Spot yang tepat untuk memotret
makanan biasanya sangat dicari dan pendukung tersebut tidak selalu bisa
didapatkan. Disini munculah sebuah masalah yang membuat para pemotret
makanan harus mencari tempat dengan kondisi yang mendukung agar
hasil foto tidak berbeda dari tampilan asli dan tetap menarik.
Tidak semua tempat makan memiliki pencahayaan yang baik dan
cukup untuk dipergunakan memotret, seringkali ditemukan adanya
masalah kekurangan cahaya untuk mendapatkan hasil yang bagus dan
menarik. Hasil dari kekurangan cahaya atau kondisi yang mendukung
tersebut dapat mengakibatkan hasil foto tidak menarik, tidak sesuai dengan
kondisi aslinya, ataupun hasilnya blur.
Keadaan cahaya yang tidak menentu setiap waktu, contohnya
ketika tidak ada cahaya alami yang masuk atau keadaan sudah senja dan
malam hari maka dengan otomatis konsumen langsung mencari-cari
tempat yang memiliki cahaya paling baik. Hal ini menimbulkan suatu
masalah yang sering dialami oleh para konsumen ketika ingin memotret.
Selain dari keadaan tersebut, dapat dilihat juga dari keadaan
konsumtif zaman sekarang dibutuhkan tempat yang tidak hanya memenuhi
keperluan konsumen yang lapar, tapi juga tempat dimana para konsumen
dapat bersosialisasi secara langsung ataupun secara media. Tempat dimana
mereka dapat menikmati makanan juga dapat berekspresi sesuai
keinginannya untuk menunjang eksistensi sosial. Kebutuhan tinggi akan
Universitas Kristen Maranatha
dalam keadaan memuncak sehigga dibutuhkannya tempat semacam ini
dapat terlihat dan terasakan.
1.3 Ide / Gagasan Perancangan
Merancang food court yang didalam satu kawasan memiliki
berbagai jenis macam makanan dari beberapa tempat makan dengan
ditambah fasilitas yang mendukung untuk menghasilkan foto makanan
yang menarik. Selain membuat fasilitas tersebut, secara interior dirancang
agar dapat memenuhi kebutuhan para penikmat kuliner pengikut zaman
untuk bisa berekspresi sesuai dengan kehidupan sosialnya.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang sudah dijabarkan, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mewujudkan sebuah tempat makan yang memenuhi
kebutuhan para konsumen kuliner saat ini yang tidak hanya memiliki
keinginan makan namun juga kebutuhan untuk exist dalam media sosial
2. Bagaimana menciptakan sebuah fasilitas untuk memotret makanan
dan konsumen (selfie atau kelompok) sehingga mendapatkan hasil foto
yang memiliki cukup cahaya dan background khusus
3. Bagaimana mendesain foodcourt yang dapat menampung beberapa
stand makanan memenuhi syarat secara teknis yang baik (ventilasi dan
pencahayaan) dan mampu menarik minat konsumen untuk berfoto baik
selfie atau kelompok
1.5 Tujuan Perancangan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari Desain Interior yang
akan diterapkan dalam food court social expression, diantaranya:
1. Merancang food court yang tidak hanya memiliki fasilitas tempat
makan tetapi juga memiliki fasilitas pendukung konsumen exist dalam
media sosial
2. Food court dirancang untuk menarik minat konsumen berfoto dalam
Universitas Kristen Maranatha
photobooth untuk wadah memotret secara cepat serta memenuhi
kualitas pencahayaan dengan background yang menarik
3. Area tenant foodcourt dirancang sedemikian rupa sehingga system
ventilasi dan pencahayaan baik dan pada area masing-masing tenant
dibuat elemen estetis untuk menarik minat konsumen berfoto
1.6 Manfaat Perancangan
Perancangan food court social expression dengan food photobooth
ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Perancang
Sebagai salah satu media untuk mempelajari dan mengembangkan
wawasan mengenai sebuah interior food court, beserta pengembangan ide
untuk membuat fasilitas baru.
2. Bagi Fakultas Seni Rupa dan Desain
Sebagai salah satu sumbangsih karya perancangan interior yang
dapat memberikan sumbangan koleksi literatur berupa data dan desain,
khususnya dalam bidang perancangann food court dan food photobooth.
3. Bagi Penikmat Kuliner dan Pengguna Media Sosial
Sebagai pengalaman baru dan pemuasan kebutuhan akan keinginan
mencapai hasil foto yang menarik dengan fasilitas yang ada di tempat
makan untuk memenuhi keinginan eksistensi kehidupan sosialnya.
4. Bagi Masyarakat Awam
Sebagai pemenuh kebutuhan kuliner untuk merasakan beberapa
jenis makanan dari tempat makan yang berbeda dengan konsep dan
fasilitas interior yang baru.
1.7 Ruang Lingkup Perancangan
Perancangan dimaksudkan untuk menjawab kebutuhan para
blogger, pecinta kuliner, dan konsumen “kekinian” untuk mendapatkan hasil menarik dan memuaskan dalam hal eksistensi yang pada
kenyataannya sering mengalami masalah karena fasilitas yang dimiliki
tempat makan atau tempat makan kurang memadai. Perancangan
mencakup beberapa hal yaitu mengenai market tempat makan, lokasi,
Universitas Kristen Maranatha
perancangan tempat makan, pencahayaan yang baik, serta bagaimana
fasilitas pendukung untuk sosial dan photobooth makanan secara
sederhana.
1.8 Sistematika Penulisan
Adapun susunan sistematika dalam perencanaan, perancangan
interior food court social expression dengan food photobooth adalah :
Tahap I PENDAHULUAN
Menjelaskan mengenai latar belakang masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan perancangan,
manfaat perancangan, serta sistematika penulisan.
Tahap II TEORI TENTANG FOOD COURT DAN PHOTOBOOTH
Berisikan mengenai studi-studi literatur yang
menjelaskan hal-hal apa saja yang patut diperhatikan dalam
perancangan dan pendesainan sebuah food court secara
teoritis dan lebih terperinci, dan mengenai fungsi-fungsi
ruang yang akan dijadikan fokus dari proyek tersebut dan
dikaitkan dalam pembahasan bidang desain interior.
Tahap III DESKRIPSI FOOD COURT SOCIAL EXPRESSION
DENGAN FOOD PHOTOBOOTH
Mendeskripsikan mengenai informasi-informasi
yang didapatkan di lapangan, mencangkup analisis site,
menganalisa fungsi ruang yang dibutuhkan,
mengidentifikasi user beserta aktifitasnya, flow activity,
zoning serta blocking dan hal-hal tersebut dikaitkan pada
konsep yang akan diterapkan dalam perancangan food court
tersebut.
Tahap IV APLIKASI KONSEP PADA FOOD COURT DENGAN
FOOD PHOTOBOOTH
Berisikan tentang analisa data perencanaan,
perancangan dan pendesainan food court yang lebih
membahas lembar kerja dari proyek tersebut.
Universitas Kristen Maranatha
Memberikan rangkuman atas hasil analisa data,
serta pembahasan secara garis besar mengenai konsep
perancangan yang diterapkan dan keputusan-keputusan
desain yang menjadi solusi desain dari setiap problem
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN
5.1 Simpulan
Dengan adanya fenomena media sosial saat ini, para pengikut
zaman membutuhkan fasilitas untuk mendukung apa yang mereka foto
untuk diunggah kedalam media sosial yang mereka miliki untuk
menunjang eksistensi diri dan sekitarnya. Seringkali ditemukan kesulitan
untuk mendapatkan hasil yang sebaik dan sebagus benda aslinya hanya
dikarenakan kekurangan cahaya.
Dalam dunia kuliner saat ini, makanan tidak hanya untuk kepuasan
rasa kenyang saja tapi juga menjadi gaya hidup keseharian yang tidak
lepas dari eksistensi diri dimata masyarakat. Dengan diadakannya
foodcourt dengan fasilitas dan konsep yang mencerminkan dan dapat
mendukung kinerja eksistensi sosial maka konsumen tidak perlu lagi untuk
bersusah payah karena kekurangan cahaya ataupun kurangnya kualitas
kamera untuk memotret.
Foodcourt Social Expression menjawab kebutuhan kuliner sosialita
dalam satu tempat dengan hasil pemotretan makanan yang menaarik dan
juga dapat berekspresi di suatu booth tertentu sesuai dengan kebutuhan
Universitas Kristen Maranatha
Food Photobooth menjawab kebutuhan pengguna media sosial yang
seringkali memperlihatkan apa yang dikonsumsinya dengan lebih menarik
sehingga tidak hanya konsumen saja yang diuntungkan, melainkan penjual
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Pile, John F. 2002. Interior Design. New Jersey: Pearson Education
Ogden, Jane. 2010. The Psychology of Eating: From Healthy to Disordered
Behaviour. United Kingdom: Blackwell Publishing
Panero, Julius. Zelnik Martin dkk. 1979. Human Dimension & Interior Space.
England: Watson-Gutpill
Young, Nicole S. 2012. Food Photography from Snapshots to Greatshots. United
States of America: Peachpit Press
Lawson, Fred. 1973. Restaurant Planning and Design. Great Britain:
Architectural Press Ltd
Lawson, Fred. 1973. Principles of Catering Design. Great Britain: Architectural
Press Ltd
http://www.fandinistic.com/2015/01/kebiasaan-konyol-anak-zaman-sekarang.html.
http://www.chictip.com/hotels/modern-restaurant-design-honeycomb-by-sako-architects
http://www.rumahreview.com/glossary/pengertian-restoran-atau-rumah-makan.html
Sumber: http://www.idseducation.com/2015/01/10/fotografi-menurut-para-ahli
http://dictionary.cambridge.org/dictionary/british/food-court diunduh pada Kamis
4 Juni 2015 pukul 09.34 WIB