• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepedulian Guru-Guru PAK terhadap Keadilan dan Kesetaraan Jender di Aras SMU dan SMK di Salatiga T1 712008045 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepedulian Guru-Guru PAK terhadap Keadilan dan Kesetaraan Jender di Aras SMU dan SMK di Salatiga T1 712008045 BAB IV"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

62

BAB IV

Refleksi Teologis

Salah satu perbedaan yang dihadapi baik didalam gereja, masyarakat, maupun didalam

sekolah adalah perbedaan peranan antara laki-laki dan perempuan. Dimana sudah sangat

tertanam bagi diri setiap orang bahwa, kaum laki-laki mencari nafkah dan kaum perempuan

mengurus rumah tangga dan membesarkan anak. Disamping itu perbedaan ini tidak hanya

kelihatan didalam tugasnya, melainkan watak laki-laki berbeda dengan perempuan sehingga

mengakibatkan adanya pihak-pihak yang di pandang sebelah mata.

Di sekolah guru merupakan teladan bagi setiap murid, terlebih khusus guru Pendidikan

Agama Kristen yang nota bene nya sebagai pengajar mengenai agama kristen dan

kebenaran-kebenaran Kristus. Seperti yang telah dibahas sebelumnya di Bab 1 dan bab 2 bahwa, alkitab

mengungkapkan banyak contoh mengenai perilaku pendidik yang menjadi teladan dalam

kehidupan kristiani dan kaitannya dengan keadilan jender, dimana Tuhan Yesus adalah Guru

yang agung (Rabi).91 Tuhan Yesus mengajar dengan otoritas dan wibawa, Perjanjian Baru

banyak menyebut Tuhan Yesus sebagai seorang guru (Matius 12:38; 22:16, 24, 36), Tuhan

Yesus sangat menguasai peranNya. Relasi antara Yesus sebagai guru dan para muridNya adalah

antara pendidik dan peserta didik yang sangat baik (Yohanes 13:13). Sebagai seorang guru, Dia

tidak membiarkan para muridNya mengatasi masalahnya sendiri tanpa pertolongan gurunya,

terutama saat menghadapi badai besar di Danau Galilea (Markus 4: 38).

(2)

63

Bagian ini merupakan hal yang sangat diteladani murid di sekolah ketika guru PAK dapat

melakukannya dengan baik. 92

Kebudayaan Alkitab merupakan kebudayaan Yahudi, diikuti dengan budaya patriarki

yang sangat kuat, sehingga menimbulkan perbedaan serta ketidakadilan dan ketidaksetaraan

jender. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan sama, tidak tersirat kata yang mengarahkan

pikiran kita bahwa laki-laki lebih tinggi derajatnya daripada perempuan, kejadian 1:27: “Allah

menciptakan manusia menurut gambarnya sendiri, menurut gambar Allah diciptakan dia laki-laki

dan perempuan”.

Hal ini merupakan ajaran penciptaan, Laki-laki dan perempuan bukan saja memiliki

kesetaraan yang menyangkut kesamaan martabatnya namun juga mengemban tugas yang sama

dalam mengelola bumi dan dalam karya bersama-sama, sebagaimana tertuang dalam Kejadian

1:28:

“Allah memberkati mereka lalu berfirman: Beranak cuculah dan bertambah banyak penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut, dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi”.

Dengan begitu keduanya haruslah saling melengkapi, saling menolong, menjadi partner

dan sama-sama pula menjadi bagian dari yang lain dan tak terpisahkan antara yang satu dengan

yang lain sebagaimana kehendak Allah sendiri yang tertuang di dalam Kejadian 2:24: “Sebab itu

seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya sehingga

keduanya menjadi satu daging”.

(3)

64

Kita perlu memahami bahwa, sebenarnya Allah ingin kita keluar dari kebudayaan yang

kurang baik dengan menunjukkan bahwa derajat antara laki-laki dan perempuan sama. Layaknya

melalui proses penciptaan, ketika Tuhan Yesus bangkit dari kubur yang terlebih dahulu

diberitahukan adalah kaum perempuan, didalam cerita alkitab juga sangat banyak tokoh

perempuan yang menjadi pahlawan seperti Ester, Maria, Debora, Ruth, Mikha, dan masih

banyak lagi. Begitu juga di dalam peroses penciptaan, Allah menciptakan perempuan bukan

diambil dari kepala sebagai atasan, ataupun bukan dari tulang kaki sebagai bawahan, namun

Allah mengambil dari bagian tengah yakni, tulang rusuk yang dekat dengan tangan untuk

dilindungi dan dekat dengan hati untuk dikasihi dan disayangi, agar dapat menjadi pasangan

yang saling melengkapi.93

Menghadapi berbagai perubahan dan kemajuan zaman yang bias jender, terlebih di dalam

dunia pendidikan para pemimpin Kristen khususnya bagi para pendidik di sekolah perlu

mengenal tanda-tanda zaman, bersikap kritis, proaktif, dan fleksibel. Dalam menjalankan

kepemimpinan dan proses pendidikan dengan dasar yang utama adalah kasih Kristus yang tidak

pernah berubah dan firmanNya sebagai panduan untuk melihat perspektif masa depan. Ruslan

Kristian mengemukakan 4 prinsip yang dapat menjadi acuan bagi para pendidik untuk berjalan

bersama peserta didik kedepannya:

1. Pendidik dan pemimpin Kristen perlu sungguh-sungguh memiliki pribadi yang baik dan

mantap, dengan landasan itu mereka dapat dengan berani membimbing peserta didik kea

rah yang benar. Dapat dilihat nasihat Paulus kepada Timotius (1 Timotius 3:1-13).

Dengan demikian, guru PAK sebagai pendidik harus sungguh-sungguh menerapkan

(4)

65

keadilan jender diawali dari diri mereka sendiri, berawal dari pribadi mereka maka akan

lebih mudah guru menerapkan keadilan jender kepada para murid.

2. Pendidik menjadi teladan bagi peserta didiknya. Memang menjadi pemimpin Kristen dan

pendidik bukanlah pekerjaan yang mudah, terlebih menjadi teladan yang baik dalam

bertingkah laku, perkataan, kesucian, dan integritas, oleh sebab itu agar pengajar dapat

lebih mudah mempengaruhi kehidupan peserta, didik seorang pendidik harus dapat

terlebih dahulu menunjukkan keteladanan yang baik (1 Timotius 4:16).

Para murid akan meneladani gurunya disaat teladan itu dapat dilihat dan di ajarkan

dengan baik, dalam hal ini kaitannya dengan keadilan jender.

3. Pendidik dan pemimpin Kristen menjadi penghubung/komunikator kebenaran. Mengajar

merupakan tugas yang penting bagi pendidik dan pemimpin gereja, melalui pengajaran

pandangan dunia dan ajaran-ajaran yang benar dapat disampaikan kepada peserta didik

sekaligus dapat menangkal informasi yang tidak benar dan ajaran-ajaran yang

menyesatkan (1 Petrus 5:3)

Ketika guru dapat menjadi komunikator kebenaran, dan membuka pandangan baru

mengenai keadilan jender, maka murid akan lebih benar-benar mengerti serta dapat

menerapkan keadilan dan kesetaraan jender di dalam kehidupan yang akan mereka jalani.

4. Mengenali tanda-tanda zaman. Para gembala dan pendidik perlu memiliki kepekaan

terhadap perkembangan kebudayaan, pengenalan ini akan menjadikan mereka mampu

merumuskan visi pelayanan dan mempertajam tujuan pelayanan yang akan berdampak

(5)

66

Guru PAK dapat memperjelas pandangan para murid tentang keadilan dan kesetaraan

jender, serta dapat merefleksikan fenomena jender melalui perkembangan kebudayaan

bagi masa depan yang telah menunggu mereka.

Pada dasarnya kebanyakan orang menganggap tugas dari seorang Guru Pendidikan

Agama Kristen hanyalah sebagai pengajar yang mengajarkan tentang kasih, mengampuni,

hukum taurat, kebaikan, kelahiran Tuhan Yesus, Paskah, dan lain sebagainya yang ada di dalam

alkitab. Namun hal yang sangat penting terkadang sering dilupakan dimana, murid juga harus

mempelajari tentang jender dan kebenarannya, bagaimana kesetaraan dan keadilan jender yang

ditarik melalui alkitab, dan ternyata Tuhan Allah juga membenarkan keadilan dan kesetaraan

jender tersebut. Tidak harus ada perbedaan derajat walaupun memang sebenarnya laki-laki dan

perempuan itu berbeda pada dasarnya. Apa yang dilakukan laki-laki dapat dilakukan oleh

perempuan demikian sebaliknya, terkecuali dalam hal “melahirkan”.

Melalui rumusan masalah yang telah dibahas pada bab 1 bagaimana pemahaman

guru-guru PAK di SMU dan SMK di Salatiga terhadap keadilan dan kesetaraan jender, dan bagaimana

sikap kepedulian guru-guru PAK terhadap keadilan dan kesetaraan jender di SMU dan SMK

peneliti mengaitkan dengan melihat dari hasil wawancara, FGD, maupun observasi. Dimana

guru-guru PAK sudah memahami keadilan dan kesetaraan jender, namun guru kurang peduli dan

kurang sungguh-sungguh menerapkannya bagi para murid layaknya bagaimana Tuhan Yesus

yang peduli bagi semua pengikutnya tanpa membedakan yang satu dan yang lainnya, jadi yang

mereka miliki hanya kesadaran dan pengetahuan tapi tidak mempergunakan keadilan jender

(6)

67

Kesetaraan merupakan hal yang sangat sederhana jika kita dengar dengan sepintas,

namun hal itu tidak sesederhana yang kita bayangkan ketika menerapkannya didalam kehidupan

sehari-hari, hal tersebut akan terjadi karena pada dasarnya kehidupan kita tidak terlepas dari

kebiasaan budaya yang telah menyatu dengan kehidupan. Dimana laki-laki selalu lebih tinggi

derajatnya daripada perempuan. Seperti dalam pembahasan sebelumnya yang menjelaskan

kesetaraan jender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh

kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia agar berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan

politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional dan kesamaan dalam

menikmati hasil pembangunan tersebut. Sedangkan keadilan jender adalah suatu proses untuk

menjadi adil antara laki-laki dan perempuan, dimana bobot hak perempuan sama dengan bobot

hak laki-laki. Keadilan jender secara fundamental bertujuan menghilangkan dominasi, siapapun

pelakunya baik laki-laki ataupun perempuan.

Dari berbagai pembahasan diatas dapat di simpulkan bahkan dapat kita refleksikan,

bagaimana sebenarnya keadilan dan kesetaraan jender yang ada di sekolah, khususnya ketika

Tuhan Allah berusaha menjelaskan dan mengaplikasikan keadilan dan kesetaraan jender antara

perempuan dan laki-laki, agar dapat keluar dari kebudayaan yang ada. Inilah tugas dari para

pendidik dan pemimpin Kristen dalam hal ini para Guru Pendidikan Agama Kristen untuk

mempelajari dan menjelaskan kepada para murid, agar kedepannya akan lebih dapat dimengerti

dan dipahami dengan baik. Sehingga para generasi muda akan dapat menerapkannya untuk masa

kini dan masa yang akan dating, dengan harapan tidak akan adalagi korban di dalam kehidupan

Referensi

Dokumen terkait

http://www.askoxford.com/concise_oed/infrastructure diakses tgl 7 Januari 2010.. Pembangunan infrastuktur merupakan bagian integral dari pembangunan daerah, karena

 Sistem Du Pont dirancang untuk menunjukkan bagaimana marjin laba atas penjualan, rasio perputaran aktiva, serta penggunaan utang berinteraksi dalam menentukan tingkat

Islam dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) Terhadap Akhlak Siswa di TK „Aisyiyah Bustanul Athfal 06

[r]

PEMERINTAH DAERAH BENGKULU UTARA SEKRETARIAT DAERAH.. PEJABAT

[r]

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung dan Berita Acara Penetapan Penyedia Jasa maka Pejabat Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkulu Utara

Apa dampak dari dispensasi kawin terhadap kehidupan rumah tangga. Untuk mengetahui apa yang menjadi pertimbangan