• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI UKM GADHE DALAM MEMBANGUN BRAND IMAGE KABUPATEN TULUNGAGUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI UKM GADHE DALAM MEMBANGUN BRAND IMAGE KABUPATEN TULUNGAGUNG."

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI UKM GADHE DALAM MEMBANGUN BRAND IMAGE KABUPATEN TULUNGAGUNG

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

(S.I.Kom) dalam Bidang Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh:

Leris Febri Astuti (B06211012)

PRODI ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Leris Febri Astuti, B06211012, 2016. Strategi Komunikasi UKM Gadhe dalam Membangun Brand Image Kabupaten Tulungagung. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Brand Image, UKM Gadhe,Kabupaten Tulungagung.

Ada satu persoalan yang hendak dikaji dengan dua fokus penelitian dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimana strategi komunikasi UKM gadhe dalam membangun brand image Kabupaten Tulungagung (2) Faktor yang menentukan UKM gadhe sebagai brand image kabupaten Tulungagung .

Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakanlah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang berguna untuk memberikan fakta dan data mengenai strategi komunikasi UKM gadhe dalam membangun brand image, kemudian data tersebut dianalisis dengan Teori Brand Communication.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa (1) strategi komunikasi UKM gadhe dalam membangun brand image adalah dengan melakukan perencanaan melalui tes pasar, selanjutnya tema yang diusung UKM gadhe adalah sejarah dan budaya kabupaten Tulungagung, metode pesan yang digunakan UKM gadhe bersifat informatif dan edukatif, dan media yang digunakan UKM gadhe dalam memperkenalkan produknya adalah dengan media online, media massa dan melalui pameran dan galeri. (2) Faktor yang menentukan UKM gadhe adalah, desain gadhe yang mengusung tema sejarah dan budaya, belum ada kompetitor yang sama dengan produk gadhe, gadhe menjadi identitas kabupaten Tulungagung dan respon yang baik dari konsumen.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... . i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR BAGAN... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 7

F. Definisi Konsep ... 10

G. Kerangka Pikir Penelitian ... 12

H. Metode Penelitian ... 13

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 13

2. Subyek, Obyek, dan Lokasi Penelitian ... 14

3. Jenis dan Sumber Data ... 17

4. Tahap-tahap Penelitian ... 18

5. Teknik Pengumpulan Data ... 19

6. Teknik Analisis Data ... 21

I. Sistematika Pembahasan ... 23

BAB II : KAJIAN TEORITIS ... 24

1. Kajian Pustaka ... 24

(8)

2. Brand Image ... 28

3. Strategi Komunikasi ... 38

2. Kajian Teori ... 47

Teori Brand Communication ... 47

BAB III : PAPARAN DATA PENELITIAN ... 50

A. Profil UKM Gadhe ... 50

1. Deskripsi Subyek Penelitian ... 51

B. Deskripsi Data Penelitian ... 54

1. Strategi Komunikasi UKM Gadhe dalam Membangun brand image ... 54

2. Faktor yang menentukan UKM Gadhe sebagai brand image Kabupaten Tulungagung ... 67

BAB IV : INTERPRETASI HASIL PENELITIAN ... 75

A. Analisis Data ... 75

1. Strategi UKM Gadhe dalam Membangun brand image ... 75

a) UKM Gadhe Melakukan Survey dalam Perencanaan Usaha ... 75

b) Mengusung Tema yang Unik sebagai Kelebihan UKM Gadhe ... 77

c) UKM Gadhe Menyisipkan Informasi yang edukatif dan informatif ... 78

d) Media Komunikasi UKM Gadhe Melalui Media Massa, Media Online dan Pameran... 80

2. Faktor yang menentukan UKM Gadhe sebagai brand image Kabupaten Tulungagung ... 83

a) Desain Gadhe yang Mempunyai Karakter Khas Kabupaten Tulungagung ... 83

b) UKM Gadhe Mempunyai Keunggulan Dibandingkan Kompetitor Lainnya ... 84

c) Gadhe Sebagai Identitas Kabupaten Tulungagung ... 84

d) Respon Positif dari Konsumen Gadhe ... 85

B. Konfirmasi Dengan Teori ... 85

BAB V: PENUTUP ... 90

A. Simpulan ... 90

B. Rekomendasi ... 95

(9)

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki peran penting dalam

mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Dengan adanya sektor UKM,

pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja

menjadi berkurang.Sektor UKM pun telah terbukti menjadi pilar perekonomian

yang tangguh.1

Era globalisasi saat ini memberikan perubahan yang signifikan dalam

berbagai hal diantaranya dalam aspek social, ekonomi, budaya dan

lain-lain.perubahan – perubahan tersebut untuk memenuhi kebutuhan manusa yang

semakin meningkat, tak terkecuali sektor barang. Hal ini memicu para pengusaha

untuk memaksimalkan kinerja usahanya agar dapat bersaing dengan usaha sejenis

lainnya. Untuk dapat memenangkan persaingan para pengusaha harus

memberikan keunggulan produknya dan memberika kualitas produk yang

bermutu yang data memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Pengusaha yang unggul adalah pengusaha yang mampu menciptakan

peluang. Banyak usaha sama yang sudah ada tapi pengusaha harus mampu

memberi pembeda pada produknya supaya konsumen merasa puas.

Seiring dengan pertumbuhan perekonomian dan perkembangan dalam

dunia usaha, persaingan ketat antar perusahaan dalam menawarkan produknya.

1Kementerian Keuangan , Peran Penting UKM Dorong Perekonomian Indonesia dalam

(11)

2

Berbagai macam cara dilakukan untuk menarik perhatian konsumen. Brand atau

merek menjadi hal yang penting dalam persaingan dunia usaha. Merek menjadi

alat peghubung bagi produsen kepada konsumen. Merek bukan terletak pada

kemasan produk, tetapi dalam persepsi konsumen. Di dalam brand terkandung

berbagai muatan yang memberi makna pada produk yang bersangkutan.

Brand merupakan sarana yang mampu membedakan suau produk diantara

para competitor yang lain. Semakin positif image sebuah brand, maka semakin

besar pula kesempatannya untuk menjadi pilihan terbaik untuk konsumennya.

Brand merupakan kunci loyalitas konsumen, kelangsungan hidup usaha

sekaligus perumbuhan usaha. Brand memiliki kemampuan menjalin interaksi

yang baik dengan konsumen yang menjadi sasaran utama.Strategi membangun

brand imagebertujuan agar suatu brand mampu merebut mind share dan share of heart konsumen. Menempatkan brand sebagai ujung tombak pemasaran, maka

pasar pemasaran akan lebih mudah terpengaruh dan dimenangkan. Brand dikelola

dengan baik agar memberikan kontribusi yang maksimal bagi perusahaan.

Kabupaten Tulungagung adalah salah satu kabupaten yang terletak di

Provinsi Jawa Timur. Pusat pemerintahan Kabupaten Tulungagung berada di

Kabupaten Tulungagung. Kabupaten Tulungagung terkenal sebagai satu dari

beberapa daerah penghasil marmer terbesar di Indonesia, dan terletak terletak

154 km barat daya Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur.

Kabupaten Tulungagung mempunyai banyak wisata alam yang bisa

dikatakan lengkap yakni meliputi wisata pantai, wisata candi dan wisata air terjun.

Salah satu yang menjadi idola tujuan wisatawan saat ini yakni pantai kedung

(12)

3

hindia di sebelah selatan membuat Kabupaten Tulungagung dikelilingi dengan

banyak pantai yang mengagumkan.

Pantas jika Kabupaten Tulungagung mendapat julukan kabupaten

pariwisata, karena selain wisata alam yang mengagumkan wisata lain juga patut

diperhitungkan. Wisata budaya dan wisata kuliner merupakan daya tarik

wisatawan yang mengunjungi kota marmer ini. Wisata kuliner yang paling

terkenal adalah nasi lodho ayam khas Kabupaten Tulungagung yang sudah

terkenal luas di kalangan wisatawan. Bahkan dalam acara HUT Kabupaten

Tulungagung meraih rekor muri dengan menampilkan 2400 penari reog kendang

sebagai bentuk pelestarian seni budaya.

Brand Kabupaten Tulungagung sudah terbentuk di benak masyarakat luas sebagai penghasil marmer terbesar di Indonesia. Salah satu Usaha Kecil

Menengah (UKM) mencoba menggabungkan semua wisata yang ada di

Kabupaten Tulungagung dalam sebuah gambar kaos sebagai souvenir khas

Kabupaten Tulungagung.

Kaos sudah menjadi pakaian yang umum dipakai segala kalangan. Banyak

orang yang berupaya mencari rupiah dengan menggeluti usaha produksi kaos ini.

Agar menarik minat konsumen, perajin bahan sandang ini dituntut kreatif

menampilkan ciri khasnya. Salah satunya, kaos dengan motif lanscape sebuah

daerah.

Kaos-kaos yang mencerminkan daerah tertentu sudah lama ada. Sebut saja,

Dagadu yang merupakan kaos produksi khas dari Jogjakarta, Joger dari Bali,

Cakcuk dari Surabaya atau Dadung dari Solo. Industri kaos sebagai cendera mata

(13)

4

Peluang inilah yang dimanfaatkan Toto Fibri Karuniawan salah satu pengusaha

Kabupaten Tulungagung dalam menciptakan usaha yang berbeda dari

kompetitornya.

Berawal dari pengalaman Bapak Toto yang bingung mencari oleh – oleh

khas saat berlibur. Maka Bapak Toto mencoba peluang dengan menghadirkan

souvenir khas yang mencerminkan daerah wisata tersebut. Muncullah ide untuk

membuat oleh – oleh khas Kabupaten Tulungagung yang berbentuk dalam kaos.

Tema budaya dan sejarah sengaja diangkat karena banyak masyarakat yang belum

mengenal Kabupaten Tulungagung.

Meski nampaknya merupakan barang yang sudah umum dijual sebagai

cenderamata dibeberapa kota besar. Akan tetapi produk ini belum biasa di

Kabupaten Tulungagung, sehingga Gadhe selalu menjadi tempat kunjungan para

wisatawan di Kabupaten Tulungagung untuk mencari oleh-oleh. Walaupun dari

tampilan terlihat biasa saja, tetapi cenderamata olahan Gadhe mempunyai ciri

khas tersendiri, terutama pada kaosnya yang dibagian punggungnya diberi filosofi

Jawa dengan ejaan Swandi.

UKM Gadhe mengusung slogan saking Toeloengagoeng njebar katresnan

yang memiliki arti dari Kabupaten Tulungagung menebar cinta. Untuk

menjadikan merek souvenir yang besar UKM Gadhe menghadirkan keunggulan

dibandingkan produk souvenir lain. Strategi yang diterapkan UKM Gadhe adalah

upaya mengenalkan berbagai produknya, UKM Gadhe memproduksi berbagai

produk, mulai dari kaos, mug, vandel, stiker, tas dan gantungan kunci. Dengan

mengutamakan kualitas bahan dan proses yang terbaik, UKM Gadhe memiliki

(14)

5

Brand image souvenir khas Kabupaten Tulungagung dibentuk oleh pengusaha kaos Gadhe. Kaos Gadhe mampu membangun persepsi public dalam

mengenali, mengingat suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk

souvenir. Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat

suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan

melalui brand awareness.

Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk dilakukan agar bisa

mempertegas posisi kaos Gadhe sebagai produk yang memiliki brand icon

Kabupaten Tulungagung. Pemilik usaha melakukan strategi komunikasi, agar

kaos Gadhe bisa semakin dikenal di kalangan masyarakat, memantapkan

eksistensinya sehingga diharapkan bisa memberikan prestasi yang bagus dan juga

mengangkat pariwisata yang ada di Kabupaten Tulungagung.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang dibahas

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi UKM Gadhe dalam membangun brand image Kabupaten

Tulungagung?

2. Faktor-faktor apa yang menentukan UKM Gadhe sebagai brand image

Kabupaten Tulungagung?

C.Tujuan Penelitian

Mengacu pada fokus penelitian diatas, maka maksud dan tujuan penelitian

(15)

6

1. Untuk mendiskripsikan strategi UKM Gadhe dalam membangun brand

image Kabupaten Tulungagung

2. Untuk mendiskripsikan Faktor – faktor yang menentukan UKM Gadhe

sebagai brand image Kabupaten Tulungagung.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dilihat dari dua sisi, yakni praktis dan teoritis. Adapun

manfaat penelitian tersebut, yaitu:

1. Manfaat secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran

mengenai brand image dan persepsi konsumen kepada para akademisi

unuk mendukung pengembangan ilmu komunikasi maupun public relation

pada masa sekarang dan masa mendatang.

2. Manfaat secara Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan membuka wawasan melalui fakta yang diperoleh

secara langsung dari lapangan sebagai penerapan teori yang telah

dipelajari selama perkuliahan.

b. Bagi pelaku usaha, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

evaluasi dan contoh agar dapat mengetahui lebih dalam bagaimana

membangun brand image UKM Gadhe. Sehingga selanjutnya dapat

memahami dan menyusun strategi yang efektif untuk membangun

(16)

7

c. Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi, masukan dan menambah wacana keilmuan komunikasi.

E.Kajian Penelitian Terdahulu

Sebagai rujukan dari hasil penelitian yang terkait dengan tema, peneliti

berupaya mencari referensi hasil penelitian terdahulu. Dari hasil pencarian peneliti

menemukan penelitian terdahulu dengan judul : Strategi humas dalam

membangun brand image Produk Kimbo (Studi pada PT. Pangan Mitra

Sejahtera). Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 oleh Audinda Oktavirani

Putri, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Penelitian ini

adalah skripsi dan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Tujuan penelitian ini

yakni untuk mengetahui bagaimana strategi hubungan masyarakat (humas) dalam

membangun brand image-nya selama ini dan aspek apa saja yang ditekankan

didalamnya.

Hasil penelitian yang diperoleh yakni strategi humas dalam membangun

brand image produk Kimbo inovasi baru produk Kimbo, Inovasi baru produk Kimbo dalam memperkenalkan produk baru dan mengarahkan individu untuk

memahami eksistensi suatu inovasi dari produk Kimbo sertamengacu pada reaksi

positif publik terhadap inovasi dan pemanfaatannya. Promosi produk yang

menarik sebagai media saluran komunikasi, promosi ini dilakukan dengan cara:

event dapur Kimbo, event demo icip-icip, promo produk, promo koran, promo

bendit, dan kegiatan gatering. Segmentasi pasar produk Kimbo sebagai bentuk

(17)

8

Membangun strategi jangka pendek 1 (satu) tahunan untuk mengukur sejauh mana

capaian target strategi ini dijalankan.

Penelitian terdahulu tersebut memiliki persamaan dengan penelitian saat

ini peneliti lakukan yakni sama – sama meneliti membangun brand image produk.

Perbedaannya, penelitian terdahulu hanya meneliti strategi humas dalam

membangun brand image produk sedangkan penelitian saat ini meneliti strategi

komunikasi UKM Gadhe dalam membangun brand image produk.

Penelitian terdahulu selanjutnya dengan judul : Strategi Komunikasi Radio

Karimata FM dalam Menjaga Eksistensi Brand image sebagai Radio Berita.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 Moh.Arif, mahasiswa Universitas

Trunojoyo Madura. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.

Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi

yang di lakukan oleh Karimata FM dalam memepertahankan eksistensi brand

karimata sebagai radio berita yang berada di lingkungan Madura.

Hasil penelitian yang diperoleh strategi yang di gunakan Karimata

pengenalan khalayak dengan bekerja sama dengan beberapa intansi dan turun

langsung kelapangan untuk mengetahui kondisi pendengar Karimata. Tentang

pendengar karimata karimata menyusun pesan dengan memenuhi seluruh

kebutuhan dari pendengar serta menentukan metode, keakraban dan pendekatan

kangsung menjadi pilihan Karimata dalam menjaga eksistensi brand image yang

di miliki Karimata pemilihan media Karimata dengan menggunakan orang-orang

Karimata sebagai media dan fasilitas Karimata sebaagai penunjang dari eksistensi

(18)

9

Penelitian terdahulu tersebut memiliki persamaan dengan penelitian saat

ini yakni sama-sama meneliti tentang menjaga eksistensi brand image.

Perbedaannya, penelitian terdahulu hanya focus pada strategi komunikasi dari

stakeholder internal , sedangkan penelitian saat ini meneliti strategi komunikasi

dalam membangun brand image produk dan faktor yang mendukung terbentuknya

brand image.

Penelitian terdahulu selanjutnya dengan judul : Brand image Kerudung

instan Rabbani di Kota Jember. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2011 oleh

Ahmad Alfian Dzulfikar, mahasiswa Universitas Jember. Jenis penelitian ini

adalah skripsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskripif. Tujuan

penelitian ini yakni untuk mengetahui persepsi dan perilaku konsumen kerudung

instan Rabbani terkait brand image-nya pada konsumen dan pemakai kerudung

instan Rabbani di Jember.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa persepsi konsumen

Rabbani terkait brand image kerudung instan di kota Jember adalah cukup baik.

Secara umum konsumen yang berasal dari kalangan ibu-ibu menilai merek

kerudung instan Rabbani mempunyai citra yang positif dibandingkan dengan

produk yang sama dengan merek lain. Kerudung instan Rabbani lebih unggul

karena memiliki kualitas bahan yang baik, harga yang terjangkau, lokasi outlet

yang mudah ditemukan, logo dan nama merek yang baik dan mudah diingat

sehingga konsumen tidak mengalami kesulitan ketika hendak membeli produk

tersebut.

Penelitian terdahulu tersebut memiliki persamaan dengan penelitian saat

(19)

10

terdahulu focus pada persepsi konsumen dalam menilai brand image, sedangkan

penelitian saat ini menilai strategi komunikasi dalam membangun brand image.

F. Definisi Konsep 1. Brand image

Brand image adalah kesan di benak pelanggan atas kepribadian total merek suatu produk (kepribadian total produk adalah kualitas yang ada

sekarang dan harapan kualitas di masa mendatang). Brand image dapat

dibangun secara terus menerus melalui periklanan dengan tema yang konsisten,

kemuadian harus dikonfirmasi oleh pelanggan yang bersangkutan melalui

pengalamannya terhadap kualitas produk dan layanan.2

Brand image can be defined as a perception about brand as reflected by the brand association held in consumer memory”. Hal ini berarti citra merek adalah persepsi tentang merek yang digambarkan oleh asosiasi merek yang ada

dalam ingatan konsumen.3

Image konsumen yang positif terhadap suatu brand lebih memungkinkan

konsumen untuk melakukan pembelian. Brand yang lebih baik juga menjadi

dasar untuk membangun citra perusahaan yang positif.

2. Strategi Komunikasi

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen

(management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun, untuk mencapai tujuan

(20)

11

tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan

arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimanana taktik operasionalnya.4

Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi

(communication planning) dan manajemen (management communication) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi

komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis

harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda

sewaktu-waktu, bergantung kepada situasi dan kondisi.

3. Kabupaten Tulungagung

Kabupaten Tulungagung adalah salah satu kabupaten yang terletak di

Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pusat pemerintahan Kabupaten Tulungagung

berada di Kecamatan Kabupaten Tulungagung. Kabupaten Tulungagung

terkenal sebagai satu dari beberapa daerah penghasil marmer terbesar di

Indonesia, dan terletak terletak 154 km barat daya Kota Surabaya, ibu kota

Provinsi Jawa Timur.

Kabupaten Tulungagung mempunyai banyak wisata alam yang bisa

dikatakan lengkap yakni meliputi wisata pantai, wisata candi dan wisata air

terjun. Letak Kabupaten Tulungagung yang berbatasan dengan samudera

hindia di sebelah selatan membuat Kabupaten Tulungagung dikelilingi dengan

banyak pantai yang mengagumkan.

Wisata kuliner dan budaya Kabupaten Tulungagung juga patut

diperhitungkan. Banyak makanan khas kota marmer yang wajib menjadi buah

(21)

12

tangan wisatawan. Kebudayaan khas Kabupaten Tulungagung pun masih

dilestarikan sampai sekarang, misalnya reog kendang dan jaranan senterewe.

G.Kerangka Pikir Penelitan

Kerangka teori penelitian adalah model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai

masalah penelitian. Untuk mendukung pemikiran yang sistematis dan logis

menganalisa, peneliti menemukan teori yang sesuai dengan bahan pendukung

yakni teori brand communication.

Dengan teori tersebut peneliti bisa menggambarkan bahwa proses brand

image bisa dilihat berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap gambaran yang diolah, diorganisasikan dan disimpan dalam benak konsumen. Teori tersebut

digunakan karena mampu untuk menjawab fenomena yang ingin dikaji oleh

peneliti mengenai strategi komunikasi UKM Gadhe dalam membangun brand

image Gadhe sebagai icon Kabupaten Tulungagung. Dengan adanya teori

tersebut, maka peneliti bisa menganalisis proses branding Gadhe sebagai identitas

(22)

13

Bagan 2. 1

Kerangka Teori Penelitian

H.Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Studi kasus

merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang menelaah satu kasus secara

intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif. Dapat dilakukan terhadap

individu seperti yang dilakukan ahli psikologi analisis, juga terhadap

kelompok. Pada penelitian yang menggunakan pendekatan ini, berbagai

variabel ditelaah dan ditelusuri, termasuk kemungkinan hubungan antar

variabel yang ada. Sebuah studi kasus memberi deskripsi tentang individu,

tetapi dapat juga sebuah tempat seperti perusahaan dan lingkungan

UKM

Gad

h

e

Awareness

Knowledge

Liking

Preference

Convictin

Purchase

Brand Image

(23)

14

sekitar.Suatu lembaga atau sejumlah lembaga dianalisis secara mendalam

dengan melakukan pengamatan.5

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari subjek yang diamati dan

memiliki karakteristik bahwa data yang diberikan merupakan data asli yang

tidak diubah serta menggunakan cara yang sistematis dan dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Penelitian kualitatif bertujuan mencari

pengertian mendalam tentang suatu gejala, fakta atau realita. Fakta, realita,

masalah, gejala serta peristiwa hanya dapat dipahami bila peneliti

menelusurinya secara mendalam dan tidak di permukaan saja. Kedalaman ini

mencirikhaskan metode kualitatif, sekaligus sebagai faktor unggulannya.

Penelitian kualitatif menjawab pertanyaan berciri eksplanatoris, lebih ke arah

penciptaan teori. Metode kualitatif akan menggunakan data yang diambil

melalui wawancara, observasi lapangan atau dokumen yang ada.6

2. Subyek, Obyek, dan Lokasi Penelitian

a. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini ditentukan berdasarkan purposive sampling

yakni seleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti

berdasarkan tujuan penelitian.7 Kriteria ditentukan dari perkiraan kapasitas

pengetahuan dan pengalaman subyek penelitian terhadap hal yang berkaitan

dengan focus penelitian untuk memberikan informasi yang diperlukan.

5Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011) hlm. 64-65

6Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Grasindo, 2010), hlm.67

(24)

15

Subyek dalam penelitian ini adalah semua stakeholder yang terlibat

baik publik internal maupun public eksternal. Dimana subyeknya terdiri dari

stakeholder internal (pemilik dan pegawai Gadhe) dan stakeholder eksternal (mitra UKM Gadhe dan konsumen).

Dalam stakeholder internal, peneliti memilih pemilik UKM Gadhe

dan pegawai yang telah bekerja selama 5 tahun di galeri UKM Gadhe.

Sedangkan pemilihan informan dari stakeholder internal, peneliti memilih 3

dari 4 mitra UKM Gadhe yang telah bekerjasama dalam proses promosi dan

distribusi produk Gadhe. Sementara dari konsumen, peneliti memilih 3

orang konsumen yang pernah membeli produk Gadhe dan mengakui

keunggulan produk Gadhe.

Berikut data informan penelitian yakni pemilik, pegawai, tiga mitra

serta tiga konsumen UKM Gadhe :

1) Toto Fibri Karuniawan, yang merupakan pemilik UKM Gadhe yang

mempunyai tugas mendesain, mengatur dan mengontrol produksi.

2) Bayu, yang merupakan pegawai aktif UKM Gadhe selama 5 tahun yang

bertugas mengelola stok produksi yang ada di galeri Gadhe.

3) Didik, yang merupakan pengelola Klinik UMKM Dinas Koperasi dan

UMKM Kabupaten Tulungagung yang bertugas memasarkan dan

mengelola stok yang ada di klinik UMKM.

4) Rudi, merupakan mitra UKM Gadhe yang bekerja sebagai room

(25)

16

5) Rima, merupakan purchasing manager yang bertugas di Hotel Crown

Kabupaten Tulungagung sebagai penanggungjawab produk UKM

Gadhe.

6) Tantri, merupakan konsumen yang pernah membeli produk UKM

Gadhe dan memiliki beberapa koleksi dari UKM tersebut.

7) Angga, merupakan konsumen langganan UKM Gadhe yang sering

membeli produk UKM Gadhe sebagai koleksi.

8) Galih, merupakan konsumen yang pernah membeli produk UKM

Gadhe dan merasa bangga dengan brand tersebut.

b. Obyek Penelitian

Obyek yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah bidang yang

terkait dengan keilmuan komunikasi public relations. Dalam hal ini lebih

ditekankan pada strategi komunikasi UKM Gadhe guna membangun brand

image sebagai souvenir khas Kabupaten Tulungagung. Dalam penelitian

ini, strategi komunikasi UKM Gadhe terhadap brand image merupakan

bagian dari proses komunikasi dalam segi mengolah dan menyampaikan

pesan yang dilakukan UKM Gadhe (sebagai komunikator).

c. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitiannya ada di galeri UKM Gadhe Jalan M.T. Haryono,

Kecamatan Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Tulungagung. Peneliti

memilih usaha UKM Gadhe karena merupakan UKM yang memiliki

keunikan. Produknya yang mengusung tema sejarah dan budaya Kabupaten

Tulungagung menjadikan produk Gadhe sebagai cenderamata yang wajib

(26)

17

UKM Gadhe dibandingkan dengan souvenir khas daerah lainnya adalah

mempunyai tujuan melestarikan dan memperkenalkan budaya yang ada di

Kabupaten Tulungagung.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data

pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Sumber data primer dalam

penelitian ini adalah informan yang telah ditentukan oleh peneliti, yakni

pemilik dan pegawai UKM Gadhe, mitra dan konsumen Gadhe. Data ini

diperoleh melalui wawancara mendalam dengan informan. Beberapa data

primer diantaranya sebagai berikut :

1) Strategi komunikasi UKM dalam membangun brand image.

2) Faktor – faktor yang mendukung UKM Gadhe sebagai brand image

Kabupaten Tulungagung.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data kedua atau

sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Data ini sebagai pendukung data

primer. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah literatur yang

mendukung data primer, seperti kamus, internet, dan buku-buku yang

berhubungan dengan penelitian. Data sekunder yang diperoleh dalam

penelitian ini yaitu :

1) Profil UKM Gadhe

(27)

18

4. Tahapan Penelitian

a. Tahap Pra Lapangan

1) Menentukan tema dan judul penelitian. Peneliti mencari konsep dan

fenomena yang akan diteliti. Tahap ini nantinya memudahkan dalam

penulisan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian. Dalam penelitian ini peneliti memilih judul “Brand image

Gadhe sebagai Icon Kabupaten Tulungagung”.

2) Menyiapkan proposal penelitian. Untuk melakukan penelitian,

disiapkan rancangan penelitian yang tertulis dalam proposal penelitian.

3) Menentukan informan, mengurus perijinan untuk persiapan wawancara.

Peneliti memilih informan yang tepat sehingga mengoptimalkan data

yang dibutuhkan dalam penelitian. Kemudian mengurus perijinan

kepada informan, menyiapkan kebutuhan untuk wawancara dan

pengumpulan data.

b. Tahap Lapangan

1) Memahami latar penelitian. Sebelum melakukan penelitian langsung ke

lapangan, peneliti perlu memahami kondisi tempat, suasana, dan

informan yang diteliti. Dalam hal ini peneliti harus mengetahui lokasi

dimana biasanya informan berada dan dapat ditemui. Juga melakukan

perkenalan dan pendekatan kepada informan sehingga memudahkan

dalam pengamatan dan wawancara. Dengan memahami latar penelitian,

peneliti akan lebih siap sehingga memaksimalkan perolehan data.

2) Terjun ke lapangan. Peneliti memasuki lokasi penelitian, menemui

(28)

19

dan pegawai UKM Gadhe, mitra UKM Gadhe dan konsumen Gadhe ),

serta meminta dokumen pendukung untuk data penelitian. Proses ini

dilakukan sambil mencatat data yang diperoleh.

c. Penulisan Laporan

Langkah akhir dalam penelitian adalah membuat laporan penelitian.

Laporan penelitian berisi suatu proses dan hasil dari suatu penelitian yang

merupakan deskripsi yang disusun secara sistematis, objektif, ilmiah, dan

dilaksanakan tepat pada waktunya.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dipergunakan untuk memperoleh data

kualitatif adalah observasi secara langsung, wawancara secara mendalam dan

observasi.8 Penjelasannya sebagai berikut :

a. Wawancara Mendalam

Menurut Deddy Mulyana, wawancara adalah bentuk komunikasi

antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi

dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

berdasarkan tujuan tertentu9. Dalam penelitian ini wawancara yang

dilakukan adalah wawancara mendalam (indepth interview). Wawancara

ini bersifat informal, yakni luwes dan fleksibel, karena dapat disesuaikan

dengan kondisi informan sehingga pertanyaan menjadi relevan, karena

selain dibangun atas dasar pengamatan, pertanyaan juga disesuaikan

dengan keadaan orang yang diwawancarai.10 Informan dalam penelitian ini

8 Elvionaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2010) hlm 161 -167.

(29)

20

adalah pemilik dan pegawai UKM Gadhe, mitra UKM Gadhe dan

konsumen Gadhe.

Wawancara ini bertujuan untuk melacak berbagai gejala tertentu dari

perspektif orang-orang yang terlibat, sehingga peneliti dapat mempelajari

hal-hal yang tampaknya memang tidak dapat dilacak dengan

menggunakan cara atau metode lain. Di sini informan lalu berfungsi

sebagai pengamat yang kemudian melaporkan kepada peneliti (dengan

memberikan jawaban atas pertanyaan peneliti) mengenai gejala yang

diteliti. Wawancara ini juga dapat digunakan untuk melacak fenomena

tertentu dari perspektif orang yang terlibat, juga dimaksudkan untuk

melacak penilaian atau pandangan dari orang-orang yang terlibat

mengenai perilaku mereka sendiri.

b. Observasi

Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan

panca indra lainnya. Peneliti melakukan observasi dengan terjun langsung

ke lapangan dan berada bersama informan, namun bersifat pasif. Data

yang diobservasi dapat berupa gambaran tentang sikap, kelakuan, perilaku,

tindakan, keseluruhan interaksi antar manusia, serta kondisi-kondisi di

lapangan yang dapat memenuhi informasi untuk penelitian ini.

Dalam hal ini peneliti akan datang langsung ke galeri Gadhe serta

ke lokasi-lokasi lain tempat para informan tersebut berada. Peneliti akan

mengumpulkan informasi secara langsung, melihat dan mengamati hal-hal

(30)

21

rinci. Tujuan observasi ini yakni, dengan berada di lokasi bersama

informan dan pihak lain yang terkait dengan penelitian akan membantu

peneliti memperoleh banyak informasi yang tersembunyi dan mungkin

tidak terungkap selama wawancara. Sehingga peneliti dapat mengetahui

apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dialami informan.

c. Dokumentasi

Data dokumentasi yang tersedia dapat berupa surat-surat, catatan

harian, laporan, foto, rekaman video, rekaman suara, dan sebagainya. Sifat

utama dari data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi

peluang kepada peneliti untuk hal-hal yang telah silam. Dalam penelitian

ini, peneliti meminta dokumen dan mendokumentasikan sendiri (dari

proses wawancara atau observasi) terkait penelitian dari UKM Gadhe

Tjinderamata, serta dari para stakeholder-nya yang menjadi informan.

6. Teknik Analisis Data

Menurut Lexy J Moleong, analisis data adalah proses

mengorganisasikan dari mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat di rumuskan hipotesis

kerja seperti yang disarankan oleh data. Dalam menganalisis data dari

penelitian ini, peneliti menggunakan Teknik Analisis Interaktif Miles dan

Huberman. Teknik ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen: reduksi data,

penyajian data, dan penarikan serta pengujian kesimpulan.11

a. Reduksi data.

(31)

22

Tahap pertama, melibatkan langkah editing, pengelompokan, dan

meringkas data. Tahap kedua, menyusun catatan-catatan mengenai berbagai

hal, termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-proses sehingga

peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-kelompok, dan pola-pola

data. Kemudian pada tahap terakhir, peneliti menyusun rancangan

konsep-konsep serta penjelasan-penjelasan mengenai tema, pola, atau

kelompok-kelompok data yang bersangkutan.

b. Penyajian data.

Melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin

(kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga

seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan.

Data yang tersaji berupa kelompok-kelompok yang kemudian saling

dikait-kaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan.

c. Penarikan dan pengujian kesimpulan.

Peneliti mengimplementasitakan prinsip induktif dengan

mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan dari

display data yang telah dibuat. Dalam hal ini peneliti masih harus

mengkonfirmasi, mempertajam, atau mungkin merevisi

kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan-kesimpulan final berupa

proposisi-proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti.

Menarik kesimpulan / verifikasi adalah peneliti mulai mencari arti

tentang data-data yang dikumpulkan, menyimpulkan dan memverifikasi

(32)

23

I. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika dalam pembahasan ini terbagi menjadi lima bab dan

pada tiap babnya terdapat sub-sub sebagaimana uraian berikut ini:

BAB I: PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah dan fokus penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian hasil penelitian terdahulu, definisi

konsep, kerangka pikir penelitian, metode penelitian, dan sistematika

pembahasan.

BAB II: KAJIAN TEORITIS

Pada bab ini menguraikan penjelasan tentang kerangka teoritik yang

meliputi pembahasan kajian pustaka dan kajian teoritik yang berkaitan dengan

strategi komunikasi UKM Gadhe dalam membangun brand image.

BAB III: PAPARAN DATA PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan tentang data penelitian, yakni gambaran singkat

UKM Gadhe dan deskripsi tentang data hasil penelitian..

BAB IV: INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN

Pada bab ini membahas temuan penelitian dan menganalisis data

konfirmasi temuan dengan teori.

BAB V: PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang memuat

(33)

24

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A.Kajian Pustaka

1. Public Relations

a. Pengertian public relations

Public relations secara umum diartikan sebagai semua kegiatan

yang dilakukan oleh suatu lembaga atau organisasi dan badan usaha

melalui petugas Public Relations Officer (PRO) untuk merumuskan

organisasi atau struktur dan komunikasi guna menciptakan saling

pengertian yang lebih baik antara lembaga itu dengan khalayaknya (pihak

– pihak yang harus dihubunginya).1 Jadi public relations dapat dipandang

sebagai alat atau medium untuk menciptakan hubungan – hubungan

dengan siapa saja yang dianggap membawa keuntungan dan kemajuan

bagi organisasi atau lembaga yang bersangkutan.

Dalam public relations terdapat suatu usaha atau kegiatan untuk

menciptakan keharmonisan atau sikap budi yang menyenangkan antara

suatu badan dengan publiknya. Kegiatan yang menonjol adalah

menanamkan dan memperoleh pengertian, goodwill dan kepercayaan

publik tertentu dan masyarakat pada umumnya.2

b. Fungsi public relations

1Harsono Suardi, Beberapa Aspek lain dan Kegiatan Hubungan Masyarakat, dimuat dalam

Bulletin Pengetahuan Kehumasan, No. 24 th. 1998

(34)

25

Fungsi utama public relations adalah membangun dan

mengembangkan hubungan baik antar lembaga atau organisasi dengan

publiknya, internal maupun eksternal dalam menanamkan pengertian,

menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan

opini publik yang menguntungkan lembaga.

Edwin Emery menyebut fungsi public relations sebagai :3

“upaya yang terencana dan terorganisir dari sebuah perusahaan

atau lembaga untuk menciptakan hubungan – hubungan yang saling

bermanfaat dengan publiknya.”

Public relations mempunyai fungsi timbal balik, eksternal dan

internal. Fungsi eksternal adalah menumbuhkan sikap dan citra yang

positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau lembaganya.

Fungsi internal adalah mampu mengidentifikasi sikap yang kurang

menguntungkan sebelum suatu tindakan atau kebijakan itu dijalankan.

c. Tujuan public relations

Bertrand R. Canfield menyebutkan public relations mengemban 3

fungsi, yaitu :4

1) Mengabdi pada kepentingan umum

Kegiatan public reations benar – benar dberikan untuk kepentingan

umum. Bagi PRO harus mampu menciptakan, membina dan memelihara

hubungan internal dan eksternal organisasi.

2) Memelihara komunikasi yang baik.

3 Edwin Emery, Introduction to Mass Communication, edisi kesembilan (New York : Harper –

Row Publisher, 1998) hlm 382

(35)

26

Seorang PRO adalah perantara antara pimpinan dan publiknya.

Untuk menciptakan hubungan yang baik, PRO harus mampu membina

komunikasi yang terarah dan efektif, formal dan informal.

3) Menjaga moral dan tingkah laku yang baik

Seorang PRO harus menjadi sosok teladan dan panutan, serta

mempunyai wibawa dan menjaga tingkah laku dan moralnya. Dengan

menjaga moral dan tingkah lakunya, PRO akan mendapat citra yang baik

di mata relasi maupun pegawai lainnya.

d. Hubungan public relations dengan eksternal publik

Tujuan eksternal publik adalah mempererat hubungan dengan

orang atau instansi di luar organisasi atau perusahaan, demi terciptanya

opini publik yang menguntungkan organisasi. Komunikasi eksternal

dengan masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai cara sebagai berikut

:5

1) Hubungan melalui kontak personal

Tugas public relations adalah memikirkan kepentingan publik.

Wawasan PRO dibentuk oleh pengalaman, memperhatikan sikap,

kebiasaan, cara melayani dan sebagainya. Lebih penting lagi,

memperhatikan perlakuan terhadap seseorang yang mempunyai hubungan

dengan lembaga / organisasi / perusahaan. Seorang PRO harus bersikap

sopan, ramah, selalu bersedia mendengar apa yang dikatakan publik sabar

dalam melayani dan tidak menangguhkan suatu pelayanan.

2) Hubungan dengan media massa

(36)

27

Salah satu kegiatan public relations yang penting adalah

menyelenggarakan hubungan dengan media massa, karena media massa

terutama pers mempunyai peran penting dalam penyebaran informasi

kepada masyarakat dalam bentuk opini publik.

e. Hubungan dengan internal publik

Tujuan adanya hubungan ini untuk mempererat hubungan antara

pimpinan dan karyawan sehingga menimbulkan semangat kerja di

lingkungan tempat kerja.

f. Proses public relations

Menurut Cutlip dan Center, tahap – tahap atau proses public

relations yaitu :6

1. Fact finding (pengumpulan data)

Tahap fact finding merupakan kegiatan memperoleh data dan fakta

yang erat kaitannya dengan pekerjaan yang akan dikerjakan. Data harus

lengkap dan keterangan – keterangan yang perlu diolah. Pada tahap ini

PRO mengadakan perbandingan, pertimbangan dan penilaian sehingga

diperoleh kesimpulan dan kebenaran dari data yang diperoleh.

2. Planning (perencanaan)

Pada tahap ini PRO menyusun daftar masalah yang dapat diambil

suatu pemikiran untuk mengatasi masalah. Perencanaan disusun dengan

matang mengingat kegiatan salah satu tahap yang menentukan suksesnya

tugas public relations.

(37)

28

3. Communicating (komunikasi)

Efektivitas komunikasi selain ditentukan isi pesan serta teknik

penyebarannya, secara khusus juga ditentukan oleh keadaan untuk

menerima pesan tersebut.

4. Evaluating (evaluasi)

Setelah tahap komunikasi, perlu untuk mengetahui pengaruhnya

terhadap publik. Hal ini dilakukan melalui evaluasi yang dapat ditempuh

melalui riset publik.

Tujuan utama evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa jauh

kegiatan public relations benar – benar dilaksanakan menurut rencana

berdasarkan hasil penelitian atau tidak. Jadi tanpa penilaian sulit diketahui

sejauh mana kelancaran kegiatan public relations yang telah berlangsung.

2. Brand image

a. Dasar – dasar brand image

1) Pengertian brand

Brand atau merek merupakan salah satu bagian terpenting dari

suatu produk. Brand dapat menjadi salah suatu nilai tambah bagi produk

barang maupun jasa. Brand sangat erat kaitannya dengan berbagai

strategi perusahaan serta engandung janji perusahaan untuk secara

konsisten memberikan ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli.7

Pemberian brand telah dilakukan sejak dulu untuk membedakan produk

(38)

29

dari para pesaingnya. Pemberian brand semakin berkembang setelah

persaingan antar pengusaha semakin tajam.

American Marketing Association (AMA) mendefinisikan brand

atau merek sebagai nama, istilah, tanda, symbol atau desain atau

kombinasi dari semua itu yang tujuannya untuk mengidentifikasi barang

dan jasa dari satu perusahaan atau kelompok perusahaan dan untuk

membedakan mereka dari perusahaan yang lain.8

Brand juga dapat diasosiasikan sebagai nama, terminology,

symbol, warna khas, tipografi, logo spesifik atau juga kombinasi dari

beberapa elemen tersebut yang bisa dijadikan identitas suatu produk dan

jasa. Brand juga berupa simbolisasi dan imajinasi yang diciptakan dan

ditanamkan dalam benak konsumen.9

Menurut Kotler, brand pada dasarnya adalah janji penjual untuk

memberikan suatu rangkaian spesifik dari ciri-ciri, manfaat, dan jasa

secara konsisten kepada pembeli. Brand yang baik memberikan suatu

symbol. Sebuah brand memberikan enam level arti, yakni :10

a) Atribut

Brand mengingatkan akan suatu atribut tertentu. Contohnya adalah

notebook apple dinyatakan sebagai produk yang mahal, terancang

baik, tahan lama dan bergengsi tinggi.

b) Manfaat

8Dewi Haroen, Personal Branding Kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik (Jakarta : PT

Gramedia, 2014) hlm 6

9Firmanzah, Marketing Politik – Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008) hal 14

10Philip Kotler, Marketing Management : Analysis, Planning, Implementation and Control (New

(39)

30

Brand lebih dari seperangkat atribut. Pelanggan tidak hanya

membeli atribut, etapi mereka membeli manfaat. Atribut perlu

ditranslasikan ke dalam manfaat fungsional dan manfaat emosional.

c) Nilai

Brand menyatakan sesuatu mengenai nilai produk yang ditawarkan

oleh produsen

d) Budaya

Brand dapat menggambarkan suatu budaya tertentu.

e) Kepribadian

Brand dapat melambangkan suatu kepribadian tertentu. Seringkali

produk tertentu menggunakan kepribadian orang yang terkenal

untuk mendongkrak atau menopang brand produknya.

f) Pemakai

Brand menggambarkan jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan produk tersebut.

2) Fungsi brand

a. Bagi konsumen :

1. Identifikasi prosuk, baik berupa barang maupun jasa. Mutu atau

kualitas produk berupa barang nyata atau tampak dari kondisi

barang tersebut, baik kualitasnya sampai pada kemasan barang.

Sedangkan produk jasa, mutu atau kualitasnya berupa pelayanan

(40)

31

2. Brand meningkatkan efisiensi pembeli. Dengan adanya nama

atau merek maka akan memudahkan pembeli menemukan

produk yang diminati. Hal ini tentunya lebih efisien dan efktif.

3. Membantu menarik perhatian konsumen atas suatu produk baru

yang mungkin memberikan keuntungan bagi mereka.

4. Untuk membantu mencegah terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan konsumen atau resio konsumen, baik resiko dalam

hal kesehatan, resiko kesalahan fungsi produk, kesalahan harga

ataupun resiko ketidaklayakan produk atau jasa tersebut

dikonsumsi.

b. Bagi produsen

1. Memudahkan produsen untuk memproses pesanan dan

menelusuri masalah yang timbul.

2. Sebagai perlindungan hukum terhadap ciri khas produk,

sehingga tidak ada produk lain yang meniru.

3. Membantu penjual dalam melakukan segmentasi pasar.

4. Membantu penjual dalam menarik konsummen yang setia dan

yang menguntungkan.

5. Membantu membangun citra perusahaan atau produsen (jika

merek tersebut menimbulkan persepsi positif di masyarakat)

(41)

32

7. Mengidentifikasikan keunggulan produk yang dimiliki, yang

membedakan produk tersebut dengan produk lain, terutama

produk saingan. 11

3) Image (citra)

Pengertian image menurut Kotler, adalah kepercayaan, ide dan

impresi seseorang terhadap sesuatu. Sedangkan pengertian citra

menurut Alma, Buchari citra merupakan kesan, impresi, perasaan atau

persepsi yang ada pada pulik mengenai perusahaan, suatau obyek,

orang atau lembaga.

Bagi perusahaan citra berarti persepsi masyarakat terhadap jati

diri perusahaan. Persepsi ini didasarkan pasa apa yang masyarakat

ketahui atau kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan

yang sama belum tentu memiliki citra citra yang sama pula dihadapan

masyarakat. Citra perusahaan menjadi salah satu kunci bagi konsumen

dalam mengambil keputusan penting. Contoh, keputusan utuk

membeli suatu barang, keputusan untuk mengkonsumsi makanan dan

minuman keputusan memilih sekolah dan lain-lain.citra yang baik

akan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan, sedangkan citra

yang buruk menghasilkan dampak negative dan melemahkan

kemampuan perusahaan dalam persaingan dunia usaha.

Citra adalah tujuan pokok bagi suatu organisasi atau perusahaan.

Pengertian citra itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya

dapat dirasakan dari penilaian, baik semacam tanda respek dan rasa

(42)

33

hormat dari publik sekelilingnya atau masyarakat luas terhadap

organisasi atau perusahaan tersebut dilihat sebagai sebuah badan

usaha yang dipercaya, professional, dan dapat diandalkan dalam

pembentukan pelayanan yang baik. Tugas PR itu sendiri adalah

menciptakan citra organisasi yang diwakilinya sehingga tidak

menimbulkan isu-isu yang merugikan.

Citra adalah pemahaman kesan yang timbul karena pemahaman

akan suatu kenyataan.12 Sedangkan menurut Linggar “citra humas

yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan

pengalaman, pengetahuan serta pemahaman atas kenyataan yang

sesungguhnya.”13

Dari pernyataan diatas menjelaskan bahwa citra adalah sesuatu

yang ditonjolkan secara nyata yang timbul berdasarkan pengetahuan

dan pengalaman yang ada. Citra yang dimaksud disini adalah kesan

yang ingin diberikan oleh perusahaan kepada publik atau khalayaknya

agar timbul opini public yang positif tentang perusahaan tersebut.

Landasan citra berakar dari :“Nilai-nilai kepercayaan yang

konkritnya diberikan secara individual dan merupakan pandangan atau

persuasi, serta terjadinya proses akumulasi dari individu-individu

tersebut akan mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk

membentuk suatu opini publik yang lebih luas dan abstrak, yaitu

sering dinamakan citra atau image.”14

12 Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:667)

13 Linggar, Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya(Jakarta : Bumi Aksara, 2000) hal 69 14 Rosadi Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasidan Aplikasi(Jakarta: Raja

(43)

34

Menurut Frank Jefkins dalam Public Relations mengemukakan

bahwa ada beberapa jenis citra yang penting untuk diketahui oleh

seorang PR. Jenis-jenis citra tersebut adalah :

a. Citra Bayangan (Mirror Image)

Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam

mengenai pandangan luar terhadap organisasinya.

b. Citra yang berlaku (Current Image)

adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak

luar mengenai suatu organisasi atau perusahaan.

c. Citra Yang Diharapkan (Wish Image)

adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen.

Biasanya citra yang diharapkan lebih baik atau lebih

menyenangkan daripada citra yang ada.

d. Citra Perusahaan (Corporate Image)

adalah citra dari suatu organisasi atau perusahaan secara

keseluruhan. Jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya saja.

Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal positif yang

dapat meningkatkan citra suatu perusahaan, antara lain sejarah atau

riwayat hidup perusahaan yang gemilang dan lain sebagainya.

e. Citra Majemuk (Multiple Image)

Citra ini dapat diterapkan pada semua jenis organisasi atau

perusahaan yang memiliki banyak unit dan pegawai (anggota).

Masing-masing unit dan individu memiliki perangai dan perilaku

(44)

35

memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra

organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.15

4) Pengertian Brand image

Image adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu

yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.

Menurut khasali image adalah kesan yang timbu karena pemahaman

akan kenyataan. Pemahaman itu sendiri muncul karena adanya

informasi.16

Dalam buku essential of public relations, jefkins menyebut

bahwa image adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan

dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan.17 Wujud

image bisa dirasakan dari hasil penilaian, penerimaan, tanggapan

positif atau negative yang khususnya dating dari publik (khalayak

sasaran) dan masyarakat luas pada umumnya.

Landasan image berakar dari “nilai-nilai kepercayaan” yang

konkritnya diberikan secara individual dan merupakan pandangan atau

persepsi serta terjadinya proses akumulasi dari amanah kepercayaan

yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut, akan mengalami

suatu prose cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini yang

lebih luas yaitu image (citra)18.

15http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-citra-image.html diakses pada

tanggal 1 april 2016

16Rhenald Kasali, Manajeman Public Relations, (Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti, 1994) hal 30 17Sholeh Soemirat dan Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,

2003) hal 114

18Rosadi Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (Jakarta : PT. Raja Grafindo

(45)

36

Image yang positif sebuah brand atau produk adalah berkaitan

dengan tanggapan publik lain terhadapa pengalaman selama

menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut yang menunjukkan

bahwa mereka percaya, merasa puas, loyal dan pada gilirannya terjalin

kerjasama yang saling menguntungkan.

Brand image adalah asosiasi brand yang saling berhubungan

dan menimbulkan suatu rangkaian dalam ingatan konsumen. Brand

image sebagai sekumpulan asosiasi brand yang terbentuk di benak

konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan brand tertentu

cenderung memiliki konsisten terhadap brand image.19

Dari penjelasan diatas dapat disimpulakan bahwa brand image

merupakan kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan

pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan yang

kemudian terakumulasi menjadi sebuah „kepercayaan‟ selama

mengenal, hingga menggunakan brand produk tersebut. Kesan yang

muncul relatif konsisten dalam jangka panjang yang terbentuk dalam

memori konsumen.

Menurut Keller, “brandimage can defined as perception about a

brand as reflected by the brand associations held in consumen

memory”.20 Brand image didefinisikan sebagai persepsi tentang

sebuah brand yang dicerminkan melalui asosiasi brand dalam ingatan

konsumen. Persepsi ditentukan oleh faktor-faktor seperti :

19Durianto,dkk, Strategi menaklukkan pasar melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek (Jakarta

:PT Gramedia Pustaka Utama, 2001) hal 69

(46)

37

a. Latar belakang budaya

b. Pengalaman masa lalu

c. Nilai-nilai yang dianut

d. Berita-berita yang berkembang21

Brand image mempuyai peranan sangat penting karena untuk

membedakan suatu perusahaan atau produk dengan yang lain. Tanpa

image yang kuat dan positifsangatlah sulit perusahaan menarik

pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan

meminta mereka membayar dengan harga tinggi.22

Faktor-faktor pembentuk brand image

Brand image (citra merek) di benak konsumen dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :23

a. Komunikasi dari sumber lain yang belum tentu sama dengan yang

dilakukan pemasar. Komunikasi bisa datang dari konsumen lain,

pengecer dan pesaing.

b. Pengalaman konsumen melalui eksperimen yang dilakukan

konsumen dapat mengubah persepsi yang dimiliki sebelumnya.

Oleh sebab itu, jumlah berbagai persepsi yang timbul itulah yang

akan membentuk total image of brand (citra keseluruhan sebuah

merek).

21Renald Kasali, Manajemen Public relations, konsep dan aplikasinya di Indonesia (Jakarta :

Pustaka Utama Graffiti, 1994) hal 23

22 A.B. Santoso & Himawan Wijanarko, Power Branding : Membengun Merek Unggul dan

Organisasi Pendukungnya (Jakarta : Quantum Bisnis dan Manajeman, 2004) hal 85

23Philip Kotler & Hermawan K., Repositioning ASIA From Buble ti Sustainable Economy

(47)

38

c. Pengembangan produk : posisi brand terhadap produk memang

cukup unik. Di satu sisi, merupakan payung bagi produk , artinya

dengan dibekali brand tersebut produk dapat naik nilainya. Di sisi

lain, performa produk ikut membentuk brand image yang

memayunginya dan tentunya konsumen akan membandingkan

antara performa produk yang telah dirasakan dengan janji brand

dalam slogan.

3. Strategi Komunikasi

Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan

oleh penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak ada strategi

komunikasi yang baik efek dari proses komunikasi (terutama komunikasi

media massa) bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif.

Sedangkan untuk menilai proses komunikasi dapat ditelaah dengan

menggunakan model-model komunikasi. Dalam proses kegiatan komunikasi

yang sedang berlangsung atau sudah selesai prosesnya maka untuk menilai

keberhasilan proses komunikasi tersebut terutama efek dari proses

komunikasi tersebut digunakan telaah model komunikasi.

Empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam menyusun

strategi komunikasi :

1) Mengenal Khalayak

Mengenal khalayak merupakan langkah utama bagi komunikator

dalam usaha komunikasi yang efektif. Dalam proses komunikasi

khalayak dapat dipengaruhi oleh komunikator tetapi komunikator juga

(48)

39

komunikasi, baik komunikator dan komunikan (khalayak) mempunyai

kepentingan yang sama. Tanpa persamaan kepentingan, komunikasi tak

mungkin berlangsung.Untuk mencapai hasil yang positif, maka

komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan

khalayak terutama dalam pesan, metode dan media.24

Untuk menciptakan persamaan kepentingan tersebut, maka

komunikatir harus mengerti dan memahami kerangka pengalaman dan

kerangka referensi khalayak secara tepat dan seksama yang meliputi :25

1. Kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak yang terdiri dari

:

a. Pengetahuan khalayak mengenai pokok persoalan

b. Kemampuan khalayak untuk menerima pesan – pesan lewat

media yang digunakan

c. Pengetahuan khalayak terhadap pemilihan kata – kata yang

digunakan.

2. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai – nilai dan norma

– norma kelompok dan masyarakat yang ada.

3. Situasi dimana khalayak itu berada

Public (khalayak) dapat diidentifikasi dari beberapa segi.

Dari segi pengetahuan khalayak misalnya terhadap pesan – pesan

yang disampaikan, dapat ditemukan khalayak yang tidak memiliki

pengetahuan. Sedang dari segi sikap khalayak terhadap isi pesan

(49)

40

yang disampaikan dapat ditemukan khalayak yang setuju, ragu –

ragu dan yang menolak.

2) Menyusun Pesan

Dalam menyusun pesan hal terpenting yaitu menentukan tema dan

materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut

ialah mampu membangkitkan perhatian. Awal dari suatu efektifitas

dalam komunikasi ialah timbulnya perhatian dari khalayak terhadap

pesan – pesan yang disampaikan. Hal ini sesuai dengan AA Procedure

atau from Attention to Action Procedure, artinya membangkitkan

perhatian (attention) untuk selanjutnya menggerakkan seseorang atau

orang banyak melakukan kegiatan (action) sesuai tujuan yang

dirumuskan.26

Selain AA procedure dikenal juga rumus klasik AIDDA sebagai

adoption process, yaitu Attention, Interest, Desire, Decision dan Action.

Artinya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention), kemudian

menumbuhkan minat dan kepentingan (interest), sehingga khalayak

memiliki hasrat (desire) untuk menerima pesan yang dirangsangkan oleh

komunikator dan akhirnya diambil keutusan (decision) untuk

mengamalkannya dalam tindakan (action).

Hal lain yang menyangkut menarik perhatian khalayak, Wilbur

Schramm selanjutnya mengemukakan apa yang disebut dengan avability

(mudahnya diperoleh) dan contrast (kontras). Kedua hal ini adalah

(50)

41

menyangkut dengan penggunaan tanda – tanda komunikasi (sign of

communication) dan penggunaan medium.

Avability, berarti isi pesan itu mudah diperoleh sebab dalam

persoalan yang sama orang selalu memilih yang paling mudah, yaitu

yang tidak terlalu banyak menyita energi atau tenaga. Sedang, contrast

menunjukkan bahwa pesan itu dalam hal mengunakan tanda – tanda dan

medium memiliki perbedaan yang tajam dengan keadaan sekitarnya.

Dalam menentukan tema dan materi atau isi pesan yang akan

diberikan kepada khalayak sesuai dengan kondisiya, dikenal dua bentuk

penyajian permasalahan yaitu bersifat : one side issue (sepihak) dan both

sides issue (kedua belah pihak).

One side issue dimaksudkan penyajian masalah yang bersifat

sepihak yaitu hanya mengeukakan hal yang positif saja ataukah hal yang

negative saja kepada khalayak. Dalam mempengaruhi khalayak

permasalahan itu berisi konsepsi dari komunikator semata – mata tanpa

mengusik pendapat – pendapat yang telah berkembang. Sebaliknya both

sides issue yaitu suatu permasalahan yang disajikan baik negatifnya

maupun positifnya. Dalam mempengaruhi khalayak, permasalahan ini

diketengahkan baik konsepsi dari komunikator maupun konsepsi atau

pendapat – pendapat yang telah berkembang pada khalayak.

Komunikasi akan lebih efektif bilamana tidak hanya

mempersoalkan masalahnya saja melainkan mengkaitkan masalah itu

(51)

42

berpengaruh dalam masyarakat, misalnya orang besar dan pahlawan yang

mengagumkan.

3) Menetapkan Metode

Efektivitas dari komunikasi selain dari kemantapan isi pesan, yang

diselaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya juga dipengaruhi

oleh metode – metode penyampaian kepada sasaran. Dalam dunia

komunikasi metode penyampaian dapat dilihat dari dua aspek, yaitu

menurut cara pelaksanaannya dan menurut bentuk isinya.

Melihat komunikasi dari segi cara pelaksanaannya dengan

melepaskan perhatian dari isi pesannya. Sedangkan, melihat komunikasi

dari segi bentuk pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang

dikandung. Menurut cara pelaksanaannya dapat diwujudkan dalam dua

bentuk metode yaitu metode redundancy (repetition) dan canalizing.

Sedangkan, menurut bentuk isinya dikenal metode – metode informatif,

persuasive, edukatif dan kursif.27

a) Redundancy (Reptition)

Metode redundancy atau repetition adalah cara

mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang – ulang pesan

kepada khalayak. Manfaat metode ini adalah khalayak akan lebih

memperhatikan pesan itu, karena justru berkontras dengan pesan

yang tidak diulang – ulang sehingga ia akan lebih banyak mengikat

perhatian.

(52)

43

Manfaat lainnya adalah khalayak tidak akan mudah

melupakan hal yang penting yang disampaikan berulang – ulang.

Gambar

gambar – gambar yang hidup di atas layar sehingga dapat menciptakan
 Gambar 3.1 Logo UKM Gadhe
gambar terkini dari bangunan tersebut. Seperti yang diungkapkan Bapak

Referensi

Dokumen terkait

tetap, dapat diusulkan penggantinya pada pertemuan tahunan atau kongres berikutnya. Selama menunggu keputusan tersebut jabatan ketua dipegang oleh wakil ketua atau salah satu

Dalam kajian pembiayaan pendidikan melalui wakaf di tiga institusi dayah, pengkaji mengalisis tiga aspek pembiayaan iaitu aspek wakaf tanah sebagai tapak pembinaan sebuah

mempamerkan isi-isi bab yang akan dibincangkan dalam bentuk tulisan atau karangan pendek yang sememangnya telah pun ada di dalam modul atau buku rujukan pelajar. Ini menjadikan

ANALISIS STRATEGI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT SAMSONITE INDONESIA DALAM MEMBANGUN BRAND

Berdasarkan paparan permasalahan di atas, maka output yang akan dibuat dalam merancang Brand Identity UKM VCO Menak Sopal sebagai upaya untuk meningkatkan Brand Image

En el seno de la metodología observacional se ha construido ad hoc el instrumento de obser- vación Sport Climbing Observation Tool (SCOT) que ha permitido detectar T-patterns

2 Fitra Krisdianto Evaluasi Prosedur Pelayanan Kepabeanan di Bidang Impor Menjelaskan lamanya jangka waktu yang terjadi saat pembuatan PIB yang melalui Jalur Merah dan

Skema ini didasarkan pada keadaan bahwa tegangan harmonik ketiga pada titik netral generator mengalami penurunan ketika gangguan terjadi di titik netral tersebut,