• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN PANDAN-PANDANAN (Pandanaceae) OLEH MASYARAKAT PAPUA (Utilization of Pandan-Pandanan (Pandanaceae) by Papuan People)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN PANDAN-PANDANAN (Pandanaceae) OLEH MASYARAKAT PAPUA (Utilization of Pandan-Pandanan (Pandanaceae) by Papuan People)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN PANDAN-PANDANAN (Pandanaceae) OLEH MASYARAKAT PAPUA

(Utilization of Pandan-Pandanan (Pandanaceae) by Papuan People)

LISYE IRIANA ZEBUA

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Cenderawasih, Jl. Kamp Wolker-Waena, Jayapura-Papua, lis_pandanus@yahoo.com, HP : 081384265735

ABSTRAK

Pandan-pandanan merupakan kelompok tumbuhan monokotil yang masuk dalam suku Pandanaceae. Tumbuhan tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Papua. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pemanfaatan pandan-pandanan oleh masyarakat Papua di Kepulauan Yapen, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Lanijaya, dan Kabupaten Jayawijaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik wawancara, observasi, dan studi pustaka, selanjutnya data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ditemukan 11 jenis pandan-pandanan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Papua, yaitu Pandanus amarylifolius (Pandan wangi),

Pandanus conoideus Lam., Pandanus tectorius Parkinson (Pandan tikar), Pandanus leptocaulis Merr & Perry,

Pandanus jiulianetii (Pandan kelapa hutan), Pandanus polycephalus Lam., Pandanus odoardi Martelli, Pandanus

sp1., Pandanus sp2. P. kaernbachii Warb., dan Sararanga sinuosa Hemsley (Pandan anggur). Buah P. conoideus

Lam. dikonsumsi sebagai sumber energi, dan sebagai bahan obat, sedangkan akarnya dimanfaatkan sebagai pengikat daun sagu untuk atap rumah. Daun P. leptocaulis Merr & Perry dimanfaatkan sebagai tikar jahit,akar P. tectorius

Parkison dimanfaatkan sebagai alat penangkap ikan, pucuk tunas batang P. polycephalus Lam. dimanfaatkan sebagai obat tradisional, daun P. kaernbachii Warb,dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan, daun P. odoardi Martelli dimanfaatkan sebagai bahan baku anyaman piring, daun Pandanus sp.1 dimanfaatkan sebagai bahan baku anyaman piring dan serat akar Pandanus sp. 2 dimanfaatkan sebagai bahan benang untuk menjahit tikar, dan untuk pakaian adat. Seluruh organ Pandanus jiulianetii (pandan kelapa hutan) dapat dimanfaatkan. Buah dikonsumsi sebagai bahan makanan tradisional, daun dimanfaatkan untuk membuat tikar dan payung tradisional, serat akar dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan tas atau noken dan anak panah, batang dapat dijadikan papan untuk lantai atau dinding. Buah Sararanga sinuosa Hemsley dapat dikonsumsi, daun dimanfaatkan sebagai bahan baku anyaman, dan batangnya dimanfaatkan sebagai alat penjepit bara api.

Kata kunci : Masyarakat Papua, Pandan-pandanan, Pemanfaatan.

Abstract

Pandanaceae is an incoming group monocot plants. The plant is very beneficial for the life of the people of Papua. A study had conducted to examine to used Pandanaceae by Papuans in Yapen Islands, Jayapura regency, Lanijaya regency, and Jayawijaya regency. The research used qualitative method with technique by interview, observation, and literature study, then the data were analyzed by descriptively. The research found 11 species Pandanaceae utilized by the people of Papua, which Pandanus amarylifolius, Pandanus conoideus Lam., Parkinson Pandanus tectorius

Parkinson, Pandanus leptocaulis Merr & Perry, Pandanus jiulianetii, Pandanus polycephalus Lam., Pandanus odoardi Martelli, Pandanus sp1., Pandanus sp2. Pandanuskaernbachii Warb., and Sararanga sinuosa Hemsley. Fruit

P. conoideus Lam. consumed as an energy source, and as a medicinal ingredient, while the roots is used as a binder sago leaves for roofs. The leaves of P. leptocaulis Merr and Perry used as a sewing mat, roots of P. tectorius Parkison used as fishing gear, rods shoots shoots P. polycephalus Lam. used as traditional medicine, the leaves of P.

kaernbachii Warb, used as food wrappers, leaves of P. odoardi Martelli used as raw material woven plate, leavesof

Pandanus sp1 is used as raw material woven fiber plate and roots of Pandanus sp2 is used as the material for sewing thread mat and for custom clothing. All the organs of Pandanus jiulianetii can be used. Fruit consumption as traditional foodstuff, leaves used to make mats and traditional umbrella, root fibers used as the manufacture of bags or camshaft and arrows, rods can be used for floor or wall board. The fruit can be consumed Sararanga sinuosa

Hemsley, leaves used as raw material woven, and the stem is used as a tool clamp embers.

(2)

PENDAHULUAN

Pandan-pandanan adalah tumbuhan dari famili Pandanaceae ordo Pandanales yang dikelompokkan ke dalam tanaman monokotil. Diperkirakan jumlahnya mencapai 700 jenis. Saat ini famili

Pandanaceae terdiri atas 5 anggota genus, yaitu Freycinetia (250 sp), Pandanus (450 sp), Sararanga (2 sp), Martellidendron (6 sp)

dan Benstonea (60 sp) (Stone 1982; Callamander et al 2003; Callamander et al 2013). Genus Martellidendron memiliki sebaran yang terbatas, yaitu hanya tersebar di Madagaskar dan Kepulauan Seychells (Callamander et al 2003), sedangkan genus

Benstonea tersebar di wilayah Asia Tenggara, India, Australia, New Guinea, dan Kepulauan Pasifik, tiga genus lainnya tersebar luas di wilayah tropis dan sub tropis.

Benstonea merupakan genus baru yang berasal dari pemisahan 4 seksi genus Pandanus subgenus Acrostigma

(Callamander et al 2013).

Papua memiliki lebih dari 250 suku bangsa. Suku-suku tersebut bermukim di wilayah pegunungan hingga pantai dan mereka memiliki cara yang berbeda dalam mengenal dan memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan, salah satu diantaranya adalah jenis-jenis pandan. Berbagai jenis pandan-pandanan sangat bermanfaat bagi kehidupan

masyarakat di Papua dan Papua New Guinea (Powel 1976). Umumnya ada dua kelompok besar pandan-pandanan yang dimanfaatkan oleh masyarakat di New Guinea, yaitu kelompok pandan yang dimanfaatkan daunnya dan kelompok pandan yang dimanfaatkan buahnya. Menurut Hyndman (1984) tumbuhan pandan tersebut memiliki beberapa kegunaan diantaranya adalah sebagai bahan pangan, bahan obat tradisional, bahan bangunan (atap), bahan serat dan sebagainya.

Perubahan tata kehidupan masyarakat di Papua yang semakin pesat dewasa ini sehingga akan berdampak pada budaya pola hidup dan kelestarian sumberdaya alam hayati termasuk pelestarian tumbuhan pandan. Pengetahuan tradisional tentang tata cara pemanfaatan pandan yang telah diturunkan dari generasi ke generasi akan mengalami degradasi dengan masuknya teknologi moderen. Eksploitasi sumberdaya alam akan meningkat seiring dengan perkembangan industri yang semakin maju. Sejauh ini belum begitu banyak jenis pandan-pandanan yang diketahui pemanfatannya oleh para ilmuwan, padahal sangatlah penting untuk mengetahui keanekaragaman jenis pandan serta potensinya secara keseluruhan. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, menarik untuk dijadikan

(3)

bahan analisis tentang potensi dan cara pemanfaatan pandan-pandanan di wilayah Papua.

BAHAN DAN METODE

Sampel pandan-pandanan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Papua diambil

di 4 lokasi, yaitu di Kepulauan Yapen (kampung Papuma), Kab. Jayapura (Peg. Cyclops, dan Kampung Tepra)), Kab. Lanijaya (Distrik Pirime) dan Kab. Jayawijaya (Distrik Kelila dan Kurulu) (Gambar 1.)

Gambar 1. Peta lokasi penelitian. (A) Kep. Yapen; (B) Kab. Jayapura; (C & D) Kab. LaniJaya dan Jayawijaya

1. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan melalui informasi sumber-sumber primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara, dan observasi partisipatif, sedangkan data sekunder dikumpulkan dari hasil olahan data orang lain baik berupa dokumen, laporan, dan publikasi. Untuk mendapatkan data pemanfaatan pandan-pandanan dilakukan wawancara open ended

kepada sejumlah informan di 4 lokasi yang menjadi lokasi penelitian. Informan yang secara intensif diwawancarai adalah kepala

suku, tokoh-tokoh adat, serta masyarakat yang memanfaatkan pandan-pandanan.

2) Pemilihan Informan atau nara sumber Cara pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik pemilihan

purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan khusus dan

snowball sampling, yaitu teknik menentukan sampel yang mula-mula jumlah informannya sedikit kemudian menjadi banyak (Neuman 2003). Jumlah informan yang diwawancara 25 orang terdiri dari informan kunci, yaitu

A

B C &D

(4)

kepala suku, kemudian dilanjutkan dengan informan lain seperti tokoh-tokoh adat, serta masyarakat yang memanfaatkan pandan-pandanan. Dalam menetapkan informan ini, kriteria yang diperhatikan antara lain : (1) informan yang sudah lama dan secara intensif menyatu dengan kegiatan atau aktifitas yang menjadi sasaran perhatian penelitian, (2) informan yang masih terlibat secara intensif menyatu dengan kegiatan atau aktifitas yang menjadi sasaran perhatian penelitian, (3) informan yang mempunyai cukup waktu atau kesempatan untuk diminta keterangan.

Analisis data dilakukan secara simultan bersamaan dengan proses pengumpulan data (ongoing analysis) dengan teknik analis data yang berlaku dalam penelitian kualitatif, yaitu mencakup pengorganisasian data, pemilahan, kategorisasi, evaluasi, membandingkan, melakukan sintesa, dan menarik kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 11 jenis pandan-pandanan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Papua yang terdiri dari 10 jenis Pandanus dan 1 jenis

Sararanga (Tabel 1.).

Tabel 1. Jenis Pandan-pandanan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Papua.

No. Nama jenis Nama lokal Bagian yang dimanfaatkan dan

kegunaannya

1 Pandanus amaryllifolius

Roxb.

Pandan wangi Daun digunakan sebagai pewangi makanan 2 Pandanus conoideus Lam. Pandan buah merah Akar digunakan sebagai pengikat daun sagu,

buah sebagai sumber energi dan obat tradisional

3 Pandanus tectorius

Parkinson

Pandan tikar Akar digunakan sebagai alat penangkap ikan dan daun sebagai bahan membuat tikar 4 Pandanus leptocaulis Pandan tikar Daun digunakan sebagai bahan membuat tikar 5 Pandanus julianettii Pandan kelapa

hutan

Serat akar digunakan sebagai bahan membuat tas atau noken, batang dijadikan papan lantai atau dinding, daun digunakan sebagai bahan tikar, dan payung tradisional, serta buah

dikonsumsi sebagai sumber energi. 6 Pandanus polycephalus

Lam.

- Pucuk batang digunakan untuk mengobati

luka

7 Pandanus odoardi Martelli - Daun digunakan sebagai bahan anyaman piring 8 Pandanus sp.1 - Daun digunakan sebagai bahan anyaman piring 9 Pandanus sp. 2 - Serat akar digunakan sebagai benang untuk

menjahit tikar dan pakai adat 10 Pandanus kaernbachii

Warb.

- Daun digunakan sebagai bahan pembungkus makanan

11 Sararanga sinuosa Hemsley Pandan Anggur Buah dikomsumsi, daun digunakan sebagai bahan anyaman, dan batang digunakan sebagai alat penjepit bara api.

(5)

Berdasarkan hasil pengamatan pada 4 lokasi penelitian diketahui bahwa pandan-pandanan merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan masyarakat Papua. Tanaman tersebut ada yang dibudidaya dipekarangan rumah dan ada pula yang diperoleh dari hutan. P.

amaryllifolius Roxb merupakan jenis pandan yang telah dibudidaya oleh masyarakat Papua yang tinggal di dataran rendah. Pandan tersebut berbentuk semak, tidak terlalu tinggi karena sering dimanfaatkan daunnya, memiliki akar aerial dekat batang bagian bawah, mengeluarkan tunas dan berumpun, daun tersusun spiral, ujung daun meruncing, panjang daun75 cm, lebar daun 2,5 cm dan jarang berbunga.

Daun dari jenis pandan tersebut sangat harum, sehingga masyarakat yang tinggal di dataran rendah sering menggunakannya sebagai bahan pewangi makanan ketika memasak nasi atau kue, sedangkan masyarakat Papua yang tinggal di dataran tinggi, tidak memanfaatkan padan tersebut. Mereka cenderung memanfaatkan jenis pandan lain yang dapat memberikan manfaat langsung bagi kesehatan mereka. Menurut Stone (1982) pandan wangi termasuk dalam kelompok pandan budidaya yang dimanfaatkan daunnya karena memiliki aroma khas pandan. Menurut Wakte et al

(2009) dan Faras et al (2014) aroma khas pandan tersebut mengandung 2-acetyl-1pyrroline (2AP) yang merupakan turunan dari asam amino-phenyllanine.

Masyarakat di bagian barat Indonesia umumnya hanya memanfaatkan pandan wangi sebagai bahan penyedap makanan (Kiem 2007), namun dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa P.

amaryllifolius Roxb. memiliki banyak manfaat. Aroma daun pandan wangi berpotensi sebagai bahan pembasmi serangga kecoak secara alami yang ramah lingkungan (Li dan Ho 2003). Kandungan flavonoid dan phenolik ekstrak daun pandan wangi sangat tinggi sehingga dapat digunakan sebagai antioksidant dan antikanker (Ghasemzadeh dan Jaafar 2013).

P. conoideus Lam. tumbuh di kawasan Maluku, Papua, PNG, Kepulauan Bismarck archipelago, Solomon Micronesia, dikenal dengan sebutan pandan buah merah (Purwanto dan Munawaroh 2010). Menurut Walter & Sam (2002) secara tradisional pandan buah merah dimanfaatkan sebagai sumber makanan, penyedap makanan, dan obat. Di sekitar Cagar Alam Cyclops (Kab. Jayapura) terdapat masyarakat suku Dani dari Pegunungan yang selalu memanfaatkan pandan buah merah sebagai bahan makanan mereka. Menurut Zebua (2010), pandan buah

(6)

merah memiliki nilai yang sangat berarti bagi kehidupan masyarakat suku Dani, yaitu nilai sosial, kesehatan dan ekonomi. Nilai sosial adalah berupa penghargaan yang tinggi bagi seseorang yang memiliki jumlah pohon terbanyak, sehingga mereka akan dihormati, nilai kesehatan adalah kandungan minyak pandan buah merah diyakini dapat menjaga kesehatan dan stamina tubuh mereka, sedangkan nilai ekonomi adalah harga buah yang relatif mahal, berkisar antara Rp 50.000-Rp 100.000 per buahnya di pasar-pasar tradisional.

Bagi masyarakat yang tinggal di pinggir pantai, pandan buah merah kurang memberikan fungsi, walaupun ada beberapa keluarga yang memanfaatkannya sebagai bahan makan tambahan bila tiba musim berbuah. Umumnya mata pencaharian mereka adalah nelayan, apabila tiba musim hujan, mereka akan bertani. Menurut Boelaars (1984) kehidupan masyarakat pesisir pantai umumnya kurang terikat pada

satu sumber pencaharian nafkah. Diantara mereka terdapat petani ladang, nelayan, pelaut atau pedagang. Sifat masyarakat pesisir yang sangat menonjol adalah suka mencari pekerjaan di mana saja sesuai dengan fasilitas yang ada.

Masyarakat suku Sentani yang tinggal di sekitar Cagar Alam Cyclops (Kab. Jayapura) memanfaatkan akar pandan buah merah sebagai bahan membuat atap rumah (Gambar 2a, b dan c). Pemanfaatan akar pandan buah merah sebagai bahan atap tidak ditemukan pada wilayah lain di Papua. Buah merupakan bagian yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan obat. Menurut Zebua et al (2009) tidak semua kultivar pandan buah merah dimanfaatkan sebagai bahan obat, hanya kultivar tertentu yang menghasilkan kuantitas minyak yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan, sedangkan kuantitas minyak sedikit umumnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Foto : Lisye Zebua

Gambar 2. (a) Akar P. conoideus Lam.; (b) Akar pandan yang dimanfaatkan sebagai pengikat daun sagu; (c) Atap rumah dari daun sagu.

(7)

Saat ini kajian secara ilmiah telah dilakukan terhadap kandungan kimia beberapa jenis buah pandan (Tabel 2). P.

conoideus Lam.(Pandan buah merah) terdiri atas 13 kandungan gizi, yaitu energi, protein, lemak, asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh, tokoferol, betakaroten, serat, fosfor,

kalsium, besi, vitamin C, dan air (Kore 2004; Budi & Paimin 2005; Aninomous 2014). Sebagai bahan obat, ekstrak pandan buah merah diyakini sebagai antioksidan dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta berfungsi sebagai obat kanker (Mun’im et al 2006 dan Syamsulina 2007).

Tabel 2. Kandungan gizi buah 4 jenis pandan-pandanan di Papua

Parameter Jenis Pandan-pandanan

P. conoideus

Lam.(1) & (2).

P. tectorius

Parkinson(3)

P. julianettii(4) Sararanga sinuosa Hemley(5) Energi 394 kcl 321 kcl 420 kcl - Protein 0,16 gr 1,3-2,2 mg 13-18% (8-18 gr) 1,16 gr Karbohidrat - - - 9,34 gr Lemak 0,0281gr 0,7 gr 0,5-47 gr 1,58 gr

Asam Lemak Jenuh 17,69 % - 18 % -

Asam Lemak tak Jenuh 56,04 % - 401,4 % - Total tokoferol 6678,18 ppm - - - Beta karoten 2,62 ppm 19,000 ug 8,42 ppm - Serat 0,0209 gr 3,5 gr 23-25 gr 5,53 gr Fosfor 4,36 mg 108 mg - - Kalsium 21,57 mg 134 mg - - Besi 3,57 mg 5,7 mg 0% - Vit C 25,70 mg 2-5 mg 8-10 % 98,35 mg Air 34,90 % 80 gr 3,75 % 86,88 gr

Keterangan : (1) Anonimous (2014); (2) Budi & Paimin (2005); (3) Englberger et al (2003); (4) Kogoya et al (2014); (5) Lekitoo et al (2012).

Masyarakat Papua belum memanfaat buah P. tectorius Parkinson secara maksimal, namun hasil kajian dari Englberger et al (2003) menunjukkan bahwa buah pandan tersebut mengandung 11 kandungan gizi, dimana betakaroten atau provitamin A memiliki kandungan yang paling tinggi (19,000 ug) dibandingkan dengan buah pandan lainnya. Menurut Muchtadi (2009)

betakaroten merupakan senyawa karotenoid yang memberikan warna pada tumbuhan dan memiliki efek antioksidan. P. julianettii

(Pandan kelapa hutan) memiliki kandungan energi dan asam lemak tak jenuh yang paling tinggi yaitu 420 kcl dan 401,4 %. Jenis pandan tersebut tidak tahan lama dalam penyimpanan, sehingga masyarakat Papua sering mengolah buahnya dengan cara

(8)

dibakar agar tahan lama dalam penyimpanan. Menurut Tejasari (2005) asam lemak tak jenuh mudah teroksidasi oleh oksigen, cahaya atau enzim, dan mudah rusak sehingga akan menimbulkan bau aroma yang tidak diinginkan dan menyebabkan ketengikan pangan.

Masyarakat Papua kurang meminati buah Sararanga sinuosa Hemsley (Pandan anggur), tetapi menurut Lekitoo et al (2012) pandan tersebut memiliki kandungan vitamin C dan kadar air yang paling tinggi yaitu 98,35 mg dan 86,88 gr.

Foto : Lisye Zebua Foto : Lisye Zebua Foto : Efrai Wanimbo Foto : Lisye Zebua

Gambar 3. Buah Pandan-pandanan. (a) P. conoideus Lam.; (b) P. tectorius Parkinson; (c) P. julianettii; (d) Sararanga sinuosa Hemsley.

Masyarakat kampung Papuma di Kep. Yapen Papua memanfaatkan serat akar

P. tectorius dan P. leptocaulis sebagai alat penangkap ikan dan daunnya dimanfaatkan sebagai bahan tikar (Gambar 3a dan b). Tikar yang sudah dijahit terdiri atas tiga bentuk yaitu bentuk tikar lipat, tikar gulung, dan tikar payung. Tikar lipat berfungsi sebagai pengalas tempat tidur, pelindung untuk barang bawaan ketika berlayar di laut dan saat hujan; tikar gulung berfungsi untuk pengalas tempat tidur dan digunakan juga untuk menutup tubuh saat mandi uap agar uap dari air panas tidak keluar, sedangkan tikar payung digunakan untuk menutup tubuh saat hujan dan panas, dan menutup barang bawaan saat hujan.

Menurut Stone (1982) pandan P.

tectorius hidup di daerah dataran rendah dan pantai. Daunnya biasa digunakan untuk bertenun tikar, keset kaki, topi, sekat rumah atau krei. Menurut Hyndmann (1984) beberapa bagian dari jenis pandan tersebut dapat digunakan untuk berbagai manfaat yang sangat berguna bagi masyarakat lokal di suatu kawasan. Batang dan cabang-cabangnya biasa digunakan untuk bahan bangunan seperti konstruksi rumah, dan peralatan rumah tangga lainnya, sebagai bahan kayu bakar dan kompos. Menurut Miller et al (1956) & Englberger et al (2003) masyarakat di kawasan Polinesia memanfaatkan buah P. tectorius Parkinson sebagai buah hias dan bahan pengharum

(9)

sehingga ada kemungkinan berpotensi sebagai bahan membuat parfum. Menurut Englberger et al (2003) buah P. tectorius

dapat digunakan sebagai bahan makanan karena memiliki rasa seperti buah kelapa.

Foto : Aronggear Foto : Woisiri Foto : Aronggear

Gambar 3. Hasil pemanfaatan pandan-pandanan.(a) Akar P. tectorius digunakan sebagai alat penangkap ikan dan (b) sebagai bahan tikar; (c) daun P. ordoardi digunakan sebagai bahan anyaman piring.

c

(10)

Masyarakat Papua di Kep. Yapen memanfaatkan beberapa jenis pandan lain untuk bahan anyaman, seperti daun P.

odoardi Martelly dan Pandanus sp.1 dimanfaatkan sebagai bahan anyaman piring (Gambar 3c), daun P. kaernbachii Warb dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan,

Pandanus sp.2 digunakan sebagai bahan tali atau benang untuk menjahit tikar dan pakaian adat (Arongear 2014). Masyarakat Papua yang tinggal di wilayah dataran tinggi memanfaatkan serat akar, batang dan daun P.

jiulianetii sebagai bahan membuat tas atau noken, papan lantai atau dinding, bahan tikar dan payung tradisional. Masyarakat Papua di Jayapura memanfaatkan daun dan batang

Sararanga sinuosa Hemley (Pandan anggur) sebagai bahan baku anyaman dan penjepit bara api atau gata-gata. Menurut Kiem (2007) dan Rahayu et al (2008) dibagian barat Indonesia terdapat beberapa jenis pandan yang dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat peralatan rumah tangga seperti tikar, topi, keranjang, dan upacara adat, diantaranya P. odoratissimus (Pandan samak), P. dubius Spreng (Pandan bidur), dan P. furcatus Roxb (Pandan cangkuang).

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 11 jenis pandan-pandanan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Papua, yaitu P.

amarylifolius (Pandan wangi), P. conoideus

Lam., Pandanus tectorius Parkinson (Pandan tikar), P. leptocaulis Merr & Perry, P.

jiulianetii (Pandan kelapa hutan), P.

polycephalus Lam., P. odoardi Martelli,

Pandanus sp1., Pandanus sp2. P.

kaernbachii Warb., dan Sararanga sinuosa

Hemsley (Pandan anggur). Pandan-pandan tersebut memiliki potensi sebagai sumber pangan, sumber bahan obat-obatan, sumber bahan kerajinan, dan sumber bahan bangunan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Saya sampaikan terikama kasih kepada : (1) Torlengka Aronggear, Sherly Woisiri, dan Efrai Wamimbo yang telah membantu pengambilan data, dan (2) ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Cenderawasih yang telah memberikan ijin penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Aninomous. 2014. Minyak Sari Buah Merah Asli. http://www.buahmerah.org/. Diakses : 07 Desember 2014.

Aronggear T. 2014. Keanekaragaman Jenis Pandanus dan Pemanfaatannya oleh Masyarakat Kampung Papuma Distrik Yapen Barat Kabupaten Kepulauan Yapen. [Skripsi]. Universitas Cenderawasih, Jayapura.

Budi dan Paimin. 2005. Buah Merah. Penebar Swadana. Jakarta.

(11)

Callmander MW, Chassot P, Kupfer Ph dan Lowry PP. 2003. Recognition of

Martellidendron, a new genus of Pandanaceae, and its biogeographic implication. Taxon 52 : 747-762. http://dx.doi.org/10.2307/3647349 Callmander MW, Booth TJ, Beentje H dan

Buerki S. 2013. Update on the systematic of Benstonea

(Pandanaceae): when a vionary taxonomist foresees phylogenetic relationships. Phytotaxa 112:57-60. http://dx.doi.org/10.11646/phytotaxa.1 12.2.4

Englberger L, Aalbersber W, Fitzreral MH, Mark GC, dan Chand K. 2003. Provitamin A Carotenoid Content of Different Cultivar of Edible Pandanus Fruit. J. of Food Composition and Analysis 16:237-247. http://www.oceanmedicine.org/docum ents/englberger_provitamin_carotenoid .pdf

Faras AF, Wadkar SS dan Ghosh JS. 2014. Effect of Leaf Extract of Pandanus amaryllifolius (Roxb.) on Growth Escherichia coli and Micrococcus (Staphylococcus) auteus. International Food Research Journal 21 (1): 421-423. http://www.ifrj.upm.edu.my

Ghasemzadeh A dan Jaafar HZE. 2013. Profiling of Phenolic Compounds and Their Antioxidant and Anticancer Activities in Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Extracts from Different Location of Malaysia. BMC Complementary & Alternative Medicine 13:341-349. http://www.biomedcentral.com/1472-6882/13/341.

Hyndman DC. 1984. Ethnobotany of Wopkaimin Pandanus : Significant Papua New Guinea Plant Resource.

Economic Botany 38 (3): 287-303. Keim AP. 2007. 300 Tahun Linnaeus:

Pandanaceae, Linnaeus dan koneksi Swedia, “ Memperingati 300 Tahun Carolus Linnaeus”. Pusat penelitian Biologi-LIPI-Bogor.

Kogoya B, Guritno B, Arifin dan Suryanto A. 2014. Bioactive Components of Pandan’s Fruits from Jayawijaya Mountains, Papua, Indonesia. IOSR Journal of Environmental Science, Toxicology and Food Technology. Volume 8, Issue 8 ver. 1. 01-08. www.iosrjournals.org

Kore GI. 2004. Mengenal Potensi Dan Manfaat Buah Merah (Pandanus

conoideus Lam.) Departemen

Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua.

Lekitoo K, Borinding E, Dimomonmau PA, Rumbiak WF, Heatubun CD, dan Lekitoo HY. 2012. Re-Difersifikasi Pangan di Tanah Papua Bagia-1: Enam Jenis Tumbuhan Hutan Penghasil Buah Sebagai Sumber Bahan Pangan di Tanah Papua. Kementrian Kehutanan Badan Penelitian & Pengembangan Kehutanan. Jakarta.

Li J dan Ho SH. 2003. Pandan Leaves (Pandanus amaryllifolius Roxb.) As A Natural Cockroach Repellent. http://www3.ntu.edu.sg/eee/urop/congr ess2003/proceedings/abstract/nus_fos/t dp%20USP/Li%20Jingmei.pdf

Miller CD, Murai M, dan Pen F. 1956. The Use of Pandanus Fruit as Food in Micronesia. Pasific

(12)

Science 10:3-16. http://scholarspace.manoa.hawaii.edu/ bitstream/handle/10125/8178/v10n1-3-16?sequence=1

Muchtadi D. 2009. Pengantar Ilmu Gizi. Alfabeta. Bandung.

Mun’im A, Andrajati R, dan Susilowati H. 2006. Uji Hambatan Tumorigenesis Sari Buah Merah (Pandanus conoideus

Lam.) Terhadap Tikus Putih Betina yang Diinduksi 7,12 Dimetilbenz(a)Antrasen (DMBA). Majalah Ilmu KefarmasianIII (3): 153-161.

Neuman WL. 2003. Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approaches (5th.eds). Allyn and Bacon. USA. pp. 584.

Powell, J. M. 1976. Ethnobotany. Dalam : Paijman, K. (ed). New Guinea Vegetation Australian National Univ. Press, Canberra. 106-183 hlm.

Purwanto Y dan Munawaroh E. 2010. Etnobotani Jenis-Jenis Pandanaceae Sebagai Bahan Makanan Di Indonesia. LIPI dan PKT kebun Raya. Bogor. Rahayu M, Sunarti S, dan Kiem AP. 2008.

Kajian Etnobotani Pandan Samak (Pandanus odoratissimus L.F.): Pemanfaatan dan Peranannya dalam Usaha Menunjang Penghasilan Keluarga di Ujung Kulon, Banten. Biodiversitas Volume 9, Nomor 4: 310-314.

Stone BC. 1982. New Guinea Pandanaceae: First approach to ecology and biogeography . Dalam : Gressit, J.L (ed). Biogeography and ecology of New Guinea. Dr. W. Junk Publisher, The Hague. Monographiae Biologicae

42 : 401-436.

Syamsulina R. 2007. Efek Proteksi Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus

Lam.) Terhadap Stres Oksidatif Di Eritrosit Rattus Norvegicus Galur Wistar yang Terpapar Asap Rokok Kretek : Penelitian Eksperimental Laboratoris. Jiptunair 11: 9-21.

Tejasari. 2005. Nilai Gizi Pangan. Graha Ilmu Yogyakarta.

Wakte KV, Nadaf AB, Thengane RJ, dan Jawali N. 2009. Pandanus amaryllifolius Roxb. Cultivated as A Spice in Coastal Region of India. Genet Resour Crop Evol 56: 735-740. DOI : 10.1007/s10722-009-9431-5.

http://link.springer.com/article/10.1007 /s10722-009-9431-5.

Walter A dan Sam C. 2002. Fruit of Oceania.

ACIAR Monograph No. 85. Canberra. Zebua LI, Supriatna J, Walujo EB dan

Chikmawati T. 2009. Diversity of Red Fruit Pandan (Pandanus conoideus

Lam.) In Papua, Indonesia. [Poster], at the International Seminar the 2nd : Joint Seminar UI-FTS UKM at Bangi Campus, Malaysia. June, 22-23, 2009. Zebua LI. 2010. Etnobotani dan

Keanekaragaman Morfogenetik Pandan Buah Merah (Pandanus conoideus

Lam.) Asal Papua. [Disertasi]. Universitas Indonesia. Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Peta lokasi penelitian. (A) Kep. Yapen; (B) Kab. Jayapura; (C & D) Kab. LaniJaya   dan Jayawijaya
Tabel 1. Jenis Pandan-pandanan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Papua.
Tabel 2. Kandungan gizi buah 4 jenis pandan-pandanan di Papua
Gambar 3. Hasil pemanfaatan pandan-pandanan.(a)  Akar P. tectorius digunakan  sebagai  alat penangkap  ikan dan (b) sebagai bahan tikar;  (c) daun P

Referensi

Dokumen terkait

Teknik penyadapan dalam penyelidikan dan penyidikan tindak pidana narkotika dilakukan setelah terdapat bukti awal dengan cara menggunakan alat-alat elektronik sesuai

‛Saya merasa terbantu dengan adanya rescheduling ini, setidaknya angsuran saya menjadi lebih ringan dalam artian ada selisih antara angsuran awal saya dengan angsuran saya

Penelitian yang dilakukan oleh Gibbons (1988) menyatakan bahwa diperkirakan sejumlah 50%80% penderita skizofrenia maupun gangguan psikotik lainnya yang berhubungan secara rutin

Peraturan yang mengatur mengenai penggunaan senjata api oleh polisi diatur dalam PerkaPolri No.8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi

Bab VII – Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 36 sarana dan prasarana air limbah rumah tangga sebagian besar telah terbangun dengan baik namun

Hubungan korelasi antara variabel pelatihan dan motivasi dikemukakan oleh Gomes dalam (2002:210) yang mengemukakan bahwa pelatihan dan motivasi memiliki hubungan

[r]

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel Kompetensi Professional Guru (X1), Motivasi kerja (X2) dan Disiplin Kerja (X3) secara simultan berpengaruh positif dan