• Tidak ada hasil yang ditemukan

Politik kooperatif Sayid Ameer Ali terhadap Kolonial Inggris di India (1877-1913 M).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Politik kooperatif Sayid Ameer Ali terhadap Kolonial Inggris di India (1877-1913 M)."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

“POLITIK KOOPERATIF SAYID AMEER ALI TERHADAP KOLONIAL INGGRIS DI INDIA (1877-1913 M)”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagia Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu

(S-1) Pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI)

OLEH: Dita Ananta

Nim: A0.22.13.023

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

viii

ABSTRAK

Skripsi ini mengkaji tentang sejarah politik yang ada di India pada awal abad ke-20 yang berjudul POLITIK KOOPERATIF SAYID AMEER ALI

TERHADAP KOLONIAL INGGRIS DI INDIA (1877-1913 M). Untuk

mengetahui beberapa permasalahan yang terdapat dalam penelitian tersebut, maka dirumuskan beberapa masalah lain : 1) Bagaimana Sayid Ameer Ali?, 2) Apa Pemikiran Sayid Ameer Ali?, dan 3) Bagaimana Bentuk Politik Kooperatif Sayid Ameer Ali (1877-1913 M)?.

Skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap yaitu, heuristik (mencari dan mengumpulkan sumber), kritik sumber (yang terdiri dari kritik ekstern dan kritik interen), interpretasi (penafsiran sumber), dan historiografi (penulisan sejarah). Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi keputakaan. Skripsi ini menggunakan pendekatan historis dan ilmu politik dan menggunakan teori politik Normative Philosopy.

Hasil penelitian dari skripsi ini adalah, 1) Sayid Ameer Ali adalah seorang penulis, pengacara, dan guru besar hukum Islam. Ia di lahirkan di Calcutta pada tanggal 6 April 1849 dan meninggal pada tahun 1928 di London. Dia juga

(7)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

PEDOMAN LITERASI ... v

MOTTO... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik ... 5

F. Penelitian Terdahulu ... 7

G. Metode Penelitian ... 8

H. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II :BIOGRAFI SAYID AMEER ALI (1849-1928 M) A. Riwayat Hidup Sayid Ameer Ali ... 15

B. Karir Sayid Ameer Ali ... 20

C. Karya Sayid Ameer Ali ... 24

1. The Spirit Of Islam ... 24

2. A Short History Of The Saracens... 26

3. Islamic History Of Culture... 29

4. The Ethical Of Islam... 29

(8)

xiv

B. Pemikiran Sosial ... 36

C. Pemikiran Politik ... 42

BAB IV : POLITIK KOOPERATIF SAYID AMEER ALI A. Faktor-Faktor Politik Kooperatif ... 47

1. Faktor Sosial ... 47

2. Faktor politik ... 49

B. Politik Kooperatif Sayid Ameer Ali ... 52

1. National Muhammaden Association... 52

2. The Viceroy’s Council... 55

3. Liga Muslim Cabang London ... 57

C. Pengaruh Politik Kooperatif Sayid Ameer Ali ... 62

BAB V : PENUTUP A. KESIMPULAN ... 66

B. SARAN ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa penjajahan Inggris di India, kondisi umat Islam

dikategorikan sangat terbelakang. Umat Islam terbelakang dalam kebodohan

iptek, kemiskinan ekonomi, ketertinggalan dalam peran-peran politik

pemerintahan, bahkan dari sisi agama pun terlihat kejumudan dan

kemandegan berfikir, terutama berfikir rasional1. Perlakuan yang diskriminasi

yang dilakukan oleh kolonial Inggris mengakibatkan umat Islam tidak

mendapatkan pendidikan yang baik, tidak diberi posisi atau dilarang bekerja

di instansi pemerintahan dan lain sebagainya.

Sedangkan, kemajuan yang dirasakan oleh masyarakat India

merupakan akibat dampak dari peradaban yang dibawah oleh kolonial

Inggris. Peradaban tersebut hanya dapat dinikmati umat Hindu, sehingga

umat Hindu lebih berkemajuan. Hal itu terlihat dari pendidikan yang layak,

ekonomi yang baik, dan pekerjaan kantor-kantor adalah keistimewaan yang

diberikan kolonial Inggris pada mereka.

Bagi pemerintahan kolonial Inggris, jika umat Islam menempati posisi

startegis akan membahayakann kebijakan kolonialisme yang dapat

meruntuhkan dan merongrong kekuasaan mereka di India. Startegi imperialis

Inggris merupakan implemantasi dari dendam masa lalu terhadap kekuasaan

Islam yang mampu menaklukkan wilayah-wilayah belahan Eropa pada zaman

1

(10)

2

keemasan Islam di Cordova, seperti Sevellia, dan belahan negara di Barat

lainnya2.

Melihat rezim pemerintahan Inggris kian hari kian bertambah brutal

dan semakin menghancurkan umat Islam kepada keterbelakangnan. Maka

kalangan ulama yang memiliki kepedulian akan nilai-nilai ajaran Islam pun

bangkit dan melakukan perbaikan-perbaikan terutama kepada umat Islam

sendiri. Yaitu dengan menginterpretasikan dan menerapkan ajaran Islam

dalam menghadapi perubahan zaman. Dengan menjaga Islam dari pengaruh

negatif yang berasal dari budaya Barat yang bersifat destruktif, hal ini

merupakan semangat yang diemban para ulama saat itu.

Salah satu tokoh ulama yang muncul pada saat itu adalah Sayid

Ameer Ali. Ia adalah seorang pemikir dan penulis yang produktif dalam dunia

Islam. Sayid Ameer Ali merupakan tokoh pembaharu yang sangat terkenal di

Barat dan Timur. Ia bukan hanya seorang sejarawan, pengacara, dan ahli

hukum3.

Sayid Ameer Ali memiliki pemikiran dan gerakan khas untuk

membuat kesejahteraan umat Islam. Pemikiran dan gerakan yang dilakukan

Sayid Ameer Ali membangunkan umat Islam dari ketiduran kemajuan ilmu

pengetahuan. Yaitu pemikiran tentang agama rasional. Agama rasional

merupakan pemikiraan yang ingin menjelaskan kepada umat Islam di India.

Islam bukanlah agama yang membawa kepada kemunduran. Dengan merujuk

kepada sejarah kegemilangan umat Islam klasik untuk meningkatkan

2

Ibid., 136.

3

(11)

3

kepercayaan diri dari umat Islam melawan hegemoni Barat. Sayid Ameer Ali

dan pemikirannya tentang agama rasional menginginkan agar umat Islam

mengembangkan intelektualitas dan humanisme Barat sebagai perkembangan

untuk menjadikan puncak peradaban itu sendiri4.

Sayid Ameer ali adalah seorang tokoh apologis5 sejarah Islam.

Tulisan-tulisannya yang sifatnya mempertahankan Islam sangat jelas, ia

adalah pembela Islam di hadapan opini Barat. Karya-karyanya dan karya para

penulis Muslim lainnya telah dipergunakannya untuk mempertahankan Islam

di hadapan para Orientalis.

Secara historis pemikiran Sayid Ameer Ali tertuang dalam bukunya

“The Spirit Of Islam” yang berisikan tentang pemikiran agama rasional dan apologi sejarah merupakan pemikiran pembaharuan dalam Islam yang

menitiberatkan pada sejarah umat Islam terdahulu. Supaya umat Islam

berkembang dan tidak tunduk kepada kebudayaan Barat dan para Orientalis

Muslim tidak mengubah ajaran Islam yang sebenarnya6.

Dari pemikirannya tentang agama rasional tersebut didalamnya ada

satu hal yang sangat menarik untuk dibahas, dipelajari sebagai pemahaman

khazanah keilmuan yang baru yaitu tentang politik kooperatif yang dilakukan

Sayid Ameer Ali dalam mengahadapi pemerintahan kolonial Inggris. Politik

Kooperatif merupakan bentuk sikap politik yang condong terhadap kerja

4

Muhammad Yasir, “Sayid Ameer Ali: Rekontruksi Islam,Jurnal Ushuluddin Vol.XVI,No.2, (Juli,2010), 206

5

Apologis: Tulisan atau pembicaraan formal yang digunakan untuk mempertahankan gagasan, kepercayaan, dan sebagai pembelaan, dalam http://Kbbi.web.id/kolonial. (06 Februari 2017).

6

(12)

4

sama tidak melakukan pertentangan terhadap suatu individu ataupun

kelompok7. Dimana dalam hal ini aktivitas politik yang dilakukan Sayid

Ameer Ali dengan mengambil hati pemerintahan Inggris dengan tidak

melakukan pemberontakan yang cendurung Pro terhadap pemerintahan

kolonial Inggris. Supaya mengurangi dominasi orang-orang Hindu dan umat

Islam bisa lebih kuat.

Hal ini dimulai dengan mendirikan organisasi politik sampai dengan

mendirikan organisasi politik Liga Muslim cabang di London. Sehingga umat

Islam India bisa mengalami kemajuan dalam hal politik dan pemikiran yaitu

dimulai dari tahun 1877-1913 M.

Penelitian ini dikhususkan kepada aktivitas politik kooperatif Sayid

Ameer Ali. Bahwasannya Sayid Ameer Ali adalah tokoh pembaharu Islam

yang paling tegas sezamannya dalam memajukkan umat Islam di hadapan

para Kolonial dan sumbangannya untuk umat Islam sangat luar biasa. Serta

beliau juga seorang tokoh pembaharu Islam yang tidak hanya berjuang dalam

hal pendidikan namun juga berjuang dibidang politik untuk kesejahteraan

umat Islam di India.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memberikan batasan

rumusan masalah yang akan dikaji dalam skripsi ini adalah aktivitas politik

yang dilakukan Sayid Ameer Ali terhadap pemerintah kolonial Inggris untuk

umat Islam India. Agar lebih jelas dan sistematis. Penulis membatasi

7

(13)

5

persoalan masalah hanya pada aktivitas politik Sayid Ameer Ali. Maka

rumusan masalah akan terjawab dengan beberapa pertanyaan berikut :

1. Bagaimana Biografi Sayid Ameer Ali ?

2. Apa pemikiran Sayid Ameer Ali ?

3. Bagaimana bentuk Politik Kooperatif Sayid Ameer Ali (1877-1913 M) ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ialah, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui biografi Sayid Ameer Ali

2. Untuk mengetahui pemikiran Sayid Ameer Ali

3. Untuk mengetahui bentuk politik kooperatif Sayid Ameer Ali

D. Kegunaan Penelitian

Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan sejarah

pembaharuan Islam abad ke-20

2. Sebagai Inventarisasi untuk mempelajari tokoh pembaharuan pada awal

bad ke-20 agar dapat menguraikan dengan tepat dan jelas.

E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik

Dalam penelitian kajian pustaka ini, peneliti menggunakan pendekatan

historis dan politik. Pendekatkan historis dimaksudkan untuk mengungkapkan

biografi Sayid Ameer Ali serta mengungkap bagaimana sikap Sayed Ameer

(14)

6

karya-karyanya dan tokoh-tokoh yang sezaman dengannya dan lain

sebagainya8.

Sementara pendekatan politik akan sangat membantu dalam

memahami bagaimana Sayid Ameer Ali dalam menjalankan segala aktifitas

politik kooperatifnya yang berhubungan dengan kolonial Inggris di India

serta faktor sosial dan faktor politik yang mempengaruhi aktfitas politiknya.

Sudut pandang yang dilihat dari ilmu politik, bahwasannya Sayid

Ameer Ali melakukan pendekatan negara dalam politik, yaitu melalui

gejala-gejala politik yang terjadi pada masayarakat India. Karena negara merupakan

instansi politik yang kuat, yang mempunyai kehendak sendiri dan memiliki

otonomi dalam masyarakat9. Dalam hal ini India yang menjadi negara jajahan

pemerintah kolonial Inggris maka pemerintah Inggris yang menguasai segala

kekuasaan India.

Maka dalam menganalisis aktivitas politik Sayid Ameer Ali terhadap

pemerintahan kolonial Inggris di India, berdasarkan klasifikasi prespektik

historis maka peneliti menggunakan teori politik Normative Philoshopy10.

Normative Philoshopy merupakan teori politik yang berisikan tentang cara

seseorang harus berbuat dan menyesuiakan diri agar cita-citanya secara

individu maupun kelompok dapat tercapai. Dalam hal tersebut Sayid Ameer

Ali melakukan politik kooperatif dengan kolonial Inggris di India karena

untuk mengurangi diskriminasi yang di terima umat Islam dan agar umat

Islam mendapatkan kedudukan lebih tinggi dari umat Hindu di India.

8 9

Ibid., 13.

10

(15)

7

F. Penelitian Terdahulu

Sebagai seorang tokoh agama sekaligus negarawan, kehidupan dan

pemikiran Sayid Ameer Ali cukup banyak mendapatkan sorotan dari

beberapa kalangan pelajar mahasiswa ataupun ilmuan. Khususnya mereka

yang minat atau tertarik dengan pemikiran dan pembaharuan Islam masa

lampau. Adapun antara lain penelitian terdahulu yang membahas Sayid

Ameer Ali :

1. Sriyati, “Pemikiran Apologi Sayid Ameer Ali Menurut Pandangan

H.A.R. Gibb”, Skrips, (1998). Skripsi ini membahas : Kritik terhadap

pemikiran Sayid Ameer Ali yang dipandang sebagai apologi oleh H.A.R.

Gibb. Dimana ia merupakan seorang tokoh orientalis yang dalam

kajiannya cenderung obyektif bila dibandingkan dengan tokoh orientalis

lainnya.

2. Muhammad Yasir,” Sayid Ameer Ali : Rekontruksi Islam”, Jurnal,

(2010). Jurnal ini membahas : Perjuangan Sayid Ameer Ali sebagai tokoh

pembaharu Islam yang berasal dari India yang telah membangunkan

umat Islam dari ketidurannya.

3. Machun Husein , “Sayid Ameer Ali dan Pemikiran teologinya” , Jurnal,

(1991). Jurnal ini membahas : Pemikiran-pemikiran Sayid Ameer Ali

dalam Teologi Islam yang diuraikan lewat karya-karya Sayid Ameer Ali

(16)

8

Dengan demikian, penelitian ini berbeda dengan tulisan-tulisan

tentang Sayid Ameer Ali yang diatas . Penelitian Ini lebih menekankan pada

aktivitas politik dari Sayid Ameer Ali terhadap umat Islam di India.

Meskipun kesemuanya tetap akan bersinggungan dengan biografi dan

pemikiran dari Sayid Ameer Ali. Namun demikian, hal itu hanya berfungsi

sebagai pendukung dan penyempurna dalam usaha memahami aktivitas

politik yang dilakukan Sayid Ameer terhadap rezim pemerintahan Inggris.

G. Metode Penelitian

Metode adalah suatu cara kerja untuk dapat memahami objek yang

menjadi sasaran ilmu pengetahuan, sedangkan mengguankan metode sejarah

hendaknya diartikan secara luas, tidak hanya pelajaran mengenai analisis

kritis, melainkan meliputi usaha sintesa dari data yang ada, sehingga

penyajian dan kisah sejarah dapat dipercaya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis,

yaitu proses menguji dan menganalisis secara mendalam setiap rekaman

peritiwa masa lampau berdasarkan data yang telah diperoleh11. Adapun

langkah-langkah dalam metode historis ialah sebagai berikut:

1. Heuristikatau Pengumpulan dan Pencarian Sumber

Heuristik atau pengumpulan sumber yaitu proses yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan sumber-sumber, data-data atau jejak

sejarah. Adapun sumber-sumber data penelitian ini diperoleh dari;

11

(17)

9

a. Data Primer

1) Buku Sayid Ameer Ali The Spirit Of Islam. Dalam buku tersebut berisikan pokok pemikiran Sayid Ameer Ali yaitu, pemikiran

agama rasional. Buku didapatkan dari perpustakaan umum UIN

Sunan Ampel.

2) Buku Sayid Ameer Ali A Short Of The Saracens. Buku ini pendukung dalam penulisan skripsi ini, khususnya bab ke-2.

Sebagai bentuk hasil karya dari Sayid Ameer Ali. Buku ini

didapatkan dari internetGooglebook.

3) Buku Sayid Ameer Ali The Ethics Of Islam. Buku tersebut menjelaskan pemikiran keagamaan dan pemikiran social, Filsafat,

Psikologi, Akhlaq Filasafat, dan Etika dan Islam. Buku ini

didapatkan dari intertet Ebook.com.

b. Data Sekunder

1) Buku terjemahan The Spirit Of Islam, Api Islam dari H.B. Jassin. Buku tersebut merupakan buku pendukung dalam penelitian

skripsi ini, karena buku asli dari Sayid Ameer Ali berbentuk

bahasa Inggris maka buku terjemahan bahasa Indonesia telah

membantu dalam proses penelitian ini. Buku ini diperoleh dari

perpustakaan Universits Negeri Malang.

2) Jurnal Machun Husain yang berjudul “ Sayid Amir Ali dan Pemikiran Teologiknya” sebagai tinjauan terdahulu dalam

(18)

10

teologi saja. Jurnal tersebut diperoleh dari Digital UIN Sunan

Kalijaga, Yogyakarta.

3) Disetasi dari Anis Ahmad yang berjudul “ Two Approches to Islamic History: A Critique Of Shibi-li Nu’mani’s And Sayid Ameer Ali’s Intreprettions Of History”. Disertasi ini banyak sekali

mengungkapkan latar belakang Sayid Ameer Ali serta

peran-perannya, sehingga banyak sekali membantu dalam penelitian

skripsi ini. Disertasi Anis Ahmad diperoleh dari internet.

4) Buku Abdul Sani Lintasan Sejarah Pemikiran dan Pembaharuan

Modern dalam Islam. Buku juga sebagai penyunjang dari

buku-buku primer. Buku ini diperoleh dari perpustakaan UIN Sunan

Ampel.

5) Buku Ensiklopedi Islam yang berjudul “ Suplemen” berisikan

ringkasan singkat liga muslim yang pernah diikuti Sayid Ameer

Ali. Buku ini diperoleh dari perpustakaan umum UIN Sunan

Ampel.

6) Buku Mukti Ali yang berjudul “ Alam Pikiran Islam Modern India

dan Pakistan” berisikan pembaharuan modern yang dilakukan

Sayid Ameer Ali. Sehingga buku tersebut telah sedikit banyak

telah digunakan dalam penelitian ini. Buku ini diperoleh dari

perpustakaan UIN Sunan Ampel.

Selain dari beberapa sumber primer dan sekunder diatas.

(19)

11

kaitannya dengan pembahasan skripsi ini. Penulis memperoleh sumber

penunjang lainnya dalam bentuk buku, interner, jurnal, dan beberapa

sumber lainnya yang penulis dapatkan dari berbagai tempat.

2. Kritik Sumber

Suatu kegiatan untuk meneliti sumber-sumber yang diperoleh agar

memperoleh kejelasan apakah sumber itu kredibel atau tidak, dan apakah

sumber itu otentik apa tidak. Pada proses ini dalam metode sejarah biasa

disebut kritik intern dan kritik ekstern. Kegiatan untuk menilai data-data

yang telah diperoleh dengan tujuan agar mendapatkan data yang autentik

dan data yang kredibilitasnya dapat dipertanggungjawabkan12. Metode ini

dimaksdkan agar memperoleh fakta yang dapat mengantarkan kepada

kebenaran ilmiah. Adapun perbedaan kritik intern dan kritik ekstern yakni

sebagai berikut:

a. Kritik ekstern

Kritik ekstern digunakan untuk keaslihan suatu sumber

sejarah dengan melihat sisi luarnya. Adapun dalam skripsi ini penulis

melakukan kritik ektern terhadap beberapa sumber berupa buku-buku

dan jurnal yang mendukung politik kooperatif Sayid Ameer Ali

terhadap colonial Inggris di India tahun 1877-1913. Dengan kritik

ektern ini penulis mencoba mencari tahu secara fisik tentang sumber

yang penulis peroleh apakah layak dan memang mempresentasikan

sumber primer yang sesunggunya.

12

(20)

12

b. Kritik intern

Kritik intern digunakan untuk menentukan apakah sumber

dapat memberikan informasi yang dapat dipercaya atau tidak13.

Adapun kritik intern juga penulis terapkan dalam penulisan skripsi

ini, setelah sumber-sumber sejarah telah dianalisis dengan kritik

ekstern. Maka dianalisis lagi dengan kritik intern. Dengan cara

membandingkan beberapa sumber-sumber yang telah diperoleh

dengan sumber-sumber lainnya. Dengan tujuan agar dapat diketahui

bahwa isi sumber tersebut dapat dipercaya.

3. Interpretasi (Penafsiran Sumber)

Tahap selanjutnya ialah interpretasi, perhatian utama dalam tahap

ini adalah untuk menempatkan bahwa sumber yang penulis gunakan ini

reliable14. Apakah sumber tersebut mencerminkan realitas historis serta

seberapa reabelkan informasi yang terkandung didalamnya informasi yang

terdapat dalam sumber tersebut dibandingkan dengan buku-buku yang

lain, yakni informasi yang terkandung dalam sumber primer seperti yang

telah disebutkan diatas dengan bukti-bukti lain yang mempunyai

hubungan dengan politik kooperatif Sayid Ameer Ali terhadap kolonial

Inggris di India.

13

Nugroho Noto Susanto,Norma-Norma Dasar Penelitian dan Penulisan Sejarah(Jakarta: Pertahanan Keamanan Press, 1992) , 21.

14

(21)

13

4. Historiografi (Penulisan Sejarah)

Setelah melakukan pengumpulan data melalui kegiatan heuristic ,

kritik, dan interpretasi. Maka tibalah saatnya untuk memaparkan hasilnya

dalam bentuk laporan ilmiah atau historiografi. Dalam langkah ini penulis

dituntut untuk menyajikan dengan bahasa yang baik, yang dapat dipahami

oleh orang lain dan dituntut untuk menguasai teknik penulisan karya

ilmiah. Penulisan hasil penelitian sejarah politik ini memberikan

gambaran yang jelas mengenai proses penelitian sejak dari awal sampai

dengan prosedur yang peneliti gunakan. Dalam penulisan kembali atau

rekontruksi sejarahnya15. Penulis menggunakan pendekatan diakronik dan

sinkronik, diamana pembahasannya secara tematik dan menurut

perkembangan waktu yang terjadi.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam proposal ini terdiri dari lima bab dengan

perincian sebagai berikut :

BAB I pendahuluan yang terdiri dari uraian mengenai latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan dan

kerangka teori, penelitian terdahulu,metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II membahas mengenai bagaimana biografi Sayid Ameer Ali.

Berisi Riwayat hidupnaya dari kelahiran, kematian, latar belakang keluarga,

15

(22)

14

dan pendidikannya. Karir-karir Sayid Ameer Ali selama hidupnya beserta

karya-karyanya dan semua hal yang berkaitan dengannya.

BAB III membahas mengenai pemikiran Sayid Ameer Ali yang dilihat

dari segi keagamaan, politik, dan lain-lainnya.

BAB IV membahas mengenai politik kooperatif yang dilakukan Sayid

Ameer Ali terhadap pemerintahan kolonial Inggris untuk kepentingan dan

kesejahteraan umat Islam di India. Yaitu dari Faktor-faktor yang

mempengaruhi sikapnya, bentuk sikap politik kooperatifnya, dan respon umat

Islam terhadap politik kooperatif Sayid Ameer Ali.

BAB V Penutup, yang berisi kesimpulan dari jawaban permaslahan

masalah dalam skripsi ini dan di akhiri dengan saran yang ditunjukkan civitas

(23)
(24)

BAB II

BIOGRAFI SAYID AMEER ALI (1877-1913 M)

A. Riwayat Hidup Sayid Ameer Ali

Sayid Ameer Ali adalah keturunan imam ke delapan Syiah di India,

keturunan Ali Al-Ridha yang menetap di wilayah Khurasan, Persia Timur

Laut16. Kakeknya bernama Ahmad Afzal Khan, ia adalah seorang perwira

angkatan darat pada masa Nadir Syah (1756-1857 M) dan komandan pasukan

di wilayah Khurasan yang menyerbu Delhi, ibukota kerajaan Mughal saat

itu. Ketika Nadir Shah melakukan invasi ke India, Ahmad Afzal Khan berada

didalam komando kesatuan Khurasan. Raja Mughal mengharapkan agar

Ahmad Afzal Khan untuk tetap tinggal i India. Sehingga, Ahmad Afzal

dengan 7000 orang pasukan berkudanya berada dalam kesatuan pengawal

Muhammad Shah..

Namun saat kota Delhi diserang oleh pasukan Marhattus, Ahmad

Afzal Khan juga sudah melakukan tugasnya yang terbaik untuk

mempertahankan ibukota tapi pasukan Marhattus sudah mengetahui

kelemahan dari pasukan Mughal. Sehingga, Ahmad Afzal Khan gugur dalam

medan perang.

Ahmad Afzal Khan memiliki seorang putra yang bernama

Muhammad Thahir, ia mengungsi ke Lahore wilayah utara bersama dengan

Syuja’ud Daulah seorang penguasa Oudh. Muhammad Thahir mempunyai

seorang putra yaitu Munawir Ali Khan , ia bertugas sebagai pengumpul pajak

6

(25)

✁6

bersama dengan Nawab Asaf ud Daulah dari Oudh. Selanjutnya, Munawir

khan mempunyai seorang putra yang bernama Sa’adat Ali Khan yaitu ayah

dari Sayid Ameer Ali.

Sa’adat Ali Khan tidak aktif dalam bidang militer dan pemerintahan.

Dia adalah seorang dokter yang selalu melakukan perjalanan ke seluruh

wilayah India, sebelum akhirnya menetap di Cuttack, Orissa. Dimana Sayid

Ameer Ali lahir di kota tersebut17. Perpindahan yang dilakukan Sa’adat Ali

Khan merupakan kesadarannya bahwa waktu itu telah berubah, maka ia

mengingkan putranya memasuki sekolah yang terbaik sekolah milik Inggris.

Dengan demikian menyebabkan dia pindah ke Calcutta.

Sayid Ameer Ali lahir pada 6 April 1849 di Cuttack, Orissa India.

Sayid Ameer Ali mempunyai saudara laki-laki (kakak) dan seorang adik.

Ketika ia dan saudara-saudaranya belajar di Calcutta lama-kelamaan Sa’adat

Ali Khan merasa tidak senang melihat kota tersebut. Namun berkat ajakan

teman akrabnya Sayid Keramat Ali Mutawalli (Pengelolah Masjid Syiah),

akhirnya mereka sekeluarga pindah ke Hoogly. Sa’adat Ali Khan

memberikan pendidikan Islam tradisional dan menggaji seorang guru maulvi

(sarjana) untuk mengajar ank-anaknya didalam bahasa Persia, Urdu dan

ajaran-ajaran Islam yang fundamental18.

Sejak masa mudanya Ameer Ali sudah gemar membaca buku-buku

berbahasa Inggris dari para penulis kenamaan seperti Gibbon, Shakespeare,

Litton, dan lain-lain. walaupun kadang-kadang dia tidak begitu memahami

17

Mukti Ali,Alam Pikiran Islam Modern India dan Pakistan(Bandung: Mizan, 1998), 150.

18

(26)

✂ ✄

apa yang dibacanya. Minatnya terhadap buku-buku sejarah dan sastra ini

sejak semasa kanak-kanak, terutama buku Decline and Fall karangan Gibbon. Dalam memmornya dia menuliskan;

I was a varacious reader, and had finished most of Gibbon’s Decline and Fall (of Roman Empire) before I was twelve. Although many parts were too difficult for me to understand, and I needed to read them over and over again later, the picture of the Roman Empire and its development and the march of the conquering legions enthralled me. But the sixth volume in which the historian describes the rise of the Saracenic power I found especially fascinating19.

“Saya seorang yang suka dengan membaca, dan pada akhirnya saya paling suka baca karya dari Gibbon’s yang berjudul Delice and Fall

(kekaisaran Romawi) yang selesai saya baca sebulum usia dua belas tahun. Meskipun banyak sekali bagian-bagian dari buku tersebut yang kurang saya pahami, dan saya membutuhkan buku-buku tersebut untuk saya baca berulang-ulang kali. Buku tersebut menggambarkan dari kekaisaran Romawi dan perjuangan pasukan mereka dalam menaklukkan itu sungguh memikat saya. Tapi jilid keenam dimana ahli sejarah menerangkan kebangkitan sejarah Arab muslim yang memiliki kekuatan sendiri dalam membuat itu lebih spesial dan mempesonasaya”.

Pertemuan Sayid Ameer Ali untuk pertama kali dengan karya-karya

sejarah dan kesustraan dapat membentuk dirinya untuk menjadi seorang ahli

sejarah. Ia juga menceritakan bahwa ayahnya adalah seseorang yang

memiliki reputasi tinggi sebagai seorang ahli dalam bahasa Arab dan Persia.

Sayid Ameer Ali mempunyai hubungan yang erat dengan teman

ayahnya Sayid Keramat Ali. Dia sering mengadakan diskusi dengan Keramat

Ali mengenai berbagai mengenai berbagai macam masalah intelektual agama.

Bagi Sayid Ameer Ali, Keramat Ali adalah guru spiritualnya. Ia juga telah

menerjemahkan buku karya Sayid Keramat Ali mengenai asal-usul ilmu

☎9

(27)

✆8

pengetahuan (Makhaz-i-‘ulum)20. Sayid Keramat Ali juga bangga terhadap

karya Sayid Ali yang berjudul Critical Examination Of The Life And

Teaching Of Muhammad, ini merupakan karya pertamanya bersama sang

ayah dan diterbitkan sebelum ia pulang dari belajar di Inggris.

Sayyid Amir Ali memperoleh pendidikanya di perguruan tinggi

Hoogly (Muhsiniyyah21 college) dekat kalkuta (calcutta). Disanalah ia mempelajari bahasa Arab, bahasa Inggris, sastra Inggris, serta hukum Inggris.

Selain itu ia juga belajar kepada seseorag maulvi (ulama Islam) ke rumahnya

untuk mengajarkan agama Islam serta bahasa-bahasa Persia dan Urdu22.

Pada tahun 1867, Ia mendapatkan ijazah di Universitas Calcutta dalam

jurusan hukum. Pada tahun 1868, Ia telah memperoleh gelar sarjana pada

jurusan sejarah. Pada tahun 1869, Sayid Ameer Ali mendapatkan beasiswa

untuk melanjutkan sekolah dalam bidang hukum Inggris. Setelah mencapai

Bachelor dalam Hukum dan Master dalam sejarah dengan nilai tinggi. Ameer

Ali memperoleh beasiswa untuk studi yang lebih tinggi dalam bidang hukum

Inggris.

Pada tahun 1873, Ia sudah memperoleh gelar magisternya dalam

bidang hukum23. Setelah menamatkan pendidikan di Inggris, Ia kembali ke

20

Mu’in Umat,Historiagrafi Islam(Yogyakarta: Perpustakaan digital UIN Kalijaga, 2008), 13

21

Abdul Sani,Lintasan Sejarah Pemikiran dan Pembaharuan Modern dalam Islam(Jakarta: Raja Grafindo, 1998), 154.

22

Anis Ahmad, “Two Approaches to Islamic History: A Critique of Shibi-li Nu’mani’s and Sayid Ameer Ali’s Intrepretations of History”, (Disertasi, Temple University, New Delhi,

1980), 57.

23

(28)

✝9

India. Di India diangkat menjadi pegawai pemerintah Inggris, pengacara,

hakim, dan guru besar dalam hukum Islam.

Sayyid Amir Ali juga merupakan salah satu dari murid Sayyid Ahmad

Khan. Ia adalah tokoh pembaharu Islam dalam hal pendidikan. Dalam

perjalanan kehidupanya ia pernah mengenyam pendidikan di akademi

(sekolah) Aligarh24, Yakni sebuah akademi yang didirikan oleh Sayyid

Ahmad Khan dengan nama Muhammedan Anglo Oriental College

(M.A.O.C). Sekolah tersebut merupakan pusat dari gerakan Aligarh, gerakan

yang berusaha menyebarkan ide-ide dari Sayyid Ahmad Khan. Sebuah

gerakan yang menjadi penggerak utama dan berpengaruh besar bagi

terwujudnya pembaharuan dikalangan umat Islam India, termasuk Amir

Ali25. Pemikiran Sayid Ameer Ali banyak yang sejalan dengan Sayid Ahmad

Khan.

Empat tahun setelah kepulangannya dari Inggris, Sayid Ameer Ali

mendirikan suatu organisasi atau perhimpunan khusus umat Islam. Organisasi

itu bernama National Muhammadan Association26. Organisasi ini merupakan wadah bagi umat Islam India untuk belajar politik, pendidikan, dan

kebudayaan umat Islam. Pendidikan dan kebudayaan berfungsi sebagai suatu

gerakan pembaharuan Islam di India. Organisasi tersebut menarik perhatian

✞ ✟

Jamaluddin Miri, 11 Tokoh Pembaharuan dan Pemikiran Islam Modern (Surabaya: Diatama, 2009), 90.

✞✠

Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), 65.

✞6

(29)

✡ ☛

genarasi muda Muslim India27 pada masanya dan juga mendapatkan

dukungan dari Sayid Ahmad Khan.

Sebagai orang yang dilahirkan dan dibesarkan dari kalangan keluarga

Syiah, sayid Ameer Ali sedikitnya terpengaruh juga oleh

pemikiran-pemikiran Syiah. Hal ini terlihat dengan salah satu sikapnya yang cenderung

acuh tak acuh terhadap masalah khilafah Usmani yang pada dasawarsa

1930an terancam penghapusan. Namun sayid Ameer Ali juga tidak selalu

sepaham dengan Syiah. Hal itu terlihat ketika berbicara tentang poligami

dalam Islam.

Sayid Ameer Ali sebagaimana sama dengan Sayid Ahmad Khan

begitu patuh dan setia kepada pemerintahan Inggris. Tampaknya karena

sikapnya tersebut beliau diangkat menjadi anggota Judical Comittee of Privacy Council di Inggris pada tahun 1909. Lima tahun setelahnya, ia berhenti bekerja di Mahkamah Tinggi Bengal. Dia kemudian menetap di

Inggris karena telah beristrikan wanita asli Inggris.

Pada tahun 1910, Sayid Ameer Ali mengesahkan masjid pertama di

London. Sekaligus juga berjuang bagi kepentingan untuk umat Islam di

London. Akhirnya, Ia juga meninggal dunia di Sussex, Inggris pada tanggal 4

Agustus 1928.

B. Karir Sayid Ameer Ali

Sayid Ameer Ali tidak hanya seorang tokoh pembaharu Islam yang

memberikan sumbangan pemikiran dan gerakannya. Namun, Ia adalah

☞ ✌

(30)

✍ ✎

seorang pemikir, penulis, pengacara, bahkan guru besar hukum Islam di

perguruan tinggi. Berikut adalah beberapa karir yang dimiliki Sayid Ameer

Ali dalam beberapa bidang selama hidupnya.

Sayid Ameer Ali adalah seorang pemikir Islam. Ia dijuluki oleh para

orientalis Barat sebagai seorang tokoh opologis sejarah. Pemikiran serta

tulisannya dalam membela umat Islam dihadapan para orientalis Barat sangat

tegas. Sayid Ameer Ali merupakan pembela utama ajaran Islam dihadapan

pengadilan opini Barat. Sebagai seorang sejarawan dan tokoh pembaharu

yang kembali kepada masa lampau, tulisan-tulisannya di tunjukkan dengan

fakta-fakta yang logis dan rasionalitas dalam membela ajaran Islam.28

Karir Sayid Ameer Ali sebagai seorang sejarawan sekaligus tokoh

apologis sejarah telah memberikan peran bagi umat Islam India saat itu.

Mendorong umat Islam untuk berfikir kemajuan29. Oleh karena itu, Ia

mengajak kepada umat Islam untuk meninjau kembali sejarah masa lampau,

kemudian merealisasikannya agar umat Islam saat itu juga bisa maju.

Dimana dengan diungkapkannya kejayaan umat Islam di masa lampau

akan berguna untuk melawan kontroversinal dari Barat dan untuk melindungi

kepercayaan diri kaum Muslim dari budaya Barat yang kuat dan semakin

luas30. Namun tujuan utama dari tulisan-tulisan serta argumen-argumennya

adalah agar umat Islam mengembangkan Intelektualitas dan humanisme Barat

✏8

Muhammad Yasir, “Sayid Ameer Ali: Rekontruksi Islam, Jurnal Ushuluddin Vol.XVI,No.2,(Juli, 2010), 206.

29

John L. Esposito,The Oxford Encyclopedia Of The Modern Islamic Word (New York: Oxford University Press, 1995), 155.

30

(31)

✑✑

sebagai perkembangan yang sebenarnya dari puncak peradaban Islam itu

sendiri, bahkan sebagai pesan Islam yang sejati31.

Sayid Ameer Ali tidak ingin terlena akan kejayaan umat Islam masa

lampau, hanya saja ia ingin menegaskan bahwa umat Islam dahulu pernah

dan bisa meraih kejayaan dalam berbagai bidang bahkan pusat pendidikan di

kuasai oleh umat Islam. Sehingga umat Islam masa modern bisa berfikiran

lebih maju untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan bahwasannya pintu

ijtihad belum tertutup. Umat Islam akan bisa meraih kejayaan seperti masa

lampau kalau berusaha untuk bangkit kembali supaya tidak tertinggal dengan

umat Hindu dan tergelincir dengan kebudayaan Barat tanpa filtrasi. Jadi untuk

menghidupkan kembali umat Islam seperti dulu obatnya ialah dengan cara

menghidupkan kembali rasionalitas32.

Sayid Ameer Ali bukan hanya seorang tokoh pembaharu yang ahli

dalam bidang sejarah namun beliau juga seorang yang ahli hukum. Hal ini

terlihat, Ia selesai menamatkan gelar sarjana S-1 di bidang hukum tahun

1867, di tahun 1869 mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi S-2

dalam bidang hukum serta menjadi lulusan terbaik. Sekembalinya dari studi

di Inggris, Ia diangkat menjadi pegawai pemerintah Inggris, pengacara,

hakim, dan guru besar dalam hukum Islam.

✒ ✓

Harun Nasution, Islam ditinjau dari Beberapa Aspek(Jakarta: UI Press, 1986), 106. ✒✔

(32)

✕ ✖

Pada tahun 1874, Ia dilantik sebagai pensyarah33 di Universitas

Calcutta, India danpensyarah di Universiti Muslim Aligard✗✘

.Kemudian, juga

mengajar undang-undang Islam di Presidency College. Selanjutnya, pada

tahun 1874 Sayid Ameer Ali masuk dalam kantor pemerintahan Inggris di

pengadilan Bengal. Adapun pada tahun 1881, Ia menjadi Profesor

undang-undang di Universitas Calcutta dan pada tahun 1883, Ia masuk dalam Majlis

Gabenor Jeneral India.

Pada tahun 1884, ia memberi kuliah hukum di Universitas Calcutta

sebagai Tagore Professor of Law. Dalam tahun yang sama, ia muncul sebagai

pengacara dan pembela didalam gugatan hukum yang kontroverional.

Kemampuan profesionalnya dirangkaikan dengan semangatnya untuk Islam,

maka ia memperoleh ketenaran yang sangat luas di seluruh negeri.

Begitu banyak sekali peran yang diberikan Sayid Ameer Ali untuk

umat Islam di India. Namun hal yang paling menonjol besar adalah karirnya

dalam bidang politik. Aktivitas politik yang Ia jalani dimulai dari tahun 1877

sampai tahun 1913 M. Berawal mendirikan organisasi politik Islam kecil

sampai dengan pembentukan lembaga Liga Muslim di London35. Semua hal

yang dilakukan Sayid Ameer Ali untuk memberikan contoh bagi umat Islam

untuk tidak tertinggal dengan kemajuan yang dimilki oleh umat Hindu.

33

Pensyarah: Pembicara dalam acara seminar atau orang mengajar di perguruan tinggi seperti dosen, dalamhttp://Kbbi.web.id/pensyarah. (19Februari 2017).

34

Jamaluddin Miri, 11 Tokoh Pembaharuan dan Pemikiran Islam Modern (Surabaya: Diatama, 2009), 100

35

(33)

✙ ✚

Bahwasannya umat Islam mampu bangkit dan memperoleh kemajuannya

kembali.

C. Karya-Karya Sayid Ameer Ali

Latar belakang pendidikan dan pengalaman Sayid Ameer Ali dalam

menunjukkan bahwa dia bukan saja menguasai beberapa ilmu pengetahuan.

Tetapi juga seorang pemikir yang mengungkapkan ide-idenya tidak hanya

pandai dalam berargumen namun juga menuangkan semua wawasan dan

pemikirannya dalam sebuah buku-buku. Berikut adalah karya beliau dalam

beberapa buku yang menjelaskan tentang pemikirannya :

1. The Spirit Of Islam

Buku The Spirit Of Islam merupakan buku revisi atau kelanjutan

dari buku pertamanya dengan sang ayah, Sa’adat Ali Khan. Buku tersebut

berjudul A Critical Exmination of life and Teaching of Muhammed. pembahasan mengenai bukuA Critical Exmination of life and Teaching of Muhammed dimasukkan dalam bagian pertama dalam buku The Spirt of Islam, sedangkan dalam bagian kedua adalah hasil dari pemikirannya sendiri. Bagian pertama buku ini membahas tentang Sirah Rasulullah dan

Kebaktiannya yang terdiri dari 10 bab. Bab satu sampai bab ketiga

membahas riwayat nabi Muhammad dari menjadi Rasulullah sampai

dengan hijrahnya nabi ke Madinah36.

Bab keempat dan kelima membahas mengenai permusuhan antara

orang Quraisy dan orang Yahudi serta penyerbuhan Madinah oleh kaum

✛6

(34)

✜ ✢

Quraisy. Kemudian, bab keenam membahas tentang keteladanan

Rasulullah. Bab ketujuh sampai bab kesembilan membahas tentang

penyebaran agama Islam, tahun perutusan sampai dengan telaksananya

tugas Nabi Muhammad Shallā Allāh ‘alayh wa sallam. Adapun bab kesempuluh membahas tentang penggantian Rasulullah sebagaikhalifah.

Bagian kedua buku ini terdiri dari 11 bab yang diberi judul The Spirit Of Islam. Bab pertama membahas tentang pengertian Islam, prinsip-prinsip etika Islam dan Konsepsi Tuhan menurut Alquran37. Bab kedua

mencakup pokok-pokok bahasan tentang Sholat, Puasa, Zakat, Haji, serta

mengenai definisi agama, kewajiban dan tanggung jawab manusia, dan

beberapa aturan etika dalam Islam. Bab ketiga mengenai pokok bahasan

konsepsi Islam tentang kehidupan Akhirat dan konsepsi Alquran tentang

kebahagiaan di dunia dan di Akhirat. Sedangkan, bab keempat mencakup

bahasan mengenai jihad, perang, dan toleransi dalam Islam.

Bab kelima membahas tentang kedudukan perempuan dalam Islam

dari status wanita dalam Islam, perkawinan poligami dan monogami, serta

poligami yang dilakukan Muhammad Shallā Allāh ‘alayh wa sallam

Adapun bab keenam mengenai perbudakan dan penghapusan perbudakan

dalam Islam. Bab ketujuh mengenai semangat politik dalam Islam sejak

hijrahnya Nabi ke Madinah dengan ajaran Islam dan pengaruhnya dalam

kehidupan berbangsa dengan berbagai macam agama, budaya, dan ras.

Sedangkan, bab kedelapan membahas mengenai perpecahan politik dan

✣ ✤

(35)

✥6

agama dalam Islam karena perbedaan kepentingan politik dan kesukaan

yang berkembang sampai pada perbedaan pendapat dalam memahami

serta menafsirkan ajaran Islam38.

Bab kesembilan membahas tentang semangat sastra dan ilmu

dalam Islam. Ajaran nabi Muhammad mendorong minat ummat Muslim

terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, sejarah perkembangan

pemikiran dan ilmu pengetahuan hingga kejayaan Abbasiyah beserta masa

kehancurannya. Bab kesepuluh membahas semangat rasionalis dan

falsafah Islam yang terdiri dari perkembangan pemikiran teologi Islam

dari faham Jabariyah hingga munculnya berbagai madzab, serta

kejatuahan atas rasionalisme dan filsafat dalam Islam semenjak

kemenangan teologi Asy’ari atas teologi Mu’tazilah39. Selanjutnya, bab kesebelas membahas semangat mistik dan idealisme dalam Islam. Hal ini

terdiri dari timbulnya paham tasawuf semenjak zaman Nabi sampai pada

pemikiran Neo-Platonisme hingga munculnya berbagai macam Tarikat Sufi hingga sekarang.

2. A Short Histori of The Saracens

BukuA History Of The Saracensditerbitkan pada tahun 1899 M di London. Dalam buku ini membahas tentang laporan singkat dari masa

kemajuan dan kemunduran umat Islam pada saat perang salib. Dilihat dari

sisi ekonomi, sosial, dan intelektual. Pada zaman dahulu kemunduran

umat Islam saat perang salib, dimulai dari kehancuran Bagdad dan

38

Machun Husain, “Sayid Amir Ali dan Pemikiran Teologiknya” (Yogyakarta: Digital UIN

Sunan Kalijaga, 2008), 27.

39

(36)

✦ ✧

pengusiran bangsa Moor dari Spanyol. Buku ini disusun berdasarkan peta

konsep dan genealogi sejarah40.

Berikut adalah peta konsep dan genealogi sejarah Muslim Arab

pada saat perang salib yang dijelaskan dalam bukuA Short History Of The Saracens dari Alhambra, Granada Damascus from the River . The Grand Mosque of Damascus Gates on the Road to Shiraz General View of

Isphahan . Tomb of Tamarlane, Samarkand Interior of a Saracenic Palace

(from van Lejtnep) Moslem Lady in Summer Dress (from D'Ohsson)

Moslem Lady in Winter Dress (from D'Ohsson) An Arab Gentleman (from

van Lennep) Colonnade of the Mihrab, Cordova Pavilion in the Court of

Lions, Alhambra, Granada Tombs of the Caliphs, Cairo Mosque in Cairo .

MAPS Arabia at the time of Mohammed. Syria, Irak, etc. Spain under the

Arabs. General Map of the Saracenic Empire.

List of genealogical tables Genealogical Table of the Apostolical

Imams and the Ommeyade Caliphs. of the Abbasside Caliphs. of the

Caliphs of Cordova. of the Fatimide Caliphs. of the Samanides. of the

Ghaznavides. of the Sultans of Iconium (Rum)41.

Bagian pertama dalam buku ini menjelaskan tentang sejarah Arab

muslim pada masa Abdul Mutholib sampai dengan perjuangan khalifah Ar-Rasiddin yang dimulai dari bab satu sampai dengan bab kelima. Bab pertama, menjelaskan geografi bangsa Arab dan kondisi fisik bangsa Arab

pada masa dahulu. Selanjutnya, pada bab kedua menjelaskan sejarah awal

★ ✩

Sayid Ameer Ali,A Short History Of The Saracens(London: Acmillano and CO, 1899), 1. ★ ✪

(37)

✫8

muslim Arab yaitu Abdul Mutholib sampai dengan Bani Abbasiyah yang

meletakkan hari hijrahnya nabi Muhammad dalam kementerian. Bab

ketiga, menjelaskan tentang hijrahnya nabi Muhammad di Madinah

dengan beberapa golongan di Madinah sampai dengan piagam madinah

dan wafatnya nabi Muhammad di Madinah42.

Kemudian, bab keempat membahas tentang republik pemerintahan

Abu Bakar As-Shiddiq dan Umar bin Khattab yang telah memperoleh

kemenangan dan kekalahan saat perang dalam merebutkan wilayah

kekuasaan. Bab kelima menjelaskan tentang Khalifah Usman bin Affan dan Ali Bin Abi Tholib.

Pada bab keenam sampai dengan bab kedua puluh lima membahas

tentang perebutan kekuasan, pemberontakan serta kematian khalifah pada

masa Bani Umayyah I. Bab kedua puluh enam sampai dengan bab ketiga

puluh satu membahas tentang perjuangan muslim Arab yang ada di

Spanyol yang di pimpin oleh Abdurrahman Ad-Dhakil dengan melawan

raja Romawi dan perang dengan orang kristiani dengan menegakkan

agama Islam di tanah Eropa. Serta kejayaan umat Islam dengan

mendirikan kerajaan di Granada43. Adapun Pada bab ketiga puluh dua

sampai dengan bab ketiga puluh tiga membahas tentang perjuang muslim

Arab di tanah Afrika dalam perang salib.

42

Sayid Ameer Ali,A Short History, 18-27.

43

(38)

✬9

3. Islamic History Of Culture

Buku ini juga diterbitkan setelah beliau wafat, yakni pada tahun

1931 dan tahun 1932. Buku ini memuat tentang kedudukan wanita dalam

Islam serta pengaruh dan peranan wanita dalam Islam. Sistem kekhalifahn

dan kemajuan Islam, serta negara dan presepsi Islam, kedudukan

kebudayaan Islam di India dan membahas tentang kebudayaan Islam

dibawah kekuasaan bangsa Mongol44.

Dari ketiga buku yang ditulis, ternyata mempunyai pengaruh yang

sangat besar dikalangan pemikir-pemikir Barat dan mereka merasa kagum

serta bangga atas tulisan Sayid Ameer Ali yang mempunyai nuansa cerah

bagi generasi Islam selanjutnya.

4. The Ethics Of Islam

Buku ini diterbitkan pada tahun 1893, topik pembahasan dalam

buku ini mencakup tentang Filsafat, Psikologi, Akhlaq Filsafat, dan Etika

dalam Islam. Terdiri dari 49 bab, jumlah halaman 136. Buku ini

menjelaskan etika dalam agama Islam yang dimulai dari Arab Muslim

sampai dengan pembelajar ajaran agama Islam yang religius dalam segala

tindakan dan kebebasan dalam berfikir45.

Buku ini juga sebuah bentuk usaha kecil dari ceramah atau

memberi perkulihan pada masyarakat untuk mewujudkan hakekat Islam

yang disampaikan genarasi muda kepada atasan atau pengawas yang

meberikan pembelajaran mereka. Seperti pendidikan moralitas yang

✭✭

Mukti Ali,Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan(Bandung: Mizan, 1998), 160.

✭ ✮

(39)

✯ ✰

dilakukan oleh nabi Muhammad semasa mudanya itu merupakan bentuk

penyebaran kebenaran yang bisa dijadikan contoh oleh orang

Non-Muslim.

The Ethics Of Islam membahas segala kebiasaan orang Arab Muslim, menjelaskan tentang Islam adalah agama yang damai, serta

(40)
(41)

BAB III

PEMIKIRAN SAYID AMEER ALI

Sayid Ameer Ali merupakan tokoh pembaharu Islam yang terkenal

dengan pemikiran agama rasionalnya. Rasionalitas yang disampaikan Sayid

Ameer Ali itu, dengan membawa bukti sejarah lama Islam yang

membuktikan Islam adalah agama kemajuan46. Konsep-konsep pembaharuan

Sayid Ameer Ali ditekankan pada ajaran-ajaran Islam pada masa lampau

harus diperhatikan kembali. Umat Islam harus membuka pintu ijtihad jika

ingin maju seperti umat Islam pada masa lampau. Pemikiran agama rasional

cukup berpengaruh bagi umat Islam India pada saat itu, serta ia adalah orang

yang pertama kali membuat semangat umat Islam di India semakin meningkat

untuk memajukkan umat Islam kembali.

A. Pemikiran Keagamaan

Kata “Islam” menurut Sayid Ameer Ali barasal dari kata Salām atau

Salāmah yang mempunyai dua pengertian: (1) tenang, diam, telah

melaksanakan kewajiban, dan telah membayar lunas, serta berada dalam

kedamaian yang sempurna, dan (2) ikhlas yang berarti menyerahkan diri

kepada Tuhan yang dengan-Nya orang melakukan perdamaian. Sehingga kata

benda “Islam” tersebut berarti damai, selamat, aman, dan keselamatan47.

Esensi prinsip-prinsip etika yang ada dalam Islam serta yang

membentuknya tertuang dalam AlQuran surat Al-Baqoroh ayat 1-6, yang

46

Harun Nasution,Pembaharuan dalam Islam dan Gerakan(Jakarta: Bulan Bintang, 2003), 81.

47

(42)

32

menyimpulkan bahwa landasan pokok agama Islam terdiri dari 5 butir yaitu,

(1) Kepercayaan terhadap adanya Allah yang Maha Esa, tidak berupa materi,

Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Pecinta, (2) Kedermewaan dan

Persaudaraan diantara sesama manusia, (3) Penakluklakan terhadap berbagai

nafsu jahat,(4) Pencurahan rasa syukur kepada Allah yang memberi segala

macam kebaikan, dan (5) Pertanggungjawaban atas perbuatan-perbuatan di

hari kemudian.

Konsepsi-konsepsi Islam mengenai kekuasaan Allah sesunggunya

semuanya telah dinyatakan dalam Alqurān yang pembahasaannya mencakup

semuanya yang berhubungan dengan Allah, seperti ke-Esaan Allah,

imaterialitas, ke-Maha besaran Allah, dan ka-Maha pemurah Allah. Islam

sendiri sebenarnya menghimbau kesadaran batin manusia atau akal intuisinya

supaya manusia tergerak untuk meningkatkan dirinya dalam rangka

memenuhi kewajibannya terhadap Allah melalui pelayanan kepada

sesamanya48.

Maka jelaslah bahwa, menurut Sayid Ameer Ali dalam Islam terdapat

aspek-aspek kemanusian dan rasional diantara aspek kepercayaan atau

dogmatik. Meskipun pembahasan mengenai masalah ke-Esaan Allah atau

Tauhid hanya dijelaskan secara eksplisit49.

Dalam pemikiran keagamaannya, ia tergolong rasional. Meskipun

sering kali, ia memuji Islam dalam masa-masa yang indah. Namun, ia tidak

memungkiri bahwa adanya masa-masa kelabu yang ada pada sejarah Islam.

48

Ibid., 174.

49

(43)

33

Sayid Ameer Ali menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan konsekuwen

alamiah dari setiap kebudayaan50. Untuk lebih jelasnya dalam memahami

bagaimana konsep ketauhidan atau ke-Esaan Allah dan Teologi Islam.

Dalam bukunya yang berjudul“The Spirit Of Islam”Sayid Ameer Ali

mengatakan:

“Let us now take a brief retrospect of the religious conception of the peoples of the world when the prophet of Islam commenced his preachings. Among the heathen Arabs the idea of godhead varied according to the culture of the individual or of the clan. With some it rose, comparatively speaking, to the “devinisation” or devication of nature; among others it fell to simple fetishism, the adoration of a piece of dough, a stick, or a stone”.

Maksud dari pernyataan di atas adalah “Mari kita sekarang melihat tinjauan kembali gambaran agama-agama lain di dunia. Di antaranya,

penyembahan berhala pada masyarakat Arab jahiliyah yang mana Tuhan

pada saat itu banyak sekali variasi di antara mereka dalam memahami

Tuhan. Pemahaman mereka tentang Tuhan disesuaikan menurut

masing-masing individu atau suku. Oleh karena itu pemujaan mereka berbeda

antarsuku yang satu dengan suku yang lain. Di antaranya ada yang

memuja terhadap segumpal roti, sebuah tongkat, ataupun batu”.

Selanjutnya, Sayid Amir Ali dalam memaparkan argumennya tentang

Tuhan, ia lebih cenderung menekankan pada keesaan Tuhan yang di bawah

oleh Nabi MuhammadShallā Allāh ‘alayh wa sallam. Menurutnya, Islam

adalah agama yang paling sempurna51. Sebab, di dalam agama Islam tidak

50

H.A. Mukti Ali,Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan (Bandung: Mizan, 1993), 143.

51

(44)

34

ada penyembahan-peyembahan lain selain Allah subhanahu wa Ta’ālā

karena itu Islam adalah satu-satunya agama yang berdiri paling depan untuk

menolak adanya penyekutuan terhadap Tuhan dengan makluk lain52.

Sebagaimana terdapat dalam surat Al-Ikhlas ayat 1-4.

Surat tersebut jelas, bahwasannya di dalam agama Islam hanya

ada satu Tuhan, yakni ”Allah” subhanahu wa Ta’ālā dan tidak ada satupun yang dapat menyetarai-Nya, tidak beranak dan diperanakkan. Beda

lagi dalam agama-agama lain misalnya dalam agama Kristen banyak

orang-orang Kristen yang mencari pegangan pada seorang-orang manusia yang

dianggapnya sebagai Tuhan. Bunda Maria juga disembah sebagai

Tuhan dan diberi sesaji berupa kue Collyris.

Jadi, jelaslah bahwa dalam konsep ketuhanan ini, Sayyid Amir

Ali lebih menekankan pada ke-Esa-an Tuhan “Allah” dalam agama Islam melalui metode komparatif dengan agama-agama sebelumnya. Ke-Esaan

Tuhan dalam agama Islam merupakan Tauhid yang murni. Dengan

demikian, Ia menunjukkan bahwa agama Islam adalah satu-satunya agama

yang paling benar dan rasional.

Selanjutnya masalah teologis dalam Islam dimulai setelah wafatnya

Rasulullah, tepatnya terjadi saat pada masa pemirintahan Khalifah Ali Bin Abi Tholib. Ketika itu pihak Muawiyah melakukan pemberontakan namun

saat kemenangan akan berada ditangan Ali Bin Abi Tholib, Muawiyah

52

(45)

35

melakukan suatu taktik politik yang licik53. Akhirnya disitulah umat Islam

terpecah belah menjadi tiga golongan Islam dan Politik yaitu, Syi’ah,

Khawarij, dan Murjiah.

Dari penggambaran umat Islam saat itu juga mengakibatkan dunia

Islam diseluruh wilayah mengalami kemunduran dan kelemahan dalam

pemimpin-pemimin Islam termasuk juga yang terjadi di India. Hal yang

menjadi penyebab lemahnya muslim di India yaitu, metode berfikir dalam

bidang teologi yaitu, metode berpikir tradisional. Matode berpikir rasional

oleh aliran teologi Mu’tazilah sudah lama padam, yang ada adalah metode berpikir tradisional yang dikembangkan oleh aliranAs’ariyah. Meskipun

As’ariyahmendamikan antara pemikiranQodariyahdanJabariyah54.

Aliran Mu’tazilah telah berperan dalam perkembangan ilmu

pengetahuan dan rasionalisme dalam Islam. Dalam beberapa abad aliran

Mu’tazilah tersebut telah mempengaruhi umat dan membawa kemajuan

dalam beberapa bidang. Ahli-ahli ilmu pengetahuan, sebagai dokter penyakit,

ahli fisika, ahli matematika, ahli sejarah kesemuanya masuk dalam golongan

Mu’tazilah. Ketiga aspek inilah (ijtihad-rasionalisme serta ilmu pengetahuan) yang oleh Amir Ali dianggap akan bisa membawa kejayaan umat Islam

sebagaimana telah dialami dan dibuktikan oleh para ilmuan periode awal

dinasti Abbasiyah55.

53

Harun Nasution,Sejarah Teologi Islam(Jakarta: UI Press, 2006), 16.

54

Harun Nasution,Pembaharuan dalam Islam dan Gerakan(Jakarta: Bulan Bintang, 2003), 108.

55

(46)

36

Modern muslim saat itu beranggapan pintu ijtihad telah tertutup.

Ijtihad bagi mereka adalah sama halnya dengan perbuatan dosa. Padahal

agama Islam tidak bertentangan dengan rasionalitas dan pemikiran filosofis.

Islam merupakan ajaran agama yang mula- mula memberikan kebebasan

berpikir secara mengagumkan. Jadi untuk dapat menghidupkan umat Islam

kembali seperti dulu obatnya ialah dengan cara menghidupkan kembali

rasionalitas56.

Agama Islam tidak lagi dipahami hanya dalam pengertian historis dan

doktriner , tetapi telah menjadi fenomena yang kompleks. Islam tidak hanya

terjadi dari rangkaian petunjuk formal tentang bagaimana seorang individu

harus memaknai kehidupannya. Islam telah menjadi sebuah sistem budaya,

peradaban, komunitas politik, ekonomi, dan bagian sah dari perkembangan

dunia57.

B. Pemikiran Sosial

Sayid Ameer Ali dalam menguraikan argumen-argumen

menggunakan metode perbandingan, dimana dalam hal tersebut disertai

dengan uraian-uraian yang rasional. Sama seperti saat menjelaskan masalah

kedudukan perempuan dan masalah perbudakan. Dimana dalam hal tersebut,

ia terlebih dahulu membawa ajaran-ajaran serupa dalam agama lain dan

kemudian menjelaskan dan menyatakan bahwa Islam membawa perbaikan

terhadap ajaran-ajaran agama sebelumnya serta menjelaskan bahwasannya

ajaran agama Islam tidak bertentangan dengan akal.

56

Muhammad Al-Bahiy,Pemikiran Islam Modern(Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986), 171.

57

(47)

37

Menyangkut masalah kedudukan perempuan, dalam bukunya The Spirit Of Islam pada bab lima tersebut dijelaskan kedudukan perempuan dalam Islam dari status wanita dalam Islam, perkawinan poligami dan

monogami, serta poligami yang dilakukan Rasulullah58. Sayid Ameer Ali

menjelaskan bahwa sepanjang sejarah sebelum Islam datang, kedudukan

wanita sangat rendah bahkan lebih jauh lagi, mereka hanya dijadikan obyek

seksual kaum laki-laki. Begitulah pandangan dan perlakuan terhadap kaum

perempuan yang dilakukan bangsa-bangsa sebelum Islam datang59.

Kemudian, Islam memberikan hak-hak yang sebelumnya tidak wanita punyai,

dan diberinya hak-hak yang tidak beda sama sekali dengan kaum laki-laki

dalam menjalankan segala kekuasaan hukum dan jabatan.

Selanjutnya, masalah perkawinan poligami dan monogami60. Dalam

masalah tersebut Sayid Ameer Ali memandang bahwasannya perkawinan

poligami itu seperti suatu yang sudah melembaga. Kaum penguasa (Raja dan

Bangsawan) melakukan hal tersebut sebagai suatu yang sakral atau benar.

Pandangan tersebut juga telah diikuti oleh beberapa agama dibeberapa negara

seperti India, Babilonia, Assyria, Persia, dan Israel61.

Bagi kalangan orang Arab, sistem perkawinan poligami itu suatu

hubungan perkawinan sementara dan biasa saja untuk dilakukan. Hal tersebut

58

Ameer Ali,The Spirit Of Islam, 240.

59

Ibid., 241.

60

Poligami: Suatu istem pekawinan yang dilakukan lebih dari ke satu orang atau banyak orang, oleh W.J.S. Poerdarminto, Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia, ed.3, Perpustakaan Depetemen Pendirdikan Nasioanal(Jakarta: Balai Pustaka, 2006), 904.

Monogami: Suatu sistem pernikahan yang dilakukan hanya kepada seseorang saja, oleh Musfir Al-Jabrani,Poligami dari Berbagai Presepsi(Jakarta: Gema Insani Press, 1997), 37.

61

(48)

38

menunjukkan betapa rendahnya kedudukan perempuan pada masa itu.

Kemudian setelah Islam datang, semua keadaan menjadi berubah Islam

mendudukan perempuan pada tempat terhormat.

Perkawinan poligami suatu yang tidak bisa harus dihilangkan. Dalam

Islam, pernikahan poligami bisa terjadi karena suatu hal atau tergantung

keadaan yang melatar belakanginya, seperti memilahara perempuan tersebut

dari kelaparan dan kemiskinan. Perkawinan dalam Islam tidak meletakkan

wanita berada dibawah laki-laki. Perempuan diberikan hak yang sama dalam

perkawinan itulah bentuk penghargaan Islam terhadap harga diri seorang

perempuan cukup tinggi62.

Semakin manusia mempergunakan rasionalitasnya dan semakin maju

peradaban yang dimilikinya akan lebih mudah memahami akibat negatif

poligami dan arti pelarangannya semakain mudah dipahami. Ameer Ali

menyebutkan bahwa dalam pandangan Mu’tazilah yang rasional sangat

menentang sistem perkawinan poligami, dan mereka termasuk kalangan

menganut monogami yang taat. Menurut Mu’tazilah perkawinan dimaknai

sebagai persatuan untuk hidup antara laki-laki dan perempuan dengan

menjauhakan yang lainnya63.

Sama seperti dijelaskan diatas, Islam juga membenarkan praktik

perkawinan poligami jika melihat keadaan tertentu, seperti halnya praktik

poligami yang dilakukan Rasulullah. Nabi Muhammad Shallā Allāh ‘alayh

wa sallam melakukan poligami setelah Siti Khadijah meninggal dunia,

62

Ameer Ali,The Spirit Of Islam, 256.

63

(49)

39

karena cinta dan kesetian Rasulullah hanya pada Siti Khadijah. Perkawinan

Rasulullah dengan sejumlah perempuan, bukanlah perkawinan yang wajar

atau biasa. Hal tersebut karena, perkawinan tersebut tidak menekankan pada

hubungan kepuasaan (biologis), namun lebih kepada suatu hubungan

kepuasan (psikologis)64.

Perkawinan nabi Muhammad Shallāhu A’laihi Wa’Salaām selain

dengan Siti Khodijah memiliki motif dan latar belakang kemanusiaan

universal dan demi kepentingan dakwah (Syiar) bagi agama yang

dibawahnya. Misalnya, perkawinan dengan Zaynab janda yang dicerai zaid,

Juwariyah seorang tawanan yang dimerdekakan Nabi, Safiah seorang wanita

Yahudi yang menjadi tawanan dan dimerdekakan Nabi, dan Maimunah

seorang wanita tua yang miskin yang dikawini Nabi untuk memberikan

nafkah serta kesemuanya tersebut adalah permintaan mereka sendiri untuk

dikawini Rasulullah.

Sekalipun praktik pernikahan poligami benar-benar dilakukan

Rasulullah, namun sesunggunya Nabi menyuruh untuk berhati-hati dalam

melakukan poligami karena pada hakikatnya mengandung unsur yang dapat

menyakiti hati seorang perempuan.

Dalam perkembangan sosial, terkadang praktik poligami merupakan

suatu hal yang tak bisa dihindari dan dengan sendirinya dibenarkan. Begitu

pula, pada masyarakat yang belum maju dan tidak mempergunakan

rasionalitasnya serta dalam kondisi tertentu akan memandang poligami

64

Alimuddin, “Api Islam Sayid Ameer Ali: Perdebatan atas wacana poligami, budak, ,

(50)

40

adalah suatu hal yang terpuji. Karena ajaran yang dibawah oleh Nabi

MuhammadShallā Allāh ‘alayh wa sallam berlaku untuk setiap masa.

Menurut Sayid Ameer Ali, poligami bukanlah kejahatan yang harus

disesalkan65. Semakin manusia mempergunakan rasionalitasnya dan semakin

maju peradaban yang dimilikiny akan lebih mudah memahami akibat negatif

poligami dan arti pelarangannya semakin mudah dipahami.

Selanjutnya masalah perbudakan. Sayid Ameer Ali menyatakan

praktik perbudakan sudah ada sejak lama, yang dilakukan oleh beberapa

bangsa seperti, Yunani, Romawi, dan Jerman. Agama Kristen sebagai suatu

sistem dan kepercayaan tidak melakukan protes terhadap praktik perbudakan,

tidak memberikan aturan , dan tidak pula mengurangi perbudakan tersebut.

Ketika agama Islam datang, mencoba untuk memberikan peraturan

perbudakan dan mencoba membebaskan masalah perbudakan yang telah

ada66.

Perbudakan merupakan suatu kejadian sosial yang sudah tertanam

lama dalam kehidupan masyarakat saat itu. Ketika Islam periode Mekkah

yang datang lewat nabi Muhammad masalah perbudakan masih tetap

merupakan suatu fenomena dan realitas hidup keseharian. Pada masa

tersebut, nabi Muhammad mencoba menerima perbudakan lantaran menjadi

tawanan dalam perang. Itu adalah satu-satunya perbudakan yang dapat

dibenarkan oleh hukum, karena ketika mereka ditebus dalam tawanan atau

65

Sayid Ameer Ali,The Spirit Of Islam A History Of The Evolution and Ideals Of Islam With A Life Of The Prophet(Delli: Jayyad Press, 1922), 257.

66

(51)

41

menebus kemerdekaannya sendiri lewat upah pekerjaan maka dinyatakan

telah merdeka dengan sendirinya tidak lagi ada hubungannya denga tuanya67.

Perbudakan yang ada di kota Mekkah tidak bisa dihapuskan sekaligus

karena masalah penghapusan perbudakan bisa menimbulkan gejolak sosial

dalam masyarakat Mekkah. Alquran secara bertahap menyikapai hal tersebut

dengan mentoleri perbudakan, misal masih dibolehkan praktik-praktik tuan

laki-lainya agar menjaga kemaluannya kecuali kepada istri dan budak-budak

wanita yang mereka miliki.

Meksipun dibolehkan praktik- praktik seperti ini dikaitkan dengan

himbauan moral, menurut alquran demi menjaga kemaluan dan memelihara

kehormatan seorang laki-laki. Karenanya, al-Quran sendiri segera

menambahkan,yang mencari di balik itu berarti seperti berzina, homoseksual,

dan praktik-praktik seksual lain yang terlarang menurut alquran maka mereka

itulah orang-orang melampaui batas. Berikut ayat Alquran yang bersangkutan

dengan hal tersebut;

“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya (kehormatannya),

kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki,

maka sesunggunya mereka dalam hal ini tiada tercela” (QS: Al-Mu’minun: 5-6).68

Meskipun demikian, dalam kondisi struktur ekonomi masyarakat

Mekkah yang timpang; adanya jurang yang terjal antara yang miskin dan

kaya serta antara yang kuat dan yang lemah. Alquran acap kali mengkritik

67

Ameer Ali,The spirit Of Islam, 230.

68

(52)

42

kaum bangsawan yang konglomerat karena mereka tidak mau memberikan

sebagian rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar

budak-budak mereka juga turut merasakan rezeki tersebut. Alquran

menyebutkan sikap orang-orang kuat dan kaya tersebut sebagai bentuk

pengingkaran terhadap nikmat Allah.

C. Pemikiran Politik

Konsepsi pemikiran politik Islam yang ditekankan Sayid Ameer Ali

dalam bukunya The Spirit Of Islam terdapat pada bab VII dan VIII bagian kedua, yaitu ada tiga poin penting yang dijabarkannya. Berikut rinciananya:

1. Toleransi dan Persamaan Antar Warga Negara

Makna dari politik Islam adalah sikap toleransi dan persamaan

setiap warga negara. Toleransi yang diberikan Islam terhadap pemeluk

agama lain meliputi perlindungan terhadap jiwa, agama, dan harta

benda69. Pemerintah Islam tidak akan menghalangi pelaksanaan ibadah

dan peringatan hari-hari besar bagi pemeluk agama lain, tidak akan

mengusir pendeta atau pemuka mereka serta tidak akan pernah

menghancurkan salib.

Disamping sikap toleransi dan pemberian persamaan anatarwarga

yang dimaksud adalah persamaan hak dan kewajiaban warga negara di

mata hukum . Setiap pelaku kejahatan tindak pidana baik yang dilakukan

oleh Muslim maupun non-Muslim, penguasah atau rakyat akan ditindak

69

(53)

43

sebagaimana hukum yang berlaku70.

2. Pengaturan Negara

Pengaturan negara Islam memberikan tiga konsepsi yaitu, pertama

berlandaskan kepada menjunjung tinggi hak dan kewajiaban. Kedua,

hukum harus berdasarkan prinsip persamaan, sederhana dan tepat. Ketiga,

kedudukan hukum harus lebih tinggi dari kedudukan kekuasaan71.

Anis Ahmad72 menyimpulkan uraian Ameer Ali tentang pengaturan

negara menjadi tiga, yaitu pertama, semua manusia adalah sama, oleh

karena mereka mempunyai hak yang sama untuk berpartisipasi dalam

politik negara serta tanggungjawab yang sama. Kedua, Islam menolak

segala bentuk penindasan serta mengutuk para penindas rakyat, seperti raja

yang diktator. Ketiga, sistem politik Islam berdasarkan hukum Allah.

Otoritas tetap ditangan rakyat, dengan kata lain rakyatlah yang memegang

keputusan dengan bantuan Alquran dan Hadist.

3. Perpecahan Politik

Perpecahan politik umat Islam berasal dari sikap kepentingan

politik yang berbeda dan sikap fanatik atau kesukaan yang berlebihan yang

berkembang sampai kepada perbedaan pendapat dalam memahami ajaran

Islam sendiri. Hal itu terjadi dimulai saat pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Tholib. Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan dari umat

70

Ameer Ali,Api Islam, 300.

71

Muhammad Sa’id Bustomi, Gerakan Pembaharuan Agama; Antara Modernisasi dan Tajidudin(Bekasi: Wala Press, 1995), 45.

72

(54)

44

Referensi

Dokumen terkait

per kunjungan selama setahun dan tawaran yang disajikan dalam penilaian hipotesis diperlihatkan pada tingkat kepuasan serta kesediaan membayar yang dilakukan

banyak terdapat pada habitat yang lembab dan wilayah utara kampus UI Depok memiliki tingkat kelembapan yang lebih tinggi dibanding wilayah selatan, maka diduga

22 Hasil klasifikasi data tinggi gelombang 2012 Dari gambar diatas dapat dilihat adanya perubahan warna dari kuning, hijau, biru hingga biru tua. Perubahan warna tersebut

Rata-rata hampir setiap hari kurang lebih 5 orang pasien yang mengalami flebitis,vhal tersebut terjadi diakibatkan banyak faktor yang mempengaruhi terjadi flebitis

Secara umum konteks program sudah sesuai dengan kebutuhan, dasar kebijakan, kecuali tujuan program pembangunan kekuatan unsur kapal selam Klas 209/1400 DSME

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Motivasi Mengikuti Kegiatan Keagamaan di Sekolah Terhadap Keberagamaan Siswa Kelas VIII MTs Uswatun Hasanah Semarang” ini di

Studi mengenai sifat magnet serbuk bahan BaO.6Fe 2 O 3 akibat proses penghalusan menggunakan higgh-energy milling yang diikuti oleh perlakuan annealing pada suhu 400 ºC, 600 ºC, 800

Dari serbuk material hibrida hasil proses milling ini dilakukan pembuatan magnet hibrida melewati proses sintering dengan suhu sintering 1100 0 C, 1130 0 C, dan 1160 0 C..