HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN CITRA PERUSAHAAN DENGAN LOYALITAS KONSUMEN DI PT. ARUNEE
INTI SELARAS TOUR AND TRAVEL DI KOTA BATAM
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S1)
Psikologi (S.Psi)
Syamsul Arifin
B07213040
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
kepercayaan konsumen dan citra perusahaan dengan Loyalitas konsumen pada konsumen PT. Arunee Inti Selaras Tour and Travel di kota Batam. Penelitian ini memiliki dua variabel bebas yaitu kepercayaan konsumen dan citra perusahaan, satu variabel terikat yaitu loyalitas konsumen. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa skala kepercayaan konsumen, skala citra perusahaan dan skala loyalitas konsumen yang disusun oleh peneliti sendiri. Teknik penelitian menggunakan teknik Acceidantal sampling yang bersifat non probability. Subjek penelitian berjumlah 72 orang konsumen PT. Arunee inti Selaras Tour and Travel di kota Batam yang pernah menggunakan jasa PT. Arunee Inti Selaras Tour and Travel lebih dari dua kali. Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier ganda. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier ganda memperlihatkan nilai koefisien korelasi sebesar F hitung > F tabel (46,372 > 3,11), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan antara Kepercayaan konsumen dan Citra perusahaan secara bersama-sama terhadap Loyalitas konsumen di PT. Arunee Inti Selaras Tour and Travel. Hal ini berarti terdapat hubungan antara kepercayaan konsumen dan citra perusahaan dengan loyalitas konsumen pada konsumen di PT. Arunee Inti Selaras Tour and Travel di kota Batam.
ABSTRACK
The purpose of this study is to determine the relationship between consumer confidence and corporate image with consumer loyalty to consumers PT. Arunee Inti Selaras Tour and Travel in Batam city. This study has two independent variables, namely consumer confidence and corporate image, one dependent variable is consumer loyalty. This study is a quantitative correlational research using data collection techniques in the form of consumer confidence scale, corporate image scale and consumer loyalty scale compiled by the researchers themselves. This research tehnique using tehnique of Acceidental sampling which is non probability. Research subjects amounted to 72 consumers of PT. Arunee core Selaras Tour and Travel in the city of Batam who never use the services of PT. Arunee Inti Selaras Tour and Travel more than twice. Technical analysis of data used is multiple linear regression analysis. Based on the calculation of double linear regression analysis shows the value of correlation coefficient of F arithmetic> F table (46.372> 3.11), then Ho rejected, meaning there is a significant influence between consumer confidence and corporate image together towards consumer loyalty in PT. Arunee Inti Selaras Tour and Travel. This means there is a relationship between consumer confidence and corporate image with consumer loyalty to consumers in PT. Arunee Inti Selaras Tour and Travel in Batam city.
DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Halaman Pengesahan ... ii
Halaman Pernyataan ... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... vii
Daftar Tabel ... ix
Daftar Gambar ... x
Daftar Lampiran ... xi
Intisari ... xii
Abstract ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Keaslian Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Loyalitas konsumen 1. Pengertian Loyalitas konsumen ... 17
2. Fungsi Loyalitas konsumen ... 18
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Loyalitas konsumen ... 19
4. Karakteristik Loyalitas konsumen ... 21
5. Pengukuran Loyalitas konsumen ... 22
B. Kepercayaan konsumen 1. Pengertian Kepercayaan konsumen... 23
2. Dimensi Kepercayaan konsumen ... 24
3. Elemen-elemen Kepercayaan konsumen ... 26
4. Manfaat Kepercayaan konsumen... 26
5. Pengukuran Kepercayaan konsumen ... 27
C. Citra perusahaan 1. Pengertian Citra perusahaan ... 27
2. Pentingnya Citra perusahaan ... 28
3. Dimensi-dimensi Citra perusahaan ... 29
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Citra perusahaan ... 30
5. Pengukuran Citra perusahaan ... 31
D. Hubungan antara kepercayaan konsumen dengan Loyalitas Konsumen ... 31
E. Hubungan antara Citra perusahaan dengan Loyalitas konsumen ... 32
F. Hubungan antara Kepercayaan Konsumen dan Citra Perusahaan dengan Loyalitas Konsumen. ... 34
G. Kerangka Teoritik... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 38
1. Variabel Penelitian ... 38
2. Definisi Operasional ... 39
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 40
1. Populasi ... 40
2. Sampel dan Teknik Sampling ... 41
C. Teknik Pengumpulan Data ... 42
D. Validitas dan Reliabilitas Data ... 49
1. Uji Validitas ... 49
2. Uji Reliabilitas ... 56
E. Analisis Data ... 57
BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 59
1. Deskripsi Subyek ... 59
B. Deskripsi dan Reliabilitas Data ... 63
1. Deskripsi Data... 63
2. Reliabilitas Data... 70
3. Pengujian Hipotesis ... 71
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 86
B. Saran ... 86
Daftar Pustaka ... 88
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Jumlah konsumen PT. Arunee Inti Selaras. ... 6
Tabel 2 : Prosentase jumlah konsumen PT. Arunee Inti Selaras... 7
Tabel 3 : Penilaian Skala Loyalitas konsumen ... 43
Tabel 4 : Blue print skala loyalitas konsumen ... 44
Tabel 5 : Penilaian Skala Kepercayaan konsumen... 45
Tabel 6 : Blue print skala kepercayaan konsumen ... 46
Tabel 7 : Penilaian Skala Citra Perusahaan ... 47
Tabel 8 : Blue print skala Citra perusahaan ... 48
Tabel 9 : Sebaran Aitem Valid dan Gugur Skala Loyalitas konsumen ... 50
Tabel 10 : Distribusi Aitem Skala Loyalitas konsumen setelah Dilakukan Try Out ... 51
Tabel 11 : Sebaran Aitem Valid dan Gugur Skala Kepercayaan Konsumen... 52
Tabel 12 : Distribusi Aitem Skala Kepercayaan konsumen setelah Dilakukan Try Out ... 53
Tabel 13 : Sebaran Aitem Valid dan Gugur Skala Citra perusahaan ... 54
Tabel 14 : Distribusi Aitem Skala Citra perusahaan setelah Dilakukan Try Out ... 55
Tabel 15 : Reliabilitas Statistik Try Out... 56
Tabel 16 : Deskripsi Statistik ... 64
Tabel 17 : Deskripsi Data Berdasarkan Jenis Kelamin Responden ... 65
Tabel 18 : Deskripsi Data Berdasarkan rentang Usia Responden ... 66
Tabel 19 : Deskripsi Data Berdasarkan Intensitas pembelian Responden .... 67
Tabel 20 : Deskripsi Data Berdasarkan pekerjaan Responden ... 67
Tabel 21 : Deskripsi Data uji crosstabs Loyalitas konsumen ... 70
Tabel 22 : Hasil Uji Estimasi Reliabilitas ... 71
Tabel 23 : Hasil Uji Normalitas ... 72
Tabel 24 : Hasil Uji Linieritas ... 73
Tabel 25 : Descriptive Statistic ... 75
Tabel 26 : Correlation ... 76
Tabel 27 : Variabel Entered/Removed ... 77
Tabel 28 : Model Summary ... 77
Tabel 29 : Anovab ... 78
Tabel 30 : Coefficientsa ... 79
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Kerangka Teoritik. ... 36
Gambar 2 : Distribusi sampel penelitian berdasarkan usia ... 60
Gambar 3 : Distribusi sampel penelitian intensitas pembelian ... 61
Gambar 4 : Distribusi sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin ... 62
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Skala try out Loyalitas konsumen . ... 92
Lampiran 2 : Skala try out Kepercayaan konsumen ... 96
Lampiran 3 : Skala try out Citra perusahaan ... 98
Lampiran 4 : Data mentah try out skala Loyalitas konsumen ... 101
Lampiran 5 :Data angka try out skala Loyalitas konsumen ... 102
Lampiran 6 : Data mentah try out skala Kepercayaan konsumen... 103
Lampiran 7 : Data angka try out skala Kepercayaan konsumen. ... 104
Lampiran 8 : Data mentah try out skala Citra perusahaan ... 105
Lampiran 9 : Data angka try out skala Citra perusahaan ... 106
Lampiran 10 : Hasil output uji daya diskriminasi try out skala Loyalitas konsumen ... 107
Lampiran 11 : Hasil output uji estimasi realibilitas try out skala Loyalitas ... 109
Lampiran 12 : Hasil output uji daya diskriminasi try out skala Kepercayaan konsumen ... 111
Lampiran 13 : Hasil output uji estimasi realibilitas try out skala Kepercayaan konsumen ... 113
Lampiran 14 : Hasil output uji daya diskriminasi try out skala Citra perusahaan ... 115
Lampiran 15 : Hasil output uji estimasi realibilitas try out skala Citra perusahaan ... 117
Lampiran 16 : Skala Loyalitas konsumen ... 119
Lampiran 17 : Skala Kepercayaan konsumen ... 121
Lampiran 18 : Skala Citra perusahaan ... 123
Lampiran 19 : Data responden penelitian ... 126
Lampiran 20 : Data mentah skala Loyalitas konsumen ... 128
Lampiran 21 : Data angka skala Loyalitas konsumen ... 130
Lampiran 22 : Data mentah skala Kepercayaan konsumen ... 132
Lampiran 23 : Data angka skala Kepercayaan konsumen ... 134
Lampiran 24 : Data mentah skala Citra perusahaan ... 136
Lampiran 25 : Data angka skala Citra perusahaan ... 138
Lampiran 26 : Hasil output uji daya diskriminasi skala Loyalitas konsumen 140 Lampiran 27 : Hasil output uji estimasi realibilitas skala Loyalitas ... 141
Lampiran 28 : Hasil output uji daya diskriminasi skala Kepercayaan konsumen ... 142
Lampiran 29 : Hasil output uji estimasi realibilitas skala Kepercayaan konsumen ... 143
Lampiran 30 : Hasil output uji daya diskriminasi skala Citra perusahaan ... 144
Lampiran 31 : Hasil output uji estimasi realibilitas skala Citra perusahaan .. 145
Lampiran 32 : Hasil output uji Normalitas ... 146
Lampiran 33 : Hasil output uji Linearitas ... 147
BAB 1 PENDHULUAN A. Latar Belakang
Munculnya persaingan di era ekonomi bebas seperti yang terjadi saat
ini membuat berbagai barang maupun jasa sangat banyak yang tumbuh dan
berkembang dalam pasar bisnis di indonesia tak terkecuali perusahaan tour and
travel. Persaingan yang ketat di bidang tour and travel membuat
pemain-pemain baru yang kompetitif bermunculan. Travel-travel agen baru yang
memanfaatkan kecanggihan teknologi digital seperti traveloka membuat
banyak travel-travel agent lokal yang gulung tikar. Sebanyak 6.000 usaha
travel wisata maupun umroh di Indonesia terancam bangkrut, pasca aktivitas
bisnis online travel merajalela di pasar bisnis usaha penjualan tiket pesawat
maupun wisata perjalanan. Selain itu, ada sekitar 11 juta karyawan akan
kehilangan pekerjaan jika tidak dilakukan tindakan tegas. Ketua Umum Dewan
Pimpinan Pusat (DPP) Association Travel Agent (ASITA) Asnawi
Bahar(2014),keberadaan bisnis online travel ini sangat mengancam keberadaan
usaha resmi travel yang berbadan hukum, karena mereka memberikan tawaran
menggiurkan ke konsumen yang digaet (www.Sindonews.com).
Hal yang senada di ungkapkan oleh Arief Poyuono(2017) anggota DPR
dari fraksi Gerindra yang menyatakan prihatin. Kini travel agen asing mulai
menyerbu Indonesia. “Jadi, ini sebuah konsekuensi dari adanya MEA, namun
karena pemerintah yang kurang cerdas dan cekatan dalam melihat opportunity
akhirnya pangsa pasar Indonesia diambil oleh mereka dengan cara mudah,”
paparnya kepada (www.Obsessionnews.com).
Begitu banyak macam cara yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
travel agent konsvensional agar bisa bersaing dengan travel online untuk
berusaha menciptakan konsumen yang loyal, bahkan ada perusahaan yang
menawarkan kemudahan pembayaran dengan kredit cicilan tiga kali
pembayaran untuk pembelian tiket pesawat terbang rute mana saja bagi
pelanggan yang loyal terhadap jasa perusahaan tersebut. Salah satu di
antaranya yakni PT. Arunee Inti Selaras Tour and Travel.
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada konsumen yang
biasa menggunakan jasa PT. Arunee Inti Selaras Tour and travel hal seperti ini
tentu sangat menarik. Karena bisa sangat meringankan mereka dalam membeli
tiket pesawat terbang. Pembuatan kebijakan seperti ini tentu sangat menarik
bagi konsumen karena sangat membantu apabila ada keperluan mendadak
keluar kota namun belum memiliki uang yang pas untuk membeli tiket pesawat
terbang.
Upaya mempertahankan loyalitas pelanggan ini merupakan upaya
strategi yang sangat efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan
baru. Strategi yang tidak hanya berusaha untuk memuaskan para konsumennya
tetapi tetapi juga menjaga agar mereka tidak berpaling ke perusahaan lain
dengan berbagai cara inovatif agar bisa mengikat konsumennya. Hasil
penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa setiap penigkatan 5%
3
85%. Sehingga dapat di artikan bahwa keberhasilan suatu perusahan oleh
kesetiaan konsumennya Menurut Hassel dan Saser, (1990) (dalam Sugiharti
2005, dalam Nuzula dan Mizana 2010). (Griffin, 2003) juga mengungkapkan
semakin lama loyalitas seorang pelanggan, maka akan semakin besar laba yang
diperoleh perusahaan dari satu pelanggan. Karena loyalitas konsumen
menunjukkan kondisi dari durasi waktu tertentu dan mensyaratkan bahwa
tindakan pembelian terjadi tidak kurang dari dua kali menurut (Griffin, 2003).
Hal tersebut dapat di amati pada kejadian yang terjadi pada PT. Arunee Inti
Selaras Tour and Travel. Namun salah faktor yang sangat penting dalam
membentuk konsumen yang loyal adalah dengan menjaga kepercayaan
konsumen tersebut.
Kepercayaan konsumen merupakan faktor utama yang menentukan
terjadinya loyalitas antara penyedia jasa dan penggunanya (Reza dan Angela,
2007). Menjaga kepercayaan konsumen merupakan pembentukan pondasi
usaha yang kuat. Membangun kepercayaan dengan konsumen merupakan salah
satu faktor penting untuk membentuk loyalitas pada konsumen. Komitment di
antara kedua pihak, mereka berusaha mempertahankan rasa saling
mempercayai ini agar menjamin suatu hubungan jangka panjang yang
menguntungkan kedua belah pihak menurut Garbarino and Johnson (1999)
(dalam Lita, 2009). Sehingga kepercayaan yang terjalin antara perusahaan dan
konsumen sangat sulit di tiru oleh perusahaan lain karena harus benar-benar di
Belakangan ini masih banyak perusahaan yang ingin membentuk
loyalitas konsumen masih dengan atribut terhadap produk atau jasa saja.
Tanpa melihat pentingnnya citra perusahaan yang terbentuk di mata
konsumennya. Dimana konsumen dapat mempercayai secara utuh, tidak hanya
kepada produk atau jasa semata, juga kepada perusahaan yang
memproduksinya. Seperti diungkapkan oleh Hart dan Jhonson (dalam
Kurniawan, 2004) bahwa yang menentukan loyalitas pelanggan yang benar
adalah total kepercayaan. Persepsi masyarakat yang baik terhadap citra sebuah
perusahaan merupakan aset yang begitu berharga dewasa ini, sebab bagi setiap
perusahaan citra merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk di benak
masyarakat tentang perusahaan (Yuda, 2011). Citra adalah total persepsi
terhadap suatu objek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai
sumber setiap waktu Menurut (Sutisna, 2001).
(Tjiptono, 2003) menyatakan bahwa salah satu faktor yang
memengaruhi loyalitas konsumen adalah kualitas yang dipersepsikan persepsi.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan,
yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera
atau juga disebut proses sensori (Walgito, 2004). Proses itu tidak berhenti
begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya
merupakan proses persepsi. Proses penginderaan merupakan proses pendahulu
dari proses persepsi. Proses penginderaan akan ber-langsung setiap saat, pada
waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata
5
pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai
alat peraba, yang kesemuanya me-rupakan alat indera yang digunakan untuk
menerima stimulus dari luar individu. Persepsi menyebabkan setiap konsumen
memiliki penilaian yang berbeda terhadap stimulus yang sama (Sayekti, dkk,
2012). Persepsi berbeda pada setiap konsumen berpengaruh terhadap
bagaimana citra perusahaan itu sendiri.
Bagi anggota masyarakat citra perusahaan menjadi salah satu dasar
untuk mengambil berbagai macam keputusan penting, misalnya membeli
produk, membeli kredit, atau member izin usaha Menurut Sutojo (2004) (dalam
Yuda, 2011). Bagi perusahaan citra yang baik dan kuat mempunyai beberapa
manfaat penting berupa daya saing yang kuat dalam jangka menengah dan
panjang, memberikan proteksi selama masa krisis, menjadi daya tarik eksekutif
yang handal, meningkatkan efektifitas strategi pemasaran, dan penghematan
biaya operasional.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi belakang ini pada PT. Arunee
Inti Selaras Tour and Travel mengenai Loyalitas konsumen, tentu tidak bisa di
pandang sebelah mata oleh perusahaan di bidang jasa terutama jasa tour and
travel agent. Perusahaan yang melakukan strategi untuk menjaga, mengelola
dan memelihara kepercayaan dan citra perusahaanya akan dipersepsikan dan di
kesankan di benak konsumen dengan baik. Dikarenakan akan bisa menjadikan
suatu keunggulan perusahaan yang tidak bisa di tiru oleh perusahaan penyedia
jasa Tour and Travel lainnya dengan instan. Sehingga bisa menjadikan modal
modern untuk tetap bisa menjaga kesetiaan ataupun loyalitas konsumennya.
Sehingga menjadikan bahan kajian yang sangat menarik untuk di teliti lebih
lanjut.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti (tanggal 4
mei, 2017) kepada owner PT. Arunee Inti Selaras Tour and Travel, Bapak Arif
Hidayat mengatakan dalam menghadapi iklim persaingan modern saat ini
bahwa “perusahaannya juga sempat ikut terkena imbas fluktuatifnya jumlah
konsumen dari pasar modern yang berlangsung sangat ketat ini. Namun, salah
satu hal yang tidak bisa di gantikan adalah kesetiaan dan kepercayaan
konsumen sendiri terhadap perusahaan kami”.
PT. Arunee Inti Selaras merupakan perusahaan yang tergolong masih
muda dalam bidang Travel Agent di kota Batam. Perusahaan ini berdiri sejak
tahun 2012. Namun dalam perkembangannya perusahaan ini maju pesat
dengan meraup konsumen di akhir 2016 sebanyak 9,406 (PT. Arunee Inti
7
Tabel 1 :
Jumlah konsumen PT. Arunee Inti Selaras. Di akses tanggal 03 mei 2017
Tabel 2 :
Prosentase jumlah konsumen PT. Arunee Inti Selaras.
No. Bulan
Prosentase (%) JumLah Konsumen
2014 2015 2016
1 Januari 10% 7% 9%
2 February 8% 7% 8%
3 Maret 8% 9% 9%
4 April 8% 7% 9%
5 Mei 9% 10% 12%
6 Juni 8% 12% 7%
7 Juli 8% 12% 9%
8 Agustus 10% 9% 8%
9 September 8% 6% 8%
10 Oktober 8% 7% 8%
11 November 7% 7% 8%
12 Desember 8% 7% 8%
Total 100% 100% 100%
Dalam kurun tiga tahun terakhir jumlah konsumen mengalami kenaikan
dan penurunan(fluktuatif). Pada tahun 2014 jumlah konsumen yang
menggunakan jasa travel Agen Arunee Inti Selaras sebanyak 10.173
2014 2015 2016
1 Januari 1.051 760 801
2 February 826 733 754
3 Maret 813 915 812
4 April 765 723 805
5 Mei 904 994 1.151 6 Juni 855 1.283 645
7 Juli 772 1.228 802
8 Agustus 993 893 758
9 September 812 650 724
10 Oktober 816 683 712
11 November 760 681 725
12 Desember 806 764 717 10.173
10.307 9.406 Total
konsumen. Sedangkan pada tahun 2015 naik menjadi 10.307 dan kemudian
pada tahun 2016 sebanyak 9.406 konsumen.
Fluaktuatifnya konsumen di pengaruhi oleh adanya travel agent online
yang turut mempengaruhi konsumen belakangan ini. Hal ini yang membuat
travel agent konvensional berinovasi se kreatif mingkin untuk menarik
konsumennya. Seperti menawarkan tiga kali cicilan untuk pelanggan yang
sudah pernah bertransaksi lebih dari dua kali, menawarkan pencarian tiket yang
lebih murah dari travel agent online hingga membuat kemudahan bergabung
menjadi sub agent demi memperluas jangkauan pelayanan. Hal tersebut
berguna untuk menciptakan kepercayaan dan perspektif yang positif terhadap
citra perusahaan. Karena sangat penting untuk membangun hubungan kesetian
antara travel agent dan konsumen yang menggunakan jasanya.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh (Sayekti, dkk, 2012). Tentang
Loyalitas konsumen ditinjau dari citra perusahaan. Menunjukkan bahwa
semakin tinggi citra positif yang terbentuk dalam masyarakat akan
meningkatkan loyalitasnya pada sebuah produk ataupun jasa.
Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh (Radji, 2009) tentang
loyalitas konsumen menunjukkan bahwa loyalitas konsumen adalah hasil dari
kepuasan konsumen. Konsumen yang merasa tidak puas, tidak akan melakukan
pembelian kembali pada pedagang atau toko yang sama,
Kemudian peneliti yang lainnya yakni (Lita, 2009) juga pernah meneliti
9
pelayanan yang dapat dipercaya akan mampu mendorong komitmen
pelanggan.
Sesuai dengan Observasi yang pernah dilakukan oleh peneliti pada saat
ikut bekerja di PT. Arunee Inti Selaras Tour and Travel pada tanggal 21
agustus 2016 tentang banyaknya konsumen yang berpindah pada travel online
dan berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan belakangan ini pada PT.
Arunee Inti Selaras Tour and Travel. Maka peneliti tertarik untuk meneliti
lebih lanjut dengan judul hubungan antara kepercayaan konsumen dan Citra
Perusahaan(Corporate Image) dengan Loyalitas Konsumen di PT. Arunee Inti
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat hubungan antara kepercayaan konsumen dengan loyalitas
konsumen ?.
2. Apakah terdapat hubungan citra perusahaan dengan loyalitas konsumen ?.
3. Apakah terdapat hubungan antara kepercayaan konsumen dan citra
perusahaan dengan loyalitas konsumen ?.
C. Tujuan Penelitian.
Terdapat tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yakni :
1. Untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan konsumen dengan loyalitas
konsumen.
2. Untuk mengetahui hubungan antara citra perusahaan dengan loyalitas
konsumen.
3. Untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan konsumen dan citra
perusahaan dengan loyalitas konsumen.
D.Manfaat Penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan wacana
yang berarti bagi perkembangan ilmu Psikologi, khususnya Psikologi
11
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Subjek Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi kaitannya
dengan hubungan antara Kepercayaan dan Citra perusahaan dengan
Loyalitas Konsumen. Sehingga dapat mengerti arti pentingnnya
kepercayaan dan perspektif konsumen bagi citra perusahaan agar
menciptakan konsumen yang loyal.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi baru,
khususnya penelitian yang berkaitan dengan Loyalitas konsumen guna
memperkaya kreativitas peneliti lebih dalam lagi.
c. Bagi Perusahaan.
Semoga bisa menjadi bahan evaluasi tentang pentingnya
kepercayaan dan citra perusahaan untuk membentuk pelanggan yang
Loyal terhadap perusahaan.
E. Keaslian Penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba membahas penelitian
terdahulu yang sesuai (relevan) dan mendukung tema/topik yang akan
diteliti.
Penelitian tentang variabel loyalitas dan citra perusahaan yang
pernah di teliti oleh (Sayekti, dkk, 2012). Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kuantitatif dengan teknik sampling yang digunakan
dikonstruksikan sendiri oleh peneliti berdasarkan teori (Spreitzer, 1997).
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan dua skala yaitu skala
Loyalitas Konsumen dan Skala Persepsi terhadap Citra Perusahaan.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik Korelasi Product
Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara persepsi terhadap citra perusahaan dengan
loyalitas konsumen sehingga ada hubungan positif antara persepsi
terhadap citra perusahaan dengan loyalitas konsumen. Semakin positif
persepsi terhadap citra perusahaan maka semakin tinggi loyalitas
konsumen, dan sebaliknya.
Selanjutnya Penelitian yang pernah dilakukan oleh (Chrisandi,
2014) tentang loyalitas pelanggan pada produk apple, Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan teknik sampling yang
digunakan adalah incidental sampling. penelitian ini menggunakan skala
likert Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis
Regresi Linier Berganda. jika data normal di uji dengan pearson dan
apabila data sebaran tidak normal atau linier maka akan di uji dengan
menggunakan spearmen. Hasil dari penelitian ini menghasilkan ada
hubungan citra merek dengan loyalitas konsumen, maka dapat di katakan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara citra merk, kualitas produk
dan loyalitas konsumen.
Penelitian yang lain yang pernah di teliti oleh (Ardila, 2013)
13
kuantitatif dengan teknik sampling yang digunakan adalah insidental
sampling dengan jumlah subyek sebanyak 62 subyek. Metode
pengumpulan data dengan menggunkan skala store image dan skala
loyalitas konsumen. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik
analisis product moment. Hasil dari pnelitian ini menunjukkan ada
hubungan positif antara store image dengan loyalitas konsumen, dimana
semakin positif store image konsumen maka akan semakin tinggi pula
loyalitas konsumen. Sebaliknya semakin negatifstore image konsumen
maka akan semakin rendah pula loyalitas konsumen.
Penelitian yang meneliti tentang variabel kepercayaan dan
loyalitas selanjutnya yakni oleh (Lita, 2009), Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kuantitatif dengan teknik sampling yang digunakan
adalah convinience sampling. Dengan ketentuan minimal lima kali
indikator variabel. Indikator variabel yang digunakan berjumlah dua
belas indikator maka ukuran sampel minimal sebesar enam puluh sample.
Penelitian ini menggunakan sebaran Kuesioner yang disusun dengan
skala ordinal yang berpedoman pada Likert Summated Rating. Hasil dari
penelitian ini menghasilkan pengaruh yang positif dan signifikan dengan
komitmen konsumen. Namum pada loyalitas tetap menunjukkan hasil
yang positif namun tidak signifikan.
Penelitian yang selanjutnya yang diteliti oleh (Zahra dan
Matulessi, 2012). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik Semua data yang
dikumpulkan dianalisis menggunakan teknik regresi dan dilanjutkan
korelasi parsial. Hasil analisis regresi menunjukkan ada hubungan yang
signifikans antara persepsi terhadap kualitas layanan dan kepuasan
konsumen dengan loyalitas konsumen. Sementara itu, hasil analisis
parsial menunjukkan ada hubungan positif yang signifikans antara
persepsi terhadap kualitas layanan dengan loyalitas konsumen.
Penelitian selanjutnya yang membahas tentang kepercayaan
konsumen yang diteliti oleh (Susanti dan Hadi, 2013), Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik sampling yang
digunakan adalah dengan 5 subyek dan 2 signifikan others. Penggalian
data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara. Data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis tematik. hasil
dari penelitian ini adalah Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran
kepercayaan konsumen melalui process based trust, institution based
trust, ability, benevolence, integrity, kepuasan setelah pembelian, dan
kecenderungan untuk membeli ulang secara online. Gambaran
kepercayaan tersebut muncul pada masing-masing subjek meskipun
perilaku yang nampak bisa berbeda diantara subjek-subjek tersebut.
Penelitian yang selajutnya yang pernah di teliti oleh (Nuzulia dan
Mizana, 2010) tentang loyalitas pelanggan”. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kuantitatif dengan teknik sampling yang di gunakan
15
di konstrukkan sendiri oleh peneliti. Data penelitian dikumpulkan dengan
menggunakan dua skala. Yaitu skala loyalitas konsumen dan skala
custmers bonding. Analisis data menggunakan analisis regresi. Dengan
jumlah sample sebanyak 100 responden yang berbelanja di Matahari
departemen store. Hasil peneltian menunjukkan ada pengaruh yang
signifikan antara customer bonding terhadap Loyalitas pelanggan
Matahari club card di Matahari departemen store Java Mall Semarang.
Penelitian yang lain dilakukan oleh Novitrianingit(2010), hasil
adari penelitian ini yaitu adannya pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel kepercayaan dan citra perusahaan secara simultan maupun
secara parsial terhadap loyalitas pelanggan, dengan persamaan regresi
sebesar Y=2,026 + 0,534 X1 + 0,412 X2 + e, dan dengan nilai
koefisiendeterminasi (adjust R square) sebesar 54,2%.
Selain penelitian-penelitian di atas, juga terdapat penelitian yang
dilakukan oleh (el salam dan shawky, 2013). Penelitian ini menjelaskan
tentang hubungan antara citra perusahaan dan reputasi, kualitas layanan,
kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linier
bergandan dengan jumlah sample 650 pelanggan perusahaan. Dari hasil
penelitian tersebut menghasilkan hubungan yang signifikan antara
variabel yang di teliti.
Pada penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh ben gal, (tzafrir
perilaku kepercayaan dan hasil masing-masing Dalam industri jasa pada
berbagai tingkat analisis. Temuan kami mengkonfirmasi bahwa
keberhasilan pemberian layanan bersifat multi dimensi fenomena. Ini
menegaskan bahwa kepercayaan yang dapat ditindaklanjuti merupakan
faktor dominan dalam keberhasilan layanan, sehingga menuntut adanya
Perlu memperhatikan aspek relasional dari pertemuan layanan. Akhirnya,
nilai sesuai antara klien dan Penyedia layanan sangat penting dalam
mencapai kepercayaan selama interaksi layanan.
Sebelum penelitian ini dilakukan, sudah pernah terdapat penilitian
yang membahas tentang variabel loyalitas, kepercayaan konsumen
maupun citra perusahaan yang dilakukan oleh peneliti peneliti
sebelumnnya.
Namun pada penelitian ini terdapat beberapa perbedaan pada
penelitian sebelumnnya dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini.
Perbedaan yang lain yang terdapat pada penelitian ini, yakni subyek
penelitian pada penelitian ini yaitu berfokus pada konsumen di PT.
Arunee Inti Selaras tour and travel di kota Batam dan jumlah responden
yang digunakan.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang sudah di paparkan di atas
beserta perbedaan-perbedaan dengan penelitian-penelitian yang
sebelumnnya, maka peneliti tertarik untuk meneliti “hubungan antara
kepercayaan konsumen dan citra perusahaan dengan loyalitas konsumen
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Loyalitas konsumen
1. Pengertian Loyalitas konsumen.
Menurut (Tjiptono, 2008) loyalitas yaitu situasi dimana konsumen
berprilaku positif kepada produk atau produsen(penyedia jasa) dan di serta pola
pembelian yang konsisten. Loyalitas konsumen adalah tindakan pembelian
yang dilakukan secara berulang-ulang pada produk/merek tertentu (Herizon
dan Maylina, 2003). Sedangkan menurut Sheth & Mittal (2004) (dalam
Tjiptono, 2008) mendefinisikan, Loyalitas pelanggan adalah komitmen
pelanggan pada suatu merek, toko, atau pemasok, berdasarkan sikap yang
positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Kemudian
menurut Sam Walton dalam (Griffin, 2005) mendefinisikan, Loyalitas
pelanggan adalah tempat diperolehnya laba nyata bisnis ini, bukan pada usaha
menarik orang asing kedalam toko anda untuk pembelian satu kali berdasarkan
penjualan berbiaya tinggi atau iklan yang mahal.
Dari pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa loyalitas
konsumen adalah komitmen konsumen terhadap produk ataupun jasa dengan
melakukan pembelian yang rutin lebih dari dua kali dan resisten terhadap
produk atau pun jasa yang lain. Pelanggan yang loyal umumnya akan
melanjutkan pembelian produk atau jasa tersebut walaupun dihadapkan pada
banyak alternatif produk atau jasa yang lebih unggul dipandang dari berbagai
Loyalitas muncul karena adanya suatu rasa kepercayaan dari konsumen
karena kepuasan setelah menggunakan suatu produk, kepuasan pelanggan
terjadi apabila harapan pelanggan sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakn
bahkan melebihi harapannya. Kepuasan pelanggan juga akan terpenuhi apabila
pemberi jasa mampu meneliti kriteria-kriteria spesifik masing-masing jasa
yang akan diberikan pada konsumen (Sugiharti, 2012).
2. Fungsi Loyalitas Konsumen.
Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, loyalitas konsumen
dapat menjadi asset strategis bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa potensi
yang dapat diberikan oleh loyalitas konsumen kepada perusahaan (Durianto
dkk, 2001) dalam (Sugiharti, 2012):
a) Mengurangi biaya pemasaran
Dalam kaitannya dengan biaya pemasaran, akan lebih murah
mempertahankan pelanggan dibandingkan dengan upaya untuk
mendapatkan pelanggan baru. Jadi, biaya pemasaran akan mengecil bila
loyalitas konsumen meningkat. Ciri yang paling nampak dari jenis
pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya
murah.
b) Meningkatkan perdagangan
Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek/produk akan
menghasilkan peningkatan perdagangan dan memperkuat keyakinan
19
c) Menarik minat pelanggan baru
Dengan banyaknya pelanggan suatu merek yang merasa puas dan
suka pada merek tersebut akan menimbulkan perasaan yakin bagi calon
pelanggan untuk mengkonsumsi merek tersebut terutama jika pembelian
yang mereka lakukan mengandung risiko tinggi. Disamping itu,
pelanggan yang puas umumnya akan merekomendasikan merek tersebut
kepada orang yang dekat dengannya sehingga akan menarik pelanggan
yang baru.
d) Memberi waktu untuk merespon ancaman persaingan
Loyalitas konsumen akan memberikan waktu pada sebuah
perusahaan untuk merespon gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing
mengembangkan produk yang unggul, pelanggan yang loyal akan
memberikan waktu pada perusahaan tersebut untuk memperbaharui
produknya dengan cara menyesuaikannya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen.
Konsumen bisa di katakan loyal yakni dengan adannya beberapa
faktor yang mempengaruhinya yang menentukan loyalitas kepada suatu
produk ataupun jasa.
Beberapa aspek-aspek loyalitas Mowen (2005) (dalam sugiyono,
2014) adalah :
1) Sikap, merupakan sesuatu yang kompleks, yang didefinisikan sebagai
atau penilaian-penilaian mengenai objek, manusia atau
peristiwa-peristiwa.
2) Norma subjektif, merupakan hasil dari keyakinan pengunjung yang
dipengaruhi oleh pendapat orang lain tentang perlu tidaknya pengunjung
melaksanakan perilakunya dengan motivasi pengunjung untuk menuruti
pengharapan sosial tersebut.
3) Perilaku lampau, adalah pengalaman yang didapatkan pengunjung dalam
mendapatkan produk (barang atau jasa). Pengalaman lampau ini berisi
tentang hasil yang didapati pengunjung dalam mendapatkan produk
sebelumnya dan memiliki pengaruh langsung terhadap minat dan
perilaku mendatang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas yang lain menurut
(Robinette, 2001) adalah perhatian(caring), kepercayaan(trust),
perlindungan(length of patronage), dan kepuasan akumulatif(overall
satifaction).
(Marconi, 1993) juga menyebutkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap loyalitas adalah sebagai berikut:
1. Nilai (harga dan kualitas), penggunaan suatu merek dalam waktu yang
lama akan mengarahkan pada loyalitas, karena itu pihak perusahaan
harus bertanggungjawab untuk menjaga merek tersebut. Perlu
diperhatikan, pengurangan standar kualitas dari suatu merek akan
21
begitu juga dengan perubahan harga. Karena itu pihak perusahaan harus
mengontrol kualitas merek beserta harganya.
2. Citra (baik dari kepribadian yang dimilikinya dan reputasi dari merek
tersebut), citra dari perusahaan dan merek diawali dengan kesadaran.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ada korelasi antara kesadaran dan
market share, sehingga dapat disimpulkan juga ada hubungan antara citra
merek dengan market share. Produk yang memiliki citra yang baik akan
dapat menimbulkan loyalitas konsumen pada merek
3. Kenyamanan dan kemudahan untuk mendapatkan merek. Dalam situasi
yang penuh tekanan dan permintaan pasar yang menuntut akan adanya
kemudahan, pihak perusahaan dituntut untuk menyediakan produk yang
nyaman dan mudah untuk didapatkan.
4. Kepuasan yang dirasakan oleh konsumen.
5. Pelayanan, dengan kualitas pelayanan yang baik yang ditawarkan oleh
suatu merek dapat mempengaruhi loyalitas konsumen pada merek.
6. Garansi dan jaminan yang diberikan oleh merek.
4. Karakteristik loyalitas konsumen.
Menurut Griffin (dalam Hurriyati, 2010) pelanggan yang loyal
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchase).
Konsumen yang loyal akan melakukan pengulangan pembelian di tempat
2. Membeli diluar lini produk/jasa (purchases across product and service
lines).
Konsumen yang loyal pasti akan selalu ingin membeli lebih dari satu
jenis jasa yang di tawarkan.
3. Merekomendasikan kepada orang lain (refers other).
Konsumen akan rela dan senang hati merekomendasikan kepada orang
lain untuk menggunakan jasa di tempat yang sama.
4. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk/jasa sejenis dari pesaing
(demonstrates an immunity to the full of the competition).
Konsumen yang loyal takkan mudah oleh tawaran produk ataupun jasa
yang sejenis dari perusahaan lain.
5. Pengukuran loyalitas konsumen.
Konsumen yang loyal dapat diukur melalui 4 karakteristik Menurut
Griffin (dalam Hurriyati, 2010), yaitu :
1. Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchase).
2. Membeli diluar lini produk/jasa (purchases across product and service
lines).
3. Merekomendasikan kepada orang lain (refers other).
4. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing
23
B. Kepercayaan Konsumen.
1. Pengertian Kepercayaan Konsumen.
Costabile (dalam Ferrinadewi, 2008), kepercayaan konsumen
diartikan sebagai persepsi akan kekuatan dari sudut pandang konsumen
didasarkan pada pengalaman transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh
terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan. Pendapat lain dari
(Kusmayadi, 2007) Kepercayaan konsumen adalah keyakinan bahwa
seseorang akan menemukan apa yang diinginkan pada mitra pertukaran.
Kepercayaan ada jika para pelanggan percaya bahwa penyedia layanan jasa
tersebut dapat dipercaya dan juga mempunyai derajat integritas yang tinggi.
Kepercayaan pelanggan adalah semua pengetahuan yang dimiliki pelanggan
dan semua kesimpulan yang dibuat pelanggan tentang objek, atribut dan
manfaatnya (Sunarto, 2003). Sedangkan menurut (Kotler, 2005) juga
berpendapat bahwa kepercayaan (belief) adalah gambaran pemikiran yang
dianut seseorang tentang gambaran sesuatu dalam hal ini adalah gambaran
mengenai perusahaan.
Dari beberapa pengertian yang di ungkapkan oleh beberapa tokoh
tersebut bisa di simpulkan bahwa kepercayaan konsumen adalah gambaran
seseorang untuk mempercayai orang lain dalam hal ini perusahaan,
didasarkan oleh terpenuhinnya harapan kinerja produk dan kepuasan.
Kepercayaan melibatkan kesediaan seseorang untuk untuk
bertingkah laku tertentu karena keyakinan bahwa mitranya akan
dimiliki seseorang bahwa kata, janji atau pernyataan orang lain dapat
dipercaya
2. Dimensi Kepercayaan Konsumen.
Menurut McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann &
Zaheer, 2006) menyatakan bahwa ada 2 dimensi kepercayaan, yakni :
a). Trusting Belief
Trusting belief adalah sejauh mana seseorang percaya dan merasa
yakin terhadap orang lain dalam suatu situasi. Trusting belief adalah
persepsi pihak yang percaya (konsumen) terhadap pihak yang dipercaya
yang mana penjual memiliki karakteristik yang akan menguntungkan
konsumen. (McKnight et al, 2002) menyatakan bahwa ada tiga elemen yang
membangun trusting belief, yaitu benevolence, integrity, competence.
1). Benevolence (niat baik).
berarti seberapa besar seseorang percaya kepada penjual untuk
berperilaku baik kepada konsumen. Benevolence merupakan kesediaan
penjual untuk melayani kepentingan konsumen.
2). Integrity (integritas).
Integrity adalah seberapa besar keyakinan seseorang terhadap
kejujuran penjual untuk menjaga dan memenuhi kesepakatan yang telah
dibuat kepada konsumen.
3). Competence (kompetensi).
Competence adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan
25
sesuatu sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen tersebut. Esensi dari
kompetensi adalah seberapa besar keberhasilan penjual untuk
menghasilkan hal yang diinginkan oleh konsumen. Inti dari kompetensi
adalah kemampuan penjual untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
b). Trusting Intention.
adalah suatu hal yang disengaja dimana seseorang siap
bergantung pada orang lain dalam suatu situasi, ini terjadi secara pribadi
dan mengarah langsung kepada orang lain. Trusting intention didasarkan
pada kepercayaan kognitif seseorang kepada orang lain. (McKnight et al,
2002) menyatakan bahwa ada dua elemen yang membangun trusting
intention yaitu willingness to depend dan subjective probability of
depending.
1). Willingness to depend.
Willingness to depend adalah kesediaan konsumen untuk bergantung
kepada penjual berupa penerimaan resiko atau konsekuensi negatif
yang mungkin terjadi.
2). Subjective probability of depending.
Subjective probability of depending adalah kesediaan konsumen
secara subjektif berupa pemberian informasi pribadi kepada penjual,
melakukan transaksi, serta bersedia untuk mengikuti saran atau
3. Elemen-Elemen Kepercayaan Konsumen.
Menurut Barners dikutip oleh (Kusmayadi, 2007), beberapa elemen
penting dari kepercayaan adalah :
a). Kepercayaan merupakan perkembangan dari pengamalan dan tindakan
dimasa lalu watak yang diharapkan dari mitra seperti dapat dipercaya dan
dapat diandalkan.
b). Kepercayaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri dalam
resiko.
c). Kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri mitra.
4. Manfaat adanya Kepercayaan konsumen.
Morgan dan Hunt (1994) menjelaskan beberapa manfaat dari adanya
kepercayaan, antara lain (dalam Vandayuli, 2003):
1. Kepercayaan dapat mendorong pemasar untuk berusaha menjaga
hubungan yang terjalin dengan bekerjasama dengan rekan perdagangan.
2. Kepercayaan menolak pilihan jangka pendek dan lebih memilih
keuntungan jangka panjang yang diharapkan dengan mempertahankan
rekan yang ada.
3. Kepercayaan dapat mendorong pemasar untuk memandang sikap yang
mendatangkan risiko besar dengan bijaksana karena percaya bahwa
rekannya tidak akan mengambil kesempatan yang dapat merugikan
27
5. Pengukuran variabel kepercayaan konsumen.
Kepercayaan Konsumen diukur dengan menggunakan skala likert
berdasarkan 2 dimensi kepercayaan konsumen yakni Trusting Belief dan
Trusting itention.
C. Citra Perusahaan(Corporate Image).
1. pengertian Citra Perusahaan(Corporate Image).
Menurut kamus besar bahasa indonesia, pengertian citra adalah (1)
kata benda:gambar, rupa , gambaran. (2) gambaran yang dimiliki orang
banyakmengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk. (3) kesan
mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau
kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam prosa maupun puisi.
sedangkan (Sutisna, 2001) berpendapat bahwa citra adalah total persepsi
terhadap suatu objek, yang dibentuk dengan dengan memproses informasi
dari berbagai sumber setiap waktu. Sedangkan menurut (Sumirat dan
Ardianto, 2004), citra perusahaan adalah bagaimana pihak lain memandang
sebuah perusahaan. Sedangkan menurut (Buchari Alma, 2003) , Citra
didefinisikan sebagai kesan yang diperoleh sesuai pengetahuan dan
pengalaman seseorang tentang sesuatu. Citra dibentuk berdasarkan impresi,
berdasarkan pengalaman yang dialami seseorang terhadap sesuatu untuk
mengambil keputusan.
Dari beberapa definisi yang di ungkapkan oleh beberapa tokoh di
atas maka dapat disimpulkan bahwa citra perusahaan adalah kesan,
berdasarkan fakta-fakta dan pengalaman seseorang terhadap sebuah
perusahaan.
2. Pentingnnya Citra Perusahaan(Corporat Image).
Pentingnnya citra bagi perusahaan di katakan oleh Pendapat Norris
yang disadur oleh Frank Jefkins (1996 ) (dalam purwani, 2009) “It is just
importan to have good character and good reputation as it is for an
individual business person and for exactly same reason your name company
has great to do with the consumer buying decisions”. Sangat penting bagi
perusahaan untuk memiliki kesan dan reputasi yang baik sama baiknya
dengan nama baik seorang usahawan dan untuk alasan yang sama nama
perusahaan sangat berkaitan dengan keputusan pembelian konsumen.
Secara lebih detail lagi Paul R. Smith(1995) (dalam purwani, 2009)
menjelaskan delapan manfaat citra baik dari perusahaan :
1. Menciptakan keunggulan kompetitif (create competitive advantage)
2. Modal / equitas usaha (company’s equities)
3. Mingkatkan penjualan (improve sales)
4. Mendukung peluncuran produk baru (support new product development)
5. Memperkuat kepercayaan mitra financial (strengthten financial relations)
6. Memperkuat hubungan karyawan (harmonize employee relations)
7. Pilihan terbaik pelamar kerja (best boost recruitment)
8. Bertahan di waktu krisis (survive in managing crisis)
29
Pembentukan Citra perusahaan yang yang baik dan positif di mata
konsumen akam menimbulkan penilaian yang baik bagi produk maupun jasa
perusahaan tersebut. (Irawan, 2006) menyebutkan “Citra perusahaan dapat
memberikan kemampuan pada perusahaan untuk mengubah harga
premium, menikmati penerimaan lebih tinggi dibanding pesaing
yang membuat kepercayaan pelanggan pada perusahaan”.
3. Dimensi-dimensi Citra perusahaan(Corporate image).
Pembentukan citra perusahaan tentu dilatarbelakangi oleh beberapa
elemen-elemen yang membentuknya. Seperti yang dikemukakan oleh
Harrison (dalam Iman, 2010) informasi yang lengkap mengenai citra
perusahaan meliputi empat elemen sebagai berikut :
1). Personality, keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik
sasaran seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang
mempunyai tanggung jawab sosial.
2). Reputation, hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik
sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti
kinerja keamanan.
3). Value, Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain
budaya perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap
pelanggan, karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan maupun
4). Corporate Identity, komponen-komponen yang mempermudah
pengenalan publik sasaran terhadap perusahaan seperti logo, warna dan
slogan.
Pengalaman yang baik yang dirasakan konsumen akan menghasilkan
perspektis yang baik oleh konsumen. Dan pada saat itulah terbentuknya citra
perusahaan yang positif di mata masyarakat.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Citra Perusahaan.
Andreassen et al.(1997) (dalam dharma dewi atmaja, 2011)
menyatakan tentang beberapa faktor yang membentuk citra perusahaan,
antara lain yakni :
1). Advertising adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan,
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan.
2). Public Relation adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus
dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian
timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini
menunjukkan bahwa public relation dianggap sebuah proses atau
aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan
pihak luar organisasi
3). Physical image adalah bukti fisik yang dapat memberikan citra diri bagi
perusahaan di mata konsumennya.
4). Actual experience adalah pengalaman yang langsung dirasakan oleh
31
5. Pengukuran variabel Citra Perusahaan(Corporate Image).
Citra perusahaan (Corporate Image) diukur dengan menggunakan
skala likert berdasarkan empat dimensi citra perusahaan menurut Harrison
(dalam Iman, 2010), yaitu personality, reputation, value dan corporate
identity.
D. Hubungan antara Kepercayaan konsumen dengan Loyalitas konsumen. Kepercayaan konsumen merupakan faktor utama yang menentukan
terjadinya loyalitas antara penyedia jasa dan penggunanya (Reza dan Angela,
2007). Membangun kepercayaan dengan konsumen merupakan salah satu
faktor penting untuk membentuk loyalitas pada konsumen. Commitment di
antara kedua pihak, mereka berusaha mempertahankan rasa saling
mempercayai ini agar menjamin suatu hubungan jangka panjang yang
menguntungkan kedua belah pihak Garbarino and Johnson (1999) (dalam lita,
2009).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kepercayaan akan mempunyai hubungan
yang positif dengan niat ulang maupun loyalitas. Kepercayaan konsumen
mempunyai pengaruh terhadap loyalitas berupa niat ulang melakukan
pembelian, dan melakukan intensitas pembelian ulang.
Penelitian-penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa terdapat suatu
hubungan kepercayaan dengan Loyalitas konsumen. Seperti penelitian pertama
yang dilakukan oleh (Lita, 2009) dengan judul “Pengaruh Kepercayaan pada
Komitmen Loyalitas Pelanggan” dengan menggunakan subyek konsumen
hubungan yang positif antara kepercayaan pelanggan terhadap loyalitas
pelanggan. Penelitian tersebut menghasilkan hubungan yang positif antara
kepercayaan dengan loyalitas. Hal ini menandakan bahwa salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi loyalitas konsumen adalah kepercayaan.
Hal ini juga di dukung oleh Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
(Rafsanjani Harun ar Rasyid, 2014) dengan judul “pengaruh kepuasan
konsumen, kepercayaan dan layanan terhadap loyalitas berbelanja pada
carrefur surabaya” dengan subyek konsumen yang berbelanja di carrefour
Surabaya. Penelitian tersebut mengemukakan bahwa salah satu faktor dari
beberapa faktor yakni kepercayaan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen
di Carrefour Rungkut, Surabaya.
Berdasarkan uraian dari beberapa tokoh yang mengemukakan tentang
hubungan kepercayaan dengan loyalitas konsumen dan penelitian-penelitian
yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti mengenai kepercayaan dengan
loyalitas konsumen dapat di simpulkan bahwa faktor kepercayaan berhubungan
dengan Loyalitas konsumen.
E. Hubungan antara Citra perusahaan dengan Loyalitas konsumen.
Seperti diungkapkan oleh Hart dan Jhonson (dalam Kurniawan 2004)
bahwa yang menentukan loyalitas pelanggan yang benar adalah total
kepercayaan. Persepsi masyarakat yang baik terhadap citra sebuah perusahaan
merupakan aset yang begitu berharga dewasa ini, sebab bagi setiap perusahaan
citra merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk di benak masyarakat
33
total persepsi terhadap suatu objek yang dibentuk dengan memproses informasi
dari berbagai sumber setiap waktu.
(Tjiptono, 2003) menyatakan bahwa salah satu faktor yang
memengaruhi loyalitas konsumen adalah kualitas yang dipersepsikan persepsi.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan,
yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera
atau juga disebut proses sensori (Walgito, 2004). Proses itu tidak berhenti
begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya
merupakan proses persepsi. Proses penginderaan merupakan proses pendahulu
dari proses persepsi. Proses penginderaan akan ber-langsung setiap saat, pada
waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata
sebagai alat peng-lihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat
pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai
alat peraba, yang kesemuanya me-rupakan alat indera yang digunakan untuk
menerima stimulus dari luar individu. Persepsi menyebabkan setiap konsumen
memiliki penilaian yang berbeda terhadap stimulus yang sama (Sayekti, dkk,
2012). Persepsi berbeda pada setiap konsumen berpengaruh terhadap
bagaimana citra perusahaan itu sendiri.
Hal yang serupa juga di ungkapkan oleh Purwadi (2000) (dalam
Sayekti, dkk, 2012) berpendapat bahwa citra perusahaan sangat menentukan
apakah seorang konsumen akan kembali menggunakan barang atau jasa yang
Penelitian yang dilakukan oleh (Sayekti, dkk, 2012) yang berjudul
“Loyalitas konsumen ditinjau dari citra perusahaan”. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji secara empiris hubungan antara persepsi terhadap citra
perusahaan dan loyalitas konsumen. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap citra perusahaan
dengan loyalitas konsumen. Penelitian dilakukan pada konsumen Central
Laundry do kota Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap citra
perusahaan dengan loyalitas konsumen.
Berdasarkan uraian dari beberapa tokoh yang mengemukakan tentang
hubungan Citra perusahaan dengan loyalitas konsumen dan di dukung salah
satu penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai citra perusahaan
dengan loyalitas konsumen dapat di simpulkan bahwa faktor citra perusahaan
berhubungan dengan Loyalitas konsumen.
F. Hubungan antara Kepercayaan Konsumen dan Citra Perusahaan dengan Loyalitas Konsumen.
Dari penjelasan yang terkait dengan hubungan antara Kepercayaan
Konsumen dan Citra perusahaan dengan loyalitas konsumen, peneliti
berpendapat bahwa kepercayaan konsumen merupakan salah satu faktor
penting yang akan menimbulkan kesetiaan pada konsumen. Karna kepercayaan
yang terbentuk antara konsumen dan perusahaan akan menimbulkan komitmen
35
antara konsumen dan perusahaan itu sendiri yang akan di rasakan dalam
hubungan jangka panjang.
Begitupun dengan Citra perusahaan yang berhubungan dengan
Loyalitas konsumen. Citra perusahaan di artikan sebagai bentuk persepsi
konsumen tentang bagaimana menilai sebuah perusahaan. Timbulnya citra
perusahaan yang baik tentu akan menimbulkan kesetiaan atau loyalitas
konsumen itu sendiri pada sebuah perusahaan. Loyalitas yang sudah terbentuk
akan sangat berharga bagi aset seumur hidup sebuah perusahaan.
Oleh karena itu, kedua faktor individual ini memiliki hubungan yang
positif dengan Loyalitas konsumen. Seperti penelitian yang pernah dilakukan
oleh (Yuda, 2011) yang mengatakan bahwa kepercayaan dan citra perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen dalam
menggunakan jasa transportasi bus PT. ALS rute Medan-Padang. Dan ungkpan
yang sam juga di ungkapkan oleh penelitian (Novitrianinggit, 2010) yang hasil
penelitiannya yang menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel kepercayaan dan citra perusahaan secara simultan dan parsial
terhadap loyalitas pelanggan.
G. Kerangka Teoritik.
Loyalitas konsumen adalah kesetiaan konsumen terhadap produk
ataupun jasa yang di tawarkan oleh pelaku ataupun perusahaan. Loyalitas bisa
di gambarkan dari beberapa dimensi yakni melakukan pembelian secara
teratur, membeli diluar lini produk/jasa, merekomendasikan kepada orang lain,
Loyalitas konsumen dapat terbentuk melalui beberapa faktor yang
mempengaruhi, salah satunnya adalah kepercayaan konsumen. Kepercayaan
konsumen sangat penting dalam mebentuk komitmen pada konsumen agar
menjadi setia ataupun loyal kepada produk atau jasa dari sebuah perusahaan.
Loyalitas konsumen yang benar adalah total kepercayaan, yakni
mengenai persepsi yang baik yang terbentuk pada perspektif masyarakat
mengenai citra perusahaan. Citra masyarakat yang positif akan menjadikan aset
yang berharga untuk menciptakannya konsumen yang loyal.
Berdasarkan beberapa telaah kajian teori, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan variabel independen yaitu kepercayaan dan citra
perusahaan dengan variabel dependen yaitu Loyalitas Konsumen. Secara
skematis, kerangka teoritik dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
[image:48.595.122.515.282.605.2]
Gambar 1 : Kerangka Teoritik Kepercayaan(Trust)
Citra Perusahaan
37
H. Hipotesis.
Berdasarkan kajian pustaka diatas, maka dapat ditarik sebuah
hipotesis alternatif (disebut juga dengan Ha) , sebagai berikut :
a. Ha : Terdapat hubungan antara kepercayaan konsumen dengan loyalitas
konsumen
b. Ha : Terdapat hubungan antara citra perusahaan(corporate image) dengan
loyalitas konsumen.
c. Ha : Terdapat hubungan antara kepercayaan konsumen dan citra perusahaan
BAB III
METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang
menekankan analisisnya pada data-data numerical atau angka yang
diperoleh dengan metode statistik serta dilakukan pada penelitian
inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan
dengan signifikansi hubungan antara variabel yang ditetili (Azwar, 2004).
Variabel merupakan konsep mengenai atribut sifat yang terdapat
pada subjek penelitian yang penelitian yang dapat bervariasi secara
kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004). Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu variabel bebas dan
variabel tergantung.
1. Variabel Tergantung.
Variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek
atau pengaruh variabel lain (Azwar, 2004). Variabel tergantung dalam
penelitian ini adalah loyalitas konsumen.
2. Variabel Bebas.
Suatu variabel yang mempengaruhi variabel tergantung (dependent)
(Azwar, 2004). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepercayaan
konsumen sebagai variabel bebas satu (X1) dan citra perusahaan sebagai
39
2. Definisi Operasional
a. Definisi operasional Loyalitas konsumen
Loyalitas konsumen adalah komitmen konsumen terhadap produk
ataupun jasa ditunjukkan dengan prilaku melakukan pembelian yang
rutin lebih dari dua kali dan resisten terhadap produk atau pun jasa yang
lain. Loyalitas konsumen memiliki empat dimensi, yakni :
1. Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchase).
2. Membeli diluar lini produk/jasa (purchases across product and
service lines).
3. Merekomendasikan kepada orang lain (refers other).
4. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing
(demonstrates an immunity to the full of the competition).
b. Definisi operasional Kepercayaan konsumen
Gambaran seseorang untuk mempercayai orang lain dalam hal ini
perusahaan, didasarkan oleh terpenuhinnya harapan kinerja produk dan
kepuasan. Kepercayaan melibatkan kesediaan seseorang untuk untuk
bertingkah laku tertentu karena keyakinan bahwa mitranya akan
memberikan apa yang ia harapkan dan suatu harapan yang umumnya
dimiliki seseorang bahwa kata, janji atau pernyataan orang lain dapat
dipercaya. Kepercayaan konsumene memiliki dua dimensi yaitu 1).
Trusting belief dan 2). trusting intention.
Citra perusahaan adalah kesan, perasaan, dan persepsi seseorang
terhadap suatu perusahaan yang diperoleh berdasarkan fakta-fakta dan
pengalaman seseorang terhadap sebuah perusahaan.
Citra perusahaan sangat penting dimiliki sebuah perusahaan agar
bisa meningkatkan eksistensinnya. Karena citra perusahaan yang
terbentuk secara positif pada sebuah perusahaan, Akan berhubungan
dengan prilaku yang positif oleh konsumen terhadap perusahaan. Citra
perusahaan memiliki beberpa dimensi yaitu 1). Personality, 2).
Reputation, 3). Value, dan 4). Corporate Identity.
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi.
Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari
subyek maupun obyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu
yang telah ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2012). Populasi dalam
penelitian ini adalah konsumen PT. Arunee Inti Selaras Tour and Travel
sebanyak 717 yang di ambil dari data terakhir pada tahun 2016 pada bulan
Desember.
Kemudian pembatasan subyek populasi dalam penelitian ini adalah
konsumen di PT. Arunee Inti Selaras Tour an Travel. Dengan karaktristik
41
2. Sample.
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi
yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diambil
sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Subjek yang digunakan dalam penelitian adalah konsumen PT.
Arunee Inti Selaras Tour and Travel. Pengambilan sampel peneliti
mengacu pada Bailey (dalam Hasan, 2002) yang menyatakan bahwa untuk
penelitian yang akan menggunakan data statistik, ukuran sampel yang
paling minimum adalah 30 subjek. Yang di dukung pula oleh (Arikunto,
1993) yang menyatakan bahwa apabila subyek kurang dari 100, maka
lebih baik sampel diambil seluruhnya. Selanjutnya jika subyek lebih dari
100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% -25% atau lebih tergantung pada :
1) kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana, 2) sempit
luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, hal ini menyangkut
banyak sedikitnya data dan 3) besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh
peneliti untuk penelitian yang resikonya besar maka sampelnya lebih
besar, hasilnya akan lebih besar. Untuk itu peneliti menentukan sampel
sebanyak 72 responden agar lebih mewakili populasi.
3. Teknik Sampling
Menggunakan teknik Acceidental sampling yang bersifat non
probability sampling dengan teknik ini yang peneliti memberikan alat ukur
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mendapatkan data yang diteliti. Teknik yang digunakan untuk
mendapatkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala
yang digunakan untuk mendapatkan jenis data kuantitatif. Secara umum,
skala merupakan suatu alat pengumpulan data yang berupa sejumlah
pertanyaan yang harus dijawab oleh responden yang menjadi sasaran atau
responden penelitian. Singkatnya, skala adalah suatu prosedur penempatan
atribut atau karakteristik objek pada titik-titik tertentu sepanjang suatu
kontinum (Azwar, 2010).
Untuk memperoleh data, penelitian