OLEH :
AGUS MAHARDIK A
0932010012
J URUSAN TEKNIK I NDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
berkenan memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul :
PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN MEJ A KOMPUTER YANG ERGONOMIS
Penyusunan tugas akhir ini guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri pada Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Soemargono, SU, selaku Wakil Rektor I UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Ir. Effi Damaijati, MS, selaku Wakil Rektor II UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Patrap Wiprapto, MS, selaku Wakil Rektor III UPN “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak Ir. Mutasim Billah, MS, selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.
“Veteran” Jawa Timur dan Dosen pembimbing II, yang telah membimbing sampai terselesaikannya laporan TA ini.
10. Ibu Enny Ariyani, ST. MT, selaku Dosen pembimbing I dan kepala Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonmi yang selalu membimbing hingga terselesaikannya laporan TA ini.
11. Bapak/Ibu Dosen penguji dan Dosen pengajar Jurusan Teknik Industri yang telah memberikan ilmu pengetahuan, wawasan, nasihat dan masukan yang berguna bagi penulis mulai dari kuliah hingga seminar dan Ujian Lisan. 12. Seluruh Staff UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah melayani kebutuhan
mahasiswa dengan baik.
13. Orang tua yang selalu mendukung dan memberi do’a kepada penulis agar tugas akhir ini bisa selesai.
14. Teman-teman seperjuangan yang telah menemani, membantu dan memberi dukungan baik secara moral maupun finansial.
15. Dan buat semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan TA ini.
Surabaya, 14 Juni 2013
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Jl. Rungkut Madya Surabaya 60294
Email : mahardikaagus08@gmail.com
Abstrak
Seiring dengan perkembangan jaman suatu produk akan selalu mengalami inovasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Keberhasilan industri dalam menghadapi persaingan ditentukan oleh keberhasilan dalam merancang dan mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan kecepatan industri tersebut dalam beradaptasi/merespon perubahan keinginan konsumennya.
Saat ini meja komputer merupakan salah satu alat bantu yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang/pengguna komputer. Namun pada kenyataanya meja komputer merk AZTEC yang ada saat ini, salah satunya monitor berada di bawah meja yang menyebabkan terasa sakit pada leher dan punggung apabila terlalu lama menggunakannya meja komputer. Sedangkan dalam ilmu ergonomi, posisi kerja yang benar ialah posisi tubuh tetap tegak agar kerangka tubuh dapat menopang tubuh dengan tepat.
Tujuan dalam penelitian ini adalah melakukan perancangan meja komputer yang ergonomis sehingga mampu memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaannya. Untuk itu digunakan metode Antropometri.
Berdasarkan hasil perhitungan penentuan ukuran yaitu panjang adalah 168 cm, lebar 55 cm, tinggi 76 cm, tinggi tempat LCD 24 cm, panjang tempat LCD 39 cm, tebal tempat LCD 9 cm, tinggi tempat CPU 40 cm, lebar tempat CPU 20 cm, tinggi pembatas kaki 15 cm, panjang pembatas kaki adalah 73 cm, tebal dan lebar kaki meja 2 cm.
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Jl. Rungkut Madya Surabaya 60294
Email : mahardikaagus08@gmail.com
Abstract
Along with the development of a product will always have innovation in accordance with the needs of its users. The success of the industry in the face of competition is determined by the success in designing and developing products that conform to the wishes of consumers and the industry in adapting speed/response to changing consumer desires.
Nowadays computer desk is one of the tools that are needed by many people/users computer. But the fact AZTEC computer desk brands available today, one of which monitor was under the table which causes pain in the neck and back when too old to use desk computer. While the science of ergonomics, work position is correct body position in order to remain upright body frame can support the body properly.
The purpose of this research is to design an ergonomic computer desk so as to provide ease and comfort of use. Anthropometric methods used to it. Anthropometry can be expressed as a study related to the measurement of human body dimensions.
Based on the calculation determining the size of length is 168 cm, width 55 cm, height 76 cm, height 24 cm LCD, LCD place 39 cm long, 9 cm thick LCD spot, where the CPU 40 cm high, 20 cm width of the CPU, the high limiting leg 15 cm, length was 73 cm barrier leg, table legs thick and 2 cm wide.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam zaman kemajuan teknologi yang lebih mempermudahkan kerja
maupun aktifitas manusia telah bermunculan peralatan ciptaan baru yang
mempunyai daya guna lebih dari pada dasar kemampuan sebelumnya. Hal ini
ditunjang pula dengan ketersediaan alat penunjang untuk pembuatan dan semakin
kompleksnya kebutuhan manusia akan sebuah kemudahan.
Dalam menggunakan suatu produk, pengguna akan selalu mencari yang
lebih praktis dalam penggunaannya, karena hal ini akan sangat meringankan
beban pengguna dalam menggunakannya. Seiring dengan perkembangan jaman
suatu produk akan selalu mengalami inovasi sesuai dengan kebutuhan
penggunanya. Keberhasilan industri dalam menghadapi persaingan ditentukan
oleh keberhasilan dalam merancang dan mengembangkan produk yang sesuai
dengan keinginan konsumen dan kecepatan industri tersebut dalam beradaptasi /
merespon perubahan keinginan konsumennya.
Meja komputer merupakan salah satu alat bantu yang cukup praktis dalam
penggunaan maupun sebagai wadah bagi komputer itu sendiri. Namun pada
kenyataanya meja komputer merk AZTEC yang ada saat ini, pada saat
menggunakannya, pengguna meja komputer tersebut harus merunduk untuk
melihat monitor karena monitor berada di bawah meja yang menyebabkan terasa
tersebut disamping itu pula pengguna meja komputer harus menarik laci keyboard
terlebih dahulu sehingga posisi duduk pengguna meja komputer akan lebih jauh
untuk meraih mouse, jika orang yang menggunakan meja tergolong pendek, maka
pengguna cenderung kesusahan dalam meraih mouse. Sedangkan dalam ilmu
ergonomi, posisi kerja yang benar ialah posisi tubuh tetap tegak agar kerangka
tubuh dapat menopang tubuh dengan tepat.
Dari permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian yang bertujuan
untuk merancang dan mengembangkan produk inovasi meja komputer yang
ergonomis sehingga memiliki kenyamanan dalam penggunaannya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang
dihadapi, yaitu :
“Bagaimana merancang meja komputer yang ergonomis dari yang sudah
ada saat ini ?”
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian hanya membahas desain meja komputer yang bersifat multifungsi,
untuk meja belajar dan meja kerja.
2. Pengukuran antropometri hanya digunakan pada ukuran meja.
3. Data antropometri disesuaikan dengan masyarakat Indonesia yaitu mahasiswa
4. Peneliti tidak membahas nilai biaya dan nilai estetika dari meja komputer.
5. Meja komputer yang digunakan sebagai pembanding adalah merk AZTEC.
6. Persentil yang digunakan adalah persentil 5% dan 50%.
7. Tingkat keyakinan 95% dan tingkat ketelitian 5%.
8. Layar LCD yang digunakan adalah merk BENQ.
9. Kursi yang digunakan adalah kursi lipat merk SANKIN.
1.4 Asumsi
Adapun asumsi–asumsi digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kondisi pengguna diukur dalam keadaan baik.
2. Desain disesuaikan dengan permasalahan yang ada dan kebutuhan
penggunanya.
3. Tidak terdapat kelalaian dalam melakukan pengukuran data anthropometri.
4. Jumlah pengguna yang diukur dapat mewakili semua pengguna meja
komputer.
5. Meja komputer yang dirancang dan dibuat ini bisa digunakan untuk
mahasiswa, Penelitian ini dilakukan di lingkungan Teknik Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.
1.5 Tujuan
Melakukan perancangan meja komputer yang ergonomis sehingga mampu
1.6 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dengan melakukan penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti.
Sebagai latihan untuk menerapkan teori yang diberikan dibangku kuliah dalam
permasalahan nyata diperusahaan.
2. Bagi Pengguna (penguna meja komputer).
Memberikan kemudahan dan kenyamanan serta mengurangi efek kelelahan
dalam melakukan kegiatan menulis dan penggunaan komputer.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan.
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah sejenis
dengan penulisan ini, khususnya tentang faktor-faktor yang dominan terhadap
perancangan dan pengembangan produk sehingga masih dapat dikembangkan
dalam penelitian-penelitian selanjutnya.
1.7 Sistematika Penulisan Laporan
Pada dasarnya sistematika penyusunan adalah suatu hal yang sangat
diperlukan dalam pembuatan karya tulis karena sistematika penyusunan memuat
seluruh isi karya tulis secara berurutan sehingga dapat terlihat dengan jelas
mengenai masalah-masalah yang dibahas. Dalam hal ini makalah skripsi yang
dibuat oleh penyusun adalah membahas mengenai hal-hal sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan secara umum mengenai latar belakang, tujuan ruang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan teori-teori mengenai obyek produk yaitu, teori
mengenai ergonomi dan desain perancangan produk.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan mengenai lokasi penelitian, metode pengupulan data
dan langkah pemecahan masalah.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan pengumpulan data dan perancangan meja komputer yang
ergonomis dan multifungsi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan terhadap permasalahan yang telah dibahas
serta memberikan saran yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Perancangan dan Pengembangan Produk.
2.1.1 Perancangan Pr oduk.
Kesejahteraan dan kualitas hidup manusia yang telah mencapai tingkat
yang tinggi saat ini, sebagian besar adalah akibat diciptakan, dibuat dan
dimanfaatkannya berbagai produk dan jasa yang tak terhitung macam dan
jumlahnya oleh para insinyur dan ahli-ahli teknik lainnya. Kontribusi para ahli
teknik dalam meningkatkan kesejahteraan manusia tersebut adalah dalam kegiatan
mencipta, merancang dan membuat produk dan jasa yang berguna bagi manusia
karena meringankan beban hidupnya dan membuat hidup lebih nyaman. Produk
dan jasa tersebut juga harus memenuhi beberapa persyaratan modern seperti tidak
merusak lingkungan, hemat energi dan lain sebagainya.
Perancangan Merupakan kegiatan awal dari usah merealisasikan suatu
produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah
perancangan selesai maka kegiatan yang menyusul adalah pembuatan produk.
Kedua kegiatan tersebut dilakukan dua orang atau dua kelompok orang dengan
keahlian masing-masing, yaitu perancangan dilakukan oleh tim perancang dan
pembuatan produk oleh tim kelompok pembuatan produk.
1. Perancangan dan penjelasan tugas
Tugas fase ini adalah menyusun spesifikasi produk yang mempunyai fungsi
Produk ini dengan fungsi khusus dan karakteristik tertentu tersebut
merupakan olahan hasil survei bagian pemasaran atau atas permintaan
segmen pasar.
2. Perancangan Konsep Produk
Berdasarkan spesifikasi prosuk hasil fase pertama, dicarilah beberapa konsep
produk yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi
tersebut. Konsep produk biasanya berupa gambar sketsa atau gambar skema
sederhana.
3. Perancangan bentuk produk (embodiment desaign)
Pada fase perancangan bentuk ini, konsep produk “diberi bentuk”, yaitu
komponen-komponen konsep produk yang dalam gambar skema atau gambar
sketsa masih berupa garis atau batang saja, kini harus diberi bentuk
sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut secara bersama
menyusun bentuk produk, sehingga produk dapat melakukan fungsinya.
4. Perancangan Detail
Pada fase detail, maka susunan komponen produk, bentuk, dimensi,
kehalusan permukaan, material dari setiap komponen produk ditetapkan.
Demikian juga kemungkinan cara pembuatan setiap produk diselesaikan dan
perkiraan biaya sudah dihitung. Hasil fase ini adalah gambar rancangan
lengkap dan spesifikasi produk pembuatan.
Dalam bentuk yang paling sederhana, hasil rancangan dapat berupa sebuah
produk adalah si perancang sendiri, maka sketsa atau gambar yang dibuat cukup
sederhana saja asalkan dapat dimengertinya sendiri.
2.1.2 Pengembangan Produk.
Pengembangan produk merupakan usaha meningkatkan mutu dari barang
atau jasa dan penemuan barang atau jasa baru yang akan menambah kepuasan
konsumen. Dari pengertian pengembangan produk tersebut tampak sekali bahwa
segala bentuk barang dan jasa yang dihasilkan selalu berkaitan dengan kepuasan
konsumen. Agar proses pengembangan produk dapat berjalan secara tepat dan
akurat yang sesuai dengan keinginan konsumen dalam menunjang kelancaran
usaha pada perusahaan maka diperlukan suatu biaya yang maksimal, sehingga ada
pemisahan yang jelas antara biaya pengembangan produk dengan biaya volume
penjualan.
Tujuan perusahaan dalam mengembangkan produk adalah agar dapat
memenangkan persaingan terhadap barang sejenis, sehingga volume penjualan
dan laba perusahaan dapat meningkat serta perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan dapat memperluas usahanya. Pengembangan produk
dapat pula dilakukan dengan cara memperbaiki produk yang sudah ada
(modifikasi produk), perbaikan produk yang sudah ada dilakukan dengan cara:
perbaikan mutu/kualitas, perbaikan segi/feature baru, dan perbaikan corak/motif.
Disamping menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
2.2 Ergonomi
2.2.1 Sejar ah dan Per kembangan Ergonomi
Istilah "ergonomi" mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas
yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya.
Beberapa kejadian penting diilustrasikan sebagai berikut:
1. C.T. Thackrah, England., 1831.
Thackrah adalah seorang dokter dari Inggris/England yang meneruskan
pekerjaan dari seorang Italia bernama Ramazzuu, dalam serangkaian kegiatan
yang berhubungan dengan lingkungan kerja yang tidak nyaman yang dirasakan
oleh para operator ditempat kerjanya. la mengamati postur tubuh pada saat
bekerja sebagai bagian dari masalah kesehatan. Pada saat itu Thackrah
mengamati seorang penjahit yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi,
meja yang kurang sesuai secara anthropometri, serta pencahayaan yang tidak
ergonomis sehingga mengakibatkan membungkuknya badan dan iritasi indera
penglihatan. Disamping itu juga mengamati para pekerja yang berada pada
lingkungan kerja dengan temperatur tinggi, kurangnya ventilasi, jam kerja yang
panjang, dan gerakan kerja yang berulang-ulang (repetitive work).
2. F. W. Taylor, U.S.A., 1898.
Frederick W. Taylor adalah seorang insinyur Amerika yang menerapkan
metoda ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu
pekerjaan. Beberapa metodanya merupakan konsep ergonomi dan manajemen
3. F .B. Gilberth, U.S.A., 1911.
Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam hal ini lebih
mendetail dalam Analisa Gerakan dibandingkan dengan Taylor. Dalam
bukunya Motion Study yang diterbitkan pada tahun 1911 ia menunjukkan
bagaimana postur membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem
meja yang dapat diatur naik-turun (adjustable).
4. Badan Penelitian untuk Kelelahan Industri (Industrial Fatigue Research Board),
England, 1918.
Badan ini didirikan sebagai penyelesaian masalah yang terjadi di pabrik
amunisi pada Perang Dunia Pertama. Mereka menunjukkan bagaimana output
setiap harinya meningkat dengan jam kerja per hari-nya yang menurun.
Disamping itu mereka juga mengamati waktu siklus optimum untuk sistem
kerja berulang (repetitive work systems) dan menyarankan adanya variasi dan
rotasi pekerjaan.
5. E. Mayo dan teman-temannya, U.S.A., 1933.
Elton Mayo seorang warga negara Australia, memulai beberapa studi di suatu
Perusahaan Listrik yaitu Western Electric Company, Hawthorne,Chicago.
Tujuan studinya adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh dari variabel fisik
seperti misalnya pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor
efisiensi dari para operator kerja pada unit perakitan.
6. Perang Dunia Kedua, England dan U.S.A.
Masalah operasional yang terjadi pada peralatan militer yang berkembang
kelompok interdisiplin ilmu secara bersama-sama sehingga mempercepat
perkembangan ergonomi pesawat terbang. Masalah yang ada pada saat itu
adalah penempatan dan identifikasi untuk pengendali pesawat terbang,
efektifitas alat peraga (display), handel pembuka, ketidaknyamanan karena
terlalu panas atau terlalu dingin, desain pakaian untuk suasana kerja yang
terlalu panas atau terlalu dingin dan pengaruhnya pada kinerja operator.
7. Pembentukan Kelompok Ergonomi.
Pembentukan Masyarakat Peneliti Ergonomi (the Ergonomics Research
Society) di England pada tahun 1949 melibatkan beberapa profesional yang
telah banyak berkecimpung dalam bidang ini. Hal ini menghasilkan jurnal
(majalah ilmiah) pertama dalam bidang Ergonomi pada Nopember 1957.
Perkumpulan Ergonomi Internasional (The International Ergonomics
Association) terbentuk pada tahun 1957, dan The Human Faktors Society di
Amerika pada tahun yang sama. Di samping itu patut diketahui pula bahwa
Konperensi Ergonomi Australia yang pertama diselenggarakan pada tahun
1964, dan hal ini mencetuskan terbentuknya Masyarakat Ergonomi Australia
dan New Zealand (The Ergonomics Society of Australia and New Zealand).
2.2.2 Definisi Ergonomi
Ergonomi atau ergonomics (bahasa inggrisnya) sebenarnya berasal dari
kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan
demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari
manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Istilah ergonomi lebih populer
dengan human factors engineering atau human engineering. Demikian pula ada
banyak istilah lainnya yang secara praktis mempunyai maksud yang sama seperti
Biomechanis.Bio-technology, Engineering Psychology atau Arbeltswissensschaft
(Jerman). Disiplin ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari
kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk
buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas
kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang pada saat berhadapan
dengan keadaan lingkungan system kerjanya yang berupaperangkat keras (mesin,
peralatan kerja dll) dan atau perangkat lunak (metode kerja, system dan prosedur,
dll). Dengan demikian terlihat jelas bahwa ergonomi adalah suatu keilmuan yang
multidisplin, karena disini akan mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu
kehayatan (kedokteran, biologi) ilmu kejiwaan (psikologi) dan kemasyarakatan
(sosiologi). Pada prinsipnya disiplin ergonomi akan mempelajari apa akibat-akibat
jasmani, kejiwaan dan sosial dari teknologi dan produk-produknya terhadap
manusia melalui pengetahuan-pengetahuan tersebut pada jenjang mikro maupun
makro. Karena yang dipelajari adalahdampak dari teknologi dan
produk-produknya, makapengetahuan yang khusus dipelajari berkaitan engan
Biomekanika, Anthropometri teknik, Teknologi produksi, Lingkungan fisik
(temperature, pencahayaan, dsb) dan lain-lain.
Maksud dan tujuan dari disiplin ergonomi ialah untuk mendapatkan suatu
pengetahuanyang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia
dengan teknologi dan produk-produknya, sehingga dimungkinkan adanya suatu
disiplin ergonomic melihat permasalahan interaksi tersebut sebagai suatu system
dengan pemecahan-pemecahan masalahnya melalui proses pendekatan system
pula.
Human engineering atau sering pula disebut ergonomi didefinisikan
sebagai perancangan “man-machine interface” sehingga pekerja dan mesin
(ataupun produk lainnya) bisa berfungsi lebih efektif dan efisien sebagai
sistemmanusia-mesin yang terpadu. Disiplin ini akan mencoba membawa ke arah
proses perancangan mesin yang tidak saja memiliki kemampuan produksi yang
lebih canggih lagi, melainkan juga memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan
dengan kemampuan dan keterbatasan manusia yang mengoperasikan mesin
tersebut. Tujuan pokoknya adalah terciptanya desain system manusia-mesin yang
terpadu sehingga efektifitas dan efisiensi kerja bisa tercapai secara optimal.
Berkaitan dengn perancangan stasiun kerja dalam industry, ada beberapa
aspek pendekatan ergonomis yang harus dipertimbangkan, antara lain :
a. Sikap dan posisi kerja
b. Kondisi Lingkungan Kerja.
c. Efisiensi Ekonomi Gerakan dan Pengaturan Fasilitas Kerja.
(Agung Kristanto, dkk, 2011)
2.3 Anthropometri
2.3.1 Definisi Anthropometr i
Menurut Sritomo Wignjosoebroto dalam bukunya istilah antropometri
Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan
dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan
memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar dsb.) berat dan lain-lain. Yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Antropometri secara luasakan digunakan sebagai
pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (desain)
produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Data
antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luasantara lain
dalam hal :
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll ).
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan
sebagainya.
3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer
dll.
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
yangdirancang dan manusia yang akan mengoperasikan / menggunakan produk
tersebut. Dalam kaitan ini maka perancangan produk harus mampu
mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan
produk hasil rancangannya tersebut. Secara umum sekurang - kurangnya 90 % -
95 % dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk
2.3.2 Data Anthropometr i dan Cara Pengukurannya
Manusia pada umumnya akan berbeda – beda dalam hal bentuk dan
dimensi ukuran tubuhnya. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi ukuran
tubuh manusia , yaitu (Stevenson, 1989; Nurmianto, 2003) :
1. Umur
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar
seiring dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahiran sampai dengan
umur sekitar 20 tahunan. Dari suatu penelitian ysng dilakukan oleh A. F.
Roche dan G. H. Davila (1972) di USA diperoleh kesimpulan bahwa laki-laki
akan tumbuh dan berkembang naik sampai dengan usia 21,2 tahun, sedangkan
wanita 17,3 tahun. Meskipun ada 10 % yang masih terus bertambah tinggi
sampai usia 23,5 tahun (laki-laki) dan 21,1 tahun (wanita). Setelah itu, tidak
lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi
pertumbuhan menurun ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40
tahunan (Sritomo Wignjosoebroto, 1995).
2. Jenis kelamin (sex)
dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan
dengan wanita, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti pinggul,
dan sebagainya.
3. Suku bangsa (etnic)
Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnic akan memiliki karakteristik fisik
Barat pada umumnya mempunyai ukuran yang lebih besar daripada dimensi
tubuh suku bangsa negara Timur.
4. Keacakan / Random
Hal ini menjelaskan bahwa walaupun telah terdapat dalam satu kelompok
populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku atau bangsa, kelompok usia
dan pekerjaannya, namun masih akan ada perbedaan yang cukup signifikan antara berbagai macam masyarakat.
5. Jenis Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi
karyawan. Misalnya, buruh dermaga harus mempunyai postur tubuh yang
relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya.
Apalagi jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan militer.
6. Pakaian
Tebal tipisnya pakaian yang dikenakan, dimana faktor iklim yang berbeda akan
memberikan varisi berbeda-beda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi
pakaian. Dengan demikian dimensi tubuh orangpun akan berbeda dari satu
tempat dengan tempat yang lainnya.
7. Faktor Kehamilan
Kondisi semacam ini akan mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh khususnya
bagi perempuan. Hal tersebut jelas memerlukan perhatian khusus terhadap
8. Tubuh Cacat
Hal ini jelas menyebabkan perbedaan antara yang cacat dengan yang tidak
terhadap ukuran dimensi tubuh manusia.
9. Posisi tubuh (posture)
Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh
karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei
pengukuran.
Berkaitan dengan posisi tubuh manusia dikenal dua cara pengukuran, yaitu:
a. Antropometri Statis (Structural Body Dimensions).
Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standard dan tidak bergerak (tetap
tegak sempurna). Dimensi tubuh yang diukur meliputi berat badan, tinggi
tubuh, dalam posisi berdiri, maupun duduk, ukuran kepala, tinggi/panjang
lutut, pada saat berdiri/duduk, panjang lengan, dan sebagainya.
b. Antropometri Dinamis (Functional Body Dimensions).
Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi
melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang
harus diselesaikan (Sritomo Wignjosoebroto, 1995) .
Selanjutnya untuk memperjelas mengenai data antropometri yang tepat
diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja, diperlukan
pengambilan ukuran dimensi anggota tubuh. Penjelasan mengenai pengukuran
dimensi antropometri tubuh yang diperlukan dalam perancangan dijelaskan pada
Gambar 2.1. Antropometri untuk Perancangan Produk
Sumber: Sritomo Wignjosoebroto, 2003
Gambar 2.2. Antropometri Tinggi Badan Berdiri dan Duduk
Keterangan Gambar 2.1 di atas, yaitu:
1 : Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung
kepala).
2 : Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.
3 : Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
4 : Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).
5 : Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukkan).
6 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat
sampai dengan kepala).
7 : Tinggi mata dalam posisi duduk.
8 : Tinggi bahu dalam posisi duduk.
9 : Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).
10 : Tebal atau lebar paha.
11 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.
12 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari
lutut betis.
13 : Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.
14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai dengan
paha.
15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk).
17 : Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam
gambar).
18 : Lebar perut.
19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus.
20 : Lebar kepala.
21 : Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.
22 : Lebar telapak tangan.
23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan
(tidak ditunjukkan dalam gambar).
24 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak.
25 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.
26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai
Tabel 2.1. Perkiraan Antrophometri Untuk Masyarakat Hongkong, Dewasa, Dapat Diekivalensikan Sementara Untuk Masyarakat Indonesia (Kesamaan Etnis Asia)
(mm)
No. Dimensi Tubuh Pria Wanita
5% X 95% S.D 105% X 195% S.D 1 Tinggi Tubuh Posisi Berdiri
Tegak 1.585 1.680 1.775 58 1.455 1.555 1.655 60 12 Jarak dari Lipat Lutut
(Popliteal) ke Pantat 405 450 495 26 385 435 485 29
13 Tinggi Lutut 450 495 540 26 410 455 500 27
14 Tinggi Lipat Lutut
(Popliteal) 365 405 445 25 325 375 425 29
23 Jarak Bentang dari Ujung
Jari tangan Kanan ke Kiri 1.480 1.635 1.790 95 1.350 1.480 1.610 80
24
Tinggi Pegangan Tangan (grip) pada Posisi tangan Vertikal ke atas & duduk
1.835 1.970 2.105 83 1.685 1.825 1.965 86
25
Tinggi Pegangan Tangan (grip) pada Posisi tangan Vertikal ke atas & duduk
Tabel 2.2. Antrophometri Masyarakat Indonesia Yang Didapat Dari Interpolasi Masyarakat British Dan Hongkong (Phesant, 1286) Terhadap Masyarakat
Indonesia (mm)
No. Dimensi Tubuh Pria Wanita
5% X 95% S.D 105% X 195% S.D 1 Tinggi Tubuh Posisi Berdiri
Tegak 1.532 1.632 1.732 61 1.464 1.563 1.662 60 12 Jarak dari Lipat Lutut
(Popliteal) ke Pantat 405 450 495 27 488 537 586 30
13 Tinggi Lutut 448 496 544 29 428 472 516 27
14 Tinggi Lipat Lutut
(Popliteal) 361 403 445 26 337 382 428 28
23 Jarak Bentang dari Ujung
Jari tangan Kanan ke Kiri 1.520 1.663 1.806 87 1.400 1.523 1.646 75
24
Tinggi Pegangan Tangan (grip) pada Posisi tangan Vertikal ke atas & duduk
1.795 1.923 2.051 78 1.712 1.841 1.969 79
25
Tinggi Pegangan Tangan (grip) pada Posisi tangan Vertikal ke atas & duduk
Tabel 2.3. Anthropometri Telapak Tangan Orang Indonesia (mm)
12 Lebar Telapak Tangan
(metacarpal) 74 81 88 4 68 73 78 3
13 Lebar Telapak Tangan
(sampai ibu jari) 88 98 108 6 82 89 96 4
14 Lebar Telapak Tangan
(minimum) 68 75 82 4 64 59 74 3
15 Tebal Telapak Tangan
(metacarpal) 28 31 34 2 25 27 29 1
16 Tebal Telapak Tangan
(sampai ibu jari) 41 48 47 2 41 44 47 2
17 Diameter Genggaman
(maksimum) 45 48 51 2 43 46 49 1
18 Lebar Maksimum (ibu
2.3.3 Aplikasi Distribusi Nor mal dan Per sentil Dalam Penetapan Data
Anthropometri
Data anthropometri diperlukan agar supaya rancangan suatu produk bisa
sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Ukuran tubuh yang
diperlukan pada hakekatnya tidak sulit diperoleh dari pengukuran secara
individual. Adanya variansi ukuran sebenarnya akan lebih mudah diatasi bilamana
kita mampu merancang produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat “mampu
suai” dengan suatu ukuran tertentu. Pada penetapan data anthropometri,
pemakaian distribusi normal akan umum diterapkan. Distribusi normal dapat
diformulasikan berdasarkan harga ratarata dan simpangan standarnya dari data
yang ada. Berdasarkan nilai yang ada tersebut, maka persentil (nilai yang
menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau di
bawah nilai tersebut) bisa ditetapkan sesuai tabel probabilitas distribusi normal.
Bilamana diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan 95% dari populasi
yang ada, maka diambil rentang 2,5th dan 97,5th percentile sebagai
batas-batasnya (Sritomo Wignjosoebroto, 1995).
Gambar 2.3. Distribusi Normal Yang Mengakomodasi 95% Dari Populasi
Disamping berbagai variasi, pola umum dari suatu distribusi data
anthopometrik, seperti juga data-data lain, biasanya dapat diduga dan diperkirakan
seperti pada distribusi Gaussian. Distribusi semacam itu, bila disajikan melalui
grafik dengan membandingkan kejadian yang muncul terhadap besaran, biasanya
berbentuk kurva simetris atau berbentuk lonceng. Ciri umum kurva berbentuk
lonceng tersebut adalah besarnya prosentase pada bagian tengah dengan sediki
saja perbedaan yang mencolok pada bagian ujung dari skala grafik tersebut.
Secara statistik sudah diperlihatkan bahwa data hasil pengukuran tubuh
manusia pada berbagai populasi akan terdistribusi dalam grafik sedemikian rupa
sehingga data-data yang bernilai kurang lebih sama akan terkumpul di bagian
tengah grafik. Sedangkan data-data dengan nilai penyimpangan yang ekstrim akan
terletak pada ujung-ujung grafik. Telah disebutkan pula bahwa merancang untuk
kepentingan keseluruhan populasi sekaligus merupakan hal yang tidak praktis.
Oleh karena itu sebaiknya dilakukan perancangan dengan tujuan dan data yang
berasal dari segmen populasi dibagian tengah grafik. Jadi merupakan hal logis
untuk mengesampingkan perbedaan yang ekstrim pada bagian ujung grafik dan
hanya menggunakan segmen terbesar yaitu 90% dari kelompok populasi tersebut.
Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean (rata-rata)
dan SD (standar deviasi). Sedangkan persentil adalah suatu nilai yang menyatakan
bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan
atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya: 95% populasi adalah sama dengan
atau lebih rendah dari 95 persentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau
Tabel 2.4. Macam Persentil Dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi Normal
Percentile Perhitungan
1-st X −2,235σx
2,5-th X −1,96σx
5-th X −1,645σx
10-th X −1,28σx
50-th X
90-th X +1,28σx
95-th X +1,645σx
97,5-th X +1,96σx
99-th X +2,235σx
Sumber: Sritomo Wignjosoebroto, 1995
Keterangan Tabel 2.4. di atas, yaitu:
x = mean data
σ = standar deviasi dari data x
Pada pengolahan data anthropometri yang digunakan adalah data
anthropometri hasil pengukuran dimensi tubuh manusia yang berkaitan dengan
dimensi dari perancangan fasilitas kerja.
Sedangkan pada penentuan dimensi rancangan fasilitas kerja perakitan
dibutuhkan beberapa persamaan berdasarkan pendekatan anthropometri. Ini
Perhitungan nilai persentil 5 dan persentil 95 dari setiap jenis data yang
diperoleh, dilanjutkan dengan perhitungan untuk penentuan ukuran rancangan dan
pembuatan rancangan berdasarkan ukuran hasil rancangan. Menurut Sritomo
Wignjosoebroto (1995), untuk menghitung persentil 5 dan persentil 95
menggunakan rumus pehitungan yang terdapat pada tabel 2.1. sebelumnya.
P5 = x - 1,645 σ x
P50 = x
P95 = x + 1,645 σ x
2.4 Meja Komputer
Meja komputer merupakan salah satu alat bantu yang cukup praktis dalam
penggunaan maupun sebagai wadah bagi komputer itu sendiri. Namun pada
kenyataanya meja komputer merk AZTEC yang ada saat ini, pada saat
menggunakannya, pengguna meja komputer tersebut harus merunduk untuk
melihat monitor karena monitor berada di bawah meja yang menyebabkan terasa
sakit pada leher dan punggung apabila terlalu lama menggunakan meja komputer
tersebut.
2.5 Pengujian Data
2.5.1 Uji Keseragaman Data
Tes keseragaman data secara visual dilakukan secara sederhana mudah dan
cepat. Di sini kita hanya sekedar melihat data yang terkumpul dan seterusnya
ekstrim disini ialah data yang terlalu besar atau terlalu kecil dan jauh menyimpang
dari rata-ratanya. Data yang terlalu ekstrim ini sewajarnya kita buang jauh-jauh
dan tidak dimasukkan dalam perhitungan selanjutnya. Langkah pertama dalam uji
keseragaman data yaitu menghitung besarnya rata-rata dari setiap hasil
pengamatan, dengan persamaan berikut :
x = n
xi
∑
Dimana:
x = Rata-rata data hasil pengamatan.
x = Data hasil pengukuran.
Langkah kedua adalah menghitung deviasi standar berikut:
= ∑( ) Dimana:
σ = Standar deviasi dari populasi.
n = Banyaknya jumlah pengamatan.
x = Data hasil pengukuran.
Langkah ketiga adalah menentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas
kontrol bawah (BKB) yang digunakan sebagai pembatas dibuangnya data ektrim
berikut :
BKA = X + kσ
BKB = X - kσ
Dimana:
σ = Standar deviasi dari populasi.
k = Koefisien indeks tingkat kepercayaan, yaitu:
Tingkat kepercayaan 0 % - 68 % harga k adalah 1.
Tingkat kepercayaan 69 % - 95 % harga k adalah 2.
Tingkat kepercayaan 96 % - 100 % harga k adalah 3.
2.5.2 Uji Kecukupan Data
Analisis kecukupan data dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah
data yang diambil sudah mencukupi denganmengetahui besarnya nilai N’. Apabila
N’ ≤ N maka data pengukuran dianggap cukup sehingga tidak perlu dilakukan
pengambilan data lagi. Sedangkan jika N’ > N maka data dianggap masih kurang
sehingga diperlukan pengambilan data kembali. Adapun tahapan dalam uji
kecukupan data adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan.
Tingkat ketelitian menunjukan penyimpangan maksimum hasil pengukuran
dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam persen.
Sedangkan tingkat keyakinan atau kepercayaan menunjukan besarnya
keyakinan atau kepercayaan pengukuran bahwa hasil yang diperoleh memenuhi
syarat tadi. Ini pun dinyatakan dalam persen. Jadi tingkat ketelitian 5% dan
tingkat keyakinan 95% memberi arti bahwa pengukuran membolehkan rata-rata
hasil pengukuranya menyimpang sejauh 5% dari rata-rata sebenarnya dan
kemungkinan berhasil mendapatkan hal ini adalah 95%. Atau dengan kata lain
berate bahwa sekurang-kurangnya 95 dari 100 harga rata-rata dari sesuatu yang
2. Pengujian Kecukupan Data.
Dimana:
N’ = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan.
x = Data hasil pengukuran.
s = Tingkat ketelitian yang dikehendaki (dinyatakan dalam desimal).
k = Harga indeks tingkat kepercayaan.
Setelah mendapatkan nilai N’ maka dapat diambil kesimpulan apabila N’≤
N maka data dianggap cukup dan tidak perlu dilakukan pengambilan data
kembali, tetapi apabila N’ > N maka data belum mencukupi dan perlu dilakukan
pengambilan data lagi.
2.6 Penelitian Terdahulu
Yang dijadikan landasan pada penelitian ini adalah :
1. ”The Development of Ergonomics Method : Pendekatan Ergonomi Menjawab
Probelamatika Industri” oleh : Sritomo Wignjosoebroto, Institut Teknologi
Sepuluh November. Pada penelitian tersebut menyatakan bahwa evaluasi
ergonomis dalam hal ini merupakan salah satu langkah pengujian agar sebuah
rancangan produk pada saat dioperasikan tidak saja mampu memberikan
keselamatan, kesehatan dan juga kenyamanan pada saat dioperasikan.
Akhirnya, rancangan produk yang ergonomis itu jelas akan mampu pula
meningkatkan nilai komersial dan daya saing produk.
2. “Perancangan meja dan kursi kuliah yang ergonomis di fakultas teknik UPN
VETERAN Jakarta” oleh :Nurfajriah Lilik Zulaihah, Unversitas Pembangunan
Nasional Jakarta. Pada penelitian tersebut diketahui hasil produk Meja
Komputer dengan desain yang menarik dan kuat untuk pemakaiannya serta
praktis untuk digunakan.
3. ”Perancangan Alat Permainan Untuk Pasien Pasca Stroke” oleh : Zaenal
Fanani Rosyada Dkk, Universitas Diponegoro, 2010. Pada penelitian tersebut
diketahui untuk menghasilkan alat yang merupakan pengembangan dari pin
boarda yang digunakan untuk menfasilitasi proses terapi untuk penderita pasca
stroke, dengan penambahan aspek tambahan sehingga pengguna merasa
nyaman dalam menggunakan alat tersbut.
4. “Perancangan Meja dan Kursi Anak Manggunakan Metode Quality Function
Deployment (QFD) Dengan Pendekatan Athropometri dan Bentuk Fisik
Anak” oleh : Denny Nurkertamnda, dkk, Universitas Diponegoro, 2006. Pada
penelitian tersebut dihasilkan rancangan menja dan kursi anak usia 4-6 tahun
yang sesu dengan data Athropometri anak dan bentuk fisik anak pada usia
tersbut sihingga kenyamann pada anak disaat belajar dan bermain
5. “Perancangan Meja dan Kursi Restoran Cepat Saji dengan Pendekatan
Ergonomis di Café GajahMada Mojokerto” oleh : Atim Puji Lesmono,
6. “Analisis Ergonomi Pada Proses Mesin Tenun Dengan Pendekatan
Subjektifitas Pada PT Industri Sandang Nusantaea Unit Makatea Makassar”,
Oleh : Hamdani Kubangun, Universitas Iqra Baru, 2010.
7. “Perancangan Meja dan Kursi yang Ergonomis Pada Stasiun Kerja
Pemotongan Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas”, Oleh : Agung
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lingkungan Teknik Industri UPN “Veteran”
Jawa Timur pada tanggal 15 Februari 2013 sampa dengan selesai.
3.2 Identifikasi Variabel
Adapun identifikasi variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas dalam
hal ini adalah meja komputer yang ergonomis.
2. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam
hal ini adalah dimensi yang akan digunakan dalam penelitian, antara lain:
1) Dimensi Tubuh Yang Bersesuaian.
Merupakan data primer yang didapatkan secara langsung melalui
pengukuran dimensi tubuh manusia (operator). Adapun pengukuran
dimensi tubuh yang bersesuaian adalah sebagai berikut :
a. Panjang rentang tangan ke samping : diukur dari ujung jari tangan kanan
sampai ujung jari tangan kiri (Prt).
b. Jarak jangkauan tangan pada posisi duduk tegak : diukur dari bahu
sampai dengan ujung jari telapak tangan yang terjangkau lurus kedepan
c. Tinggi siku dalam posisi duduk : diukur dari lantai sampai dengan ujung
siku dalam posisi duduk (Tsd)
2) Nilai Persentil.
Merupakan nilai yang menyatakan persentase tertentu dari suatu kelompok
populasi. Adapun persentil yang digunakan antara lain: P5, P50 dan P95.
3.3 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
Langkah-langkah yang digunakan dalam pemecahan masalah dapat
digambarkan dalam flowchart sebagai berikut :
Mulai
Tidak Perumusan Masalah
Studi Lapangan Studi Pustaka
Tujuan Penelitian
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data: Data Anthropometri
a. Panjang rentang tangan : diukur dari ujung jari kanan sampai ujung jari kiri dengan posisi tangan terbentang kesamping kanan dan kiri (PRT).
b. Jarak jangkauan tangan pada posisi duduk tegak : diukur dari bahu sampai dengan ujung telapak tangan yang terjangkau lurus kedepan (JJT).
c. Tinggi siku pada posisi duduk : diukur dari lantai sampai dengan ujung siku dalam posisi duduk (TSD).
Tidak
Tidak
Ya Ya A
Desain meja komputer awal Desain meja komputer usulan
Gambar 3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Penjelasan Langkah-langkah pemecahan masalah :
1. Mulai.
2. Studi Lapangan.
Penelitian dilakukan langsung di kampus.
3. Studi Pustaka.
Studi pustaka dilakukan untuk menambah bobot dan menunjang hasil
penelitian.
4. Identifikasi Masalah.
Identifikasi masalah dilakukan untuk menentukan masalah.
5. Perumusan Masalah.
Dilakukan untuk menentukan masalah yang akan diteliti.
Tidak
Ya C
Membandingkan desain meja komputer awal dengan desain meja komputer usulan
D E
Desain ergonomis ?
Hasil dan pembahasan
Kesimpulan dan saran
6. Tujuan Penelitian.
Selanjutnya dilakukan penetapan tujuan dari penelitian Tugas Akhir.
7. Identifikasi Variabel.
Menentukan variabel yang digunakan dalam penelitian.
8. Pengumpulan Data.
Melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan pengukuran terhadap
dimensi tubuh manusia.
9. Desain Meja Komputer Awal.
Mengamati desain dari meja komputer beserta dengan pengukuran untuk
ukuran dimensinya.
10. Gambar Desain Meja Komputer Awal.
Dari ukuran yang diperoleh pada desain meja komputer awal kemudian
digambar beserta ukurannya.
11. Desain Meja Komputer Usulan.
12. Uji Keseragaman Data.
Dilakukan untuk menetapkan data yang seragam untuk mengaplikasikannya
dapat digunakan peta kontrol. Melalui peta kontrol dapat terlihat apakah data
seragam atau tidak dan juga untuk mengetahui ada atau tidak ada data ekstrim.
Jika data ada yang tidak seragam maka data tersebut akan dibuang lalu sisa
data akan dilakukan uji kecukupan data.
13. Uji Kecukupan Data.
Dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah data yang diambil telah
Apabila data tidak mencukupi, maka harus dilakukan pendataan ( pengukuran)
ulang sampai data mencukupi.
15. Perancangan Desain Meja Komputer Usulan.
Dilakukan perancangan desain meja komputer dari ukuran yang sudah
ditetapkan.
16. Gambar desain Meja Komputer.
Dari desain Meja Komputer usulan dapat digambar beserta ukurannya dari
beberapa pandangan.
17. Pembuatan Meja Komputer usulan.
Dari gambar yang dihasilkan maka dilakukan proses pembuatan Meja
Komputer terbaru.
18. Uji coba pemakaian Meja Komputer usulan.
Setelah Meja Komputer jadi harus dilakukan proses uji coba pemakaian.
19. Ergonomis.
Apakah desain yang ada sudah sesuai dengan prinsip ergonomi, terutama dari
segi antropometri. Untuk mengetahui ergonomis atau tidak akan dibuatkan
kuisioner perbandingan produk awal dan produk usulan. Apabila sudah
ergonomis maka dilanjutkan ke pembahasan, apabila tidak ergonomis maka
kembali pada penentuan persentil.
20. Hasil dan Pembahasan.
21. Kesimpulan dan Saran.
Akan disimpulkan mengenai produk yang sudah dibuat dan beberapa saran
mengenai pembuatan produk.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Data Dimensi Tubuh
Data pengukuran dimensi tubuh dari 35 orang untuk produk meja
komputer diperlihatkan pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Tabel Pengukuran Dimensi Tubuh
Tabel 4.1 Tabel Pengukuran Dimensi Tubuh
Sumber :Data Primer Dimensi Tubuh Mahasiswa Pengguna Meja komputer
Keterangan :
1. Prt = Panjang rentang tangan
2. Jjt = Jarak jangkauan tangan ke depan pada pisisi duduk tegak
3. Tsd = Tinggi siku dalam posisi duduk (dari lantai ke siku)
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data
yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi.
a. Panjang rentang tangan (Prt)
Dari Tabel 4.1 diperoleh nilai panjang jangkauan tangan ke samping (Prt)
untuk mencari nilai dan σx adalah sebagai berikut :
= ∑
=
.= 170,45 cm
= ∑( )
= ( , ) ( , ) . . . ( , ) = 1,36 cm
Uji keseragaman data panjang rentang tangan (Prt) dengan tingkat kepercayaan
95%, maka k = 2,yaitu:
J umlah Or ang yang Diukur
Dimensi (cm)
Pr t J jt Tsd
33 171 65 69
34 172 67 71
35 168 57 73
CL = 170,45 cm
Gambar 4.1 Uji Keseragaman Panjang Rentang Tangan Ke Samping (Prt)
b. Jarak jangkauan tangan ke depan pada posisi duduk tegak (Jjt)
Dari Tabel 4.1 diperoleh nilai jarak jangkauan tangan ke depan pada posisi
duduk tegak (Jjt) untuk mencari nilai dan σx adalah sebagai berikut:
= ∑
=
. = 61,62 cm= ∑( )
= ( , ) ( , ) . . . ( , ) = 3,89 cm
Uji keseragaman data jarak jangkauan tangan (Jjt) dengan tingkat kepercayaan
95%,maka k = 2,yaitu: 170172
168 173
CL = 61,62 cm
Gambar 4.2 Uji Keseragaman Jarak Jangkauan Tangan Ke Depan Pada Posisi Duduk Tegak (Jjt)
c. Tinggi siku pada posisi duduk (Tsd)
Dari Tabel 4.1 diperoleh nilai tinggi siku pada posisi duduk (Tsd) untuk
mencari nilai dan σx adalah sebagai berikut:
= ∑
=
= 70,62 cm= ∑( )
= ( , ) ( , ) . . . ( , ) = 1,38 cm
Uji keseragaman data tinggi siku duduk (Tsd) dengan tingkat kepercayaan
CL = 70,62 cm
Gambar 4.3 Uji Keseragaman Tinggi Siku Pada Posisi Duduk (Tsd)
Dari perhitungan uji keseragaman masing-masing dimensi didapat hasil
pada dimensi Prt, Batas Kontrol Atas 174,53 cm, Batas Kontrol Bawah 166,37
cm, Central Line 170,45 cm, data minimal 168 cm, data maksimal 173 cm. Pada
dimensi Jjt, Batas Kontrol Atas 73,29 cm, Batas Kontrol Bawah 49,95 cm,
Central Line 61,62 cm, data minimal 58 cm, data maksimal 72 cm. Pada dimensi
Tsd, Batas Kontrol Atas 74,76 cm, Batas Kontrol Bawah 66,48 cm, Central Line
70,62 cm, data minimal 68 cm, data maksimal 73 cm. Secara visual dapat dilihat
pada peta kontrol bahwa tidak ada data yang berada diluar batas kontrol sehingga
data pengukuran dimensi tubuh mahasiswa dan pengguna meja komputer adalah
Tabel 4.2 Hasil Uji Keseragaman Data
Uji kecukupan data digunakan untuk menganalisa jumlah pengukuran
apakah sudah representative, dimana tujuannya membuktikan bahwa data sampel
yang diambil sudah dapat mewakili populasi.
Untuk uji kecukupan data digunakan tingkat ketelitian 5% dan tingkat
kelayakan 95% maka rumus uji kecukupan data adalah:
N’=
∑ (∑ )
∑
Nilai k = 2 dan nilai s = 0,05
Jika, N’ ≤ N maka data sudah cukup untuk melakukan perancangan, jika
N’> N maka data belum cukup untuk melakukan perancangan.
• Pajang Rentang Tangan Ke Samping (Prt)
Data Panjang rentang tangan ke samping (Prt) dari Tabel 4.1 diperoleh nilai :
∑ X = 5.966
∑ X2 = 1.017.042
Maka : N’ = . ( ) ( ) = 0,14
Kesimpulan :
Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan
perancangan.
• Jarak jangkauan Tangan Ke Depan Pada Posisi Duduk (Jjt)
Data Jarak jangkauan tangan ke depan pada posisi duduk (Jjt) dari Tabel 4.1
diperoleh nilai :
∑ X = 2.157
∑ X 2 = 133.705
Maka : N’ = . ( ) ( ) = 7,57
Kesimpulan :
N’ = 7,57 ≤ N = 35
Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan
perancangan.
• Tinggi Siku Dalam Posisi Duduk (Tsd)
Data Tinggi siku dalam posisi duduk (Tsd) dari Tabel 4.1 diperoleh nilai :
∑ X = 2.472
∑ X2 = 174.692
Maka : N’ = . ( ) ( )
= 0,89
Kesimpulan :
N’ = 0,89 ≤ N = 35
Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan
Dari perhitungan uji kecukupan data yang diperoleh pada masing-masing
dimensi tubuh yang diukur, didapat nilai N’ dimensi Prt sebesar 0,14, dimensi Jjt
7,57, dimensi Tsd 0,89 dan nilai N adalah 35. Hasil perhitungan yang dilakukan
sudah cukup untuk melakukan perancangan karena analisa kecukupan data
dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah N’ ≤ N. Apabila N’≤ N maka data
pengukuran dianggap cukup sehingga tidak perlu dilakukan pengambilan data
lagi, Berdasarkan hasil uji kecukupan data yang diperoleh dari dimensi tubuh
yang diukur dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Hasil Uji Kecukupan Data
No Dimensi Tubuh N N' Keterangan
1 Panjang rentang tangan ke samping (Prt) 35 0,14 Data Cukup
2 Jarak jangkauan tangan pada posisi duduk (Jjt) 35 7,75 Data Cukup
3 Tinggi siku pada posisi duduk (Tsd) 35 0,89 Data Cukup
4.2.3 Menentukan Presentil
Berdasarkan data dimensi tubuh pemakai meja komputer yang diperoleh
selanjutnya ditentukan ukuran meja komputer dengan penyesuaian persentil.
• Menentukan panjang meja komputer
Dari perhitungan uji keseragaman data (Prt) diperoleh nilai = 170,45 cm
dan σx = 1,36 cm. Selanjutnya untuk menentukan panjang meja komputer
digunakan panjang rentang tangan ke samping dengan persentil P5%, yang
merupakan persentil kecil dari populasi yang diukur dengan maksud agar
orang yang tangannya pendek dapat menggunakan meja komputer dengan
nyaman. Berdasarkan hasil perhitungan standard deviasi di atas, selanjutnya
dilakukan perhitungan panjang meja komputer dengan nilai persentil 5%
Prt panjang meja komputer = - P5 (SD)
= 170,45 - 1,645 (1,36)
= 170,45 – 2,23 = 168,22 cm ≈ 168 cm
Jadi ukuran tinggi meja komputer adalah 168 cm
• Menentukan lebar meja komputer
Dari perhitungan uji keseragaman data (Jjt) diperoleh nilai = 61,62 cm dan
σx = 3,89 cm. Selanjutnya untuk menentukan lebar meja komputer digunakan
jarak jangkauan tangan dengan persentil P5%, yang merupakan persentil kecil
dari populasi yang diukur dengan maksud agar orang yang ukuran tangannya
pendek dapat menggunakan meja komputer dengan nyaman. Berdasarkan
hasil perhitungan standard deviasi di atas, selanjutnya dilakukan perhitungan
lebar meja komputer dengan nilai persentil 5% sebagai berikut :
Jjt lebar meja komputer = - P5 (SD)
= 61,62 – 1,645 (3,89)
= 61,62 – 6,39 = 55,23 cm ≈ 55 cm
Jadi ukuran lebar meja komputer adalah 55 cm
• Menentukan tinggi meja komputer.
Dari perhitungan uji keseragaman data (Tsd) diperoleh nilai = 70,62 cm dan
σx = 1,38 cm. Selanjutnya untuk menentukan tinggi meja komputer digunakan
tinggi siku pada posisi duduk dengan persentil P50%, yang merupakan persentil
rata-rata dari populasi yang diukur dengan maksud agar orang yang pendek
bisa menyesuaikan yang tinggi agar dapat menggunakan meja komputer
selanjutnya dilakukan perhitungan tinggi meja komputer dengan nilai persentil
50% sebagai berikut :
Tsd tinggi meja komputer = + Nilai Toleransi
= 70,62 + 5 cm
= 75,62 cm ≈ 76 cm
Jadi ukuran tinggi meja komputer adalah 76 cm
• Menentukan ukuran tempat LCD
a. Tinggi tempat LCD
Untuk menentukan tinggi LCD diambil dari ukuran LCD yaitu 24 cm.
b. Panjang tempat LCD
Untuk menentukan panjang LCD diambil dari ukuran LCD yaitu 39 cm.
c. Lebar tempat LCD
Untuk menentukan lebar LCD diambil dari ukuran LCD yaitu 9 cm.
• Menentukan tempat CPU.
a. Tinggi tempat CPU
Untuk menentukan tinggi CPU diambil dari ukuran CPU yaitu 40 cm.
b. Lebar tempat CPU
Untuk menentukan panjang CPU diambil dari ukuran CPU yaitu 20 cm.
• Menentukan tempat pembatas kaki.
a. Tinggi pembatas kaki.
Untuk menentukan tinggi pembatas kaki diambil dari ukuran pembatas kaki
b. Panjang pembatas kaki
Untuk menentukan panjang pembatas kaki diambil dari ukuran pembatas
kaki yaitu 60 cm.
• Menentukan tebal meja dan kaki meja yaitu sebesar 2 cm.
4.2.4 Perancangan dan Pengembangan Produk
Ukuran dari produk desain meja komputer direkomendasikan sebagai
berikut :
Panjang meja = 168 cm Tinggi tempat CPU = 40 cm
Lebar meja = 55 cm Lebar tempat CPU = 20 cm
Tinggi meja = 76 cm Tinggi pembatas kaki = 15 cm
Tinggi tempat LCD = 24 cm Panjang pembatas kaki = 73 cm
Panjang tempat LCD = 39 cm Tebal dan lebar kaki meja = 2 cm
Tebal tempat LCD = 9 cm
4.2.5 Gambar Desain Pr oduk
4.3 Perbandingan Desain Meja Komputer Awal dan Usulan
Adapun perbandingan antara desain meja komputer awal dan meja
komputer usulan dapat dilihat di bawah ini :
a. Meja Komputer awal
Meja komputer awal dapat di perlihatkan pada Gambar 4.5 berikut :
Gambar 4.5 Meja Komputer Awal.
Tabel 4.4 Kuisioner Hasil Uji Coba Meja Komputer Awal
No VARIABEL KRITERIA TOTAL
SS S C TS STS
1. Tinggi meja komputer. - - 2 26 12 40
2. Lebar meja komputer. - - - 12 28 40
3. Panjang meja komputer. - - 2 18 20 40
4. Meja komputer bisa digunakan
sebagai meja belajar. - - 1 30 9 40
5. Tempat keyboard dan mouse. - - 1 28 11 40
Keterangan :
1. Sangat Sesuai (SS) 4. Tidak Sesuai (TS)
2. Sesuai (S) 5. Sangat Tidak Sesuai (STS) 3. Cukup (C)
b. Meja komputer usulan
Adapun gambar teknik untuk meja komputer usulan dapat dilihat pada gambar
4.4 dibawah ini:
Tabel 4.5 Kuisioner Hasil Uji Coba Meja Komputer Usulan
No VARIABEL KRITERIA TOTAL
SS S C TS STS
1. Tinggi meja komputer. 24 16 - - - 40
2. Lebar meja komputer. 32 8 - - - 40
3. Panjang meja komputer. 18 20 2 - - 40
4. Meja komputer bisa digunakan
sebagai meja belajar. 22 18 - - - 40
5. Tempat keyboard dan mouse. 27 13 - - - 40
TOTAL 123 75 2 - - 200
Keterangan :
1. Sangat Sesuai (SS) 4. Tidak Sesuai (TS)
2. Sesuai (S) 5. Sangat Tidak Sesuai (STS) 3. Cukup (C)
c. Perbandingan antara meja komputer awal dan meja komputer usulan.
Berdasarkan dari kuisioner hasil uji coba meja komputer yang dilakukan dari
40 responden, maka didapat hasil kuisioner meja komputer awal, yang
mempunyai kriteria jawaban cukup sebanyak 6 jawaban, tidak sesuai
kuisioner meja komputer usulan mempunyai kriteria jawaban sangat sesuai
sebanyak 123 jawaban, sesuai sebanyak 75 jawaban, cukup sebanyak 2
jawaban.
4.4 Hasil dan Pembahasan
Hasil yang dapat di ambil dari perhitungan data dimensi tubuh dan dari
hasil uji kuisioner perancangan meja komputer agar menjadi ergonomis lebih
nyaman untuk digunakan adalah sebagai berikut:
1. Meja komputer awal diperlihatkan pada Gambar 4.5 di bawah ini.
Adapun ukuran meja komputer awal adalah panjang = 175 cm, lebar = 40 cm,
dan tinggi = 75 cm. Meja komputer merk AZTEC yang ada saat ini, pada saat
menggunakannya, pengguna meja komputer tersebut harus merunduk untuk
melihat monitor karena monitor berada di bawah meja yang menyebabkan
terasa sakit pada leher dan punggung apabila terlalu lama menggunakan meja
komputer tersebut disamping itu pula pengguna meja komputer harus menarik
laci keyboard terlebih dahulu sehingga posisi duduk pengguna meja komputer
akan lebih jauh untuk meraih mouse, jika orang yang menggunakan meja
tergolong pendek, maka pengguna cenderung kesusahan dalam meraih
mouse. Hal tersebut juga di perkuat oleh hasil kuisioner meja komputer awal,
bahwa, cukup sebanyak 6 jawaban, tidak sesuai sebanyak 114 jawaban,
sangat tidak sesuai sebanyak 80 jawaban. Maka berdasarkan perbandingan
kriteria hasil responden di atas, desain meja komputer awal mempunyai
disimpulkan bahwa desain meja komputer awal adalah meja komputer yang
tidak ergonomis.
2. Meja komputer usulan diperlihatkan pada Gambar 4.4 di bawah ini.
Berdasarkan hasil perhitungan penentuan ukuran panjang meja komputer
adalah 168 cm, lebar meja komputer 55 cm, tinggi meja komputer 76 cm,
tinggi tempat LCD 24 cm, panjang tempat LCD 39 cm, tebal tempat LCD 9
cm, tinggi tempat CPU 40 cm, lebar tempat CPU 20 cm, tinggi pembatas kaki
15 cm, panjang pembatas kaki adalah 73 cm, tebal dan lebar kaki meja 2
cm.Jadi pengguna meja komputer usulan tidak perlu merunduk untuk melihat
monitor karena monitor berada di atas meja sehingga leher tidak terasa sakit
apabila terlalu lama memakai meja komputer tersebut disamping itu pula
pengguna meja komputer tidak perlu menarik laci keyboard terlebih dahulu
sehingga posisi duduk pengguna meja komputer akan lebih dekat untuk
meraih mouse, jika orang yang menggunakan meja tergolong pendek, maka
pengguna cenderung lebih mudah dalam meraih mouse. Dan layar LCD bisa
disimpan apabila tidak digunakan sehingga meja komputer bisa digunakan
untuk meja belajar. Hal tersebut juga di perkuat oleh hasil kuisioner meja
komputer usulan sangat sesuai sebanyak 123 jawaban, sesuai sebanyak 75
jawaban, cukup sebanyak 2 jawaban. Maka berdasarkan perbandingan
kriteria hasil responden di atas, desain meja komputer usulan mempunyai
kriteria sangat sesuai dan sesuai paling banyak, jadi dapat disimpulkan bahwa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari perhitungan data dimensi tubuh dan
dari hasil uji kuisioner perancangan meja komputer agar menjadi ergonomis lebih
nyaman untuk digunakan adalah sebagai berikut:
• Berdasarkan hasil perhitungan penentuan ukuran yaitu panjang adalah 168 cm,
lebar 55 cm, tinggi 76 cm, tinggi tempat LCD 24 cm, panjang tempat LCD 39
cm, tebal tempat LCD 9 cm, tinggi tempat CPU 40 cm, lebar tempat CPU 20
cm, tinggi pembatas kaki 15 cm, panjang pembatas kaki adalah 73 cm, tebal
dan lebar kaki meja 2 cm.
• Berdasarkan kriteria hasil responden meja komputer usulan yang memiliki
lima variabel didapat hasil sangat sesuai sebanyak 123 jawaban, sesuai
sebanyak 75 jawaban, cukup sebanyak 2 jawaban yang ditinjau dari kelima
variabelnya, jadi dapat disimpulkan bahwa desain meja komputer usulan
5.2 Sar an
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini antara lain adalah:
Bagi para pembaca terutama produsen meja hendaknya menerapkan hasil
penelitian ini, baik itu dimensi atau ukuran meja sebagai acuan atau standard
ukuran, maupun tambahan fungsi pada meja, dan hendaknya untuk penelitian
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah... 2
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Asumsi ... 3
1.5 Tujuan ... 3
1.6 Manfaat ... 4
1.7 Sistematika Penulisan Laporan ... 4
BAB IITINJ AUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Definisi Perancangan dan Pengembangan Produk. ... 6
2.1.1 Perancangan Produk. ... 6
2.1.2 Pengembangan Produk... 8
2.2 Ergonomi ... 9
2.2.1 Sejarah dan Perkembangan Ergonomi ... 9
2.2.2 Definisi Ergonomi ... 11
2.3 Anthropometri ... 13
2.3.1 Definisi Anthropometri ... 13
2.3.2 Data Anthropometri dan Cara Pengukurannya ... 15
2.3.3 Aplikasi Distribusi Normal dan Persentil Dalam Penetapan Data Anthropometri ... 24
2.4 Meja Komputer ... 27
2.5 Pengujian Data ... 27
2.5.1 Uji Keseragaman Data ... 27
2.5.2 Uji Kecukupan Data ... 29
2.6 Penelitian Terdahulu ... 30