• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN MEJA KOMPUTER YANG ERGONOMIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN MEJA KOMPUTER YANG ERGONOMIS."

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH :

AGUS MAHARDIK A

0932010012

J URUSAN TEKNIK I NDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

berkenan memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul :

PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN MEJ A KOMPUTER YANG ERGONOMIS

Penyusunan tugas akhir ini guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri pada Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Soemargono, SU, selaku Wakil Rektor I UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Ir. Effi Damaijati, MS, selaku Wakil Rektor II UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Ec. Patrap Wiprapto, MS, selaku Wakil Rektor III UPN “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.

6. Bapak Ir. Mutasim Billah, MS, selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.

(3)

“Veteran” Jawa Timur dan Dosen pembimbing II, yang telah membimbing sampai terselesaikannya laporan TA ini.

10. Ibu Enny Ariyani, ST. MT, selaku Dosen pembimbing I dan kepala Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonmi yang selalu membimbing hingga terselesaikannya laporan TA ini.

11. Bapak/Ibu Dosen penguji dan Dosen pengajar Jurusan Teknik Industri yang telah memberikan ilmu pengetahuan, wawasan, nasihat dan masukan yang berguna bagi penulis mulai dari kuliah hingga seminar dan Ujian Lisan. 12. Seluruh Staff UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah melayani kebutuhan

mahasiswa dengan baik.

13. Orang tua yang selalu mendukung dan memberi do’a kepada penulis agar tugas akhir ini bisa selesai.

14. Teman-teman seperjuangan yang telah menemani, membantu dan memberi dukungan baik secara moral maupun finansial.

15. Dan buat semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan TA ini.

Surabaya, 14 Juni 2013

(4)

Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Jl. Rungkut Madya Surabaya 60294

Email : mahardikaagus08@gmail.com

Abstrak

Seiring dengan perkembangan jaman suatu produk akan selalu mengalami inovasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Keberhasilan industri dalam menghadapi persaingan ditentukan oleh keberhasilan dalam merancang dan mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan kecepatan industri tersebut dalam beradaptasi/merespon perubahan keinginan konsumennya.

Saat ini meja komputer merupakan salah satu alat bantu yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang/pengguna komputer. Namun pada kenyataanya meja komputer merk AZTEC yang ada saat ini, salah satunya monitor berada di bawah meja yang menyebabkan terasa sakit pada leher dan punggung apabila terlalu lama menggunakannya meja komputer. Sedangkan dalam ilmu ergonomi, posisi kerja yang benar ialah posisi tubuh tetap tegak agar kerangka tubuh dapat menopang tubuh dengan tepat.

Tujuan dalam penelitian ini adalah melakukan perancangan meja komputer yang ergonomis sehingga mampu memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaannya. Untuk itu digunakan metode Antropometri.

Berdasarkan hasil perhitungan penentuan ukuran yaitu panjang adalah 168 cm, lebar 55 cm, tinggi 76 cm, tinggi tempat LCD 24 cm, panjang tempat LCD 39 cm, tebal tempat LCD 9 cm, tinggi tempat CPU 40 cm, lebar tempat CPU 20 cm, tinggi pembatas kaki 15 cm, panjang pembatas kaki adalah 73 cm, tebal dan lebar kaki meja 2 cm.

(5)

Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Jl. Rungkut Madya Surabaya 60294

Email : mahardikaagus08@gmail.com

Abstract

Along with the development of a product will always have innovation in accordance with the needs of its users. The success of the industry in the face of competition is determined by the success in designing and developing products that conform to the wishes of consumers and the industry in adapting speed/response to changing consumer desires.

Nowadays computer desk is one of the tools that are needed by many people/users computer. But the fact AZTEC computer desk brands available today, one of which monitor was under the table which causes pain in the neck and back when too old to use desk computer. While the science of ergonomics, work position is correct body position in order to remain upright body frame can support the body properly.

The purpose of this research is to design an ergonomic computer desk so as to provide ease and comfort of use. Anthropometric methods used to it. Anthropometry can be expressed as a study related to the measurement of human body dimensions.

Based on the calculation determining the size of length is 168 cm, width 55 cm, height 76 cm, height 24 cm LCD, LCD place 39 cm long, 9 cm thick LCD spot, where the CPU 40 cm high, 20 cm width of the CPU, the high limiting leg 15 cm, length was 73 cm barrier leg, table legs thick and 2 cm wide.

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam zaman kemajuan teknologi yang lebih mempermudahkan kerja

maupun aktifitas manusia telah bermunculan peralatan ciptaan baru yang

mempunyai daya guna lebih dari pada dasar kemampuan sebelumnya. Hal ini

ditunjang pula dengan ketersediaan alat penunjang untuk pembuatan dan semakin

kompleksnya kebutuhan manusia akan sebuah kemudahan.

Dalam menggunakan suatu produk, pengguna akan selalu mencari yang

lebih praktis dalam penggunaannya, karena hal ini akan sangat meringankan

beban pengguna dalam menggunakannya. Seiring dengan perkembangan jaman

suatu produk akan selalu mengalami inovasi sesuai dengan kebutuhan

penggunanya. Keberhasilan industri dalam menghadapi persaingan ditentukan

oleh keberhasilan dalam merancang dan mengembangkan produk yang sesuai

dengan keinginan konsumen dan kecepatan industri tersebut dalam beradaptasi /

merespon perubahan keinginan konsumennya.

Meja komputer merupakan salah satu alat bantu yang cukup praktis dalam

penggunaan maupun sebagai wadah bagi komputer itu sendiri. Namun pada

kenyataanya meja komputer merk AZTEC yang ada saat ini, pada saat

menggunakannya, pengguna meja komputer tersebut harus merunduk untuk

melihat monitor karena monitor berada di bawah meja yang menyebabkan terasa

(7)

tersebut disamping itu pula pengguna meja komputer harus menarik laci keyboard

terlebih dahulu sehingga posisi duduk pengguna meja komputer akan lebih jauh

untuk meraih mouse, jika orang yang menggunakan meja tergolong pendek, maka

pengguna cenderung kesusahan dalam meraih mouse. Sedangkan dalam ilmu

ergonomi, posisi kerja yang benar ialah posisi tubuh tetap tegak agar kerangka

tubuh dapat menopang tubuh dengan tepat.

Dari permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian yang bertujuan

untuk merancang dan mengembangkan produk inovasi meja komputer yang

ergonomis sehingga memiliki kenyamanan dalam penggunaannya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang

dihadapi, yaitu :

“Bagaimana merancang meja komputer yang ergonomis dari yang sudah

ada saat ini ?”

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian hanya membahas desain meja komputer yang bersifat multifungsi,

untuk meja belajar dan meja kerja.

2. Pengukuran antropometri hanya digunakan pada ukuran meja.

3. Data antropometri disesuaikan dengan masyarakat Indonesia yaitu mahasiswa

(8)

4. Peneliti tidak membahas nilai biaya dan nilai estetika dari meja komputer.

5. Meja komputer yang digunakan sebagai pembanding adalah merk AZTEC.

6. Persentil yang digunakan adalah persentil 5% dan 50%.

7. Tingkat keyakinan 95% dan tingkat ketelitian 5%.

8. Layar LCD yang digunakan adalah merk BENQ.

9. Kursi yang digunakan adalah kursi lipat merk SANKIN.

1.4 Asumsi

Adapun asumsi–asumsi digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kondisi pengguna diukur dalam keadaan baik.

2. Desain disesuaikan dengan permasalahan yang ada dan kebutuhan

penggunanya.

3. Tidak terdapat kelalaian dalam melakukan pengukuran data anthropometri.

4. Jumlah pengguna yang diukur dapat mewakili semua pengguna meja

komputer.

5. Meja komputer yang dirancang dan dibuat ini bisa digunakan untuk

mahasiswa, Penelitian ini dilakukan di lingkungan Teknik Industri UPN

“Veteran” Jawa Timur.

1.5 Tujuan

Melakukan perancangan meja komputer yang ergonomis sehingga mampu

(9)

1.6 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dengan melakukan penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti.

Sebagai latihan untuk menerapkan teori yang diberikan dibangku kuliah dalam

permasalahan nyata diperusahaan.

2. Bagi Pengguna (penguna meja komputer).

Memberikan kemudahan dan kenyamanan serta mengurangi efek kelelahan

dalam melakukan kegiatan menulis dan penggunaan komputer.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan.

Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah sejenis

dengan penulisan ini, khususnya tentang faktor-faktor yang dominan terhadap

perancangan dan pengembangan produk sehingga masih dapat dikembangkan

dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

1.7 Sistematika Penulisan Laporan

Pada dasarnya sistematika penyusunan adalah suatu hal yang sangat

diperlukan dalam pembuatan karya tulis karena sistematika penyusunan memuat

seluruh isi karya tulis secara berurutan sehingga dapat terlihat dengan jelas

mengenai masalah-masalah yang dibahas. Dalam hal ini makalah skripsi yang

dibuat oleh penyusun adalah membahas mengenai hal-hal sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan secara umum mengenai latar belakang, tujuan ruang

(10)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan teori-teori mengenai obyek produk yaitu, teori

mengenai ergonomi dan desain perancangan produk.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan mengenai lokasi penelitian, metode pengupulan data

dan langkah pemecahan masalah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Menjelaskan pengumpulan data dan perancangan meja komputer yang

ergonomis dan multifungsi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan terhadap permasalahan yang telah dibahas

serta memberikan saran yang bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

(11)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Perancangan dan Pengembangan Produk.

2.1.1 Perancangan Pr oduk.

Kesejahteraan dan kualitas hidup manusia yang telah mencapai tingkat

yang tinggi saat ini, sebagian besar adalah akibat diciptakan, dibuat dan

dimanfaatkannya berbagai produk dan jasa yang tak terhitung macam dan

jumlahnya oleh para insinyur dan ahli-ahli teknik lainnya. Kontribusi para ahli

teknik dalam meningkatkan kesejahteraan manusia tersebut adalah dalam kegiatan

mencipta, merancang dan membuat produk dan jasa yang berguna bagi manusia

karena meringankan beban hidupnya dan membuat hidup lebih nyaman. Produk

dan jasa tersebut juga harus memenuhi beberapa persyaratan modern seperti tidak

merusak lingkungan, hemat energi dan lain sebagainya.

Perancangan Merupakan kegiatan awal dari usah merealisasikan suatu

produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah

perancangan selesai maka kegiatan yang menyusul adalah pembuatan produk.

Kedua kegiatan tersebut dilakukan dua orang atau dua kelompok orang dengan

keahlian masing-masing, yaitu perancangan dilakukan oleh tim perancang dan

pembuatan produk oleh tim kelompok pembuatan produk.

1. Perancangan dan penjelasan tugas

Tugas fase ini adalah menyusun spesifikasi produk yang mempunyai fungsi

(12)

Produk ini dengan fungsi khusus dan karakteristik tertentu tersebut

merupakan olahan hasil survei bagian pemasaran atau atas permintaan

segmen pasar.

2. Perancangan Konsep Produk

Berdasarkan spesifikasi prosuk hasil fase pertama, dicarilah beberapa konsep

produk yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi

tersebut. Konsep produk biasanya berupa gambar sketsa atau gambar skema

sederhana.

3. Perancangan bentuk produk (embodiment desaign)

Pada fase perancangan bentuk ini, konsep produk “diberi bentuk”, yaitu

komponen-komponen konsep produk yang dalam gambar skema atau gambar

sketsa masih berupa garis atau batang saja, kini harus diberi bentuk

sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut secara bersama

menyusun bentuk produk, sehingga produk dapat melakukan fungsinya.

4. Perancangan Detail

Pada fase detail, maka susunan komponen produk, bentuk, dimensi,

kehalusan permukaan, material dari setiap komponen produk ditetapkan.

Demikian juga kemungkinan cara pembuatan setiap produk diselesaikan dan

perkiraan biaya sudah dihitung. Hasil fase ini adalah gambar rancangan

lengkap dan spesifikasi produk pembuatan.

Dalam bentuk yang paling sederhana, hasil rancangan dapat berupa sebuah

(13)

produk adalah si perancang sendiri, maka sketsa atau gambar yang dibuat cukup

sederhana saja asalkan dapat dimengertinya sendiri.

2.1.2 Pengembangan Produk.

Pengembangan produk merupakan usaha meningkatkan mutu dari barang

atau jasa dan penemuan barang atau jasa baru yang akan menambah kepuasan

konsumen. Dari pengertian pengembangan produk tersebut tampak sekali bahwa

segala bentuk barang dan jasa yang dihasilkan selalu berkaitan dengan kepuasan

konsumen. Agar proses pengembangan produk dapat berjalan secara tepat dan

akurat yang sesuai dengan keinginan konsumen dalam menunjang kelancaran

usaha pada perusahaan maka diperlukan suatu biaya yang maksimal, sehingga ada

pemisahan yang jelas antara biaya pengembangan produk dengan biaya volume

penjualan.

Tujuan perusahaan dalam mengembangkan produk adalah agar dapat

memenangkan persaingan terhadap barang sejenis, sehingga volume penjualan

dan laba perusahaan dapat meningkat serta perusahaan dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya dan dapat memperluas usahanya. Pengembangan produk

dapat pula dilakukan dengan cara memperbaiki produk yang sudah ada

(modifikasi produk), perbaikan produk yang sudah ada dilakukan dengan cara:

perbaikan mutu/kualitas, perbaikan segi/feature baru, dan perbaikan corak/motif.

Disamping menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

(14)

2.2 Ergonomi

2.2.1 Sejar ah dan Per kembangan Ergonomi

Istilah "ergonomi" mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas

yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya.

Beberapa kejadian penting diilustrasikan sebagai berikut:

1. C.T. Thackrah, England., 1831.

Thackrah adalah seorang dokter dari Inggris/England yang meneruskan

pekerjaan dari seorang Italia bernama Ramazzuu, dalam serangkaian kegiatan

yang berhubungan dengan lingkungan kerja yang tidak nyaman yang dirasakan

oleh para operator ditempat kerjanya. la mengamati postur tubuh pada saat

bekerja sebagai bagian dari masalah kesehatan. Pada saat itu Thackrah

mengamati seorang penjahit yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi,

meja yang kurang sesuai secara anthropometri, serta pencahayaan yang tidak

ergonomis sehingga mengakibatkan membungkuknya badan dan iritasi indera

penglihatan. Disamping itu juga mengamati para pekerja yang berada pada

lingkungan kerja dengan temperatur tinggi, kurangnya ventilasi, jam kerja yang

panjang, dan gerakan kerja yang berulang-ulang (repetitive work).

2. F. W. Taylor, U.S.A., 1898.

Frederick W. Taylor adalah seorang insinyur Amerika yang menerapkan

metoda ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu

pekerjaan. Beberapa metodanya merupakan konsep ergonomi dan manajemen

(15)

3. F .B. Gilberth, U.S.A., 1911.

Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam hal ini lebih

mendetail dalam Analisa Gerakan dibandingkan dengan Taylor. Dalam

bukunya Motion Study yang diterbitkan pada tahun 1911 ia menunjukkan

bagaimana postur membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem

meja yang dapat diatur naik-turun (adjustable).

4. Badan Penelitian untuk Kelelahan Industri (Industrial Fatigue Research Board),

England, 1918.

Badan ini didirikan sebagai penyelesaian masalah yang terjadi di pabrik

amunisi pada Perang Dunia Pertama. Mereka menunjukkan bagaimana output

setiap harinya meningkat dengan jam kerja per hari-nya yang menurun.

Disamping itu mereka juga mengamati waktu siklus optimum untuk sistem

kerja berulang (repetitive work systems) dan menyarankan adanya variasi dan

rotasi pekerjaan.

5. E. Mayo dan teman-temannya, U.S.A., 1933.

Elton Mayo seorang warga negara Australia, memulai beberapa studi di suatu

Perusahaan Listrik yaitu Western Electric Company, Hawthorne,Chicago.

Tujuan studinya adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh dari variabel fisik

seperti misalnya pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor

efisiensi dari para operator kerja pada unit perakitan.

6. Perang Dunia Kedua, England dan U.S.A.

Masalah operasional yang terjadi pada peralatan militer yang berkembang

(16)

kelompok interdisiplin ilmu secara bersama-sama sehingga mempercepat

perkembangan ergonomi pesawat terbang. Masalah yang ada pada saat itu

adalah penempatan dan identifikasi untuk pengendali pesawat terbang,

efektifitas alat peraga (display), handel pembuka, ketidaknyamanan karena

terlalu panas atau terlalu dingin, desain pakaian untuk suasana kerja yang

terlalu panas atau terlalu dingin dan pengaruhnya pada kinerja operator.

7. Pembentukan Kelompok Ergonomi.

Pembentukan Masyarakat Peneliti Ergonomi (the Ergonomics Research

Society) di England pada tahun 1949 melibatkan beberapa profesional yang

telah banyak berkecimpung dalam bidang ini. Hal ini menghasilkan jurnal

(majalah ilmiah) pertama dalam bidang Ergonomi pada Nopember 1957.

Perkumpulan Ergonomi Internasional (The International Ergonomics

Association) terbentuk pada tahun 1957, dan The Human Faktors Society di

Amerika pada tahun yang sama. Di samping itu patut diketahui pula bahwa

Konperensi Ergonomi Australia yang pertama diselenggarakan pada tahun

1964, dan hal ini mencetuskan terbentuknya Masyarakat Ergonomi Australia

dan New Zealand (The Ergonomics Society of Australia and New Zealand).

2.2.2 Definisi Ergonomi

Ergonomi atau ergonomics (bahasa inggrisnya) sebenarnya berasal dari

kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan

demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari

manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Istilah ergonomi lebih populer

(17)

dengan human factors engineering atau human engineering. Demikian pula ada

banyak istilah lainnya yang secara praktis mempunyai maksud yang sama seperti

Biomechanis.Bio-technology, Engineering Psychology atau Arbeltswissensschaft

(Jerman). Disiplin ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari

kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk

buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas

kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang pada saat berhadapan

dengan keadaan lingkungan system kerjanya yang berupaperangkat keras (mesin,

peralatan kerja dll) dan atau perangkat lunak (metode kerja, system dan prosedur,

dll). Dengan demikian terlihat jelas bahwa ergonomi adalah suatu keilmuan yang

multidisplin, karena disini akan mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu

kehayatan (kedokteran, biologi) ilmu kejiwaan (psikologi) dan kemasyarakatan

(sosiologi). Pada prinsipnya disiplin ergonomi akan mempelajari apa akibat-akibat

jasmani, kejiwaan dan sosial dari teknologi dan produk-produknya terhadap

manusia melalui pengetahuan-pengetahuan tersebut pada jenjang mikro maupun

makro. Karena yang dipelajari adalahdampak dari teknologi dan

produk-produknya, makapengetahuan yang khusus dipelajari berkaitan engan

Biomekanika, Anthropometri teknik, Teknologi produksi, Lingkungan fisik

(temperature, pencahayaan, dsb) dan lain-lain.

Maksud dan tujuan dari disiplin ergonomi ialah untuk mendapatkan suatu

pengetahuanyang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia

dengan teknologi dan produk-produknya, sehingga dimungkinkan adanya suatu

(18)

disiplin ergonomic melihat permasalahan interaksi tersebut sebagai suatu system

dengan pemecahan-pemecahan masalahnya melalui proses pendekatan system

pula.

Human engineering atau sering pula disebut ergonomi didefinisikan

sebagai perancangan “man-machine interface” sehingga pekerja dan mesin

(ataupun produk lainnya) bisa berfungsi lebih efektif dan efisien sebagai

sistemmanusia-mesin yang terpadu. Disiplin ini akan mencoba membawa ke arah

proses perancangan mesin yang tidak saja memiliki kemampuan produksi yang

lebih canggih lagi, melainkan juga memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan

dengan kemampuan dan keterbatasan manusia yang mengoperasikan mesin

tersebut. Tujuan pokoknya adalah terciptanya desain system manusia-mesin yang

terpadu sehingga efektifitas dan efisiensi kerja bisa tercapai secara optimal.

Berkaitan dengn perancangan stasiun kerja dalam industry, ada beberapa

aspek pendekatan ergonomis yang harus dipertimbangkan, antara lain :

a. Sikap dan posisi kerja

b. Kondisi Lingkungan Kerja.

c. Efisiensi Ekonomi Gerakan dan Pengaturan Fasilitas Kerja.

(Agung Kristanto, dkk, 2011)

2.3 Anthropometri

2.3.1 Definisi Anthropometr i

Menurut Sritomo Wignjosoebroto dalam bukunya istilah antropometri

(19)

Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan

dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan

memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar dsb.) berat dan lain-lain. Yang berbeda satu

dengan yang lainnya. Antropometri secara luasakan digunakan sebagai

pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (desain)

produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Data

antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luasantara lain

dalam hal :

1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll ).

2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan

sebagainya.

3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer

dll.

4. Perancangan lingkungan kerja fisik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan

menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk

yangdirancang dan manusia yang akan mengoperasikan / menggunakan produk

tersebut. Dalam kaitan ini maka perancangan produk harus mampu

mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan

produk hasil rancangannya tersebut. Secara umum sekurang - kurangnya 90 % -

95 % dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk

(20)

2.3.2 Data Anthropometr i dan Cara Pengukurannya

Manusia pada umumnya akan berbeda – beda dalam hal bentuk dan

dimensi ukuran tubuhnya. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi ukuran

tubuh manusia , yaitu (Stevenson, 1989; Nurmianto, 2003) :

1. Umur

Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar

seiring dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahiran sampai dengan

umur sekitar 20 tahunan. Dari suatu penelitian ysng dilakukan oleh A. F.

Roche dan G. H. Davila (1972) di USA diperoleh kesimpulan bahwa laki-laki

akan tumbuh dan berkembang naik sampai dengan usia 21,2 tahun, sedangkan

wanita 17,3 tahun. Meskipun ada 10 % yang masih terus bertambah tinggi

sampai usia 23,5 tahun (laki-laki) dan 21,1 tahun (wanita). Setelah itu, tidak

lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi

pertumbuhan menurun ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40

tahunan (Sritomo Wignjosoebroto, 1995).

2. Jenis kelamin (sex)

dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan

dengan wanita, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti pinggul,

dan sebagainya.

3. Suku bangsa (etnic)

Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnic akan memiliki karakteristik fisik

(21)

Barat pada umumnya mempunyai ukuran yang lebih besar daripada dimensi

tubuh suku bangsa negara Timur.

4. Keacakan / Random

Hal ini menjelaskan bahwa walaupun telah terdapat dalam satu kelompok

populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku atau bangsa, kelompok usia

dan pekerjaannya, namun masih akan ada perbedaan yang cukup signifikan antara berbagai macam masyarakat.

5. Jenis Pekerjaan

Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi

karyawan. Misalnya, buruh dermaga harus mempunyai postur tubuh yang

relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya.

Apalagi jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan militer.

6. Pakaian

Tebal tipisnya pakaian yang dikenakan, dimana faktor iklim yang berbeda akan

memberikan varisi berbeda-beda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi

pakaian. Dengan demikian dimensi tubuh orangpun akan berbeda dari satu

tempat dengan tempat yang lainnya.

7. Faktor Kehamilan

Kondisi semacam ini akan mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh khususnya

bagi perempuan. Hal tersebut jelas memerlukan perhatian khusus terhadap

(22)

8. Tubuh Cacat

Hal ini jelas menyebabkan perbedaan antara yang cacat dengan yang tidak

terhadap ukuran dimensi tubuh manusia.

9. Posisi tubuh (posture)

Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh

karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei

pengukuran.

Berkaitan dengan posisi tubuh manusia dikenal dua cara pengukuran, yaitu:

a. Antropometri Statis (Structural Body Dimensions).

Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standard dan tidak bergerak (tetap

tegak sempurna). Dimensi tubuh yang diukur meliputi berat badan, tinggi

tubuh, dalam posisi berdiri, maupun duduk, ukuran kepala, tinggi/panjang

lutut, pada saat berdiri/duduk, panjang lengan, dan sebagainya.

b. Antropometri Dinamis (Functional Body Dimensions).

Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi

melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang

harus diselesaikan (Sritomo Wignjosoebroto, 1995) .

Selanjutnya untuk memperjelas mengenai data antropometri yang tepat

diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja, diperlukan

pengambilan ukuran dimensi anggota tubuh. Penjelasan mengenai pengukuran

dimensi antropometri tubuh yang diperlukan dalam perancangan dijelaskan pada

(23)

Gambar 2.1. Antropometri untuk Perancangan Produk

Sumber: Sritomo Wignjosoebroto, 2003

Gambar 2.2. Antropometri Tinggi Badan Berdiri dan Duduk

(24)

Keterangan Gambar 2.1 di atas, yaitu:

1 : Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung

kepala).

2 : Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.

3 : Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.

4 : Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).

5 : Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam

gambar tidak ditunjukkan).

6 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat

sampai dengan kepala).

7 : Tinggi mata dalam posisi duduk.

8 : Tinggi bahu dalam posisi duduk.

9 : Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).

10 : Tebal atau lebar paha.

11 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.

12 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari

lutut betis.

13 : Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.

14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai dengan

paha.

15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk).

(25)

17 : Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam

gambar).

18 : Lebar perut.

19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam

posisi siku tegak lurus.

20 : Lebar kepala.

21 : Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.

22 : Lebar telapak tangan.

23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan

(tidak ditunjukkan dalam gambar).

24 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak.

25 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.

26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai

(26)

Tabel 2.1. Perkiraan Antrophometri Untuk Masyarakat Hongkong, Dewasa, Dapat Diekivalensikan Sementara Untuk Masyarakat Indonesia (Kesamaan Etnis Asia)

(mm)

No. Dimensi Tubuh Pria Wanita

5% X 95% S.D 105% X 195% S.D 1 Tinggi Tubuh Posisi Berdiri

Tegak 1.585 1.680 1.775 58 1.455 1.555 1.655 60 12 Jarak dari Lipat Lutut

(Popliteal) ke Pantat 405 450 495 26 385 435 485 29

13 Tinggi Lutut 450 495 540 26 410 455 500 27

14 Tinggi Lipat Lutut

(Popliteal) 365 405 445 25 325 375 425 29

23 Jarak Bentang dari Ujung

Jari tangan Kanan ke Kiri 1.480 1.635 1.790 95 1.350 1.480 1.610 80

24

Tinggi Pegangan Tangan (grip) pada Posisi tangan Vertikal ke atas & duduk

1.835 1.970 2.105 83 1.685 1.825 1.965 86

25

Tinggi Pegangan Tangan (grip) pada Posisi tangan Vertikal ke atas & duduk

(27)

Tabel 2.2. Antrophometri Masyarakat Indonesia Yang Didapat Dari Interpolasi Masyarakat British Dan Hongkong (Phesant, 1286) Terhadap Masyarakat

Indonesia (mm)

No. Dimensi Tubuh Pria Wanita

5% X 95% S.D 105% X 195% S.D 1 Tinggi Tubuh Posisi Berdiri

Tegak 1.532 1.632 1.732 61 1.464 1.563 1.662 60 12 Jarak dari Lipat Lutut

(Popliteal) ke Pantat 405 450 495 27 488 537 586 30

13 Tinggi Lutut 448 496 544 29 428 472 516 27

14 Tinggi Lipat Lutut

(Popliteal) 361 403 445 26 337 382 428 28

23 Jarak Bentang dari Ujung

Jari tangan Kanan ke Kiri 1.520 1.663 1.806 87 1.400 1.523 1.646 75

24

Tinggi Pegangan Tangan (grip) pada Posisi tangan Vertikal ke atas & duduk

1.795 1.923 2.051 78 1.712 1.841 1.969 79

25

Tinggi Pegangan Tangan (grip) pada Posisi tangan Vertikal ke atas & duduk

(28)

Tabel 2.3. Anthropometri Telapak Tangan Orang Indonesia (mm)

12 Lebar Telapak Tangan

(metacarpal) 74 81 88 4 68 73 78 3

13 Lebar Telapak Tangan

(sampai ibu jari) 88 98 108 6 82 89 96 4

14 Lebar Telapak Tangan

(minimum) 68 75 82 4 64 59 74 3

15 Tebal Telapak Tangan

(metacarpal) 28 31 34 2 25 27 29 1

16 Tebal Telapak Tangan

(sampai ibu jari) 41 48 47 2 41 44 47 2

17 Diameter Genggaman

(maksimum) 45 48 51 2 43 46 49 1

18 Lebar Maksimum (ibu

(29)

2.3.3 Aplikasi Distribusi Nor mal dan Per sentil Dalam Penetapan Data

Anthropometri

Data anthropometri diperlukan agar supaya rancangan suatu produk bisa

sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Ukuran tubuh yang

diperlukan pada hakekatnya tidak sulit diperoleh dari pengukuran secara

individual. Adanya variansi ukuran sebenarnya akan lebih mudah diatasi bilamana

kita mampu merancang produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat “mampu

suai” dengan suatu ukuran tertentu. Pada penetapan data anthropometri,

pemakaian distribusi normal akan umum diterapkan. Distribusi normal dapat

diformulasikan berdasarkan harga ratarata dan simpangan standarnya dari data

yang ada. Berdasarkan nilai yang ada tersebut, maka persentil (nilai yang

menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau di

bawah nilai tersebut) bisa ditetapkan sesuai tabel probabilitas distribusi normal.

Bilamana diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan 95% dari populasi

yang ada, maka diambil rentang 2,5th dan 97,5th percentile sebagai

batas-batasnya (Sritomo Wignjosoebroto, 1995).

Gambar 2.3. Distribusi Normal Yang Mengakomodasi 95% Dari Populasi

(30)

Disamping berbagai variasi, pola umum dari suatu distribusi data

anthopometrik, seperti juga data-data lain, biasanya dapat diduga dan diperkirakan

seperti pada distribusi Gaussian. Distribusi semacam itu, bila disajikan melalui

grafik dengan membandingkan kejadian yang muncul terhadap besaran, biasanya

berbentuk kurva simetris atau berbentuk lonceng. Ciri umum kurva berbentuk

lonceng tersebut adalah besarnya prosentase pada bagian tengah dengan sediki

saja perbedaan yang mencolok pada bagian ujung dari skala grafik tersebut.

Secara statistik sudah diperlihatkan bahwa data hasil pengukuran tubuh

manusia pada berbagai populasi akan terdistribusi dalam grafik sedemikian rupa

sehingga data-data yang bernilai kurang lebih sama akan terkumpul di bagian

tengah grafik. Sedangkan data-data dengan nilai penyimpangan yang ekstrim akan

terletak pada ujung-ujung grafik. Telah disebutkan pula bahwa merancang untuk

kepentingan keseluruhan populasi sekaligus merupakan hal yang tidak praktis.

Oleh karena itu sebaiknya dilakukan perancangan dengan tujuan dan data yang

berasal dari segmen populasi dibagian tengah grafik. Jadi merupakan hal logis

untuk mengesampingkan perbedaan yang ekstrim pada bagian ujung grafik dan

hanya menggunakan segmen terbesar yaitu 90% dari kelompok populasi tersebut.

Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean (rata-rata)

dan SD (standar deviasi). Sedangkan persentil adalah suatu nilai yang menyatakan

bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan

atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya: 95% populasi adalah sama dengan

atau lebih rendah dari 95 persentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau

(31)

Tabel 2.4. Macam Persentil Dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi Normal

Percentile Perhitungan

1-st X 2,235σx

2,5-th X 1,96σx

5-th X 1,645σx

10-th X 1,28σx

50-th X

90-th X +1,28σx

95-th X +1,645σx

97,5-th X +1,96σx

99-th X +2,235σx

Sumber: Sritomo Wignjosoebroto, 1995

Keterangan Tabel 2.4. di atas, yaitu:

x = mean data

σ = standar deviasi dari data x

Pada pengolahan data anthropometri yang digunakan adalah data

anthropometri hasil pengukuran dimensi tubuh manusia yang berkaitan dengan

dimensi dari perancangan fasilitas kerja.

Sedangkan pada penentuan dimensi rancangan fasilitas kerja perakitan

dibutuhkan beberapa persamaan berdasarkan pendekatan anthropometri. Ini

(32)

Perhitungan nilai persentil 5 dan persentil 95 dari setiap jenis data yang

diperoleh, dilanjutkan dengan perhitungan untuk penentuan ukuran rancangan dan

pembuatan rancangan berdasarkan ukuran hasil rancangan. Menurut Sritomo

Wignjosoebroto (1995), untuk menghitung persentil 5 dan persentil 95

menggunakan rumus pehitungan yang terdapat pada tabel 2.1. sebelumnya.

P5 = x - 1,645 σ x

P50 = x

P95 = x + 1,645 σ x

2.4 Meja Komputer

Meja komputer merupakan salah satu alat bantu yang cukup praktis dalam

penggunaan maupun sebagai wadah bagi komputer itu sendiri. Namun pada

kenyataanya meja komputer merk AZTEC yang ada saat ini, pada saat

menggunakannya, pengguna meja komputer tersebut harus merunduk untuk

melihat monitor karena monitor berada di bawah meja yang menyebabkan terasa

sakit pada leher dan punggung apabila terlalu lama menggunakan meja komputer

tersebut.

2.5 Pengujian Data

2.5.1 Uji Keseragaman Data

Tes keseragaman data secara visual dilakukan secara sederhana mudah dan

cepat. Di sini kita hanya sekedar melihat data yang terkumpul dan seterusnya

(33)

ekstrim disini ialah data yang terlalu besar atau terlalu kecil dan jauh menyimpang

dari rata-ratanya. Data yang terlalu ekstrim ini sewajarnya kita buang jauh-jauh

dan tidak dimasukkan dalam perhitungan selanjutnya. Langkah pertama dalam uji

keseragaman data yaitu menghitung besarnya rata-rata dari setiap hasil

pengamatan, dengan persamaan berikut :

x = n

xi

Dimana:

x = Rata-rata data hasil pengamatan.

x = Data hasil pengukuran.

Langkah kedua adalah menghitung deviasi standar berikut:

= ∑( ) Dimana:

σ = Standar deviasi dari populasi.

n = Banyaknya jumlah pengamatan.

x = Data hasil pengukuran.

Langkah ketiga adalah menentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas

kontrol bawah (BKB) yang digunakan sebagai pembatas dibuangnya data ektrim

berikut :

BKA = X + kσ

BKB = X - kσ

Dimana:

(34)

σ = Standar deviasi dari populasi.

k = Koefisien indeks tingkat kepercayaan, yaitu:

Tingkat kepercayaan 0 % - 68 % harga k adalah 1.

Tingkat kepercayaan 69 % - 95 % harga k adalah 2.

Tingkat kepercayaan 96 % - 100 % harga k adalah 3.

2.5.2 Uji Kecukupan Data

Analisis kecukupan data dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah

data yang diambil sudah mencukupi denganmengetahui besarnya nilai N’. Apabila

N’ ≤ N maka data pengukuran dianggap cukup sehingga tidak perlu dilakukan

pengambilan data lagi. Sedangkan jika N’ > N maka data dianggap masih kurang

sehingga diperlukan pengambilan data kembali. Adapun tahapan dalam uji

kecukupan data adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan.

Tingkat ketelitian menunjukan penyimpangan maksimum hasil pengukuran

dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam persen.

Sedangkan tingkat keyakinan atau kepercayaan menunjukan besarnya

keyakinan atau kepercayaan pengukuran bahwa hasil yang diperoleh memenuhi

syarat tadi. Ini pun dinyatakan dalam persen. Jadi tingkat ketelitian 5% dan

tingkat keyakinan 95% memberi arti bahwa pengukuran membolehkan rata-rata

hasil pengukuranya menyimpang sejauh 5% dari rata-rata sebenarnya dan

kemungkinan berhasil mendapatkan hal ini adalah 95%. Atau dengan kata lain

berate bahwa sekurang-kurangnya 95 dari 100 harga rata-rata dari sesuatu yang

(35)

2. Pengujian Kecukupan Data.

Dimana:

N’ = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan.

x = Data hasil pengukuran.

s = Tingkat ketelitian yang dikehendaki (dinyatakan dalam desimal).

k = Harga indeks tingkat kepercayaan.

Setelah mendapatkan nilai N’ maka dapat diambil kesimpulan apabila N’≤

N maka data dianggap cukup dan tidak perlu dilakukan pengambilan data

kembali, tetapi apabila N’ > N maka data belum mencukupi dan perlu dilakukan

pengambilan data lagi.

2.6 Penelitian Terdahulu

Yang dijadikan landasan pada penelitian ini adalah :

1. ”The Development of Ergonomics Method : Pendekatan Ergonomi Menjawab

Probelamatika Industri” oleh : Sritomo Wignjosoebroto, Institut Teknologi

Sepuluh November. Pada penelitian tersebut menyatakan bahwa evaluasi

ergonomis dalam hal ini merupakan salah satu langkah pengujian agar sebuah

rancangan produk pada saat dioperasikan tidak saja mampu memberikan

(36)

keselamatan, kesehatan dan juga kenyamanan pada saat dioperasikan.

Akhirnya, rancangan produk yang ergonomis itu jelas akan mampu pula

meningkatkan nilai komersial dan daya saing produk.

2. “Perancangan meja dan kursi kuliah yang ergonomis di fakultas teknik UPN

VETERAN Jakarta” oleh :Nurfajriah Lilik Zulaihah, Unversitas Pembangunan

Nasional Jakarta. Pada penelitian tersebut diketahui hasil produk Meja

Komputer dengan desain yang menarik dan kuat untuk pemakaiannya serta

praktis untuk digunakan.

3. ”Perancangan Alat Permainan Untuk Pasien Pasca Stroke” oleh : Zaenal

Fanani Rosyada Dkk, Universitas Diponegoro, 2010. Pada penelitian tersebut

diketahui untuk menghasilkan alat yang merupakan pengembangan dari pin

boarda yang digunakan untuk menfasilitasi proses terapi untuk penderita pasca

stroke, dengan penambahan aspek tambahan sehingga pengguna merasa

nyaman dalam menggunakan alat tersbut.

4. “Perancangan Meja dan Kursi Anak Manggunakan Metode Quality Function

Deployment (QFD) Dengan Pendekatan Athropometri dan Bentuk Fisik

Anak” oleh : Denny Nurkertamnda, dkk, Universitas Diponegoro, 2006. Pada

penelitian tersebut dihasilkan rancangan menja dan kursi anak usia 4-6 tahun

yang sesu dengan data Athropometri anak dan bentuk fisik anak pada usia

tersbut sihingga kenyamann pada anak disaat belajar dan bermain

5. “Perancangan Meja dan Kursi Restoran Cepat Saji dengan Pendekatan

Ergonomis di Café GajahMada Mojokerto” oleh : Atim Puji Lesmono,

(37)

6. “Analisis Ergonomi Pada Proses Mesin Tenun Dengan Pendekatan

Subjektifitas Pada PT Industri Sandang Nusantaea Unit Makatea Makassar”,

Oleh : Hamdani Kubangun, Universitas Iqra Baru, 2010.

7. “Perancangan Meja dan Kursi yang Ergonomis Pada Stasiun Kerja

Pemotongan Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas”, Oleh : Agung

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan Teknik Industri UPN “Veteran”

Jawa Timur pada tanggal 15 Februari 2013 sampa dengan selesai.

3.2 Identifikasi Variabel

Adapun identifikasi variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas dalam

hal ini adalah meja komputer yang ergonomis.

2. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam

hal ini adalah dimensi yang akan digunakan dalam penelitian, antara lain:

1) Dimensi Tubuh Yang Bersesuaian.

Merupakan data primer yang didapatkan secara langsung melalui

pengukuran dimensi tubuh manusia (operator). Adapun pengukuran

dimensi tubuh yang bersesuaian adalah sebagai berikut :

a. Panjang rentang tangan ke samping : diukur dari ujung jari tangan kanan

sampai ujung jari tangan kiri (Prt).

b. Jarak jangkauan tangan pada posisi duduk tegak : diukur dari bahu

sampai dengan ujung jari telapak tangan yang terjangkau lurus kedepan

(39)

c. Tinggi siku dalam posisi duduk : diukur dari lantai sampai dengan ujung

siku dalam posisi duduk (Tsd)

2) Nilai Persentil.

Merupakan nilai yang menyatakan persentase tertentu dari suatu kelompok

populasi. Adapun persentil yang digunakan antara lain: P5, P50 dan P95.

3.3 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah

Langkah-langkah yang digunakan dalam pemecahan masalah dapat

digambarkan dalam flowchart sebagai berikut :

Mulai

Tidak Perumusan Masalah

Studi Lapangan Studi Pustaka

Tujuan Penelitian

Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data: Data Anthropometri

a. Panjang rentang tangan : diukur dari ujung jari kanan sampai ujung jari kiri dengan posisi tangan terbentang kesamping kanan dan kiri (PRT).

b. Jarak jangkauan tangan pada posisi duduk tegak : diukur dari bahu sampai dengan ujung telapak tangan yang terjangkau lurus kedepan (JJT).

c. Tinggi siku pada posisi duduk : diukur dari lantai sampai dengan ujung siku dalam posisi duduk (TSD).

(40)

Tidak

Tidak

Ya Ya A

Desain meja komputer awal Desain meja komputer usulan

(41)

Gambar 3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Penjelasan Langkah-langkah pemecahan masalah :

1. Mulai.

2. Studi Lapangan.

Penelitian dilakukan langsung di kampus.

3. Studi Pustaka.

Studi pustaka dilakukan untuk menambah bobot dan menunjang hasil

penelitian.

4. Identifikasi Masalah.

Identifikasi masalah dilakukan untuk menentukan masalah.

5. Perumusan Masalah.

Dilakukan untuk menentukan masalah yang akan diteliti.

Tidak

Ya C

Membandingkan desain meja komputer awal dengan desain meja komputer usulan

D E

Desain ergonomis ?

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

(42)

6. Tujuan Penelitian.

Selanjutnya dilakukan penetapan tujuan dari penelitian Tugas Akhir.

7. Identifikasi Variabel.

Menentukan variabel yang digunakan dalam penelitian.

8. Pengumpulan Data.

Melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan pengukuran terhadap

dimensi tubuh manusia.

9. Desain Meja Komputer Awal.

Mengamati desain dari meja komputer beserta dengan pengukuran untuk

ukuran dimensinya.

10. Gambar Desain Meja Komputer Awal.

Dari ukuran yang diperoleh pada desain meja komputer awal kemudian

digambar beserta ukurannya.

11. Desain Meja Komputer Usulan.

12. Uji Keseragaman Data.

Dilakukan untuk menetapkan data yang seragam untuk mengaplikasikannya

dapat digunakan peta kontrol. Melalui peta kontrol dapat terlihat apakah data

seragam atau tidak dan juga untuk mengetahui ada atau tidak ada data ekstrim.

Jika data ada yang tidak seragam maka data tersebut akan dibuang lalu sisa

data akan dilakukan uji kecukupan data.

13. Uji Kecukupan Data.

Dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah data yang diambil telah

(43)

Apabila data tidak mencukupi, maka harus dilakukan pendataan ( pengukuran)

ulang sampai data mencukupi.

15. Perancangan Desain Meja Komputer Usulan.

Dilakukan perancangan desain meja komputer dari ukuran yang sudah

ditetapkan.

16. Gambar desain Meja Komputer.

Dari desain Meja Komputer usulan dapat digambar beserta ukurannya dari

beberapa pandangan.

17. Pembuatan Meja Komputer usulan.

Dari gambar yang dihasilkan maka dilakukan proses pembuatan Meja

Komputer terbaru.

18. Uji coba pemakaian Meja Komputer usulan.

Setelah Meja Komputer jadi harus dilakukan proses uji coba pemakaian.

19. Ergonomis.

Apakah desain yang ada sudah sesuai dengan prinsip ergonomi, terutama dari

segi antropometri. Untuk mengetahui ergonomis atau tidak akan dibuatkan

kuisioner perbandingan produk awal dan produk usulan. Apabila sudah

ergonomis maka dilanjutkan ke pembahasan, apabila tidak ergonomis maka

kembali pada penentuan persentil.

20. Hasil dan Pembahasan.

(44)

21. Kesimpulan dan Saran.

Akan disimpulkan mengenai produk yang sudah dibuat dan beberapa saran

mengenai pembuatan produk.

(45)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

4.1.1 Data Dimensi Tubuh

Data pengukuran dimensi tubuh dari 35 orang untuk produk meja

komputer diperlihatkan pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Tabel Pengukuran Dimensi Tubuh

(46)

Tabel 4.1 Tabel Pengukuran Dimensi Tubuh

Sumber :Data Primer Dimensi Tubuh Mahasiswa Pengguna Meja komputer

Keterangan :

1. Prt = Panjang rentang tangan

2. Jjt = Jarak jangkauan tangan ke depan pada pisisi duduk tegak

3. Tsd = Tinggi siku dalam posisi duduk (dari lantai ke siku)

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data

yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi.

a. Panjang rentang tangan (Prt)

Dari Tabel 4.1 diperoleh nilai panjang jangkauan tangan ke samping (Prt)

untuk mencari nilai dan σx adalah sebagai berikut :

= ∑

=

.

= 170,45 cm

= ∑( )

= ( , ) ( , ) . . . ( , ) = 1,36 cm

Uji keseragaman data panjang rentang tangan (Prt) dengan tingkat kepercayaan

95%, maka k = 2,yaitu:

J umlah Or ang yang Diukur

Dimensi (cm)

Pr t J jt Tsd

33 171 65 69

34 172 67 71

35 168 57 73

(47)

CL = 170,45 cm

Gambar 4.1 Uji Keseragaman Panjang Rentang Tangan Ke Samping (Prt)

b. Jarak jangkauan tangan ke depan pada posisi duduk tegak (Jjt)

Dari Tabel 4.1 diperoleh nilai jarak jangkauan tangan ke depan pada posisi

duduk tegak (Jjt) untuk mencari nilai dan σx adalah sebagai berikut:

= ∑

=

. = 61,62 cm

= ∑( )

= ( , ) ( , ) . . . ( , ) = 3,89 cm

Uji keseragaman data jarak jangkauan tangan (Jjt) dengan tingkat kepercayaan

95%,maka k = 2,yaitu: 170172

168 173

(48)

CL = 61,62 cm

Gambar 4.2 Uji Keseragaman Jarak Jangkauan Tangan Ke Depan Pada Posisi Duduk Tegak (Jjt)

c. Tinggi siku pada posisi duduk (Tsd)

Dari Tabel 4.1 diperoleh nilai tinggi siku pada posisi duduk (Tsd) untuk

mencari nilai dan σx adalah sebagai berikut:

= ∑

=

= 70,62 cm

= ∑( )

= ( , ) ( , ) . . . ( , ) = 1,38 cm

Uji keseragaman data tinggi siku duduk (Tsd) dengan tingkat kepercayaan

(49)

CL = 70,62 cm

Gambar 4.3 Uji Keseragaman Tinggi Siku Pada Posisi Duduk (Tsd)

Dari perhitungan uji keseragaman masing-masing dimensi didapat hasil

pada dimensi Prt, Batas Kontrol Atas 174,53 cm, Batas Kontrol Bawah 166,37

cm, Central Line 170,45 cm, data minimal 168 cm, data maksimal 173 cm. Pada

dimensi Jjt, Batas Kontrol Atas 73,29 cm, Batas Kontrol Bawah 49,95 cm,

Central Line 61,62 cm, data minimal 58 cm, data maksimal 72 cm. Pada dimensi

Tsd, Batas Kontrol Atas 74,76 cm, Batas Kontrol Bawah 66,48 cm, Central Line

70,62 cm, data minimal 68 cm, data maksimal 73 cm. Secara visual dapat dilihat

pada peta kontrol bahwa tidak ada data yang berada diluar batas kontrol sehingga

data pengukuran dimensi tubuh mahasiswa dan pengguna meja komputer adalah

(50)

Tabel 4.2 Hasil Uji Keseragaman Data

Uji kecukupan data digunakan untuk menganalisa jumlah pengukuran

apakah sudah representative, dimana tujuannya membuktikan bahwa data sampel

yang diambil sudah dapat mewakili populasi.

Untuk uji kecukupan data digunakan tingkat ketelitian 5% dan tingkat

kelayakan 95% maka rumus uji kecukupan data adalah:

N’=

∑ (∑ )

Nilai k = 2 dan nilai s = 0,05

Jika, N’ ≤ N maka data sudah cukup untuk melakukan perancangan, jika

N’> N maka data belum cukup untuk melakukan perancangan.

• Pajang Rentang Tangan Ke Samping (Prt)

Data Panjang rentang tangan ke samping (Prt) dari Tabel 4.1 diperoleh nilai :

∑ X = 5.966

∑ X2 = 1.017.042

Maka : N’ = . ( ) ( ) = 0,14

Kesimpulan :

(51)

Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan

perancangan.

• Jarak jangkauan Tangan Ke Depan Pada Posisi Duduk (Jjt)

Data Jarak jangkauan tangan ke depan pada posisi duduk (Jjt) dari Tabel 4.1

diperoleh nilai :

∑ X = 2.157

∑ X 2 = 133.705

Maka : N’ = . ( ) ( ) = 7,57

Kesimpulan :

N’ = 7,57 ≤ N = 35

Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan

perancangan.

• Tinggi Siku Dalam Posisi Duduk (Tsd)

Data Tinggi siku dalam posisi duduk (Tsd) dari Tabel 4.1 diperoleh nilai :

∑ X = 2.472

∑ X2 = 174.692

Maka : N’ = . ( ) ( )

= 0,89

Kesimpulan :

N’ = 0,89 ≤ N = 35

Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan

(52)

Dari perhitungan uji kecukupan data yang diperoleh pada masing-masing

dimensi tubuh yang diukur, didapat nilai N’ dimensi Prt sebesar 0,14, dimensi Jjt

7,57, dimensi Tsd 0,89 dan nilai N adalah 35. Hasil perhitungan yang dilakukan

sudah cukup untuk melakukan perancangan karena analisa kecukupan data

dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah N’ ≤ N. Apabila N’≤ N maka data

pengukuran dianggap cukup sehingga tidak perlu dilakukan pengambilan data

lagi, Berdasarkan hasil uji kecukupan data yang diperoleh dari dimensi tubuh

yang diukur dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Hasil Uji Kecukupan Data

No Dimensi Tubuh N N' Keterangan

1 Panjang rentang tangan ke samping (Prt) 35 0,14 Data Cukup

2 Jarak jangkauan tangan pada posisi duduk (Jjt) 35 7,75 Data Cukup

3 Tinggi siku pada posisi duduk (Tsd) 35 0,89 Data Cukup

4.2.3 Menentukan Presentil

Berdasarkan data dimensi tubuh pemakai meja komputer yang diperoleh

selanjutnya ditentukan ukuran meja komputer dengan penyesuaian persentil.

• Menentukan panjang meja komputer

Dari perhitungan uji keseragaman data (Prt) diperoleh nilai = 170,45 cm

dan σx = 1,36 cm. Selanjutnya untuk menentukan panjang meja komputer

digunakan panjang rentang tangan ke samping dengan persentil P5%, yang

merupakan persentil kecil dari populasi yang diukur dengan maksud agar

orang yang tangannya pendek dapat menggunakan meja komputer dengan

nyaman. Berdasarkan hasil perhitungan standard deviasi di atas, selanjutnya

dilakukan perhitungan panjang meja komputer dengan nilai persentil 5%

(53)

Prt panjang meja komputer = - P5 (SD)

= 170,45 - 1,645 (1,36)

= 170,45 – 2,23 = 168,22 cm ≈ 168 cm

Jadi ukuran tinggi meja komputer adalah 168 cm

• Menentukan lebar meja komputer

Dari perhitungan uji keseragaman data (Jjt) diperoleh nilai = 61,62 cm dan

σx = 3,89 cm. Selanjutnya untuk menentukan lebar meja komputer digunakan

jarak jangkauan tangan dengan persentil P5%, yang merupakan persentil kecil

dari populasi yang diukur dengan maksud agar orang yang ukuran tangannya

pendek dapat menggunakan meja komputer dengan nyaman. Berdasarkan

hasil perhitungan standard deviasi di atas, selanjutnya dilakukan perhitungan

lebar meja komputer dengan nilai persentil 5% sebagai berikut :

Jjt lebar meja komputer = - P5 (SD)

= 61,62 – 1,645 (3,89)

= 61,62 – 6,39 = 55,23 cm ≈ 55 cm

Jadi ukuran lebar meja komputer adalah 55 cm

• Menentukan tinggi meja komputer.

Dari perhitungan uji keseragaman data (Tsd) diperoleh nilai = 70,62 cm dan

σx = 1,38 cm. Selanjutnya untuk menentukan tinggi meja komputer digunakan

tinggi siku pada posisi duduk dengan persentil P50%, yang merupakan persentil

rata-rata dari populasi yang diukur dengan maksud agar orang yang pendek

bisa menyesuaikan yang tinggi agar dapat menggunakan meja komputer

(54)

selanjutnya dilakukan perhitungan tinggi meja komputer dengan nilai persentil

50% sebagai berikut :

Tsd tinggi meja komputer = + Nilai Toleransi

= 70,62 + 5 cm

= 75,62 cm ≈ 76 cm

Jadi ukuran tinggi meja komputer adalah 76 cm

• Menentukan ukuran tempat LCD

a. Tinggi tempat LCD

Untuk menentukan tinggi LCD diambil dari ukuran LCD yaitu 24 cm.

b. Panjang tempat LCD

Untuk menentukan panjang LCD diambil dari ukuran LCD yaitu 39 cm.

c. Lebar tempat LCD

Untuk menentukan lebar LCD diambil dari ukuran LCD yaitu 9 cm.

• Menentukan tempat CPU.

a. Tinggi tempat CPU

Untuk menentukan tinggi CPU diambil dari ukuran CPU yaitu 40 cm.

b. Lebar tempat CPU

Untuk menentukan panjang CPU diambil dari ukuran CPU yaitu 20 cm.

• Menentukan tempat pembatas kaki.

a. Tinggi pembatas kaki.

Untuk menentukan tinggi pembatas kaki diambil dari ukuran pembatas kaki

(55)

b. Panjang pembatas kaki

Untuk menentukan panjang pembatas kaki diambil dari ukuran pembatas

kaki yaitu 60 cm.

• Menentukan tebal meja dan kaki meja yaitu sebesar 2 cm.

4.2.4 Perancangan dan Pengembangan Produk

Ukuran dari produk desain meja komputer direkomendasikan sebagai

berikut :

Panjang meja = 168 cm Tinggi tempat CPU = 40 cm

Lebar meja = 55 cm Lebar tempat CPU = 20 cm

Tinggi meja = 76 cm Tinggi pembatas kaki = 15 cm

Tinggi tempat LCD = 24 cm Panjang pembatas kaki = 73 cm

Panjang tempat LCD = 39 cm Tebal dan lebar kaki meja = 2 cm

Tebal tempat LCD = 9 cm

4.2.5 Gambar Desain Pr oduk

(56)

4.3 Perbandingan Desain Meja Komputer Awal dan Usulan

Adapun perbandingan antara desain meja komputer awal dan meja

komputer usulan dapat dilihat di bawah ini :

a. Meja Komputer awal

Meja komputer awal dapat di perlihatkan pada Gambar 4.5 berikut :

Gambar 4.5 Meja Komputer Awal.

Tabel 4.4 Kuisioner Hasil Uji Coba Meja Komputer Awal

No VARIABEL KRITERIA TOTAL

SS S C TS STS

1. Tinggi meja komputer. - - 2 26 12 40

2. Lebar meja komputer. - - - 12 28 40

3. Panjang meja komputer. - - 2 18 20 40

4. Meja komputer bisa digunakan

sebagai meja belajar. - - 1 30 9 40

5. Tempat keyboard dan mouse. - - 1 28 11 40

(57)

Keterangan :

1. Sangat Sesuai (SS) 4. Tidak Sesuai (TS)

2. Sesuai (S) 5. Sangat Tidak Sesuai (STS) 3. Cukup (C)

b. Meja komputer usulan

Adapun gambar teknik untuk meja komputer usulan dapat dilihat pada gambar

4.4 dibawah ini:

Tabel 4.5 Kuisioner Hasil Uji Coba Meja Komputer Usulan

No VARIABEL KRITERIA TOTAL

SS S C TS STS

1. Tinggi meja komputer. 24 16 - - - 40

2. Lebar meja komputer. 32 8 - - - 40

3. Panjang meja komputer. 18 20 2 - - 40

4. Meja komputer bisa digunakan

sebagai meja belajar. 22 18 - - - 40

5. Tempat keyboard dan mouse. 27 13 - - - 40

TOTAL 123 75 2 - - 200

Keterangan :

1. Sangat Sesuai (SS) 4. Tidak Sesuai (TS)

2. Sesuai (S) 5. Sangat Tidak Sesuai (STS) 3. Cukup (C)

c. Perbandingan antara meja komputer awal dan meja komputer usulan.

Berdasarkan dari kuisioner hasil uji coba meja komputer yang dilakukan dari

40 responden, maka didapat hasil kuisioner meja komputer awal, yang

mempunyai kriteria jawaban cukup sebanyak 6 jawaban, tidak sesuai

(58)

kuisioner meja komputer usulan mempunyai kriteria jawaban sangat sesuai

sebanyak 123 jawaban, sesuai sebanyak 75 jawaban, cukup sebanyak 2

jawaban.

4.4 Hasil dan Pembahasan

Hasil yang dapat di ambil dari perhitungan data dimensi tubuh dan dari

hasil uji kuisioner perancangan meja komputer agar menjadi ergonomis lebih

nyaman untuk digunakan adalah sebagai berikut:

1. Meja komputer awal diperlihatkan pada Gambar 4.5 di bawah ini.

Adapun ukuran meja komputer awal adalah panjang = 175 cm, lebar = 40 cm,

dan tinggi = 75 cm. Meja komputer merk AZTEC yang ada saat ini, pada saat

menggunakannya, pengguna meja komputer tersebut harus merunduk untuk

melihat monitor karena monitor berada di bawah meja yang menyebabkan

terasa sakit pada leher dan punggung apabila terlalu lama menggunakan meja

komputer tersebut disamping itu pula pengguna meja komputer harus menarik

laci keyboard terlebih dahulu sehingga posisi duduk pengguna meja komputer

akan lebih jauh untuk meraih mouse, jika orang yang menggunakan meja

tergolong pendek, maka pengguna cenderung kesusahan dalam meraih

mouse. Hal tersebut juga di perkuat oleh hasil kuisioner meja komputer awal,

bahwa, cukup sebanyak 6 jawaban, tidak sesuai sebanyak 114 jawaban,

sangat tidak sesuai sebanyak 80 jawaban. Maka berdasarkan perbandingan

kriteria hasil responden di atas, desain meja komputer awal mempunyai

(59)

disimpulkan bahwa desain meja komputer awal adalah meja komputer yang

tidak ergonomis.

2. Meja komputer usulan diperlihatkan pada Gambar 4.4 di bawah ini.

Berdasarkan hasil perhitungan penentuan ukuran panjang meja komputer

adalah 168 cm, lebar meja komputer 55 cm, tinggi meja komputer 76 cm,

tinggi tempat LCD 24 cm, panjang tempat LCD 39 cm, tebal tempat LCD 9

cm, tinggi tempat CPU 40 cm, lebar tempat CPU 20 cm, tinggi pembatas kaki

15 cm, panjang pembatas kaki adalah 73 cm, tebal dan lebar kaki meja 2

cm.Jadi pengguna meja komputer usulan tidak perlu merunduk untuk melihat

monitor karena monitor berada di atas meja sehingga leher tidak terasa sakit

apabila terlalu lama memakai meja komputer tersebut disamping itu pula

pengguna meja komputer tidak perlu menarik laci keyboard terlebih dahulu

sehingga posisi duduk pengguna meja komputer akan lebih dekat untuk

meraih mouse, jika orang yang menggunakan meja tergolong pendek, maka

pengguna cenderung lebih mudah dalam meraih mouse. Dan layar LCD bisa

disimpan apabila tidak digunakan sehingga meja komputer bisa digunakan

untuk meja belajar. Hal tersebut juga di perkuat oleh hasil kuisioner meja

komputer usulan sangat sesuai sebanyak 123 jawaban, sesuai sebanyak 75

jawaban, cukup sebanyak 2 jawaban. Maka berdasarkan perbandingan

kriteria hasil responden di atas, desain meja komputer usulan mempunyai

kriteria sangat sesuai dan sesuai paling banyak, jadi dapat disimpulkan bahwa

(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat di ambil dari perhitungan data dimensi tubuh dan

dari hasil uji kuisioner perancangan meja komputer agar menjadi ergonomis lebih

nyaman untuk digunakan adalah sebagai berikut:

• Berdasarkan hasil perhitungan penentuan ukuran yaitu panjang adalah 168 cm,

lebar 55 cm, tinggi 76 cm, tinggi tempat LCD 24 cm, panjang tempat LCD 39

cm, tebal tempat LCD 9 cm, tinggi tempat CPU 40 cm, lebar tempat CPU 20

cm, tinggi pembatas kaki 15 cm, panjang pembatas kaki adalah 73 cm, tebal

dan lebar kaki meja 2 cm.

• Berdasarkan kriteria hasil responden meja komputer usulan yang memiliki

lima variabel didapat hasil sangat sesuai sebanyak 123 jawaban, sesuai

sebanyak 75 jawaban, cukup sebanyak 2 jawaban yang ditinjau dari kelima

variabelnya, jadi dapat disimpulkan bahwa desain meja komputer usulan

(61)

5.2 Sar an

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini antara lain adalah:

Bagi para pembaca terutama produsen meja hendaknya menerapkan hasil

penelitian ini, baik itu dimensi atau ukuran meja sebagai acuan atau standard

ukuran, maupun tambahan fungsi pada meja, dan hendaknya untuk penelitian

(62)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Asumsi ... 3

1.5 Tujuan ... 3

1.6 Manfaat ... 4

1.7 Sistematika Penulisan Laporan ... 4

BAB IITINJ AUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Definisi Perancangan dan Pengembangan Produk. ... 6

2.1.1 Perancangan Produk. ... 6

2.1.2 Pengembangan Produk... 8

2.2 Ergonomi ... 9

2.2.1 Sejarah dan Perkembangan Ergonomi ... 9

2.2.2 Definisi Ergonomi ... 11

2.3 Anthropometri ... 13

2.3.1 Definisi Anthropometri ... 13

2.3.2 Data Anthropometri dan Cara Pengukurannya ... 15

2.3.3 Aplikasi Distribusi Normal dan Persentil Dalam Penetapan Data Anthropometri ... 24

2.4 Meja Komputer ... 27

2.5 Pengujian Data ... 27

2.5.1 Uji Keseragaman Data ... 27

2.5.2 Uji Kecukupan Data ... 29

2.6 Penelitian Terdahulu ... 30

Gambar

Gambar 2.1. Antropometri untuk Perancangan Produk Sumber: Sritomo Wignjosoebroto, 2003
Tabel 2.1. Perkiraan Antrophometri Untuk Masyarakat Hongkong, Dewasa, Dapat Diekivalensikan Sementara Untuk Masyarakat Indonesia (Kesamaan Etnis Asia) (mm)
Tabel 2.2. Antrophometri Masyarakat Indonesia Yang Didapat Dari Interpolasi Masyarakat British Dan Hongkong (Phesant, 1286) Terhadap Masyarakat
Tabel 2.3. Anthropometri Telapak Tangan Orang Indonesia (mm)
+7

Referensi

Dokumen terkait

gaya Surakarta, namun hanya beberapa garap nya yang sedikit berbeda. Dalam sajian gending klenèngan meliputi beberapa bentuk gending,. gending yang disajikan yaitu:

Di sisi yang lain terdapat permasalahan disintegrasi sistem, di mana perusahaan pelayaran harus mengirim sebuah laporan muat peti kemas kepada

Does it make any provision for employees who earn salaries in the host country but reside in the home country.. How does the convention define a

Jika Anda merasa bahwa jawaban yang Anda berikan salah dan Anda ingin mengganti dengan jawaban yang lain, maka Anda dapat langsung mencoret dengan memberikan tanda dua

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “DAMPAK PENAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C TERHADAP SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN DI

PLN di daerah apabila menemui masalah hukum di bidang perdata dapat memberikan kuasa yang dituangkan dalam surat kuasa khusus kepada kejaksaan negeri yang daerah hukumnya

Tabel 4.12 : Distribusi jawaban informan mengenai apakah pegawai Bank BTN khususnya pada bagian KPR di Medan dapat menguasai pekerjaan nya sesuai dengan bidangnya atau tidak.. No

Kerjasama pemerintah dan swasta dikenal dengan nama public private partnership (PPP). Tujuan kerjasama ini adalah untuk menutup defisit pembiayaan yang dialami pemerintah karena