• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Meja Dan Kursi Yang Ergonomis Untuk Tingkat Sekolah Dasar 060798

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Meja Dan Kursi Yang Ergonomis Untuk Tingkat Sekolah Dasar 060798"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI YANG ERGONOMIS

UNTUK TINGKAT SEKOLAH DASAR 060798

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

ADIYUS GUSTRI

080403203

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI YANG ERGONOMIS

UNTUK TINGKAT SEKOLAH DASAR 060798

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh :

ADIYUS GUSTRI

0 8 0 4 0 3 2 0 3

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Prof.Dr.Ir. A.Rahim Matondang, M.SIE) (Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, M.T)

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

Kami yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa setelah melakukan :

- Evaluasi Hasil Seminar DRAFT Tugas Sarjana

- Pemeriksaan Terhadap Perbaikan DRAFT Tugas Sarjana

terhadap mahasiswa :

Nama : Adiyus Gustri

N I M : 080403203

Tempat dan tanggal lahir : Medan, 31 Maret 1989

Judul Tugas Sarjana : PERANCANGAN MEJA DAN KURSI YANG ERGONOMIS UNTUK TINGKAT SEKOLAH DASAR 060798

menetapkan ketentuan-ketentuan berikut sebagai hasil evaluasi :

Dapat menerima perbaikan Tugas Sarjana Departemen Teknik Industri dan kepada penulisnya diizinkan

untuk mengikuti Sidang Sarjana / Ujian Kolokium yang akan diadakan Departemen Teknik Industri FT USU.

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan baik.

Tugas sarjana merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi reguler strata satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Pemilihan judul tugas sarjana ini adalah “Perancangan Meja Dan Kursi Yang Ergonomis Untuk Tingkat Sekolah Dasar 060798”.

Kenyataannya bahwa umumnya meja dan kursi pada kebanyakan sekolah yang ada khususnya dikota medan masih banyak yang tidak ergonomis. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu pengumpulan data antropometri anak-anak SD guna penetapan standar kursi dan meja yang ergonomis untuk anak sekolah yang dikoordinir oleh Persatuan Ergonomi Indonesia (PEI)

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini. Dalam penulisan Tugas Sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada 1. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Dosen Pembimbing I

atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

2. Ibu Dr.Eng. Listiani Nurul Huda, M.T, selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, dan Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

4. Ibu Yarti Murtiani Rambe, S.Pd, selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 060798 yang telah memberikan bantuan berupa bimbingan serta informasi dan data selama melakukan penelitian.

(7)

memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta.

6. Semua teman angkatan 2008 di Departemen Teknik Industri USU yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

7. Rekan seperjuangan penulis pada saat penelitian, Silvia, Ramadani Siregar dan Arbi Wijaya

8. Staff pegawai Teknik Industri, Bang Ridho, Bang Mijo, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Kak Rahma dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.

Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima kasih. Kiranya laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2014

(8)

ABSTRAK

Meja dan kursi merupakan merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka memperlancar proses belajar bagi siswa sekolah. Didalam ergonomi, meja dan kursi sekolah dapat dianggap sebagai suatu

workstation bagi siswa sekolah. Fasilitas meja dan kursi sekolah dapat berpengaruh terhadap postur tubuh siswa saat belajar. Postur tubuh siswa akan bekerja secara alami jika menggunakan meja dan kursi yang ergonomis dan sebaliknya dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang berakibat munculnya keluhan muskuloskeletal pada siswa

Berdasarkan hal diatas maka penelitian ini dilakukan dengan mengamati sekitar 203 siswa dan siswi pada Sekolah Dasar Negeri 060798 dari kelas I sampai VI. Metode yang digunakan adalah observasi dan pengukuran langsung dilapangan. Observasi dilakukan terhadap keluhan dari para siswa dan siswi pengguna meja dan kursi dengan mengunakan Standard Nordic Qustionaire

(SNQ) dan postur tubuh dari para siswa dan siswi dipotret untuk menganalisa dengan metode. Pengukuran antropometri ke-203 siswa dilakukan terhadap 28 segmen tubuh sesuai dengan panduan yang dikeluarkan Persatuan Ergonomi Indonesia (PEI) tahun 2013. Masukan masukan yang diperoleh akan digunakan untuk mendesain ulang meja dan kursi dengan menggunakan metode perancangan French dan desain rancangan antropometri secara fix dan Adjustable

Hasil yang diperoleh berdasarkan Standard Nordic Qustionaire (SNQ) keluhan muskuloskeletal yang sering dialami oleh siswa dan siswi untuk katagori agak sakit terdapat pada leher bagian atas 50,2 %, 43,3 % pada leher bagian bawah dan 40,9 % pada bagian punggung. Keluhan dengan kategori sakit pada bagian bokong sebesar 21,7 %, pada bagian pinggang sebesar 20,2 % dan pada lengan atas kanan sebesar 18,7 %. Untuk penilaian postur berdasarkan metode

tindakan sekarang juga.

Hasil redesain perancangan meja dan kursi sekolah menurut French

dikelompokan menjadi 3 tingkatan yaitu tingkat 1 (kelas I dan kelas II), tingkat 2 (kelas III dan kelas IV), tingkat 3 (kelas V dan kelas VI).

(9)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

1.5.1 Manfaat Praktis ... I-8 1.5.2 Manfaat Akademis ... I-8 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-9

II GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... II-1 2.1 Sejarah Sekolah. ... II-1 2.2 Visi dan Misi Sekolah ... II-2 2.3 Struktur Organisasi ... II-2 2.4 Siswa dan Karyawan Sekolah ... II-3 2.5 Fasilitas Sekolah ... II-5 2.6 Aktivitas Sekolah ... II-5

III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1 Ergonomi ... III-1 3.2 Antropometri ... III-2 3.2.1 Dimensi Antropometri ... III-4 3.2.2 Amplikasi Distribusi Normal dalam Penerapan Data

Antropometri ... III-8 3.2.3 Amplikasi Data Antropometri dalam Perancangan

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.3 MSDs (Musculoskeletal Disorder) ... III-12 3.3.1 Defenisi MSDs ... III-12 3.3.2 Gejala MSDs ... III-13 3.3.3 Jenis Keluhan MSDs ... III-14 3.3.4 Penanganan MSDs ... III-17 3.3.5 Pencegahan WMSDs ... III-17 3.3.6 Metode Pengukuran Keluhan MSDs ... III-19 3.4 Penilaian Postur Kerja dengan Metode RULA

(Rapid Upper Limb Assessment) ... III-20 3.5 Standard Nordic Questionnaire (SNQ) ... III-23 3.6 Model Perancangan Produk ... III-25

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.8 Populasi ... IV-7 4.9 Tahap Penelitian ... IV-7 4.10 Tahap Pengumpulan Data ... IV-11 4.11 Tahap Pengolahan Data ... IV-12 4.12 Analisis Pemecahan Masalah ... IV-12 4.13 Pelaksanaan Penelitian ... IV-13

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.4 Ketidaksesuaian Ukuran Kursi dan Meja Sekolah

dengan Dimensi Tubuh Siswa ... V-35 5.2.4.1 Ketidaksesuaian Ukuran Kursi Sekolah... V-35 5.2.4.2 Ketidaksesuaian Ukuran Meja Sekolah... V-38

5.2.5 Perancangan Meja dan Kursi Sekolah Berdasarkan

Langkah-langkah Perancangan Menurut French ... V-41 5.2.5.1 Analisis Masalah ... V-41 5.2.5.2 Pemberian Konsep ... V-43 5.2.5.3 Pemberian Bentuk pada Skets ... V-43 5.2.5.4 Detail ... V-47

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1 Analisis Standard Nordic Questionnaire ………... VI-1 6.2 Analisis Postur Tubuh Siswa... VI-2 6.3 Analisis Ukuran Meja dan Kursi Usulan ... VI-4

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1 Kesimpulan ... VII-1 7.2 Saran ... VII-2 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

(15)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.12 Uji Keseragaman Data Antropometri ... V-23 5.13 Uji Keseragaman Data Antropometri Revisi I ... V-26 5.14 Uji Keseragaman Data Antropometri Revisi II ... V-28 5.15 Uju Kenormalan Data Kelas I Sampai Kelas VI ... V-30 5.16 Perhitungan Persentil Siswa Kelas I ... V-32 5.17 Perhitungan Persentil Siswa Kelas II ... V-33 5.18 Perhitungan Persentil Siswa Kelas III ... V-33 5.19 Perhitungan Persentil Siswa Kelas IV ... V-34 5.20 Perhitungan Persentil Siswa Kelas V ... V-34 5.21 Perhitungan Persentil Siswa Kelas VI ... V-35 5.22 Rumus Perhitungan Dimensi Kursi ... V-37 5.23 Ketidaksesuaian Dimensi Kursi Sekolah ... V-37 5.24 Rumus Perhitungan Dimensi Meja ... V-40 5.25 Ketidaksesuaian Dimensi Meja Sekolah ... V-40 5.26 Pemberian Bentuk Pada Konsep Fix ... V-45 5.27 Pemberian Bentuk Pada Konsep Adjustable ... V-46 5.28 Tahap Produk Akhir untuk Perancangan Meja dan Kursi ... V-47 5.29 Rekapitulasi Detail Perancangan Kursi Berdasarkan Konsep Fix

(16)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.30 Rekapitulasi Detail Perancangan Meja Berdasarkan Konsep

Fix dan Adjustable ... V-51 5.31 Perancangan Meja dan Kursi Berdasarkan Konsep Fix dan

Adjustable untuk Setiap Tingkatan ... V-52 6.1 Rekapikulasi Hasil Penilaian RULA ... VI-2 6.2 Penilaian Postur Tubuh Siswa ... VI-3 6.3 Rekapikulasi Detail Perancangan Kursi dan Meja Berdasarkan

(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1 Struktur Organisasi Sekolah Dasar Negeri 060798 ... II-3 3.1 Kelompok Dimensi Tubuh yang Diukur dalam Posisi Berdiri ... III-7 3.2 Kelompok Dimensi Tubuh yang Diukur dalam Duduk ... III-8 3.3 Distribusi Normal dengan Data Antropometri ... III-9 3.4 Perbedaan Ukuran dengan Persentil Manusia ... III-10 3.5 Perancangan Kursi Kantor Ergonomis yang Memperhatikan

(18)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.4 Worksheet RULA Siswa Kelas IV ... V-19 5.5 Worksheet RULA Siswa Kelas V ... V-20 5.6 Worksheet RULA Siswa Kelas VI ... V-21 5.7 Skema Konsep Perancangan Meja dan Kursi Ergonomis Sekolah

Dasar ... V-44 5.8 Perancangan Meja dan Kursi pada Setiap Tingkatan Konsep Fix... V-53 5.9 Perancangan Meja dan Kursi pada Setiap Tingkatan Konsep

(19)

ABSTRAK

Meja dan kursi merupakan merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka memperlancar proses belajar bagi siswa sekolah. Didalam ergonomi, meja dan kursi sekolah dapat dianggap sebagai suatu

workstation bagi siswa sekolah. Fasilitas meja dan kursi sekolah dapat berpengaruh terhadap postur tubuh siswa saat belajar. Postur tubuh siswa akan bekerja secara alami jika menggunakan meja dan kursi yang ergonomis dan sebaliknya dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang berakibat munculnya keluhan muskuloskeletal pada siswa

Berdasarkan hal diatas maka penelitian ini dilakukan dengan mengamati sekitar 203 siswa dan siswi pada Sekolah Dasar Negeri 060798 dari kelas I sampai VI. Metode yang digunakan adalah observasi dan pengukuran langsung dilapangan. Observasi dilakukan terhadap keluhan dari para siswa dan siswi pengguna meja dan kursi dengan mengunakan Standard Nordic Qustionaire

(SNQ) dan postur tubuh dari para siswa dan siswi dipotret untuk menganalisa dengan metode. Pengukuran antropometri ke-203 siswa dilakukan terhadap 28 segmen tubuh sesuai dengan panduan yang dikeluarkan Persatuan Ergonomi Indonesia (PEI) tahun 2013. Masukan masukan yang diperoleh akan digunakan untuk mendesain ulang meja dan kursi dengan menggunakan metode perancangan French dan desain rancangan antropometri secara fix dan Adjustable

Hasil yang diperoleh berdasarkan Standard Nordic Qustionaire (SNQ) keluhan muskuloskeletal yang sering dialami oleh siswa dan siswi untuk katagori agak sakit terdapat pada leher bagian atas 50,2 %, 43,3 % pada leher bagian bawah dan 40,9 % pada bagian punggung. Keluhan dengan kategori sakit pada bagian bokong sebesar 21,7 %, pada bagian pinggang sebesar 20,2 % dan pada lengan atas kanan sebesar 18,7 %. Untuk penilaian postur berdasarkan metode

tindakan sekarang juga.

Hasil redesain perancangan meja dan kursi sekolah menurut French

dikelompokan menjadi 3 tingkatan yaitu tingkat 1 (kelas I dan kelas II), tingkat 2 (kelas III dan kelas IV), tingkat 3 (kelas V dan kelas VI).

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meja merupakan salah satu fasilitas sekolah berupa permukaan datar yang disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah sebuah fasilitas sekolah yang digunakan untuk duduk serta memiliki beberapa kursi. Siswa / siswi memakai meja dan kursi untuk sebagian besar kegiatannya lebih kurang selama 6 jam lamanya setiap hari ketika proses belajar mengajar berlangsung. Siswa menghabiskan sekitar 80% dari waktu disekolah dengan berada didalam kelas untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti membaca, menulis, menggambar dan aktivitas lain yang membuat siswa duduk secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Ukuran meja dan kursi sekolah di Indonesia belum ada ketetapan yang standarisasi sehingga menyebabkan ketidaksesuaian dimensi antropometri siswa / siswi terhadap fasilitas sekolah yang digunakan, jika meja dan kursi tidak ergonomis, pemakainya akan cepat merasakan lelah dan mengalami keluhan muskuloskeletal.

(21)

dan panjang popliteal. Ketidakcocokan tersebut dapat menyebabkan masalah fisik pada mereka menggunakan furnitur. Furnitur kompatibel memaksa siswa untuk mengadopsi postur tidak wajar (membungkuk ke depan, memutar) di kelas untuk waktu yang lama yang menetapkan ketegangan fisik dan mental pada siswa. Kelelahan juga bisa disebabkan oleh duduk untuk jangka waktu yang lama di kelas mengadopsi postur tubuh yang tidak tepat dan dapat menyebabkan ketidaknyamanan operasional dan muskuloskeletal dan beberapa gangguan fisiologis di kalangan siswa.

Penelitian yang sama dilakukan juga oleh Ismaila (2013) dengan Judul “Anthropometric Design of Furniture for Use in Tertiary Institutions in Abeokuta, South-Western Nigeria” mengenai desain furnitur sekolah di Nigeria menggunakan data antropometri pengguna belum diberikan perhatian yang memadai. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data antropometri siswa di lembaga tinggi pembelajaran di Nigeria untuk desain kursi ergonomis dan meja untuk digunakan oleh siswa di lembaga-lembaga tersebut. Tujuh ratus dua puluh (720) siswa di tiga lembaga terpilih berpartisipasi dalam penelitian ini. Berbagai dimensi tubuh (tinggi siku duduk, tinggi bahu, tinggi lutut, tinggi popliteal, panjang popliteal dan berat badan) dari siswa diukur dengan menggunakan

anthropometer standar dan nilai persentil 5th, 50th, dan 95th. Dari data yang diperoleh dihitung dengan menggunakan paket statistik SPSS 16.0. Dimensi

(22)

meja ditarik kesimpulan dapat bahwa kursi dan meja untuk digunakan oleh para siswa di Nigeria dirancang dengan menggunakan satu ukuran untuk semua pendekatan, sehingga menyebabkan penurunan produktivitas, ketidaknyamanan, kecelakaan, stres biomekanik, kelelahan, cedera, Oleh karena itu persentase mencapai 93,75% dari siswa mengeluh pada bagian leher, bahu, bagian atas dan nyeri punggung bawah yang mereka dikaitkan dengan furniture yang mereka gunakan tidak ergonomis

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SDN 060798, pada umumnya rancangan meja dan kursi belajar yang digunakan siswa kelas I sampai dengan kelas VI mempunyai ukuran yang sama, sedangkan dimensi tubuh anak kelas I sangat jauh berbeda dengan tubuh anak yang duduk dikelas VI. Gambaran sikap duduk siswa / siswi dalam menggunakan dan meja dan kursi ditampilkan pada Tabel 1.1. Jika hal ini terus berlanjut maka akan mengalamai gangguan

musculoskeletal. Hal ini di berdasarkan penyebaran kuisioner SNQ (Standard Nordic Qustionaire) dengan kategori agak sakit, sakit dan sangat sakit diketahui bahwa keluhan kaku dileher bagian atas sebesar 50,2%, keluhan pada bagian bawah 43,3%, keluhan pada bagian bahu kanan 42,9 %, keluhan pada punggung 40,9 %, dan keluhan pada sakit lengan atas kanan sebesar 37%.

(23)

mengurangi keluhan musculoskeletal dengan membuat perancangan meja dan kursi berdasarkan antropometri dan tingkatan kelas siswa.

Tabel 1.1. Sikap Siswa / Siswi dalam Menggunakan Meja dan Kursi Sekolah

Kelas Gambar Keterangan

I

Postur tubuh siswa tidak membungkuk dan bahu siswa tidak naik, tetapi meja yang digunakan terlalu tinggi sehingga kebanyakan siswa kelas I menulis dengan posisi berdiri

II

Postur tubuh siswa tidak membungkuk. Tetapi, meja yang digunakan terlalu tinggi sehingga bahu siswa naik pada saat membaca dan menulis.

III

Posisi punggung siswa membungkuk tanpa bersandar pada sandaran kursi. Meja yang digunakan terlalu tinggi sehingga bahu siswa naik pada saat menulis dan membaca

(24)

Tabel 1.1. Sikap Siswa / Siswi dalam Menggunakan Meja dan Kursi Sekolah (Lanjutan)

Kelas Gambar Keterangan

IV

Posisi punggung siswa membungkuk tanpa bersandar pada sandaran kursi. Bahu siswa tidak naik dan tinggi kursi sesuai dengan siswa

V

Postur tubuh siswa tidak membungkuk, tetapi meja yang digunakan terlalu tinggi sehingga bahu siswa naik pada saat membaca dan menulis. Tinggi laci tidak sesuai dengan paha siswa sehingga mengakibatkan kaki menekuk mendekati pikakan kaki.

VI

Posisi punggung siswa membungkuk, tinggi sandaran kursi terlalu pendek, sehingga siswa tanpa bersandar pada sandaran kursi. Tinggi laci tidak sesuai dengan paha siswa sehingga mengakibatkan kaki menekuk mendekati pikakan kaki.

(25)

BAB II

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

2.1 Sejarah Sekolah

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060798 merupakan salah satu sekolah yang diselenggarakan oleh Selatan. Kel. Sukaramai, Kec. Medan Area Selatan, Kode Pos 20216 Medan. Sekolah didirikan pada Tahun 1974. Pada awalnya sekolah ini memiliki 6 Sekolah Dasar dengan 1 gedung diantarannya SDN 060798, SDN 060797, SDN 060796, SDN 060795 SDN 060794, SDN 060793. Dengan beiringnya zaman pada Tahun 2009 sekolah ini di mekarkan menjadi 2 sekolah yaitu SDN 060798 dan SDN 060796. Adapun kepala sekolah di SDN 060798 adalah sebagai berikut

1. Bapak Hartono pada Tahun 1974 – 1984 2. Bapak Salman pada Tahun 1984 –1991 3. Ibu Yuliana Siregar pada Tahun 1991 – 1997 4. Bapak Makumuli Sitepu pada Tahun 1997 – 2003 5. Ibu Toheran pada Tahun 2003 -2008

6. Ibu Yarti Murtiani Rambe pada Tahun 2008 sampai saat ini 2013

(26)

2.2. Visi dan Misi Sekolah

Visi SDN 060798 adalah mewujudkan siswa yang bertaqwa, cerdas, terampil, unggul dalam mutu pendidikan. Misi SDN 060798 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas SDM guru guna mengantisipasi kemajuan pengembangan pendidikan

2. Menjamin situasi belajar yang aman dan nyaman

3. Menjalan kerja sama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan 4. Mengembangkan pengetahuan dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(IPTEK), Bahasa dan Seni Budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa

5. Menanamkan keyakinan / Aqidah melalui pengalaman ajaran agama

2.3 Struktur Organisasi

(27)

Guru Kelas I Guru Kelas II Guru Kelas III

P.Tari dan Nasyid P.Tari dan Nasyid Pemb.Olah Raga

Penjaga Sekolah

Siswa

Masyarakat

Bendahara

Guru Kelas VI Guru Kelas V Guru Kelas VI

P.Iman dan Taqwa P.Iman dan Taqwa P.Iman dan Taqwa

Pemb. Pramuka Pemb. Sosial Petugas

Kebersihan

Sumber : Sekolah Dasar Negeri 060798

Gambar 2.1. Struktur Organisasi SDN 060798 Keterangan:

= Garis komando --- = Garis koordinasi

2.4 Siswa dan Karyawan Sekolah

(28)

Tabel 2.1. Jumlah Siswa SDN 060798

No Kelas Jumlah Siswa Total

Laki-laki Perempuan

1 I 15 11 26

2 II 17 24 41

3 III 18 12 30

4 IV 16 15 31

5 V 17 19 36

6 VI 22 17 39

Total 105 98 203

Sumber : Sekolah Dasar Negeri 060798

Tenaga pengajar mayoritas berstatus pegawai negeri dan jika kekurangan tenaga pengajar sekolah diperbantukan guru honorer. Dari status guru honorer juga dapat diajukan menjadi pegawai negeri. Tenanga pengajar pada SDN 060798 berjumlah 15 orang. Total keseluruhan karyawan pada SDN 060798 berjumlah 28 orang. Rincian karyawan pada SDN 060798 ditampilkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Rincian Guru / Pegawai pada SDN 060798

Karyawan Jumlah

Kepala Sekolah 1 Dewan Komite 1 Bendahara 1 Unit Perpustakaan 1 Guru Pegawai Negeri 15 Guru Honor 8 Penjaga Sekolah 1

Total 28

(29)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Ergonomi

Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu Ergon yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum alam dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, enginerring, manajemen dan desain/perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya (Nurmianto, 2005).

Inti dari ergonomi adalah suatu prinsip bahwa pekerjaanlah yang harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia

(30)

3.2 Antropometri

Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti manusia dan “metron (measure)” yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas marupakan faktor yang penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Setiap desain produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman kepada antropometri pemakainya. Menurut Sanders & Mc Cormick (1987), Pheasant (1988), dan Pulat (1992), antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan pada data perseorangan. Akan tetapi semakin banyak jumlah manusia yang diukur dimensi tubuhnya maka akan semakin kelihatan betapa besar variasinya antara satu tubuh dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan tubuh maupun persegmen-nya (Nurmianto, 1996). Pengukuran antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:

(31)

dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam.

2. Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur. Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:

a) Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas.

b) Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja. c) Pengukuran variabilitas kerja.

Data antropometri sangat berguna dalam perancangan suatu produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusia yang memakainya. Ada beberapa hal atau faktor yang dapat mempengaruhi ukuran tubuh manusia sehingga sudah semestinya seorang perancang produk harus memperhatikan faktor–faktor tersebut yang antara lain adalah sebagai berikut

1. Jenis kelamin

Secara distribusi statistik ada perbedaan yang signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Pria dianggap lebih panjang dimensi tubuhnya daripada wanita.

2. Suku bangsa

Seperti telah diketahui bahwa perbedaan dimensi tubuh antara suku bangsa yang satu dengan yang lain juga berbeda. Dalam hal ini dimensi tubuh penduduk Indonesia biasanya lebih pendek dari penduduk Amerika.

(32)

Digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu balita, anak-anak, remaja, dewasa dan lanjut usia. Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk antropometri anak-anak. Antropometrinya akan cenderung terus meningkat sampai batas usia dewasa. Namun setelah menginjak usia dewasa, tinggi badan manusia mempunyai kecenderungan untuk menurun. 4. Jenis pekerjaan

Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi karyawan atau stafnya. Misalnya buruh dermaga harus mempunyai postur tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya.

5. Pakaian

Hal ini juga merupakan sumber variabilitas yang disebabkan oleh bervariasinya iklim yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya terutama untuk daerah dengan empat musim.

6. Kehamilan pada wanita

Faktor ini jelas akan mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisis perancangan produk dan analisis perancangan kerja.

7. Cacat tubuh secara fisik

(33)

3.2.1 Dimensi Antropometri

Data antropometri tubuh yang diukur menurut Hartono (2012) dalam panduan survei data antropometri dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Pengukuran Data Antropometri

No Dimensi tubuh Definisi

1 Tinggi tubuh Tinggi tubuh jarak vertikal dari lantai ke bagian paling atas kepala.

2 Tinggi mata Jarak vertikal dari lantai ke bagian luar sudut mata kanan. 3 Tinggi bahu Jarak vertikal dari lantai ke bagian atas bahu kanan atau ujung

tulang bahu kanan.

4 Tinggi siku Jarak vertikal dari lantai ke titik terbawah di sudut siku bagian kanan.

5 Tinggi pinggul Jarak vertikal dari lantai ke bagian pinggul kanan.

6 Tinggi tulang ruas Jarak vertikal dari lantai ke bagian tulang ruas jari tangan kanan.

7 Tinggi ujung jari Jarak vertikal dari lantai ke ujung jari tengah tangan kanan. 8 Tinggi dalam posisi

duduk Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian paling atas kepala. 9 Tinggi mata dalam

posisi duduk Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian luar sudut mata kanan. 10 Tinggi bahu dalam

posisi duduk Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian atas bahu kanan. 11 Tinggi siku dalam

posisi duduk

Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian bawah lengan bawah tangan kanan.

12 Tebal paha Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian paling atas dari paha kanan.

13 Panjang lutut Jarak horizontal dari bagian belakang pantat (pinggul) ke bagian depan lulut kaki kanan.

14 Panjang popliteal Jarak horizontal dari bagian belakang pantat (pinggul) ke bagian belakang lutut kanan.

15 Tinggi lutut Jarak vertikal dari lantai ke tempurung lutut kanan.

16 Tinggi popliteal Jarak vertikal dari lantai ke sudut popliteal yang terletak di bawah paha, tepat di bagian belakang lutut kaki kanan.

17 Lebar sisi bahu Jarak horizontal antara sisi paling luar bahu kiri dan sisi paling luar bahu kanan.

18 Lebar bahu bagian

atas Jarak horizontal antara bahu atas kanan dan bahu atas kiri. 19 Lebar pinggul Jarak horizontal antara sisi luar pinggul kiri dan sisi luar

pinggul kanan.

(34)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi tertentu. Penelitian ini juga merupakan action reaseach yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk mencari pemecahan masalah secara ilmiah tentang keluhan pada saat menggunakan meja dan kursi yang tidak ergonomis. Dengan dilakukannya penelitian ini, aplikasi usulan perancangan meja dan kursi sekolah dapat meminimalkan keluhan musculoskeletal pada siswa.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 060798 yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kelurahan Sukaramai I. Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2014 sampai Mei 2014.

4.3 Subjek dan Objek Penelitian

(35)

4.4. Kerangka Berfikir

Keluhan musculoskeletal pada beberapa bagian tubuh siswa disebabkan oleh design meja dan kursi yang tidak ergonomis dan tidak sesuai dengan dimensi antropometri tubuh siswa. Perancangan meja dan kursi usulan dirancang untuk mendapatkan perancangan meja dan kursi yang ergonomis dan sesuai dengan antropometri tubuh siswa sehingga dapat meminimalkan resiko musculoskeletal disorders. Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Postur Tubuh

Keluhan Musculoskeletal Disorders

Perancangan kursi dan meja yang ergonomis berdasarkan

antropometri Durasi

Rancangan Aktual

Gambar 4.1 Kerangka Berfikir

Definisi operasional menjelaskan karakteristik setiap variabel ke dalam elemen-elemen yang mudah dipahami, dapat diukur dan mudah dibedakan. Definisi operasional ini memberikan informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang dibuat oleh peneliti itu sendiri. Adapun definisi operasional dari kerangka konseptual diatas yaitu:

(36)

Durasi : Lamanya siswa dan siswi dalam menggunakan meja dan kursi sekolah pada saat proses belajar mengajar berlangsung

Rancangan aktual : Rancangan meja dan kursi aktual yang tidak ergonomis yang ditandai dengan kaki menggantung, bahu naik dan tulang belakang yang tidak ditopang sandaran kursi yang disebabkan ketidaksesuaian dimensi meja dan kursi sekolah. Data dimensi meja dan kursi sekolah diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung menggunakan alat ukur meteran

Keluhan musculoskeletal disorders : Level keluhan pada tiap bagian tubuh siswa mulai dari keluhan tidak sakit sampai dengan sangat sakit yang dinilai dengan Standard Nordic Questionnaire.

Perancangan kursi dan meja yang ergonomis : Melakukan redesain meja dan kursi sekolah dengan variabel meja berupa tinggi meja, lebar meja, panjang meja, tinggi meja dari bawah meja dan kursi dengan variabel kursi berupa tinggi kursi, lebar kursi, panjang kursi, tinggi sandaran punggung kursi serta lebar sandaran punggung kursi.

4.5 Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data primer

(37)

a. Data hasil Standard Nordic Questionaire

Data Standard Nordic Questionaire diperoleh dengan melakukan penyebaran kuesioner terhadap siswa serta melakukan wawancara dan pengamatan langsung terhadap siswa.

b. Data dimensi meja dan kursi sekolah

Data dimensi meja dan kursi sekolah diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung menggunakan alat ukur meteran. Dimensi meja dan kursi yang diukur seperti tinggi meja, tinggi kursi, lebar meja, lebar kursi, tinggi sandaran kursi.

c. Data postur tubuh siswa

Data postur tubuh siswa diperoleh dengan melakukan pengamatan dan dengan melakukan pengukuran terhadap sudut tubuh siswa saat belajar menggunakan meja dan kursi

d. Data dimensi tubuh siswa

Data dimensi tubuh siswa diperoleh dengan melakukan pengukuran dimensi antropometri tubuh secara langsung.

2. Data sekunder

(38)

4.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Teknik observasi yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap postur tubuh siswa saat menggunakan meja dan kursi sekolah dan melakukan penyebaran Standard Nordic Questionaire kepada siswa

b. Teknik wawancara yaitu melakukan wawancara kepada siswa mengenai keluhan muskuloskeletal yang dialami siswa serta mengenai kesesuaian dimensi tubuh siswa dengan dimensi meja dan kursi sekolah.

c. Teknik dokumentasi yaitu memperoleh data mengenai gambaran umum sekolah berupa dokumen-dokumen yang mendukung pengerjaan laporan. d. Teknik kepustakaan yaitu mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan

(39)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ)

Kuisioner SNQ dibagikan kepada seluruh siswa SDN 060798 dari kelas I sampai kelas VI yang berjumlah 203 siswa yang bertujuan untuk mengidentifikasi keluhan yang dirasakan oleh siswa selama proses belajar. Untuk data seluruh siswa dapat dilihat pada Lampiran 1. Kuisioner ini membagi keluhan rasa sakit pada 28 bagian tubuh manusia menjadi 4 skala yaitu “tidak sakit”, “agak sakit”, “sakit”, dan “sangat sakit”. Kuisioner SNQ dapat dilihat pada Lampiran 2 dan penjelasan kategori keluhan sebagai berikut:

1. Tidak sakit (dengan skor 0), hal ini apabila siswa tidak merasakan keluhan yang berarti terhadap bagian tubuh.

2. Agak sakit (dengan skor 1), apabila siswa hanya merasakan rasa nyeri sesekali saja ataupun kesemutan.

3. Sakit (dengan skor 2), apabila siswa sering merasakan rasa nyeri ataupun pegal terhadap bagian tubuh.

(40)

Data rekapitulasi SNQ ditampilkan pada Lampiran 3 dan persentase jenis keluhan untuk masing-masing kelas dari kelas I sampai kelas VI yang ditunjukkan pada Tabel berikut

Tabel 5.1. Persentase Keluhan Musculoskeletal Disorders Siswa Kelas I

(41)
(42)
(43)
(44)

BAB VI

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1 Analisis Standard Nordic Questionnaire

Berdasarkan hasil Standard Nordic Questionnaire dapat diketahui bahwa keluhan sangat sakit dialami siswa pada bagian lengan atas kanan sebesar 6,2 % hal ini dikarenakan tinggi meja yang digunakan siswa pada saat menulis maupun menggambar terlalu tinggi. Hal ini tergolong kecil karena sikap belajar siswa tergolong kedalam jenis pekerjaan yang ringan dengan tugas menulis ataupun menggambar.

Keluhan sakit sering dialami siswa pada bagian pinggang sebesar 20.2 %, keluhan bagian punggung sebesar 19,7 %, keluhan leher bagian atas sebesar 16,3 %, dan keluhan pada tangan kanan sebesar 14,8 %. Keluhan sakit pada leher bagian atas dan punggung dikarenakan posisi tubuh siswa yang membungkuk karena meja terlalu tinggi dengan siswa. Keluhan pada pergelangan tangan kanan dan tangan kanan dikarenakan meja terlalu tinggi sehingga lengan atas tangan siswa naik keatas hampir sejajar saat menulis.

(45)

tinggi bagi siswa. Keluhan yang dialami siswa tersebut diakibatkan oleh ketidaksesuaian meja dan kursi sekolah dengan siswa. Ketidaksesuaian dimensi tubuh siswa dengan tinggi meja, tinggi kursi dan panjang kursi.

6.2. Analisis Postur Tubuh Siswa

Berikut ini merupakan penilaian postur tubuh dengan menggunakan meja dan kursi sekolah aktual Adapun hasil rekapitulasi skor RULA dari kelas I sampai dengan kelas VI dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Rekapitulasi Hasil Penilaian RULA

Kelas Skor RULA Level Tindakan

I 6 Further investigation, change soon (Diperlukan tindakan segera)

II 7 Investigate and implement change

(Diperlukan tindakan sekarang juga) III 4 Further Investigation, change may be needed

(Mungkin diperlukan tindakan)

IV 7 Investigate and implement change

(Diperlukan tindakan sekarang juga) V 6 Further investigation, change soon

(Diperlukan tindakan segera) VI 6 Further investigation, change soon

(Diperlukan tindakan segera)

(46)

antropometri dan tingkatan kelas siswa sehingga meminimalisasi ketidaksesuaian dimensi tubuh siswa dengan dimensi meja dan kursi sekolah.

Adapun tindakan yang diambil yaitu dengan melakukan redesain meja dan kursi sekolah sehingga meminimalisasi ketidaksesuaian dimensi tubuh siswa dengan dimensi meja dan kursi sekolah. Penilaian postur tubuh siswa dengan menggunakan meja dan kursi hasil redesain pada saat menulis dapat dilihat pada Tabel 6.2

Tabel 6.2. Penilaian Postur Tubuh Siswa

Gambar Keterangan

Konsep Fix

1. Lengan atas : 50 2. Lengan bawah : 900 3. Pergelangan tangan : 100 4. Putaran pergelangan tangan :

berada pada posisi tengah putaran tubuh 3. Pergelangan tangan : 100 4. Putaran pergelangan tangan :

(47)

6.3. Analisis Ukuran Meja dan Kursi Usulan

Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap dimensi meja dan kursi sekolah pada SDN 060798 terdapat ketidaksesuaian dimensi dari meja dan kursi dengan data antropometri tubuh siswa. Sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk mendapatkan meja dan kursi yang ergonomis. Dimensi antropometri yang dikumpulkan adalah tinggi bahu dalam posisi duduk, tinggi siku dalam posisi duduk, tebal paha, panjang popliteal, tinggi popliteal, lebar sisi bahu, lebar pinggul, tinggi lulut, panjang lutut, panjang bahu genggaman tangan ke depan, panjang rentangan tangan siku.

(48)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan landasan teori, hasil penelitian, analisis pemecahan masalah, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perancangan kursi dan meja yang digunakan Sekolah Dasar Negeri 060798 menunjukan bahwa ukuran dimensi kursi dan meja yang digunakan disekolah tidak sesuai dengan ukuran tubuh siswa sehingga membentuk postur duduk yang buruk sehingga menyebabkan cedera pada tubuh siswa. Kesalahan desain yang terjadi diantaranya adalah meja dan kursi terlalu tinggi, sandaran punggung terlalu pendek serta ruang dibawah meja terlalu sempit untuk pergerakan kaki

2. Sampel siswa sebanyak 203 orang dari Sekolah Dasar Negeri 060798 mengalami resiko musculoskeletal disorders pada beberapa anggota tubuh selama melakukan kegiatan belajar didalam kelas. Anggota tubuh yang paling bayak mengalami keluhan adalah pada bagian tangan kanan, bagian pinggang, kaku leher bagian atas dan keluhan bagian kaki.

(49)

4. Hasil perancangan meja dan kursi sekolah dikelompakan menjadi 3 tingkatan yaitu tingkatan I (kelas I dan kelas II), tingkatan 2 (kelas III dan kelas IV), tingkatan 3 (kelas V dan kelas VI)

7.2 Saran

Adapun saran yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perancangan meja dan kursi sekolah secara ergonomis dalam penelitian ini

dapat memperbaiki postur tubuh siswa saat belajar, maka disarankan untuk menggunakan meja dan kursi hasil perancangan pada sekolah dasar sehingga nantinya dapat tercipta kondisi belajar yang efisien, nyaman, aman, sehat dan efektif.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Ardia, Ratih. 2014. Analisis Penggunaan Bangku Sekolah Ukuran Fixed dan Adjustable Untuk Anak Sekolah Dasar. Jurusan Teknik Industri. Universitas Brawijaya Malang.

Gouvali, et al. 2006. Match Between School Furniture Dimensions And Children’s Anthropometry. University of Athens.

Hartono, Markus. 2012. Panduan Survei Data Antropometri. Jurusan Teknik Industri. Universitas Surabaya.

Idawati Ira. 2012. Antropometri Anak Sekolah Dasar untuk Menentukan Bangku yang Ergonomis. Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Ismaila, S. O. et al,. 2013. Anthropometric Design Of Furniture For Use In Tertiary Institutions In Abeokuta, South-Western Nigeria. Engineering Review. Vol 33.

Korte, Janice. 2013. South African Anthropometric Dimensions For The Design Of An Ergonomic Office Chair. Department of Human Kinetics and Ergonomics. Rhodes University.

Kusumawati, Intan. 2011. Perancangan Ulang Meja Kursi Baca Berdasarkan Aspek Fungsi dan Kenyamanan Sesuai Kebutuhan Pengguna Perpustakaan. Jurusan Teknik Industri. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Musa, A. I. et al. 2011. Ergo Effects of Designed School Furniture and Sitting Positions on Students' Behaviour and Musculoskeletal Disorder in

Nigerian Tertiary Institutions. Mechanical Engineering Department. Nigeria.

Nauli, Nurintan. 2012. Evaluasi dan Perancangan Desain Usulan Meja dan Kursi Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang Ergonomis dalam Virtual

Environment. Universitas Indonesia. Depok.

(51)

Openshaw, Scott et al. 2006. Ergonomics and Design A Referensi Guide. Allsteel: USA.

Pheasant, Stephen. 2003. Bodyspace Antropometry, Ergonomics and the Design of Work. Second Edition. Taylor & Francis e-Library.

Qutubuddin, et al. 2013. Anthropometric Consideration for Designing Students Desks in Engineering Colleges. International Journal Of Current Engineering and Technology.

Shivarti, et al. 2012. Design Compatibility of Classroom Furniture in Urban And Rural Preschools. Journal Of Humanities And Social Science.

Sinulingga, Sukaria. 2011. Metode Penelitian. Edisi Pertama. Medan USU Press. Suprapto. 2013. Perancangan Meja-Kursi yang Adjustable Bagi Anak Sekolah

Dasar. Teknik Industri. Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Sutalaksana, Iftikar Z. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Jurusan Teknik Industri.

ITB.

Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan Kerja dan Produkstivitas. Penerbit UNIBA Press: Surakarta.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Guna Widya: Surabaya. Zadeh, Osquei et al . 2012. Ergonomic and Anthropometric Consideration for

Gambar

TABEL
TABEL
GAMBAR
Gambar Keterangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sangat membuat pengguna meja kursi kuliah merasa tidak nyaman jika ingin mencatat, menulis, dan mengerjakan tugas pada meja tersebut, karena sering merasa

Berdasarkan analisa data perancangan desain meja dan kursi usulan adalah sebagai berikut: Untuk merancang kursi adalah: Tinggi dudukan kursi = 43 cm, panjang dudukan kursi = 40

Rancangan produk meja dan kursi yang ergonomis berdasarkan data antropometri anak-anak di TK Islam Silmi Samarinda, yakni dengan ukuran tinggi kursi adalah 26 cm, lebar

Dari kasus tersebut, dilakukanlah penelitian untuk merancang ulang ukuran meja dan kursi sekolah yang saat ini digunakan oleh para murid di Sekolah Menengah Pertama Al-Kautsar..

menunjukkan hasil nilai ("score") yang lebih tinggi pada waktu tes sesudah aktivitas dibandingkan dengan sebelum aktivitas. Ketidaksesuaian meja dan kursi sekolah

Pengukuran antropometri pada penelitian ini meliputi pengukuran tubuh mahasiswa dan dosen pada saat beraktifitas dengan menggunakan kursi dan meja taman .Hasil perancangan meja

Dengan penerapan antropometri ukuran tubuh manusia dalam merancang fasilitas meja dan kursi pada stasiun kerja pemotongan ternyata dapat berpengaruh dalam merubah

Perbandingan mismatch dibuat berdasarkan meja dan kursi yang ada sekarang (existing), dimensi meja dan kursi berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan dimensi dari