• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PUASA RAMADHAN MATA PELAJARAN FIQIH MENGGUNAKAN STRATEGI JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS III MI ISLAMIYAH TAMAN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PUASA RAMADHAN MATA PELAJARAN FIQIH MENGGUNAKAN STRATEGI JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS III MI ISLAMIYAH TAMAN SIDOARJO."

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PUASA RAMADHAN

MATA PELAJARAN FIQIH

MENGGUNAKAN STRATEGI

JOYFUL LEARNING

PADA SISWA KELAS III MI ISLAMIYAH TAMAN SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

NUR IZZATI CHUMAIROH

NIM. D77212085

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM STUDI PGMI

(2)

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PUASA RAMADHAN

MATA PELAJARAN FIQIH

MENGGUNAKAN STRATEGI

JOYFUL LEARNING

PADA SISWA KELAS III MI ISLAMIYAH TAMAN SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana

Ilmu Tarbiyah

Oleh:

NUR IZZATI CHUMAIROH

NIM. D77212085

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM STUDI PGMI

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Nur Izzati Chumairoh, 2016. Peningkatan Pemahaman Materi Puasa Ramadhan Mata Pelajaran Fiqih Menggunakan Strategi Joyful Learning Pada Siswa Kelas III MI Islamiyah Taman Sidoarjo. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing, Taufik Siraj, M.Pd.I.

Kata Kunci: Peningkatan Pemahaman, Materi Puasa Ramadhan, Strategi Joyful Learning.

Pembelajaran Fiqih materi puasa Ramadhan yang dilaksanakan di MI Islamiyah Taman Sidoarjo pada kelas III belum maksimal karena guru hanya mengunakan metode ceramah tanpa menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Ketika guru menerangkan, banyak siswa yang ramai dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Hal itulah yang menyebabkan rendahnya pemahaman siswa dalam materi puasa Ramadhan. Menanggapi hal tersebut, maka peneliti mencoba menggunakan strategi Joyful Learning (pembelajaran yang menyenangkan) dalam penelitian tindakan kelas. sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas III MI Islamiyah Taman Sidoarjo dalam materi puasa Ramadhan.

Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah; Bagaimanakah pengunaan strategi Joyful Learning dalam pembelajaran Fiqih materi puasa Ramadhan? Bagaimana peningkatan hasil belajar mata pelajaran Fiqih materi Puasa Ramadhan melalui pengunaan strategi Joyful Learning pada siswa Kelas III di MI Islamiyah Taman Sidoarjo.

Penelitihan tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat komponen, meliputi: Perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif dan data kuantitatif dianalisis menggunakan rumus nilai rata-rata dan prosentase ketuntasan belajar.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ...v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR TRANSLITERASI ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tindakan Yang Dipilih ...6

D. Tujuan Penelitian ...7

E. Lingkup Penelitian ...7

F. Signifikansi Penelitian ...7

BAB II KAJIAN TEORI ...9

(9)

1. Pengertian Fiqih ...9

2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih ...10

3. Pemahaman Pembelajaran Fiqih ...11

4. Materi Puasa Ramadhan ...13

B. Strategi Joyful Learning ...15

1. Latar Belakang Strategi Joyful Learning ...15

2. Pengertian Strategi Joyful Learning ...17

3. Teknik-teknik Strategi Pembelajaran Joyful Learning ...18

4. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Joyful Learning ...30

5. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Joyful Learning ...31

C. Strategi Joyfull Learning Dalam Peningkatan Pemahaman Materi Puasa Ramadhan ...32

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian ...35

B. Setting Penelitian ...36

1. Tempat Penelitian ...36

2. Waktu Penelitian ...36

3. Subyek Penelitian ...37

C. Variabel yang diselidiki ...38

D. Rencana Tindakan ...38

E. Data dan Cara Pengumpulannya ...41

1. Sumber Data ...41

2. Teknik Pengumpulan Data ...42

a. Observasi ...42

b. Wawancara ...43

c. Tes ...43

d. Dokumentasi ...47

(10)

G. Tim Peneliti dan Tugasnya ...47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...49

A. Hasil Penelitian ...49

1. Pra Siklus ...49

2. Siklus I ...53

3. Siklus II ...71

B. Pembahasan Penelitian ...88

BAB V PENUTUP ...91

A. Simpulan ...91

B. Saran ...92

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan PTK...37

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Siklus 1...44

Tabel 3.3 Kriteria Presentase Keberhasilan...46

Tabel 4.1 Hasil Nilai Tes Pra Siklus...50

Tabel 4.2 Langkah-langkah Pembelajaran Siklus I...56

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kemampuan Guru Siklus I...59

Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa Siklus I ...63

Tabel 4.5 Hasil Nilai Tes Siklus I ...67

Tabel 4.6 Langkah-langkah Pembelajaran Siklus II ...74

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kemampuan Guru Siklus II...77

Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa Siklus II ...80

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang wajib diikuti oleh umat Islam. Sebab perkembangan agama pada seseorang ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman hidup sejak kecil. Baik dalam keluarga, sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat. Terutama pada masa pertumbuhan. Maka seyogianya pendidikan agama Islam ditanamkan dalam pribadi anak sejak ia lahir bahkan sejak dalam kandungan dan kemudian hendaklah dilanjutkan pembinaan pendidikan ini disekolah, mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi.1

Salah satu unsur mata pelajaran pendidikan agama Islam adalah Fiqih. Mata pelajaran Fiqih di Madrasah mempelajari tentang ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah mahdah dan muamalah serta dapat mempraktikkan dengan benar dalam kehidupan sehari-hari. Maka mempelajari Fiqih itu penting bagi setiap muslim. Sehingga untuk hal-hal yang wajib dilakukan, hukumnya pun wajib untuk mempelajarinya. Misalnya kita tahu bahwa puasa Ramadhan itu hukumnya wajib. Maka belajar Fiqih puasa itu pun hukumnya wajib juga. Sebab

1

(14)

2

tanpa ilmu Fiqih, seseorang tidak mungkin menjalankan puasa dengan benar sebagaimana perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Mata pelajaran Fiqih dalam Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran agama Islam yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan, serta penggunaan pengalaman.

Untuk mencapai hal tersebut, Guru sebagai unsur terpenting terhadap keberhasilan anak didik di dalam lingkungan sekolah sudah seharusnya untuk menerapkan strategi belajar-mengajar Fiqih yang tepat. Di pundak pendidik terletak tanggung jawab yang amat besar dalam upaya mengantarkan anak didik ke arah tujuan yang dicita-citakan.2

Dalam mengajarkan ilmu Fiqih, seorang guru harus mempunyai penguasaan materi agar berhasil dalam pengajarannya. Salah satu materi Fiqih yang wajib dipelajari siswa adalah materi puasa Ramadhan. Materi puasa Ramadhan penting untuk dipelajari dan dipahami oleh anak didik karena puasa Ramadhan merupakan salah rukun islam yang wajib dilaksanakan.

(15)

3

Allah SWT Berfirman :3



“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka, barang siapa di antara kalian sakit atau berada dalam perjalanan (lalu berbuka), (dia wajib berpuasa) sebanyak hari yang ia tinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya, (jika mereka tidak berpuasa), membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan dengan kerelaan hati, itulah yang lebih baik baginya.

Berpuasa lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui.”

(Al-Baqarah: 183-184)

Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran, tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai materi yang akan disampaikan. Seorang guru juga membutuhkan kompetensi cara mengajar agar dapat merancang suatu pembelajaran yang tepat, perencanaan pembelajaran, menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang tepat dan mengevaluasinya sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Untuk dapat memenuhi target pembelajaran bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah, seorang guru sebaiknya mempersiapkan strategi-strategi pembelajaran

(16)

4

yang akan digunakan dalam penyampaian materinya. Selain itu, seorang guru juga harus mempersiapkan sumber belajar dan media pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajaran sehingga pembelajaran tersebut berhasil dilaksanakan.

Mengenai keberhasilan pendidikan agama Islam khususnya mata pelajaran Fiqih tersebut, peneliti menemukan permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran di MI Islamiyah Taman Sidoarjo, Dari hasil observasi peneliti, pada kondisi awalnya cara guru mengajar mata pelajaran Fiqih dengan metode ceramah tanpa menggunakan media pembelajaran. Sehingga siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Selain itu dalam proses pembelajaran beberapa siswa ramai ketika guru menjelaskan.

Akibat adanya permasalahan tersebut adalah hasil belajar yang dicapai siswa tidak maksimal. Dari wawancara peneliti terhadap guru mata pelajaran Fiqih di MI Islamiyah Taman Sidoarjo. Diketahui KKM mata pelajaran Fiqih adalah 70. Dan dari dokumen nilai siswa yang ditunjukkan guru, hanya 45 % siswa yang berhasil mencapai nilai KKM.4

Dari hasil refleksi awal terhadap masalah diatas, peneliti bersama teman sejawat guru Kelas III sepakat bahwa sebagai upaya perbaikan kualitas pembelajaran Fiqih dan pencapaian ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih khususnya pada materi puasa Ramadhan, perlu dilakukan inovasi pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa. Salah satu inovasi

(17)

5

tersebut adalah penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi mata pelajaran dan umur peserta didik yaitu strategi Joyful learning.

Joyful learning (Pembelajaran Menyenangkan) adalah suatu proses pembelajaran yang mengasyikkan dan bermakna, Mengasyikkan berarti pelajaran tersebut dapat dinikmati oleh siswa dan tanpa adanya tekanan, sedangkan bermakna berarti pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dapat bermanfaat bagi kehidupannya.5

Berdasarkan uraian diatas tentang permasalahan dalam pembelajaran Fiqih, penulis mengambil judul “Peningkatan Pemahaman Materi Puasa

Ramadhan Mata Pelajaran Fiqih Menggunakan Strategi Joyful Learning Pada Siswa Kelas III MI Islamiyah Taman Sidoarjo”

B.Rumusan Masalah.

Berdasarkan deskripsi di atas dan agar lebih terfokus dalam pembahasan penelitian ini, maka peneliti memusatkan perhatian pada pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penggunaan strategi joyful learning dalam pembelajaran Fiqih materi puasa Ramadhan pada siswa kelas III di MI Islamiyah Taman

Sidoarjo?

5

(18)

6

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar mata pelajaran Fiqih materi puasa Ramadhan melalui pengunaan strategi joyful learning pada siswa kelas III di MI Islamiyah Taman Sidoarjo?

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi dalam peningkatan pemahaman Fiqih materi puasa Ramadhan siswa kelas III MI Islamiyah, yaitu dengan menggunakan strategi joyful learning.

Tindakan ini dipilih karena dalam strategi joyful learning proses pembelajaran dilakukan dengan cara yang menyenangkan namun bermakna. Hal ini dapat membuat proses pembelajaran menjadi efektif, menyenangkan, siswa dapat aktif sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dan hasil belajar siswa juga dapat meningkat.

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis susun di atas, maka penelitian ini bertujuan :

(19)

7

2. Untuk mendiskripsikan peningkatan hasil belajar mata pelajaran Fiqih materi puasa Ramadhan melalui pengunaan strategi joyful learning pada siswa kelas III di MI Islamiyah Taman Sidoarjo.

E.Lingkup Penelitian

1. Subjek yang diteliti difokuskan pada siswa kelas III MI Islamiyah Taman Sidoarjo semester genap tahun pelajaran 2015-2016

2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran Fiqih kelas III materi puasa Ramadhan dengan menggunakan strategi joyful learning.

Standart Kompetensi : Mengenal puasa Ramadhan

Kompetensi Dasar : Memahami ketentuan puasa Ramadhan

F. Signifikansi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Bagi Lembaga

Sebagai pemberi informasi tentang hasil dari penggunaan strategi joyful learning dalam proses belajar mengajar Fiqih, serta penelitian ini diharapkan

(20)

8

2. Bagi Guru

Agar guru lebih mudah dalam menyampaikan materi yaitu secara efisien dan menciptakan suasana menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.

3. Bagi Siswa

Siswa agar lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan guru, merasa senang dan dapat aktif dalam proses pembelajaran mata pelajaran Fiqih.

4. Bagi Peneliti

(21)

9

BAB II KAJIAN TEORI

A.Mata Pelajaran Fiqih di MI. 1.Pengertian Fiqih

Menurut Al-Ghazali Fiqih ialah hukum syariat yang berhubungan dengan perbuatan orang mukallaf, seperti: mengetahui hukum wajib, haram, mubah, mandup dan makruh; atau mengetahui suatu akad itu sah atau tidak; dan suatu ibadah itu diluar waktunya yang semestinya (qadla’) atau di dalam waktunya (ada’).6

Sedangkan menurut istilah yang digunakan para ahli Fiqih (Fuqaha), Fiqih merupakan ilmu pengetahuan yang membicarakan atau membahas tentang hukum-hukum Islam yang bersumber pada Al-Qur’an, As-Sunnah dan dari dalil-dalil terperinci.7

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Fiqih merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum syara’ yang bersumber dari Al-Qur’an, As-Sunnah dan dari dalil-dalil terpenci.

2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih

Dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 pasal 3 di sebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

6

Bambang Subandi Dkk, Studi Hukum Islam, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press,2012), 39. 7

(22)

10

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.8

Adapun Tujuan Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah :

1. Agar siswa dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli, sebagai pedoman hidup bagi kehidupan pribadi dan sosialnya.

2. Agar siswa dapat melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar, sehingga dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.

Sedangkan Fungsi mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyyah adalah: 1. Mendorong tumbuhnya kesadaran beribadah siswa kepada Allah SWT. 2. Menanamkan kebiasaan melaksanakan syarit Islam di kalangan siswa

dengan ikhlas.

3. Mendorong tumbuhnya kesadaran siswa untuk mensyukuri nikmat Allah SWT dengan mengolah dan memanfaatkan alam untuk kesejahteraan hidup.

8

(23)

11

4. Membentuk kebiasaan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial dimadrasah dan di masyarakat.

5. Membentuk kebiasaan berbuat/berperilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di madrasah dan masyarakat.9

3. Pemahaman Pembelajaran Fiqih

Pemahaman didefinisikan proses berpikir dan belajar. Dikatakan demikian karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan cara memahami.10 Pemahaman adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang sudah diingat lebih kurang sama dengan yang sudah diajarkan dan sesuai dengan maksud penggunaannya.11 Dalam taksonomi bloom, “kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada

pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak dipertanyakan sebab untuk memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.12

Sedangkan pembelajaran mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang Fiqih

9 KeputusanMenteri Agama No 165 Tahun 2014, Pedoman Kurikulum madrasah 2013 Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, (Jakarta : Depag) , 35. 10

W.J.S. Porwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1991), 636. 11

Yusuf Anas, managemen pembelajaran dan instruksi pendidikan, (Jogja: IRCiSoD,2009), 151.

12 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Balajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

(24)

12

ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta Fiqih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.13

Dari devinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman dalam pembelajaran Fiqih yaitu kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang telah diinggat dalam hal ibadah, pelaksanaan rukun islam, hukum wajib, haram, mubah, khitan, kurban, serta hukum syara’ yang bersifat praktis (amaliah) yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.

4. Materi Puasa Ramadhan

Puasa adalah menahan diri dari semua hal yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar (subuh) sampai terbenam matahari (maghrib) dengan memenuhi syarat dan rukunnya. Puasa Ramadhan wajib dilakukan oleh umat Islam selama sebulan penuh.

a. Syarat puasa

1) Syarat wajib puasa

a) Orang islam. Orang yang tidak islam tidak sah dan tidak wajib melaksanakan puasa.

13

(25)

13

b) Balig (dewasa). Anak yang belum mumayiz tidak diwajibkan puasa tetapi harus dilatih puasa.

c) Berakal sehat. 2) Syarat sah puasa

a) Mumayyiz, artinya anak yang belum baligh tetapi sudah dapat membedakan baik dan buruk, halal dan haram.

b) Suci dari haid dan nifas, syarat ini hanya berlaku bagi wanita.

c) Dilakukan pada hari yang tidak diharamkan. Yaitu tidak dilakukan di hari raya dan hari tasyrik.

b. Rukun Puasa

Rukun puasa adalah sesuatu yang harus dikerjakan dalam menjalankan puasa. Jika tidak dikerjakan maka puasanya tidak sah.

1) Niat

Bacaan niat berpuasa Ramadhan adalah :

ىلاعت ه ة َسلا ه ناضم رْهش ض ْرف ءادا ْنع دغ مْوص تْيون

Artinya :

(26)

14

2) Menahan diri dari makan dan minum serta segala hal yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar sadiq (subuh) sampai tenggelam matahari (maghrib).14

c. Hal yang membatalkan puasa.

1. Makan dan minum 4) Hilang akal

2. Muntah disengaja 5) Haid, nifas

3. Senggama disiang hari bulan Ramadhan 6) Keluar mani15 d. Sunnah – sunnah dalam berpuasa.

1. Makan sahur

2. Memperbanyak amalan yang baik

3. Meninggalkan perkataan dan perbuatan yang keji 4. Memberikan buka kepada orang yang berpuasa 5. Segera berbuka apabila sudah saatnya berbuka 6. Qiyamu Ramadhan

7. I’tikaf

e. Hal – Hal Yang Dapat Mengurangi Pahala Puasa 1. Berbohong / berdusta

2. Mencuri

3. Berbicara kotor 4. Menggunjing

14

Ainul Yaqin, Fiqih untuk MI kelas 3, (Sidoarjo: Media Ilmu Group, 2009), 37-41. 15

(27)

15

5. Memberi kesaksian palsu

6. Menggucapkan kata-kata dan berbuat yang tidak memiliki manfaat 7. Adu mulut

8. Melihat lawan jenis lalu timbul nafsu

B. Strategi Joyful Learning

1. Latar belakang Joyful Learning

Pendekatan dapat diartikan sebagai suatu titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber dari pendekatan tertentu.16

Sedangkan Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran.17 Strategi joyful learning merupakan bagian dari pendekatan PAKEM. Pengertian PAKEM, secara bahasa dan istilah merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.

Istilah Aktif, maksudnya pembelajaran adalah sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan

16

Junaedi, dkk, Strategi Pembelajaran, (Surabaya: LAPIS PGMI, 2008), 10. 17

(28)

16

maupun pengalaman oleh peserta didik sendiri. Dalam proses belajar siswa tidak semestinya diperlakukan seperti bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentang ilmu pengetahuan atau informasi. Karena itu, dalam proses pembelajaran guru dituntut mampu menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan, memproses dan mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan keterampilan baru.

Kreatif, dimaksudkan memiliki makna bahwa pembelajaran

merupakan sebuah proses mengembangkan kreativitas siswa, karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak berhenti. Dengan demikian guru dituntut mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam sehingga seluruh potensi dan daya imajinasi siswa dapat berkembang secara maksimal.

Istilah Efektif, bararti bahwa metode pembelajaran apapun yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Ini dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi baru oleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

(29)

17

minat siswa untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara maksimal.18

2. Pengertian Strategi Joyful Learning

Strategi pembelajaran merupakan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang disesuaikan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.19 Strategi Joyful learning (pembelajaran menyenangkan) adalah suatu proses pembelajaran yang mengasyikkan dan bermakna, Mengasyikkan berarti pelajaran tersebut dapat dinikmati oleh siswa dan tanpa adanya tekanan, sedangkan bermakna berarti pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dapat bermanfaat bagi kehidupannya.20

Dalam strategi Joyful learning guru memosisikan diri sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya. Suasana yang demokratis dan tidak ada beban, baik guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran.21 Pembelajaran yang menyenangkan dapat terwujud apabila guru mampu mendesain materi pembelajaran dengan baik serta mengkombinasikannya dengan metode pembelajaran yang mengedepankan keterlibatan aktif peserta didik di kelas.

18

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif ,Kreatif, Inovatif,Efektif dan Menyenangkan (Semarang: RASAIL Media Group, 2008), 46-47.

19 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta : Kencana Predana Media, 2006), 126. 20 Eggen, P dan D, Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran. Penerjemah: Satrio

wahono.(Jakarta:Indeks Permata Puri Media, 2012) 21

(30)

18

Proses pembelajaran yang digunakan diaplikasikan melalui game, bernyanyi, kuis, dan aktifitas-aktifitas yang menimbulkan perasaan senang.

3. Teknik-teknik Mengajar Joyful Learning.

Untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, guru juga harus berupaya bagaimana agar kegiatan pembelajaran itu menjadi menyenangkan. Karena bagaimanapun, tidak semua guru dapat mengajar secara menyenangkan.

Adapun upaya yang harus dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah :

a. Mengawali kegiatan dengan hal-hal yang menyenangkan.

Ciptakan suasana riang gembira dalam mengawali segala bentuk kegiatan di dalam dan di luar kelas. Sikap riang gembira dari guru akan berpengaruh besar kepada anak didiknya.Seorang guru yang kreatif tentu dapat menciptakan “kondisi” (ice breaking) yang tepat dalam mengajak

siswa memulai mengerjakan tugas-tugas atau mengkondisikan kembali suasana belajar yang mulai membosankan dan melelahkan menjadi kembali bersemangat.

(31)

19

yang sering terjadi dan sangat memilukan hati anak adalah seringnya perasaan anak diabaikan.22

b. Menjauhi berbagai gaya berkomunikasi yang kurang patut.

Gaya komunikasi guru kepada murid yang kurang patut, akan sangat berdampak negatif terhadap murid.

Adapun gaya komunikasi yang kurang patut dan harus dihindari adalah : 1.) Gaya memerintah.

Gaya ini paling sering terjadi karena pendidik merasa dirinya memiliki kekuasaan tertinggi di dalam kelas. Anak harus patuh dan taat kepada guru. Siapa yang melanggar akan ditundukkan melalui perintah-perintah dan ancaman

Contoh :

“Bu guru tidak suka kamu menangis, ayo diam … !” “Jika kamu sekali lagi lupa membawa PR, awas … !”

2.) Gaya memojokkan / menyalahkan

Gaya ini sering terjadi ketika kesabaran guru sebagai pendidik menjadi tawar, tidak mau ikut mengambil resiko dan tanggung jawab, selalu menuding anak sebagai sumber kesalahan.

Contoh :

Nah, betulkan, kalau pak guru menerangkan kamu tidak serius, ulanganmu hasilnya jelek semua… !”

22

(32)

20

Kamu sih, malas belajar sehingga tak dapat nilai bagus”. 3.) Gaya meremehkan.

Gaya ini sering terjadi karena kurangnya pemahaman pendidik akan karakteristik dan keunikan masing-masing anak. Guru cenderung meremehkan anak yang agak lamban belajar atau menganggapnya sebagai anak bawang, begitu juga terhadap anak yang usil dan nakal. Contoh :

Masa,pelajaran mudah begini kamu tidak dapat mengerjakan!” “Ah, kamu duduk di sana saja, biar tidak ribut dan mengganggu 4.) Gaya membandingkan.

Gaya ini sering terjadi karena pendidik terlalu memiliki harapan yang tinggi dan berlebih-lebihan, seakan-akan kemampuan semua anak sama.

Contoh :

Apa kalian nggak malu sama kelas lain yang dapat piala ?”

Apa kamu nggak merasa malu sama kakakmu yang selalu juara kelas ?”

5.) Gaya mencap/menstempel

Gaya ini termasuk gaya melanggar hak asasi anak. Biasanya gaya ini timbul karena adanya sepenggal kelakuan yang melekat pada penilaian guru terhadap anak sebelumnya.

(33)

21

“Kamu memang si anak nakal, bandel, tak tahu aturan. Persis seperti kelakuan kakakmu dulu !”

Dasar malas, jelas saja bodoh !” 6.) Gaya mengancam

Gaya ini memperlihatkan ketidak matangan dan ketidak siapan pendidik dalam menghadapi berbagai prilaku anak. Pendidik sering mengancam karena tak mau terlibat berlama-lama dengan kondisi yang tak diharapkan.

Contoh :

Hei diam, ribut saja … !”

“Ngapain kamu cengar-cengir Badu ? Ayo keluar, mengganggu kosentrasi saya saja”.23

Pada intinya agar pembelajaran menjadi menyenangkan guru harus menggunakan gaya komunikasi yang baik, ramah, sabar, mempunyai rasa humor, kasih sayang, dan lemah lembut.

c. Menguasai keterampilan dasar mengajar.

Karena setiap siswa itu memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka bagi pengajar harus mengimbanginya dengan berbagai macam keterampilan mengajar. Adapun macam-macam keterampilan akan penulis bahas satu persatu sebagai berikut :

1.) Keterampilan bertanya

23

(34)

22

Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan tehnik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif

terhadap siswa yaitu:

a.) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. b.) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu

masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan. c.) Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa.

d.) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.24

2.) Keterampilan memberi penguatan.

Penguatan (reinforcement) merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali prilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal, dan non-verbal. Penguatan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian, seperti: bagus, tepat. Sedang secara non-verbal dapat dilakukan dengan: sentuhan, acungan jempol, dan kegiatan yang menyenangkan. 3) Keterampilan mengadakan variasi.

Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi.

24

(35)

23

Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.

4.) Keterampilan menjelaskan.

Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. 25

5.) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Yang dimaksud dengan set induction ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondisi bagi murid agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.

Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal jam pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Hal

25

(36)

24

tersebut dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan dipelajarinya. 26

6.) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi adalah sebagai berikut :

a.) Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi

b.) Memperluas masalah atau urutan pendapat. c.) Menganalisis pandangan peserta didik. d.) Meningkatkan partisipasi peserta didik. e.) Menyebarkan kesempatan berparsitipasi. f.) Menutup diskusi.

7.) Keterampilan Mengelola Kelas.

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar

26

(37)

25

mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Yang termasuk ke dalam hal ini misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.

8.) Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan.

Pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik.

Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan :

a.) Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian, dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas.

b.) Membimbing dan memudahkan belajar, yang mencakup penguatan, proses awal, supervisi dan interaksi pembelajaran. c.) Perencanaan penggunaan ruangan.

(38)

26

Khusus dalam melakukan pembelajaran perorangan, perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berpikir peserta didik, agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta didik. 27

Jadi dalam mengajar guru selain memberikan perhatian pada kelompok juga harus memperhatikan siswa secara perorangan. Mengapa demikian ? Karena setiap siswa itu mempunyai gaya belajar dan daya serap yang berbeda-beda. Dengan adanya perhatian guru terhadap kelompok dan perorangan ini, maka diharapkan agar apa yang disampaikan oleh guru bisa diserap dan diterima oleh peserta didik dengan baik.

d. Menggunakan Media Pengajaran.

Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa antara lain :

1.) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2.) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

27

(39)

27

3.) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

4.) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.28

e. Menggunakan Metode Pengajaran yang Bervariasi.

Dalam proses belajar mengajar, metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana yang membermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami atau diserap oleh anak didik menjadi pengertian-pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya.

Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak akan berproses secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan.

Metode pengajaran yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar sehingga banyak tenaga dan waktu terbuang sia-sia. Oleh karena itu metode yang ditetapkan oleh

28

(40)

28

seorang guru dapat berdaya guna dan berhasil guna jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Adapun fungsi metode secara umum dapat dikemukakan sebagai pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan tersebut. Dalam memfungsionalkan metode, terdapat suatu prinsip yang umum yaitu, prinsip agar pengajaran dapat disampaikan dalam suasana yang menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan, dan motivasi, sehingga pelajaran atau materi didikan itu dapat dengan mudah diberikan.

f. Dapat Memberikan Hadiah Kepada Siswa yang Berprestasi.

Pemberian hadiah merupakan positif reinforcement bagi anak. Cara ini merupakan cara mendidik yang bersifat prefentif dan regresif yang menyenangkan dan dapat menjadi motivator belajar bagi anak.

g. Belajar Dengan Melakukan (Learning by doing).

Pada hakekatnya siswa senang apabila belajar sambil bekerja atau melakukan aktivitas. Siswa akan punya harga diri apabila diberi kesempatan untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Untuk itu, siswa perlu diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan nyata yang melibatkann otot dan pikirannya, sehingga anak belajar bagaimana cara belajar, menemukan, mencari dan menyelesaikan permasalahan. Lebih dari 2.400 tahun yang lalu Confucius menyatakan :

(41)

29

Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham.

Tiga pernyataan sederhana ini membicarakan bobot penting belajar aktif. Mel Siberman telah memodifikasi dan memperluas pernyataan Confucius tersebut menjadi apa yang ia sebut paham belajar aktif.

Apa yang saya dengar, saya lupa.

Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit.

Apa yang saya dengar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman lain, saya mulai paham.

Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai.29

4. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Joyful Learning

Langkah-langkah pembelajaran Joyful Leaarning

a. Guru menjelaskan materi dengan gambar, gerakan dan tanya jawab. b. siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk diajak bermain dan

bernyanyi.

29

(42)

30

c. Guru mengajak siswa bernyanyi atau tepuk-tepuk yang dibuat sendiri oleh guru (guru harus kreatif membuat meringkas materi untuk dijadikan suatu lagu ataupun tepuk-tepuk)

d. Setiap kelompok diberi soal latihan untuk didiskusikan.(usahakan dengan media pembelajaran)

e. Guru menunjuk kelompok untuk membacakan jawaban hasil diskusinya dengan permainan.

f. Guru memberi penguatan atas jawaban yang telah disampaikan oleh masing-masing kelompok.

g. Guru mengajak siswa untuk bermain dengan permainan yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.

h. Guru memberi hadiah kepada kelompok yang terbaik dan memperoleh point terbanyak.

5. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Joyful learning

Kelebihan Strategi Pembelajaran Joyful Learning a. Suasana belajar rileks dan menyenangkan.

b. Dengan melibatkan kerja otak kiri dan kanan akan menjadikan belajar murid lebih ringan dan menyenangkan sehingga murid tidak mengalami stress dalam belajarnya.

(43)

31

Ada banyak jenis metode yang ada di joyful learning yang dapat diterapkan dan dikombinasikan antara metode yang satu dengan metode lainnya, sehingga kita tinggal menentukan sendiri jenis metode mana yang diterapkan.

d. Merangsang kreativitas dan aktivitas.

Kreativitas terjadi jika kita dapat menggunakan informasi yang sudah ada didalam otak kita dan mengombinasikan dengan informasi yang lain sehingga tercipta hal baru yang bernilai tambah. Demikian juga jika kita menggunakan strategi joyful learning kita akan menghubungkan informasi yang sudah ada di memory kita untuk dikombinasikan dan dipadukan antara informasi yang satu dengan yang lain sehingga tercipta sesuatu yang baru.

e. Lebih bervariasi dalam menyampaikan materi pembelajaran.

f. Dengan penguasaan materi yang mantap guru dapat mendesain membungkus suatu penyajian materi kegiatan belajar mengajar lebih menarik dengan berbagai variasi agar para peserta didik mengikuti dengan suasana hati yang gembira dan semangat yang tinggi.

Kekurangan Pembelajaran Joyful Learning

a. Jika guru tidak berhasil mengendalikan kelas maka kelas akan menjadi sangat ramai dan susah di kendalikan.

(44)

32

c. Guru harus menguasai banyak metode pembelajaran karena pada strategi pembelajaran Joyful Learning harus menerapkan banyak metode pembelajaran. 30

C. Strategi Joyful Learning Dalam Meningkatkan Pemahaman Materi Puasa Ramadhan.

Penelitian tentang strategi Joyful Learning bukanlah hal yang baru di dunia pendidikan. Namun cukup langka diterapkan pada pembelajaran siswa di Sekolah Dasar.

Penulis penelitian ini mengkaji beberapa karya ilmiah dan kajian pustaka yang berkaitan dengan tema yang penulis angkat diantaranya yaitu:

1. Nur Ansyoria Yulisa pada tahun 2014 telah menyelesaikan skripsinya yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Dengan Strategi Joyful Learning Pada Kelas IV.D SD Negeri 42 Palembang . berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Joyful Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV D. SD Negeri 42 Palembang. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rerata

30

(45)

33

kognitif siswa pada siklus I meningkat menjadi 63,63% dan pada siklus 2 adalah 95,45%. 31

2. Dyah Ayu Woro Gendari pada tahun 2013 telah melakukan tugas penelitiannya dengan judul Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Joyful Learning Berbantuan Media Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD Negeri Loano. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi Joyful Learning berbantuan media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Loano. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rerata kognitif siswa pada siklus I meningkat menjadi 68,57% dan hasil observasi untuk motivasi belajar siswa pada siklus I diperoleh sebesar 78,17% dan pada siklus 2 adalah 82,86% telah mencapai nilai KKM dan presentase motivasi belajar siswa sebesar 81,50%.32

Berdasarkan beberapa penelitian tentang penggunaan strategi joyful learning menunjukkan bahwa dengan diterapkannya strategi joyful learning dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan pemahaman atau hasil belajar siswa. Maka peneliti berinisiatif untuk menggunakan strategi

31

Nur Ansyoria Yulisa,Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Dengan Strategi Joyful Learning Pada Kelas IV.D SD Negeri 42 Palembang”, Penelitian Tindakan Kelas (Palembang: Digilib Univ Sriwijaya, 2014)

(46)

34

Joyful Learning dalam meningkatkan pemahaman materi puasa Ramadhan pada mata pelajaran Fiqih di MI Islamiyah Taman Sidoarjo.

(47)

35

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A.Metode Penelitihan

Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.

Jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar dikelas dengan melihat kondisi siswa. Mc Niff dalam bukunya yang berjudul Action Research Principles and Practice memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.34

Model penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin yang terdiri empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Sesudah suatu siklus selesai di implementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan

34

(48)

36

adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.35 Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Model PTK model Kurt Lewin

B. Setting dan Subjek Penelitihan

1. Setting dalam penelitihan ini meliputi: tempat penelitihan dan waktu penelitihan sebagai berikut :

a. Tempat penelitihan :

Penelitihan tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Islamiyah Taman Sidoarjo untuk mata pelajaran Fiqih.

b. Waktu penelitihan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 - Januari 2016.

35

(49)

37

Jadwal kegiatan Penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

No Kegiatan Tahun Pelajaran 2015-2016

Oktober November Desember Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Observasi

Proposal

Mulai bimbingan

Izin Penelitian Pra Siklus Siklus I Siklus II

2. Subyek Penelitihan

(50)

38

C.Variabel yang diteliti

Variabel-variabel penelitihan yang dijadikan titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu:

1. Variabel input :Siswa Kelas III MI Islamiyah Taman Sidoarjo.

2. Variabel output :Pemahaman Materi Puasa Ramadhan Mata Pelajaran Fiqih. 3. Variabel Proses : Strategi joyful learning (Pembelajaran Menyenangkan).

D. Rencana Tindakan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin sering dijadikan acuan pokok atau dasar dari berbagai model penelitian tindakan (action reseacrh), terutama PTK. Dialah orang pertama yang memperkenalkan action research.36

Penelitian tindakan dilakukan dalam beberapa siklus, sesuai dengan kebutuhan. Dimana pada masing-masing siklus diberikan perlakuan yang sama (tentang alur kegiatan yang sama) dan membahas satu pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-masing siklus.

1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini peneliti melakukan kegiatan perencanaan antara lain sebagai berikut:

a. Menyusun instrumen dan skenario penelitian.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(51)

39

c. Menyiapkan lembar observasi dan berbagai instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian.

d. Menyiapkan media dan sumber belajar yang digunakan dalam penelitian. e. Menyiapkan alat evaluasi yang berupa pre test dan post test, serta

lembar kerja siswa. 2. Pelaksanaan Tindakan

Pada masing-masing siklus terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting).

a. Siklus I

a) Perencanaan 1) Menyusun RPP

2) Menyiapkan sumber dan media belajar 3) Menyiapkan instrument penelitian 4) Menyiapkan lembar kerja siswa 5) Menyiapkan lembar observasi b) Pelaksanaan

Prosedur pelaksanaannya adalah menerapkan tindakan mengacu pada RPP dan skenario pembelajaran, diantaranya :

Kegiatan awal:

- Mengucap salam dan berdoa bersama - Mengabsen siswa

(52)

40

- Menyampaikan tujuan pembelajaran - Memotivasi siswa

Kegiatan inti: - Penjelasan

- Berdiskusi kelompok

- Menyampaikan hasil diskusi - Bernyanyi

- Bermain

- Penguatan dan reward

Kegiatan penutup: - Melakukan refleksi - Memberikan penugasan

- Menyampaikan materi selanjutnya - Menutup pelajaran dengan doa c) Pengamatan

(53)

41

d) Refleksi

1) Memeriksa instrumen penelitian dan catatan hasil observasi

2) Melakukan diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu dan waktu dari setiap macam tindakan.

3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.

4) Evaluasi tindakan I.

E.Data dan Teknik Pengumpulan Data. 1. Sumber Data

Data utama penelitian ini mencakup:

a. Skor hasil tes siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan, meliputi skor hasil tes awal / tes pengetahuan pra-syarat, hasil diskusi kelompok siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dan hasil tes pada setiap akhir tindakan.

b. Hasil lembar observasi perilaku guru dan aktivitas siswa.

(54)

42

penelitian adalah karena berdasarkan observasi dan wawancara dengan siswa dan guru mata pelajaran Fiqih, didapatkan:

a. Siswa merasa bosan terhadap pembelajaran materi Fiqih kurang bervarianya metode dalam pembelajaran.

b. Nilai siswa yang rendah. 2. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data hakikatnya adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.37 Data yang akurat akan bisa diperoleh ketika proses pengumpulan data tersebut dipersiapkan dengan matang. Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses penelitian, yaitu:

a. Observasi

Metode observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran Fiqih dengan menggunakan strategi joyful learning.

Pengamatan secara langsung dan pencatatan selama proses pembelajaran Fiqih Strategi joyful learning untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa selama pembelajaran dan usaha-usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan tersebut.

37

(55)

43

Observasi ini dipandu dengan pedoman observasi yang telah dibuat. Adapun analisis observasi guru dihitung dengan menggunakan rumus:

� = � � %

Keterangan :

� = Prosentase

�= Jumlah skor yang diperoleh

�= Jumlah skor maksimal

b. Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data yang ada kaitannya dengan sikap atau pendapat guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran Fiqih materi Puasa Ramadhan dengan menggunakan strategi joyful learning untuk menemukan kesulitan apa saja yang dialami baik guru maupun siswa saat proses pembelajaran pada saat sebelum dan sesudah tindakan.

c. Tes

(56)

44

Jenis tes yang digunakan adalah tes tulis. Tes yang dimaksud meliputi tes pengetahuan pra syarat yang akan digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep materi pelajaran sebelum pemberian tindakan. Selanjutnya tes pengetahuan pra syarat tersebut juga akan dijadikan sebagai acuan tambahan untuk mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar.

Selain tes awal juga dilakukan tes pada setiap akhir tindakan, hasil tes ini akan digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran melalui penggunaan strategi Joyful learning dalam pembelajaran Fiqih materi Puasa Ramadhan.

Instrumen yang digunakan adalah butir-butir soal tes hasil belajar mata pelajaran Fiqih. Adapun kisi-kisinya adalah sebagai berikut:

(57)
(58)

46

Analisis ketuntasan belajar siswa dianggap berhasil jika siswa mampu menyelesaikan tes pemahaman materi puasa Ramadhan dengan skor ≥71,1

dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar ≥70%.

Untuk mengetahui nilai rata-rata siswa menggunakan rumus:

Keterangan: X = Nilai rata-rata ΣX = Jumlah semua nilai siswa

ΣN = Jumlah siswa

Untuk menentukan prosentase ketuntasan hasil belajar siswa dapat menggunakan rumus:

Tabel 3.3

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam %

Tingkat Keberhasilan (%) Arti

> 80 % Sangat baik

60-70 % Baik

40-59 % Cukup

20-39 % Kurang

< 20 % Sangat Kurang

X = ΣX ΣN

(59)

47

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara memperoleh data dengan melihat dan meneliti dokumen atau catatan yang berupa foto atau tulisan. Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan berupa hasil pekerjaan siswa dan skor tes sebelumnya serta foto-foto yang diambil selama proses pembelajaran. Dokumentasi ini digunakan penulis untuk memperkuat data yang diperoleh.

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitihan tindakan kelas dalam meningkatkan maupun memperbaiki proses belajar mengajar dikelas.38

Hasil penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih materi puasa Ramadhan dari siklus pertama dan siklus berikutnya dimana jumlah siswa yang mencapai kelulusan minimal 70%.

G.Tim Peneliti dan Tugasnya.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kolaboratif, yakni penelitian dilakukan oleh peneliti bekerja sama dengan guru Kelas III yang mengajar mata pelajaran Fiqih di MI Islamiyah Taman Sidoarjo.

(60)

48

1. Guru, bertugas:

a. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan.

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan strategi joyful learning.

c. Mitra kerja peneliti dalam pengambilan data. 2. Mahasiswa, bertugas:

a. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan b. Menyusun RPP dan instrumen penilaian.

c. Melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.

(61)

(62)

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Tahap Pra Siklus

Tahap Pra Siklus ini dilakukan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses penelitian. pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati kegiatan proses pembelajaran secara langsung di kelas III. Dan wawancara terhadap guru Fiqih serta memberi soal Pra siklus kepada siswa kelas III.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan secara langsung di dalam kelas, peneliti menemukan beberapa kendala selama kegiatan proses pembelajaran Fiqih. Di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Pada awal pelajaran banyak peserta didik yang belum siap untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Peserta didik ramai sendiri dengan temannya.

b. Selama proses pembelajaran berlangsung guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanpa disertai dengan media pembelajaran. peserta didik hanya mendengarkan dan pasif dalam kegiatan pembelajaran. c. Guru tidak memberi kesempatan siswa dalam bertanya. Sehingga guru

(63)

50

Dalam pengamatan peneliti juga melakukan wawancara kepada guru Fiqih kelas III yaitu Pak Mufid. Menurut guru, dalam pembelajaran Fiqih biasanya dilakukan seperti biasa, yaitu siswa membaca buku paket, setelah itu guru menerangkan dan siswa mendengarkan, mengerjakan LKS dan mengoreksinya bersama. Dan dari hasil wawancara peneliti terhadap siswa, mereka merasa kesulitan dalam memahami penjelasan dari guru. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi puasa Ramadhan pada mata pelajaran Fiqih, peneliti menggunakan soal pra siklus. Adapun hasil nilai pemahaman pra siklus siswa pada materi puasa Ramadhan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Hasil Nilai Pemahaman Siswa pada Materi Puasa Ramadhan Pra Siklus

No Nama Nilai Keterangan

1 Ahmad Fajar Ismail 20 Tidak Tuntas

2 Anisa Febrianti 45 Tidak Tuntas

3 Dharius Hasbi Hawali Mahmud 30 Tidak Tuntas

4 Faizatun Nazilah Ramadani 20 Tidak Tuntas

5 Firly Chandra Dewi 35 Tidak Tuntas

6 Firly Radiansyah 65 Tidak Tuntas

7 Firlyana Maghfiroh 30 Tidak Tuntas

(64)

51

9 Hamdanu Edy Irianto 40 Tidak Tuntas

10 Hanik Masfufah 75 Tuntas

11 Haylannisa Fuadi 50 Tidak Tuntas

12 Herlan Putra Hafis Fiansyah 50 Tidak Tuntas 13 Jihan Suci Putri Nabila 30 Tidak Tuntas

14 Lavenia Safitri 55 Tidak Tuntas

15 Mayla Ananda Shofiana 75 Tuntas

16 Moch. Salman Al Farisi 50 Tidak Tuntas

17 Moch. Nashrul Afiffudin S. 20 Tidak Tuntas

18 Muhammad Nafi' Mahfudi 19 Tidak Tuntas

19 Muhammad Nafis Ramadhani 50 Tidak Tuntas 20 Muh.Nizaruddin Ainurrahman 50 Tidak Tuntas

21 Muh. Raffi Dwi Ramadhani 0 Tidak Tuntas

22 Nabila Budi Amanda 45 Tidak Tuntas

23 Nadia Syafa Azzahra 80 Tuntas

24 Nessa Siti Hazidah 75 Tuntas

25 Nevyka Anggia Laudi - Tidak Tuntas

26 Putri Azzahro 75 Tuntas

27 Ramzi Hermanto 30 Tidak Tuntas

28 Reyhan Saahid Anarfhi 10 Tidak Tuntas

(65)

52

30 Syeilla Nur Aulia 75 Tuntas

31 Umi Latifah 10 Tidak Tuntas

32 Zarah Islamiyah 45 Tidak Tuntas

33 Fauzi Ramadhani 50 Tidak Tuntas

34 Daffa Nur Fawas Amanulloh 25 Tidak Tuntas

35 Syafara Lova - Tidak Tuntas

Jumlah Nilai (∑ �) 1489

Jumlah Siswa (∑ �) 35

Nilai rata-rata

�̅ = ∑ �∑ �

�̅ =

�̅ = 42,5

Nilai Maksimum 85

Nilai Minimum 0

Jumlah siswa yang tuntas 8

Jumlah siswa yang tidak tuntas 27

Presentase Ketuntasan ∑ � � � �� � ��

∑ � �

× %

(66)

53

Dari tabel hasil nilai pemahaman siswa dapat diketahui bahwa pemahaman siswa pada materi puasa Ramadhan sangat rendah yaitu presentase ketuntasan 22,8%. Rendahnya pemahaman siswa pada materi puasa Ramadhan dipengaruhi oleh faktor kurang tepatnya strategi pembelajaran yang diterapkan dan kurang bervariasinya metode pembelajaran. Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa pasif dalam pembelajaran.

Untuk mengatasi masalah-masalah diatas yang menjadi penyebab rendahnya pemahaman siswa pada materi puasa Ramadhan, selanjutnya peneliti menyusun rencana tindakan dengan menggunakan strategi joyful learning yang nantinya dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran berlangsung, suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan diharapkan meningkatkan pemahaman peserta didik. 2. Siklus I

a. Penerapan Strategi Joyful Learning Pada Pembelajaran Fiqih Materi Puasa Ramadhan.

(67)

54

Pada siklus I materi puasa Ramadhan diterapkan strategi Joyful Learning, adapun kegiatan awal yang dilakukan oleh guru dalam proses

pembelajaran adalah mengkondisikan peserta didik agar siap mengikuti pelajaran dengan menggunakan “sapaan kelas 3” dan memberikan

apersepsi tentang puasa, tidak lupa guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang puasa Ramadhan dan memberikan motivasi agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Pada saat pembelajaran inti, hal yang pertama dilakukan oleh guru adalah menjelaskan materi puasa Ramadhan kepada peserta didik dengan menggunakan gerakan dan gambar, setelah diberi penjelasan , peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Masing-masing kelompok diberi waktu 10 menit untuk membaca dan mendiskusikan tugas yang diberikan guru. tugas tersebut adalah mengelompokkan ketentuan-ketentuan puasa yang terdiri dari rukun dan syarat puasa. Guru berkeliling mengawasi dan membimbing kelompok yang kesulitan.

Setelah waktu yang diberikan guru telah habis, guru meminta perwakilan kelompok untuk membacakan hasil diskusinya. Setelah semua kelompok membacakan hasil diskusinya. Lembar jawaban dikumpulkan, kemudian guru memberi penguatan.

(68)

55

guru mengajukan pertanyaan kepada siswa yang disampaikan dengan metode permainan kuis.

Setelah permainan kuis selesai, guru dan siswa menghitung point. Kelompok dengan point terbanyak mendapatkan hadiah dari guru.

Pada akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan materi puasa Ramadhan agar siswa benar-benar paham materi tersebut. Sebagai alat ukur keberhasilan pembelajaran guru memberikan tes evaluasi untuk pengetahui tingkat pemahaman siswa. Setelah siswa mengerjakan soal tes. Hasil tes tersebut kemudian dikumpulkan. Setelah itu Guru memberi motivasi siswa agar lebih giat dalam belajar.

b. Peningkatan Pemahaman Materi Puasa Ramadhan Menggunakan Strategi Joyful Learning.

1) Persiapan Tindakan (Perencanaan)

Persiapan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : a) Pemilihan materi yang diajarkan pada siswa, yaitu mata

pelajaran Fiqih pada materi puasa Ramadhan.

b) Memilih Strategi pembelajaran yang tepat untuk digunakan. strategi yang digunakan dalam penelitian ini dan dianggap tepat untuk mengajarkan materi puasa Ramadhan adalah strategi joyful learning.

(69)

56

d) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). e) Menyusun alat evaluasi

2) Pelaksanaan Tindakan

Sesuai dengan hasil perencanaan yang telah dibuat, diimplementasikan dalam proses belajar mengajar. Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi Joyful Learning pada siklus I adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Langkah-langkah Pembelajaran Langkah- Langkah Pembelajaran

Guru Siswa

Kegiatan Awal (5’) Kegiatan Awal (5’)

 Guru mengucap salam dan

meminta perwakilan kelas untuk memimpin doa.

 Guru menanyakan kabar siswa.

 Guru mengabsen kehadiran siswa

 Apersepsi atau mengaitkan materi

sebelumnya yaitu tentang pengertian puasa dengan materi yang akan disampaikan.

 Guru menyampaikan tujuan

 Siswa menjawab salam dan

membaca basmalah secara bersamaan

 Siswa menjawab

 Siswa menyimak dan merespon

(70)

57

pembelajaran

 Guru memotivasi siswa dengan

pertanyaan dan mengajak bernyanyi puasa puasa

 Siswa menjawab dan bernyanyi

bersama

Kegiatan Inti (50’) Kegiatan Inti (50’)

 Guru menjelaskan tentang materi

puasa Ramadhan

 Guru membentuk siswa menjadi

beberapa kelompok dan memberi tugas LK kelompok

 Setiap kelompok diminta untuk

berdiskusi mengenai Tugas yang sudah diberikan

 Guru berkeliling untuk

memperhatikan serta

membimbing kelompok

 Setiap kelompok menjelaskan dan

menyebutkan ketentuan puasa yang telah di diskusikan

 Guru memberi penguatan atas apa

 Siswa menyimak

 Siswa membentuk kelompok sesuai

dengan pembagian kelompok oleh guru

 Siswa berdiskusi kelompok

menyelesaikan tugas dari guru

 Siswa dari perwakilan kelompok

menjelaskan dan menyebutkan ketentuan puasa hasil diskusinya.

(71)

58

yang telah siswa diskusikan

 Guru mengajak siswa bernyanyi

tentang syarat puasa.

 Guru mengajak siswa bermain

kuis mengenai materi puasa Ramadhan yang sudah dipelajari.

 Guru melakukan penilaian. Dan

memberi reward bagi kelompok dengan point terbanyak.

 Siswa bernyanyi bersama lagu

tentang syarat puasa.

 Siswa aktif mengikuti kuis

 Kelompok siswa dengan point

terbanyak maju untuk mendapat hadiah.

Kegiatan Akhir (15’) Kegiatan Akhir (15’)

 Guru dan Siswa menyimpulkan

pembelajaran dan Refleksi dengan tanya jawab

 guru memberikan penugasan

sebagai evaluasi

 guru menyampaikan materi

pembelajaran selanjutnya.

 Guru memotivasi siswa untuk

lebih giat belajar

 Guru menutup pelajaran dengan

doa dan salam.

 Siswa mendengarkan, aktif bertanya

(72)

59

3) Observasi

Dalam hal ini, guru mengamati kegiatan peneliti sebagai pengajar pada saat pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan pedoman observasi guru dan siswa, dan hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Hasil observasi kemampuan guru dalam proses belajar mengajar siklus I

No Aspek Yang Diamati Skor

1. Pendahuluan

a. Guru mengucap salam dan membuka pelajaran dengan doa

b. Guru menanyakan kabar siswa dan mengabsen kehadiran siswa

c. Guru mengaitkan pembelajaran sebelumnya yaitu tentang “Puasa” dengan materi yang akan disampaikan yaitu tentang “Puasa Ramadhan”

d. Guru memotivasi siswa, membangkitkan minat dan semangat belajar siswa

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

3

3

3

4

Gambar

  Gambar 3.1
Gambar 3.1 Model PTK model Kurt Lewin
Tabel 3.1  Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam %
+7

Referensi

Dokumen terkait

pelajaran Fiqih masih belum mencapai hasil yang maksimal, hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa 26, hanya 5 siswa yang nilainya tuntas sedangkan 21 siswa lainnya belum

Penelitian ini berangkat dari masalah hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM. Berdasarkan dari dokumentasi nilai hasil belajar siswa kelas V, diperoleh data sebanyak

Setelah melakukan penelitian tersebut, diperoleh hasil Peningkatan yang terjadi mengenai aktivitas guru pada siklus I dengan nilai 68, sedangkan pada siklus II

Dari beberapa pengertian dan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam menerima informasi untuk dikembangkan menjadi

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah satu siswa kelas III MI Miftahul Jinan Sidoarjo ketika kegiatan belajar mengajar telah selesai, yakni

Pembelajaran metode demonstrasi adalah adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan

Guru menambahkan ice breaking, agar ketika jeda pembelajaran menjadi tidak jenuh dan pengondisian siswa pada langkah pembelajaran selanjutnya menjadi lebih

Kesimpulan Berdasar dari pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh