PENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQIH MATERI KETENTUAN KURBAN MELALUICOOPERATIVE SCRIPT
DI KELAS V MI BANU HASYIM WARU SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh NORMIAH NIM. D07212024
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Normiah, 2016. Peningkatkan Pemahaman Mata Pelajaran FiqihMateri Ketentuan Kurban Melalui Cooperative ScriptDi Kelas V MI Banu Hasyim Waru Sidoarjo
Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan berupa belum tuntasnya nilai KKM siswa pada mata pelajaran fiqih di kelas V MI Banu Hasyim Sidoarjo. Permasalahan tersebut adalah 14 siswa atau 66 % siswa belum tuntas pada mata pelajaran fiqih materi ketentuan kurban. Adapun nilai kriteria ketuntasan minilaml (KKM) tersebut adalah 75. Hasil tersebut diperoleh dari wawancara dengan guru yang menyatakan 14 orang dari 21 orang siswa belum mencapai nilai KKM atau 66 %. Sedangkan yang mencapai nilai KKM adalah 7 orang atau 34 %.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui penerapan model
pembelajaranCooperative Scriptdalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
fiqihmateri ketentuan kurbandi kelas V MI Banu Hasyim Sidoarjo. (2) Untuk
mengetahuipeningkatan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Fiqih materi
ketentuan kurbandi kelas V MI Banu Hasyim Sidoarjo, melalui model
pembelajaranCooperative Script.
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model penelitian menurut Kurt Lewwin. Penelitian ini terdiri daari dua siklus. Siklus I ini melalui beberapa langkah yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sedangkan pada siklus II hanya melalui tiga langkah yaitu perencanaan kembali, pelaksanaan, dan observasi. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus karena hasil yang pada siklus I belum memenuhi indicator penelitian.
Setelah melakukan penelitian tersebut, diperoleh hasil Peningkatan yang terjadi mengenai aktivitas guru pada siklus I dengan nilai 68, sedangkan pada siklus II menjadi 73. Peningkatan yang terjadi mengenai aktivitas siswa pada siklus I dengan nilai 50, sedangkan pada siklus II menjadi 74. Peningkatan pemahaman siswa ditandai dengan ketuntasan belajar yang terdapat pada siklus pembelajaran. Dua siklus tersebut masing-masing mendapatkan hasil yang berbeda. Siklus I dengan nilai ketuntasan belajar 76 % menjadi 90 % pada siklus II.
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian... 6
D.Tindakan Penelitian... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman Mata Pelajaran Fiqih ... 9
1. Pengertian Fiqih ... 9
2. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih... 10
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih ... 12
B. Materi Ketentuan Kurban... 13
1. Pengertian Kurban ... 13
2. Sejarah Kurban... 15
3. Tujuan Kurban ... 17
4. Tujuan Mempelajari Materi Ketentuan Kurban... 18
5. Waktu Pelaksanaan Kurban ... 19
6. Syarat Binatang Kurban ... 20
8. Sunah dalam Kurban... 22
9. Pembagian Daging Binatang Kurban... 23
C. ModelCooperative Script... 25
1. PengertianCooperative Script... 25
2. TujuanCooperative Script... 26
3. Langkah-LangkahCooperative Script... 28
4. KelebihanCooperative Script...30
5. KekuranganCooperative Script... 31
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode penelitian... 34
B. Setting Penelitian ... 36
C. Variabel Yang Diteliti ... 37
D. Rencana Tindakan ... 37
E. Data dan Cara Pengumpulannya... 43
F. Indikator Kinerja ... 46
G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 48
1. Siklus I ... 49
2. Siklus II ... 60
B. Pembahasan ... 71
1. Penerapan ModelCooperative Script... 71
2. Peningkatan Pemahaman Materi Ketentuan Kurban ... 74
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 78
B. Saran ... 79
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam
kurikulum madrasah Ibtidaiyah. Di sekolah tingkat dasar umum, mata
pelajaran ini termasuk dalam mata pelajaran PAI. Mata pelajaran Fiqih di MI
memiliki pokok bahasan tentang pengamalan ibadah sehari-hari yang sesuai
dengan tuntunan agama Islam. Semua kajian dan pokok bahasan tersebut
mengacu pada Al-Qur’an dan Hadits. Mata pelajaran fiqih diberikan kepada
anak usia madrasah ibtidaiyah dengan tujuan untuk membentuk karakter dan
pribadi muslim yang taat beragama. Dengan demikian, siswa akan belajar
mengamalkan ajaran agama Islam dengan baik dan benar.
Fiqih pada awalnya adalah bagian dari ilmu syariah. Fiqih kemudian
berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri yang kemudian disebut ilmu
fiqih. Dapat dikatakan bahwa Fiqih berasal dari ilmu yang sudah ada. Dalam
bukunya Deden Makbuloh, Ibnu Khaldun mengatakan bahwa: “Fiqih adalah pengetahuan tentang hukum-hukum Allah mengenai perbuatan-perbuatan
orang-orang yang mukallaf seperti wajib, haram, sunat, makruh, dan mubah.
Jadi, fiqih merupakan disiplin ilmu yang berisi peraturan-peraturan yang
memberi pegangan dan pedoman dalam berperilaku.1
Fiqih merupakan bagian dari pendidikan Islam yang bertujuan untuk
menanamkan jiwa taqarrub kepada Allah. Oleh karena itu mata pelajaran ini
1
2
sangat penting bagi siswa. Dengan mempelajari fiqih, diharapkan siswa akan
menjadi manusia yang taat kepada Allah swt. Oleh sebab itu guru memiliki
peran yang besar dalam membantu siswa untuk menyerap ilmu yang ada di
dalamnya.Begitu juga sebaliknya siswa juga berusaha agar dapat memahami
mata pelajaran tersebut dengan baik dalam proses pembelajaran agar
mencapai tujuan yang diharapkan.2
Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas belum tentu berjalan
sesuai dengan apa yang diharapkan. Seringkali terdapat kendala-kendala yang
menghambat keberhasilan suatu pembelajaran. Kendala tersebut bisa
disebabkan oleh siswa, guru, lingkungan, maupun faktor lain yang berasal
dari dalam maupun dari luar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata
pelajaran Fiqih MI Banu Hasyim Sidoarjo, guru tersebut mengatakan bahwa
ingin meningkatkan kualitas pembelajran fiqih agar pemahaman siswa
meningkat menjadi lebih baik. Hal ini dilakukan dengan harapan agar
kualitas pembelajaran meningkat menjadi lebih efektif dan efesien.
Dengan meningkatkan kualitas pembelajaran, maka meningkat pula
prestasi siswa untuk mencapai nilai KKM. Adapun nilai kriteria ketuntasan
minilaml (KKM) pada mata pelajaran Fiqih di kelas V MI Banu Hasyim
Sidoarjo adalah 75. Berdasarkan hasil wawancara, guru menyatakan 14
orang dari 21 orang siswa belum mencapai nilai KKM atau sama dengan 66
% siswa belum mencapai nilai KKM. Sedangkan yang mencapai nilai KKM
2
3
adalah 7 orang atau 34 %.3 Oleh karena itu, pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran Fiqih masih perlu ditingkatkan lagi.
Hal tersebut bisa terjadi akibat adanya kesalahpahaman antara
keinginan guru dan siswa. Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadi
kurangnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran fiqih materi ketentuan
kurban adalah karena siswa belum mampu untuk memahami materi yang
cukup banyak dengan waktu yang singkat. Selain itu, guru juga
menyampaikan materi tersebut terlalu cepat sehingga siswa mengalami
kesulitan untuk memahaminya. Penyebab lain kurang maksimalnya proses
pembelajaran adalahtidak adanya kesesuaian antara gaya belajar siswa
dengan cara mengajar guru. Selain itu adalah kondisi kelas yang kurang
menyenangkan sehingga dapat mengganggu konsentrasi siswa.
Hal lain yang juga bisa menjadi penyebab kurangnya pemahaman
siswa terhadap mata pelajaran fiqih adalah karena kurangnya media yang
digunakan oleh guru. Selain itu, guru juga belum menggunakan metode,
strategi atau model pembelajaeran yang sesuai dengan karakteristik dan gaya
belajar siswa. Ketika melakukan proses pembelajaran, guru hanya terpusat
pada siswa-siswa yang aktif dan cenderung berada didepan kelas. Padahal
masih ada siswa yang masih membutuhkan perhatian lebih karena faktor
intelegensi yang berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain. Setiap
siswa juga memiliki kapasitas pemahaman yang berbeda dalam hal
menangkap informasi yang masuk dari guru. Secara umum, menurut
3
4
Mustaqim dalam bukunya menyebutkan perbedaan individu dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu perbedeaan berdimensi satu yang digolongkan menurut
IQ dan perbedaan dalam bakat dan minatnya.
Dengan demikian tugas pendidik adalah memberikan informasi yang
lebih luas agar kemampuan siswa dapat berkembang secara maksimal,
khususnya dalam memberikan pemahaman pada mata pelajaran fiqih.4Guru
sebagai pendidik merasa perlu untuk mencari solusi dari permasalahan yang
terjadi di dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Dalam hal ini guru
bersama peneliti mencoba mencari solusinya.
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
menerapkan suatu model pembelajran CTL (Cooperative Teaching and
Learning). Salah satu model pembelajaran yang ada pada model
pembelajaran CTL (Cooperative Teaching and Learning) adalah model
pembelajaran tipe Cooperative Script. Model Cooperative Script dapat
digunakan oleh guru untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata
pelajaran fiqih materi ketentuan kurban.
Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang lebih
berpusat pada siswa (Student Center). Model pembelajaran ini menuntut
siswa menjadi lebih aktif mencari, menggali dan menemukan
informasi-informasi yang terdapat dalam materi pelajaran. Pembelajaran akan menjadi
lebih aktif , kreatif dan menyenangkan bagi siswa. Oleh karena itu, model
4
5
Cooperative Script ini akan meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih materi ketentuan kurban.
Model Cooperative Scriptini akan menjadikan suasana pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan dan memunculkan semangat belajar bagi
siswa.Dengan harapan, setelah menerapkan model ini siswa akan menjadi
lebih aktif dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Jika siswa melakukan
hal yang demikian, maka siswa akan mendapatkan nilai standart yang sesuai
dengan nilai KKM.
CooperativeScript merupakanmodel pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan,
bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Model ini diperkenalkan oleh Densereau.
Model pembelajaran ini adalah bagian dari model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL). Model pembelajaran ini akan membiasakan kepada siswa untuk membuat ringkasan, kesimpulan maupun mengumpulkan
ide pokok dari suatu materi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan
masalahpadapeneitianini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanapenerapan model pembelajaran Cooperative Scriptdalam
meningkatkan pemahaman matapelajaran FiqihMateriKetentuan
6
2. Bagaimanapeningkatan pemahamansiswapada matapelajaran
FiqihMateriKetentuan kurbandikelas V MI Banu HasyimSidoarjo,
melalui penerapan model pembelajaranCooperative Script
C. TujuanPenelitian
Berdasarkanrumusan diatas,tujuanpenelitianiniadalah:
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Cooperative
Scriptdalam meningkatkan pemahaman matapelajaran fiqihmateriketentuan kurbandikelas V MI Banu HasyimSidoarjo
2. Untuk mengetahuipeningkatan pemahamansiswapada matapelajaran
Fiqih materiketentuan kurbandikelas V MI Banu HasyimSidoarjo,
melalui model pembelajaranCooperative Script
D. Tindakan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk memberikan solusi dari
pemecahan masalah yang terdapat pada siswa kelasV MI Banu
HasyimSidoarjo dalam memahami materi ketentuan kurban melalui model
pembelajaran Cooperative Script.Dengan metode ini, hasil belajar peserta
didik akan meningkat karena dalam penerapannya, metode ini menekankan
pada keaktifan siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa ini jauh lebih
efektif jika diterapkan dengan baik dari pada metode yang dipakai oleh guru
7
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti
pada siswa kelas siswa kelasV MI Banu Hasyim Sidoarjo ini adalah:
1. Mata pelajaran Fiqih MateriKetentuan Kurban
Adapun Kompetensi Intinya adalah: menerima, menjalankan, dan
menghargai ajaran agama Islam dengan kompetensi dasar: memahami
ketentuan kurban
2. Penerapan model pembelajaranCooperative Script
3. Hasil belajar ranah kognitif tingkat pemahaman peserta didik pada meteri
ketentuan kurban
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian pada penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Secarateoritis, hasil penelitian inidiharapkan dapat memberikan
kontribusi yang besar terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas
V MI Banu Hasyim, Sidoarjo dalam memahami materi
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi guru untuk melaksanakan program pembelajaran
8
keterampilan siswa dalam memahami pada materi pelajaran fiqih.
Selain itu penelitian ini akan menambah pengalaman dan wawasan
guru untuk menerapkan metode-metode pembelajaran yang
bervariasi ssesuai dengan kebutuhan siswa.
b. Bagi siswa
Untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar tingkat
pemahaman belajar siswa terhadap mata pelajaran bahasa Jawa
dengan menerapkan model pembelajaranCooperative Script.
c. Bagi sekolah
Untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja para guru
yang berperan serta mengajar dan mendidik disekolah tersebut
sehingga terciptanya hasil pembelajaran yang berguna untuk
menanamkan nilai-nilai pendidikan kepada para siswa. Jika siswa
memiliki pemahaman belajar yang bagus, maka apa yang diajarkan
oleh guru akan mudah untuk diterima oleh siswa.
d. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman, masukan,
refleksi peneliti ketika menjadi tenaga pendidik maupun untuk
melakukan penelitian-penelitian lainnnya. Penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam proses perencanaan
pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran fiqih atau mata
pelajaran agama. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan
BAB II KAJIAN TEORI A. PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQIH
1. Pengertian Fiqih
Fiqih menurut bahasa (etimologi) adalah paham. Secara istilah, Fiqih
adalah disiplin ilmu yang mempelajari dan menguraikan norma-norma
hukum dasar yang terdapat dalam Al-Qur’an danketentuan-ketentuan umum
yang terdapat dalam sunnah Nabi. Sunah Nabi yang dijadikan referensi
adalah sumber tertulis yang biasanya terdapat dalam kitab-kitab hadits.
Selain itu, fiqih sebagai ilmu yang membahas mengenai hukum-hukum
Islam praktis. Oleh karena itu, fiqih akan menjawab setiap pertanyaan
mengenai dasar dan landasan yang menyangkut ibadah sehari-hari. Seperti
makanan yang halal dan haram, thaharah, shalat, zakat, warisan, puasa, jual
beli, pernikahan, dan sebagainya.5
Fiqih juga memiliki peranan penting dalam Islam. Fiqih bertujuan
menjelaskan bagaimana penerapan hukum-hukum dalam melaksanakan
segala perbutan terkait dengan hukumnya dalam Islam.6Maksudnya
adalah setiap hukum dijelaskan secara rinci berdasarkan pada isi kandunngan
dalam al-Qu’an dan as-Sunnah.
5
Abdul Fatah Idris, Abu Ahmadi,Terjemahan Fiqih Islam Lengkap(Jakarta: Rineka Cipta.1990) 1-3 6
10
Fiqih sebagai sumber yang mendasari suatu hukum yang berdasarkan
pada isi kandungan al-Qur’an dan al-Hadist seperti yang disebutkan dalam
firman Allah SWT yakni “Dirikanlah sholat” (QS. An-Nisa :77) dan
“Janganlah kamu mendekati zina” (QS. Al-Isra:32) dan juga dalil-dalil
khusus lain tentang masalah hukum dalam Islam.7 Jadi fiqih merupakan
himpunan dalil dan ayat Al-Quran yang mendasari hukum Al-Quran.
Mata pelajaran Fiqih adalah unsur mata pelajaran pendidikan Islam
(PAI) pada sekolah umum. Pada madrasah, fiqih menjadi salah satu mata
pelajaran wajib yang diberikan kepada peserta didik mulai kelas satu sampai
kelas enam. Selain itu, beberapa mata pelajaran pendidikan Islam lainnya
adalah Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak dan Sejarah Kebudayaan Islam.8
Salah satu pendidikan Islam tersebut adalah Fiqih. Dengan adanya mata
pelajaran fiqih, peserta didik akan belajar untuk memahami hukum-hukum
dan aturan-aturan dalam menjalankan perintah Allah swt. Selain itu, mata
pelajaran fiqih penting bagi peserta didik sebagai sumber untuk
mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih
Mata pelajaran Fiqih diarahkan untuk mendorong, membimbing,
mengembangkan, dan membina siswa untuk dapat mengetahui, memahami,
serta menghgayati hukum-hukum dalam Islam. Untuk memidahkan proses
7
Abdul Aziz Muhammad Azzam,Fiqih Muamalah, (Jakarta: Bumi Akasara. 2010) 4-5 8
11
tersebut, mata pelajaran fiqih terlebih dahulu membahas hukum-hukum
tentang kegiatan yang sering dijumpai oleh peserta didik dalam
lingkungannya. Seperti halnya ibadah shalat, puasa, zakat, haji dan umroh.
Dengan demkian, sedikit demi sedikit siswa akan membangun sendiri
pengetahuannya tentang agama. Sehingga peserta didik memiliki pedoman
dalam mengamalkan ilmu yang mereka dapat pada kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran fiqih untuk tingkat madrasah Ibtidaiyah ditekankan
pada pemahaman, pengalaman dan pembiasaan.Selain itu fiqih juga penting
sebagai bekal untuk peserta didik dalam melaksanakan hukum Islam secara
sederhana dalam ibadah dan perilaku sehari-hari serta sebagai bekal untuk
pendidikan dijenjang berikutnya.9
Dengan mempelajari fiqih, diharapkan terwujudnya pribadi muslim
yang baik. Ukuran baik dalam Islam ialah seperti yang dicontohkan oleh
Nabi Muhammad saw. Dalam hadits Nabi dijelaskan bahwa jika seseorang
menginginkan kehidupan dunia maka harus dengan ilmu, barang siapa yang
menginginkan kehidupan akherat maka harus dengan ilmu, dan barang siapa
yang mengingnkan keduanya juga harus dengan ilmu. Mempelajari fiqih
merupakan salah satu jalan untuk melaksakan kewajiban menuntut ilmu.
Adapun tujuan pembelajaran fiqih di Madrsah Ibtidaiyah, adalah
sebagai berikut.10
9
Muhaimin,Strategi Belajar Mengajar(Surabaya:CV Citra Media. 1996) 130 10
12
a. Agar peserta didik dapat mengetahui pelaksanaan hukum Islam baik dari
aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan sebagi pedoman hidup
dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b. Agar peserta didik dapat melaksanakan dan mengamalkan ketentuan
hukum Islam dengan baik dan benar sebagai perwujudan ketaatan dalam
menjalankan perintah Allah swt.
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih
Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah
meliputi:11
a. Fiqih Ibadah
Fiqih ibadah ialah hukum-hukum yang menngatur hubungan
manusia dengan Tuhan atau urusan yang berkaitan dengan akherat.
Artinya segala perbuatan yang dikerjakan dengan tujuan mendekatkan
diri kepada Allah. Seperti shalat, puasa, haji, shalat, zakat dan lain
sebagainya. Semuanya diatur dengan jelas dalam fiqih sesuai dengan
pedoman agama Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Fiqih ibadah ini
menekankan pada pemahaman dan pendalaman dalam setiap ibadah
yang telah disebutkan diatas serta hubungan langsung antara manusia
dengan Sang Maha Pencipta.
b. Fiqih Muamalah
11
13
Fiqih muamalah berhubungan dengan masalah hukum-hukum
yang berlaku dalam kehidupan sosial. Hubungan antara sesama manusia
diatur dengan jelas oleh Allah swt dalam kitabNya. Fiqih muamalah
salah satunya adalah memberikan pemahaman mengenai
ketentuan-ketentuan tentang suatu perbuatan. Contohnya dalam hal makanan dan
minuman yang halal dan haram, khitan, qurban serta tata cara
pelaksanaan jual beli, pinjam meminjam dan lain-lain.
B. Materi Ketentuan Kurban 1. Pengertian Kurban
Secara bahasa kurban berasal dari kata qaruba, yaqrubu, qurban
yang artinya dekat, mendekat.Secara istilah menurut ahli fiqih, kurban
adalah menyembelih ternak pada hari raya haji (kurban) dan hari-hari tasyrik
untuk mendekatkan diri kepada Allah.12
Menurut Sulaiman Rasyid dalam bukunya menyebutkan kurban
adalah binatang yang disembelih dengan tujuan ibadah kepada Allah pada
hari raya haji dan tiga hari setelahnya (11,12,13). Waktu menyembelih
kurban dimulai dari matahari setinggi tombak pada hari raya haji sampai
terbenam matahari tanggal 13 bulan haji.13
12
Abdul Fatah Idris, Abu Ahmadi,Terjemahan Fiqih Islam Lengkap(Jakarta: Rineka Cipta.1990) 311 13
14
Dari keterangan diatas, makna kurban berarti mendekatkan diri
kepada Allah swt dan berusaha menyingkirkan hal-hal yang dapat
membatasi kedekatan kita kepada Allah swt. Kurban adalah melakukan
peyembelihan hewan kurban yang dilakukan pada tanggal 10, 11, 12 dan 13
Zulhijjah dengan niat semata-mata karena Allah. Kurban merupakan salah
satu sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.14
Kurban hukumnya sunnat muakkad bagi yang mampu
melakukannya, baik kaya ataupun miskin. Kekayaan seseorang tidak
berpengaruh dalam melaksanakan kurban.15Hukum kurban adalah sunnat
muakkad untuk orang-orang ynag memmpunyai kesanggupan sesperti yang
disebutkan dalam firman Allah surat Al-Kautsar ayat 2:“Maka dirikanlah
shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah”
Imam Malik berpendapat kurban hukumnya wajib (bbagi orang yang
kuat). Sedangkan Imam Abu Hanaifah berpendapat kurban hukumnya wajib
untuk orang yang bermukim (tidak bepergian) dan yang mempunyai
kesanggupan. Pendapat wajibnya kurban tidak sesuai dengan sabda Nabi:
“Aku diperintah berkurban dan itu sunnnat bagimu” (HR. Tarmidzi).Dalam
hadits lain nabi juga bersabda: “Kurban diwajibkan kepadaku (Nabi) dan
tidak kepadamu”(HR. Daruquthni).16
14
Tim penyusun,Fiqih kelas V(Surabaya: CV. Mia, 2015) 5-6 15
Abdullah Lam bin Ibrahim,Fiqih Finansial, (Solo: Era Intermedia, 2005) 211 16
15
Dengan memperhatikan kedua hadits Nabi dan dalil al-Qur’an
diatas, maka dapat dikatakan bahwa hukumnya berkurban sunnat muakkad,
yaitu sunnat yang dianjurkan. Orang yang berkurban haruslah orang yang
mampu menyediakan hewan kurbannya tanpa berhutang. Mampu dalam arti
disini bukan hanya secara materi, melainkan keimanan seseorang dalam
melaksanakan kurban.
2. Sejarah Kurban
Perintah Allah pertama kali untuk melaksanakan kurban dimulai
sejak kenabian Ibrahim as. Nabi Ibrahim diturunkan kepada kaum kafir
yang menyembah berhala. Raja yang berkuasa pada saat itu adalah Raja
Namrud. Raja Namrud adalah raja yang sangat kufur, sewenang-wenang,
sombong dan zalim. Dakwah nabi Ibrahim mengalami banyak tantangan
karena kaum yang membangkang. Namun nabi Ibrahim tetap sabar dan
selalu mengharap limpahan rahmat Allah swt.
Nabi Ibrahim memiliki dua orang isteri yang keduanya belum
melahirkan anak sampai usia senja mereka. Namun ternyata, sesuatu yang
tidak terduga ternyata terjadi. Perkawinan nabi Ibrahim dengan Hajar
melahirkan seorang putera yang bernama Isma’il. Setelah itu, isteri nabi Ibrahim yang kedua juga melahirkan seorang putera yang bernama Ishaq.
Kebahagiaan nabi Ibrahim tersebut merupakan sebuah cobaan untuk
menguji keimanan beliau. Banyak rintangan yang dihadapi nabi Ibrahim
16
Ibrahim adalah ketika Allah memberikan mimpi kepada nabi Ibrahim untuk
menyembelih putranya Isma’il. Tanpa keraguan sedikitpun, nabi Ibrahim
menjalankan mimpi tersebut. Nabi Ibrahim menceritakan perihal mimpi
tersebut kepada Isma’il. Dengan iman yang kuat dan kokoh, Isma’il bersedia
menjalankan perintah tersebut demi tugas dan pengabdiannya kepada
Allah.17
Sebagaimana firman Allah yang terdapat dalam surat As-Shaffat
ayat 102.
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata “Hai anakku sesungguhnya aku melihat
dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu” Ia menjawab ”Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu, insyaallah engkau mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”
Maka atas persetujuan anaknya, nabi Ibrahim melaksanakan tugas
suci yang sungguh-sungguh berat. Seorang bapak harus menyembelih
anaknya. Tapi karena keimanan keduanya, perintah Allah tersebut
dilaksanakan dengan penuh keimanan. Maka dibaringkanlah Ismai’il yang sangat dicintainya. Nabi Ibrahim segera mengeluarkan pedangnya dan
mengarahkan kelehernya nabi Ismi’il. Namun sungguh keajaiban karena leher nabi Isma’il tidak bisa disembelih. Nabi Ibrahim selanjutnya mendapat
17Rafi’udin,
17
seruan dari Allah: “Hai Ibrahim, sesungguhnya engaku membenarkan mimpimu itu!”, dan selanjutnya Allah menggantikan Isma’il dengan seekor
kambing. Dalam surat As-shaffat ayat 107: “Dan Kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar.”
Inilah awal mula kurban dilaksanakan oleh nabi Ibrahim dan nabi
Isma’il. Keduanya sudah menunjukkan keimanan yang sangat besar dan kokoh dalam menjalankan perintah Allah swt. Kisah inilah yang sampai
sekarang selalu mengingkatkan kaum muslimin untuk berkurban.
3. Tujuan Kurban
Sebagaimana dalam cerita nabi Ibrahim, kurban merupakan sarana
komunikasi antara hamba kepada Tuhannya. Keimanan seseorang akan
terlihat secara tidak langsung dengan melaksakan kurban. Perintah ini hanya
berlaku kepada umat Islam yang mampu melaksanakannya. Adapun tujuan
kurban adalah sebagai berikut.18
a. Untuk mendekatkan diri kepda Allah swt.
Kurban pada dasarnya dilakukan untuk menunjukkan rasa syukur
kita kepada Allah. Karena harta dan apa yang dimiliki oleh manusia
hanyalah milik Allah dan sudah seharusnya digunakan di jalan Allah.
Orang yang berkurban haruslah dengan niat semata-mata karena Allah.
b. Melatih jiwa sosial terhadap sesama muslim dan mendidik jiwaikhlas.
18
18
Dengan melaksanakan kurban, maka akan tumbuhlah rasa ingin
berbagi, peduli terhadap sesama muslim khususnya bagi mereka yang
belum mampu untuk berkurban. Salah satu gambaran yang
menumbuhkan jiwa sosial adalah berbagi daging kurban untuk mereka
yang kurang mampu.
c. Untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama umat Islam.
Dengan adanya pelaksanaan kurban, akan memberikan manfaat
yang besar bagi kaum muslimin. Salah satu manfaatnya adalah
terjalinnya hubungan antara panitia kurban dengan orang yang
berkurban, antara orang kaya dan orang miskin.
d. Mengambil pelajaran tentang keimanan dan ketakwaan nabi Ibrahim
dan nabi Isma’il.
Pengorbanan yang luar biasa telah kita ketahui dari cerita nabi
Ibrahim yang rela mengorbankan anaknya demi menjalankan perintah
Allah. Sebagai seorang muslim, kita juga harus bisa melawan semua
godaan dalam menjalankan perintah Allah. Salah satunya adalah
perintah berkurban.
4. Tujuan Mempelajari Materi Ketentuan Kurban
Dengan mempelajari materi ketentuan kurban, peserta didik
diharapkan mampu memahami isi dari materi tersebut. Materi ketentuan
kurban termasuk kedalam materi fiqih ibadah. Materi tersebut sesuai dengan
19
2014 Nomor 57 tentang Kurikulum SD/MI.19 Dengan adanya materi
ketentuan kurban diharapkan peserta didik dapat dengan mudah
memahaminya sehingga kelak akan mampu melaksakan ibadah kurban
secara mandiri.
Materi ini penting diberikan pada peserta didik sebagai pedoman
dasar untuk mengkaji dan memahami nilai-nilai agama Islam. Penanaman
nilai-nilai tersebut dimulai sejak usia dini khususnya pada tingkat madrasah
peserta didik akan belajar materi yang lebih kompleks. Hal ini
dilaksakanakan dengan harapan akan terbentuknya generasi muslim yang
berkualitas. Selain itu, siswa akan belajar memahami maksud yang
terkandung dalam setiap ibadah yang dilakukan.
Pada dasarnya, anak usia madrasah memiliki kecenderungan selalu
ingin mengetahui hal-hal yang belum mereka ketahui, suka bertanya
mislalnya anak bertanya mengapa kita harus melakukan kurban, mengapa
kita wajib melaksanakan shalat, wajib berpuasa dibulan Ramadhan dan
pertanyaan-pertanyaan lainnya. Dengan adanya materi ketentuan kurban ini
akan memberikan jawaban dan penjelasan kepada peserta didik tentang
pelaksanaan kurban tersebut.
5. Waktu pelaksanaan kurban
Menurut sebagian besar ulama bahwa waktu pelaksanaan
penyembelihan hewan kurban adalah tanggal 10 dan tiga hari sesudahnya
19
20
11,12 dan 13 Zulhijjah yang disebut dengan hari tasyrik.Adapun waktu
pelaksanaan penyembelihan Kurban adalah sebagai berikut:
a. Awal waktu penyembelihan adalah setelah salat Idul Adha. Hal ini
didasarkan pada hadis Nabi Muhammad saw yang artinya:“Dari Annas
bin Malik ra. berkata, Nabi saw bersabda, “Barangsiapa menyembelih
hewan kurban sebelum salat Idul Adha, maka ia menyembelih untuk dirinya sendiri. Adapun barangsiapa menyembelih hewan kurban setelah salat Idul Adha, maka sembelihannya telah sempurna dan ia sesuai dengan sunah kaum muslimin”(HR.Bukhari)
b. Akhir waktu penyembelihan adalah pada akhir hari tasyrik,
sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw: “Seluruh hari-hari Tasyrik
adalah waktu penyembelihan”(HR. Ahmad). Sedeangkan menurut
Imam Syafi’i akhir waktu penyembelihan hewan kurban adalah sebelum matahari terbenam pada tanggal 13 Zulhijjah.
6. Syarat binatang kurban
Binatang yang hendak dikurbankan harus memiliki beberapa
syarat-syarat tertentu. Hal tersebut dikarenakan kurban memiliki makna ibadah, yaitu
makna takwa dan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah. Niat yang baik
maka hendaklah dengan hewan kurban yang baik juga. Seekor unta, sapi atau
kerbau untuk tujuh orang dan seekor kambing untuk satu orang.
Adapun hewan yang diperintahkan untuk kurban menurut tuntunan
21
a. Hewan untuk dijadikan kurban adalah hewan yang sehat dan gemuk,
tidak kena penyakit, tidak boleh cacat seperti pincang, buta, terpotong
telinga dan sebagainya.
Oleh karena itu hewan yang pincang, buta atau juling matanya,
kurus dan lain-lain tidak boleh untuk berkurban. Sehingga apabila ada
orang yang sengaja memberikan hewan kurban yang tidak memenuhi
syarat diatas maka hukumnya dianggap tidak sah.
“Dari Bara’ bin Aib berkata, “Rasulullah saw ditanya, Apa yang harus
dijauhi untuk hewan kurban? Beliau memberikan isyarat dengan tangannya lantas bersabda, Ada empat (empat perkara tersebut adalah) hewan yang jels-jelas pincang kakinya, ) hewan yang jels buta sebelah, hewan yang sakit dan hewan yang kurus tak bergajih.”(HR. Malik)
b. Hewan yang dapat dijadikan sebagai hewan kurban adalah kambing,
sapi, kerbau dan unta. Hewan-hewan tersebut harus memenuhi
syarat-syarat tertentu antara lain sebagai berikut.
1) Domba telah berumur satu tahun atau telah berganti giginya.
2) Kambing telah berumur dua tahun lebih
3) Sapi atau kerbau telah berumur dua tahun lebih
4) Unta, telah berumur lima tahun lebih. Tidak boleh menyembelih
hewan yang masih jaz’ah artinya belum cukup umurnya, misalkan sapi yang masih berumur dua tahun dan kambing berumur 18 bulan,
22
7. Syarat Sahibul Kurban
Sahibul Kurban adalah orang yang melakukan kurban.Bagi sahibul
kurban terdapat syarat-syarat sebagai berikut.
a. Orang yang melaksanakan kurban hendaklah orang Islam, merdeka, akil
balig. Orang selain Islam tidak sah berkurban.
b. Dapat menyediakan hewan kurbannya tanpa berutang. Kurban yang
dilakukan adalah berasal dari hartanya sendiri. Tidak boleh sampai
berutang untuk berkurban.
8. Sunah dalam Kurban
Selain sunah yang berlaku pada penyembelihan hewan secara umum,
pada waktu menyembelih disunahkan hal-hal antara lain:
a. Disunahkan orang yang berkurban untuk menyembelih hewan yang
dikurbankannya sendiri tanpa diwakilkan. Hal ini sesuai dengan hadis
Nabi Muhammad saw. riwayat Anas bin Mali ra, yang artinya: “Nabi
Muhammad saw berkurban dengan ekor gibas berwarna putih agak kehitam-hitaman yang bertanduk Beliau menyembelih sendiri keduanya dengan tangan beliau sendiri seraya menyebut asma Allah dan bertakbir (bismillahiAllahuakbar). Beliau meletakkan kaki beliau diatas belikat kedua kambing itu (ketika hendak menyembelih).”(HR. Muslim)
b. Membaca basmalah. Membaca basmalah dalam menyembelih hewan
kurban adalah sunnah. Sesuai dengan hadits nabi tentang kurban.
23
c. Menghadapkan kekiblat. Dengan mengikuti sunnah nabi yang
menyembelih hewan kurban dan menghadapkannya ke arah kiblat.
Kiblat adalah sebaik-baik arah. Dan ini hukumnya juga sunnah.
d. Membaca takbir. Anas meriwayatkan bahwa nabi menyembelih kurban
dua ekor domba membaca basmalah dan takbir, dan menginjakkan
kakinya (rasul) pada leher kurban (domba).
e. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw. Imam Syafi’i
menentukan membaca shalawat dalam menyembelih berdasar qiyas
bahwa nama nabi selalu disebut bersama nama Allah.
f. Berdoa. Semoga Allah berkenan menerima kurban tersebut sebagaimana
hadits nabi yang artinya“Ya Allah terimalah kurban Muhammad,
keluarga Muhammmad, dan dari umat Muhammad.”(HR. Ahmad dan Muslim)
g. Bersegera membagikan daging kurban dalam keadaan bersih. Daging
yang sudah dicuci, segera dibagi-bagikan kepada fakir miskin, tetangga
dan sanak kerabat.
h. Disunahkan bagi orang yang berkurban makan sedikit dari daging
kurbannya (maksimal sepertiga). Khusus untuk orang yang berkurban
karena nazar, dilarang baginya makan daging kurbannya.
9. Pembagian Daging Binatang Kurban
Adapun pemanfaatan hasil sembelihan kurban yang dibolehkan
24
a. Dimakan oleh sahibul kurban (orang yang berkurban)
Menurut mazhab Syafii, Maliki, dan Hanafi, orang yang
beribadah kurban hukumnya boleh untuk memakan daging kurbannya
sendiri dan boleh pula bagi keluarganya untuk ikut serta memakannya.
Bahkan sunah untuk memakan daging kurbannya sendiri. Sedangkan
menurut mazhazhab Hambali adalah wajib memakannya. Hal ini
berdasarkan dari ayat Al-Qur’an yang artainya: “Maka makanlah
sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada
padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.”
(QS.Al-Hajj:36)
b. Disedekahkan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Daging kurban lebih dianjurkan untuk diberikan kepada kaum muslim
yang fakir dan miskin dengan niat shadaqah.
c. Dihadiahkan kepada kerabat untuk mengikat tali silaturahmi, pada
tetangga dalam rangka berbuat baik, pada saudara muslim lainnya agar
memperkuat ukhuwah Islamiyah. Apabila daging itu diberikan kepada
muslim yang dapat dikategorikan kaya (cukup dan terpenuhi
ekonominya), maka daging itu diberikan dengan niat memberikan
hadiah.
Selain itu terdapat larangan dalam kurban yang antara lain.
a. Bagian apapun dari hewan kurban tidak boleh dijual oleh orang yang
25
Rasulullah yang artinya, “Janganlah kamu jual daging denda haji dan daging kurban. Makan dan sedekahkanlah dagingnya itu, ambillah kulitnya dan jangan dijual.”(HR. Ahmad)
b. Orang yang berkurban karena suatu nazar tidak boleh makan daging
kurbannya
c. Menurut mazhab Syafii dan mazhab Maliki, tidak boleh memberikan
daging kurban kepada selain muslim, sebagaimana zakat fitrah, karena
ia tidak digolongkan termasuk orang yang berhak menerimanya.
C. ModelCooperative Script
1. PengertianCooperative Script
Cooperative Scriptberasal dari gabungan dua kata yang berbeda. CooperativeScript diambil dari kalimat bahasa Inggris. Cooperative artinya
kerjasama.20Script artinya naskah atau sebuah tulisan.21CooperativeScript
dapat diartikan suatu kegiatan siswa untuk bekerjasama dalam pembelajaran
dengan berpedoman pada sebuah tulisan.
CooperativeScript merupakan model pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan,
bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Model ini diperkenalkan oleh Densereau.
20
Andre Ardiansyah,Pocket Dictionary, (Surabaya: Pustaka Agung Harapan. 2009) 60 21
26
Model pembelajaran ini adalah bagian dari model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning(CTL).22
Menurut Lambiotte, Cooperative Script ditujukan untuk membantu
siswa berfikir secara sistematis dan berkonsentrasi pada materi pelajaran.
Siswa jugga dilatih untuk saling bekerja sama satu sama lain dalam suasana
yang menyenangkan. Cooperative Script memungkinkan siswa untuk
menemukan ide-ide pokok dari gagasan besar yang disampaikan oleh guru.23
Ativitas ini mendorong siswa terbiasa untuk membuat ringkasan atau resume
dari suatu sinopsis serta mendorong para siswa untuk terbiasa
mengungkapkan gagasannya sendiri, maupun mendengarkan orang lain
dengan penuh perhatian.24
2. TujuanCooperative Script
Beberapa tujuan pembelajaran dengan menerapkan mmodel
pembelajaranCooperative Scriptadalah sebagai berikut:25
a. Membiasakkan siswa untuk berani dalam menyampaikan pendapat atau
gagasan.
Salah satu faktor yang membuat siswa tidak percaya diri
mengungkapkan pendapatnya adalah apabila siswa hanya mempunyai
22
Zainal Aqib,Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual(Bandung:Yrama Media. 2013) 19
23
Miftahul HudaModel-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2014) 213-214
24
Warsono Hariyono,Pembelajaran Aktif,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2014) 205 25
27
kesempatan untuk mendengarkan dan hanya sedikit saja kesempatan
untuk berbicara. Pada kesempatan yang sedikit itu, biasanya siswa yang
aktif akan menguasai kelas sedangkan yang aktif hanya mendengarkan.
Salah satu tujuan dari metode ini adalah untuk melatih keb eranian siswa
dalam menyampaikan pendapatnya untuk menyimpulkan isi materi.
Semua siswa harus mengungkapkan pendapat dan gagasannya.
b. Melatih siswa untuk bekerja sama dengan tenan
Dengan metode ini, kerja sama antar teman harus merupakan salah
satu faktor yang membuat pembelajaran berjalan sesuai dengan yang
diinginkan. Dengan kerja sama dengan temannya, siswa akan terbiasa
berkomunikasi aktif. Selain itu siswa juga belajar untuk menjadi
pendengar yang baik.
c. Melatih keterampilan berbicara pada siswa
Siswa belajar berbicara secara komunikatif dengan temannya
dengan tujuan agar informasi yang disampaikan dapat diterima oleh
siswa yang lainnya. Karena semua siswa dituntut untuk berbicara, maka
secara tidak langsung, siswa akan terlatih untuk berbicara.
d. Siswa belajar untuk saling menghargai.
Ketika siswa yang lain mendapat giliran menjelaskan, maka salah
satu dari siswa menjadi pendengar yang baik. Begitu juga sebaliknya
jika siswa yang menjelaskan kurang jelas maka siswa pendengar akan
28
Cooperative Script ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap saling menghargai antar sesama siswa. Model pembelajaran ini tidak akan
berjalan dengan baik, tanpa adanya sikap saling menghargai.
e. Mengajarkan siswa berfikir kritis.
Dalam model pembelajaran ini siswa yang menjadi pendengar
dituntut untuk teliti dalam menyimak dan mengoreksi gagasan/materi
yang kurang dari pembicara. Oleh karena itu siswa pembicara harus
membuat kesimpulan selengkap mungkin yang memuat gagasan dan ide
pokok dari suatu materi.
3. Langkah-LangkahCooperative Script
Adapun langkah-langkah model pembelajaran Cooperative
Scriptadalah sebagai berikut:26
a. Guru membagi siswa untuk berpasangan. Cara membagi siswa untuk
berpasangan, guru memiliki banyak pilihan untuk membagi siswa
berpasangan. Salah satunya bisa dengan menyuruh siswa untuk
berurutan menyebutkan dua nama yang sejenis misalnya nama
pahlawan, ilmuan, bulan, planet, benua, provinsi dan lain-lain.
b. Guru membagikan wacana/materi kepada setiap siswa untuk dibaca
kemudian siswa membuat ringkasan. Setelah siswa berpasangan, guru
membagikan materi yang berbeda kepada setiap pasangan. Dalam hal
ini diberlakukan seperti itu karena menyesuaikan dengan kondisi materi
26
29
yang cukup banyak. Siswa membaca dan memahami materi sesuai
dengan cara mereka masing-masing. Kemudian siswa menyimpulkan
materi mereka dengan menulis ringkasan tanpa dibatasi jumlah
kalimatnya atau boleh dalam bentuk lain seperti tabel dan peta konsep.
c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pendengar. Guru secara acak menyebukan nama dari salah satu nama
yang disebutkan diatas. Misalnya nama Asia dan Australia. Guru
menyebutkan Australia berperan sebagai pembicara terlebih dahulu.
d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.Sementara pendengar
melakukan hal berikut:
1) Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang
lengkap.
2) Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau materi lainnya.
e. Bertukar peran, siswa yang menjadi pembicara akan bertukar menjadi
pendengar begitu juga sebaliknya pendengar akan menjadi pembicara.
Guru akan memberitahukan kepada siswa ketika saatnya berganti
peran.
f. Guru dan siswa menyimpulkan bersama-sama. Kesimpulan yang
dilakukan bersma-sama berurutan sesuai dengan materi yang sudah
30
g. Penutup. Jika ada yang masih kurang jelas, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
4. KelebihanCooperative Script
Model pembelajaran Cooperative Script memiliki beberapa kelebihan
yaitu sebagai berikut.
a. Dapat menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru, daya berfikir kritis,
serta mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal
baru yang diyakini benar. Kelebihan ini dapat dilihat pada saat siswa
membuat ringlasan materi dan menyampaikannya.
b. Mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi
pada kemampuan sendiri untuk berfikir, mencari informasi dari sumber
lain dan belajar dari siswa lain. Siswa perlu untuk memiliki pengetahuan
lain dalam mengoreksi kekurangan dari temannya. Sebaiknkya juga
siswa harus memiliki referensi lain untuk melengkapi materi
ringkasannya. Agar semakin banyak ilmu yang dapat mereka peroleh.
c. Mendorong siswa untuk berlatih memecahkan masalah dengan
mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan ide siswa
dengan ide temannya. Dua siswa yang berbeda walaupun memiliki
materi yang sama, kemungkinan besar akan memiliki kesimpulan
gagsan/ide pokok yang berbeda. perbedaan itu bagi siswa mungkin
31
akan memperkaya siswa untuk bisa memecahkan masalah yang terdapat
dalam kelompoknya.
d. Membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang
kurang pintar dan menerima perbedaan yang ada. Siswa yang pintar
bisanya lebih percaya diri. Namun tidak selamanya siswa yang kurang
pintar itu merasa kurang. Pada model pembelajaran ini guru harus
menyampaikan sikap apa saja yang harus dimiliki oleh siswa.
e. Memotivasi siswa yang kurang pandai agar mampu mengungkapkan
pemikirannya. Siswa harus menyampaikan gagasan/ide pokok yang
mereka buat walaupun sedikit.
f. Memudahkan siswa berdiskusi dan melakukan interaksi sosial. Karena
model pembelajaran ini berpasangan, maka akan memudahkan siswa
berkomunikasi dua arah kepada pasangannya.
g. Meningkatkan kemampuan berfikir kreatif. Kreatif disini adalah siswa
harus bisa menyimpulkanm materi dengan bahasa dan kalimatnnya
sendiri.27
5. KekuranganCooperative Script
Beberapa kekurangan yang terdapat dalam model pembelajaran ini,
diantaranya adalah:
27
32
a. Ketakutan beberapa siswa untk mengeluarkan ide karena akan dinilai
oleh teman dalam kelompoknya. Siswa yang kurang pintar akan
memiliki perasaan seperti ini. Namun guru harus memberikan
penjelasan bahwa semua siswa sama. Beberapa siskap yang harus
dimiliki siswa dalam pembelajran ini adalah teliti, kreatif dan berani.
Sikap tersebut akan membantu mengatasi masalah siswa yang kurang
percaya diri karena merasa kurang pintar.
b. Menyampaikan model pembelajaran ini kepada siswa akan menyita
waktu yang lama jika siswa tidak mampu memahami
langkah-langkahnya. Maslah ini berlaku pada siswa kelas bawah sekolah dasar.
c. Keharusan guru untuk melaporkan setiap penampilan siswa dan tiap
tugas siswa untuk menghitung hasil prestasi kelompok, dan ini bukan
tugas yang sebentar. Kegiatan ini bisa disiasati dengan menyampaikan
kesimpulan bersama-sama antara guru dengan siswa. Dan mengoreksi
lembar kesimpulan dan koreksi yang telah dikumpulkan siswa kepada
guru.
d. Kesulitan membentuk kelompok yang solid dan dapat bekerja sama
33
e. Kesulitan menilai siswa sebagai individu karena mereka berada dalam
kelompok. Untuk menilai siswa secara individu, guru dapat melihat
ringkasan terlulis dari setiap siswa.28
28
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian
Penelitian ini berbentuk classroom research activity atau penelitian
yang berbentuk tindakan. Tindakan yang dilakukan ialah berupa tindakan
didalam kelas atau (PTK). Menurut, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi
menyatakan mengenai pengertian PTK dengan memisahkan kata-kata dari
penelitian–tindakan–kelas:29
1. Penelitian adalah menunjukkan kegiatan mencermati suatu objek, dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan
data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu dalam
hal yang diminati.
2. Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan untuk peserta didik.
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik, yakni sekelompok peserta didik
dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama
pula.
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti bekerjasama dengan guru yang
bersangkutan. Penelitian tindakan kelas ini termasuk penelitian kualitatif.
Untuk melakukan penelitian ini diperlukan kerjasama antara guru dan peneliti
29
35
untuk mendapatkan jawaban daari suatu permasalahan yang terdapat dalam
proses pembelajaran khususnya pembelajaran didalam kelas.
Ciri-ciri penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Ari Kunto:
1. Bersifat inkuirireflektif,yaitu permaslahan dalam PTK merupakan
permasalahan yang nyata dalam proses pembelajaran didalam kelas.
2. Kooperatif, yaitu adanya kerjasama antara peneliti dengan guru kelas
dalam mengadakan perbaikan proses pembelajaran.
3. Reflektif, yaitu penelitian bersifat berkelanjutan untukmengetahui sejauh
mana peningkatan dari pelaksaanaan tindakan yang dilakukan untuk
kemudian melakukan proses perbaikan pada siklus selanjutnya.30
PTK ini menggunakan model Penilitian Tindakan Kelasdari Kurt
Lewwin yang berbentuk spiral dari siklus I kesiklus II. Dan setiap siklus,
kegiatan yang dilakukan meliputiplanning, actuating, observation, dan
reflection. Sebelum melakukan kegiatan diatas, terlebih dahulu peneliti harus mengidentifikasi permasalahan yang akan diangkat. Untuk siklus selanjutnya,
dilakukan setelah refleksi dan perencanaan ulang.31
Berikut gambaran model penelitian menurut Kurt Lewwin.
30
Rido Kurniyanto, dkk,Penelitian Tindakan Kelas,(Surabaya: LAPIS PGMI paket 3.2009) 10 31
36
Gambar 1.1 siklus penelitian menurut Kurt Lewwin
B. SettingPenelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa dikelas VMI Banu Hasyim
sidoardjo. Penelitian dilaksanakan ketika pelajaran Fiqih berlangsung sesuai
dengan materi pelajaran yang bersangkutan. Subjek penelitiannya adalah
siswa kelas V MI Banu Hasyim Sidoardjo.
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI Banu Hasyim Sidoardjopada siswa
kelas V.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada pertengahan semester genap
37
3. Subyek penelitian
Subyek penelitian pada penelitian ini adalah pada siswa di V MI
Banu Hasyim Sidoardjoketika pelajaran Fiqihtahun ajaran 2015-2016
dengan jumlah siswa sebanyak 21 yaitu 10 siswa perempuan dan 11
siswa laki-laki. Pemilihan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan
bahwa hasil belajar dikelas ini masih perlu ditingkatkan berdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan dikelas tersebut. Penerapan model
pembelajaran Cooperative Script dipilih kerena sebelumnya belum
pernah diterapkan pada mata pelajaran fiqih.
C. Variabel Yang Diteliti
Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel, yaitu:
1. Variable input: siswa kelas V MI Banu Hasyim Sidoardjo.
2. Variable output:siswa materi pelajaran ketentuan kurban mata pelajaran
Fiqih pada siswa di kelas V MI Banu Hasyim Sidoardjo.
3. Variable proses: peningkatan hasil belajar siswa materi pelajaran
ketentuan kurban mata pelajaran Fiqih pada siswa di kelasVMI Banu
Hasyim Sidoardjo
D. Rencana Tindakan
Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dimulai
dengan tindakan siklus satu. Pada siklus perteama ini, peneliti akan
38
belum sesuai dengan keinginan. Model penelitian Kurt Lewwin ini akan
memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Pemecahannya adalah
jika peneliti belum mendapatkan hasil yang didarapkan, maka perlu adanya
penelitian dalam siklus berikutnya. Maksudnya adalah jika permasalahan
yang diteliti belum mendapatkan penyelesaian, maka dapat dilakukan
penelitian selanjutnya yang serupa sampai peneliti menemukan
penyelesaiannya.
Siklus 1
1. Perencanaan (planning)
Pada tahap ini peneliti membuat rancangan RPP,menyusun fasilitas
atau sarana seperti media yang diperlukandikelas,mempersiapkan
instrument untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan
yaitu: lembar kerja siswa, lembar observasi guru dan lembar observasi
siswa.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap ini peneliti mengamati aktivitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan metode Cooperative Script yang
telah dirumuskan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Berikut ini adalah uraian RPP yang digunakan selama pembelajaran
dalam siklus I berlangsung.
a. Kegiatan Awal
39
2) Guru mengucapkan salam “Assalamualaikum warahmutullah
wabarkatuh”
3) Guru dan siswa memulai pelajaran dengan berdoa bersama
membaca basmalah
4) Guru menanyakan kabar siswa “Bagaimana kabarnya hari ini
anak-anak?”
5) Guru mengecek kehadiran siswa dengan absensi
6) Guru menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya
dan mengaitkan dengan materi pelajaran hari ini yaitu ketentuan
kurban
7) Guru memotivasi siswa dengan tepuk MI Banu Hasyim
Tepuk MI Banu Hasyim....
prok prok prok M, prok prok prok I, prok prok prok Ba, prok prok prok Nu, prok prok prok Ha, prok prok prok Syim, MI Banu Hasyim.. Yes Yes Yes
8) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
9) Guru menyampaikan materipelajaran hari ini yaitu ketentuan
kurban
b. Kegiatan Inti
1) Guru menyampaikan alur pembelajaran hari ini dengan model
40
2) Siswa berpasangan dengan teman sebangkunya dan
menyebutkan kode masing-masing 1 dan 2.
3) Setiap siswa mendapat wacana/materi yang berisi materi
ketentuan kurban.
4) Siswa kemudian membaca materi yang dibagikan guru kemudian
siswa membuat ringkasan dengan waktu yang telah ditentukan.
5) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pendengar.
6) Siswa yang menjadi pembicara membaca ringkasannya selengkap
mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam
ringkasannya. Sementara pendengar
menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang
lengkap dan membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok
dengan menghubungkan materi sebelumnya atau materi lainnya.
7) Siswa kemudian bertukar peran, siswa yang menjadi pembicara
akan bertukar menjadi pendengar begitu juga sebaliknya
pendengar akan menjadi pembicara.
8) Siswa mendapatkan lembar kerja kelompok
9) Siswa mempresentasikan dengan temannya
c. Kegiatan Akhir
1) Guru dan siswa bersama-sama mengamati video kurban
2) Siswa mengerjakan lembar kerja individu menuliskan isi video
41
3) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah diipelajari
hari ini secara lisan
4) Guru memberikan penguatan dengan bertanya kepada siswa
“bagaimana pembelajran hari ini?”,”apa saja ynag sudah lkalian pelajari?” “apa yang belum kalian mengerti?”
5) Guru memberikan umpan balik yang positif kepada siswa
seperti“pintar, bagus, belajar lagi!”
6) Guru memberikan tugas rumah kepada siswa LKS hal 20
7) Guru menyampaikan materi selanjutnya yaitu haji dan umrah
8) Guru menutup pelajaran bersama siswa dengan membaca
“Alhamdulillahirabbil Alamin”
9) Guru mengucapkan salam “Wassalamualaikumwarahmutullah
wabarkatuh”
3. Tahap observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran dikelas. Hal yang dilakukan peniliti adalahsebagai berikut:
a. Mengamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua masalah
atau kekurangan pada pembelajaran fiqih dengan mengunakan model
pembelajarancooperative script.
b. Mengisi data yang diperlukan dalam peneleitian seperti mengisi
lembar observasi yang meliputi lembar pengamatan siswa, lembar
42
Seetelah melakukan pengamatan di kelas, selanjutnya peneliti harus
melakukan analisis hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus 1.
Peneliti mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran
untuk mengetahui apa saja kegiatan yang dilakukan selama proses
pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti juga akan mencatat
kelemahan-kelemahan dalam tindakan siklus 1. Jika belum tercapai
maka akan dilakukan langkah selanjutnya.
4. Refleksi
Pada tahap ini guru dan peneliti mengevaluasi seluruh tindakan
yang telah dilakukan. Jika hasil dari penelitian ini belum maksimal maka
akan dilakukan siklus selanjutnya untuk meningkatkan hasil dan kinerja
guru dalam mencapai hasil yang diinginkan. Berikut ini uraian kegiatan
yang akan dilakukan pada siklus II.
Siklus II
a. Perencanaan (planning)
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pada
siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah
2) Mengembangkan tindakan dari siklus I
b. Pelaksanaan
Dalam tahap ini peneliti akan menerapkan dan
mengembangkan RPP yang telah dibuat pada siklus I.
43
1) Mengamati perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran siklus II
2) Memantau kegiatan diskusi siswa-siswi dalam menerangkan
materi antar sesama teman
3) Mengamati pemahaman masing-masing anak terhadap
penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai
dengan tujuan PTK pada siklus II.
E. Data dan Cara Pengumpulannya
Keberhasilan suatu penelitian didukung oleh sumber data. Sumber
data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.32
1. Sumber data.
Adapun sumber data yang diperoleh pada penelitian ini
berasaldari:
a. Siswa,yaitu hasil belajar dan kegiatan belajar siswa kelas V MI Banu
Hasyim Sidoarjo.
b. Guru, yaitu hasil dari kegiatan mengajar guru mata pelajaran Fiqih
materi ketentuan kurban.
2. Teknik pengumpulan data
a. Tes
Tes dilakukan dengan cara melakukan penilaian dalam bentuk
tes tertulis berupa pertanyaan. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan
32
44
materi pelajaran yang telah direncanakan pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh nilai
dari kegiatan belajar siswa yaitu materi ketentuan kurban pada mata
pelajaran Fiqih. Aspek yang dinilai adalah pemahaman materi
ketentuan kurban. Penilaian dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
yang telah disediakan oleh peneliti. Siswa akan menjawab
pertanyaan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berbentuk
butir soal yang terdapat dalam RPP.(Terlampir)
b. Observasi
Observasi merupakan proses pengamatan langsung mengenai
aktivitas guru dan aktivitas siswa pada pembelajaran fiqih materi
ketentuan kurban pada siswa di kelasV MI Banu Hasyim Sidoardjo.
(Terlampir)
c. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui kesulitan apa saja
yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran. Untuk
memperoleh data yang akurat maka wawancara dilakukan oleh
peneliti kepada guru dan siswa dengan instrumen wawancara sebagai
berikut.
Instrumen wawancara Pembelajaran Fiqih materi ketentuan
kurban sebelum menggunakan meetodeCooperative Script
45
1) Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengajarkan mata
pelajaran Fiqih?
2) Apa saja masalah yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran
mata pelajaran Fiqih?
3) Apa saja yang menjadi penyebab masalah tersebut?
4) Bagaimana tingkat pemahaman siswa pada pembelajaran
Fiqih?
Responden Siswa
1) Menurut kalian, apakah pelajaran Fiqih selama ini
menyenangkan?
2) Apakah kalian dapat memahami materi ketentuan Kurban
dengan baik?
3) Apa saja kesulitan kalian dalam pembelajaran materi ketentuan
Kurban?
4) Apa yang menyebabkan kalian kesulitan dalam memahami
materi ketentuan Kurban?
Instrumen wawancara Pembelajaran Fiqih materi ketentuan
kurban sesudah menggunakan meetodeCooperative Script
Responden Guru
1) Bagaimana pendapat anda setelah menerapkan metode
46
2) Bagaimana pendapat anda mengenai proses pembelajaran yang
telah dilakukan dengan metodeCooperative Script?
3) Apa saja yang masih perlu diperbaiki dari pembelajaran yang
telah ibu lakukan?Apa saran ibu untuk memperbaiki proses
pembelajaran selanjutnya?
Responden Siswa
1) Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran Fiqih yang
baru saja kalian ikuti?
2) Apakah kalian senang dengan pembelajaran tadi? Mengapa?
3) Apakah kalian dapat memahami materi ketentuan kurban
dengan mudah?
4) Apakah kalian memahami sebagian besar materi yang
disampaikan ketika proses pembelajaran tadi?
F. Indikator kinerja
Penelitian ini dapat dikatakan selesai jika memenuhi indikator sebagai
berikut. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya prosentase ketuntasan belajar siswa minimsl 80%.
2. Meningkatnya pemahaman belajar siswa minimal dengan nilai rata-rata
siswa 80.
3. Sekurang-kurang nya 80% dari siswa sekelas telah mencapai nilai
47
G. Tim Peneliti dan Tugasnya
Dalam penelirian ini, peneliti bertugas sebagai perencana, pelaksana,
penganalisis, mengumpulkan data dan kehadiran peneliti diketahui oleh
guru-guru dan kepala sekolah tentang statusnya sebagai peneliti disekolah tersebut
dengan fokus penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas V MI
Banu Hasyim Sidoarjo. Adapun peneliti dan guru mata pelajaran adalah
sebagai berikut.
1. Guru
Nama : Ruhima Naharil Mumtazah, S.Pd.I
Jabatan : Guru fiqih MI Banu Hasyim
Tugas : Guru memiliki tugas bekerjasama dengan peneliti dalam
merencanakan, melasksanakan dan melakukan observasi
pada penelitian ini.
2. Mahasiswa
Nama : Normiah
NIM : D07212024
Tugas : Peneliti memiliki tugas merencanakan, melakukan
observasi dan mengumpulkan data, melaksanakan dan
menerapkan pemecahan masalah pada penelitian tindakan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Banu Hasyim Sidoarjo. Adapun
judul penelitian ini adalah Peningkatkan Pemahaman Mata Pelajaran Fiqih
Materi Ketentuan Kurban Melalui Cooperative Script di kelas V MI Banu
Hasyim Waru Sidoarjo. Hasil penelitian pada penelitian tindakan kelas ini
akan dijelaskan dalam bentuk uraian dan dilengkapi dengan data-data
penelitian. Adapun beberapa cara pengambilan data adalah dengan
melakukan observasi aktivitas guru, observasi aktivitas siswa selama proses
pembelajran, data hasil wawancara dan tes penilaian hasil pembelajaran.
Data dari hasil wawancara, observasi aktivitas siswa dan aktivitas
guru akan digunakan sebagai alat untuk mengetahui pengaruh penerapan
model Cooperative script untuk meningkatkan pemahaman belajar mata
pelajaran fiqih materi ketentuan kurban pada siswa kelas V MI Banu Hasyim,
Sidoarjo. Selain itu terdapat data hasil penilaian pembelajaran adalah untuk
mengetahui ketuntasan dan pemahaman siswa terhadap materi ketentuan
kurban mata pelajaran fiqih pada siswa kelas V MI Banu Hasyim, Sidoarjo.
Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan tindakan yang telah
dilakukan pada siklus-siklus pembelajaran. Terdapat dua siklus pembelajaran
49
1. Siklus I
Pada siklus I ini peneliti menggunakan beberapa tahapan
perencanaan sebelum tindakan. Beberapa tahapan pembelajaran pada
siklus I ini menyesuaikan dengan metode penelitian menurut Kurt
Lewwin yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
a) Perencanaan
Perencanaan tindakan pada penelitian ini dimulai dengan
mencari permasalahan yang ada dalam pembelajaran di kelas.
Peneliti melakukan wawancara dengan guru yang bersangkutan.
Setelah wawancara, terdapat masalah pada pembelajaran fiqih.
Peneliti bersama guru kemudian mencarikan solusi untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Setelah berdiskusi, guru dan
peneliti akan mencoba untuk memberikan metode pembelajaran
yang menarik sesuai dengan kondisi siswa.
Guru dan peneliti sepakat untuk menggunakan model
CooperativeScript pada siswa kelas V MI Banu Hasyim Sidoarjo. Adapun hal-hal yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.
1) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa
2) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
3) Menyiapkanmedia, alat dan bahan yang diperlukan.
b) Pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini, peneliti menjalankan rencana tindakan yang