PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS V MI NURUL ISLAM
SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh:
MUCHAMAD NANANG SAIFUDIN NIM. D77213077
PROGRAM STUDI PGMI
ABSTRAK
Muchamad Nanang Saifudin, D77213077,Peningkatan Pemahaman Materi Mempertahankan Keutuhan NKRI dengan Menggunakan Metode Mind Mapping Pada Mata Pelajaran PKn Kelas V di MI Nurul Islam Sidoarjo
Kata Kunci: Pemahaman, MetodeMind Mapping
Penelitian ini berangkat dari masalah hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM. Berdasarkan dari dokumentasi nilai hasil belajar siswa kelas V, diperoleh data sebanyak 42,1% dari jumlah 19 siswa mencapai KKM yang ditentukan yakni 70. Menurut fakta di lapangan yang menjelaskan bahwa kurang inovatifnya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam kegiatan belajar serta kurangnya sebuah media pendukung atau alat peraga sehingga berdampak kepada pemahaman siswa. Fokus masalah yang diteliti adalah: bagaimana penerapan dan peningkatan pemahaman materi mempertahankan keutuhan NKRI dengan menggunakan metodeMind Mappingpada mata pelajaran PKn kelas V MI Nurul Islam Sidoarjo?
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui penerapan metode Mind Mapping dalam materi mempertahankan keutuhan NKRI pada mata pelajaran PKn Kelas V di MI Nurul Islam Sidoarjo. 2) Untuk peningkatan pemahaman siswa materi mempertahankan keutuhan NKRI melalui metodeMind Mappingpada mata pelajaran PKn Kelas V di MI Nurul Islam Sidoarjo.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin dengan subjek penelitian 19 siswa dan tempat penelitian di MI Nurul Islam Sukodono Sidoarjo. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran yang meliputi 4 tahap. Pada setiap siklus terdiri dari pelaksanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi guru dan siswa, tes dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes, dengan memperhatikan 10 butir soal dan teknik penilaiannya adalah jawaban singkat atau uraian singkat.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN MOTTO ... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I Pendahuluan ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Tindakan yang Dipilih... 8
F. Lingkup Penelitian ... 9
G. Sistematika Pembahasan ... 10
BAB II Kajian Teori... 12
A. MetodeMind Mapping... 12
1. Pengertian MetodeMind Mapping... 12
2. Karakteristik MetodeMind Mapping... 14
B. Hakikat Pemahaman... 17
1. Pengertian Pemahaman ... 17
2. Strategi Pemahaman... 19
3. Tingkatan Pemahaman ... 21
4. Indikator Pemahaman... 22
C. Konsep Pendidikan Kewarganegaraan... 24
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan... 24
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan... 29
3. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ... 30
D. Peningkatan Pemahaman Materi Mempertahankan Keutuhan NKRI ... 32
1. Materi Mempertahankan Keutuhan NKRI... 32
2. Indikator Pemahaman Materi Mempertahankan Keutuhan NKRI... 37
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS ... 40
A. Metode Penelitian... 40
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian... 43
C. Variabel yang diteliti... 44
D. Rencana Tindakan ... 44
E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan... 48
F. Analisis Data ... 50
G. Indikator Kinerja ... 51
H. Tim Peneliti dan Tugasnya... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Hasil Penelitian ... 54
1. Penerapan MetodeMind Mapping... 54
a. Pra Siklus ... 54
b. Siklus I ... 55
2. Peningkatan Pemahaman Siswa melalui MetodeMind Mapping... 69
a. Pra Siklus ... 69
b. Siklus I ... 71
c. Siklus II ... 73
B. Pembahasan... 75
1. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus I dan Siklus II ... 75
2. Tingkat Pemahaman Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 76
BAB V PENUTUP... 82
A. Simpulan ... 82
B. Saran... 83
DAFTAR PUSTAKA
KEASLIAN TULISAN
RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era sekarang, pendidikan bukan lagi menjadi kebutuhan tersier bagi
masyarakat Indonesia. Mengingat dalam mencapai kemajuan di berbagai
bidang yang pada akhirnya akan menempatkan seseorang pada derajat yang
lebih baik, menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan primer. Harus diakui
bahwa tidak setiap manusia dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang
diharapkan. Bisa saja yang terjadi justru seseorang tumbuh ke arah kondisi
yang sebenarnya tidak diharapkan sama sekali.
Oleh karena itu, dalam perkembangan pendidikan sangat dibutuhkan
tuntunan, dan kebutuhan akan pendidikan menjadi satu kebutuhan yang cukup
penting. Apalagi hidup di zaman modern yang banyak mengalami perubahan
dan kemajuan seperti sekarang.
Adapun yang mengemukakan bahwa pendidikan kewarganegaraan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik yang diarahkan untuk
menjadi patriot pembela bangsa dan negara (warga negara yang baik). Pasal
yang berkaitan dengan pendidikan kewarganegaraan yaitu pasal 3 UUD 1945
2
pembedaan negara pasal 30 ayat 1 dan hak setiap warga negara untuk
memperoleh pengajaran pasal 31 ayat 1.1
PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat memberikan
wawasan pengetahuan yang luas kepada siswa mengenai kewarganegaraan
beserta struktur dan unsur pembentuknya. PKn merupakan salah satu cabang
dari Ilmu Pengetahuan Sosial. Seperti yang dikatakan Sunal dalam Fathur
Rohman Pendidikan kewarganegaraan sebagai bagian dari IPS (social studies)
memiliki tujuan yang berdekatan. Menurut The National Council for the Social
Studies.2
Pembelajaran PKn juga menekankan hak dan tanggung jawab
warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanggung jawab ini
meliputi tanggung jawab pribadi maupun kewarganegaraan. Hal ini tentu
memerlukan pengetahuan dan ketrampilan intelektual dalam berperan serta.
Hal ini yang diharapkan oleh pembelajaran PKn.
Pelajaran PKn mempunyai tujuan seperti dituliskan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 yaitu agar peserta didik
memiliki kompetensi sebagai berikut: berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif
dalam menanggapi isu kewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif dan
bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi, berkembang secara positif dan
1Zainul Ittihad Amin,Materi Pokok Pendidikan Kewarganegaraan,(Jakarta:Universitas Terbuka,
2006), Hlm. 1.24.
2
3
demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter
masyarakat indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya,
berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi dan
komunikasi.
Tujuan di atas dapat dicapai dengan melalui proses pembelajaran PKn
baik formal, maupun informal. Hal ini menjadi tanggung jawab guru dalam
proses pembelajaran dengan memberikan nuansa pembelajaran yang dapat
mengarahkan tujuan PKn tersebut.
Dalam proses pembelajaran PKn biasanya didominasi oleh metode
ceramah, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan pemberian tugas,
sehingga proses pembelajaran kurang efektif. Akibatnya, pemahaman siswa
terhadap materi tersebut belum sepenuhnya tertanam dalam ingatan mereka.
Agar hal itu tidak akan terjadi berlarut-larut dan mengurangi pemahaman,
minat hingga hasil belajar siswa, maka hendaknya guru meningkatkan
keterampilan dalam mengajar.
Salah satu masalah yang dijumpai pada observasi di Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Islam Sukodono Sidoarjo kelas V pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan adalah murid merasa bosan dengan pengajaran guru yang
masih menggunakan metode ceramah dan tidak variatif. Hal ini sejalan dengan
karakter siswa yang berdasarkan pengamatan cenderung pasif dan tidak
4
berindikasi terhadap pemahaman siswa bahkan hasil belajarnya. Selain itu,
relevansi antara konteks dalam RPP dengan materi PKn dalam
mempertahankan keutuhan NKRI kurang mengena. Menjadikan serta
menambah kurangnya ketercapaian siswa dalam memahami materi.
Akibatnya aktivitas tersebut berakibat terhadap pemahaman menulis
siswa yang masih belum maksimal. Dari 19 siswa yang ada di kelas V, dengan
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan sebesar 70 dan yang mendapatkan nilai di atas KKM hanya
berkisar rata-rata 42,1%.3
Menindak lanjuti fenomena tersebut, peneliti berusaha memperbaiki dan
mencari solusi dari proses belajar mengajar dengan menggunakan metode
pembelajaran Mind Mapping. Metode pembelajaran ini dianggap mampu
menumbuhkembangkan semangat dan antusias siswa dalam berpartisipasi
selama pembelajaran, berfikir kritis, memahami bacaan dengan mudah,
menciptakan penalaran dan pemahaman yang mendetail, serta siswa mampu
menjadikan materi PKn yang hakikatnya penuh dengan ruang lingkup materi
yang luas dan cenderung malas untuk dijadikan wacana, menjadi suatu materi
yang tepat dan guna untuk menumbuhkan dan mempermudah dalam
memahami.
3
5
Metode pembelajaran adalah upaya yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Metode digunakan untuk merealisaikan strategi
yang telah ditentukan. Penerapan satu strategi pembelajaran memungkinkan
untuk diterapkannya beberapa metode pembelajaran. 4 Sedangkan Mind
Mapping merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam
otak dan mengambil informasi ke luar dari otak.
Selain ituMind Mappingjuga merupakan alat yang dapat membantu otak
berpikir secara teratur, dan mampu memetakan pikiran dalam bentuk
simbol-simbol nyata. Sehingga dengan metode Mind Mapping siswa mudah dalam
menyusun ide-ide dan pikiran pokok tentang cerita yang akan ditulisnya.5
Oleh karena itu, untuk menjawab permasalahan tersebut, tidak cukup
dengan sekedar jawaban yang tidak mempunyai alasan kuat, dalam upaya
untuk mencari jawaban tersebut penulis perlu mengadakan penelitian lapangan
yang berjudul: “Peningkatan Pemahaman Materi Mempertahankan
Keutuhan NKRI Melalui Penerapan Metode Mind Mapping Pada Mata
Pelajaran PKn Kelas V MI Nurul Islam Sidoarjo”
4
Nur Hidayati,Metode Pembelajaran Interaktif (Yogyakarta: Modul Seminar Metode Pembelajaran Interaktif Fakultas Bahasa Dan Seni UNY di SMPN 2 Depok, 2011 ) ,3.
5
6
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode Mind Mappingpada materi mempertahankan
keutuhan NKRI mata pelajaran PKn kelas V MI Nurul Islam Sidoarjo?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi mempertahankan keutuhan
NKRI melalui metodeMind Mapping pada mata pelajaran PKn kelas V MI
Nurul Islam Sidoarjo?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan, adapun tujuan itu adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan metode Mind Mapping pada materi
mempertahankan keutuhan NKRI mata pelajaran PKn kelas V MI Nurul
Islam Sidoarjo.
2. Untuk Mengetahui peningkatan pemahaman materi mempertahankan
keutuhan NKRI melalui metode Mind Mapping pada mata pelajaran PKn
kelas V MI Nurul Islam Sidoarjo.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis yang dapat diambil dari hasil penelitian ini
7
dalam hal pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, serta dapat
dijadikan sebagai bahan referensi dan rujukan bagi penulisan yang akan
datang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Memberikan wawasan bagi guru tentang metode Mind Mapping dalam
pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme
guru dalam mengajar khususnya dalam pembelajaran PKn materi upaya
mempertahankan keutuhan NKRI.
b. Bagi siswa
1) Siswa menjadi lebih mudah dalam menerima serta memahami
informasi yang diberikan oleh guru.
2) Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti proses
belajar mengajar.
3. Bagi sekolah
Memberikan tambahan referensi metode pembelajaran yang dapat
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar yaitu metode
Mind Mapping.
4. Bagi peneliti
a. Menambah wawasan dan pengetahuan lebih banyak dalam bentuk
karya ilmiah yang berupa tulisan serta landasan dalam mengajar di
8
b. Dapat dijadikan sebagai pengalaman, masukan, serta refleksi bagi
peneliti sebagai bakal calon pendidik.
c. Menginovasi kegiatan belajar mengajar dengan penerapan metode
pembelajaran yang berbeda.
E. Tindakan Yang Dipilih
Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh
peneliti pada siswa kelas V dalam materi mempertahankan keutuhan NKRI
yaitu dengan meningkatkan pemahaman melalui metode Mind Mapping. Pada
metode pembelajaran Mind Mapping ini diharapkan siswa mampu
meningkatkan pemahaman mereka dalam materi mempertahankan keutuhan
NKRI.
Metode Mind Mapping merupakan metode mencatat kreatif yang
memudahkan kita mengingat banyak informasi. Setelah selesai, catatan yang
dibuat membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik
utama di tengah, sementara subtopik dan perincian menjadi
cabang-cabangnya.6
6
9
F. Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus dengan objek, sehingga hasil
penelitiannya akurat, maka permasalahan di atas akan dibatasi pada hal – hal
di bawah ini :
1. Subyek penelitian adalah siswa kelas V MI Nurul Islam Ds. Jumput Rejo
Kec.Sukodono Kab. Sidoarjo Semester ganjil tahun ajaran 2016 – 2017.
2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran PKn kelas V semester ganjil
materi mempertahankan keutuhan NKRI dengan menggunakan metode
pembelajaranMind Mapping.
3. Standar Kompetensi
a. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
4. Kompetensi Dasar
a. Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
5. Indikator Kompetensi
a. Menjelaskan sikap yang harus dimiliki oleh rakyat Indonesia dalam
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Menyebutkan contoh perilaku yang dapat kita lakukan sebagai siswa
10
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan suatu aspek yang digunakan untuk
mempermudah pembaca dalam mengetahui isi penelitian ini. Maka penulis
membuat suatu sistematika pembahasan sebagai berikut :
1. Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang,
rumusan masalah, tindakan yang dipilih, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, lingkup penelitian, definisi operasional dan sistematika
pembahasan.
2. Bab kedua merupakan bab yang membahas tentang kajian teori. Dalam
kajian teori akan membahas tentang: Pemahaman PKn materi
mempertahankan keutuhan NKRI, MetodeMind Mapping.
3. Bab ketiga merupakan bab yang membahas tentang metode penelitian,
dimana metode penelitian sendiri terjabar oleh beberapa poin diantaranya:
pengertian dan jenis penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data,
teknik dan alat pengumpulan data, teknik analisa data, dan Rancangan
Penelitian yang meliputi, setting penelitian, subyek penelitian, sumber data.
Diskripsi pembelajaran persiklus, dan jadwal penelitian.
4. Bab keempat membahas tentang laporan hasil penelitian dan pembahasan,
meliputi deskripsi, hasil penelitian per-siklus, dan pembahasan dari setiap
11
5. Bab kelima membahas tentang penutup berisi tentang
kesimpulan-kesimpulan yang merupakan intisari dari semua bahasan yang telah
BAB II
KAJIAN TEORI
A. MetodeMind Mapping
1. Pengertian MetodeMind Mapping(Peta Pikiran)
Mind map mulai diperkenalkan pada awal tahun 1970an.
Seorang psikolog bernama Tony Buzan mengembangkan mind map ini
sebagai salah satu cara belajar lebih efektif dan kreatif. Tony Buzan
mengembangkan mind map berdasarkan karya penelitian Roger Wolcott
Sperry pada tahun 1968 mengenai kerja otak kanan dan kerja otak kiri
manusia. Karya Roger Wolcott Sperry ini kemudian dikembangkan lagi
oleh Robert Ornstein pada tahun 1977 yang menyatakan bahwa otak
manusia merespon sangat baik untuk kata kunci, gambar, warna, dan
hubungan langsung.7
Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) adalah metode
pembelajaran yang dikembangkan oleh Tony Buzana, kepala Brain
Foundation. Peta pikiran adalah metode mencatat kreatif yang
memudahkan kita mengingat banyak informasi. Setelah selesai, catatan
yang dibuat membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan,
dengan topik utama di tengah, sementara subtopik dan perincian menjadi
7
13
cabang-cabangnya.8 Cabang-cabang tersebut juga bisa berkembang lagi
sampai ke materi yang lebih kecil. Sebagaimana struktur manusia yang
bisa berkembang terus sampai hari akhir tiba, sehingga terbentuklah
sebuah sistem keturunan manusia hidup sampai hari akhir.
Mind Mapbisa digunakan untuk membantu penulisan essai atau
tugas-tugas yang berkaitan dengan penguasaan konsep. Mind Map bisa
digunakan untuk membentuk, memvisualisasi, mendesain, mencatat,
memecahkan masalah, membuat keputusan, merevisi, dan
mengklarifikasi topik utama sehingga siswa bisa mengerjakan
tugas-tugas yang banyak sekalipun.9
Belajar berbasis pada konsep Peta Pikiran (Mind Mapping)
merupakan cara belajar yang menggunakan konsep pembelajaran
komprehensif Total Mind Learning (TML). Pada konteks TML,
pembelajaran mendapatkan arti yang lebih luas. Bahwasannya, di setiap
saat dan di setiap tempat semua makhluk hidup di muka bumi belajar
karena belajar merupakan proses alamiah. Semua makhluk hidup belajar
menyikapi berbagai stimulus dari lingkungan sekitar untuk
mempertahankan hidup.
8
Ahmad Munjin Nasih,Metode...,110-111
9
14
2. Karakteristik MetodeMind Mapping(Peta Pikiran)
Pada mulanya metode mencatat ini, berangkat dari hasil sebuah
penelitian tentang cara otak memproses informasi. Semula para ilmuwan
menduga bahwa otak memproses dan menyimpan informasi secara linier,
seperti metode mencatat tradisional. Namun, sekarang mereka mendapati
bahwa otak mengambil informasi secara bercampuran antara gambar,
bunyi, aroma, pikiran, dan perasaan dan memisah-misahkan kedalam
bentuk linier, misalnya dalam bentuk tulisan atau orasi. Saat otak
mengingat informasi, biasanya dilakukan dalam bentuk gambar
warna-warni, simbol, bunyi, dan perasaan.
Oleh karena itu, agar peta pikiran dapat berfungsi secara
maksimal ada baiknya dibuat warna—warni dan menggunakan banyak
gambar dan simbol sehingga tampak seperti karya seni. Hal ini bertujuan
agar metode mencatat ini dapat membantu individu mengingat perkataan
dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu
mengorganisasikan materi dan memberikan wawasan baru.10
Peta pikiran menirukan proses berfikir ini, memungkinkan
individu berpindah-pindah topik. Individu merekam informasi melalui
simbol, gambar, arti emosional, dan warna. Mekanisme ini sama persis
10
15
dengan cara otak memperoses berbagai informasi yang masuk. Dan
karena peta pikiran melibatkan kedua belah otak, anda dapat mengingat
informasi dengan lebih mudah.11
3. Langkah-langkah MetodeMind Mapping(Peta Pikiran)
Untuk membuat peta pikiran, guru hendaknya menggunakan
bolpoint bewarna dan memulai dari bagian tengah kertas. Kalau bisa,
guru menggunakan kertas secara melebar untuk mendapatkan lebih
banyak tempat. Lalu ikuti langkah-langkah berikut:
a. Tulis gagasan utamanya di tengah-tengah kertas dan lingkupilah
dengan linkaran, persegi, atau bentuk lain.
b. Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap
poin atau gagasan utama. Jumlah cabang-cabangnya akan
bervariasi, tergantung dari jumlah gagasan dan segmen. Gunakan
warna yang berbeda untuk tiap-tiap cabang.
c. Tuliskan kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang
dikembangkannya untuk detail. Kata kunci adalah kata-kata yang
menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan anda. Jika
anda menggunakan singkatan tersebut sehingga anda dengan
11
16
mudah segera mengingat artinya selama berminggu-minggu
setelahnya.
d. Tambahkan simbol-simbol dan llustrasi-ilustrasi untuk
mendapatkan ingatan yang lebih baik.12
Agar peta pikiran lebih mudah diingat, guru hendaknya
memperhatikan beberapa cara berikut ini:
a. Tuliskan atau ketiklah secara rapi dengan menggunaka huruf-huruf
kapital.
b. Tulislah gagasan-gagasan penting dengan huruf-huruf yang lebih
besar sehingga terliihat menonjol dan berbada dengan yang lain.
c. Gambarkan peta pikiran dengan hal-hal yang berhubungan dengan
anda. Simbol jam mungkin berarti bahwa benda ini memiliki
tenggang waktu yang penting. Sebagian orang menggunakan anak
panah untuk menunjukkan tindakan-tindakan yang harus mereka
lakukan.
d. Garis bawahi kata-kata itu dengan menggunakan huruf tebal.
e. Bersikaplah kreatif dan berani dalam desain, sebab otak kita lebih
mudah mengingat hal yang tidak biasa.
f. Gunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan hal-hal atau
gagasan-gagasan tertentu.
12
17
g. Ciptakanlah peta pikiran anda secara horisontal untuk memperbesar
ruang bagi pekerjaan anda.13
B. Hakikat Pemahaman
1. Pengertian Pemahaman
Istilah pemahaman berasal dari akar kata paham yang menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pengetahuan banyak,
pendapat, aliran, mengerti benar. Adapun istilah pemahaman ini sendiri
diartikan dengan proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan.
Dalam pembelajaran, pemahaman dimaksudkan sebagai kemampuan
siswa untuk dapat mengerti apa yang telah diajarkan oleh guru. Dengan
kata lain, pemahaman merupakan hasil dari proses pembelajaran. Dengan
demikian, dapat dipahami bahwa pemahaaman adalah suatu proses
mental terjadinya adaptasi dan transformasi ilmu pengetahuan.14
Seorang siswa dikatakan mampu memahami jika siswa tersebut
dapat menarik makna dari suatu pesan-pesan atau petunjuk-petunjuk
dalam soal-soal yang dihadapinya. Petunjuk-petunjuk soal tersebut dapat
berupa komunikasi dalam bentuk lisan, tertulis, dan grafik (gambar)
dalam cara penyajian apapun juga. Para siswa dapat memahami suatu hal
13
Ahmad Munjin Nasih,Metode,112
14
18
jika mereka menghubungkan pengetahuan baru yang sedang mereka
pelajari dengan pengetahuan yang sebelumnya telah mereka miliki.15
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah
pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri
sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang
telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan dari kasus
lain. Dalam Taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih
tinggi daripada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan
tidak perlu ditanyakan sebab untuk dapat memahami perlu terlebih
dahulu mengetahui atau mengenal.16
Pemahaman sendiri dapat berarti kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan
diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu
dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan
memahami sesuatu apabila dia dapat memberikan penjelasan atau
memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan
kata-katanya sendiri.17
Pemahaman juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menyerap arti dari suatu materi yang dipelajari. Kemampuan memahami
15
Suwarto,Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), 19
16
Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012) , 24
17
19
dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu seberapa jauh siswa dapat
menerima, menyerap, dan mengingat materi yang telah disampaikan oleh
guru maupun ia baca. Siswa akan lebih faham apabila siswa melihat,
merasakan maupun mengalaminya sendiri.18
Dari pengertian pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa
pemahaman adalah ketika siswa mampu menangkap arti serta mampu
menjelaskan konsep-konsep dari sebuah materi yang telah diajarkan oleh
guru dengan bahasa mereka sendiri tanpa mengubah konteks dari arti
yang sesungguhnya.
Belajar dengan pemahaman (understanding) adalah lebih
permanen (menetap) dan lebih memungkinkan untuk ditransferkan,
dibandingkan denganrote learningatau belajar dengan formula. Berbeda
dengan teori Stimulus Respon, teori yang menitikberatkan pada
pentingnya kebermaknaan dalam belajar dan mengingat(retention).19
2. Strategi Pemahaman
Strategi-strategi pemahaman berusaha membangkitkan dan
mengembangkan kapasitas-kapasitas para murid menalar serta
menggunakan bukti dan logika. Strategi-strategi ini memotivasi dengan
18
Ahmad Susanto,Teori Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: Kencana, 2013), 6
19
20
membangkitkan keingintahuan melalui misteri, masalah/soal, petunjuk,
dan kesempatan untuk menganalisis dan berdebat.
Bab-bab strategi pemahaman diantaranya:
a. Membandingkan dan Mengontrakan(Compare and Contrast)adalah
sebuah strategi yang digunakan oleh para murid untuk melakukan
analisis komparatif, dengan menggunakan kriteria-kriteria dalam
menarik simpulan-simpulan dan menduga
kemungkinan-kemungkinan sebab dan akibat.
b. Membaca untuk Mendapatkan Makna (Reading for Meaning)
merupakan sebuah strategi membaca yang menggunakan
pernyataan-pernyataan sederhana dalam rangka membantu para
murid menemukan dan mengevaluasi bukti serta menyusun
interpretasi yang saksama.
c. Pemerolehan konsep (Concept Attainment) merupakan suatu
“pendekatan belajar-mengajar konsep” yang mendalam yang
didasarkan pada pemeriksaan seksama terhadap contoh dan
noncontoh.
Misteri(Mystery) adalah sebuah strategi yang di dalamnya para
21
dalam rangka menjelaskan situasi penuh teka-teki atau menjawab
pertanyaan yang menantang.20
3. Tingkatan Pemahaman
Pemahaman dapat dibedakan kedalam tiga kategori. Tingkat
terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam
arti sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia,
mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan Merah Putih,
menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam memasang sakelar.21
Tingkat kedua adalah pemahaman tafsiran, yakni
menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui
berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan
kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
Menghubungkan pengetahuan tentang konjugasi kata kerja, subjek, dan
possesive pronoun sehingga tahu menyusun kalimat “My friend is
studying,” bukan “My friend studying,” merupakan contoh pemahaman
penafsiran.
Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah
pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang
20
Harvey F.Silver, et al.,Strategi-strategi Pengajaran (Jakarta : PT Indeks, 2012) 16
21
22
mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentaang
konsekuensi atau dapat memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi,
kasus, ataupun masalahnya.
Meskipun pemahaman dapat dipilahkan menjadi tiga tingkatan
di atas, perlu disadari bahwa menarik garis yang tegas antara ketiganya
tidaklah mudah. Penyusun tes dapat membedakan item yang susunanya
termasuk sub-kategori tersebut, tetapi tidak perlu terlarut-larut
mempermasalahkan ketiga perbedaan itu. Sejauh dengan mudah dapat
dibedakan anatara pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, dan
ekstrapolasi, bedakanlah untuk kepentingan penyusunan soal tes hasil
belajar.22
4. Indikator Pemahaman
Instrumen penilaian yang mengukur kemampuan pemahaman
konsep mengacu pada indikator pencapaian pemahaman konsep.
Menurut Depdiknas menjelaskan bahwa penelitian perkembangan
anak didik dicantumkan dalam indikator dari kemampuan pemahaman
konsep sebagai hasil belajar. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menyatukan ulang konsep
b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu
22
23
c. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep
f. Mengunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur operasi
tertentu
g. Mengaplikasikan konsep23
Sebagai Indikator bahwa siswa dapat dikatakan paham
terhadap konsep, dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam beberapa
hal. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan.
b. Membuat contoh dan noncontoh
c. Mempresentasikan suatu konsep dengan model, diagram, dan
simbol.
d. Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lain.
e. Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep.
f. Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal
syarat-syarat yang menentukan suatu konsep.
g. Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.24
23
Miftahul Jannah, Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tanjung Brebes Dalam Pembelajaran matematika Dengan Pendekatan Realistics Education Pada Sub Materi Pokok Bahasan Persegi Panjang dan Persegi Tahun Pelajaran 2006/2007(Skripsi, 2007), 18
24
24
Karakteristik soal-soal pemahaman sangat mudah dikenal.
Misalnya mengungkapkan tema, topik, atau masalah yang sama
dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan, tetapi materinya,
berbeda. Mengungkapkan tentang sesuatu dengan bahasa sendiri
dengan simbol tertentu termasuk ke dalam pemahaman terjemahan.
Dapat menghubungkan hubungan antar unsur dari keseluruhan pesan
suatu karangan termasuk ke dalam pemahaman penafsiran. Item
ekstrapolasi mengungkapkan kemampuan di balik pesan yang tertulis
dalam suatu keterangan atau tulisan.
Membuatkan contoh item pemahaman tidaklah mudah. Cukup
banyak contoh item pemahaman yang harus diberi catatan atau
perbaikan sebab terjebak ke dalam item pengetahuan. Sebagian item
pemahaman dapat disajikan dalam gambar, denah, diagram, atau
grafik. Dalam tes objektif, tipe pilihan ganda dan tipe benar-salah
banyak mengungkapkan aspek pemahaman.25
C. Konsep Pendidikan Kewarganegaraan
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah terjemahan dari istilah
asingcivic educationataucitizenship education. Terhadap dua istilah ini,
25
25
John C. Cogan telah membedakan dengan mengartikancivic
educationsebagai “...the foundational course work in school designed to
prepare young citizens for an active role in their communities in their
adult lives” atau suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang
untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa
dapat berperan aktif dalam masyarakatnya.
Sedangkancitizenship educationdigunakan sebagai istilah yang
memiliki pengertian yang lebih luas yang mencakup “...both these
in-school experiences as well as out-of in-school or non-formal/informal
learning which takes place in the family, the religious organization,
community organizations, the media, etc which help to shape the totality
of the citizen”.26 Artinya, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
istilah generik yang mencakup pengalaman belajar di sekolah dan luar
sekolah, seperti yang terjadi di lingkungan keluarga, organisasi
keagamaan, organisasi kemasyarakatan, dan dalam media.
Di sisi lain, David Kerr mengemukakan bahwa pendidikan
kewarganegaraan dirumuskan secara luas mencakup proses penyiapan
generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai
warga negara, dan secara khusus peran pendidikan (termasuk didalamnya
26
26
persekolahan, pengajaran, dan belajar) dalam proses penyiapan warga
negara tersebut.27
Untuk konteks di Indonesia, citizenship education oleh beberapa
pakar diterjemahkan dengan istilah pendidikan kewarganegaraan (ditulis
dengan menggunakan huruf kecil semua) atau pendidikan kewargaan.
Dari pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa
istilahcitizenship education lebih luas cakupan pengertiannya dari
padacivic education. Dengan cakupan yang luas ini maka citizenship
educationmeliputi didalamnya pendidikan kewarganegaraan dalam arti
khusus (civic education). Citizenship education sebagai proses
pendidikan dalam rangka menyiapkan warga negara generasi muda akan
hak-hak, peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara,
sedangcivic educationadalahcitizenship education yang dilakukan
melalui persekolahan.
Sementara itu, berkaitan dengan konsep Pendidikan
Kewargaan, menurut Azra memandang bahwa secara substantif istilah
Pendidikan Kewargaan tidak saja mendidik generasi muda menjadi
warga negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibanannya dalam
konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang merupakan
penekanan dalam istilah Pendidikan Kewarganegaraan, melainkan juga
27
27
membangun kesiapan warga negara menjadi warga dunia (global
society). Dengan demikian, orientasi Pendidikan Kewargaan secara
substantif lebih luas cakupannya daripada Pendidikan
Kewarganegaraan.28 Hal ini sejalan dengan pembedaan pengertian civic
education dancitizenship educationdi atas.
Secara paradigmatik Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
tiga domain, yakni 1) domain akademik; 2) domain kurikuler; dan 3)
aktivitas sosial-kultural. Domain akademik adalah berbagai pemikiran
tentang Pendidikan Kewarganegaraan yang berkembang di lingkungan
komunitas keilmuan. Domain kurikuler adalah konsep dan praksis
pendidikan kewarganegaraan dalam lingkup pendidikan formal dan
nonformal. Sedangkan domain sosial kultural adalah konsep dan praksis
Pendidikan Kewarganegaraan di lingkungan masyarakat.29 Ketiga
komponen tersebut secara koheren bertolak dari esensi dan bermuara
pada upaya pengembangan warga negara yang baik (good citizens), yang
memiliki pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai, sikap
dan watak kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan
kewarganegaraan(civic skill).
28
Azyumardi Azra, Pendidikan Multikultural: Membangun Kembali Indonesia Bhineka Tunggal Ika. (Makalah disampakan dalam Symposium International Antropologi Indonesia ke-3 di Denpasar, 2002)
29
28
Menurut Azra pengertian pendidikan kewarganegaraaan adalah
“Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga
masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas
menanamkan kesadaran kepada generasi baru, bahwa demokrasi adalah
bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga
masyarakat”. Diharapakan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi
warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia. Hakekat NKRI
adalah negara kebangsaan modern”.30
Pendidikan Kewarganegaraan dijelaskan dalam Depdiknas,
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang mefokuskan
pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.
Lebih lanjut Soemantri menyatakan bahwa “PKn merupakan
usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan
kemampuan dasar yang berkenan dengan hubungan antar warga negara
dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga
negara agar dapat diandalkan oleh bangsa dan negara”.31
30
Azra,Pendidikan...,7
31
29
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata
pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama,
sosio-kultural dan bahasa untuk menjadi warga negara yang cerdas,
terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945.32
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang secara
umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara
Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan
kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi
secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Dalam kurikulum tahun 2006 atau yang biasa disebut dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar siswa memiliki kemampuan
sebagai berikut:33
a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan.
32
Sudjana,Dasar-dasar Proses Belajar Mengjar,(Bandung: Sinar Baru, 2003), 43
33
30
b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak
secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia
secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Setiap ilmu harus memenuhi syarat-syarat ilmiah, yaitu
mempunyai objek, metode, sistem dan bersifat universal. Objek
pembahasan setiap ilmu harus jelas, baik objek material maupun objek
formalnya. Objek material adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji
oleh suatu bidang atau cabang ilmu. Sedangkan objek formal adalah
sudut pandang tertentu yang dipilih untuk membahas objek material
tersebut. Adapun objek material dari Pendidikan Kewarganegaraan
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan warganegara baik yang
empirik maupun yang nonempirik, yang meliputi wawasan, sikap, dan
31
formalnya mencakup dua segi, yaitu segi hubungan antara warganegara
dan negara (termasuk hubungan antar warganegara) dan segi pembelaan
negara.
Mata pelajaran PKn memiliki klasifikasi materi yang dirangkum
dalam ruang lingkup pembelajaran. Ruang lingkup pada materi mata
pelajaran PKn meliputi:34
a. Persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Norma, hukum, dan peraturan.
c. Hak asasi manusia.
d. Kebutuhan warga negara.
e. Konstitusi negara.
f. Kekuasan dan Politik.
g. Pancasila.
h. Globalisasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa materi
pembelajaran pada mata pelajaran PKn terangkum dalam ruang lingkup
mata pelajaran PKn yang terdiri dari beberapa aspek, meliputi: ruang
lingkup persatuan dan kesatuan bangsa, ruang lingkup norma, hukum,
dan peraturan, ruang lingkup HAM (Hak Asasi Manusia), ruang
34
32
lingkup kebutuhan dan konstitusi negara, ruang lingkup kekuasaan dan
politik, ruang lingkup pancasila, serta ruang lingkup globalisasi.
D. Peningkatan Pemahaman Materi Mempertahankan Keutuhan NKRI
1. Materi Mempertahankan Keutuhan NKRI
Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman.
Ancaman adalah setiap upaya dan kegiatan, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa.35
Bagaimana agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
tetap terjaga? Salah satu caranya adalah kita sebagai warga negara
berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan wilayah dan bangsa
Indonesia. Berpartisipasi artinya turut serta atau terlibat dalam
kegiatan-kegiatan yang dapat menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia.
Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
diperlukan sikap-sikap:
35
33
a. Cinta Tanah Air
Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai
rasa cinta terhadap tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat
diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:
1) Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang
datang dari luar maupun dari dalam negeri.
2) Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan.
3) Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
4) Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari
berbagai disiplin untuk diabdikan kepada negara.
b. Membina Persatuan dan Kesatuan
Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di
manapun kita berada, baik di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang menunjukkan
usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:36
1) Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.
2) Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.
36
34
3) Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau
asal daerah.
4) Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain,
5) Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
6) Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang
lain, serta tidak mudah marah atau menyimpan dendam.
7) Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan
suku, agama, maupun bahasa dan kebudayaan.
c. Rela Berkorban
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan
adanya kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang
dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan
penderitaan bagi diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga
keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
1) Partisipasi tenaga
2) Partisipasi pikiran
d. Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI
Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan
informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan
35
tingkat nasional. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat,
kita memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah
sebagai berikut :
1) Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan
yang dimiliki dan kemampuannya.
2) Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang
kompetitif dalam berbagai sektor kehidupan.
3) Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri
maupun luar negeri / regional.
4) Kesiapan perekonomian rakyat.
Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat
mempengaruhi pola dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap
kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional
berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik
berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena
itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan pertahanan
diarahkan untuk menghadapi ancaman atau gangguan terhadap
keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan
untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu
pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas
36
e. Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan NKRI
Berikut adalah beberapa sikap dan perilaku dalam
menjaga kesatuan NKRI:37
1) Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia,
artinya menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya.
2) Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga
negara menjaga keutuhan, kedaulatan Negara dan
mempererat persatuan bangsa.
3) Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna
kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika terjadi
kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena
merupakan salah satu kekayaan bangsa.
4) Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu
kesamaan memiliki bangsa, bahasa persatuan, dan tanah
air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945, dan Sang saka merah putih. Kebersamaan
dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai
pancasila dan UUD 1945.
37
37
5) Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara,
yaitu semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan di
segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun
aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat.
Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama,
tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerja sama,
kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.
6) Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan
Indonesia adalah dengan menaati peraturan. Peraturan
dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara.Tujuannya agar Indonesia menjadi lebih baik.
Melalui peraturan, Indonesia akan selamat dari kekacauan.
Taat kepada undang-undang dan peraturan berlaku bagi
seluruh rakyat Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk
presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda,
baik yang kaya maupun yang miskin, baik laki-laki
maupun perempuan.
2. Indikator Pemahaman Materi Mempertahankan Keutuhan NKRI
Dalam pembelajaran, pemahaman diartikan sebagai kemampuan
siswa dalam menangkap apa yang telah guru ajarkan kemudian mampu
38
pemahaman merupakan hasil dari proses pembelajaran. Pembelajaran
yang mengarahkan pada upaya pemberian pemahaman pada siswa adalah
pembelajaran yang mengarahkan agar siswa memahami apa yang mereka
pelajari.
Indikator pemahaman menunjukkan bahwa pemahaman
mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan.
Dengan pengetahuan, siswa belum tentu memahami sesuatu yang
dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa
menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan
dengan pemahaman, seseorang tidak hanya bisa menghafal sesuatu yang
dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menangkap makna
dari sesuatu yang dipelajari juga mampu memahami konsep dari
pelajaran tersebut. Siswa dikategorikan paham serta mampu memahmi
suatu materi apabila dia memenuhi beberapa indikator. Adapun indikator
dari pemahaman itu sendiri meliputi:
a. Mengartikan
b. Memberikan contoh
c. Mengklasifikasi
d. Menyimpulkan
e. Menduga
39
g. Menjelaskan.38
Dari beberapa indikator di atas, indikator yang digunakan dalam
memahami materi mempertahankan keutuhan NKRI adalahsiswa
menjelaskan dan memberikan contoh-contoh materi yang diberikan guru
sesuai kompetensi dasar.
38
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A.Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu
masalah untuk mencari bukti dalam penelitian tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh
Sumadi Suyabrata, penelitian dilakukan karena ada hasrat ingin tahu manusia yang
berawal dari kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya baik alam besar
maupun kecil.39
Dari pengertian tersebut, sudah jelas bahwasanya metode penelitian senantiasa
dibutuhkan di dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan penelitian sendiri secara umum ada tiga
macam, yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Sedangkan,
kegunaannya adalah untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikemukakan bahwa, metode penelitian
pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan
tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan,
dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.40
Metode penelitian yang digunakan adalah classroom action research atau
penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini memadukan antara penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
41
Sedangkan penelitian kuantitatif menggunakan data berupa angka-angka sebagai alat
untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model Kurt Lewin yang terdiri dari empat tahapan, yaitu: a) perencanaan (planning),
b) tindakan (acting), c) pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting).
Hubungan keempat tahapan tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
Siklus PTK Model Kurt Lewin
Secara keseluruhan, empat tahapan dalam bentuk PTK tersebut membentuk
suatu siklus PTK. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari
42
dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil di siklus pertama. Siklus
ketiga, dilaksanakan karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga
silkus-siklus berikutnya. Sebelum melakukan PTK, peneliti melakukan observasi
awal untuk melakukan identifikasi masalah. Setelah judul perencanaan kegiatan
pembelajaran berbasi PTK di rumuskan dilanjutkan dengan langkah-langkah
berikut yang sesuai dengan model Kurt Lewin.41
1. Menyusun perencanaan (Planning). Pada tahap ini, kegiatan yang harus
dilakukan adalah [1] membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); [2]
mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas; [3]
mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai
proses dan hasil tindakan.
2. Melaksanakan tindakan (Acting). Pada tahap ini yaitu melaksanakan tindakan
yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
3. Melaksanakan pengamatan (Observing). Pada tahap ini yang harus dilakukan
adalah [1] mengamati perilaku peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran; [2] memantau kegiatan diskusi/ kerja sama anta peserta didik
dalam kelompok; [3] mengamati pemahaman setiap peserta didik terhadap
penguasaan materi pelajaran yang telah dirancang sesuai tujuan PTK.
4. Melakukan refleksi (Reflecting). Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah [1]
mencatat hasil observasi; [2] mengevaluasi hasil observasi; [3] menganalisis
hasil pembelajaran; [4] mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan
43
B.Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sidoarjo pada
kelas V. Penelitian ini terletak di Desa Jumputrejo, Kecamatan Sukodono
Sidoarjo Jawa Timur.
2. Karakteristik Subyek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam
Sidoarjo Tahun Pelajaran 2016-2017 dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa
yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Adapun lingkungan
fisik dan sosial di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam adalah menengah kebawah.
Dalam kemampuan akademik siswa cukup. Latar belakang ekonomi wali murid
kebanyakan lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah
Menengah Atas) yang sebagian besar bekerja sebagai buruh pabrik dan pegawai
swasta. Siswa di kelas V cenderung pasif dalam proses belajar mengajar.
C.Variabel Yang Di Teliti
Penelitian ini menggunakan variabel peningkatan pemahaman materi upaya
mempertahankan keutuhan NKRI melalui metode Mind Mapping pada mata
pelajaran PKn di kelas V MI Nurul Islam Sidoarjo.
Pada penelitian ini, terdapat beberapa variabel diantaranya sebagai berikut:
44
3. Variabel Output : Peningkatan Pemahaman Materi Upaya Mempertahankan
Keutuhan NKRI
D.Rencana Tindakan
Pada rencana tindakan penelitian, peneliti memilih dan menggunakan model
Kurt Lewin yakni, 1) pelaksanaan, 2) perencanaan, 3) pengamatan, 4) refleksi,
karena pada penerapan metode Mind Mapping masih terdapat kekurangan, maka
dilakukan pengulangan kembali dan diadakannya perbaikan-perbaikan pada
siklus-siklus selanjutnya sampai tujuan yang diinginkan peneliti tercapai.
Jika pada penerapan metode Mind Mapping pada siklus pertama dan siklus
kedua belum berhasil, maka peneliti akan melanjutkan dengan siklus-siklus
selanjutnya.
Siklus 1
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti menyusun rencana pembelajaran dengan
menggunakan metode Mind Mapping, mempersiapkan instrumen untuk penilaian
serta menganalisis proses dan hasil tindakan seperti lembar observasi untuk guru
dan siswa, mempersiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan
penerapan metode Mind Mapping. Pada tahap ini peneliti menjadi guru mata
45
langkah pembelajaran yang sesuai dengan RPP. Langkah-langkah dalam
pembelajaran yaitu Siswa mendengarkan guru menerangkan tentang materi upaya
mempertahankan keutuhan NKRI kemudian guru memberikan siswa berupa
latihan kepada siswa berupa peta pikiran yang mereka buat sendiri. Kemudian
guru memberikan tes tulis untuk mengukur pemahaman mereka.
3. Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai
semua proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung untuk melakukan proses
perbaikan pembelajaran dengan metode Mind Mapping pada kelas V MI Nurul
Islam Sidoarjo. Pengamatan yang dilakukan di antaranya, sebagai berikut:
a. Mengamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua masalah atau
kekurangan pada pembelajaran PKn dengan metode Mind Mapping.
b. Meneliti data yang diperlukan dalam penelitian seperti lembar observasi yang
meliputi lembar pengamatan siswa, lembar pengamatan guru, dan lembar kerja.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus 1. Peneliti
melakukan evaluasi, yang mana agar dapat diketahui kekurangan dalam siklus 1
seperti apakah kegiatan siklus 1 dapat meningkatkan atau tidaknya pemahaman
siswa kelas V MI Nurul Islam.
Jika meningkat, maka tidak perlu melanjutkan siklus kedua. Namun apabila
46
siklus II. Pada umumnya kegiatan siklus ke II memiliki banyak tambahan, karena
siklus II adalah untuk memperbaiki siklus 1 yang belum berhasil.
Siklus II
1. Perencanaan
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan refleksi pada
siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
b. Pengembangan program tindakan dari siklus I.
2. Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran PKn materi permainan dengan menggunakan
metode Mind Mapping sesuai rencana pelaksanaan pembelajara (RPP) hasil
refleksi siklus I. Perbedaan RPP siklus 1 dan RPP siklus 2 yaitu terletak pada
kegiatan awal dan kegiatan inti. Pada siklus 1 peneliti belum maksimal dalam
membuka pelajaran dan belum maksimal dalam mengkondisikan siswa di dalam
kelas, sedangkan pada siklus II peneliti sudah maksimal dalam membuka
pelajaran dengan memberikan ice breaking kepada siswa dan sudah mulai bisa
mengetahui karakter dari beberapa siswa, sehingga peneliti bisa mengkondisikan
kelas dengan baik.
3. Pengamatan
a. Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
47
c. Mengamati pemahaman setiap anak pada penguasaan materi pembelajaran
yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK pada siklus II.
4. Refleksi
Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II serta diskusi
dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi dan membuat kesimpulan atas
pelaksanaan pembelajaran PKn materi upaya mempertahankan NKRI melalui
metode Mind Mapping dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata
pelajaran PKn setelah melaksanakan rangkaian kegiatan mulai dari siklus I sampai
siklus II.
E.Sumber Data Dan Teknik Pengumpulannya
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh.42
Sumber dalam penelitian tindakan kelas ini, yakni:
a. Guru
Dari sumber data guru, untuk melihat tingkat keberhasilan, kegagalan,
implementasi dari metode Mind Mapping.
b. Siswa
Dari sumber data siswa, untuk mendapatkan data mengenai hasil
48
2. Teknik Pengumpulannya
Teknik pengumpulan data yang diambil atau yang dilakukan peneliti adalah
teknik observasi, wawancara, tes. Teknik pengumpulan data tersebut dilakukan
oleh peneliti diupayakan agar mendapatkan data yang valid, maka peneliti
melakukan pengumpulan data dengan cara diantaranya sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan proses pengindraan secara langsung terhadap
kondisi atau keadaan, proses serta perilaku siswa dalam proses pembelajaran
berlangsung. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan guru dalam penerapan metode
Mind Mapping yang dilaksanakan pada proses pembelajaran.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan
mengumpulkan informasi melalui komunikasi secara langsung pada
narasumber. Teknik wawancara dilakukan untuk mendapat data tentang
mengenai proses pembelajaran yang dialami guru sebelum diberi tindakan
dengan menggunakan metode Mind Mapping, dan proses pembelajaran yang
dialami guru setelah diberi tindakan dengan menggunakan metode Mind
Mapping.
c. Tes
49
pemahaman siswa yang diperoleh dengan menggunakan instrument tes. Tes
tulis adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item
soal dengan cara tertulis.43
F. Analisis Data
Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam pengolahan data yang
berhubungan erat dengan perumusan masalah yang telah diajukan sehingga dapat
digunakan untuk menarik kesimpulan. Data yang diperoleh akan diolah dan
dianalisis secara kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang
memberikan gambaran kenyataan atau fakta sesuai data yang diperoleh dengan
tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui
respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.44
Data yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data yaitu data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil observasi yang dilakukan
pada setiap siklus kegiatan, sedangkan data kuantitatif berupa hasil belajar yang
didapat oleh siswa dalam melakukan proses pembelajaran PKn materi upaya
mempertahankan keutuhan NKRI dengan menggunakan metode Mind Mapping.
Adapun data yang diperoleh akan dihitung dengan rumus:45
43 Suharsimi Arikunto, Suhardjono, supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014),
50
=
∑∑…...……… (Rumus 3.1)
Keterangan :
= Nilai rata-rata
∑ =Jumlah semua nilai tes peserta didik
∑ =Jumlah peserta didik
Dengan Kriteria :
90 - 100 = Sangat Baik
80 – 89 = Baik
65 – 79 = Cukup
55 – 64 = Tidak Baik
0 – 55 = Sangat Tidak Baik
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar menggunakan rumus:
P = ∑ siswa yang tuntas belajar x 100% ∑ siswa
Dengan Kriteria :
90% - 100% = Sangat Baik
80% - 89% = Baik
65% - 79% = Cukup
55% - 64% = Tidak Baik
51
Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat
keberhasilan dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dalam meningkatkan atau
memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas. Indikator kinerja harus realistik dan
data dapat diukur (jelas cara pengukurannya) Indikator kinerja yang digunakan oleh
peneliti, adalah:
1. Perolehan skor rata-rata kelas ≥75
2. Minimal 75% dari jumlah siswa telah mencapai KKM 75
3. Skor aktivitas belajar siswa mencapai 75%
4. Skor aktivitas guru mencapai 80%
H.Tim Peneliti Dan Tugasnya
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan secara kolaboratif, antara guru
kelas sebagai guru pendamping dan mahasiswa sebagai peneliti. Tugas guru
mendampingi peneliti dalam menerapkan metode Mind Mapping dalam
meningkatkan pemahaman siswa materi keutuhan NKRI pada mata pelajaran PKn,
Adapun rincian tugas guru dan mahasiswa adalah sebagai berikut:
Guru bertugas
Nama : Pujiati, S. E
Jabatan : Guru PKn Kelas V
Tugas : Bertanggung jawab mengamati pelaksanaan penelitian, terlibat dalam
perencanaan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran observasi, dan
52
Peneliti
Nama : M. Nanang Saifudin
NIM : D77213077
Status : Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
Tugas : Menyusun perencanaan pembelajaran, menyusun instrumen penelitian,
membuat lembar observasi, menyebarkan dan menilai instrumen
penilaian siswa, menilai hasil tugas dan evaluasi akhir materi, pelaksana
kegiatan pembelajaran, melakukan diskusi dengan guru kolaborator,
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan
keutuhan NKRI dengan menggunakan metode Mind Mapping pada mata pelajaran
PKn kelas V di MI Nurul Islam Sidoarjo ini dilakukan melalui tahapan pra siklus,
siklus I, dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap
perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (action), tahap observasi (observing),
dan refleksi (reflection). Hasil dari tiap-tiap siklus dapat dipaparkan sebagai
berikut:
A. Hasil Penelitian
1. Penerapan Metode Mind Mapping
a. Pra Siklus
Pada tahap pra siklus peneliti melakukan pengumpulan data
awal tentang cara mengajar guru di kelas dengan cara wawancara
kepada kepala sekolah dan guru PKn Kelas V Ibu Pujiati. Mula-mula
melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah seputar perizinan akan
melaksanakan penelitian, kemudian oleh Kepala Sekolah peneliti
diantarkan menemui guru PKn. Secara pribadi, peneliti dan Guru PKn
melakukan wawancara, dari hasil wawancara tersebut peneliti
mendapatkan informasi bahwa metode atau cara guru dalam mengajar