• Tidak ada hasil yang ditemukan

UU no 35 th 2000 penjelasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UU no 35 th 2000 penjelasan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENJELASAN Rakyat Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999 – 2004 dan Program Pembangunan Nasional (Propenas), penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2001 dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip transparan, disiplin, adil, efisien dan efektif. Di samping itu, juga mempertimbangkan kinerja perekonomian tahun anggaran 2000 dan perkiraan perkembangannya dalam tahun anggaran 2001, serta sasaran kebijakan percepatan program pemulihan ekonomi.

(2)
(3)

penataan struktur kelembagaan dan sistem ketatalaksanaan aparatur negara;

Sebagai kelanjutan dari kebijakan fiskal tahun anggaran 2000, kebijakan APBN Tahun Anggaran 2001 diarahkan pada upaya menciptakan kesinambungan kebijakan fiskal (fiscal sustainability) dan terwujudnya kebijakan fiskal yang sehat, serta selaras dengan pelaksanaan desentralisasi fiskal, sebagaimana digariskan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

(4)

diklasifikasikan atas Pendapatan Negara, Belanja Negara, Keseimbangan Umum (Defisit/Surplus), dan Pembiayaan Defisit. Pendapatan Negara, terdiri dari Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Hibah. Di sisi Belanja Negara, dengan adanya perubahan tersebut Anggaran Belanja Negara diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu Anggaran Belanja Pemerintah Pusat dan Dana Perimbangan. Anggaran Belanja Pemerintah Pusat terdiri dari Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan. Sedangkan Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan belanja negara dan sekaligus untuk menjaga kemantapan dan kestabilan pendapatan negara, pengerahan dan penggalian sumber-sumber penerimaan dalam negeri terutama dari penerimaan perpajakan akan terus ditingkatkan. Upaya dimaksud antara lain dilaksanakan melalui pemberlakuan 5 (lima) undang-undang pajak baru, peningkatan penegakan hukum (law enforcement), peningkatan pelayanan dan penyempurnaan sarana dan prasarana perpajakan, pelaksanaan ketentuan perpajakan baru di kawasan berikat secara konsisten, serta ekstensifikasi dan penghapusan fasilitas perpajakan terhadap beberapa jenis objek pajak tertentu.

Di bidang belanja negara, kebijakan alokasi anggaran belanja negara diarahkan untuk

mendukung pelaksanaan desentralisasi fiskal, percepatan restrukturisasi perbankan, penyediaan subsidi yang tepat sasaran dan berkaitan langsung dengan masyarakat luas, serta pelaksanaan program-program sosial lainnya yang diprioritaskan bagi pemberdayaan dan peningkatan

negara/lembaga donor di Paris pada bulan April 2000 (Paris Club II).

(5)

Sejalan dengan upaya-upaya tersebut, maka penertiban dalam pengelolaan anggaran negara, serta pengawasannya terus ditingkatkan, melalui peningkatan transparansi dan disiplin anggaran. Selanjutnya, dalam rangka kesinambungan kegiatan pembangunan, sisa kredit anggaran proyek-proyek yang masih diperlukan untuk penyelesaian proyek-proyek pada Tahun Anggaran 2001

dipindahkan menjadi kredit anggaran Tahun Anggaran 2002.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2001 disusun berdasarkan asumsi sebagai berikut :

a.

bahwa keadaan ekonomi global diperkirakan mengalami pertumbuhan yang cukup baik;

b.

bahwa proses pemulihan ekonomi Indonesia dari situasi krisis diperkirakan dapat

berjalan, sehingga diperkirakan dapat mengalami pertumbuhan yang positif;

c.

bahwa harga minyak bumi di pasar internasional menunjukkan perkembangan yang

cukup baik;

d.

bahwa untuk menciptakan kebijakan fiskal yang sehat dan berkesinambungan, sekaligus menjaga kemantapan dan kestabilan pendapatan negara, pengerahan dan penggalian sumber-sumber penerimaan perpajakan, perlu terus ditingkatkan.

e.

bahwa untuk memelihara kestabilan moneter, perlu didukung tersedianya barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari yang cukup dan tersebar secara merata, serta dengan harga yang stabil dan terjangkau oleh rakyat banyak;

f.

bahwa dengan diterapkannya kebijakan desentralisasi fiskal, dapat dikembangkan kepastian sistem pembiayaan daerah yang adil, proporsional, rasional, transparan, partisipatif, dan bertanggung jawab (akuntabel).

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

(6)

Ayat (4)

Mengingat perencanaan penerimaan hibah belum dapat dipastikan besaran jumlahnya, dalam APBN Tahun Anggaran 2001, perencanaan hibah ditetapkan sebesar Rp 0,00 (nihil).

Ayat (5) Cukup jelas Pasal 4 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4)

Penerimaan perpajakan sebesar Rp 179.891.987.000.000,00. Terdiri dari :

(dalam rupiah) a. Pajak dalam negeri

169.519.987.000.000,00

(7)

0120 PPh Minyak Bumi dan Gas Alam 20.836.877.000.000,00 0121 PPh minyak bumi 8.880.195.000.000,00 0122 PPh gas alam 11.956.682.000.000,00 0130 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan

atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM) 48.853.400.000.000,00 0140 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 4.466.300.000.000,00 0150 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 1.175.500.000.000,00 0160 Pendapatan cukai 17.100.000.000.000,00 0170 Pendapatan atas pajak lainnya 1.637.810.000.000,00 b. Pajak perdagangan internasional

10.372.000.000.000,00

0210 Pendapatan bea masuk 9.975.000.000.000,00 0220 Pendapatan pajak/pungutan ekspor 397.000.000.000,00 Pasal 5

Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5)

Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp 83.334.593.400.000,00. Terdiri dari :

(8)

0310 Pendapatan minyak bumi 45.944.898.000.000,00 0311 Pendapatan minyak bumi 45.944.898.000.000,00 0320 Pendapatan gas alam 13.792.821.000.000,00 0321 Pendapatan gas alam 13.792.821.000.000,00 0330 Pendapatan pertambangan umum 928.118.400.000,00 0331 Pendapatan iuran tetap 61.651.900.000,00 0332 Pendapatan royalti 866.466.500.000,00 0340 Pendapatan kehutanan 3.500.645.200.000,00 0341 Pendapatan dana reboisasi 2.251.405.700.000,00 0342 Pendapatan provisi sumber daya hutan 1.201.153.600.000,00 0343 Pendapatan iuran hak pengusahaan hutan 48.085.900.000,00 0350 Pendapatan perikanan 291.721.300.000,00 0351 Pendapatan perikanan 291.721.300.000,00 b. Bagian pemerintah atas laba Badan Usaha Milik Negara

10.500.000.000.000,00

0410 Bagian pemerintah atas laba BUMN 10.500.000.000.000,00 c. Penerimaan Negara Bukan Pajak lainnya 8.376.389.500.000,00

0510 Penjualan hasil produksi/sitaan 628.371.000.000,00

0511 Penjualan hasil pertanian, kehutanan dan perkebunan 1.873.900.000,00

0512 Penjualan hasil peternakan dan perikanan 8.167.400.000,00

0513 Penjualan hasil tambang 599.544.000.000,00 0514 Penjualan hasil sitaan/rampasan dan harta peninggalan

5.000.000.000,00

(9)

0516 Penjualan informasi, penerbitan, film, dan hasil

cetakan lainnya 1.746.700.000,00 0517 Penjualan dokumen-dokumen pelelangan 3.988.200.000,00 0519 Penjualan lainnya 7.711.100.000,00 0520 Penjualan aset 15.083.600.000,00 0521 Penjualan rumah, gedung, bangunan, dan tanah 85.700.000,00 0522 Penjualan kendaraan bermotor 1.134.900.000,00 0523 Penjualan sewa beli 13.006.500.000,00

0529 Penjualan aset lainnya yang berlebih/rusak/dihapuskan 856.500.000,00 0530 Pendapatan sewa 9.569.100.000,00 0531 Sewa rumah dinas/rumah negeri 3.146.600.000,00 0532 Sewa gedung, bangunan, gudang 4.699.100.000,00 0533 Sewa benda-benda bergerak 717.000.000,00 0539 Sewa benda-benda tak bergerak lainnya 1.006.400.000,00 0540 Pendapatan jasa I 1.696.092.200.000,00 0541 Pendapatan rumah sakit dan instansi kesehatan

lainnya 362.120.600.000,00 0542 Pendapatan tempat hiburan/taman/museum 209.700.000,00 0543 Pendapatan surat keterangan, visa/paspor dan

SIM/STNK/BPKB 304.388.000.000,00 0545 Pendapatan hak dan perijinan 556.455.900.000,00

0546 Pendapatan sensor/karantina/pengawasan/pemeriksaan 7.696.800.000,00 0547 Pendapatan jasa tenaga, jasa pekerjaan, jasa

informasi, jasa pelatihan dan jasa tehnologi 340.334.300.000,00 0548 Pendapatan jasa Kantor Urusan Agama 62.013.500.000,00 0549 Pendapatan jasa bandar udara, kepelabuhanan,

(10)

0551 Pendapatan jasa lembaga keuangan (jasa giro) 37.789.100.000,00 0552 Pendapatan jasa penyelenggaraan

telekomunikasi 133.000.000.000,00 0553 Pendapatan iuran lelang untuk fakir miskin 3.500.000.000,00 0554 Pendapatan jasa Kantor Catatan Sipil 22.290.000.000,00 0555 Pendapatan biaya penagihan pajak-pajak

negara dengan surat paksa 2.540.000.000,00 0556 Pendapatan uang pewarganegaraan 2.000.000.000,00 0557 Pendapatan bea lelang 75.000.000.000,00 0558 Pendapatan biaya pengurusan piutang negara

dan lelang negara 60.000.000.000,00 0559 Pendapatan jasa lainnya 135.107.800.000,00 0560 Pendapatan rutin dari luar negeri 157.600.000.000,00 0561 Pendapatan dari pemberian surat perjalanan

Republik Indonesia 21.600.000.000,00 0562 Pendapatan dari jasa pengurusan dokumen

konsuler 136.000.000.000,00 0610 Pendapatan kejaksaan dan peradilan 20.477.500.000,00 0611 Legalisasi tanda tangan 90.000.000,00 0612 Pengesahan surat di bawah tangan 50.000.000,00 0613 Uang meja (leges) dan upah pada panitera

badan pengadilan 1.113.000.000,00 0614 Hasil denda/denda tilang dan sebagainya 10.700.000.000,00 0615 Ongkos perkara 7.904.500.000,00 0619 Penerimaan kejaksaan dan peradilan lainnya 620.000.000,00 0710 Pendapatan pendidikan 1.137.102.900.000,00 0711 Uang pendidikan 900.286.500.000,00 0712 Uang ujian masuk, kenaikan tingkat,

(11)

0713 Uang ujian untuk menjalankan praktek 2.893.100.000,00 0719 Pendapatan pendidikan lainnya 1.917.700.000,00 0810 Pendapatan dari penerimaan kembali belanja

tahun anggaran berjalan 1.496.600.000,00 0811 Penerimaan kembali belanja pegawai pusat 1.061.600.000,00 0814 Penerimaan kembali belanja rutin lainnya 79.000.000,00 0815 Penerimaan kembali belanja pembangunan

rupiah murni 356.000.000,00 0820 Pendapatan dari penerimaan kembali belanja

tahun anggaran yang lalu 6.192.400.000,00 0821 Penerimaan kembali belanja pegawai pusat 909.200.000,00 0823 Penerimaan kembali belanja pensiun 8.000.000,00 0824 Penerimaan kembali belanja rutin lainnya 397.800.000,00 0825 Penerimaan kembali belanja pembangunan

rupiah murni 4.877.400.000,00 0840 Pendapatan pelunasan piutang 3.754.330.000.000,00 0890 Pendapatan lain-lain 478.847.300.000,00 0891 Penerimaan kembali persekot/uang muka gaji 633.000.000,00 0892 Penerimaan denda keterlambatan penyelesaian

pekerjaan pemerintah 3.384.300.000,00 0893 Penerimaan kembali/ganti rugi atas kerugian

yang diderita oleh negara 1.615.200.000,00 0899 Pendapatan anggaran lainnya 473.214.800.000,00 Pasal 6

(12)

Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4)

Pengeluaran rutin sebesar Rp 190.092.170.000.000,00. Terdiri dari :

(dalam rupiah) 01 SEKTOR INDUSTRI 111.754.267.000,00 01.1 Subsektor Industri 111.754.267.000,00 02 SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN

PERIKANAN 879.325.954.000,00 02.1 Subsektor Pertanian 312.518.544.000,00 02.2 Subsektor Kehutanan 541.979.932.000,00 02.3 Subsektor Perikanan 24.827.478.000,00 03 SEKTOR PENGAIRAN 27.120.208.000,00 03.1 Subsektor Pengembangan Sumber Daya Air 26.377.221.000,00 03.2 Subsektor Irigasi 742.987.000,00 04 SEKTOR TENAGA KERJA 367.494.546.000,00 04.1 Subsektor Tenaga Kerja 367.494.546.000,00 05 SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN

USAHA NASIONAL, KEUANGAN, DAN KOPERASI 156.668.839.295.000,00 05.1 Subsektor Perdagangan Dalam Negeri 101.963.252.000,00 05.2 Subsektor Perdagangan Luar Negeri 74.498.095.000,00 05.4 Subsektor Keuangan 156.453.090.166.000,00 05.5 Subsektor Koperasi dan Pengusaha Kecil 39.287.782.000,00 06 SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI DAN

(13)

06.1 Subsektor Prasarana Jalan 17.370.741.000,00 06.2 Subsektor Transportasi Darat 38.968.550.000,00 06.3 Subsektor Transportasi Laut 192.295.231.000,00 06.4 Subsektor Transportasi Udara 71.537.106.000,00 06.5 Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan

Penyelamatan (SAR) 71.357.264.000,00 07 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI 325.035.679.000,00 07.1 Subsektor Pertambangan 317.082.339.000,00 07.2 Subsektor Energi 7.953.340.000,00 08 SEKTOR PARIWISATA, POS, DAN TELEKOMUNIKASI 116.877.089.000,00 08.1 Subsektor Pariwisata 39.888.257.000,00 08.2 Subsektor Pos dan Telekomunikasi 76.988.832.000,00 09 SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH DAN

TRANSMIGRASI 152.586.499.000,00 09.1 Subsektor Pembangunan Daerah 138.439.202.000,00 09.2 Subsektor Transmigrasi dan Pemukiman

Perambah Hutan 14.147.297.000,00 10 SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP DAN

TATA RUANG 446.352.569.000,00 10.1 Subsektor Lingkungan Hidup 12.293.658.000,00 10.2 Subsektor Tata Ruang 434.058.911.000,00 11 SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL,

KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA

ESA, PEMUDA DAN OLAH RAGA 4.244.734.682.000,00 11.1 Subsektor Pendidikan 3.713.532.580.000,00 11.2 Subsektor Pendidikan Luar Sekolah dan Kedinasan 433.018.461.000,00 11.3 Subsektor Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan

(14)

12 SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA

SEJAHTERA 631.891.775.000,00 12.1 Subsektor Kependudukan dan Keluarga Berencana 631.891.775.000,00 13 SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN,

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, ANAK DAN

REMAJA 947.172.245.000,00 13.1 Subsektor Kesejahteraan Sosial 25.079.404.000,00 13.2 Subsektor Kesehatan 922.092.841.000,00 14 SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 43.537.283.000,00 14.1 Subsektor Perumahan dan Permukiman 43.508.058.000,00 14.2 Subsektor Penataan Kota dan Bangunan 29.225.000,00 15 SEKTOR AGAMA 1.664.935.846.000,00 15.1 Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama 365.067.022.000,00 15.2 Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama 1.299.868.824.000,00 16 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN

TEKNOLOGI 575.613.956.000,00 16.2 Subsektor Ilmu Pengetahuan Terapan dan Dasar 353.022.975.000,00 16.3 Subsektor Kelembagaan Prasarana dan Sarana

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 54.844.601.000,00 16.4 Subsektor Kelautan 7.863.005.000,00 16.5 Subsektor Kedirgantaraan 2.199.975.000,00 16.6 Subsektor Sistem Informasi dan Statistik 157.683.400.000,00 17 SEKTOR HUKUM 1.287.582.382.000,00 17.1 Subsektor Pembinaan Hukum Nasional 1.126.891.105.000,00 17.2 Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum 160.691.277.000,00 18 SEKTOR APARATUR NEGARA DAN

(15)

18.2 Subsektor Pendayagunaan Sistem dan

Pelaksanaan Pengawasan 383.428.243.000,00 19 SEKTOR POLITIK, HUBUNGAN LUAR NEGERI,

DAN PENERANGAN 2.153.898.563.000,00 19.1 Subsektor Politik 67.884.993.000,00 19.2 Subsektor Hubungan Luar Negeri 2.035.944.598.000,00 19.3 Subsektor Penerangan 50.068.972.000,00 20 SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN 12.451.598.241.000,00 20.2 Subsektor Tentara Nasional Indonesia 7.768.809.529.000,00 20.3 Subsektor Kepolisian 4.478.554.206.000,00 20.4 Subsektor Pendukung 204.234.506.000,00

Pengeluaran pembangunan sebesar Rp 43.987.382.900.000,00. Terdiri dari :

(dalam rupiah)

Nilai Rupiah Rupiah Pinjaman Proyek Jumlah

dan Kredit Ekspor 01 SEKTOR INDUSTRI 138.900.000.000,00 1.393.938.000.000,00 1.532.838.000.000,00

01.1 Subsektor Industri 138.900.000.000,00 1.393.938.000.000,00 1.532.838.000.000,00

02 SEKTOR PERTANIAN,

KEHUTANAN,DAN PERIKANAN 1.444.300.000.000,00 1.669.380.000.000,00 3.113.680.000.000,00

02.1 Subsektor Pertanian 973.100.000.000,00 822.400.000.000,00 1.795.500.000.000,00

02.2 Subsektor Kehutanan 60.900.000.000,00 161.896.000.000,00 222.796.000.000,00

(16)

03 SEKTOR PENGAIRAN 1.241.550.000.000,00 1.881.278.000.000,00 3.122.828.000.000,00

03.1 Subsektor Pengembangan

Sumber Daya Air 564.550.000.000,00 1.131.032.000.000,00 1.695.582.000.000,00

03.2 Subsektor Irigasi 677.000.000.000,00 750.246.000.000,00 1.427.246.000.000,00

04 SEKTOR TENAGA KERJA 100.300.000.000,00 84.886.000.000,00 185.186.000.000,00

04.1 Subsektor Tenaga Kerja 100.300.000.000,00 84.886.000.000,00 185.186.000.000,00

05 SEKTOR PERDAGANGAN, BANGAN, USAHA NASIONAL,

KEUANGAN DAN KOPERASI 4.686.422.900.000,00 112.655.000.000,00 4.799.077.900.000,00

05.1 Subsektor Perdagangan Dalam Negeri 38.700.000.000,00 22.673.000.000,00 61.373.000.000,00

05.2 Subsektor Perdagangan Luar Negeri 99.800.000.000,00 2.046.000.000,00 101.846.000.000,00

05.3 Subsektor Pengembangan Usaha Nasional 30.900.000.000,00 2.000.000.000,00 32.900.000.000,00

05.4 Subsektor Keuangan 4.266.022.900.000,00 37.636.000.000,00 4.303.658.900.000,00

05.5 Subsektor Koperasi dan Pengusaha Kecil 251.000.000.000,00 48.300.000.000,00 299.300.000.000,00

06 SEKTOR TRANSPORTASI,

ROLOGI DAN GEOFISIKA 1.636.680.000.000,00 3.150.491.000.000,00 4.787.171.000.000,00

06.1 Subsektor Prasarana Jalan 1.086.500.000.000,00 1.033.570.000.000,00 2.120.070.000.000,00

06.2 Subsektor Transportasi Darat 218.000.000.000,00 662.459.000.000,00 880.459.000.000,00

06.3 Subsektor Transportasi Laut 143.900.000.000,00 801.380.000.000,00 945.280.000.000,00

(17)

06.5 Subsektor Meteorologi, Geofisika,

Pencarian dan Penyelamatan (SAR) 18.600.000.000,00 0 18.600.000.000,00

07 SEKTOR PERTAMBANGAN

DAN ENERGI 649.800.000.000,00 1.817.398.000.000,00 2.467.198.000.000,00

07.1 Subsektor Pertambangan 40.200.000.000,00 0 40.200.000.000,00

07.2 Subsektor Energi 609.600.000.000,00 1.817.398.000.000,00 2.426.998.000.000,00

08 SEKTOR PARIWISATA, POS

DAN TELEKOMUNIKASI 120.300.000.000,00 1.026.573.000.000,00 1.146.873.000.000,00

08.1 Subsektor Pariwisata 75.600.000.000,00 1.755.000.000,00 77.355.000.000,00

08.2 Subsektor Pos dan Telekomunikasi 44.700.000.000,00 1.024.818.000.000,00 1.069.518.000.000,00

09 SEKTOR PEMBANGUNAN

DAERAH DAN TRANSMIGRASI 550.660.000.000,00 2.662.572.000.000,00 3.213.232.000.000,00

09.1 Subsektor Pembangunan Daerah 47.800.000.000,00 2.662.572.000.000,00 2.710.372.000.000,00

09.2 Subsektor Transmigrasi dan

Pemukiman Perambah Hutan 502.860.000.000,00 0 502.860.000.000,00

10 SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP

DAN TATA RUANG 172.802.000.000,00 523.563.000.000,00 696.365.000.000,00

10.1 Subsektor Lingkungan Hidup 115.942.000.000,00 445.063.000.000,00 561.005.000.000,00

10.2 Subsektor Tata Ruang 56.860.000.000,00 78.500.000.000,00 135.360.000.000,00

11 SEKTOR PENDIDIKAN, YAAN NASIONAL, KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA

ESA, PEMUDA DAN OLAH RAGA 5.630.370.000.000,00 4.070.269.000.000,00 9.700.639.000.000,00

(18)

11.2 Subsektor Pendidikan Luar Sekolah

dan Kedinasan 202.090.000.000,00 82.304.000.000,00 284.394.000.000,00

11.3 Subsektor Kebudayaan Nasional dan

percayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa 41.800.000.000,00 0 41.800.000.000,00

11.4 Subsektor Pemuda dan Olah Raga 31.480.000.000,00 3.199.000.000,00 34.679.000.000,00

12 SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN

KELUARGA SEJAHTERA 192.400.000.000,00 36.336.000.000,00 228.736.000.000,00

12.1 Subsektor Kependudukan dan

Keluarga Berencana 192.400.000.000,00 36.336.000.000,00 228.736.000.000,00

13 SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL,

KESEHATAN, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN,

ANAK DAN REMAJA 2.040.562.500.000,00 1.730.427.000.000,00 3.770.989.500.000,00

13.1 Subsektor Kesejahteraan Sosial 896.600.000.000,00 60.000.000.000,00 956.600.000.000,00

13.2 Subsektor Kesehatan 1.127.072.500.000,00 1.670.427.000.000,00 2.797.499.500.000,00

13.3 Subsektor Pemberdayaan Perempuan

Anak dan Remaja 16.890.000.000,00 0 16.890.000.000,00

14 SEKTOR PERUMAHAN DAN

PERMUKIMAN 543.050.000.000,00 210.594.000.000,00 753.644.000.000,00

14.1 Subsektor Perumahan dan Permukiman 536.550.000.000,00 198.369.000.000,00 734.919.000.000,00

14.2 Subsektor Penataan Kota dan Bangunan 6.500.000.000,00 12.225.000.000,00 18.725.000.000,00

15 SEKTOR AGAMA 59.100.000.000,00 5.400.000.000,00 64.500.000.000,00

15.1 Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama 22.100.000.000,00 5.400.000.000,00 27.500.000.000,00

(19)

16 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN

DAN TEKNOLOGI 446.418.000.000,00 205.147.000.000,00 651.565.000.000,00

16.1 Subsektor Teknik Produksi dan Teknologi 137.958.000.000,00 93.718.000.000,00 231.676.000.000,00

16.2 Subsektor Ilmu Pengetahuan Terapan

dan Dasar 41.810.000.000,00 0 41.810.000.000,00

16.3 Subsektor Kelembagaan Prasarana dan

Sarana Ilmu Pengetahuan dan Tenologi 86.200.000.000,00 2.400.000.000,00 88.600.000.000,00

16.4 Subsektor Kelautan 75.800.000.000,00 42.454.000.000,00 118.254.000.000,00

16.5 Subsektor Kedirgantaraan 31.200.000.000,00 57.800.000.000,00 89.000.000.000,00

16.6 Subsektor Sistem Informasi dan Statistik 73.450.000.000,00 8.775.000.000,00 82.225.000.000,00

17 SEKTOR HUKUM 311.720.000.000,00 0,00 311.720.000.000,00

17.1 Subsektor Pembinaan Hukum Nasional 23.820.000.000,00 0 23.820.000.000,00

17.2 Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum 74.010.000.000,00 0 74.010.000.000,00

17.3 Subsektor Sarana dan Prasarana Hukum 213.890.000.000,00 0 213.890.000.000,00

18 SEKTOR APARATUR NEGARA

DAN PENGAWASAN 476.567.500.000,00 370.558.000.000,00 847.125.500.000,00

18.1 Subsektor Aparatur Negara 446.967.500.000,00 311.558.000.000,00 758.525.500.000,00

18.2 Subsektor Pendayagunaan Sistem dan

Pelaksanaan Pengawasan 29.600.000.000,00 59.000.000.000,00 88.600.000.000,00

19 SEKTOR POLITIK, HUBUNGAN LUAR

NEGERI, DAN PENERANGAN 192.980.000.000,00 32.889.000.000,00 225.869.000.000,00

(20)

19.2 Subsektor Hubungan Luar Negeri 15.250.000.000,00 0 15.250.000.000,00

19.3 Subsektor Penerangan 160.580.000.000,00 32.889.000.000,00 193.469.000.000,00

20 SEKTOR PERTAHANAN

DAN KEAMANAN 1.087.500.000.000,00 1.280.646.000.000,00 2.368.146.000.000,00

20.1 Subsektor Rakyat Terlatih dan

Perlindungan Masyarakat 2.300.000.000,00 0 2.300.000.000,00

20.2 Subsektor Tentara Nasional Indonesia 598.900.000.000,00 774.375.000.000,00 1.373.275.000.000,00

20.3 Subsektor Kepolisian 262.300.000.000,00 356.271.000.000,00 618.571.000.000,00

20.4 Subsektor Pendukung 224.000.000.000,00 150.000.000.000,00 374.000.000.000,00

Pasal 8 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3)

Keputusan Presiden sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 8 ayat ini ditetapkan pada bulan Januari 2001.

Setiap perubahan kegiatan untuk Pengeluaran Rutin dan perubahan proyek untuk Pengeluaran Pembangunan karena alasan-alasan mendesak dan alasan-alasan tertentu lainnya, disampaikan dengan segera kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk diketahui.

(21)

Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3)

Pembiayaan dalam negeri sebesar Rp 33.500.000.000.000,00. Terdiri dari :

(dalam rupiah) a. Privatisasi 6.500.000.000.000,00 b. Penjualan aset program restrukturisasi

perbankan 27.000.000.000.000,00 c. Penjualan obligasi dalam negeri 0,00 Pembiayaan luar negeri bersih sebesar Rp 19.029.481.000.000,00.

Terdiri dari :

(dalam rupiah) a. Penarikan pinjaman luar negeri bruto 35.992.723.000.000,00 – Penarikan pinjaman program 13.727.723.000.000,00 – Penarikan pinjaman proyek 22.265.000.000.000,00 Dikurangi dengan :

b. Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri 16.963.242.000.000,00 Pasal 11

(22)

Huruf d Cukup jelas Huruf e Cukup jelas Huruf f dan g

Masalah perkembangan moneter dan perkreditan, serta neraca pembayaran dan perdagangan luar negeri sebagian besar berada di sektor bukan pemerintah. Oleh sebab itu, penyusunan kebijakan kredit dan devisa dalam bentuk dan arti seperti Pendapatan Negara, Pengeluaran Rutin, Pengeluaran Pembangunan dan Dana Perimbangan sulit untuk dilaksanakan, untuk itu dibuat dalam bentuk prognosa.

Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16

Pasal-pasalIndische Comptabiliteitswet yang dinyatakan tidak berlaku adalah :

(23)

2. Pasal 2 Ayat (3) tentang kewenangan Gubernur Jenderal menetapkan perincian lebih lanjut pos; dan

3. Pasal 72 yang mengatur bahwa pengajuan Perhitungan Anggaran Negara (PAN) kepada Dewan Perwakilan Rakyat paling lambat 15 (lima belas) bulan setelah tahun anggaran yang bersangkutan berakhir.

Pasal 17 Cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

pineapple liuit extract can be tblmulated into entelic coated tablet dosage lbrin using Eudragit L-100 as coating agent with u,eight of coating layer was 4%.

User Turunan ptu_06-7 (ptu_06-7) • Login sebagai PT Pengusul • UBAH PASSWOR D • LOGOUT. ©2013 Direktorat Pendidik dan

5 tahun 2011 ialah setiap orang yang melakukan usaha pertambangan tanpa IUP sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, pasal 8 ayat (1), dan setiap pemegang IUP yang dengan

Data yang diperoleh dari hasil analisa deskriptif, menunjukkan nilai tertinggi ( maximum ), nilai terendah ( minimum ), rata-rata ( mean ) dan standar deviasi dari setiap

Menurut faisal dalam (Sutedi, 2011 hlm 164) teknik angket dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan

Pada hari ini, kamis tanggal dua puluh empat bulan maret tahun dua ribu enam belas dimulai pukul 10.00 WIB online melalui Web Kementerian Pertanian http://lpse.deptan.go.id,

Menurut Panshin dan de Zeeuw (1980) pada waktu panjang serat mulai konstan itu berarti dimulainya pembentukan kayu dewasa, dengan demikian maka bagian kayu muda yang ditandai

Permasalahan transportasi yang umum terjadi di kota-kota berkembang adalah tingkat pertumbuhan kendaraan yang tinggi tanpa diimbangi dengan peningkatan infrastruktur