2 Dzul Hijjah 1435 h kiblat
Bismillah...
Isu Islamic State (IS) tiba-tiba saja menjadi trending topik media nasional. Media-media Islam yang telah lama memberitakan kelompok yang lebih dikenal dengan nama ISIS ini merasakan keanehan.
Dalam sepekan saja, ISIS telah menjadi sesuatu yang menakutkan dan ancaman bagi NKRI. Kemudian diikuti dengan
penangkapan-penangkapan yang serampangan.
Proses penciptaan opini sampai pada penindakan itu sangat cepat. Benar-benar tidak imbang dengan dinginnya hati para penguasa untuk merespon isu kemanusiaan yang telah melanda rakyat Suriah hampir empat tahun. Ada apa ini? Kami mencoba untuk mengungkapnya dalam edisi ini.
Selamat membaca!
Redaktur Ahli : Abu Zahrah, Abu
Abdurrahman Pimpinan Redaksi :
Tony Syarqi Redaksi : Agus Abdullah, Fahruddin, Dhani el-Ashimi, Bashirudin R,
Miftahul Ihsan
MAJALAH DIGITAL KIBLAT adalah salah satu konten dari situs berita Islam
www.kiblat.net. Dapat diunduh dan sebarluaskan secara cuma-cuma.
Email : kiblatmedia@gmail.com
Donasi: BCA 7735072587 BNI Syariah 0298526555 BNI Syariah atas nama Muh
Bashirudin Rosyed.
ISI
15
4
26
52
S i a pa B a s y a r
A s a d ?
Banyak Pengungsi Tak Pernah Terdaftar
Deklarasi Khilafah
TPM: BNPT Sudah Akui ISIS Sebagai Negara Resmi
Kesaksian Amir
J u r u s D e w a
M a b u k I S I S
D i g e b u k
Warga Indonesia
Jihad ke Suriah,
Apa Hukumnya?
Tragedi
Kemanusiaan
di Suriah
Hubungan ISIS
dan Al-Qaidah
Perang Membela
diri
Suriah Semakin Sendirian
Seruan Khalifah
Media Tak Adil Sikapi ISIS dan Tragedi Kemanusiaan Suriah
Tanggapan
Para Ulama
Takfir Ekstrem
Bantuan
Indonesia
ISIS Di Sebrang Lautan Ditolak “Gajah” di Pelupuk Mata Mau Diapakan?
Tepisan Jubir
Biang Perpecahan
Jihad Aljazair
Dilema di Balik Baiat Sebagian Pemuda
Fatwa-fatwa Ulama Du-nia tentang
Jihad Suriah
Asal Usul ISIL
Ketika Semua Bercuap ISIS
16
27
49
40
55
45
63
18
29
57
46
68
73
30
36
61
69
S
ebulan pasca Deklarasi Khilafah Islamiyah pada 29 Juni 2014 oleh jamaah ISIS, kegiatan dan aktivitas mereka tiba-tiba menjadi tranding topik media nasional, baik cetak maupun elektronik. Demikian pula di sosial media. ISIS kemudian menggelinding menjadi isu yang dibicarakan publik secaral u a s . Terutama setelah beredar video di kanal Youtube
berjudul “Join The Ranks,” (JTR)
pada 30 Juli 2014. Dalam video
b e r l a t a r a l a m Suriah itu, beberapa WNI mengajak untuk
bergabung dengan ISIS.
ISIS diberitakan sebagai kelompok yang tidak mewakili Islam. Kekejaman terhadap lawan dan masyarakat sipil serta penganut agama yang berbeda merupakan topik yang disoroti. Koran Kompas pada 22 Juni 2014 memberitakan: NIIS terkenal sadis ketika bertempur di Suriah. Mereka membunuh atau membantai dengan cara-cara keji melampaui rasa kemanusiaan. Tindakan yang sama kini mereka lakukan terhadap pasukan Irak warga ulama atau tokoh masyarakat tertentu. Tujuh hari lalu, mereka mengeksekusi 12 ulama di Mosul. Selain itu, mereka juga mengeksekusi 170 tentara Irak.
ISIS dikabarkan telah membuat ancaman akan menghancurkan Mekkah dan menaklukkan Vatikan di Roma. Tidak ketinggalan, ISIS juga akan memperluas wilayahnya dari Jakarta hingga Andalusia Spanyol sebagai bagian dari negara khilafahnya.
Al-mustaqbal.net, pada Jumat, 7 Juli 2014, melaporkan tentang pembaiatan ratusan orang untuk mendukung Baghdadi dan ISIS di auditorium Syahida
Tentara ISIS di Irak
4 Dzul Hijjah 1435 h kiblat
JURUS DEWA MABUK
ISIS DIGEBUK
ISIS menjadi isu santer di semua lapisan masyarakat. Bahkan sampai pada tarap rapat terbatas sejumlah menteri dan pejabat terkait bersama
Inn, Kampus II UIN Ciputat.
Selain berita yang bersumber dari media-media Barat dan Timur Tengah, di dunia nyata, lembaga-lembaga nasional dan pemerintah, bahkan Presiden SBY dan Menko Polhukam ambil bagian penting dalam penciptaan opini tentang ISIS.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan tegas menolak Negara Islam di Irak dan Sham (ISIS) yang berganti menjadi Islamic State (IS) itu.
“Pemerintah dengan tegas menolak penyebaran paham sesat ISIS di Tanah Air karena bertentangan dan sangat berbahaya bagi jati diri kita,” kata Presiden SBY, Jumat (15/8/2014).
“Bagi generasi kini, ke Indonesia-an lah yang harus kita pertahankan mati-matian”. Kepala Negara meminta kepala daerah untuk tegas dengan jaringan ISIS. Ancaman ISIS merupakan ujian bagi kebangsaan Indonesia. “Indonesia adalah negara Ketuhanan bukan negara agama,” tambahnya.
Pemerintah Pusat seperti dilansir di Setkab telah bergerak cepat untuk mengantisipasi ajaran ISIS. Melalui Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi telah mengirim surat edaran yang ditujukan kepada kepala daerah mulai gubernur hingga wali kota.
Gamawan Fauzi telah meminta seluruh kepala daerah agar segera turun tangan mencegah merebaknya pengaruh paham radikal itu. Permintaan itu tertuang dalam surat edaran No: 450/3806/SJ tertanggal 7 Agustus 2014. Keberadaan
ISIS berpotensi menimbulkan pengaruh negatif terhadap ideologi Pancasila, kebhinekaan dan mengancam keutuhan NKRI.
Senada dengan itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menyatakan pemerintah Indonesia menolak keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di kantor Presiden, Senin (4/8/2014).
Penolakan terhadap keberadaan ISIS itu merupakan hasil rapat terbatas sejumlah menteri dan pejabat terkait bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono di Kantor Presiden, Senin (4/8/2014).
Hal itu kemudian diikuti dengan respon serentak di berbagai daerah, baik aparat kepolisian dan pemerintah setempat dalam bentuk seminar, penyuluhan dan tidak ketinggalan spanduk-spanduk penolakan terhadap ISIS.
Sementara itu, Kepala
Badan Nasional P e n a n g g u l a n g a n
Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai langsung
menyatakan bahwa ISIS termasuk kategori
kelompok teroris. Mbai juga mengancam
akan mencabut kewarganegaraan siapa
saja yang mendukung ISIS Irak. Menurutnya, dukungan warga negara Indonesia terhadap ISIS merupakan pelanggaran U n d a n g - U n d a n g K e w a r g a n e g a r a a n . Warga Indonesia yang bersumpah ke negara asing bisa kehilangan status kewarganegaraan.
Ansyaad Mbai mencatat, 34 orang warga Indonesia sendiri telah berangkat dan terlibat dalam milisi ISIS.
Beberapa Keanehan
Banyak orang yang telah lama mengikuti berita terkait konfl ik Suriah, terutama ISIS, merasakan keanehan dalam pemberitaan yang sangat masif tersebut. ISIS sudah berdiri sejak 2006 di Irak dengan nama ISI, kemudian berganti nama menjadi ISIS pada
Juni 2013, lalu berganti lagi dengan nama Negara Islam (IS) pada 29 Juni 2014. Media-media Islam Nusantara telah lama memberitakan
ISIS. Media-media Barat dan Timur Tengah
dan Arab juga telah memberitakannya. Tetapi media-media nasional baru mengangkatnya sebulan setelah deklarasi Khilafah dan sangat
massif.
Ada beberapa catatan dari pemberitaan yang sangat kompak tersebut.
Pertama, beberapa berita tidak memiliki sumber yang jelas. Salah satunya adalah pernyataan bahwa ISIS akan memperluas wilayahnya dari Jakarta
hingga Andalusia Spanyol, seperti dilansir
oleh liputan6.com.
L i p u t a n 6 . c o m
mengangkat berita tersebut berdasarkan video yang diterjemahkan oleh MEMRI TV (Middle East Media Research Center).
Pejuang 1: Assalamua’laikum, kami berada di Tanah Suci. Alhamdulillah, kami berada di Suriah. Hari ini, kami akan berbicara dalam bahasa Spanyol. Di sini saya bersama seorang
BNPT:
ISIS Termasuk Kategori Kelompok Teroris
Ansyaad Mbai, Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
Screenshot clip video yang diklaim sebagai pejuang ISIS
ikhwan saya. Silahkan.
Pejuang 2: Bismillahirahmanirahim. Syukur kepada Allah. Alhamdulillah, kita berada di Tanah Suci, di negeri Syam.
Saya katakan ini kepada seluruh dunia untuk menjadi peringatan:
Kami hidup di bawah naungan Islam, kekhalifahan Islam. Kami berani mati syahid hingga membebaskan seluruh negeri yang diduduki, dari Jakarta hingga Andalusia, insya Allah. Mari saya katakan kepada kamu, Spanyol adalah negeri para leluhur kami dan, insya Allah, kami akan membebaskannya.
setelah menciptakan horor bagi publik dengan ancaman ISIS. Hanya dalam sepekan saja, pemberitaan ISIS telah menimbulkan opini publik secara umum bahwa ISIS adalah musuh bersama, dan ancaman nyata bagi bangsa Indonesia.
Seiring dengan terbentuknya opini publik tersebut, aparat langsung melakukan serangkaian penangkapan MEMRI, menurut liputan6.com, adalah
suatu lembaga nirlaba yang melakukan pemantauan berbagai media, tulisan maupun video, berbahasa lokal Timur Tengah untuk diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris. Namun, bila dikaji lebih dalam, MEMRI lebih banyak mengangkat video-video Syiah. MEMRI-lah yang menerjemahkan dan mempublikasikan video anak-anak Syiah London yang berpesta, menerbangkan balon sambil menyanyikan lagu: Aisyah (istri Rasulullah n) di Neraka.
“Apakah kalian bahagia?” tanya reporter dalam video tersebut kepada anak-anak. “Ya, kami bahagia?” “Kenapa?”
“Karena Aisyah sekarang berada di Neraka!”
Perlu disebutkan, video terjemahan MEMRI tersebut berasal dari Channel Syria Tube. Syria Tube adalah media
propaganda pro rezim Basyar Asad yang selama ini getol banget membuat dan mempublikasikan video-video yang menyudutkan pejuang oposisi (mujahidin). Kuat dugaan, dua orang yang berbicara dalam video tersebut hanyalah aktor yang disiapkan. Selain itu, sumber-sumber resmi Daulah Islam tidak merilis rekaman tersebut.
8 Dzul Hijjah 1435 h kiblat
terhadap beberapa orang, dengan alasan terlibat dalam organisasi ISIS. Beberapa penangkapan alasannya sangat remeh dan tidak masuk akal. Dalam rentang waktu 8-25 Agustus 2014, Densus 88 telah melakukan 9 penangkapan (lihat Gelap Mata Hanya Gegara Simbol).
Padahal, ISIS Indonesia tidaklah bersenjata, bahkan Forum Aktivis Syariat Islam (FAKSI) yang mengawali deklarasi dukungan dan baiat kepada ISIS beberapa waktu lalu, mengaku hanya sebagai fans club saja. “Dukungan itu sebagai simpati dukungan kaum muslimin di sini saja, ini Fans Club saja,” kata Muhammad Fachry pemimpin redaksi al-mustaqbal.net yang juga aktif di Forum Aktivis Syariat Islam (FAKSI) ini seperti dilansir dari Majalah GATRA edisi 7-13 Agustus 2014.
Ketua Forum Daulah Islamiyyah, Dr. Amir Mahmud memaparkan, ISIS merupakan sebuah gerakan ilegal yang tidak diakui keberadaannya sebagai negara oleh pihak Syria maupun pihak Irak. Menurutnya, paham ISIS tidak akan berkembang di Indonesia. Karena paham ini dalam praktiknya sangat
menyimpang dari ajaran Islam yang menjadi rahmat
bagi semesta alam.
Pola Lama Perang Melawan Umat Islam
Jika ditelaah lebih dalam, pola BNPT dalam menangani “ancaman” ISIS yang dianggap sebagai kelompok radikal, mirip sekali dengan langkap Amerika Serikat dalam perang melawan terorisme.
Pertama adalah labelling. BNPT telah memasukkan ISIS dalam kategori kelompok teroris. Kemudian didukung dengan seminar-seminar dan media untuk menguatkan opini publik. Selanjutnya, Densus 88 sebagai operator lapangan melakukan penangkapan-penangkapan.
Isu ancaman ISIS ini di masa mendatang kemungkinan akan menjadi alat yang kuat bagi BNPT untuk menangkap aktivis Islam. Sekurang-kurangnya sudah ada dua bukti yang menguatkan hal ini.
Pertama, pemberitaan
deklarasi baiat dan pengibaran bendera ISIS di Masjid Al-Muhajirin Taman Galaxy Indah, Bekasi Selatan pada Ahad, 3 Agustus 2014. Ternyata berita ini fitnah belaka. Munasim, Wakil Ketua RW setempat telah menanyakan kepada pengurus DKM, marbot, RT dan warga, dan menelusurinya, namun tidak ada acara itu.
Kedua, munculnya beberapa orang bertampang preman membuat graffi ti bendera ISIS di beberapa sudut masjid basis aktivis Islam di Surakarta, Jum’at 8 Agustus 2014. Menurut warga setempat, orang-orang bertampang preman itu membuat graffi ti ISIS hanya di lokasi yang
memang menjadi basis pengajian. Yaitu empat tempat: ditembok masjid Muhajirin Semanggi, Musholla Al-Ikhlas Semanggi, depan asrama putri SMA MTA, dan di depan Masjid Al-Anshor Mojo, Pasar Kliwon.
Menurut penuturan warga yang enggan disebutkan namanya, penyemprotan tersebut berjalan sangat cepat. Pelaku sudah menyiapkan pola graffi ti bendera ISIS dan cat semprot. Saat penyemprotan, motor yang mereka kendarai tidak dimatikan, lalu kabur. Selang beberapa saat, tiba-tiba muncul
beberapa orang bertampang preman membuat graffiti bendera ISIS di beberapa sudut masjid basis aktivis Islam di Surakarta. Selang beberapa saat, tiba-tiba muncul polisi dan wartawan yang memotret beberapa tempat tersebut.
“
“
10 Dzul Hijjah 1435 h kiblat
polisi dan wartawan yang memotret beberapa tempat tersebut.
Target lain —yang bila dikabulkan akan semakin mempersempit gerak umat Islam—yang diinginkan oleh BNPT melalui Ansyaad Mbai adalah Undang-Undang Terorisme agar dapat menjerat orang-orang yang menyebarkan kebencian dan permusuhan.
Menurutnya, jeratan hukum terhadap kelompok penyebar kebencian ini merupakan cara ampuh untuk
mencegah tindakan terorisme.
“Inilah yang kita
usulkan, agar kegiatan penyebaran kebencian harus masuk dalam kategori tindakan kriminal. Ini kalau kita ingin mencegah tindakan teroris,” kata Ansyaad Mbai, saat tampil sebagai pembicara dalam diskusi Indonesia Merespon Ancaman ISIS, di Jakarta, Senin (25/08).
Ansyad kemudian memberikan contoh, apa yang disebutnya
“penyebaran kebencian” yang dilakukan oleh Ustad Abubakar Ba’asyir di dalam penjara Nusa Kambangan, Cilacap, Jateng.
Menurutnya, Ustad telah melakukan baiat kepada pengikutnya untuk
mendukung Daulah Islam (ISIS).
Apa yang dilakukan oleh BNPT, atas dasar perintah atau tidak, mirip dengan rekomendasi Rand Corporation Amerika dalam penanganan terorisme dan radikalisme Islam, menurut mereka.
Rand Corporation adalah lembaga non-profi t yang fokus pada analisa kebijakan publik. Dibentuk pada tanggal 14 Mei 1948 oleh Henry H. Arnold di Amerika Serikat. Pada mulanya institusi ini menjadi satu bagian dari industri pertahanan Amerika Serikat, yaitu Douglas Aircraft Company.
Douglas Aircraft Company memiliki
berbagai divisi, termasuk divisi pengembangan persenjataan militer dan inteligen.
penyebab pemisahan unit analisis intelijen dan militer dari Rand Corporation. Pemisahan unit analisis berdampak pembentukan Rand Corporation.
Rand Corporation menjadi satu unit korporasi yang independen. Korporasi ini menjadi titik pertemuan antara swasta, akademisi, militer, dan pemerintah Amerika Serikat.
Fokus awal dari Rand Corporation adalah pembuatan persenjataan dan teknologi pertahanan di Amerika Serikat. Namun, Rand Corporation kemudian
berkembang menjadi organisasi non-profi t dengan perluasan cakupan hingga perumusan kebijakan negara.
Salah satu program terpopulernya adalah War on Terrorism sebagaimana ditulis tahun (2007) oleh Angel Rabasa, Cheryl Benard, Lowell
H.Schwartz, dan Peter Sickle dengan judul “Building Moderate Muslims Networks”
Jaringan muslim moderat yang dalam pandangan Amerika bisa dijadikan
sebagai partner luas untuk melawan muslim radikal adalah:
• Kelompok Muslim Sekular.
Didefi nisikan oleh Rand Corporation
“A n s y a a d M b a i
m e n e g a s k a n b a h w a
s i a p a p u n W N I
y a n g m e n y a t a k a n
s i m p a t i n y a k e p a d a
I S I S , m a k a i a s u d a h
m a s u k k a t e g o r i
t e r o r i s . M e s k i p u n i a
t a k a t a u b e l u m p e r n a h
m e l a k u k a n a k s i
r a d i k a l d a l a m b e n t u k
12 Dzul Hijjah 1435 h kiblat
sebagai mereka yang menolak
campur tangan agama dalam urusan negara, dan berusaha membuat undang-undang sekular sebagai konstitusi negara.
• Kelompok Muslim liberal.
Didefi nisikan oleh Rand Corporation sebagai mereka yang meyakini bahwa kebenaran nilai-nilai Islam sejalan dengan demokrasi, pluralisme, hak asasi manusia, kebebasan individu, dan kesetaraan.
• Kelompok Moderat Tradisionalis
dan kalangan sufi . Didefi nisikan oleh Rand Corporation sebagai kelompok yang menentang gerakan Salafi dan Wahabi, yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai tradisi dan keyakinan kelompok sufi .
Sedangkan Muslim Radikal yang diperangi oleh Amerika dengan program Deradikalisasi adalah:
“Kita mendndndndndnddefi nisikan Islamis sebebebebebe agai mereka yyyyyaaaana g menolak peeeemmmmimm sahan otoritas aaaaaagama dddddari kekuasaannn negara.
Yaitu IsIsIsI lamis yangngngg berusahhhha untuk
membbbbangun sttrurrr kkktkk uuuruuu pooooloo itiki dan
meneeeeeegakkan syariattttttt Isllllamam. PPPePPPP rlrrlrlrlrluuuudicatat
bahwwwwwwa defi nisi iiiiiiinininininiii mmmmmmmenencacacacacaaaakkkkukkk p Islamis ya
ya
y
y ya
y ngngnnggggg menggunaakaaaa ancaraaaara aaakekekekekekekekeerarararararar san dad n no
n n-kekerasan.” (Deradicaliziingng Islammist E
Ex
Extrtrtremememmists, 3) BN
BN
BNPTPTPTT tidaklah berbeda. Ansnsssyayayaad Mbai me
me
mennnegaskan bahwa siapap pun WNI yyyyaaanaa g
y p y p ,
me me
meeeennyatakannnn simpatinyyaaakekk paaadada ISIS, makakakka
ia sudah masuk kategori teroris. Meskipun ia tak atau belum pernah melakukan aksi radikal dalam bentuk teror kepada publik. Kepala Badan Penanggulangan Terorisme Nasional Indonesia Ansyaad Mbai, dalam penilaian Rand, telah berhasil dalam upaya deradikalisasi (baca: deislamisasi) di Indonesia. Hal ini dinyatakan dalam buku Deradicalizing Islamist Extremists bahwa “BNPT sukses melawan jaringan teroris dengan pengetahuan yang luas dan mendalam tentang jaringan yang diperoleh melalui interaksi polisi dengan para tahanan.”
Salah satu upaya BNPT sejak berdiri tahun 2010 lalu adalah mendefi nisikan ulang istilah-istilah syariat Islam yang dianggap sebagai pemicu radikalisme. Dan ini merupakan salah satu rekomendasi Rand untuk Timur Tengah dan Asia Tenggara:
dalam hal penafsiran agama untuk mempromosikan Islam versi resmi pemerintah.”
Banyak tokoh melihat apa yang dilakukan oleh BNPT adalah upaya monsterisasi atau kriminalisasi ide khilafah dan penegakan syariat Islam. “Jangan karena ISIS membawa gagasan syariat Islam lalu semua yang membawa gagasan syariat Islam dianggap sebagai ISIS. Begitu juga simbol-simbol islam yang lain, seperti bendera dan lainnya. Jangan sembarangan meng-ISIS-kan yang bumeng-ISIS-kan ISIS karena bisa merugimeng-ISIS-kan kita sendiri,” ungkap Wakil Menteri Agama Prof. Dr. Nazaruddin Umar saat menjadi narasumber dalam workshop di gedung pertemuan Kementrian Agama, Kamis (14/08) di Lapangan Banteng, Jakarta.
Ide khilafah yang ditakutkan oleh BNPT. Hal ini tampak dalam penangkapan siapa saja yang membawa atribut Islam yang kebetulan sama dengan ISIS. Pernyataan-pernyataan Mbai juga menguatkan hal itu. “Saya heran kenapa HTI ngotot sekali untuk konsisten menegakkan khilafah di Indonesia,” ujar Ansyaad dalam dialog bertajuk “Warning ISIS; Antara Ideologi Agama Vs Gerakan Politik Global,” di Gedung Kementerian Agama, Jakarta (Kamis, 14/8). Menurut Ansyaad yang mengaku banyak bertanya pada ulama dan Majelis Ulama Indonesia, khilafah tidak relevan jika diterapkan di Indonesia.
Ancaman pencabutan kewarganegaraan di Indonesia juga menunjukkan bahwa yang ditakutkan adalah dukungan terhadap ide khilafah yang menurut konsep Islam tidak mengenal batas-batas teritorial.
.
(Tony Syarqi)“ Pe r i o d e k e n a b i a n a k a n b e r l a n g s u n g p a d a
k a l i a n d a l a m b e b e r a p a t a h u n , k e m u d i a n A l l a h m e n g a n g k a t n y a . S e t e l a h
i t u d a t a n g p e r i o d e k h i l a f a h a a l a m i n h a j n u b u w w a h ( k e k h i l a f a h a n s e s u a i m a n h a j k e n a b i a n ) ,
s e l a m a b e b e r a p a m a s a h i n g g a A l l a h t a ’a l a
m e n g a n g k a t n y a . K e m u d i a n d a t a n g p e r i o d e
m u l k a n a a d h d h a n ( p e n g u a s a - p e n g u a s a
y a n g m e n g g i g i t ) s e l a m a b e b e r a p a m a s a . S e l a n j u t n y a d a t a n g p e r i o d e m u l k a n
j a b b r i y y a n ( p e n g u a s a -p e n g u a s a y a n g m e m a k s a k a n k e h e n d a k )
d a l a m b e b e r a p a m a s a h i n g g a w a k t u y a n g
d i t e n t u k a n A l l a h t a ’a l a . S e t e l a h i t u a k a n t e r u l a n g k e m b a l i p e r i o d e
k h i l a f a h ‘ a l a m i n h a j n u b u w w a h . K e m u d i a n
N a b i M u h a m m a d s a w d i a m .” ( H R A h m a d ;
14 Dzul Hijjah 1435 h kiblat
Ingin Beriklan
di Majalah Kiblat?
Hubungi:
Warga
Indonesia
Jihad ke Suriah,
Apa Hukumnya?
”Siapa saja yang menyaksikan seorang mukmin dihinakan,
lalu ia tidak menolongnya padahal mampu untuk
melaku-kannya, sungguh Allah akan menghinakannya di hari
16 Dzul Hijjah 1435 h kiblat
B
anyak orang mengira konfl ik Suriah adalah perang saudara. Padahal pada hakekatnya perang Suriah tidak lepas dari penindasan akidah yang telah menimpa rakyat Suriah. Dimulai dari Sulaiman Asad, Hafi dz Asad, dan sekarang Basyar Asad, hampir selama 40 tahun.Sebagian orang mengatakan, Basyar Asad tidaklah mengenal Nusyairiyah kecuali namanya saja. Namun fakta dukungan dan pembelaan dari Syiah Iran, Irak, Hizbullah Lebanon sulit untuk menampik bahwa rezim Basyar adalah pemerintahan Syiah. Tangan dinginnya dalam pembantaian, penghancuran
P
erjuangan rakyat Suriah hari ini adalah salah satu contoh pembelaan diri dari tindakan kejahatan. Sudah bertahun-tahun mereka hidup di bawah kekejaman rezim Syiah Nusyairiyah. Berbagai macam bentuk kekerasan menimpa rakyat Suriah, puluhan ribu anak kecil dan wanita dibantai, jutaan lainnya terusir dari kampung halaman.Masjid-masjid dihancurkan dan dinodai kesuciannya. Kaum muslimin
dibombardir saat
menunaikan shalat Jum’at.
Dalam rentang waktu 15 Mei 2011 sampai 6 Juni 2013, militer Basyar Asad telah menghancurkan lebih dari 1451 masjid, antara hancur total dan sebagian. Tidak kurang dari 48 Khatib dan Imam masjid ikut terbunuh dalam penghancuran ini.
membongkar kiswahnya. Mereka menyembelih jamaah haji meskipun berlindung di balik tirai Ka’bah.
“Suatu hari kami pergi ke para petinggi militer rezim di Homs, kami nasihati mereka untuk menghentikan segala bentuk kekejaman dan kezaliman. Namun hasilnya nihil, mereka tetap saja sombong dan besar kepala serta terus melakukan kekejaman dan penindasan,” ujar Syaikh Anas.
Setelah berkobarnya revolusi di seluruh Suriah, para ulama mengeluarkan pernyataan tegas kepada rezim. Lebih dari sepuluh tuntutan disampaikan para ulama dan diliput oleh seluruh media di Suriah.
“Kami pun
memberanikan diri untuk langsung menyampaikannya ke hadapan Basyar Asad. Sekitar 20 perwakilan ulama termasuk saya di antaranya ikut serta dalam pertemuan dengan Basyar Asad,” terang ulama muda ini.
Di hadapan Basyar, lanjut Syaikh Anas, para ulama menyampaikan semua tragedi dan krisis kemanusiaan yang terjadi, dari mulai pemerkosaan, masjid, dan sejumlah
kebrutalan lain membuat seorang spesialis dalam sekte Syiah, Dr Majdi Al-Rab’i, berkesimpulan bahwa rezim Suriah hari ini adalah
perwujudan baru sekte Syiah Qaramithah masa lalu.
Syiah Qaramithah (salah satu sekte bathiniyah syiah) pada tahun 317 Hijriah tepatnya pada hari Tarwih, menyerang para jamaah haji dan membunuh lebih daripada 30 ribu jiwa. Mereka menghancurkan kubah Zamzam, mencopot pintu Ka’bah, dan
Jauh sebelum revolusi, sebenarnya para ulama sudah sering memberikan nasihat dan arahan kepada Basyar Asad agar tidak bertindak zalim terhadap warga Suriah yang
mayoritas Muslim (Ahlus Sunah Wal Jama’ah). Salah satunya adalah Syaikh Anas Suwaid, anggota Rabithah Ulama Homs.
18 Dzul Hijjah 1435 h kiblat
Akan tetapi rakyat Suriah tidak pernah menyangka bahwa “Hizbullah” Lebanon akan turut campur tangan dengan membela rezim dan mengirim milisinya untuk memerangi
penyiksaan, hingga pembunuhan. Para ulama menyampaikan ini semua kepadanya karena mereka melihat Basyar sebagai
orang yang mewakili kekuatan militer.
“Namun tidaklah kami sampai kembali ke rumah-rumah kami melainkan setiap hari bertambah kekejaman dan keganasan
yang dilancarkan olehnya. Dari mulai penyembelihan anak-anak, pemerkosaan, pengeboman, hingga pembumihangusan, dan lainnya,” beber Syaikh Anas.
rakyat Suriah. “Hizbullah” dengan terang-terangan mengumumkan melibatkan diri dalam pertempuran di Suriah, melindungi rezim Basyar Al Asad pada akhir tahun 2012. Pada April 2013, mereka mengirimkan ribuan tentara ke Qushair untuk membantu pasukan rezim merebut kota
yang berbatasan dengan Lebanon tersebut.
Kota Jdaidah Artouz
Tentara Jaisyu Mahdi Irak yang beroperasi di Suriah
Abu Syahid Komandan Brigade Abu Fadl Al-Abbas Irak di Suriah, memberi hormat kepada foto Basyar Asad sebelum bertempur [foto: Abna.co]
Salah satu upaca pemakaman tentara Hizbullah Lebanon yang tewas di Suriah
di pinggiran Damaskus adalah salah satu ladang pembantaian rezim Basyar Asad yang dibantu milisi Syiah Lebanon ini. Pada tahun 2013, tentara Basyar masuk kota itu bersama milisi Syiah Lebanon dan pasukan khusus Garda Republik. Mereka membantai lebih dari 350 warga. Mulai dari bayi sampai warga sepuh, dengan menggunakan berbagai senjata, mulai dari senapan sampai pisau.
Intervensi “Hizbullah” di Suriah juga mendapatkan kecaman dari Ketua Persatuan Ulama
Internasional Syaikh DR Muhammad Yusuf Al-Qaradhawi. Beliau pun mengatakan, “Hizbullah” yang dalam bahasa Arab berarti “Partai Allah” lebih cocok disebut “Partai Setan”.
“Pemimpin partai setan itu datang untuk melawan kaum Muslimin. Sekarang kita tahu apa yang diinginkan Iran. Mereka ingin meneruskan pembantaian terhadap (Muslim) Sunni. Bagaimana mungkin seratus juta penganut Syiah di seluruh dunia bisa mengalahkan Muslim (Sunni) yang
Daf’u shail
Rakyat Suriah hanyalah membela diri dari serangan keji rezim Nushairiyah. Perlawanan mereka adalah jihad defensif. Dalam istilah fi kih Islam, jihad seperti ini masuk dalam kategori jihad daf ’u shail. Ibnu Taimiyyah menyebut jihad defensif sebagai jihad daf ’u shail yang paling berat dan paling
utama kedudukannya. Beliau berkata:
“Jihad defensif merupakan bentuk jihad daf’u shail dari serangan terhadap kehormatan dan agama yang paling urgen kedudukannya. Hukumnya adalah wajib berdasarkan
secara bahasa bermakna mencegah, menolak, memaksa atau melampaui batas. Sedangkan shail berasal dari kata shala yang bermakna menerkam, merampas, menyerang atau dalam istilah umum diartikan juga dengan setiap usaha untuk merampas sesuatu yang terjamin keamanannya tanpa melalui proses yang benar. (Ibnu Mandzur, Lisan Al-’Arab, 13/411, Maqayis Fi Al-Lughah, Bab “Shad”, hal: 156)
Secara istilah, menurut Imam Nawawi daf ’u as-shail adalah setiap usaha untuk mencegah, menyingkirkan atau menolak segala bentuk kejahatan terhadap kaum muslimin, orang dzimmi, budak, orang merdeka, anak kecil, orang gila atau perampasan harta. Hukumnya adalah boleh untuk menjaga kehormatan jiwa dan harta. Bahkan dalam taraf tertentu hukumnya menjadi wajib. (lihat: An-Nawawi, Raudahtu Thalibin: 10/186)
“Jihad defensif merupakan bentuk jihad daf’u shail dari serangan terhadap kehormatan dan agama yang paling urgen kedudukannya. Hukumnya adalah wajib berdasarkan ijma’. Jika musuh menyerang untuk merusak agama dan dunia, tidak ada sesuatu yang lebih wajib setelah beriman selain melawannya, tidak dipersyaratkan adanya syarat apapun, tetapi dia harus melawan sesuai kemampuan yang ada.”
Pada dasarnya syari’at daf’u shail adalah pembelaan diri dari segala bentuk tindakan kejahatan. Seorang muslim sah melakukan pembelaan atau perlawanan jika kehormatan, harta dan dirinya dalam keadaan terancam. Secara bahasa daf ’ul shail terdiri dari dua suku kata, yaitu kata daf ’u dan shail. Daf ’u
Perang
Membela
Diri
20 Dzul Hijjah 1435 h kiblat
Salah seorang ulama Saudi menyebutkan bahwa apa yang terjadi di Suriah adalah
fi tnah. Kaum muslimin harus menjauhinya. Hal ini mengundang banyak tanggapan. Syaikh Abdul Aziz Ath-Thuraifi , termasuk jajaran ulama senior Arab Saudi,
mengatakan, “Apa yang terjadi di Suriah bukanlah
fi tnah atau perang biasa, melainkan jihad. Apa yang sedang terjadi di Syam adalah jihad. Tidak boleh disebut dengan ungkapan perang fi tnah atau perang biasa, meskipun secara istilah bahasa bisa disebut dengan kata perang. Akan tetapi, sejatinya itu adalah jihad fi sabilillah.”
Beliau menegaskan, “Orang yang membela darah bangsa Arab adalah mujahidin. Mereka adalah menolong agama dan kehormatan mereka. Sekurang-kurangnya, manusia yang membela harta dan kehormatannya walaupun tidak bermaksud untuk
menegakan kalimat Allah, ia telah melakukan jihad defensif (daf ’u shail). “Siapa yang berperang untuk membela hartanya maka dia syahid,” katanya mengutip sabda Nabi
n.
“Seseorang membela hartanya, maka Allah menjadikannya sebagai syahid bila terbunuh. Bagaimana dengan orang yang terbunuh dalam perang pertahanan (daf’u shail) untuk menegakkan kalimat Allah Azza wa Jalla? Tidak diragukan
bahwa perbuatannya lebih agung di sisi Allah,” tambahnya. (http://www.youtube. com/watch?v=81NZGJvLKoo)
Dari lapangan langsung, Syaikh Ahmad Ulwan menjelaskan apa yang terjadi di Suriah. Anggota Dewan Yudisial Tertinggi di provinsi Idlib sekaligus komandan Brigade Ibadurrahman Al-Islami ini mengatakan, “Apa yang terjadi di Suriah saat ini termasuk Jihad Daf ’i dan pertahanan diri. Ini adalah hak yang dijamin oleh undang-undang ilahi, norma-norma internasional, dan tidak dibantah oleh orang masih waras.”
Apa yang terjadi di Suriah saat ini termasuk Jihad Daf’i dan pertahanan diri. Ini adalah hak yang dijamin oleh undang-undang ilahi, norma-norma internasional, dan tidak dibantah oleh orang masih waras.
“
“
Fatwa
Ulama
Dunia
Dia menambahkan, “Kami di Suriah telah dizalimi dalam agama dan kehormatan, dan darah kami. Masjid-masjid kami dihancurkan! Kami dibom dengan pesawat MiG, rudal Scud, bom barel dengan TNT, tank dan mortir. Bukankah kami berhak untuk membela diri?”
“Ada ratusan
pembantaian terjadi di beberapa bagian Suriah, bukankah rakyat Suriah berhak untuk membela kesucian
mereka?” tanyanya. Allah berfi rman, “Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka.” (Al-Anfal: 71).
“Apa masuk akal bila Syiah di Iran, Irak, Yaman, Lebanon saling memanggil untuk masuk ke Suriah demi membela sistem sektarian ini, namun beberapa thalibul ilmi tidak
berani berfatwa tentang wajibnya mendukung rakyat Suriah dan untuk mempertahankan
kesucian mereka?” tambahnya. (https:// www.youtube.com/ watch?v=e29EqqsG7G0)
Dalam konteks yang sama, Syaikh Saud Al-Syuraim, Imam Masjid al-Haram, menyamakan apa yang dilakukan oleh rezim Basyar al-Asad di Suriah, dengan invasi Mongol ke Damaskus.
Syaikh Shuraim
mengatakan, “Perang di Suriah adalah gambaran baru dari invasi Mongol ke Damaskus pada 702 H, dalam Pertempuran Shaqhab yang populer. Kemenangan adalah milik ahli haq. Alangkah
samanya peristiwa itu dengan sekarang.”
Beliau menjelaskan bahwa perang Suriah bukan perang antar suku. Siapa pun tahu dimensi peperangan di Suriah, kecuali orang yang buta mata hatinya. Karena itulah beliau mengatakan, “Meninggalkan
pertolongan kepada saudara muslim dan keislamannya kepada musuh yang menyerangnya adalah bentuk pengkhianatan dan ketidakpedulian.
22 Dzul Hijjah 1435 h kiblat
disebutkan, ‘Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnnya. Ia tidak menzalimi atau menyerahkannya kepada musuh’.” (https://twitter. com/saudalshureem/status/ 334334849169121281)
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, Mufti Kuwait, Dr. Ajil An-Nasyimi menyerukan wajibnya seruan umum dari para penguasa untuk jihad ke Suriah. Sebab, menurutnya,
syarat-syaratnya sudah sempurna sesuai ketentuan syariat.
“Para fuqaha dalam
permasalahan yang terjadi Suriah hari ini, mereka harus memfatwakan jihad.”
“Kami dalam urusan ini mengatakan, ‘Syarat-syarat jihad yang tertulis dalam Kitab Allah dan Sunnah Nabi n telah terwujud, maka wajib bagi setiap manusia sesuai kemampuannya dan bagi penguasa untuk membuat seruan umum dengan kalimat masing-masing’.”
Menurutnya, jihad menjadi wajib bagi kaum muslimin yang lebih dekat dan dan seterusnya sampai yang terjauh. Sedangkan bagi rakyat Suriah sendiri lebih besar tingkat kewajibannya. (https:// www.youtube.com/ watch? v=Z7aG78KwE-w)
Seruan jihad ke Suriah secara terbuka akhirnya dikeluarkan oleh
Asosiasi Ulama Muslim Dunia dalam muktamar
luar biasa dengan tema “Peran Ulama dalam Mendukung Rakyat Suriah” yang diselenggarakan pada Kamis (13/6/2013), di salah satu hotel di ibukota Kairo Mesir. Seruan ini keluar, di antaranya menyikapi keterlibatan Hizbullah Lebanon secara besar-besaran dalam perang Qushair pada Mei 2013.
Dalam fi nal statement yang dibacakan syaikh Muhammad Hasan, ulama asal Mesir, di hadapan ulama dunia yang hadir, Asosiasi Ulama Muslim mengatakan, “Jihad menolong saudara kita di Suriah hukumnya Wajib. Baik dengan jiwa, harta, senjata dan segala bentuk Jihad dan pertolongan yang
Syaikh Dr Sa’ud Syuraim Imam dan Khatib Masjidil Haram, Mekkah Mukarramah.
Syaikh Dr Ajil An-Nasyimi Mufti Kuwait.
dapat menyelamatkan rakyat Suriah dari cengkeraman bengis rezim Syiah”
Masih dalam forum yang sama, Ketua Asosiasi Ulama Dunia, Dr. Yusuf Qardhawi juga membantah anggapan konfl ik yang telah merenggut nyawa
puluhan ribu warga sipil Suriah tersebut sebagai perang saudara.
“Perang itu (di Suriah) bukanlah perang saudara, akan tetapi perang terhadap Islam dan Ahlu Sunnah. Seruanku ini kepada seluruh umat Islam di seluruh Dunia untuk ikut serta melindungi saudara-saudara mereka (di Suriah),” tegasnya. (http://www. kiblat.net/2013/06/14/ syaikh-qardhawi- perang-di-suriah-adalah- perang-terhadap-islam-dan-kaum-muslimin).
Dalam Majelis Umum Keempat Asosiasi Ulama Dunia, yang diadakan di Istanbul Turki pada
20-22 Agustus 2014, juga ditegaskan bahwa umat Islam yang masih memiliki hati harus mendukung rakyat Suriah dan meringankan penderitaan mereka.
“Bukan rahasia lagi bagi orang yang berpikir waras bahwa
apa yang terjadi di Suriah adalah perang sektarian, kekejian, dan pemusnahan yang merenggut nyawa orang-orang tak bersalah, seperti anak-anak, wanita dan orang tua. Mereka yang selamat dari mesin pembunuh itu akan masuk ke mesin pengungsian,” ungkap Majelis dalam fi nal statementnya. Dalam konteks ini, Majelis, di antaranya, menegaskan: Para tokoh dan siapa saja yang masih memiliki hati di dunia ini harus wajib berdiri di pihak rakyat Suriah dalam penderitaan mereka.... (http://mubasher-misr. aljazeera.net/news/ 2014827142213485230. htm) Fatwa-fatwa tersebut selaras dengan apa yang telah ditentukan oleh para ulama masa lalu dalam kitab-kitab
fi kih jihad. Mereka telah bersepakat bahwa jika musuh telah menyerang suatu
Jihad menolong
saudara kita di Suriah
hukumnya Wajib.
Baik dengan jiwa,
harta, senjata dan
segala bentuk Jihad
dan pertolongan yang
dapat menyelamatkan
rakyat Suriah dari
cengkeraman bengis
rezim Syiah Jihad
menolong saudara
kita di Suriah
hukumnya Wajib.
Baik dengan jiwa,
harta, senjata dan
segala bentuk Jihad
dan pertolongan yang
dapat menyelamatkan
rakyat Suriah dari
cengkeraman bengis
rezim Syiah.
Sekitar 500 tokoh dan ulama dunia24 Dzul Hijjah 1435 h kiblatDzDzuDzul l HlHHHijjiijijjijjjjah 143ah 1434 5555555hhhhhh 222222222244444444444444444444444 kibllatat
negeri kaum muslimin, maka jihad melawan musuh menjadi wajib ‘ain bagi seluruh penduduk negeri tersebut. Bila penduduk negeri tersebut tidak mampu mengusir musuh, maka kaum muslimin di negeri-negeri tetangga wajib
membantu. Bila penduduk negeri-negeri tetangga terebut juga belum mampu mengusir musuh, kewajiban mengusir musuh meluas sampai akhirnya
mengenai seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Beliau juga menyatakan, “Jika musuh hendak menyerang kaum muslimin, maka wajib atas seluruh kaum muslimin yang menjadi target serangan untuk melawan dan wajib atas kaum muslimin lainnya untuk menolong kaum muslimin yang diserang, sebagaimana fi rman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka”. [Al Anfal : 72)
Sebagaimana Nabi n memerintahkan agar menolong kaum muslimin.
Kewajiban ini disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.” (Lihat: Majmu’ Fatawa, XIV/46)
Imam Al-Qurthubi mengatakan, “Siapa saja mengetahui kelemahan kaum muslimin dalam menghadapi musuh, dan ia mengetahui bahwa ia bisa membantu mereka; maka ia juga wajib keluar berperang mengusir musuh.” (Tafsir Al-Qurtubi, 8/151)
Demikianlah persaudaraan dalam Islam. Kepedulian terhadap sesama muslim mendapat perhatian besar dalam syariat. Ketika sebagian daerah kaum muslimin diserang oleh musuh sementara mereka tidak mampu
melawannya maka kaum muslimin yang lainnya wajib membantu. Bahkan Allah pun menegur bagi mereka yang tidak peduli dan tidak mau membela kaum muslimin yang sedang dianiaya oleh musuh.
“Mengapa kamu tidak mau berjuang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa, ‘Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri yang penduduknya zalim ini dan berilah kami pelindung, dan penolong dari sisi Engkau!’.” (QS. An-Nisa’: 75).
Dua ratus juta Muslim Indonesia seharusnya bersyukur karena— seperti disebutkan oleh Ansyaad Mbai—telah ada 34 orang yang menjalankan kewajiban tersebut, mewakili mereka. Sebagai
negara penyandang muslim terbesar di dunia, maka perkara yang wajib dipikirkan adalah apakah dengan 34 orang saja itu telah cukup untuk menolong masyarakat muslim Suriah? Bila tidak, jumlah itu harus ditambah. Sebab ketentuan hukum Islam dalam hal ini telah jelas. Mereka berangkat ke Suriah demi
menjalankan perintah agama. Bukankah menjalankan agama masing-masing dijamin oleh
Undang-Undang?
.
[Agus Abdullah dan Fakhruddin]
Berlakunya fardhu ain mulai dari kaum muslimin yang terdekat (minal aqrab fal aqrab) ketika penduduk setempat tidak mampu melaksanakan kewajiban tersebut telah mengundang kepedulian kaum muslimin dunia untuk membantu rakyat Suriah. Sejak awal konfl ik sampai Maret 2013 diperkirakan 2000 sampai 5500 mujahidin dari luar telah memasuki Suriah dan berjuang demi membela saudara-saudara mereka yang terzalimi. Jabhah Nusrah, misalnya, yang pejuangnya banyak dari luar Suriah, mengangkat slogan: “Wahai penduduk Suriah, kami tebus kalian dengan darah kami.”
Berdasarkan perintah dan hukum Islam yang jelas itu, maka keberangkatan kaum muslimin ke Suriah, termasuk 34 warga Indonesia —jika ini benar— seperti dikabarkan oleh BNPT, mestinya tidak disikapi dengan kekhawatiran mereka akan berbuat teror di negerinya sendiri. Atau melabeli mereka sebagai teroris, mengikuti kebijakan Amerika Serikat. Sebab mereka berangkat atas dasar fardhu ain untuk membela saudara-saudaranya. Fardhu ain bagi masyarakat muslim yang jauh adalah menjadi gugur ketika dengan bantuan itu terwujudlah kekuatan untuk melawan kezaliman.
26 Dzul Hijjah 1435 h kiblat
K
onfl ik Suriah meletus sejak Maret 2011, ketika pasukan keamanan menindak pengunjuk rasa dengan peluru panas. Hal ini memicu perlawanan terhadap rezim Basyar, yang sampai saat ini telah meningkat menjadi perang panjang yang melibatkan banyak pihak.Navi Pillay wanita kelahiran Afrika Selatan, yang bertugas selama enam tahun sebagai kepala komisi HAM PBB pada akhir bulan Agustus 2014 lalu, telah mengkritik para pemimpin dunia atas kelesuan mereka
terhadap konfl ik Suriah. Pillay mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat kurangnya perhatian global di Suriah adalah skandal.
“Ini adalah skandal! Orang-orang dalam keadaan yang terluka, mengungsi, ditahan, dan ada lagi kerabat mereka yang tewas atau hilang tidak lagi menarik banyak perhatian,” katanya, “Para pembunuh, perusak dan penyiksa di Suriah telah diberdayakan dan berani karena kelumpuhan internasional.”
Pillay menyebutkan bahwa jumlah korban konfl ik Suriah lebih dari 191.369 kematian yang tercatat antara Maret 2011 ketika perang pecah dan April tahun ini, di antaranya adalah 9.000 anak-anak. Termasuk lebih dari 2.000 di bawah usia 10 tahun, tambahnya. Tetapi ia memperingatkan bahwa usia korban yang belum dicatat lebih dari 80 persen kasus. Angka sebenarnya bisa lebih dari itu. Hampir 52 ribu kematian tidak dihitung karena tidak memiliki nama, tanggal atau lokasi, selain banyak pembunuhan juga
tragedi Kemanusiaan
M e n u r u t L e m b a g a H A M S u r i a h ( S N H R ) , 8 9 % k o r b a n a d a l a h w a r g a s i p i l , 7 % d i a n t a r a n y a a n a k - a n a k , 8 % w a n i t a d a n 3 % k a r e n a s i k s a a n . H a n y a 1 1 % k o r b a n d a r i m i l i t e r .
[ S o u r c e : D a t a S N H R p e r 2 7 J u l i 2 0 1 4 ]
tidak dilaporkan. Juru bicara Navi Pillay, Rupert Colville mengungkapkan, “Yang
paling penting untuk diingat adalah bahwa ini bukan sekadar
angka, melainkan orang.”
Pillay mengatakan bahwa kejahatan perang
dan kejahatan terhadap kemanusiaan telah dilakukan
berkali-kali dengan impunitas (kekebalan hukum) total”. Ia menyesalkan
Dewan Keamanan telah gagal dan menemui jalan buntu untuk merujuk kasus Suriah ke Mahkamah Pidana Internasional.
Laporan SNHR, Juli 2014, 88% korban mati disebabkan oleh rezim Basyar Asad. Banyaknya korban tersebut disebabkan rezim Suriah telah melakukan kebrutalan dan extrajudicial killing (pembunuhan di luar batas). Rabu 21 Juli 2013, rezim telah mengggunakan senjata kimia menargetkan banyak desa dan kota-kota di Damaskus, seperti di Ain Terma, Zamalka, Sakba, Harasta, Kafr Batna, lingkungan Jober, Hazza, Arbeen, Hamoorya, dan M’adamyet Alsham. Pemerintah Suriah telah meluncurkan puluhan rudal yang menargetkan tempat-tempat kediaman warga sipil dan desa-desa terdekat di Ghauthah Timur. Hal ini telah menyebabkan kematian 1.300 jiwa.
Beberapa organisasi masyarakat sipil Suriah mengutuk kejahatan buruk itu, dan juga diamnya masyarakat internasional. Mereka melihat kejahatan ini sebagai genosida, dan menuntut komisi internasional melakukan penyelidikan di Suriah secara objektif dan menempatkan istilah hukum yang tepat pada kejahatan yang dilakukan oleh rezim. [Agus]
Y a n g p a l i n g
p e n t i n g u n t u k
d i i n g a t a d a l a h
b a h w a i n i
b u k a n s e k a d a r
a n g k a ,
m e l a i n k a n
o r a n g
.
28 Dzul Hijjah 1435 h kiblat
Banyak
Pengungsi
Tak Pernah
Terdaftar
negara itu dengan paspor dan 3% datang melalui penyeberangan perbatasan, 78% datang melalui rute lainnya. Banyak Suriah tidak mendaftar karena takut bahwa informasi akan kembali ke pihak berwenang Suriah.
Ibrahim Jamkurt kepala pusat bagi para pengungsi Suriah di Gaziantep telah menyediakan penerjemah dan tim untuk mendorong pendaftaran, tetapi Jamkurt mengakui itu tidak mudah.
“Mereka mencoba untuk membuat prosedur lebih mudah,” katanya, “tapi itu benar-benar sulit untuk menangani dengan angka begitu tinggi. Dan itulah mengapa jumlah mereka tidak tetap sampai sekarang.”
Selain korban tewas, konfl ik Suriah telah menyebabkan warga Suriah mengungsi. UNHCR mencatat tiga juta pengungsi Suriah telah menyebar di Turki, Lebanon, Yordania, Irak, Mesir dan beberapa negara lainnya. Dalam rencana anggaran antara Januari-Desember 2014, UNHCR baru bisa menutupi 57% saja dari sekitar 3 juta dollar Amerika.
Selain problem pengungsi terdaftar yang harus dihadapi oleh UNHCR, banyak warga Suriah yang tidak terdaftar atau lebih memilih tinggal di dalam Suriah, dengan segala risikonya. Sampai tahun keempat ini, lebih dari 300.000 warga Suriah kini menetap di Gaziantep, sebuah kota perbatasan Turki. Sebuah studi
te te
terbrbaaruuuuuuu ololololololeeeeheheheheehhhh AAsosiasasasassssssiii SSoSoSoSolillllldadaritas un
un un un
u tuk tutuukkk k PePPP ncarrririiiiii SuSuaka daaanaannnnnnn MigrMMiMMMMiMiMMiMiMiMM grgggggg ana di
di dii
dii TTTTTTurTuuururuuurkkkkkikikiki,,, mmmemem nunjnjnjnjnjnjjjukukukukukukkkkkkkkkakak nn babababb hwhwhwwwwwawa lelel bbih bbbibibibibh da
da da d da daa da
daririririrriri11001111111000000000000.0.000.0.0000000000000 pengugugugugugugguguunngggggsigsiSSuuriaahaaahtitiiddadak kkkk kk k te
te
teeerdrdrdrdddafafafaftatatatar.r.r
La La La
L popop rararararannnmemenununjjukkakan bahwa hanya 19
1999%% dadari wwarara gagaa Suriah memasuki
i d d
i dd d
Banyak di antara mereka takut memberikan nama belakang atau nama keluarga. “Masalah yang membuatku takut adalah untuk hidup tanpa kewarganegaraan dan terjebak di sini di Turki,” kata salah seorang pengungsi yang hanya memberikan nama Muhammad. Mereka yang memilih untuk tidak mendaftar karena takut keamanan atau dampak politik. Di antara mereka tidak tahu cara mendaftar atau mengalami kesulitan bepergian ke pusat pendaftaran.
Di Yordania, sekitar 70.000 pengungsi tidak terdaftar. Saat ini hampir tidak ada target bantuan kemanusiaan apapun untuk mereka, mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan voucher makanan atau distribusi bantuan. Mereka juga tidak dapat secara bebas mengakses layanan pemerintah Yordania, seperti kesehatan primer.
Penanganan terhadap mereka memerlukan kerja berbasis masyarakat luas, termasuk
asosiasi masyarakat sipil Yordania dan Suriah. Namun, menurut perwakilan dari asosiasi masyarakat sipil dan lembaga-lembaga internasional, hanya segelintir organisasi kemanusiaan bersedia untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dokter Suriah yang bekerja di klinik resmi memberikan perawatan medis untuk terdaftar Suriah mengatakan bahwa mereka tidak bisa mendapatkan pendanaan dari lembaga-lembaga PBB atau LSM karena mereka tidak resmi terdaftar.
Sementara itu, jumlah warga Suriah yang memilih tinggal di dalam Suriah tidaklah sedikit. Menurut laporan PBB jumlah mereka mencapai 4,5 juta jiwa. Mereka lebih sulit mendapatkan bantuan makanan dan kesehatan. Relawan-relawan yang masuk ke Suriah hanya sedikit meringankan beban. Masalah air bersih, kekurangan pangan, hingga masalah kesehatan dasar yang hanya mengandalkan para dokter di rumah sakit lapangan. [Basyir]
Mereka mencoba untuk membuat
30 Dzul Hijjah 1435 h kiblat
Suriah
Semakin
Sendirian
“Tiada yang kami miliki selain
Engkau, ya Allah!”
“Tiada yang kami miliki selain Engkau, ya Allah.” Begitulah teriakan warga Suriah yang tidak ingin menjadi beban di luar Suriah dan memilih hidup di bawah serangan bom Birmil. Mereka merasa lebih tenteram, ibadah lebih khusyuk, dekat dengan Rabb karena kematian terasa dekat.
Data jutaan pengungsi Suriah dan
ratusan ribu korban tewas itu dikeluarkan oleh PBB. Tetapi PBB, seperti disebutkan Pillay, tidak memiliki rencana apa
pun untuk menyeret Basyar Asad ke Mahkamah Internasional. Anehnya, Amerika Serikat justru menggalang kekuatan dari negara-negara anggota PBB untuk melukai warga sipil Suriah dengan dalil membasmi ISIS.
Bantuan
Indonesia
Andro Ronald
Musician
Graphic Designer
mereka telah berteriak, “Aina Al-Arab... Aina Al-Arab (di manakah kepedulian bangsa Arab?” Jawabannya bukan dukungan, melainkan persekutuan dengan Amerika
Serikat untuk semakin menambah kesendirian rakyat Suriah.
Indonesia adalah negara dengan mayoritas Muslim yang secara geografi s cukup jauh dari Suriah. Namun, jauhnya jarak tidak memisahkan hati sesama muslim yang bersaudara. Panjangnya
penderitaan muslim Suriah telah mengundang lembaga-lembaga
kemanusiaan Indonesia untuk mengumpulkan bantuan demi
meringankan penderitaan mereka.
Lembaga-lembaga inilah yang secara rutin menyalurkan bantuan rakyat Indonesia untuk muslim Suriah.
Di antaranya Sahabat Suriah, Komite Indonesia untuk Solidaritas
Palestina (KISPA), Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI), Aksi Cepat
Tanggap (ACT), Dompet Dhuafa, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), Forum Indonesia
Peduli Syam (FIPS), Misi Medis Suriah (MMS), Syam Organizer dan Radio Rodja.
Rakyat Suriah pun merasa terbantu dengan kehadiran para relawan dari Indonesia. Meski bantuan dari muslim Indonesia belum
32 Dzul Hijjah 1435 h kiblat
kemanusiaan di Suriah lebih banyak dipopulerkan
dari masjid ke masjid melalui pengajian dan tablig akbar oleh para dai, relawan, dan jurnalis media Islam.
Tidak heran bila banyak orang tidak tahu tentang apa yang terjadi di Suriah. Muhammad Pizaro, salah
seorang relawan Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS), misalnya, menemukan banyak kejadian yang menyedihkan dalam berbagai diskusi dan tabligh akbar. Banyak jamaah tampak heran melihat kondisi Suriah yang porak-poranda. Masjid-masjid
kaum muslimin hancur dibom. Lembaran Al Qur’an hancur diroket. Sedangkan banyak warganya kelaparan.
Jamaah tersebut tak mengira kondisi Suriah benar-benar tragis. Di sebuah negeri yang disebut secara defi nitif oleh Rasulullah dalam hadisnya, ada masyarakat yang terpaksa memakan anjing dan kucing. Namun yang membuat jamaah heran adalah mengapa informasi tentang Suriah tidak banyak diterima warga Indonesia?
Lain halnya dengan di Malaysia. Salah seorang mahasiswa Indonesia,
“ T i g a j u t a
p e n g u n g s i d a r i
ko n f l i k S u r i a h
m e wa k i l i t i g a
j u t a d a k wa a n
ke b r u t a l a n
r e z i m ,
ke ke r a s a n
o p o s i s i d a n
ungkapnya, mencoba menerka-nerka asal dari video yang diputar. Dengan mimik terkejut, dia bertanya, “Apakah ini di Suriah?”
Kondisi ini terjadi karena masyarakat merasakan minimnya informasi tentang penderitaan muslim di Suriah. Bisa dikatakan media-media di tanah air jarang memberitakan penderitaan rakyat Suriah. Meski banyak media-media nasional memiliki reputasi mengirim wartawannya ke medan konfl ik, namun dalam kasus Suriah hal itu tidak terjadi.
Padahal menurut Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), krisis Suriah merupakan keadaan darurat kemanusiaan terbesar abad ini dengan tiga juta pengungsi.
Selain pengungsi, menurut UHNCR kekerasan juga telah menyebabkan 6,5 juta orang menjadi pengungsi di dalam negeri, yang berarti bahwa hampir 50
pe
peeeeeersen dae arariarararii seluuuuuuuruh Suuriuuuriririr ahahahahahahahahh ttele ah dipipaksaa m
m m m mee
m ninggagagagalklklkankkaanan rrummmmahmmmmmmmererekekkkkkkaa.aa.aa
Seeemeeementarraa ittu, DDDavidDDDDD MMilMMMMMilililllibibibaniibbanannnd,d,d,d,d,d mmmmmmanana tatannnnnn meeeeeeenteri le luar negggeri Ingggg ggggggggggggggrirririrriririssssddadadadannnnnnnnkekkekekekek palaaaaaaaa KooooooommitePPene yelaaaaaammmmammm tan InInInInIntennteteteteernrnrnrnnnnasasa ioiooonan l sasasasasaatatatatatt iniii,i,ii,i,dene gagaanan cepppapapapapapapat bereakakakakkksisissisii ttttteeereee hahaadad ppppppp
peeeeeengngngngnngnggghihihhhihihihituitututututungnnn annnnn ppenppppppp gungngsi baru. “T “T “T “T “T “T “T “T
“TTigigigigigigigiigagaa jjjjjjjjuta pengungsi dari konfl ik Suriah m me me me me me me me
mewwwawawawawaakikikikikililililiii tttttigigigiggaaaa jujujujuutauuutatataddddakakakakwawawawaanananankebkkkebebebrurururutatalatatalalalannnn
pe pe pe pe pe pe pe p pee p
p mmemememememememeeerirriririririntntntntntnntahahahahahahhh,,,,,, kekekekekekeekekekekekekeerarararararaaaasassasasasaannnnnnnn opopopoposopopopopposososoosoosisiisisisissiiii dadadadadadadannnnn ke
ke ke k
keegagagggagaaaagalagagggagalaann ininnntetteteternrnrnrnasnnaasasasasasioioiooooonanal,nnanananananal,l,lll””””””” kakkakakkakakakakattattattatataanynynnynynnynynyaaaaaaa
Se Se Se Se Se
Sebababababababalilililiknknknyaknknyayayaa,,, keketikekekekeketitititttkakakakakaka iiiiiisusususuuIIIIIISISISSSISSISISISSSSSSmmemememememenynynynyyyyereruaerereruauauauak,k,k,kk
barulah media-media di Indonesia “berbicara”. Bahkan gencarnya media arus utama memberitakan problematika ISIS langsung menutup berbagai kisah pilu merebaknya kelaparan rakyat Suriah.
Lebih disayangkan lagi, media-media tersebut kerap melanggar etika dan kaidah jurnalistik. Sehingga pemberitaan yang berkembang justru malah terjebak pada upaya kriminalisasi ajaran Islam dan pelecehan terhadap simbol-simbol Islam.
The Jakarta Post, misalnya, sejak awal bulan Ramadhan telah dilaporkan ke kepolisian akibat karikatur yang dianggap menghina lafadz Allah. Beberapa hari sebelumnya, RCTI juga mendapat sorotan ketika menayangkan lafadz kalimat syahadat yang disilang dengan garis merah.
Di sinilah media terlihat tidak fair. Di tengah ketertindasan masyarakat
34 Dzul Hijjah 1435 h kiblat
Suriah oleh rezim, mereka lebih
menyoroti isu ISIS-nya. Padahal rakyat Suriah kini sangat butuh bantuan kemanusiaan.
Kondisi ini juga tidak sepadan dengan pemberitaan media arus utama dalam melansir berita tentang Palestina. Padahal apa yang terjadi di Palestina tidak jauh beda dengan Suriah. Bahkan, Abu Ahmad salah seorang relawan Palestina yang membantu rakyat Suriah punya pendapat lain.
“Apa yang saya saksikan 65 tahun di Gaza, hanya berjalan 2 tahun di Suriah,” ungkapnya saat menginjakkan kakinya di Suriah.
Di sinilah rakyat Indonesia bisa berperan banyak dalam tragedi
“A l l a h t e l a h m e w a k i l i k u u n t u k Sy a m d a n
p e n d u d u k n y a .”
[ H R A b u D a u d , d i n y a t a k a n s h a h i h o l e h Sy a i k h A l - A l b a n i ]
kemanusiaan di Suriah. Sebab selama ini pemerintah tidak memiliki sikap tegas dalam meringakan penderitaan rakyat Suriah.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hanya mengatakan menyerukan
kepada dunia internasional agar duduk bersama untuk mencari solusi damai guna menghentikan kekerasan di Suriah yang menelan ribuan korban jiwa.
Tentu seruan damai tersebut tidak cukup tanpa dibarengi dengan aksi nyata dari pemerintah Indonesia untuk membantu rakyat Suriah.
Kekosongan peran negara inilah yang coba diisi oleh lembaga-lembaga kemanusiaan dengan penggalangan dana semampunya.
.
[Basyir]MENUNGGU KEHADIRANMU
B U M I P A R A N A B I
Syaikh Muhammad bn Mahmud Al-Bahteti (Abu Dujana Al-Basya Senior Al-Qaidah)
Syaikh Muhammad bn Mahmud Al-Bahteti (A
(A (A (A (A
( bububububub DDDDujujujjjjanananaaa AlAlAl-BBBasasassyayayayayyy SSSenenenioioriorr AlAlAl-QQQaiaiaidadadah)h))
36 Ramadhan 1435 h kiblat
M
araknya isu khilafah yang dideklarasikan oleh ISIS mulai ramai jadi buah bibir di masyarakat sampai pojok warung kopi setelah BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teror) dibantu media-media berlomba-lomba mengangkatnya. Macam ragam reaksi dari elemen masyarakat bermunculan, ada yang apatis, termakan opini media corong BNPT dan ada yang mencoba berkomentar dari berbagai macam sudut pandang. Hal yang menarik adalah reaksi elemen-elemen umat Islam yang juga turut meramaikan isu khilafah versi ISIS ini.Setidaknya elemen-elemen umat Islam di Indoneisa secara umum terbagi menjadi beberapa kelompok dalam menyikapi isu khilafah ini:
1. Mendukung penuh deklarasi khilafah versi ISIS. Reaksi ini diwakili oleh sebagian kalangan yang begitu semangat mendukung bahkan berbaiat kepada Khalifah Al-Baghdadi. Namun belakangan mengatakan mereka hanyalah fansclub ISIS di Indonesia setelah
ISIS DI SEBRANG LAUTAN
DITOLAK, "GAJAH" DI
PELUPUK MATA DIAPAKAN?
BNPT menangkapi sebagian dari mereka tanpa dasar hukum yang jelas.
2. Bersikap pertengahan mencoba membaca dengan detail isu khilafah ini dengan perspektif yang adil mengingat banyak pihak yang memusuhi Islam memanfaatkan isu ini untuk memperburuk citra Jihad, Mujahidin dan cita-cita penegakkan khilafah itu sendiri. Kelompok ini bereaksi secara proporsional tanpa mendukung habis-habisan dan juga mencela habis-habis-habisan.
3. Termakan opini media-media corong BNPT
4. Menolak penuh deklarasi khilafah versi ISIS dengan berbagai alasan ditambah analisa yang menyudutkan ISIS hingga berkesimpulan sepihak bahwa ISIS adalah bentukan musuh-musuh Islam atau minimal mereka adalah gerombolan sesat yang menyesatkan.
Kelompok keempat dalam pembagian di atas tampil ke permukaan menyampaikan
pandangan-pandangannya melalui meja-meja seminar, diskusi dan mimbar-mimbar masjid. Dasar-dasar penolakan terhadap deklarasi khilafah versi ISIS sampai gerakan ISIS itu sendiri di negara ini kebanyakannya belum membahas tuntas konsep khilafah yang ideal (Khilafah ala minhajin Nubuwwah) secara utuh.
Ada yang memandang dari perspektif konspirasi hingga perspektif nasionalisme yang dibumbui oleh sedikit dalil-dalil syar’i dimana deklarasi khilafah versi ISIS dianggap merusak tatanan bernegara dari negara-negara yang dihuni mayoritas kaum Muslimin yang dianggap sah dalam kacamata Islam sebagai sebuah negara berdaulat.
Perspektif nasionalisme dengan bumbu dalil syar’i dalam membahas konsep negara atau supremasi politik Islam bukanlah barang baru. Ini adalah buah yang benihnya telah ditanam sejak lama oleh mereka yang gamang dan kemudian mendistorsi konsep tersebut.
38 Ramadhan 1435 h kiblat
Pada dasarnya setiap orang Muslim yang mempelajari atau memahami syariat Islam dengan utuh dan jujur baik dari kalangan para ulama dan penuntut ilmu tidak bisa menampik bahwa syariat Islam yang sempurna ini telah mengatur dengan jelas tata cara bernegara dan sistem politik yang ideal dengan sistem khilafah. Dari tataran nilai dasar yang terdapat dalam Al Quran hingga detail praktek rinci yang tertera dalam Hadits dan Sirah seputar tema ini, sungguh terlalu kokoh dan sulit untuk dikesampingkan bahwa Islam secara jelas mengatur sistem bernegara.
Sayangnya kesadaran akan hal ini dari para ulama hingga para penuntut ilmu tidak melahirkan reaksi semangat gerakan dan cita-cita perjuangan yang seirama. Kesadaran tersebut justru membuahkan berbagai pemahaman dari para ulama dan penuntut ilmu, sehingga mereka terbagi menjadi tiga golongan,
1. Golongan apatis dan utopis yang kemudian memaksakan bahwa tatanan bernegara yang telah ada sekarang ini telah sesuai dengan konsep ideal bernegara dalam Islam. Golongan ini kemudian juga memaksakan istilah-istilah syar’i dalam konsep bernegara Islam seperti ulil amri, amirul mukminin, ahlul halli wal aqdi disematkan ke lembaga-lembaga negara yang sebenarnya tidak masuk dalam definisi syar’i istilah-istilah tersebut.
2. Golongan kompromistis yang menyatakan bahwa tatanan bernegara sudah cukup dikatakan sesuai dengan konsep bernegara Islam yang ideal jika nilai-nilai Islam terkandung dalam undang-undangnya ataupun sebagian
sistemnya tanpa melihat sistem negara tersebut secara umum seperti republik ataupun monarki.
3. Golongan idealis yang menyatakan konsep bernegara dalam Islam yang ideal adalah konsep bernegara dengan sistem Khilafah ala minhajin Nubuwwah, untuk itu tatanan bernegara selain sistem khilafah adalah tidak sah menurut syariat dan umat Islam wajib berusaha mengerahkan daya dan upaya untuk menegakkannya.
Menyeruaknya isu khilafah versi ISIS ini membuktikan pembagian tiga golongan di atas nyata adanya, tentu ditambah dengan fakta golongan apatis dan kompromistis tanpa sadar telah terjebak menjadi corong musuh Islam yang tidak menginginkan tegaknya kembali kejayaan Islam melalui sistem khilafah. Kedua golongan tersebut hari ini secara tegas menolak deklarasi khilafah versi ISIS
Walaupun menolak deklarasi khilafah versi ISIS hari ini sah-sah saja selama dilandasi dengan argumentasi syar’i dan ilmiyah, namun sekali lagi yang disayangkan adalah argumentasi mereka justru mengambang dan tidak jelas serta sarat dengan nuansa nasionalisme dengan naif-nya mengatakan deklarasi khilafah yang dikumandangkan ISIS tidak sah lalu memadankan vis avis dengan keabsahan NKRI sebagai sebuah negara yang sah dengan dalih bahwa NKRI dibentuk dengan kesepakatan ulama Islam pada masa itu sebagai ahlul halli wal aqdi.
NKRI
problematika di dalamnya. Jika deklarasi khilafah versi ISIS yang mencoba menegakkan syariat dan supremasi politik dalam tingkat negara menurut Islam dianggap tidak sah secara syariat, lalu “Bagaimana dengan keabsahan negara-negara yang ada, yang dihuni oleh mayoritas kaum Muslimin seperti Indonesia di mana jelas-jelas sistemnya bukan sistem Islam dan syariat Islam tidak tegak di dalamnya ?”
Pertanyaan ini harusnya dapat terjawab oleh para ulama dan para penuntut ilmu dengan dasar ilmu syariat yang mereka miliki dengan jujur dan komprehensif.
Para ulama dan penuntut ilmu yang diberi karunia berupa amanah ilmu pada pundaknya bertanggungjawab untuk menjelaskan kepada umat seputar konsep Islam dalam bernegara yang ideal sebagaimana diamalkan oleh Rasulullah SAW dan para Sahabat RA.
Jika memang khilafah versi ISIS dipandang tidak sah oleh para ulama di Indonesia berdasarkan kaidah ilmiyah syar’i, maka para ulama tersebut juga harus menjelaskan status keabsahan NKRI berdasarkan kaidah ilmiyah syar’i. Mengapa demikian?
Sejumlah ulama dan tokoh Islam mempertanyakan deklarasi ISIS yang kurang memenuhi sejumlah aturan syar'i di AQL Islamic Center, Jakarta.
Alasannya adalah jika ulama-ulama tersebut begitu peduli dengan fenomena khilafah versi ISIS di Irak yang jauh dari realitas Indonesia, maka tentu harusnya mereka juga menaruh perhatian lebih terhadap sistem negaranya sendiri dimana mereka hidup yaitu NKRI, jangan sampai “semut di seberang lautan tampak namun gajah di pelupuk mata tidak tampak.”
Bila setelah penelaahan dalil-dalil dan kaidah syariat ternyata NKRI tidak sah sebagai negara menurut syariat, maka para ulama wajib menjelaskan kepada umat kewajiban untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang sah menurut syariat seraya menegaskan bahwa umat Islam Indonesia tidak layak ridha seraya berpangku tangan hidup di bawah sistem yang tidak sah menurut syariat.
Sekaranglah momentum untuk menjelaskan kepada umat konsep bernegara menurut Islam yang ideal di tengah maraknya penyesatan opini terhadap apa yang disebut sistem khilafah, saatnya para ulama yang paham syariat tampil menjelaskan tema ini, bukan justru sibuk berbicara isu khilafah versi ISIS yang jauh dari jangkauan umat Islam di Indonesia. Jangan mudah menari di atas tabuhan genderang musuh.
Semoga umat tidak salah merujuk penjelasan perkara-perkara penting dalam Islam yang justru dijajakan secara cuma-cuma oleh musuh Islam atau minimal orang bodoh yang disematkan baju ulama. [Usyaqul Hurr]
40 Ramadhan 1435 h kiblat
KETIKA SEMUA BERCUAP ISIS
R
abu 13 Agustus lalu, Ponpes Baitussalam, Mijen, Kab. Semarang tempat anak saya belajar kedatangan tamu istimewa. Rombongan dari Polres Semarang dan Kemenag datang untuk melakukan sosialisasi bahaya ISIS ke hadapan seluruh santri dari tingkat MTs hingga MA. Seluruh santi tumpah di masjid kompleks pondok tersebut untuk mendengarkan pemaparan tamu rombongan.Saya tidak hadir di tempat saat itu, hanya mendapatkan kabar dari salah seorang pengurus Madrasah melalui broadcast Socmed. Sebagai relawan yang pernah bertugas di Suriah, saya tergelitik untuk mengetahui lebih jauh acara tersebut. Selain itu, saya juga merasa menjadi korban atas paranoid dan keresahan yang ditebar media atas massifnya pemberitaan atas “bahaya ISIS.” Karena itu, ketika mendapatkan file presentasi yang dibahas dalam acara tersebut, saya tertarik untuk berkomentar. Bismillahirrahmanirrahim….
SLIDE 01, berjudul ISIS Dilarang di Indonesia.” Di atasnya terdapat kop resmi institusi Polri. Presentasi ini, menurut pihak Pondok yang saya konfirmasi, juga disampaikan secara langsung oleh Kasat Intel Polres Semarang. Sayang sekali, sebagai aparat penegak hukum, pihak Kepolisian tidak menjelaskan dasar hukum yang menjelaskan “ISIS Dilarang di Indonesia.”
Dasar hukum ini sangat penting, karena mau bagaimanapun, Polisi selalu menyebut diri sebagai alat penegak hukum. Ini tentunya, semua langkah yang dilakukan polisi, mulai dari penangkapan aktivis terduga pro-ISIS sampai presentasi ke sekolah-sekolah seperti yang dilakukan kemaren, harus ada landasan hukumnya, bukan asumsi. Tidak boleh hanya berdasarkan asumsi bahwa ISIS itu kejam, berbahaya bagi NKRI atau dugaan-dugaan lain yang belum ada buktinya.
Yang juga patut disayangkan, Polisi tidak sensitif terhadap simbol-simbol umat Islam. Sebagaimana terlihat jelas, kalimat tauhid yang sangat diagungkan dicoret dengan warna merah. Apakah Polisi tidak ingat bagaimana umat Islam begitu marah kepada Koran The Jakarta Post, Ramadhan lalu? Boleh benci, boleh marah, boleh geram dan jengkel kepada ISIS. Tetapi, mengapa tidak berhati-hati dan lebih menjaga perasaan umat Islam? Bukankah ilustrasi tulisan ISIS lalu dicoret garis besar warna merah sudah cukup mewakili maksud?
SLIDE 02, dari tata grafisnya, tampak slide ini ingin menggambarkan asal-usul terbentuknya ISIS. Meski secara urutan proses tidak keliru—di mana ISIS cikal bakalnya adalah Daulah Islam fil Iraq (DII), namun banyak fase yang hilang dalam presentasi tersebut. Seperti pertemuan Dewan Syura yang menunjuk Abu Bakar Al-Baghdadi, mengesankan bahwa dialah pemimpin pertama DII. Padahal sebelumnya ada Abu Umar Baghdadi, dan Abu Hamzah Al-Muhajir sebagai panglima perangnya.
Namun yang paling rancu adalah indikator yang ditulis di bagian kanan paling bawah. Disebutkan bahwa ciri-ciri ISIS adalah “tafsir yang keras terhadap Islam Wahabi.” Di sini, presentator tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan Wahabi dan bagaimana asal-usulnya. Agaknya, yang bersangkutan (dan rombongan tamu?) termakan doktrin: pokoknya Wahabi itu teroris!
42 Ramadhan 1435 h kiblat
meminjam tangan Syiah dan Kristen?
Kita tidak ingin menganggap pihak presentator sebagai ahistoris. Namun bila tidak tahu ilmunya, Islam mengajarkan kita untuk diam (tawaquf)!
SLIDE 03, Sumber dana dan persenjataan ISIS. Saya tidak ingin banyak berkomentar, hanya ingin bercerita. Melihat presentasi slide ketiga ini, anak saya yang baru saja naik kelas 2 MTs di Ponpes tersebut berseloroh, “Itu senjatanya beda-beda…ada yang kayak roket, ada yang kayak senapan… tetapi mengapa semua dinamai satu, yaitu M198 Howitzer?”
SLIDE 04, Mengapa ISIS dilarang di Indonesia. Mengkomparasikan ISIS dengan Indonesia jelas bukanlah perbandingan apple by apple. ISIS adalah sekelompok orang yang ingin mendirikan negara Islam dan sudah
mempunyai wilayah di sebagian Iraq dan Suriah. Sementara Indonesia adalah bukan negara Islam. Komparasi lain, mengapa negara Tiongkok yang berideologi Komunisme yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 tidak diributkan sebagaimana ISIS? ISIS adalah proto-state yang berhak menentukan sendiri ideologinya.
Presentasi tersebut juga kurang adil. Bila adegan menembak mati tawanan dikategorikan sebagai ideologi ISIS, mengapa tidak ada ilustrasi yang menggambarkan apa yang marak di Indonesia berupa perzinaan, perkosaan, perjudian penghalalan khamer, korupsi, pembunuhan dan sederet tindak kejahatan lainnya untuk disebut sebagai ideologi Pancasila dan UUD 1945?
SLIDE 05. Tentang lambang tauhid yang dinistakan dengan dicoret besar-besar dengan garis merah, sudah saya singgung sebelumnya. Kini ada adegan eksekusi beberapa orang oleh ISIS yang dikatakan sebagai: “bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.” Pasal mana dan ayat berapa?
tersebut. Mudah-mudahan poin ini tidak lupa dibubuhkan oleh presentator, biar adil.
SLIDE 06, bagi saya ini adalah slide paling norak. Amati foto sebelah kanan. Seorang lelaki memotret lima orang perempuan bercadar yang berpose normal di hadapannya. Pertanyaannya, sisi mana dari kegiatan dalam foto tersebut yang disebut “Bertentangan dengan Bhineka Tunggal Ika?” Apakah berjongkok memakai jubah putih, kegiatan memotret, atau mengenakan jubah dan cadar? Sebagai catatan, foto itu sama sekali tidak berkaitan dengan ISIS. Foto tersebut sudah lama beredar di internet jauh sebelum terjadinya revolusi di Suriah tahun 2010 yang akhirnya memicul lahirnya ISIS.