• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK PENGARUH DEBIT GAS CARBON DIOKSIDA PADA PENGELASAN MAG 2005

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ABSTRAK PENGARUH DEBIT GAS CARBON DIOKSIDA PADA PENGELASAN MAG 2005"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DEBIT GAS CARBON DIOKSIDA PADA PENGELASAN MAG (METAL AKTIVE GAS) ANTARA BAJA TAHAN KARAT DENGAN BAJA KARBON

TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN CACAT LAS Oleh : Heri Wibowo, ST. MT. dan Aan Ardian, SPd.

Abstrak

Pada industri konstruksi, pemakaian las MAG (Metal Aktive Gas Welding) untuk penyambungan konstruksi sudah banyak dipakai. Las MAG ini termasuk jenis las MIG yang memakai gas CO2, bukan gas Argon atau Helium. Debit gas CO2 yang dipakai selama proses

pengelasan sangat mempengaruhi kualitas las yang berfungsi sebagai gas pelindung. Jika debit gas CO2 pada pengelasan MAG kurang besar maka hasil pengelasan akan terlihat banyak

porositas (lubang halus) yang bisa dianggap sebagai cacat.

Untuk mengendalikan kualitas hasil lasan diantaranya dengan meneliti debit gas CO2

yang paling optimal pada bahan dissimilar metal sehingga cacat las dan kekutan las dapat memenuhi standar uji. Dua jenis bahan yang berbeda yaitu baja tahan karat AISI 304 dengan baja karbon ST 37 disambung dengan las MAG dengan arus dan kecepatan pengelasan yang sama. Selama proses pengelasan, gas carbon dioksida yang berfungsi sebagai gas pelindung disemprotkan melalui elektroda dengan debit gas divariasi yaitu 5 liter/min, 6 liter/min, 7 liter/min, dan 8 liter/min. Pengujian pada benda uji las MAG dengan variabel debit gas Carbon dioksida dilakukan 2 jenis pengujian, yaitu uji kekuatan lengkung untuk mengetahui ketahanan retak bahan las dan pengujian cacat las untuk mengetahui kerapatan retak dan kualitas las.

Hasil pengujian memperlihatkan debit gas Carbon dioksida yang dipakai pada pengelasan MAG yaitu debit 5 liter/ min, 6 liter/ min, 7 liter/ min, dan 8 liter/ min, tidak mempengaruhi kekuatan bending pada benda uji las. Pada uji face bend semua benda uji lolos uji karena panjang retak hasil pengujian face bend dibawah ambang yang diijinkan yaitu 3 mm. Pada uji root bend untuk debit gas CO2 5 liter/min dan debit gas CO2 6 liter/min tidak lolos uji karena panjang retak

melebihi ambang yang diijinkan yaitu 3 mm. Pada uji retak setelah proses pengelasan, debit gas CO2 sebesar 5 liter/min dinyatakan tidak lolos uji retak. Sedangkan debit gas 6 liter/min, CO2 7

liter/min dan 8 liter/min dinyatakan lolos uji retak.

Referensi

Dokumen terkait

antara kondisi psikologis dengan hasil belajar warga belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan

masarakat Jawi wonten tata susila, ing pundi satLrnggaling lare nalika micara kanthi tiyang ingkang langkung sepuh botclr angsal kacak pinggang, boten. angsal ngangge

Senjutnya setelah kurang lebih 90-100 hari setelah pembungaan biji dapat memasuki masak panen dengan dieirikan kulit buah yang berubah warna dari kuning keeoklatan

Jika ingin menampilkan warna putih kristal cair akan membuka selebar-lebarnya sehingga cahaya backlight yang berwarna putih akan tampil di layar.. Namun Jika ingin menampilkan warna

Required: Determine the following for Department 2 under (a) weighted average the method of costing and (b) the FIFO method of costing: (1) unit costs for each cost component, (2)

Return of Asset (ROA), digunakan untuk mengukur profitabilitas bank karena Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai

Keberadaan usaha koperasi memberikan kontribusi pendapatan untuk mensejahterakan anggotanya yang dapat dirasakan oleh para nelayan anggota koperasi dengan adanya perbedaan

Tren  tabungan  saat  ini  telah  bergeser  dan  berubah  fungsi.  Penyimpanan  uang  hanya  untuk  simpanan  jangka  pendek.  Apabila  memiliki  uang  berlebih,