• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lakip Tahun 2014 LAKIP TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Lakip Tahun 2014 LAKIP TAHUN 2015"

Copied!
415
0
0

Teks penuh

(1)

La po r a n Ak u n t a b i l i t a s Ki n er ja I n st a n si Pem er i n t a h ( LAKI P) Ta h u n 2 0 1 4

i

KATA PEN GAN TAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kota Dumai Tahun 2014 dapat diselesaikan dalam tenggat waktu sebagaimana ditetapkan sesuai Permen PAN & RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dokumen LAKIP Kota Dumai Tahun 2014 terdiri dari 5 (lima) bagian. Bagian pertama memuat pendahuluan, bagian kedua memuat perencanaan strategik dan perjanjian kinerja tahun 2014, bagian ketiga, memuat akuntabilitas capaian kinerja, bagian keempat akuntabilitas keuangan daerah dan bagian kelima penutup.

Dokumen LAKIP memuat data dan informasi kinerja yang merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan kebijakan anggaran, program dan kegiatan pembangunan dalam kurun tahun 2014. Kinerja pengelolaan kebijakan program dan kegiatan pembangunan Kota Dumai tahun 2014 menjadi panduan dasar upaya perbaikan serta menjadi akselerasi pencapaian bertahap yang berkesinambungan dari sebuah rencana pembangunan sebagaimana disepakati.

Mengakhiri pengantar ini dengan harapan semoga laporan capaian akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota Dumai ini dapat bermanfaat bagi pengelolaan pembangunan Pemerintah Kota Dumai.

Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.

WALI KOTA DUMAI

(2)

La po r a n Ak u n t a b i l i t a s Ki n er ja I n st a n si Pem er i n t a h ( LAKI P) Ta h u n 2 0 1 4

ii

D AFTAR I SI

H

H

a

a

l

l

a

a

m

m

a

a

n

n

KATA PEN GAN TAR

... i

D AFTAR I SI

... ... ii

I KH TI SAR EKSEKU TI F

... iii

D AFTAR TABEL

...

Vii

D AFTAR GRAFI K

...

X

D AFTAR GAM BAR

...

Xiii

BAB I

PEN D AH U LU AN

... I - 1

A. Gam baran Um um Daerah ... I - 1

B. Kewenangan dan Tugas Pok ok ... I - 42

C. Mak sud dan Tuj uan ... I - 43

D. Landasan Hukum ... I - 45

BAB I I

PEREN CAN AAN D AN PERJAN JI AN KI N ERJA

.... I I - 1

A. Visi Pem bangunan Kot a Dum ai ... ... ... I I - 2

B. Perny at aan Misi ... I I - 3

C. St rat egi dan Arah Kebij ak an………. I I - 6

D. Arah Kebij ak an Pem bangunan ... I I - 7

E. Tuj uan dan Sasaran St rat egis ... I I - 16

F. Perm asalahan Pem bangunan Daerah dan I su

St rat egis Tahun 2014... I I - 20

BAB I I I AKU N TABI LI TAS CAPAI AN KI N ERJA ...

I I I - 1

(3)

La po r a n Ak u n t a b i l i t a s Ki n er ja I n st a n si Pem er i n t a h ( LAKI P) Ta h u n 2 0 1 4

iii

E. Capaian Misi Kelim a ……….. I I I - 222

F. Capaian Misi Keenam ……… I I I - 268

BAB I V AKU N TABI LI TAS KEU AN GAN D AERAH

...

I V- 1

A. Pengelolaan Keuangan Daerah ...

I V- 1

B.

Dana Perim bangan ...

I V- 14

C. Lain – Lain Pendapat an Daerah Yang Sah ...

I V- 15

D. Perm asalahan dan Solusi ...

I V- 16

E. Pengelolaan Belanj a Daerah ...

I V- 17

BAB V PEN U TU P

... V- 1

La m pir a n 1 PEN ETAPAN KI N ERJA TAH U N 2 0 1 4

(4)

La po r a n Ak u n t a b i l i t a s Ki n er ja I n st a n si Pem er i n t a h ( LAKI P) Ta h u n 2 0 1 4

iv

I KH TI SAR EKSEKU TI F

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Dumai tahun 2014 merupakan laporan kinerja pemerintah daerah yang dimaksudkan untuk menjelaskan dan memaparkan berbagai kinerja strategis yang dicapai oleh Pemerintah Kota Dumai dalam kurun waktu tahun 2014. Indikator kinerja yang dipaparkan meliputi kinerja kegiatan yang menjadi tanggung jawab unit-unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Dumai, serta indikator sasaran strategis dan indikator makro yang menjadi tolak ukur dan acuan bagi pelaksanaan pembangunan di Kota Dumai pada masa mendatang.

Analisis pencapaian kinerja dilakukan untuk tahun pertama periode 2011-2015 sesuai sasaran, kebijakan, dan program yang telah ditetapkan dalam Revisi RPJMD serta APBD Kota Dumai tahun 2014. Pada tahun ini, Pemerintahan Kota Dumai telah melaksanakan 6 (enam) Misi daerah Kota Dumai, yang dijabarkan dalam 8 (delapan) tujuan, 111 (seratus sebelas) sasaran.

Pada tahun 2014, kebijakan pembangunan pemerintahan daerah tetap diprioritaskan sesuai Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2012 yang telah direvisi Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Dumai Tahun 2011-2015 dan Peraturan Walikota Dumai Nomor 22 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2014, yaitu peningkatan infrastruktur wilayah, penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang amanah, peningkatan kualitas pendidikan juga kesehatan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berbasis ekonomi kerakyatan.

Berikutnya pada tahun 2014 dana yang terserap melalui urusan wajib pekerjaan umum dan perumahan dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaaan Umum dan Dinas Tata Kota, Kebersihan dan Pertamanan yaitu sebesar sekitar Rp. 283,687 Milyar.

(5)

La po r a n Ak u n t a b i l i t a s Ki n er ja I n st a n si Pem er i n t a h ( LAKI P) Ta h u n 2 0 1 4

v

pengembangan taman kota, Pembangunan Fisik Areal Pemakaman, Pemeliharan tempat pemakaman umum, Pengelolaan Persampahan.

Dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih Pemerintah Kota Dumai tahun 2014 sudah melaksanakan Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara berkala, Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah, Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan, Koordinasi Pengawasan yang lebih komprehensif, Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan, Meneliti / Menilai Laporan Wajib LP2P, Audit Khusus/Tertentu,

Peningkatan Sistem Pengendalian Intern Pemerinta. Pada tahun 2014, melalui pemeriksaan Inspektorat Kota Dumai ditemukan nilai kerugian dan atau kewajiban setor kepada Negara/Daerah sebesar Rp. 109.453.306,96 dan di tahun 2013 nilai kerugian dan atau kewajiban setor kepada Negara/Daerah turun menjadi sebesar Rp125.296.761,32 atau sebesar -12.64%. Penurunan yang signifikan pada tahun 2014 tentang kerugian daerah terhadap penggunaan belanja APBD yang dilaksanakan oleh SKPD. Dari data tersebut menunjukkan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan dan sistem pengendalian manajemen resiko penyimpangan keuangan daerah/negara semakin membaik .

Dalam urusan pelayanan kependudukan juga terlihat dari capaian persentase penduduk yang memiliki KK sebesar 95 % dan persentase penduduk yang memiliki KTP 100 % . Pada tahun 2014 penduduk yang memiliki Kartu Keluarga di Kota Dumai adalah 86.213 KK bila dibandingkan dengan pencapaian Tahun 2013 yaitu 78.075 KK terlihat angka pada tahun 2014 terjadi peningkatan. Hal ini menggambarkan terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat dalam memiliki dokumen kependudukan (Kartu Keluarga). Pada tahun 2014 penduduk yang memiliki Kartu Tanda Penduduk di Kota Dumai adalah 182.113 KTP bila dibandingkan dengan pencapaian Tahun 2013 yaitu 156.859 KTP terlihat angka pada tahun 2014 terjadi kenaikan. hal ini menggambarkan

terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat dalam memiliki dokumen

kependudukan (Kartu Tanda Penduduk).

Dalam bidang pendidikan, komitmen dan keberpihakan untuk memperbaiki kualitas pendidikan tersebut telah kita wujudkan melalui kebijakan alokasi anggaran untuk bidang pendidikan lebih 20 % dari APBD Kota Dumai tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 251,608 Milyar. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-undang Nomor 20 tahun 2002 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Capaian indikator keberhasilan urusan pendidikan di Kota Dumai terlihat dari Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/ SDLB/ Paket A 98,45%, (APM) SD/MI/ SDLB/ Paket B 83,60%, Angka putus sekolah 0,26, Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK sebesar 73,45, Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK sebesar 92,33 Persen.

Dalam bidang Kesehatan, ada 3 (tiga) sasaran pokok yang dicapai tahun 2014

(6)

La po r a n Ak u n t a b i l i t a s Ki n er ja I n st a n si Pem er i n t a h ( LAKI P) Ta h u n 2 0 1 4

vi

kematian ibu melahirkan 114,29 per 100.000 kelahiran hidup dan angka harapan hidup waktu lahir 72,29 tahun.

Untuk sasaran menurunnya Morbiditas (angka kesakitan) juga capaian 76% tahun 2014, dengan indikator angka kesakitan malaria 2,78 per 1.000 penduduk, angka kesembuhan TB Paru 87,94%, Pravalensi penderita HIV 0,42% dan angka kesakitan demam berdarah 87,17 per 100.000 penduduk. Sedangkan meningkatnya status gizi pada tahun 2014 juga capaian 100% dengan indikator balita dengan gizi buruk 0,01% dan balita dengan gizi kurang 0,09 %.

Dalam bidang koperasi, Pemerintah Kota Dumai tahun 2014 ini telah melakukan pembinaan, pengawasan dan penghargaan kepada koperasi di Kota Dumai. Jumlah koperasi yang aktif tahun 2014 sebanyak 201 koperasi atau 83%. Selanjutnya dilakukan penilaian-penilaian sesuai dengan prosedur yang ditetapkan untuk menentukan kesehatan dan kemampuan usaha koperasi. Dari penilaian dengan jumlah koperasi tersebut diperoleh 6 koperasi berprestasi.

Terkait feed back Inflasi yang terjadi Pemerintah Kota Dumai selama tahun 2014 dipengaruhi oleh Bencana Gunung Sinabung, Putusnya Jalan Lintas Sumbar Riau, pemilu legislatif, pemilu presiden dan kenaikan harga BBM namun hal ini tidak terlalu mempengaruhi daya beli masyarakat kota dumai secara signifikan. Inflasi Kota Dumai “year on year Tahun 2014 adaah sebesar 8,53%, Tahun 2013 adalah sebesar 7,92%, Tahun 2012 adalah sebesar 4,30%. Adapun langkah-langkah yang dilakukan Pemko Dumai dalam menekan inflasi yang terjadi diantaranya:

 Membangun Koordinasi dengan sesama anggota TPID seperti Bank Indonesia,

Bulog dan BPS.

 Memperkuat jaringan distribusi barang seperti meningkatkan kualitas

infrastruktur jalan yang ada di kota Dumai.

 kunjungan ke pasar2 tradisional untuk memantau ketersediaan bahan

kebutuhan pokok, distribusi dan harganya.

 Memperkuat informasi kepada pedagang dan masyarakat tentang ketersediaan

bahan pokok di kota Dumai.

 Melaksanakan Operasi Pasar atau pasar murah ketika terjadi kenaikan harga

yang sangat signifikan.

(7)

La po r a n Ak u n t a b i l i t a s Ki n er ja I n st a n si Pem er i n t a h ( LAKI P) Ta h u n 2 0 1 4

vii

DAFTAR TABEL

BAB I. PENDAHULUAN Hal

Tabel I.1 Realisasi Perekaman Data Elektronik KTP (KTP - el) Kota Dumai 6

Tabel I.2 Jumlah dan kondisi ruang kelas SD dan SMP 18

Tabel I.3 Jumlah Ruang Kelas SMA - SMK 21

Tabel I.4 Jumlah Guru Berpendidikan S-1 22

Tabel I.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Dumai Tanpa Migas, 2009 - 2013

(dalam %) 25

Tabel I.6 Distribusi Persentase PDRB Kota Dumai Tanpa Migas, Tahun

2009 - 2013 29

Tabel I.7 Struktur Ekonomi Dumai Tanpa Migas menurut Sektor Primer,

Sekunder dan Tersier, 2009 – 2013 (%) 31

Tabel I.8 Laju Pertumbuhan Ekonomi Dumai Dengan Migas, 2009 - 2013 (%) 33

Tabel I.9 Distribusi Persentase PDRB Dumai Dengan Migas, Tahun 2009 -

2013 (%) 34

Tabel I.10 PDRB dan Pendapatan Per Kapita Dumai Dengan Migas, Tahun

2009 - 2013 (Juta Rp) 35

Tabel I.11 Perkembangan Industri berdasarkan Unit Usaha, Nilai Investasi

dan Tenaga Kerja Kota Dumai sampai dengan Tahun 2014 39

BAB II.PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Tabel II.1 Penjelasan Prioritas Pembangunan DaerahKota Dumai 20

Tabel II.2 Isu Strategis Pembangunan Kota Dumai 22

BAB III. AKUNTABILITAS CAPAIAN KINERJA

Tabel III.1 Perkembangan Koperasi Kota DumaiTahun 2010 - 2014 7

Tabel III.2 Keragaan Koperasi Kota Dumai / Kecamatan Tahun 2014 10

Tabel III.3 Koperasi Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2014 11

Tabel III.4 Koperasi Berprestasi Tingkat Kota Dumai Tahun 2014 11

Tabel III.5 Jumlah UMKM Kota Dumai tahun 2014 14

Tabel III.6 Data Perkembangan UMKM Kota Dumai Tahun 2014 16

Tabel III.7 Persentase Tingkat Kelulusan 68

Tabel III.8 Persentase Tingkat Kelulusan 68

(8)

La po r a n Ak u n t a b i l i t a s Ki n er ja I n st a n si Pem er i n t a h ( LAKI P) Ta h u n 2 0 1 4

viii

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Dumai, 2014

Tabel III.10 Capaian Persentase Kelulusan dan Capaian Nilai 69

Tabel III.11 Jumlah dan Kondisi Ruang Kelas 72

Tabel III.12 Persentase Tingkat Kelulusan Tingkat SMA/MATahun 2014 73

Tabel III.13 Persentase Tingkat Kelulusan SMK 2013 73

Tabel III.14 Capaian Persentase Kelulusan dan Capaian Nilai SMA/MA 74

Tabel III.15 Capaian Persentase Kelulusan dan Capaian Nilai SMK 75

Tabel III.16 Capaian Persentase Pendidik berpendidikan S-1 atau D-4 77

Tabel III.17 Sartifikasi tenaga pendidik dan pengawas 80

Tabel III.18 Daftar Nama Penghargaan Pada Bidang Kesehatan 111

Tabel III.19 Penghargaan Bidang Perhubungan 131

Tabel III.20 Realisasi pelaksanaan kegiatan Kependudukan 133

Tabel III.21 Realisasi Perekaman Data KTP Elektronik (KTP - el) Kota Dumai 134

Tabel III.22 Rekapitulasi Laporan Terjadinya Bencana Di Kota Dumai Pada

Tahun 2014 156

Tabel III.23 Perkembangan kegiatan Bidang Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak 168

Tabel III.24 Penghargaan yang diterima Dinas Sosial Kota Dumai 181

Tabel III.25 Jumlah Peserta Pelatihan 184

Tabel III.26 Data Posyandu Balita Kota DumaiTahun 2014 193

Tabel III.27 Data Posyandu Lansia Kota Dumai Tahun 2014 193

Tabel III.28 Perkembangan Dana UEK-SP Kota Dumai Tahun 2010 - 2014 196

Tabel III.29 Perbandingan Panjang Jalan yang dibangun dari Tahun 2011 –

2014 201

Tabel III.30 Perbandingan Pembangunan Turap dari Tahun 2007 – 2014 205

Tabel III.31 Perbandingan Pembangunan Saluran Drainase / Gorong-gorong

dari Tahun 2007 – 2014 212

Tabel III.32 Perbandingan Rumah Sederhana Sehat yang Dibangun dari Tahun

2007 – 2014 213

Tabel III.33 Perbandingan Pembangunan Jalan Lingkungan (Semenisasi) dari

(9)

La po r a n Ak u n t a b i l i t a s Ki n er ja I n st a n si Pem er i n t a h ( LAKI P) Ta h u n 2 0 1 4

ix

Tabel III.34 Luas Ruang Terbuka Hijau 215

Tabel III.35 Luas Wilayah Ber HPL/HGB 216

Tabel III.36 Luas Pengembangan Taman S/D Desember 2014 216

Tabel III.37 Pemasangan Jaringan Listrik 219

Tabel III.38 Pendapatan Daerah Kota Dumai 238

BAB IV. AKUNTABILITAS KEUANGAN DAERAH

Tabel IV.1 Target dan Realisasi Pendapatan Kota Dumai Tahun 2014 3

Tabel IV.2 Belanja Daerah Kota Dumai Tahun 2014 18

Tabel IV.3 Tar get Kiner j a APBD Tahun Anggar an 2014 Menur ut Pem biayaan Daer ah 20

Tabel IV.4 Realisasi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung

(10)

La po r a n Ak u n t a b i l i t a s Ki n er ja I n st a n si Pem er i n t a h ( LAKI P) Ta h u n 2 0 1 4

x

DAFTAR GRAFI K

BAB I. PENDAHULUAN Hal

Grafik I.1 Persentase Penduduk yang memiliki KK tahun 2012 – 2014

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Dumai tahun 2014

5

Grafik I.2 Persentase Jumlah Penduduk yang memiliki KTP 2012 – 2013

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Dumai tahun 2013

6

Grafik I.3 Jumlah Penduduk pada Data Base Server tahun 2013 – 2014

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Dumai tahun 2013

7

Grafik I.4 Jumlah Penduduk yang mengurus akta kelahiran s/d tahun 2014 7

Grafik I.5 PDRB atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 tahun 2009 – 2013

(Milyar Rupiah)

24

Grafik I.6 Distribusi persentase PDRB Kota Dumai Tahun 2013 29

Grafik I.7 Perkembangan Unit Usaha Industri Tahun 2011 s/ d 2014 36

Grafik I.8 Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Tahun 2011 s/ d 2014 37

Grafik I.9 Penyerapan Investasi Sektor Industri 2011 s/ d 2014 Kota Dumai 38

Grafik I.10 Perkembangan Unit Usaha Sektor Perdagangan Berdasarkan Kelompok

Usaha Kota Dumai Tahun 2011 - 2014 39

Grafik I.11 Realisasi Ekspor Non Migas Kota Dumai Tahun 2011 - 2014 40

Grafik I.12 Realisasi Import Kota Dumai Tahun 2011 - 2014 40

Grafik I.13 Perbandingan Nilai Eksport dan Import Tahun 2011 - 2014 Kota Dumai 41

BAB III. AKUNTABILITAS CAPAIAN KINERJA

Grafik III.1 Perkembangan Koperasi Kota Dumai Tahun 2010 - 2014 8

Grafik III.2 Perkembangan UMKM Kota Dumai Tahun 2010 - 2014 16

Grafik III.3 Jumlah bantuan subsidi kebutuhan bahan pokok Masyarakat Tahun

2011-2014 dan target tahun 2015 (Jumlah KK)

50

Grafik III.4 Jumlah Industri Kecil yang menerima bantuan Tahun 2012- 2014 51

Grafik III.5 Pencapaian kunjungan wisatawan di Kota Dumai 58

Grafik III.6 Jumlah guru berpendidikan S1 78

Grafik III.7 Jumlah guru SD berpendidikan S1 78

Grafik III.8 Jumlah guru SMP berpendidikan S1 79

Grafik III.9 Jumlah guru SMA/SMK berpendidikan S1 79

Grafik III.10 Pencapaian Angka Kematian Bayi Kota Dumai Dari Tahun 2011 sampai

dengan 2014 serta Target Tahun 2015

90

Grafik III.11 Jumlah Kematian Bayi Berdasarkan Kecamatan di Kota Dumai Tahun

2014

91

Grafik III.12 Pencapaian Angka Kematian Balita dan Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta target 2015

(11)

La po r a n Ak u n t a b i l i t a s Ki n er ja I n st a n si Pem er i n t a h ( LAKI P) Ta h u n 2 0 1 4

xi

Grafik III.13 Jumlah kematian Balita Berdasarkan Kecamatan di Kota Dumai Tahun 2014

92

Grafik III.14 Pencapaian Angka Kematian Ibu Melahirkan dari tahun 2011 sampai

dengan 2014 serta target 2015

93

Grafik III.15 Jumlah Kematian Ibu Berdasarkan Kecamatan di Kota Dumai Tahun

2014

93

Grafik III.16 Jumlah Kematian Ibu Berdasarkan Jenis Kematian Ibu dan Kelompok Umur Di Kota Dumai Tahun 2014

94

Grafik III.17 Pencapaian Angka Harapan Hidup Waktu Lahir di Kota Dumai Dari Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta target 2015

95

Grafik III.18 Pencapaian Angka Kesakitan Malaria Kota Dumai dari tahun 2011

sampai dengan 2014 serta Target 2015

96

Grafik III.19 Jumlah Kasus Malaria Berdasarkan Kec. Di Kota Dumai Tahun 2014 97

Grafik III.20 Pencapaian angka kesembuhan penderita TB Paru BTA + dari tahun 2011 sampai dengan 2014 serta target 2015

97

Grafik III.21 Prevalensi Penderita HIV Terhadap Penduduk Beresiko Kota Dumai dari tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015

98

Grafik III.22 Pencapaian Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue Kota Dumai

dari tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target Tahun 2015

99

Grafik III.23 Jumlah Kasus DBD Berdasarkan Kec. Di Kota Dumai Tahun 2014 100

Grafik III.24 Pencapaian Persentase Balita Dengan Gizi Buruk Kota Dumai dari Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015

102

Tabel III.25 Pencapaian Persentase Balita Dengan Gizi Kurang Kota Dumai dari

Tahun 2011 sampai dengan 2014 serta Target 2015

103

Grafik III.26 Persentase Penduduk yang memiliki KK tahun 2012 – 2014 133

Grafik III.27 Persentase Jumlah Penduduk yang memiliki KTP 2012 – 2014 134

Grafik III.28 Jumlah Penduduk yang Mengurus. Akta Kelahiran s.d Tahun 2014 135

Grafik III.29 Jumlah Anggota Satuan Linmas 144

Grafik III.30 Prosentase temuan barang beredar yang tidak memenuhi persyaratan 162

Grafik III.31 Jumlah Tera-Tera Ulang Alat UTTP Pada Pelaku usaha dagang 163

Grafik III.32 Perbandingan perkembangan pelaksanaan kegiatan di Bidang

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

168

Grafik III.33 Capain Program PKH 2013 dan 2014 174

Grafik III.34 Penerima Raskin Tahun 2011,2012,2013 dan 2014 175

Grafik III.35 KUBE Tahun 2011 - 2013 175

Grafik III.36 Kasus Gangguan Jiwa dan Orang Terlantar Tahun 2013 dan 2014 177

Grafik III.37 Jumlah PSM ,TKSK dan Karang Taruna TH. 2012,2013 dan 2014 181

Grafik III.38 Grafik Perkembangan Dana UEK-SP Kota Dumai

Tahun 2010 - 2014

(12)

La po r a n Ak u n t a b i l i t a s Ki n er ja I n st a n si Pem er i n t a h ( LAKI P) Ta h u n 2 0 1 4

xii

Grafik III.39 Grafik Perkembangan Jumlah Peminjam Dana UEK- Kota Dumai Tahun

2010 sampai dengan 2014

197

Grafik III.40 Penyelesaian Tindak Lanjut Kewajiban Setor Kerugian Negara/Daerah Tahun 2014

240

(13)

La po r a n Ak u n t a b i l i t a s Ki n er ja I n st a n si Pem er i n t a h ( LAKI P) Ta h u n 2 0 1 4

xiii

DAFTAR GAMBAR

BAB I. PENDAHULUAN Hal

Gambar I.1 Walikota Melakukan Perekaman E - KTP 5

Gambar I.2 Fasilitas RSUD Kota Dumai 6

Gambar I.3 Photo Bersama Walikota bersama anak- anak Sekolah Dasar 13

Gambar I.4 Pembukaan UEK-SP oleh Wakil Walikota Dumai 23

Gambar I.5 Penandatangan kerjasama antara Pemerintah Kota Dumai

dengan PT. Holcim 36

(14)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1

A. Ga m ba r a n U m u m

1 . Kon d i si Geog r a fi s

a. Karekteristik Lokasi dan Wilayah

ota Dumai terletak di Propinsi Riau, dibentuk berdasarkan

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1999 tanggal 20 April 1999 tentang Pembentukan

Kabupaten/ Kota Baru di Provinsi Riau sebagai pengejawantahan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Pada awal

terbentuknya Kota Dumai meliputi 3 (tiga) Kecamatan, yaitu Kecamatan Dumai

Barat, Kecamatan Dumai Timur dan Kecamatan Bukit Kapur. Kemudian menjadi 5

(lima) Kecamatan dengan bertambahnya dua Kecamatan sesuai Peraturan Daerah

Kota Dumai Nomor 18 Tahun 2001 tentang pembentukan Kecamatan Sungai

Sembilan dan Kecamatan Medang Kampai.

Secara geogafis, Kota Dumai berada pada posisi 123”- 124”23” Bujur Timur

dan 10123”37”- 10128”13” Lintang Utara. Kota Dumai memiliki luas wilayah

sebesar 1.727,38 km² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Rupat;

 Sebelas Timur berbatasan dengan Kecamatan Bukit Batu Kabupaten

Bengkalis;

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mandau dan Kecamatan

Bukit Batu Kabupaten Bengkalis;

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanah Putih dan Kecamatan

(15)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 2 Gambar I.1. Peta Kota Dumai

Sumber : Bidang Fisik sarana dan Prasarana Wilayah BAPPEDA, 2014

Kota Dumai dengan luas 1.727,38 Km2 terdiri dari 7 Kecamatan, yaitu Dumai

Barat, Dumai Timur, Dumai Kota, Dumai Selatan, Bukit Kapur, Sungai Sembilan dan

Medang Kampai. Berdasarkan letak Geografisnya, Kota Dumai berada di pesisir

pantai bagian timur pulau Sumatera. Pantai Kota Dumai terlindung oleh pulau Rupat,

sehingga sangat strategis untuk berkembang menjadi kota pelabuhan dan kota

perdagangan.

b. Topografi

Jika dilihat dari segi topografi, Kota Dumai termasuk ke dalam kategori daerah

yang datar dengan kemiringan lereng 0< 3 %, di mana sebelah utara Kota Dumai

umumnya merupakan dataran yang landai dan ke selatan semakin

bergelombang.Kota Dumai berada pada ketinggian antara 1–50 meter di atas

permukaan laut, dan secara morfologis sebagian besar atau sekitar 41.032 Ha

(64,90%) merupakan daerah yang datar dengan kemiringan lereng 0-2%, sekitar

15.642 Ha (24,71%) merupakan daerah yang landai sampai berombak memiliki

kemiringan lereng 2-15%, dan sekitar 364 Ha (0,58%) merupakan daerah

bergelombang dengan kemiringan lereng berkisar antara 15-40% serta sekitar 6.200

Ha (9,81%) merupakan daerah berbukit memiliki kemiringan lereng >40%, yang

(16)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 3

di Kecamatan Dumai Barat, Kelurahan Bukit Batrem di Kecamatan Dumai Timur,

Kelurahan Bukit Nenas, Bukit Kayu Kapur di Kecamatan Bukit Kapur. Perbandingan

antara luas dan kondisi kemiringan lereng Kota Dumai dapat dilihat pada Gambar

berikut.

Gambar I.2. Diagram Pie Kemiringan Lereng Kota Dumai

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Dumai, 2014

c. Geologi

Kota Dumai sebagian terdiri dari dataran rendah di bagian utara dan dataran

tinggi di bagian selatan. Formasi geologi Kota Dumai sebagian besar terbentuk dari

formasi Alluvium Muda dan Alluvium Tua yang berawa-rawa di wilayah pesisir Kota

Dumai. Struktur geologi di Kota Dumai sebagian besar terbentuk dari endapan

kuarter yang membentuk lahan bergambut.

Pada umumnya struktur tanah di Kota Dumai terdiri dari jenis Podsolid Merah

Kuning dari batuan endapan dan jenis alluvial di kawasan yang relatif tinggi (bagian

Selatan Kota Dumai), serta tanah jenis organosol (tanah bergambut) dan gley

hamus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah di wilayah pesisir Kota Dumai.

Karakter negatif lahan gambut ini memiliki bahan organik yang tinggi, volume udara

tanah yang besar dan mudah menyerap air sehingga akan mengurangi daya tekan

dan daya beban.

(17)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 4

d. Hidrologi

Wiayah Kota Dumai dialiri oleh Sungai Dumai yang membentang dari timur ke

barat yang merupakan saluaran drainase utama di Kota Dumai. Kota Dumai juga di

aliri sungai-sungai lainnya dengan jumlah sebanyak 15 sungai dengan total panjang

keseluruhannya sepanjang 222 km, yang bermuara ke Selat Rupat dan Selat

Malaka sebagai jalur lalu lintas perdagangan.

Hidrologi air tanah di Kota Dumai sebagian besar bersifat kurang baik untuk

air minum. Sebagian lagi, tepatnya di wilayah yang tinggi seperti di Kelurahan Bukit

Datuk, Kelurahan Bukit Batrem, Bukit Timah dan Kecamatan Bukit Kapur memiliki

permeabilitas dan porositas yang tinggi yang menjadi sumber air tanah dangkal di

Kota Dumai.

e. Klimatologi

Kota Dumai sangat dipengaruhi oleh sifat iklim laut. Musim hujan jatuh pada

bulan September hingga bulan Februari dan periode kemarau dimulai pada bulan

Maret hingga bulan Agustus dengan iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh sifat

iklim laut dengan curah hujan berkisar antara 1.500 mm sampai dengan 2.600 mm

selama 75 sampai dengan 130 hari hujan per tahun.Tercatat pada tahun 2011,

curah hujan di Kota Dumai sebanyak 2.249 mm dengan hari hujan sebanyak 164

hari.

Kondisi ini didukung pula oleh suhu rata-rata 26OC-32OC dengan kelembaban

antara 82-84 %. Tercatat pada tahun 2011, suhu rata-rata Kota Dumai adalah

28,7oC dengan kelembaban udara rata-rata pada tahun 2011 adalah 78%. Laju

percepatan angin berkisar antara 6-7 Knot, menjadikan Dumai sebagai kawasan

yang paling bersahabat dengan iklim dan cuaca. Dalam lima tahun terakhir, keadaan

ini terganggu dengan bencana asap yang cukup merugikan daerah.

2 . Kon d i si D em og r a fi s

Jumlah penduduk Kota Dumai

berdasarkan data statistik Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Dumai tahun 2014

sebanyak 298.189 jiwa. Jumlah penduduk

(18)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 5

laki sebanyak 154.858 jiwa dan 143.331 jiwa penduduk perempuan. Berdasarkan

kecamatan dengan populasi penduduk terbanyak adalah kecamatan Dumai Timur

dengan jumlah penduduk sebanyak 65.026 jiwa, sedangkan untuk kecamatan

dengan populasi penduduk terendah adalah Kecamatan Medang Kampai dengan

jumlah penduduk 11.400 jiwa.

a. Persentase Penduduk yang Memiliki KK

Persentase Penduduk yang memiliki Kartu Keluarga mencerminkan tingkat

kesadaran masyarakat untuk memiliki dokumen kependudukan. Pada tahun 2014

penduduk yang memiliki Kartu Keluarga di Kota Dumai adalah 86.213 KK bila

dibandingkan dengan pencapaian Tahun 2013 yaitu 78.075 KK terlihat angka pada

tahun 2014 terjadi peningkatan. Hal ini menggambarkan terjadinya peningkatan

kesadaran masyarakat dalam memiliki dokumen kependudukan (Kartu Keluarga).

Perkembangan persentase Penduduk yang memiliki KK dari tahun 2012 sampai

dengan tahun 2014 dapat di lihat pada grafik berikut ini :

Grafik I.1

Persentase Penduduk yang memiliki KK tahun 2012 – 2014 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Dumai tahun 2014

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014

b. Persentase Penduduk yang memiliki KTP

Persentase Penduduk yang memiliki Kartu Tanda Penduduk mencerminkan

tingkat kesadaran masyarakat untuk memiliki dokumen kependudukan. Pada tahun

2014 penduduk yang memiliki Kartu Tanda Penduduk di Kota Dumai adalah 182.113

KTP bila dibandingkan dengan pencapaian Tahun 2013 yaitu 156.859 KTP terlihat

angka pada tahun 2014 terjadi kenaikan. hal ini menggambarkan terjadinya

0%

50%

100%

2012

2013

2014

95% 95% 95% 95% 95%

95%

Target Pen cap aian

0%

50%

100%

2012

2013

2014

95% 95% 95% 95% 95%

95%

(19)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 6

peningkatan kesadaran masyarakat dalam memiliki dokumen kependudukan (Kartu

Tanda Penduduk). Perkembangan persentase Penduduk yang memiliki KTP dari

tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat di lihat pada grafik berikut ini

:

Grafik I.2

Persentase Jumlah Penduduk yang memiliki KTP 2012 – 2013 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Dumai tahun 2013

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014

Pelaksanaan E KTP sampai dengan akhir tahun 2014 yang sudah merekam

sebanyak 160.076 sedangkan yg sudah tercetak sebanyak 134.303 atau sebesar

89,68%. Realisasi Perekaman data E KTP dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel I.1

Realisasi Perekaman Data Elektronik KTP (KTP - el) Kota Dumai

(20)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 7 c. Persentase Jumlah Penduduk Pada Data Base Server

Persentase jumlah Penduduk yang sudah terdata dan masuk dalam Data

Base Server Kependudukan Pada tahun 2013 adalah 300.013 bila dibandingkan

dengan Data Base Tahun 2013 yaitu 316.668 terlihat angka pada tahun 2014

terjadi kenaikan, hal ini disebabkan adanya mobilitas penduduk dan kelahiran,

realisasi data penduduk dapat di lihat pada grafik berikut ini :

Grafik I.3

Jumlah Penduduk pada Data Base Server tahun 2013 – 2014 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Dumai tahun 2013

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014

d. Persentase Penduduk yang telah memiliki akta kelahiran

Persentase Penduduk yang memiliki akta kelahiran terlihat bahwa setiap

tahunnya dari tahun 2007 jumlah penduduk yang mengurus Akta Kelahiran yang

paling banyak adalah pada tahun 2008. Jika dibanding dengan jumlah penduduk di

Kota Dumai maka dapat dilihat bahwa belum semua penduduk yang memiliki akta

kelahiran. Hal ini dapat di lihat pada grafik berikut ini :

(21)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 8

3 .

Bi d a n g Keseh a t a n

Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat

dilihat dari pemenuhan indikator kinerja yang telah

ditetapkan untuk masing-masing sasaran tersebut.

Dari tiga sasaran strategis yang telah ditetapkan,

Pemerintah Kota Dumai telah berhasil mewujudkan

hampir seluruh sasaran tersebut. Rincian capaian

kinerja sasaran strategis dapat diuraikan sebagai

berikut :

a. Menurunnya Mortalitas (angka kematian)

Angka Kematian Bayi

Angka kematian bayi mencerminkan kualitas dan kuantitas pelayanan

kesehatan terhadap perinatal. Pada tahun 2014 jumlah kasus kematian bayi yang

ditemukan di Kota Dumai sebanyak 103 kasus dari 7.875 kelahiran hidup. Dengan

demikian angka kematian bayi di Kota Dumai sebesar 13,08 per 1.000 kelahiran

hidup. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 dimana angka kematian

bayi sebesar 14,70 per 1000 kelahiran hidup, terlihat angka kematian bayi pada

tahun 2014 mengalami penurunan. Namun bila dibandingkan dengan target indikator

Kota Dumai tahun 2014 yakni < 23 per 1.000 kelahiran hidup, maka pencapaian

angka kematian bayi di Kota Dumai masih di bawah target (yang berarti tingkat

pencapaiannya baik). Hal ini menggambarkan kualitas kuantitas pelayanan

kesehatan terhadap perinatal masih baik. Berdasarkan kecamatan, jumlah kasus

kematian bayi terbanyak berada di Kecamatan Dumai Selatan yakni sebanyak 24

kasus, disusul dengan Kecamatan Dumai Timur sebanyak 22 kasus, Penyebab

kematian bayi didominasi oleh kasus Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan

Asfiksia.

Angka Kematian Balita

Angka kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti

gizi, sanitasi dan penyakit infeksi. Pada tahun 2014 jumlah kasus kematian balita

(22)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 9

kematian balita tahun 2014 di Kota Dumai sebesar 15,87 per 1.000 kelahiran hidup.

Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 dimana angka kematian bayi

sebesar 16,90 per 1000 kelahiran hidup, terlihat adanya penurunan angka kematian

balita. Namun bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai tahun 2014

yakni < 32 per 1.000 kelahiran hidup, maka pencapaian angka kematian balita ini

masih di bawah target (yang berarti tingkat pencapaiannya baik). Berdasarkan

Kecamatan, jumlah kasus kematian balita terbanyak berada di Kecamatan Dumai

Selatan yakni sebanyak 28 kasus, disusul dengan Dumai Timur sebanyak 27 kasus,

Penyebab kematian balita masih didominasi oleh kasus Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) dan Asfiksia.

Angka Kematian Ibu Melahirkan

Angka kematian ibu melahirkan berguna untuk menggambarkan tingkat

kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kondisi ibu, kondisi kesehatan

lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu

melahirkan dan masa nifas. Pada tahun 2014 jumlah kasus kematian ibu melahirkan

yang ditemukan di Kota Dumai sebanyak 9 kasus dari 7.875 kelahiran hidup.

Dengan demikian angka kematian ibu melahirkan tahun 2014 di Kota Dumai sebesar

114,29 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun

2013, di mana angka kematian ibu melahirkan sebesar 64,49 per 100.000 kelahiran

hidup, maka terlihat ada peningkatan angka kematian ibu melahirkan pada tahun

2014.

Bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai tahun 2014 yakni 118

per 100.000 kelahiran hidup, maka pencapaian angka kematian ibu melahirkan ini

masih di bawah target (yang berarti tingkat pencapaiannya baik). Berdasarkan

kecamatan, jumlah kasus kematian ibu terbanyak berada di Kecamatan Dumai

Timur sebanyak 3 kasus, Penyebab kematian ibu adalah perdarahan ante partum

dan pre eklmasi berat/eklamsi masing-masing sebanyak 3 kasus. Perdarahan yang

terjadi karena retensio placenta, atonia uteri, inversio uteri. Berdasarkan kelompok

umur, kasus kematian ibu terbanyak terjadi pada kelompok umur 20-35 tahun yakni

sebanyak 6 kasus (66,66%), sedangkan berdasarkan kelompok kematian, kasus

(23)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 0

Angka Harapan Hidup Waktu Lahir

Pada tahun 2014 angka harapan hidup waktu lahir (umur harapan hidup) di

Kota Dumai sebesar 72,29 tahun. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013

yakni sebesar 71,64 tahun, terlihat ada peningkatan angka harapan hidup waktu

lahir pada tahun 2014. Meningkatnya angka harapan hidup waktu lahir secara tidak

langsung memberikan gambaran tentang adanya kemungkinan peningkatan kualitas

hidup dan kesehatan dalam masyarakat sehingga dapat menurunkan angka

kematian.

b. Menurunnya Morbiditas (angka kesakitan)

Angka Kesakitan Malaria

Upaya kegiatan pengendalian vektor melalui penyemprotan rumah (IRS)

dapat dinilai efektif bila dilihat dari dampak terhadap penurunan angka malaria klinis.

Pada tahun 2014 ditemukan sebanyak 833 kasus malaria klinis di Kota Dumai

dengan Annual Malaria Incidence (AMI) sebesar 2,75 per 1.000 penduduk. Bila

dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 di mana Annual Malaria Incidence

(AMI) sebesar 1,80, terlihat adanya peningkatan Annual Malaria Incidence (AMI)

pada tahun 2014. Bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai tahun 2014

yakni 2 per 1.000 penduduk maka pencapaian Annual Malaria Incidence (AMI) ini

melebihi target (yang berarti terjadi peningkatan kasus). Dari 833 kasus yang ada

terdapat 17 kasus penderita malaria positif sehingga di dapatkan Annuali Parasite

Incidence (API) sebesar 0,06 per 1.000 penduduk.Seluruh penderita Malaria (100%)

telah mendapat pengobatan standar di puskesmas.

Berdasarkan kecamatan, jumlah kasus Malaria terbanyak ditemukan di

Kecamatan Sungai Sembilan yakni sebanyak 737 kasus. Hal tersebut disebabkan

tingginya mobilitas penduduk melalui transmigrasi, pembukaan lahan perkebunan,

pengembangan tambak udang serta penebangan pohon bakau sebagai industri

arang bakau. Dengan faktor resiko tersebut maka satu wilayah Kecamatan Sungai

Sembilan menjadi daerah high endemis Malaria. Kecamatan Bukit Kapur merupakan

(24)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 1

Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +

Pada tahun 2014 dari total 257 penderita TB Paru BTA + yang ditemukan

dan diberikan pengobatan dengan OAT selama 6 bulan, sebanyak 226 orang

dinyatakan sembuh (hasil pemeriksaan dahaknya menunjukan 2 kali negatif).

Dengan demikian pencapaian angka kesembuhan penderita TB Paru BTA + adalah

sebesar 87,94%. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 sebesar

93,99%, maka terlihat ada penurunan angka kesembuhan penderita TB Paru BTA +.

Bila dibandingkan dengan target Kota Dumai sebesar 87%, maka pencapaian angka

kesembuhan penderita TB Paru BTA + tahun 2014 sudah mencapai target.

Prevalensi Penderita HIV terhadap Penduduk Beresiko

Sampai dengan akhir tahun 2014, jumlah kumulatif kasus HIV yang dijumpai

di Kota Dumai sebanyak 289 kasus yang terdiri dari 240 kasus lama dan 49 kasus

baru yang ditemukan tahun 2014. Dari 289 kasus HIV yang ditemukan, penderita

HIV yang meninggal sebanyak 153 orang. Dengan demikian jumlah beresiko HIV

sebanyak 32.719 orang. Sehingga prevalensi penderita HIV terhadap penduduk

beresiko pada tahun 2014 adalah sebesar 0,42%. Bila dibandingkan dengan

pencapaian tahun 2013 dimana prevalensi penderita HIV terhadap penduduk

beresiko sebesar 0,11%, maka terlihat ada peningkatan angka prevalensi pada

tahun 2014. Bila dibandingkan dengan target Kota Dumai tahun 2013 sebesar < 1%,

maka pencapaian tersebut masih di bawah target. Melihat potensi Kota Dumai

sebagai Kota Jasa dan Industri, daerah yang memiliki pelabuhan internasional dan

sebagai pintu gerbang keluar masuknya bagi wisatawan asing maupun pelaut asing,

serta mobilisasi penduduk dari dan ke kabupaten/ kota yang memiliki angka

prevalensi HIV/ AIDS cukup tinggi seperti Kota Batam, Tanjung Balai Karimun, serta

Kepulauan Riau, maka tidak tertutup besar kemungkinannya penyakit HIV/ AIDS

akan menjadi permasalahan di Kota Dumai.

Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)

Kota Dumai merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD).

Pada tahun 2014 di Kota Dumai ditemukan kasus DBD sebanyak 264 kasus atau

IR= 87,17 per 100.000 penduduk dengan kematian sebanyak 1 kasus atau CFR=

(25)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 2

sebanyak 173 kasus atau IR= 58,02 per 100.000 penduduk dengan kematian

sebanyak 2 kasus atau CFR= 1,16, maka ada peningkatan angka kesakitan demam

berdarah dengue. Bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai yaitu 55/

100.000 penduduk, maka angka tersebut melebihi target indikator Kota Dumai (yang

berarti tingkat penemuan kasus tinggi). Untuk itu diperlukan kerja keras untuk bisa

mencapai target angka kesakitan DBD tahun 2015 yakni sebesar 51 per 100.000

penduduk. Masih tingginya angka kesakitan DBD terutama disebabkan oleh faktor

perilaku, lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat yang masih mendukung

sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk vektor DBD seperti ± 80% penduduk

Dumai masih menggunakan bak - bak penampung air hujan (PAH) dalam memenuhi

kebutuhan air bersih, serta tingginya mobilitas penduduk. Di samping itu, dampak

dari global warming juga memicu meningkatnya angka kesakitan DBD. Berdasarkan

kecamatan, jumlah kasus DBD terbanyak ditemukan di Kecamatan Dumai Timur

yakni sebanyak 85 kasus, disusul dengan Kecamatan Dumai Selatan sebanyak 54

kasus, Untuk Meminimalisir dan mencegah penularan kasus DBD dilakukan dengan

2 (dua) metode, yaitu melalui fogging massal dengan mesin ULV dan fogging focus.

c. Meningkatnya Status Gizi

Persentase Balita Dengan Gizi Buruk

Status gizi sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan secara

umum, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah

penyakit infeksi secara langsung dan juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan

individual. Bahkan status gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi

yang sedang menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan ibu

menyusui. Pengukuran gizi pada balita difokuskan pada tingkat kecukupan gizinya

yang diukur melalui berat badan terhadap umur atau berat badan terhadap tinggi

badan yang dilakukan di posyandu. Melalui pemantauan pertumbuhan balita yang

dilakukan secara terus menerus setiap bulannya di posyandu terutama pada balita

BGM (Bawah Garis Merah) oleh petugas kesehatan, pengadaan PMT (Pemberian

Makanan Tambahan), pemberian vitamin balita dan penyuluhan gizi kepada

masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki balita, maka kejadian gizi buruk pada

balita dapat diantisipasi. Pada tahun 2011 sampai dengan 2013 tidak ditemukan

(26)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 3

dan 1 balita di wilayah kerja Purnama. Dengan demikian persentase balita dengan

gizi buruk di Kota Dumai adalah 0,01%. Kasus gizi buruk yang dijumpai di kelurahan

Bumi Ayu, Ratu Sima dan Kelurahan Bagan Keladi sudah di intervensi dengan

memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan selama 90 hari dan

juga melakukan pengukuran Antroprometri oleh TPG meliputi penimbangan berat

badan setiap minggu, pengukuran TB setiap bulannya, pemeriksaan klinis oleh

dokter puskesmas dan pemberian konseling kepada ibu atau pengasuhnya.

Persentase Balita Dengan Gizi Kurang

Kasus balita dengan gizi kurang masih sering ditemukan dan jumlahnya

cenderung mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh tingginya mobilitas

warga pendatang dari luar Kota Dumai, dimana warga pendatang ini pada umumnya

masih kurang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan jarang mau datang ke

sarana kesehatan (posyandu, poskeskel dan puskesmas) untuk memeriksakan

kesehatan balitanya. Sampai dengan akhir tahun 2014 kasus balita dengan gizi

kurang yang ditemukan di Kota Dumai sebanyak 32 kasus dari 35,478 balita yang

ditimbang, sehingga persentase balita dengan gizi kurang di Kota Dumai adalah

sebesar 0,09%. Bila dibandingkan dengan tahun 2013 dimana persentase balita

dengan gizi kurang sebesar 0.31, terlihat ada penurunan persentase balita dengan

gizi kurang. Bila dibandingkan dengan target Kota Dumai Tahun 2014 yakni sebesar

< 7%, maka pencapaian tersebut masih di bawah target.

4 . Bi d a n g Pen d i d i ka n

Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Pendidikan dalam hal ini telah

meningkatkan mutu pendidikan melalui berbagai program serta kegiatan yang

menunjang kualitas serta kuantitas mutu

pendidikan, diantaranya dengan memberikan

bantuan dana beasiswa serta meningkatkan mutu

sarana dan prasarana pendidikan. Hampir 30

persen dari total APBD Kota Dumai ini

dialokasikan untuk menunjang mutu pendidikan.

Untuk itu pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak

ukur dalam menentuka keberhasilan pembangunan daerah. Dengan semakin maju

Gambar I.3

(27)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 4

mutu pendidikan maka akan dapat membawa berbagai pengaruh positif dalam

berbagai sektor.

Secara gambaran umum bidang pendidikan, terutama berkaitan

pelaksanaannya dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Angka Partisipasi Kasar (APK) TK/ RA

Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Dumai

sebenarnya cukup cepat. Tahun 2012 tercatat ada 65 TK/ RA di Kota Dumai, dan

pada tahun 2014 angka itu bertambah menjadi 75 TK/ RA. Hal inilah yang

dipandang sebagai salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan angka

partisipasi peserta didik.

Di tahun 2014 ini jumlah penduduk usia sekolah 4 - 6 tahun di Kota Dumai

menjadi sebanyak 18.591 orang, sementara jumlah peserta didik yang tertampung di

lembaga pendidikan pra sekolah berjumlah 14.613 orang. Dengan demikian Angka

Partisipasi Kasar pendidikan pra sekolah Kota Dumai tahun 2014 adalah 78,60%.

Dari data tersebut dapat kita cermati bahwa terdapat penurunan jumlah penduduk

usia sekolah 4 - 6 tahun sebanyak 544 orang, sedangkan dari jumlah tersebut yang

masuk ke dalam lembaga pendidikan anak usia dini meningkat sebanyak 8.565

orang. Hal ini tentu menjadi pekerjaan di masa mendatang bagaimana anak usia

sekolah 4 - 6 tahun semaksimal mungkin masuk ke dalam lembaga pendidikan

mengingat pentingnya pendidikan pada masa usia emas bagi anak - anak.

Selain itu saat ini di Kota Dumai telah terdapat 20 buah lembaga Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD), 25 kelompok bermain (play groups), 4 buah tempat

penitipan anak (TPA), dan lebih dari 10 buah tempat pembelajaran Al - Qur’an.

Keberadaan lembaga-lembaga ini cukup berkembang pesat dalam waktu 5 (lima)

tahun terakhir. Sebagian peserta didik, meskipun sudah dibatasi perbedaan usianya,

tersebar di dalam berbagai lembaga pendidikan pra sekolah ini.

Sementara itu sejak tahun 2004 sampai 2014 ini Pemerintah Kota Dumai

belum ada menambah unit sekolah baru TK. Jumlah TK Negeri di Kota Dumai saat

ini sudah menjadi 4 (empat) unit yakni TKN Dumai Timur, TK Negeri Medang

Kampai, TK Negeri Bukit Kapur 1 dan TK Negeri Bukit Kapur 2.

Dalam tahun 2014 Dinas Pendidikan Kota Dumai belum menambah ruang

(28)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 5

sekolah swasta. Diharapkan di tahun mendatang, jika belum sanggup membangun

unit sekolah baru di beberapa kecamatan lainnya, minimal harus dilaksanakan

kegiatan penambahan ruang kelas di TK negeri tersebut.

Namun dengan keterbatasan anggaran pendidikan Kota Dumai usaha

perluasan akses pendidikan pra sekolah ini khususnya di dalam membangun unit

sekolah baru masih mengalami kendala. Oleh karena itu upaya tersebut harus

dilakukan dengan mengusahakan dana dari pemerintah provinsi maupun pemerintah

pusat. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah selanjutnya di tahun - tahun mendatang.

Tentu saja dengan gencarnya sosialisasi dan munculnya kesadaran

masyarakat akan pentingnya pendidikan anak usia dini seharusnya di setiap

kecamatan minimal ada tersedia 1 (satu) TK Negeri yang berperan sebagai TK

Pembina bagi TK swasta lainnya.

b. Meningkatnya ketersediaan akses pendidikan dasar yang bermutu

Persoalan yang dihadapi saat ini adalah masih terdapatnya disparitas akses

dan mutu pendidikan di setiap kecamatan. Jika dilihat dari APK tingkat SD/ MI dan

SMP/ MTS secara umum memang dapat dikatakan bahwa Kota Dumai telah

berhasil dalam menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun.

Aktifitas pendidikan dasar tingkat SD/ MI di Kota Dumai terkonsentrasi pada

Kecamatan Dumai Barat dan Dumai Timur, sedangkan untuk tingkat SMP/ MTS

banyak terkonsentrasi di Kecamatan Dumai Barat. Hal ini dikarenakan persebaran

sekolah SMP/ MTS yang lebih banyak berada di Dumai Barat sehingga penduduk

usia sekolah dari kecamatan lain bersekolah di Dumai Barat.

Oleh karena itu kecamatan lainnya terutama Sungai Sembilan masih

membutuhkan perluasan akses pendidikan dasar seperti pembangunan unit sekolah

baru dan penambahan ruang kelas. Untuk masa mendatang perluasan akses

pendidikan sekaligus penyediaan alat praktik dan sarana peningkatan mutu lainnya

difokuskan ke kecamatan yang masih membutuhkan sehingga kepadatan siswa

tidak bertumpu pada kecamatan - kecamatan di tengah kota saja.

c. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/ MI/ SDLB/ Paket A

Pada tahun 2014 jumlah penduduk usia sekolah 7 - 12 tahun di Kota Dumai

(29)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 6

tingkat pendidikan SD/ MI/ SDLB/ Paket A adalah 34.771 orang. Dengan demikian

APM SD/ MI/ SDLB/ Paket A adalah 98,45%. Jika dibandingkan dengan target

kinerja tahun 2013 yakni Angka Partisipasi Murni (APM) SD/ MI/ SDLB/ Paket A

sebesar 101,14%, maka tingkat pencapaian APM tersebut sudah melebilihi target.

Pencapaian target tersebut dikarenakan pada tahun 2012 dan 2013

pemerintah semakin gencar melakukan sosialisasi dan pengetatan aturan usia

masuk sekolah. Sebagaimana diketahui dari tahun ke tahun usia masuk sekolah

pendidikan dasar cenderung semakin cepat. Menurut data tahun 2012 siswa baru

yang memasuki sekolah SD di tingkat pertama atau calon siswa yang mendaftar

masuk SD atau sederajat lebih hampir 20% belum mencukupi umur 7 tahun. Bahkan

masih ada yang belum mencapai umur 6 tahun.

Hal ini pada dasarnya diharapkan peserta didik dapat mengikuti pendidikan

pada jenjang tertentu sesuai dengan kematangan psikologi perkembangan anak

dan sesuai juga dengan lingkungan pendidikan yang diterimanya. Namun di sisi lain

dapat dikatakan bahwa jika banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya

meskipun secara usia belum cukup, yang seringkali diasumsikan seiring dengan

perkembangan tingkat ekonomi sebuah keluarga atau masyarakat.

d. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B

Pada Pada tahun 2014, berdasarkan data Dinas Kependudukan Kota Dumai,

jumlah penduduk usia sekolah 13 - 15 tahun di Kota Dumai sebanyak 16.038,

sedangkan jumlah peserta didik yang berusia 13 - 15 tahun di tingkat pendidikan

SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B adalah 13.407 orang. Dengan demikian APM SMP/

MTs/ SMPLB/ Paket B adalah 83,60%. Jika dibandingkan dengan target kinerja

tahun 2013 yakni APM SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B sebesar 80.0%, maka tingkat

pencapaian APM tersebut adalah 104,50%.

Dilihat dari pencapaian target yang baru mencapai 83,60% memang dapat

dikatatakan bahwa target tahun ini belum berhasil. Namun kalau dilihat dari

pencapaian dari tahun - tahun sebelumnya jelas bahwa APM SMP/ MTs/ SMPLB/

Paket B mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 APM SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B

sebesar 73,64% dan di tahun 2010 sebesar 73,77%. Namun di tahun 2013 ini Dinas

Pendidikan Kota Dumai memang menetapkan target yang tinggi dalam hal APM

(30)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 7

sebelumnya. Sementara itu pencapaian di tahun ini sebenarnya sudah mencapai

hasil yang cukup signifikan yakni 83,60% atau naik dari tahun - t ahun sebelumnya.

e. Angka Putus Sekolah (APS)

Pada tahun 2014 ini diketahui data anak putus sekolah di tingkat SD

sebanyak 90 orang dari 35.224 peserta didik di tingkat SD/ MI atau sekitar 0,26%.

Sedangkan untuk tingkat SMP/ MTs tidak terdapat anak putus sekolah. Jumlah ini

dapat dikatakan belum berhasil dimana Kota Dumai dapat menekan angka putus

sekolah di bawah 0,5%. Program-program yang selama ini mendukung adalah

pembebasan biaya pendidikan khususnya di sekolah negeri untuk tingkat SD dan

SMP sederajat. Hal ini dimungkinkan karena selain dana BOS Pusat, Pemerintah

Kota Dumai sejak tahun 2007 telah memberikan subsidi operasional sekolah untuk

seluruh SD dan SMP negeri. Untuk sekolah swasta masih memungut uang

pendidikan di luar dana BOS Pusat.

f. Persentase Jumlah Kelas Dalam Kondisi Baik

Perbaikan sarana dan pra sarana pendidikan terutama ruang kelas adalah

salah satu target Pemerintah Kota Dumai dalam 3 (tiga) tahun ke depan. Diharapkan

di akhir tahun 2015 tidak ada lagi ruang kelas dalam kondisi rusak sedang/ berat.

Oleh karena itu di tahun 2013 dan dilanjutkan tahun 2014 ini seluruh ruang kelas

yang sudah dipetakan dalam kondisi rusak telah dianggarkan perbaikannya secara

bertahap dan menjadi skala prioritas dalam kebijakan anggaran.

Di tahun 2014 telah dianggarkan sekitar Rp. 2,1 miliar untuk memperbaiki

ruangan kelas yang rusak. Dana tersebut selain berasal dari APBD Kota Dumai juga

salah satunya berasal dari APBD Provinsi Riau melalui Dana Bantuan Pemerintah

Provinsi Riau serta Dana Percepatan Pembangunan Infrastrutur Daerah (DPPID)

yang berasal dari pemerintah pusat dan kemudian dianggarkan di dalam APBD

Perubahan Kota Dumai Tahun Anggaran 2014.

Jumlah ruangan kelas yang dapat diperbaiki tahun 2014 sebanyak 33 ruang

kelas. Kerusakan ruang kelas tersebut sebagian besar terdapat pada lantai dan

atap. Meskipun demikian dengan anggaran yang masih terbatas perbaikan tersebut

(31)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 8

bangunan yang dianggap sangat mempengaruhi kenyamanan dan kemanan dalam

melaksanakan proses belajar mengajar.

Pada akhir tahun 2014 jumlah ruang kelas dalam kondisi baik di Kota Dumai

untuk tingkat SD sebanyak 918 unit dari 989 unit seluruh ruang kelas yang ada atau

sekitar 92,82%. Sedangkan untuk tingkat SMP jumlah ruang kelas dalam kondisi

baik sebanyak 341 unit dari 360 ruang kelas yang ada atau sekitar 94,72%.

Diharapkan pada tahun - tahun mendatang angka ini akan semakin ditingkatkan

terutama untuk tingkat SMP.

Tabel I.2

Jumlah dan kondisi ruang kelas SD dan SMP

Tingkat Jumlah Ruang Kelas Ruang Kelas Kondisi Baik %

SD 989 918 92,82

SMP 360 341 94,72

Jumlah 1.349 1.259 93,32

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Dumai

Dari tahun ke tahun jumlah ruangan kelas dalam kondisi rusak mengalami

penurunan. Pada tahun 2006 kondisi sarana/ prasarana (ruang kelas) kurang

mendukung. Di tingkat SD ruang kelas yang layak pakai 70,15% , rusak ringan

21,85%, dan rusak berat 8,00%. Di tingkat SMP/ MTs layak pakai 92,26%, rusak

ringan 3,44% dan rusak berat 4,30%.

Sebagaimana ditegaskan di atas diharapkan di masa mendatang jumlah

ruang kelas dan bangunan sekolah yang rusak berat sudah tidak ada lagi di semua

tingkat pendidikan dan jumlah bangunan sekolah yang rusak ringan dapat ditekan

sehingga kurang dari 2 %. Ruang kelas yang baik dan nyaman adalah salah satu

syarat utama untuk mendukung proses belajar mengajar yang kondusif dan

berkualitas.

g. Hasil Ujian Nasional Tingkat SD/ MI Tahun Pelajaran 2013/ 2014

Hasil UN dapat berfungsi sebagai alat evaluasi diri bagi sekolah, Kabupaten/

Kota, Provinsi dan Pemerintah. Berdasarkan analisis hasil UN maka Pemerintah

Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota dan sekolah dapat melakukan program tindak

(32)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 9

pelacakan dan diagnostic secara menyeluruh sehingga dapat perbaikan.Persentase

tingkat kelulusan ujian nasional tahun 2013/ 2014 sebagai berikut :

Tingkat SD/ MI

Tingkat kelulusan siswa Sekolah Dasar/ Madrasah di Kota Dumai tahun ini

hanya mencapai 99.92 persen, angka tersebut menurun dibanding tahun lalu

yang mencapai 100.00 persen dilihat dari nilai rerata dari 5245 peserta. Hasil

diatas menunjukkan bahwa persentase kelulusan tingkat SD/ MI dikategorikan

MEMUASKAN. Tingkat SMP/ MTS

Tingkat kelulusan siswa Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah

di Kota Dumai tahun ini mencapai 99.94 persen. Angka tersebut meningkat

dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 99,85 persen dari 3419 peserta. Hasil

diatas menunjukkan bahwa persentase kelulusan tingkat SMP/ MTS 99.94%

dengan tingkat ketidaklulusan 0.06%, dapat dikategorikan MEMUASKAN.

h. Rasio Siswa/ Ruang Kelas/ Rombongan Belajar

Selain indikator - indikator sebagaimana yang tertuang di dalam Penetapan

Kinerja Pendidikan Dasar Tahun 2014 di atas berikut perlu kami tambahkan kondisi

pencapaian akses pendidikan dasar yakni rasio Siswa/ ruang kelas/ rombongan

belajar. Hal ini dipandang penting karena untuk menjamin perluasan akses dapat

diikuti dengan mutu pembelajaran, jumlah siswa per ruang kelasnya harus dibatasi

sampai batas efektif seorang pendidik dapat memantau perkembangan setiap

peserta didiknya. Untuk tingkat SD sederajat jumlah ruang kelas yang tersedia di

Kota Dumai adalah 989 unit dengan jumlah siswa sebanyak 37.883 orang. Dengan

demikian rasio siswa per ruang kelas tingkat SD sederajat adalah 1 : 38.

i. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ MA/ SMK

Untuk tingkat sekolah menengah (SMA/ MA/ SMK) APK pada tahun 2013

sebesar 100,80%. Sedangkan pada tahun 2014 menjadi 73,45%. Dengan demikian

ada penurunan sebanyak lebih dari 26% dari tahun sebelumnya. Penurunan ini

(33)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 2 0

diantaranya pembangunan 11 unit ruang kelas yang bersumber dari dana APBD

Kota Dumai di SMA dan SMK di Kota Dumai.

Selain itu pada tahun 2013 telah dianggarkan dana bantuan pendidikan anak

kurang mampu secara ekonomi sebanyak 500 orang yang difokuskan untuk

anak-anak kurang mampu di SMA dan SMK swasta. Hal ini dikarenakan bahwa biaya

pendidikan lebih berat dirasakan oleh anak-anak yang bersekolah di sekolah swasta.

j. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/ MA/ SMK

Melihat data APM di atas sebenarnya berkaitan dengan data APK. Hanya

saja pada APM kita membandingkan penduduk usia sekolah dengan siswa dengan

usia sekolah yang sama. APM lebih rendah dibandingkan APK dikarenakan

banyaknya penduduk yang seharusnya belum masuk di tingkat sekolah tertentu

namun sudah sekolah, meskipun usianya belum cukup. Atau di sisi lain dapat

melihat gejela kelebihan umur peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu.

k. Angka Putus Sekolah

Pada tahun 2014 ini diketahui data anak putus sekolah di tingkat SMA/ MA/

SMK sebanyak 95 orang dari 9.744 peserta didik di tingkat SMA/ MA/ SMK atau

sekitar 0,97%. Jumlah ini dapat dikatakan sudah berhasil dimana Kota Dumai dapat

menekan angka putus sekolah. Program - program yang selama ini mendukung

adalah sebagiamana disebutkan di atas yakni bantuan pendidikan bagi siswa miskin

yang bersumber dari APBD Kota Dumai yang difokuskan kepada sekolah swasta

(yang tidak mendapatkan bantuan operasional sekolah dari Pemerintah Kota Dumai)

dan Bantuan Operasional Mutu (BOM) dari pemerintah pusat.

Dengan semakin banyak lulusan sekolah menengah dapat melanjutkan ke

pendidikan tinggi dan dapat mengikuti berbagai pelatihan untuk dapat mengisi

lapangan kerja dari berbagai investasi berbagai perusahaan di Kota Dumai atau

membuka usaha sendiri yang juga sekaligus membuka lapangan kerja bagi orang

(34)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 2 1

l. Persentase Jumlah Kelas Dalam Kondisi Baik

Perbaikan sarana dan pra sarana pendidikan menengah adalah target

Pemerintah Kota Dumai dalam 3 (tiga) tahun ke depan. Diharapkan di akhir tahun

2015 tidak ada lagi ruang kelas dalam kondisi rusak sedang/ berat.

Di tahun 2014 telah dilaksanakan beberapa perbaikan bangunan sekolah

yang meliputi perbaikan atap dan lantai sekolah yang rusak. Meskipun jumlahnya

belum banyak, namun secara bertahap seluruh ruang belajar akan dalam kondisi

baik di akhir tahun 2015 mendatang.

Pada akhir tahun 2014 jumlah ruang kelas dalam kondisi baik di Kota Dumai

untuk tingkat SMA sebanyak 118 unit dari 171 unit seluruh ruang kelas yang ada

atau sekitar 69,01%. Sedangkan untuk tingkat SMK jumlah ruang kelas dalam

kondisi baik sebanyak 153 unit dari 175 ruang kelas yang ada atau sekitar 87,42%

(lihat tabel). Di tahun - tahun mendatang angka ini akan semakin ditingkatkan

terutama untuk tingkat SMA.

Tabel I.3

Jumlah Ruang Kelas SMA - SMK

Tingkat Jumlah Ruang

Kelas

Ruang Kelas

Kondisi Baik %

SMA 171 118 69.01

SMK 175 153 87.42

Jumlah 346 271 78.32

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Dumai

Sebagaimana ditegaskan di atas diharapkan di masa mendatang jumlah

ruang kelas dan bangunan sekolah yang rusak berat sudah tidak ada lagi di semua

tingkat pendidikan dan jumlah bangunan sekolah yang rusak ringan dapat ditekan

sehingga kurang dari 2%. Ruang kelas yang baik dan nyaman adalah salah satu

syarat utama untuk mendukung proses belajar mengajar yang kondusif dan

berkualitas.

m. Meningkatnya Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Diharapkan dengan adanya dukungan dana Pemerintah Kota Dumai, setiap

(35)

Ba b I Pen d a h u l u a n I - 2 2

bertahap sampai seluruh tenaga pendidik di Kota Dumai telah mencapai standar

kualifikasi pendidikan sebagaimana tuntutan undang - undang.

Tentu saja masih banyak tenaga pendidik yang harus membenahi diri. Oleh

karena itu untuk mempercepat pemenuhan tuntutan undang-undang, selain

terbatasnya anggaran untuk menyekolahkan para guru, Dinas Pendidikan Kota

Dumai berkoordinasi dengan Universitas Terbuka dan Universitas Riau sehingga

dapat menambah akses bagi para guru dalam mencapai pendidikan setara sarjana.

Pada Tabel I. di bawah ini dapat kita lihat persentase kualifikasi pendidik

berpendidikan S-1 atau D-4.

Tabel I.4

Jumlah Guru Berpendidikan S-1

Jumlah Guru Guru S-1 %

4.503 3.247 72.11

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Dumai

Sebagaimana kita lihat pada Tabel I. di atas bahwa masih sebesar 72,11%

tenaga pendidik yang memiliki ijazah setara sarjana. Angka ini sudah lebih baik

dibandingkan tahun 2013 baru 65,69% pendidikan yang berkualifikasi S-1 atau D-4.

Artinya pada tahun 2014 ini terdapat kenaikan sebanyak lebih dari 6% jumlah

keseluruhan pendidik yang memenuhi kualifikasi S-1 atau D-4.

Persoalan yang masih cukup serius adalah pada tingkat pendidikan TK dan

SD. Sampai tahun 2014 jumlah guru TK yang memiliki ijazah S-1 masih 117 orang

dari 561 orang (20.86%). Oleh karenanya pada tahun 2015 telah direncanakan

sharing program antara Pemerintah Kota Dumai dengan Pemerintah Provinsi Riau

untuk memberikan bantuan pendidikan bagi guru TK untuk melanjutkan pendidikan

menjadi S-1 untuk sebanyak 30 orang. Diharapkan hal ini akan menjadi pemicu bagi

guru lain untuk melakukan hal yang sama. Dan di tahun-tahun mendatang

diharapkan jumlah guru TK yang mendapatkan program ini akan dapat semakin

ditingkatkan.

Untuk tingkat SD sebagian besar guru masih berpendidikan SPG (setara

SMA) dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) serata D-2. Namun sampai saat

ini sudah cukup banyak guru yang melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana dan

Gambar

Grafik. I.5
Tabel  I.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Dumai
Grafik I.6
Tabel I.9
+7

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;.. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana

Sesuai amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan UU No 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, arah kebijakan

Urusan Pemerintahan Daerah Kota Tangerang Selatan merupakan hasil pengkajian terhadap Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah,dan Peraturan Bupati Nomor 72

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Banjarmasin Tahun 2016 ii.. DAFTAR

tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pqjak Daerah Provinsi Bengkulu (Berita Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2012

25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana