• Tidak ada hasil yang ditemukan

pph pasal 21 per 31 pj 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "pph pasal 21 per 31 pj 2012"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR PER- 31/PJ/2012

PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN,

PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN

PASAL 21 DAN/ATAU PAJAK PENGHASILAN PASAL 26

SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA, DAN KEGIATAN

ORANG PRIBADI

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

(2)

SPDN

SPLN

1. Pekerjaan;

2. Jasa;

3. Kegiatan

yang dilakukan orang pribadi

PPh Pasal 21 PPh Pasal 26

Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan Pembayaran lain dengan nama/bentuk

(3)

Pemotong PPh Pasal 21/26

pemberi kerja yang terdiri dari:

a. orang pribadi dan badan;

b. cabang, perwakilan

atau

unit, dalam hal

yang

melakukan sebagian atau seluruh administrasi yang

terkait dengan pembayaran gaji, upah, honorarium,

tunjangan, dan pembayaran lain adalah cabang,

perwakilan atau unit tersebut.

bendahara atau pemegang kas pemerintah

dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial

Tenaga Kerja dan badan-badan lain

orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau

pekerjaan

bebas

serta

badan

yang

melakukan

pembayaran sehubungan dengan penyerahan jasa

(4)

Pemberi Kerja Bukan Pemotong

PPh Pasal 21/26

Kantor perwakilan negara asing

Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan

Menteri Keuangan

(5)

Penerima Penghasilan yang Dikenakan

PPh Pasal 21/26

pegawai;

penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat

pensiun, THT, JHT, termasuk ahli warisnya;

bukan pegawai;

anggota dewan komisaris/pengawas yang tidak

merangkap sebagai pegawai;

mantan pegawai;

peserta kegiatan:

Peserta perlombaan

Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan,

kunjungan kerja

Peserta/anggota kepanitiaan

Peserta pendidikan, pelatihan dan magang

(6)

Penghasilan yang Dikenakan PPh Pasal 21/26

penghasilan pegawai tetap baik teratur maupun tidak teratur

penghasilan penerima pensiun secara teratur

uang pesangon, pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan

hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya

melewati jangka waktu 2 tahun;

penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas

imbalan kepada bukan pegawai;

imbalan kepada peserta kegiatan;

imbalan kepada dewan komisaris/pengawas yang bukan

merupakan pegawai tetap pada perusahaan yang sama;

imbalan kepada mantan pegawai;

penarikan dana pensiun oleh pegawai.

• Wajib Pajak PPh Final

• Wajib Pajak Norma Penghitungan Khusus

Termasuk:

(7)

Penghitungan Besarnya Penghasilan

Uang rupiah Uang asing Natura/kenikmatan an

sesuai dengan yang diterima/diperoleh

Kurs Menteri

(8)

Penghasilan yang Tidak Dikenakan

PPh Pasal 21/26

Pembayaran

manfaat

atau

santunan

asuransi

kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan bea siswa

Natura/kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah

Iuran

pensiun

kepada dana

pensiun

yang

telah

disahkan Menkeu, iuran THT/JHT yang dibayar pemberi

kerja

Zakat/sumbangan

wajib

keagamaan

dari

badan/lembaga yang dibentuk/disahkan pemerintah

(9)

Setiap Masa Pajak, kecuali Masa Pajak terakhir

PPh Pasal 21:

Pegawai tetap dan Penerima Pensiun Berkala

Masa Pajak terakhir

Perkiraan Penghasilan Neto yang akan diterima selama setahun,

 Penghasilan teratur sebulan dikali 12

Selisih antara PPh yang terutang atas seluruh penghasilan kena pajak

selama setahun dengan PPh yang telah dipotong masa-masa sebelumnya

(10)

Disetahunkan Tidak Disetahunkan

1. WP OP DN meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia selamanya; 2. Orang asing mulai

bekerja di Indonesia pada tahun berjalan

untuk jangka waktu lebih dari 6 bulan;

3. Karyawan pindah cabang

1. WP OP DN mulai bekerja pada tahun berjalan;

2. WP OP DN pindah kerja ke pemberi kerja yang lain

(11)

Pegawai tetap

Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi

Dibayar Pemberi Kerja Uang Pensiun Berkala

Dikurangi dengan

1. Biaya jabatan, 5% dari pengh. Bruto maks. Rp6.000.000 per tahun atau Rp500.000 per bulan 2. Iuran pensiun, THT/JHT yang

dibayar sendiri

Dikurangi dengan

Biaya Pensiun, 5% dari pengh. Bruto maks. Rp2.400.000 per tahun atau Rp200.000 perbulan

Penerima pensiun

Penghasilan Neto (setahun/disetahunkan)

Dikurangi PTKP

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Pasal 17

(12)

Rp24.300.000,- Untuk diri Wajib Pajak

Rp2.025.000,-Tambahan utk WP Kawin

Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah

semenda dalam garis

keturunan lurus serta anak angkat yg menjadi tanggungan sepenuhnya maksimal 3 orang

penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun kalender atau awal bulan dari bagian tahun kalender

PTKP:

(13)

Hanya untuk diri sendiri

Kawin

1. Diri sendiri; 2. Tanggungan

maks 3.

Tidak

Kawin

1. Diri sendiri; 2. Status kawin; 3. Tanggungan

maks 3.

Kawin

Suami tidak

berpenghasilan

menunjukkan ket. tertulis dari pemerintah daerah setempat serendah-rendahnya kecamatan bahwa suami tidak menerima/

memperoleh penghasilan

(14)

5%

Sampai dengan Rp 50 juta

15%

Diatas Rp 50 juta s.d. Rp 250 juta

25%

Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta

30%

Di atas Rp 500 juta

Sesuai

Pasal 17 ayat

(1) huruf a

UU PPh

(15)

Upah/Uang Saku Harian, Mingguan,

Satuan, Borongan Dibayarkan Bulanan Atau JumlahUpah Kumulatif satu bulan

melebihi Rp 7.000.000

Upah/Uang Saku Harian

≤ 200.000 > 200.000

Tidak Dipotong Dikurangi 200.000

Dipotong 5%

Upah kumulatif > Rp2,025 jt s.d. Rp7 jt sebulan

Upah sehari dikurangi PTKP sehari

Tarif PPh 21 = 5%

Dikali 12

Dikurangi PTKP Setahun

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Ps 17

PPh Ps 21 Setahun

Dibagi 12

PPh Pasal 21 Sebulan

PPh Pasal 21

Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas

(16)

berkesinambungan Exc. Pasal 13 ayat (1)Berkesinambungan Tidak

berkesinambungan

(50 % x Ph Bruto)

-PTKP sebulan, Dihitung secara

kumulatif

(50 % x Ph Bruto)

Dihitung secara kumulatif

(50 % x Ph Bruto)

Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalah Sebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum

Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik

PPh Pasal 21:

Bukan Pegawai

(17)

Tarif Pasal 17 atas Penghasilan Bruto

PPh Pasal 21:

Lainnya

Pensiun yang masih

Berstatus pegawai

honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur

jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan

lain yang bersifat tidak teratur

penarikan dana pensiun

(18)

Tarif Pasal 17 UU PPh

Penghasilan Bruto

Penghasilan Bruto merupakan pembayaran yang bersifat utuh dan tidak dipecah

PPh Pasal 21:

Peserta Kegiatan

(19)

PEGAWAI

(50% X Ph Bruto) Kumulatif

50 % x Ph Bruto Ph NETO - PTKP BERKALA

Ph BRUTO – 200 RIBU

Ph BRUTO(>2,025jt s.d.7jt) – PTKP Harian

Ph Bruto Kumulatif BERKESINAMBUNGAN exc Psl 13 (1)

((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan) Kumulatif

PESERTA KEGIATAN

Ph BRUTO(>7jt) – PTKP

KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI, PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI

(20)

Penerima Penghasilan Tidak ber-NPWP

PPh Pasal 21 sebesar 120% lebih tinggi daripada PPh Pasal 21 yang seharusnya

(20% lebih tinggi)

Tidak berlaku untuk PPh Pasal 21 yang bersifat final Setelah pemotongan

PPh Pasal 21 bulan Desember

sebelum pemotongan PPh Pasal 21 bulan

Desember

Ber-NPWP

Diperhitungkan oleh pemotong dengan PPh Pasal 21

bulan-bulan selanjutnya merupakan kredit

(21)

Ketentuan Khusus

1. Uang Pesangon

2. Uang Manfaat Pensiun 3. THT/JHT

yang dibayarkan sekaligus

Penghasilan bersumber dari APBN/D yang diterima oleh Pejabat Negara, PNS,

Anggota, TNI/Polri, dan Pensiunannya

(22)

(1) Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang atas penghasilan selain penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) berupa honorarium atau imbalan lain dengan nama apapun yang menjadi beban APBN atau APBD, dipotong oleh bendahara pemerintah yang membayarkan honorarium atau imbalan lain tersebut.

(2) (2) Pajak Penghasilan Pasal 21 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat final dengan tarif:

a. sebesar 0% (nol persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi PNS Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya;

b. sebesar 5% (lima persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi PNS Golongan III, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Pertama, dan pensiunannya; c. sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto honorarium

atau imbalan lain bagi Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, dan Pensiunannya.

(23)

Kantor Imigrasi Medan membentuk tim Peningkatan Mutu Pelayanan yang anggotanya terdiri dari beberapa orang PNS. Bendahara Kantor Imigrasi Medan membayar honorarium tim pada tanggal 25 Maret 2014, dengan perincian sebagai berikut:

PENGHITUNGANPPHPASAL21 ATAS HONOR ANGGOTA TIMPENINGKATAN MUTUPELAYANAN MELIHAT PADA GOLONGAN DARI PENERIMA HONOR SEBAGAI BERIKUT:

Kewajiban bendahara atas pembayaran honor tersebut :

• memotong PPh Pasal 21 Final atas pembayaran honor;

• membuat bukti potong PPh Pasal 21 Final atas

pembayaran honor;

• menyetorkan PPh Pasal 21 Final paling lama tanggal 11 April 2014;

• melaporkan SPT Masa PPh Pasal 21 paling lama tanggal 20 April 2014.

(24)

PPh Pasal 26

Tarif Pasal 26:

20 %

Penghasilan Bruto

(25)

Saat terutang

PPh Pasal 21/26

Penerima penghasilan

akhir bulan dilaku-kannya pembayaran

atau akhir bulan terutangnya

penghasilan Pemotong

Saat dilakukannya pembayaran

atau

(26)

Kewajiban Pemotong

• Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP

• Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan kalender.

• PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos atau Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir.

• Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.

• Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh Ps. 21/26 Untuk Setiap Masa Pajak

• Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai Ketentuan

(27)

Bukti Pemotongan PPh Pasal 21

• Untuk pegawai tetap/penerima pensiun berkala:

– dibuat sekali setahun (Form 1721 A1/A2)

– diberikan paling lama 1 bulan setelah akhir tahun atau pegawai berhenti

• Untuk selain pegawai tetap/penerima pensiun berkala:

– Dibuat setiap kali ada pemotongan

– Jika dalam satu bulan > 1 kali pembayaran maka bukti potong dapat dibuat sekali dalam satu bulan

(28)

Kewajiban Penerima Penghasilan

• Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP

• Pegawai, Penerima Pensiun Berkala, dan Bukan Pegawai tertentu Wajib Membuat Surat Pernyataan Yang Berisi Jumlah Tanggungan Keluarga Pada Awal Tahun Kalender Atau Pada Saat Menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri

• Wajib Menyerahkan Surat Pernyataan Tanggungan Keluarga kpd Pemotong Pajak Pada Saat Mulai Bekerja Atau Mulai Pensiun

(29)

Contoh Penghitungan PPh Pasal 21

(30)

A. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tetap - Gaji Bulanan

Gaji sebulan Rp 8.000.000

Pengurangan :

Biaya Jabatan (5% xRp 8.000.000) Rp 400.000

Iuran Pensiun Rp 200.000 Rp 600.000

Penghasilan Neto sebulan Rp 7.400.000

Penghasilan Neto setahun (12 x Rp 7.400.000,00 ) Rp 88.800.000 PTKP setahun :

- untuk diri sendiri Rp 24.300.000

- tambahan WP kawin Rp 2.025.000 Rp 26.325.000

Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 62.475.000

PPh Pasal 21 terutang :

5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000 15% x Rp 12.475.000,00 = Rp 1.871.000 Rp 4.371.000

PPh Pasal 21 sebulan

(31)

B. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Pembayaran Uang Rapel PTKP setahun :

- untuk diri sendiri Rp 24.300.000

- tambahan WP kawin Rp 2.025.000 Rp 26.325.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 85.275.000 PPh Pasal 21 setahun :

5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000 15% x Rp 35.275.000,00 = Rp 5.291.000 Rp 7.791.000 PPh Pasal 21 sebulan

Rp 7.791.000,00 : 12 Rp 649.250 PPh Pasal 21 Januari s.d Juni 2013 seharusnya adalah :

6 x Rp 649.250,00 Rp 3.895.500 PPh Pasal 21 yang sudah dipotong Januari s.d Juni 2013

6 x Rp 364.250,00 (dari perhitungan contoh A) Rp 2.185.500

(32)

C. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Pembayaran Bonus

Gaji setahun (12 x Rp 10.000.000,00) Rp 120.000.000 Bonus Rp 20.000.000 Penghasilan bruto setahun Rp 140.000.000 Pengurangan :

Biaya Jabatan (5% xRp 140.000.000,00) = Rp 7.000.000,00

*Biaya Jabatan dlm setahun maksimal Rp 6.000.000,00 Rp 6.000.000

Iuran Pensiun (12 x Rp 200.000,00) Rp 2.400.000 Rp 8.400.000 Penghasilan Neto setahun Gaji + Bonus Rp 131.600.000 PTKP setahun :

- untuk diri sendiri Rp 24.300.000

- tambahan WP kawin Rp 2.025.000 Rp 26.325.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 105.275.000 PPh Pasal 21 setahun atas Gaji + Bonus :

5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000 15% x Rp 55.275.000,00 = Rp 8.291.250 10.791.250

*PPh Pasal 21 setahun dibulatkan Rp 10.791.000 PPh Pasal 21 atas Gaji (dari contoh B) Rp 7.791.000

(33)

Rifki Zain seorang PNS

golongan IVa di Kantor Imigrasi Medan

berdasarkan data pada bulan Maret 2013 Rifki Zain memperolah gaji

perbulan Rp.2.822.200,00, tunjangan jabatan Rp.540.000,00 perbulan

dan mempunyai 3 orang anak.

Pada tanggal 25 Maret 2013

Kantor Imigrasi Medan

membayar

honor tim kepada Rifki Zain sebesar Rp.1.200.000,00.

Mendapatkan rapel kenaikan gaji pada bulan Juli 2013 karena

kenaikan

gaji

berkala

sehingga

gaji

Rifki

Zain

menjadi

Rp.2.906.200,00.

Pada

Bulan

Agustus

2013

ditugaskan

di

Kantor

Wilayah

Kementerian

Agama

Provinsi

Sumatera

Utara

dengan

memperoleh tunjangan jabatan Rp.3.000.000,00 per bulan dan

dari Kantor Imigrasi Medan

hanya mendapatkan gaji dan

tunjangan selain tunjangan jabatan.

(34)

A. PPh Pasal 21 Masa Maret 2013

Gaji Pokok Rp. 2.822.200 Tunjangan Istri Rp. 282.220 Tunjangan anak Rp. 112.888 Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp. 3.217.308 Tunjangan Jabatan Rp. 540.000 Tunjangan Beras Rp. 270.000 Pembulatan Rp. -Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.027.308

Rp. Pengurangan :

Biaya Jabatan

5% x 4.027.308 = Rp. 201.365 Iuran pensiun

4,75% x 3.217.308 = Rp. 152.822 354.188 Rp.

Penghasilan neto: 3.673.120 Penghasilan neto disetahunkan :

12 x 3.673.120 44.077.446 PTKP (K/3)

- Untuk Wajib Pajak 24.300.000 - Status WP Kawin 2.025.000 - Tanggungan (3 anak) 6.075.000

Rp. 32.400.000 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 11.677.446 PKP dibulatkan Rp. 11.677.000

PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun 583.850 PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan 48.654

(35)

-B. PPh Pasal 21 atas Honorarium di Bulan Maret 2013

= 1.200.000 x 15% = 180.000

(36)

C. PPh Pasal 21 atas Pembayaran Rapel Kenaikan Gaji Berkala 2013

Gaji Pokok Rp. 2.822.200 Tunjangan Istri Rp. 282.220 Tunjangan anak Rp. 112.888 Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp. 3.217.308 Tunjangan Jabatan Rp. 540.000 Tunjangan Beras Rp. 270.000 Pembulatan Rp. -Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.027.308 Penghasilan disetahunkan

12 x 4.027.308 = 48.327.696 Jumlah rapel Kenaikan gaji

6 x 95.760 = 574.560

Jumlah Penghasilan Bruto Setahun Rp. 48.902.256 Pengurangan :

Biaya Jabatan

5% x 48.902.256 = Rp. 2.445.113 Iuran pensiun

4,75% x 38.607.696 = Rp. 1.833.866 Rp. 4.278.978 Penghasilan neto setahun: 44.623.278 PTKP (K/3)

- Untuk Wajib Pajak 24.300.000 - Status WP Kawin 2.025.000 - Tanggungan (3 anak) 6.075.000

Rp. 32.400.000 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 12.223.278 PKP dibulatkan Rp. 12.223.000

PPh Pasal 21 setahun atas seluruh penghasilan 611.150

PPh Pasal 21 setahun tanpa rapel kenaikan gaji berkala 583.850

(37)

D. PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November 2013 di Kantor Imigrasi Medan (1)

Gaji Pokok Rp. 2.906.200 Tunjangan Istri Rp. 290.620 Tunjangan anak Rp. 116.248 Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp. 3.313.068 Tunjangan Jabatan * Rp.

Tunjangan Beras Rp. 270.000

Pembulatan Rp.

-Jumlah penghasilan bruto Rp. 3.583.068 Rp.

Pengurangan : Biaya Jabatan

5% x 3.583.068 = Rp. 179.153 Iuran pensiun

4,75% x 3.313.068 = Rp. 157.371 336.524 Rp.

Penghasilan neto: 3.246.544 Penghasilan neto disetahunkan :

12 x 3.246.544

38.958.526 PTKP (K/3)

- Untuk Wajib Pajak 24.300.000 - Status WP Kawin 2.025.000 - Tanggungan (3 anak) 6.075.000

Rp. 32.400.000 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 6.558.526 PKP dibulatkan Rp. 6.558.000

PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun 327.900

(38)

D. PPh Pasal 21 Masa Desember 2013 di Kantor Imigrasi Medan (2)

Penghasilan Bruto Januari s.d. Juli 2013 28.861.476 Penghasilan Bruto Agustus s.d. Desember 2013 17.915.340

Pembulatan

-Total Penghasilan Bruto Setahun 46.776.816 Pengurangan :

Biaya Jabatan

5% x 46.776.816 = Rp. 2.338.841 Iuran pensiun

4,75% x 39.756.816 = Rp. 1.888.449 4.227.290 Rp.

Penghasilan neto setahun: 42.549.526 PTKP (K/3)

- Untuk Wajib Pajak 24.300.000 - Status WP Kawin 2.025.000 - Tanggungan (3 anak) 6.075.000

Rp.

32.400.000 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 10.149.526 PKP dibulatkan Rp. 10.149.000

PPh Pasal 21 setahun 507.450 PPh Pasal 21 Terutang (Jan s.d. Nov)

a. PPh Pasal 21 Januari s.d. Juli 7

x 52.975 = 370.825 b. PPh Pasal 21 Agustus s.d. November

4

x 27.325 = 109.300

480.125

(39)

Penghitungan PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November di Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dilakukan

dengan cara:

a.

Menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima dari

Kantor Imigrasi Medan (sebagaimana slide sebelumnya)

b.

Menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima dari

Kantor Imigrasi Medan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Sumatera Utara

(40)

D. PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November 2013 di Kanwil Agama Medan (1) 1. Penghasilan dari Kantor Imigrasi Medan

Gaji Pokok Rp. 2.906.200 Tunjangan Istri Rp. 290.620 Tunjangan anak Rp. 116.248 Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp. 3.313.068 Tunjangan Jabatan Rp.

Tunjangan Beras Rp. 270.000 Pembulatan Rp.

-Jumlah Rp. 3.583.068

2. Penghasilan dari Kanwil Agama Medan

Tunjangan Jabatan 3.000.000 Jumlah Penghasilan Bruto 6.583.068

Rp. Pengurangan :

Biaya Jabatan

5% x 6.583.068 = Rp. 329.153 Iuran pensiun

4,75% x 3.313.068 = Rp. 157.371 486.524 Rp.

Penghasilan neto: 6.096.544 Penghasilan neto disetahunkan :

12 x 6.096.544 73.158.526 PTKP (K/3)

- Untuk Wajib Pajak 24.300.000 - Status WP Kawin 2.025.000 - Tanggungan (3 anak) 6.075.000

Rp. 32.400.000 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 40.758.526 PKP dibulatkan Rp. 40.758.000

PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun 2.037.900

PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan 169.825

PPh Pasal 21 di Kantor Imigrasi Medan 27.325

(41)

D. PPh Pasal 21 Masa Desember 2013 di Kanwil Agama Medan (2)

Penghasilan Bruto Agustus s.d. Desember 2013 15.000.000 Penghasilan Kantor Imigrasi Medan (Jan-Des) 46.776.816

Pembulatan

-Total Penghasilan Bruto Setahun 61.776.816 Pengurangan :

Biaya Jabatan

5% x 61.776.816 = Rp. 3.088.841 Iuran pensiun

4,75% x 39.756.816 = Rp. 1.888.449 4.977.290 Rp.

Penghasilan neto setahun: 56.799.526 PTKP (K/3)

- Untuk Wajib Pajak 24.300.000 - Status WP Kawin 2.025.000 - Tanggungan (3 anak) 6.075.000

Rp. 32.400.000 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 24.399.526 PKP dibulatkan Rp. 24.399.000

PPh Pasal 21 setahun 1.219.950

PPh Pasal 21 Kantor Imigrasi Medan a. PPh Pasal 21 Januari s.d. Juli

7 x 52.975 = 370.825 b. PPh Pasal 21 Agustus s.d. November

4 x 27.325 = 109.300 PPh Pasal 21 Masa Desember 27.325 PPh Psl 21 Kanwil Agama Medan (Agst- Nov)

4 x 142.500 = 570.000 1.077.450

(42)

Pelaporan SPT PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2012

Batas waktu penyampaian 31 Maret 2013

Besaran

PTKP

yang

digunakan

masih

menggunakan

besaran PTKP sesuai UU

(43)
(44)

Untuk

keperluan

penyuluhan,

bahan

presentasi ini (slide)

dapat dimodifikasi atau

dikondisikan sesuai dengan keperluan seperti

dengan

menambah atau mengurangi

slide

yang ada.

Jika

diperlukan,

softcopy

slide

dapat

Referensi

Dokumen terkait

Cara biasa yang akan dilakukan siswa adalah mendata semua kemungkinan munculnya mata dadu, kemudian memasukkan ke dalam persamaan dan mencari akar-akarnya. Tentunya cara

Hasil analisi hubungan didapati nilai p = = 0,215 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi antara kejadian BBLR dan Umur persalinan cukup bulan dan kurang bulan (tidak

Konsep yang dimaksud dapat berupa penyerapan ciri khas dalam membangun yaitu memperhatikan pencahayaan alami seperti penggunaan krepyak pada jendela agar cahaya yang masuk tidak

kemampuan mahasiswa yang akan belajar. Mahasiswa tahun ketiga diasumsikan berbeda tingkat kemampuannya dengan mahasiswa di tahun pertama, sehingga bahan kajian yang

Penelitian terdahulu menyangkut pengaruh tekanan ketaatan, kompleksitas tugas dan pengalaman auditor terhadap audit judgment yang dijadikan acuan dalam penyusunan

Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan niat melakukan whistleblowing ketika tingkat retaliasi kuat dan tidak ada perlindungan identitas dibandingkan dengan kondisi

Persentase frekuensi kehadiran jenis Aspergillus pada sampel simplisia jamu (%) Persentase kehadiran (%) No Species Aspergillus Rimpang kunyit ( Cucurma domestica. Val)

Dan juga didorong oleh keinginan untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play Services yaitu layanan akan akses internet yang cepat, suara (jaringan