• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 312009011 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 312009011 BAB III"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 3

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Deskripsi Lokasi Penelitian1

1. Latar Belakang Berdirinya Yayasan KAKAK

Yayasan KAKAK berdiri pada tanggal 23 Juli 1997. Yayasan

KAKAK merupakan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

yang mempunyai keprihatinan terhadap kepedulian untuk konsumen

anak. Berdirinya yayasan KAKAK merupakan bentuk kepedulian

dari beberapa orang terhadap permasalahan anak dan konsumen,

yaitu Bapak Agus Prambagio, Ibu Dewi Rahmawati, Ibu Emmy LS,

Ibu Ira Puspadewi, Bapak Irwanto, Bapak Muhammad Yani, Ibu

Nafsiah Mboi, Bapak Sudaryatmo, Ibu Tini Hadad, Bapak

Widjanarko ES, dan Bapak Widodo. Mereka menamai yayasan ini

KAKAK yang memiliki kepanjangan Kepedulian Untuk Konsumen

Anak. Mereka yang tergabung dalam anggota perintis yayasan ini

memiliki latar belakang yang berbagai macam, yang mana mereka

menyumbangkan seluruh tenaga dan pikiran dalam mendukung

seluruh kegiatan KAKAK. Pada awalnya Yayasan KAKAK fokus

hanya ke perlindungan konsumen anak, tetapi KAKAK akhirnya

sekarang juga fokus ke perlindungan anak dari kekerasan seksual.

1

(2)

2

Yayasan KAKAK melakukan penelitian tentang perilaku konsumtif

yang dilakukan anak-anak. Hasilnya dari perilaku konsumtif yang

dilakukan ditemukan anak yang menjadi anak yang dilacurkan

(pelacur anak). Selanjutnya diteliti, salah satu penyebab anak yang

dilacurkan adalah anak korban kekerasan seksual untuk itu

pendampingan anak korban kekerasan seksual salah satu tujuannya

agar mereka tidak menjadi anak yang dilacurkan.

2. Visi dan Misi Yayasan KAKAK

a. Visi Yayasan KAKAK

Menciptakan masyarakat Indonesia yang memenuhi hak-hak anak

yaitu kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan

partisipasi, dengan berdasarkan pada nilai-nilai kepentingan

terbaik untuk anak dan non diskriminasi.

b. Misi Yayasan KAKAK

1) Memberdayakan masyarakat agar mampu menjamin:

a) Kelangsungan hidup anak

b) Tumbuh kembang anak

c) Perlindungan terhadap anak

2) Menciptakan kesempatan bagi anak agar dapat

mengaktualisasikan potensi diri secara optimal

3) Mewujudkan Yayasan KAKAK yang profesional, independen,

(3)

3

4) Melakukan advokasi terhadap berbagai kebijakan agar berpihak

pada anak.

3. Tujuan dan Mandat Yayasan KAKAK

a. Tujuan Yayasan KAKAK

Memperjuangkan terpenuhinya hak-hak anak, khususnya anak

sebagai konsumen dan anak korban eksploitasi seksual melalui

pendidikan, advokasi, dan pelayanan.

b. Mandat Yayayan KAKAK

Sekumpulan orang yang peduli dan komit untuk memperjuangkan

terpenuhinya hak-hak khususnya anak sebagai konsumen dan anak

sebagai korban eksploitasi seksual secara profesional, independen,

mandiri, terbuka, dan berperspektif anak.

4. Peran Strategis Yayasan KAKAK

Dalam rangka visi, misi, mandat dan tujuan tersebut, Yayasan

KAKAK ingin menjadikan dirinya sebagai “Agent Of Social

Change” dengan peran-peran strategis:

1. Community Organizer, dengan fungsi:

Memperkuat akses terhadap sumber daya, penguasaan

(4)

4

2. Fasilitator, dengan fungsi:

Memfasilitasi proses belajar masyarakat dan

kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kemampuannya mengatasi

masalah.

3. Advokator, dengan fungsi:

Mendorong terjadinya perubahan-perubahan kebijakan yang

lebih berpihak pada kepentingan dan hak-hak anak.

4. Researcher, dengan fungsi:

Melakukan penelitian-penelitian kritis yang mampu

mendorong terbangunnya ilmu pengetahuan masyarakat, dan

berguna untuk mendukung mengembangkan model

pendidikan maupun advokasi.

5. Sistem/Konsep Program

a. Tindakan Preventif

Merupakan tindakan pencegahan dan penanggulangan sedini

mungkin. Tindakan preventif ini bertujuan memberi pengetahuan

kepada remaja agar tidak terjebak kepada hal-hal yang negatif.

Contoh tindakan preventif yang dilakukan adalah berupa

kampanye yang diadakan melalui obrolan di radio, iklan layanan

masyarakat, Rubrik Warung Gaul yang terdapat di Koran Solo Pos

tentang penanganan remaja, penyebaran poster tentang AIDS dan

(5)

5

b. Tindakan Recovery

Adalah tindakan yang diambil untuk membantu memulihkan

kondisi remaja yang rusak secara psikologis. Contoh tindakan

recovery adalah berupa seminar yang mengundang pembicara ahli

dan konseling.

c. Kegiatan Kelompok

Kegiatan ini bertujuan mengajak anak–anak yang terjerat masalah

untuk berkumpul bersama memecahkan masalah. Kegiatan ini

dilakukan secara rutin dan dibimbing oleh seorang Community

Organizer. Seorang Community Organizer berperan membimbing,

memperhatikan kondisi dan kehidupan anak-anak bimbingannya

supaya memiliki kehidupan yang lebih baik.

d. Klinik

Atau sering disebut dengan Medis Phsycologis. Kegiatan ini

bertujuan memberikan penanganan psikologi berupa konseling

kepada anak-anak yang sedang mengalami depresi atau masalah

pribadi.

e. Advokasi

Advokasi adalah tindakan perlindungan bagi anak-anak yang

(6)

6 f. Outreach

Merupakan kegiatan menjangkau daerah-daerah yang rawan

terhadap tindakan kekerasan seksual ataupun eksploitasi anak.

Kegiatan ini berupa kampanye yang bersifat preventif.

6. Struktur Organisasi

(7)

7 a. Pembina

Ketua : Ir. Emmy Lucy Smith

Sekretaris : Nining S. Muktamar, MSi

Bendahara : Rossana Dewi Rachmawati

Anggota : Drs. Widada Bujowiryono, M.Pd.

Prof. Irwanto, Ph. D.

Ir. Widjanarko Eka Saksana

Sudaryatmo, SH.

Mohammad Yani

Ir. Agus Pambagio

Suarhartini Hadad

Ir. Ira Puspa Dewi

b. Pengawas

Ketua : Kelik Wardiono, SH, M.H.

Anggota : Dr. Nanik Prihartanti

Pertiwi, Amd.

c. Pengurus

Ketua : Shoim Sahriyati, ST.

Sekretaris : Rita Hastuti, SP.

(8)

8 7. Sumber Dana Yayasan KAKAK

Yayasan KAKAK merupakan sebuah lembaga nirlaba yang

bergerak dalam bidang sosial, khususnya kepeduliannya terhadap

masalah-masalah anak. Selama ini dalam melaksanakan beberapa

programnya yayasan KAKAK mendapat bantuan dana baik dari luar

negeri maupun dalam negeri, seperti UNICEF dan Terre Des

Hommes. Akan tetapi salah satu lembaga funding dari luar negeri

yang sampai saat ini masih terus memberikan bantuan dana pada

yayasan KAKAK adalah Terre Des Hommes Belanda. Lembaga ini

adalah salah satu lembaga yang mempunyai ketertarikan pada

masalah anak-anak dan perempuan. Dari dalam negeri, yayasan

KAKAK juga menerima dukungan dari YLKI dan masyarakat yang

mempunyai kepedulian yang sama. Dalam melakukan

kegiatan-kegiatan lembaga selain mendapat bantuan dari lembaga funding,

yayasan KAKAK juga melakukan penggalian dana secara mandiri

untuk membiayai program-programnya yang tidak mendapat bantuan

dana dari lembaga funding. Penggalian dana tersebut dilakukan

dengan menjadi pembicara dalam seminar-seminar, pembuatan buku,

pembuatan poster maupun kaos yang dijual untuk umum.

8. Staff Recruitment

Dalam mengadakan perekrutan staf, yayasan KAKAK membuat

(9)

9

pengumuman langsung di sekretariat yayasan KAKAK. Syarat-syarat

atau prosedur yang harus dipenuhi oleh pendaftar antara lain dengan

mengirimkan surat lamaran, mengikuti tes psikologis dan

wawancara. Untuk syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pendaftar

disesuaikan dengan jenis jabatan yang dibutuhkan yayasan.

Seseorang yang berminat untuk bergabung dengan yayasan KAKAK

tidaklah harus mempunyai pengalaman dalam organisasi tertentu

ataupun harus seorang aktivis, pada dasarnya masyarakat umum

dengan latar belakang apapun bisa mengajukan surat lamaran. Akan

tetapi perekrutan ini sangat tergantung dengan kondisi dan kebutuhan

yayasan. Sedangkan setelah seorang staf diterima atau memenuhi

persyaratan yang diajukan yayasan, maka tahapan proses menjadi

staf dimulai dengan menjadi volunteer atau sukarelawan. Kemudian

dari hasil evaluasi yang biasanya dilakukan setelah 3 bulan maka

seseorang bisa menjadi staf part time, dan kemudian setelah di

evaluasi kembali dapat menjadi staf full time. Untuk posisi peneliti,

yayasan KAKAK juga pernah mengadakan sistem kerja kontrak,

biasanya untuk posisi ini kontrak kerja selama 1 tahun.

9. Fasilitas Yayasan KAKAK

Berkaitan dengan adanya kekerasan seksual terhadap anak,

Yayasan KAKAK berupaya membantu anak-anak tersebut dengan

(10)

10

KAKAK sangat memperhatikan kebutuhan mereka, seperti:

perkembangan kesehatan, pengetahuan, hiburan, dan kejiwaan atau

psikologis mereka dengan menyediakan berbagai fasilitas dan

pelayanan yang tersedia untuk membantu anak kapanpun dan apapun

yang berkaitan dengan kebutuhan mereka.

Yayasan KAKAK mempunyai dan menyediakan fasilitas bagi

anak-anak, yaitu:

a. Ruang konsultasi yang bisa digunakan oleh anak yang ingin

bercerita atau konsultasi terkait permasalahan yang mereka

sedang hadapi kepada orang yang dipercayanya.

b. Komputer yang bisa diakses anak setiap saat.

c. Alat musik seperti gitar dan organ sebagai hiburan mereka

dan untuk mengisi waktu kosong

d. Perpustakaan yang menyediakan beberapa buku untuk

menambah wawasan dan pengetahuan mereka.

e. Sanggar berupa gazebo yang luas, yang dapat digunakan

untuk semua kegiatan terutama pertemuan dan latihan teater.

Selain tersedianya fasilitas-fasilitas tersebut, Yayasan KAKAK

juga memberikan pelayanan kepada anak-anak. Metode yang

digunakan adalah melalui pendekatan personal yang bertujuan agar

adanya keterikatan hubungan Yayasan KAKAK sebagai pendamping

(11)

11

Pelayanan itu meliputi:

a. Tes psikologi, yang memiliki tujuan agar ada kedekatan

anak-anak dengan Yayasan KAKAK. Yayasan KAKAK sebagai

pendamping dan ketika permasalahan tersebut cukup berat

dan pendamping tidak mampu, maka terkadang juga ada

psikolog khusus untuk mereka, sehingga KAKAK

mengetahui perkembangan kondisi kejiwaan anak-anak.

b. Medis, yaitu berupaya merawat dan menjaga kesehatan,

terutama organ-organ reproduksi mereka.

c. Hukum, bertujuan mengupayakan keadilan hukum bagi

mereka. Namun fungsi pelayanan ini justru tidak berjalan

maksimal karena ada kecenderungan dari mereka sebagai

korban merasa takut untuk melapor bahkan menuntut

orang-orang yang telah berbuat tidak adil kepada mereka.

d. Bahkan demi menjaga hubungan baik dengan anak-anak serta

mengetahui proses perkembangan anak-anak binaannya yang

sudah lama tidak aktif karena tidak ada waktu sehingga sulit

diketahui perkembangannya, Yayasan KAKAK juga

mengadakan Home Visit, yang artinya datang ke

(12)

12 B. Hasil Penelitian Terhadap Kasus Anak Korban Kekerasan Seksual

Tahun 2011 Se-eks- Karesidenan Surakarta

Sepanjang tahun 2011 Yayasan KAKAK menjangkau 18 anak

korban kekerasan seksual. Tetapi yang didampingi oleh Yayasan

KAKAK sebanyak 13 kasus, yang diantaranya 7 kasus melalui jalur

hukum, 6 kasus non jalur hukum. Untuk 5 kasus lainnya keluarga

korban menolak untuk didampingi. Berikut ini merupakan hasil

penelitian terkait anak korban kekerasan seksual yang berhasil

dijangkau Yayasan KAKAK.

1. Wilayah Terjadinya Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak

Yayasan KAKAK menjangkau 18 kasus kekerasan seksual terhadap

anak di wilayah eks- Karesidenan Surakarta yang terdiri dari 7

kabupaten/ kota yakni Surakarta, Klaten, Boyolali, Wonogiri, Sragen,

Sukoharjo, dan Karanganyar. Untuk lebih detail berikut grafik

pembagian wilayah terjadinya kasus kekerasan seksual terhadap

(13)

13

Grafik 1 Wilayah Terjadinya Kasus Kekerasan Seksual Terhadap

Anak

Sumber Data : Yayasan KAKAK

Wilayah kasus terjadinya kekerasan seksual terhadap anak

terbanyak adalah di kota Klaten dengan jumlah 9 kasus. Yayasan

KAKAK melakukan pendampingan terhadap 9 anak korban

kekerasan seksual yang dilakukan berjaringan dengan LSM lokal

yang dalam proses pendampingannya melakukan advokasi pada

dinas-dinas terkait untuk secara bersama-sama melakukan

pendampingan dan penanganan langsung pada korban. Sebenarnya

banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi sepanjang tahun 2011 ,

tetapi tidak semua kasus kekerasan seksual terhadap anak dijangkau

dan didampingi oleh Yayasan KAKAK. 0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Boyolali Karanganyar Klaten Surakarta Sragen Sukoharjo Wonogiri

(14)

14

Untuk wilayah Surakarta juga rentan terjadi kasus kekerasan

seksual terhadap anak-anak. Selama tahun 2011, Yayasan KAKAK

menjangkau 3 anak korban kekerasan seksual yang berasal dari

Surakarta. Dari 3 kasus tersebut, salah satu kasus sumber

informasinya berasal dari masyarakat. KAKAK mencoba melakukan

advokasi pada masyarakat agar melakukan pendampingan pada anak,

hal itu dimulai dari tingkat RT, ibu PKK, dan masyarakat sekitar.

Namun anak dan keluarga korban tidak ingin didampingi oleh

Yayasan KAKAK dikarenakan keluarga korban ingin menyelesaikan

kasus ini secara kekeluargaan.

Wilayah Sragen terdapat 2 kasus kekerasan seksual terhadap

anak dan didampingi oleh Yayasan KAKAK. Sebenarnya kasus

kekerasan seksual terhadap anak banyak terjadi di Sragen, tetapi

tidak semua didampingi oleh Yayasan KAKAK, tetapi didampingi

oleh jaringan lokal yang terdapat di Sragen.

Beberapa hal yang mempengaruhi Yayasan KAKAK juga

memberikan pendampingan di wilayah Sragen adalah:

a. Banyaknya kasus di wilayah Sragen sehingga membuat

pendamping lokal di Sragen membutuhkan bantuan dan

dukungan dari Yayasan KAKAK.

b. Yayasan KAKAK merupakan satu-satunya lembaga yang

khusus melakukan pendampingan terhadap kasus kekerasan

(15)

15

sehingga jaringan lokal di Sragen lebih banyak meminta

bantuan dan dukungan dari Yayasan KAKAK.

Yayasan KAKAK menjangkau 2 korban kekerasan seksual

terhadap anak di kota Wonogiri. Dari 2 korban tersebut, 1 korban

tidak bersedia didampingi dan untuk 1 korban lagi bersedia

didampingi dalam bentuk pemulihan secara kesehatan. Sedangkan

wilayah Karanganyar terdapat 2 kasus yang ditangani oleh Yayasan

KAKAK.

Wilayah Boyolali Yayasan KAKAK tidak mendampingi korban

kasus kekerasan seksual terhadap anak. Dikarenakan di Boyolali

sudah terdapat LSM yang fokus terhadap perlindungan anak yaitu

Lembaga Kajian untuk Transformasi Sosial (LKTS) dan Penggerak

Partisipasi Perempuan, Anak dan Remaja Indonesia (PEPARI).

Banyak kasus yang terjadi di wilayah Boyolali tetapi sudah mampu

ditangani oleh LSM setempat, sehingga Yayasan KAKAK hanya

memberikan bantuan berupa konsultasi atau masukan saja jika ada

kasus kekerasan seksual terhadap anak.

Untuk kasus yang terjadi di Sukoharjo Yayasan KAKAK tidak

melakukan pendampingan. Yayasan KAKAK lebih mendorong dan

melakukan advokasi di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Lokal untuk

lebih intens melakukan pendampingan karena secara geografis

(16)

16

Yayasan KAKAK bekerja sama dengan beberapa lembaga di

wilayah dalam penanganan kasus kekerasan seksual terhadap anak,

contohnya adalah Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan

Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM) Surakarta, Aliansi Perempuan

Peduli (APP), Sukowati Sragen, Aliansi Perempuan Peduli (APP)

Makmur Sukoharjo, Aliansi Perempuan Peduli (APP) Sukses

Wonogiri, Setara Kita Klaten, Lembaga Kajian untuk Transformasi

Sosial (LKTS) Boyolali, Penggerak Partisipasi Perempuan, Anak dan

Remaja Indonesia (PEPARI) Boyolali. Dalam kerjasama ini,

Yayasan KAKAK memberikan dukungan kepada lembaga-lembaga

tersebut dalam melakukan pendampingan konsultasi ataupun

pendampingan hukum serta melakukan aksi ketika terdapat persoalan

(17)

17 2. Peran Yayasan KAKAK

Kasus kekerasan seksual terhadap anak ada yang sampai ke jalur

hukum, tetapi ada juga yang tidak. Berikut penjelasan lengkapnya.

Tabel 2 Kasus Litigasi atau Non Litigasi Yang Dilakukan

Yayasan Kakak Dalam Mendampingi Anak Korban

Kekerasan Seksual

Nomor Litigasi/Non Litigasi Jumlah Presentasi

1 Litigasi 12 67

2 Non Litigasi 6 33

JUMLAH 18 100%

Sumber Data : Yayasan KAKAK

Jika dilihat dari data diatas bahwa sejumlah 12 dari 18 kasus

korban kekerasan seksual terhadap anak dilanjutkan hingga ke proses

hukum. Hal ini bisa terjadi karena adanya kesadaran hukum dari

pihak keluarga korban kekerasan seksual untuk melanjutkan perkara

ini ke proses hukum dikarenakan beberapa faktor, yakni:

a. Korban hamil dan pelaku tidak mau bertanggung jawab, hal

ini menyebabkan keluarga korban melaporkan kasus ini ke

polisi.

b. Pelaku merupakan keluarga korban yang seharusnya

melindungi korban yang masih anak, contohnya adalah ayah

kandung, hal ini membuat anggota keluarga melaporkan kasus

(18)

18

c. Korban mengalami kekerasan seksual oleh lebih dari satu

orang atau telah berkali-kali mendapatkan kekerasan seksual

sehingga menyebabkan keluarga tidak diterima dan

melaporkan ke polisi.

d. Korban di bawa lari oleh pelaku hingga berhari-hari

menyebabkan keluarga menjadi khawatir dengan keadaan

korban dan akhirnya melaporkan ke polisi.

e. Adanya partisipasi dari masyarakat untuk melaporkan kasus

(19)

19

Berikut tabel lengkap data litigasi dan non litigasi:

Tabel 3. Daftar Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Yang Didampingi Oleh Yayasan KAKAK Secara Litigasi

Tempat Proses Hukum Penyidikan

Proses Hukum Penuntutan

Jeratan Tuntutan Vonis

1 Vivi

Kios BAP dilakukan

pada tanggal 17 Februari 2011 di

Poltabes Surakarta

Kasus masuk ke Kejaksaan Surakarta pada

April 2011

Pasal 81 (2) UUPA

Pada Juni 2011 JPU Kejaksaan Negeri Surakarta menuntut 5 tahun penjara dan denda

60 juta

Hakim PN Surakarta memvonis 4 tahun penjara, denda 60 juta

rupiah dan subsider 4 bulan penjara (jeratan vonis pasal 81 (2) pada tanggal 18 Februari 2011 di Polres Sragen

Kasus masuk ke Kejaksaan Sragen tahun penjara dan

denda 60 juta

Hakim PN Sragen memvonis 12 tahun penjara, denda 60 juta

rupiah dan subsider 4 bulan penjara (jeratan vonis pasal 81 (1)

UUPA 3 Erna Dwi S.

(Perempuan)

Tetangga Perkosaan + paksaan

Hotel BAP dilakukan

pada tanggal 17 Februari 2011 di

Polres Karanganyar

Kasus masuk ke Kejaksaan penjara dan denda

60 juta

Hakim PN Karanganyar memvonis 5 tahun penjara, denda 60 juta

rupiah dan subsider 2 bulan penjara (jeratan vonis pasal 81 (2)

(20)

20

Sawah BAP dilakukan

pada tanggal 7 Juni 2011 di Polres Klaten

Kasus masuk ke Kejaksaan Klaten

pada Juli 2011

Pasal 81 (1) pasal 82 untuk pelaku tumino

JPU Kejaksaan Negeri Klaten menuntut 7 tahun penjara dan denda

60 juta untuk musiono, edi, Siyono. Menuntut 3 th untuk tumino

dan jenowo

Hakim PN Klaten memvonis 5 tahun penjara, denda 60 juta

rupiah dan subsider 2 bulan penjara (jeratan vonis pasal 81 (2)

UUPA

5 Indarti S. (Perempuan)

Pacar Perkosaan + Ancaman

Hotel BAP dilakukan

pada tanggal 20 Juni 2011 di

Polsek Kebonarum

Kasus masuk ke Kejaksaan Klaten

pada Juli 2011

Pasal 81 (1) UUPA

JPU menuntut 6 thn Penjara

Hakim memvonis 4 thn penjara denda 60

jt rupiah (jeratan vonis psl 81(2)

Hotel Polisi belum bisa meminta keterangan anak karena anak depresi dan tidak mau memberikan keterangan. Polisi, keluarga dan pendamping mencoba memberikan pemahaman namun korban akan bunuh diri jika

terus dibahas dan ditanya oleh siapapun. Saat ini keluarga korban mencabut laporan.

7 Kurnia Ayu pada tanggal 25 Juli 2011 di

Polres Karanganyar

Kasus masuk ke Kejaksaan menuntut 6 tahun penjara dan denda

60 juta

Hakim PN Karanganyar memvonis 5 tahun penjara, denda 60 juta

subsider 3 bulan penjara (jeratan vonis

pasal 81 (2) UUPA

(21)

21

Dari data diatas dapat dilihat bahwa semua korban kekerasan

seksual terhadap anak yang berproses hukum berjenis kelamin

perempuan dan sebanyak 4 kasus di lakukan oleh orang dewasa

sebab orang dewasa menganggap dirinya orang yang kuat atau

memiliki kekuatan lebih daripada si korban yang di anggap lebih

lemah.

Dari 7 kasus kekerasan seksual terhadap anak yang berproses

hukum kesemuanya pelakunya adalah orang-orang terdekat korban.

Ada banyak faktor yang mendasari mengapa banyak pelaku

kekerasan seksual terhadap anak adalah orang yang dikenal bahkan

dekat dengan korban dan keluarga korban, yaitu:

a. Kurangnya rasa curiga keluarga korban terhadap pelaku

b. Keluarga korban terlalu percaya pada pelaku

c. Karena korban dan keluarga korban sudah mengenal dekat

bahkan dianggap seperti saudara sendiri

d. Memiliki konsep berpikir bahwa pelaku tidak mungkin akan

melakukan hal yang negatif terhadap korban

Dari 7 kasus kekerasan seksual terhadap anak yang berproses

hukum, kasus yang paling dominan atau paling banyak terjadi adalah

persetubuhan dengan modus bujuk rayu sebanyak 4 kasus dan untuk

(22)

22

persetubuhan dilakukan oleh tetangga dan pacar dari korban, sedangkan

kasus perkosaan pelakunya adalah pacar, tetangga, dan ayah kandung.

Yayasan KAKAK dalam mendampingi kasus kekerasan seksual

yang dilanjutkan ke proses hukum memberikan pendampingan mulai

dari proses di kepolisian sampai dengan adanya vonis dari hakim di

pengadilan. Untuk kasus kekerasan seksual terhadap anak yang

litigasi Undang-Undang yang digunakan adalah UU Nomor 23 Tahun

2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal yang digunakan adalah Pasal

81 dan Pasal 82, yang berisi bahwa ancaman pidana bagi pelaku

kekerasan seksual terhadap anak adalah minimal 3 tahun penjara dan

maksimal 15 tahun penjara. Dan dapat dilihat dari 7 kasus diatas

yang sudah ada vonis hakimnya, hukuman penjara yang didapat para

pelaku sesuai dengan ketentuan Pasal 81 dan 82, pelaku dijerat 4

(23)

23 Tabel 4. Daftar Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Yang Didampingi Oleh Yayasan KAKAK Secara

Non Litigasi

No Nama Korban Pelaku Kasus + Modus

Tempat Bentuk Non Litigasi

Peran Yayasan KAKAK

1 Budi Darmawan

(Laki-Laki)

Guru Ngaji Sodomi

+ Bujuk Rayu

Masjid Mediasi Melakukan intervensi pada keluarga dan

tokoh masyarakat agar memberikan pemahaman yang benar pada korban dan keluarga

2 Agam Saputra

(Laki-Laki)

Guru Ngaji Sodomi

+ Bujuk Rayu

Masjid Mediasi Melakukan intervensi pada keluarga dan

tokoh masyarakat agar memberikan pemahaman yang benar pada korban dan keluarga

3 Bintang Erlangga (Laki-Laki)

Guru Ngaji Sodomi

+ Bujuk Rayu

Masjid Mediasi Melakukan intervensi pada keluarga dan

tokoh masyarakat agar memberikan pemahaman yang benar pada korban dan keluarga

4 Bayu Aji

(Laki-Laki)

Guru Ngaji Sodomi

+ Bujuk Rayu

Masjid Mediasi Melakukan intervensi pada keluarga dan

tokoh masyarakat agar memberikan pemahaman yang benar pada korban dan keluarga

5 Dio Setiawan

(Laki-Laki)

Guru Ngaji Sodomi

+ Bujuk Rayu

Masjid Mediasi Melakukan intervensi pada keluarga dan

tokoh masyarakat agar memberikan pemahaman yang benar pada korban dan keluarga

6 Rini Ayuningsih (Perempuan)

Pacar Persetubuhan

+ Bujuk Rayu

Rumah Pelaku Negoisasi Karena korban hamil, maka KAKAK

Bersama dengan APPS Wonogiri membantu korban agar dapat akses melahirkan gratis di Rumah Sakit Moewardi Solo dengan membantu dalam pengurusan surat-surat perijinan

(24)

24

Untuk Budi Darmawan, Agam Saputra, Bintang Erlangga, Bayu

Aji, dan Dio Setiawan mengalami kasus yang sama yaitu sodomi

dengan pelaku yang sama dan saat yang bersama juga. Untuk kasus

sodomi ini mengapa didampingi oleh Yayasan KAKAK secara non

litigasi karena pada awalnya kasus ini ingin diproses secara hukum

tetapi hasil visum tidak ditemukan luka, sehingga kasus ini tidak

sampai pada tingkat pemeriksaan di kepolisian dan didampingi oleh

Yayasan KAKAK secara non litigasi. Peran Yayasan KAKAK

adalah memberikan intervensi pada keluarga korban dan tokoh

masyarakat terkait kasus yang terjadi, tetapi yang dimaksudkan

intervensi adalah penyuluhan kepada keluarga korban dan

masyarakat, agar mereka bisa memberikan pemahamanan yang benar

kepada korban, dan kasus yang sama tidak terjadi lagi pada

masyarakat sekitar dan terutama korban.

Kasus Rini Ayuningsih didampingi oleh Yayasan KAKAK

secara non litigasi karena hasil dari kekerasan seksual tersebut

membuat korban hamil. Jadi korban hanya meminta kepada Yayasan

KAKAK agar didampingi secara medis saja, yaitu dalam proses

(25)

25

Berikut penulis sajikan data detail kondisi anak korban kekerasan seksual antara sebelum didampingi oleh Yayasan

KAKAK dan setelah didampingi Yayasan KAKAK.

Tabel 5. Peran Pendampingan Yang Dijalankan Oleh Yayasan KAKAK

No Nama Korban

Kasus Kondisi Sebelum Dilakukan Pendampingan Kondisi Setelah Dilakukan Pendampingan

Psikologis Keluarga Masyarakat Psikologis Keluarga Masyarakat

1 Vivi

Tandiari M.

Persetubuhan Anak sangat pendiam dan

Orangtua anak tidak menyalahkan anak dan mensuport anak. Setiap hari orangtua mengantar dan menjemput di sekolah sebagai upaya agar anak merasa tidak diacuhkan oleh orangtuanya

Masyarakat tidak menyindir dan tetap bersikap baik terhadap anak dan keluarga. Masyarakat mensuport katika ayah anak

melaporkan pelaku karena sebagai efek jera. Bahkan

masyarakat pula yang melaporkan ketika kasus baru diketahui di polsek setempat

Anak lebih pelaku keluar dari penjara.

Walaupun keinginannya tidak bisa terpenuhi namun anak tidak merasa depresi namun dan tidak pernah membahas dijalani maka ia berkeinginan tetap melanjutkan proses hukum namun tetap memaafkan pelaku dan keluarganya

(26)

26

2 Windarw

ati

Perkosaan Anak sangat

pendiam dan anak merasa depresi. Namun ibu anak memberi motivasi pada anak untuk tetap bersemangat,

bersekolah dan tidak malu. Sang ibu tidak menyalahkan anak namun menyalahkan ayah kandung anak yang tidak bisa menjaga kehormatan anak kandungnya sendiri

Masyarakat tidak menyindir dan tetap bersikap baik terhadap anak dan keluarga. Masyarakat mensuport anak dan ibunya ketika kasus dilaporkan. Perangkat desa/tokoh

masyarakat ikut serta mengawal kasus dan ikut melaporkan pelaku di kepolisian

Anak lebih protectiv dan tidak mengijinkan anak pergi sendirian. Ibu anak juga menyita hp anak karena anak dekat dengan laki-laki sehingga ibu anak takut jikalau anak menjadi korban lagi

Masyarakat

Perkosaan Anak terlihat secara sepintas perhatian dan tidak menyalahkan anak. orangtua ketika mengajak mengobrol terkait dengan kejadian yang dialami oleh anak dengan bahasa yang mudah dimengerti anak namun tidak menekannya

(27)

27

4 Sari Persetubuhan Anak terlihat

secara sepintas tuna rungu dan tuna wicara. tinggal di Tangerang sehingga anak hanya tinggal bersama Nenek dan om. Nenek dan om sangat perhatian dan mendukung. Dalam melaporkan kasus ke polisi nenek dan om sangat proaktif dan mencoba mencari pendampingan dari LSM ataupun tokoh masyarakat.Dengan begitu membuat anak merasa memiliki yang dialami anak untuk dilaporkan dipolisi walaupun semua pelaku adalah tetangganya sendiri. Hal ini dilakukan sebagai efek jera bagi pelaku. Walaupun ada tetangga terutama yang memiliki anak sangat aktif dalam komunikasi dengan bahasa isyarat. Anak menjadi lebih manja dan ingin selalu

diperthatikan oleh sekelilingnya

Keluarga masih sama seperti semula sebelum kasus terungkap yakni sangat perhatian dan mensuport anak

Kondisi

masyarakat masih sama yaitu mendukung kasus yang dialami anak untuk dilaporkan

Orangtua anak sering memarahi anak dan menganggap anak tidak bisa menjaga kehormatan keluarga

Masyarakat tahu kejadian yang dialami anak namun

masyarakat terkesan cuek dan tidak peduli. Namun bagi keluarga anak hal ini justru disyukuri karena jika mayarakat

mencemooh keluarga anak justru akan

Anak lebih berani terbuka

(28)

28

orangtuanya pengertian

mengenai proses hukum yang harus dijalani anak dan keluarga

6 Kristina Persetubuhan Anak terlihat secara sepintas perhatian dan tidak menyalahkan anak. orangtua ketika mengajak mengobrol terkait dengan kejadian yang dialami oleh anak dengan bahasa yang mudah dimengerti anak namun tidak menekannya.namun anak akan marah jika hal itu ditanya berulang-ulang

(29)

29

Persetubuhan Anak sangat pendiam dan

Orangtua anak sudah sangat tua sehingga segala kasus yang dihadapi oleh anak diserahkan pada kakak anak. Kakak anak dan keluarga sangat mendukung dan memotivasi anak agar tidak takut dan kuat menghadapi persoalan yang dihadapi

Masyarakat mengetahui kasus yang dialami anak dan tidak

mengucilkan

keluarga anak namun respon untuk

membantu anak dan keluarga masih kurang. Hanya keluarga terdekat saja yang membantu

Anak sedikit demi sedikit mau sifat pendiam dan introvert masih sering muncul di diri anak

Orangtua masih sama seperti semula sebelum kasus yang dialami anak dan tidak

mengucilkan keluarga anak namun respon untuk membantu anak dan keluarga masih kurang. Hanya keluarga terdekat saja yang membantu

8 Budi

Darmaw an

Sodomi Anak sangat

ceria dan tidak mengerti dengan apa yang menimpanya

Orangtua sangat perhatian dan tidak pernah membahas peristiwa yang terjadi pada anak.

Masyarakat dan tokoh-tokoh di desa sangat peduli karena korbannya sangat banyak sehingga pemerintah desa ikut membantu untuk menangani permasalah anak-anak yang menjadi korban

Anak sangat ceria dan tidak

mengalami perubahan pasca kasus

Orangtua masih sama seperti semula yakni sangat perhatian dan tidak pernah membahas peristiwa yang terjadi pada anak

Masyarakat dan tokoh-tokoh di desa masih sama bahkan lebih peduli yaitu ditambah dengan memberi

(30)

30

9 Agam

Saputra

Sodomi Anak sangat

pendiam dan perhatian dan tidak pernah membahas peristiwa yang terjadi pada anak

Masyarakat dan tokoh-tokoh di desa sangat peduli karena korbannya sangat banyak sehingga pemerintah desa ikut membantu untuk menangani permasalah anak-anak yang menjadi korban sama seperti semula sebelum kasus terungkap yakni sangat perhatian dan tidak pernah membahas peristiwa yang terjadi pada anak

Masyarakat dan tokoh-tokoh di desa masih sama bahkan lebih peduli yaitu ditambah dengan memberi

pemahaman pada anak dan keluarga agar kasus tidak terulang kembali 10 Bintang

Erlangga

Sodomi Anak sangat

ceria dan tidak mengerti dengan apa yang menimpanya

Orangtua sangat perhatian dan tidak pernah membahas peristiwa yang terjadi pada anak

Masyarakat dan tokoh-tokoh di desa sangat peduli karena korbannya sangat banyak sehingga pemerintah desa ikut membantu untuk menangani permasalah anak-anak yang menjadi korban

Anak sangat ceria dan tidak

mengalami perubahan pasca kasus

Orangtua masih sama seperti semula sebelum kasus terungkap yakni sangat perhatian dan tidak pernah membahas peristiwa yang terjadi pada anak

Masyarakat dan tokoh-tokoh di desa masih sama bahkan lebih peduli yaitu ditambah dengan memberi

pemahaman pada anak dan keluarga agar kasus tidak terulang kembali

11 Bayu Aji Sodomi Anak sangat

ceria dan tidak mengerti dengan apa yang menimpanya

Orangtua sangat perhatian dan tidak pernah membahas peristiwa yang terjadi pada anak

Masyarakat dan tokoh-tokoh di desa sangat peduli karena korbannya sangat banyak sehingga pemerintah desa ikut membantu untuk menangani permasalah anak-anak yang menjadi korban

Anak sangat ceria dan tidak

mengalami perubahan pasca kasus

Orangtua masih sama seperti semula sebelum kasus terungkap yakni sangat perhatian dan tidak pernah membahas peristiwa yang terjadi pada anak

Masyarakat dan tokoh-tokoh di desa masih sama bahkan lebih peduli yaitu ditambah dengan memberi

(31)

31

12 Dio

Setiawan

Sodomi Anak sangat

pendiam dan perhatian dan tidak pernah membahas peristiwa yang terjadi pada anak

Masyarakat dan tokoh-tokoh di desa sangat peduli karena korbannya sangat banyak sehingga pemerintah desa ikut membantu untuk menangani permasalah anak-anak yang menjadi korban sama seperti semula sebelum kasus terungkap yakni sangat perhatian dan tidak pernah membahas peristiwa yang terjadi pada anak

Masyarakat dan tokoh-tokoh di desa masih sama bahkan lebih peduli yaitu ditambah dengan memberi

pemahaman pada anak dan keluarga agar kasus tidak terulang kembali

13 Rini

Ayuning sih

Persetubuhan Pendamping baru bertemu 1 kali pada anak dan keluarga ketika pengurusan kelahiran di Rumah sakit Dr Moewardi. Anak sudah didampingi oleh APPS Wonogiri dan dari rujukan APPS untuk mengakses melahirkan gratis di RS Moewardi Solo sehingga KAKAK dan SPEKHAM membantu dalam rehabilitasi kesehatan dengan pengurusan surat-surat dan lobby instansi terkait.

14 Yenis

Septia

Pencabulan Anak tidak didampingi karena keluarga menolak untuk didampingi

15 Wulan Perkosaan Anak tidak didampingi karena keluarga menolak untuk didampingi

16 Novia

Sekar

Persetubuhan Anak tidak didampingi karena keluarga menolak untuk didampingi

17 Yuli

Astuti

Persetubuhan Anak tidak didampingi karena keluarga menolak untuk didampingi

18 Ismi

Jayanti

Perkosaan Anak tidak didampingi karena keluarga menolak untuk didampingi

(32)

32

Pendampingan yang dilakukan Yayasan KAKAK dapat dilihat

perbedaannya ada di 3 bidang yaitu psikologi anak, orang tua anak,

dan masyarakat tempat tinggal anak berada. Bidang psikologi anak

Yayasan KAKAK melakukan pendampingan dengan cara melakukan

konsultasi secara pribadi kepada anak, anak korban kekerasan

seksual banyak yang mengalami tekanan secara batin, menjadi

tertutup, malu, oleh karena itu Yayasan KAKAK melakukan

pendampingan konsultasi agar kondisi batin anak lebih baik, anak

menjadi lebih terbuka, tidak malu lagi. Contohnya adalah kasus yang

dialami oleh Vivi Tandiari, Ia adalah korban persetubuhan yang

dilakukan oleh pacarnya sendiri. Sejak kasus kekerasan seksual

menimpa dirinya, Ia menjadi orang yang pendiam, tampak murung

dan enggan keluar rumah karena mengalami tekanan batin yang luar

biasa, tetapi setelah dilakukan pendampingan oleh Yayasan KAKAK

dengan konsultasi, Ia menjadi lebih terbuka dan sudah berani

mengutarakan keinginannya kepada orang tuanya.

Untuk pendampingan kepada orang tua Yayasan KAKAK

mendampingi dengan cara memberikan konsultasi, dan intervensi

agar orang tua bisa memiliki pikiran yang terbuka terkait kasus yang

dialami oleh anaknya. Kasus Indarti adalah contoh kasus yang

dimana orang tua korban menyalahkan anak karena anak dianggap

tidak bisa menjaga nama baik keluarga, tetapi Yayasan KAKAK

(33)

33

akhirnya orang tua bisa lebih mengerti dan mengendalikan rasa

emosi terhadap anak.

Pendampingan kepada masyarakat, Yayasan KAKAK

mendampingi dengan cara memberikan intervensi pada tokoh

masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Kasus Indarti adalah contoh

kasus dimana masyarakat awalnya sebelum dilakukan pendampingan

oleh Yayasan KAKAK mereka tidak peduli dan cuek terhadap kasus

yang terjadi, tetapi setelah Yayasan KAKAK melakukan

pendampingan masyarakat jadi lebih peduli dengan memberikan

dukungan secara moril.

Untuk 5 kasus yang tidak didampingi oleh Yayasan KAKAK

disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu:

a. Keluarga masih memiliki pemikiran yang salah terkait adanya

lembaga swadaya masyarakat KAKAK, pemikiran mereka

jika KAKAK membantu memberikan pendampingan maka

mereka harus mengeluarkan biaya untuk membayar KAKAK,

padahal KAKAK sudah memberikan pengertian bahwa

pendampinga bersifat gratis, tetapi keluarga terutama orang

tua anak yang menjadi korban kekerasan seksual menolak

untuk didampingi oleh KAKAK.

b. Keluarga merasa mampu menyelesaikan kasus kekerasan

(34)

34

c. Keluarga merasa apa yang dialami oleh anak adalah aib, dan

keluarga tidak ingin kasus kekerasan seksual yang terjadi

diketahui oleh orang lain, termasuk juga Yayasan KAKAK.

Berdasarkan UU Perlindungan Anak Pasal 72 yang berbunyi :

Pasal 72

(1) Masyarakat berhak memperoleh kesempatan seluas-luasnya

untuk berperan dalam perlindungan anak.

(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilakukan oleh orang perseorangan, lembaga perlindungan anak,

lembaga sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat,

lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, badan usaha, dan media

massa.

Maka Yayasan KAKAK mempunyai kesempatan yang

seluas-luasnya untuk berperan dalam perlindungan anak, karena yang

dimaksud dengan peran masyarakat dalam Pasal 72 ayat 2 salah satunya

adalah lembaga swadaya masyarakat, dan Yayasan KAKAK merupakan

lembaga swadaya masyarakat. Kesempatan untuk berperan dalam

perlindungan anak sudah dijalankan oleh Yayasan KAKAK, tetapi

Yayasan KAKAK memang lebih fokus pada perlindungan anak dari

kekerasan seksual. Dan oleh karena itu berdasarkan UU Perlindungan

Anak, pemenuhan hak oleh anak korban kekerasan seksual dapat berupa

(35)

35

a. Pemenuhan hak hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi

secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,

serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi

yang tertuang dalam Pasal 4 UU Perlindungan Anak.

Fakta dalam contoh kasus: Kasus Kristina. Dalam kasus tersebut

Yayasan KAKAK memberikan pendampingan secara psikologis

karena setelah terjadinya kasus kekerasan seksual yang

menimpa Kristina, Ia menjadi tertutup tidak mau berinteraksi

dengan lingkungannya dan merasa tertekan. Disinilah Yayasan

KAKAK mengambil peran dalam pemenuhan hak anak untuk

tumbuh kembang berpartisipasi secara wajar agar anak menjadi

terbuka, mau berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan tidak

tertekan, dan hal itu berhasil dilakukan Yayasan KAKAK. Dan

juga Yayasan KAKAK memberikan bantuan berupa beasiswa

uang masuk sekolah kepada Kristina karena Ia naik kelas 1

SMA. Dari layanan beasiswa tersebut, Yayasan KAKAK berarti

telah berusaha mengambil peran dalam pemenuhan hak anak

tumbuh, kembang, berpartisipasi secara wajar seperti halnya

anak-anak lain yang berhak memperoleh pendidikan

setinggi-tingginya.

b. Pemenuhan hak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan

sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan

(36)

36

Fakta dalam contoh kasus: kasus Rini Ayuningsih yang

mendapat bantuan medis atau bantuan di bidang pelayanan

kesehatan, Yayasan KAKAK membantu dalam pengurusan ijin

agar anak korban kekerasan seksual yaitu Rini Ayuningsih dapat

melahirkan gratis di RS Moewardi Solo.

c. Pemenuhan hak mendapatkan perlakuan secara manusiawi,

memperoleh bantuan hukum, membela diri dan memperoleh

keadilan dalam pengadilan yang tertuang dalam Pasal 17 ayat 1

UU Perlindungan Anak.

Fakta dalam contoh kasus: kasus Sari yang memperoleh bantuan

hukum oleh Yayasan KAKAK. Sari merupakan korban

persetubuhan, orang tuanya tinggal di Tangerang, dan Sari

tinggal di Klaten bersama om dan neneknya. Om dan neneknya

berkeinginan memproses kasus yang menimpa Sari ke jalur

hukum, dan mereka sangat proaktif dalam mencari

pendampingan dari LSM ataupun tokoh masyarakat. Akhirnya

mereka menemukan LSM sebagai pendamping yaitu KAKAK.

Dan KAKAK mendampingi kasus Sari melalui proses hukum

awal dari penyidikan di kepolisian hingga proses hukum akhir

yaitu hakim menjatuhkan vonis bagi pelaku di pengadilan, yang

dimana akhirnya pelaku divonis 5 tahun penjara, denda 60 juta

(37)

37

Berikut merupakan beberapa contoh penemuan kasus yang

didampingi oleh Yayasan KAKAK:

a. Contoh kasus kekerasan seksual terhadap anak yang litigasi

1) Kasus Kristina

a) Latar belakang keluarga

Kristina merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara. Adiknya

berjenis kelamin perempuan dan kakaknya laki-laki. Kristina

berasal dari keluarga yang sederhana, ayah Kristina bekerja

sebagai buruh bangunan dan ibu sebagai buruh jahit.

Sedangkan kakak laki-laki bekerja sebagai buruh bangunan dan

adik masih bersekolah kelas 3 SMP. Walaupun kondisi

keuangan keluarga tersebut tergolong sederhana namun

orangtua tetap menyekolahkan anak hingga bisa lulus SMA.

Keluarga Kristina tergolong kurang harmonis. Kakak

Kristina sering memukulnya walaupun terkadang tanpa

diketahui penyebabnya dan hal ini membuat Kristina tidak

betah dirumah. Orangtua Kristina juga hanya diam saja ketika

kakak laki-lakinya itu memukul Kristina. Hal ini karena

orangtuanya juga takut jika melihat kakak Kristina

marah-marah. Sebenarnya orangtua Kristina tidak pernah memukulnya

namun dengan kondisi kakaknya yang mudah marah sehingga

membuat Kristina merasa tidak betah dirumah dan

(38)

38

Apalagi setelah kasus kekerasan seksual yang menimpa

Kristina sehingga membuat kakaknya sering marah dan

memukul tanpa alasan. Namun Kristina merasa bahwa hal ini

terjadi karena kakaknya malu terhadap dirinya karena kasus

kekerasan seksual telah diketahui oleh tetangga. Orangtua

Kristina terlihat peduli pada Kristina, walaupun kasus

kekerasan seksual menimpanya namun orangtua tidak

memukul dan memarahi. Mereka justru memberikan support

agar Kristina tetap sekolah dan tidak berpengaruh pada kondisi

psikologi Kristina.

b) Profil diri anak

Kristina adalah anak perempuan berumur 15 tahun. Kristina

bersekolah kelas 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di

Klaten. Saat kasus kekerasan seksual terungkap Kristina

bersekolah kelas 3 SMP dan menunggu kelulusan. Selama

menunggu kelulusan Kristina membantu ibunya membuat

payet kebaya yang diambil dari tetangganya. Dengan

membantu ibunya membuat payet ia dapat mengumpulkan

uangnya sendiri. Bahkan dari ia membuat payet tersebut maka

ia bisa membeli hp sendiri.

Secara fisik Kristina mempunyai wajah yang cantik dan

berkulit coklat. Ia tegas dan supel, mudah akrab pada orang yang

(39)

39

yang ia alami. Hubungan anak sangat dekat dengan ibunya

sehingga ia sering bercerita pada ibunya. Setelah kejadian yang

menimpa, ibu sangat protektif dan cenderung terlalu khawatir jika

anak bepergian. Tak jarang ibu sering mengikuti anak ketika ia

pergi.

c) Kronologi kasus

Kristina adalah korban persetubuhan yang dilakukan oleh

tetangganya. Pelaku dan korban tinggal berdekatan sehingga

antara keduanya sudah kenal terlebih dahulu. Pelaku sudah

mempunyai 2 istri dan 1 anak. Kedua istri pelaku bekerja sebagai

Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia dan anak dari pelaku

diasuhnya sendiri. Karena rumah korban dan pelaku berdekatan

maka anak dari pelaku yang masih kecil sering main ke rumah

korban. Bahkan korban dan anak pelaku sangat dekat. Tanpa di

sadari karena kedekatan itulah tumbuh rasa sayang dari pelaku

pada korban karena korban sangat dekat dengan anaknya.

Namun korban tidak menyadari jika pelaku memberikan

perhatian yang lebih pada korban. Sering korban dijemput ketika

sekolah, bahkan sering diajak jalan-jalan. Karena merasa

tetangganya sendiri dan masih mempunyai hubungan kekerabatan

maka korban tidak curiga pada pelaku.

Pada suatu ketika ketika korban pulang sekolah dijemput

(40)

40

melihat pemandangan maka pelaku mengajak korban untuk

beristirahat di hotel yang tidak jauh dari situ. Korban yang juga

merasa capek akhirnya menuruti kemauan pelaku. Di dalam

kamar hotel ketika sedang berbincang-bincang pelaku merayu

korban untuk dilayani. Pada awalnya korban berontak, namun

karena tenaga korban yang tidak sebanding dengan pelaku maka

pelaku berhasil menyetubuhi korban.

d) Layanan/pendampingan yang diterima oleh anak dan

keluarga

Proses pendampingan dalam kasus ini berawal dari laporan

Setara kita (NGO lokal di Klaten) yang merupakan anggota

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak

(P2TP2A) kabupaten Klaten. Karena korban awalnya menolak

jika kasus ini sampai diproses maka memerlukan penanganan

secara sama. Sehingga Yayasan KAKAK

bersama-sama dengan Aliansi Setara Kita melakukan pendampingan

secara berkelanjutan terkait kasus Kristina dan pendampingan

tersebut ditujukan pada diri korban dan keluarganya.

 Pendampingan Psikologi

Pendampingan secara psikologis dilakukan

bersama-sama antara Yayasan Kakak dan Setara Kita.

Pendampingan secara psikologis dilakukan secara

(41)

41

mengalami kekerasan seksual juga mendapat kekerasan

fisik dari Kakaknya sehingga berdampak pada kondisi

psikologis korban.

Dari pendampingan terhadap korban diharapkan korban

terbuka dan tidak tertekan. Setelah adanya konseling,

dampak yang dirasakan bagi korban adalah korban tetap

mau sekolah dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Konseling dilakukan Yayasan KAKAK juga terhadap

orangtuanya karena orangtua juga harus mempunyai

peran dalam mengembalikan kondisi psikologis korban

dan juga untuk meminimalisir tindakan kekerasan fisik

dari kakaknya.

 Pendampingan Hukum

Pendampingan hukum dilakukan sejak proses

penyidikan di kepolisian. Dalam proses penyidikan di

kepolisian korban awalnya menolak untuk

memberikan keterangan pada polisi karena ia merasa

takut jika berurusan dengan polisi. Sampai beberapa

kali dipanggil ia tidak mau datang. Namun dengan

dukungan dari keluarga dan pendampingan secara

berkelanjutan dari Yayasan KAKAK dan Setara Kita

maka korban mau diperiksa oleh Polisi. Namun

(42)

42

kasus karena jika diteruskan maka Ia akan bunuh diri.

Pendampingan pada korban intensif dilakukan agar

korban mau melanjutkan pemeriksaan tetapi anak

mengancam akan bunuh diri dan pergi dari rumah.

Oleh karena itu akhirnya orangtua memutuskan tidak

melanjutkan perkara ini secara hukum.

 Layanan Beasiswa

Layanan beasiswa diberikan pada korban yakni dengan

memberikan support pembayaran uang masuk sekolah

karena korban naik kelas 1 SMA.

2) Kasus Windarwati

1) Latar belakang keluarga

Windarwati merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara. Adiknya

berjenis kelamin laki-laki kelas 3 Sekolah Dasar. Windarwati

berasal dari keluarga yang sederhana, Ayah sebagai buruh

bangunan dan ibunya sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di

Malaysia sebagai Pembantu Rumah Tangga.

Keluarganya kurang harmonis, sebelum ibu Windarwati

memutuskan untuk menjadi TKW, orang tua Windarwati sering

bertengkar dan ayahnya sering memukul dan menganiaya ibunya.

Ibunya pernah pergi ke Jakarta dan meninggalkan keluarga,

sehingga membuatnya sering merasa sedih dan kurang nyaman

(43)

43 menjaga adik yang masih membutuhkan perhatian dan kasih

sayang dari orangtuanya.

Ketika ibunya menjadi TKW, Windarwati di rumah dengan

ayah dan adiknya. Sering ayahnya tidak pulang ke rumah dan

sering mabuk. Hal ini membuatnya tidak nyaman dan merasa

kurang kasih sayang. Beruntung masih ada kakek nenek dan juga

saudara ibunya yang selalu memberi perhatian sehingga dia tidak

terlalu kesepian. Walaupun begitu Windarwati tertutup pada

keluarga besarnya terkait perilaku ayahnya karena takut ayahnya

marah. Ayahnya juga selalu melarang jika ia pergi kerumah kakek

neneknya.

2) Profil diri anak

Windarwati adalah anak perempuan berumur 16 tahun yang

cantik, berkulit putih dan supel. Lahir di Sragen, 30 Desember

1994, kelas 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Di sekolah

dia tergolong siswa pandai dan banyak teman. Banyak kegiatan

di sekolah dan di rumah yang dia ikuti. Namun semenjak kasus

kekerasan seksual menimpanya, Windarwati memutuskan untuk

tidak sekolah lagi karena ia tidak ingin teman-teman dan sekolah

tahu kasus yang menimpanya. Selain itu sifatnya juga berubah,

dia menjadi pendiam dan tidak banyak bicara jika tidak diajak

(44)

44 Selama tidak bersekolah ia belajar menjahit kepada tantenya.

Selain itu kadang ia juga membantu tetangganya menggoreng

gorengan untuk dijual. Windarwati memiliki keinginan untuk

belajar di pesantren. Tetapi saat ini dia belum siap, karena masih

takut bila harus pergi jauh.

3) Kronologi kasus

Windarwati adalah korban perkosaan yang dilakukan oleh

ayah kandungnya sendiri. Karena di rumah hanya ada

Windarwati, adiknya serta ayahnya. Sehingga dengan leluasa

ayah membujuk dan mengancam Windarwati untuk melayaninya.

Kejadian berawal pada hari Selasa tanggal 27 Juli 2010 pukul

22.00 WIB. Saat itu ayahnya tidur dengan adik laki-lakinya dan

dia tidur sendirian. Ketika dia sudah tidur,ayahnya memintanya

untuk melayaninya karena ayah kangen pada ibunya. Ayah

menganggap wajahnya mengingatkan pada ibu. Dia sempat

menolak karena merupakan tindakan berdosa namun sang ayah

justru membujuk anak karena dilakukan sebagai bukti bakti anak

pada ayahnya. Karena tetap menolak maka dia ditampar dan

diperkosa, bahkan tangan anak diikat dengan ikat pinggang agar

anak tidak bisa berontak. Tanpa perlawanan yang berarti maka

dengan leluasa, sang ayah dapat memperkosa anaknya. Kejadian

itu berlangsung berulang-ulang hingga 9 kali selama kurun waktu

(45)

45 tidak menceritakan kejadian yang di alaminya pada sipapun

karena ia takut akan ancaman ayahnya yang akan membunuhnya

jika dia menceritakan pada siapapun bahkan juga mengancam

keselamatan adiknya.

Kejadian terungkap pada bulan Januari 2011, saat ibunya

pulang. Ibu anak curiga dengan perubahan sifat dan perilaku

anaknya yang ketakutan terhadap ayahnya. Anak juga menjadi

kasar dan cepat marah. Akhirnya pada awal Februari 2011, anak

mengaku dihadapan ibu dan juga kakek neneknya jika ia

diperkosa oleh ayahnya ketika ibu di Malaysia. Akhirnya kasus

dilaporkan di Kepolisian.

4) Layanan/pendampingan yang diterima oleh anak dan

keluarga

Proses pendampingan dalam kasus ini berawal dari laporan

dari Aliansi Peduli Perempuan Sukowati (APPS) yakni NGO

lokal di Sragen. Karena pelaku merupakan ayah kandungnya

sendiri, memerlukan penanganan secara bersama-sama untuk

mengatasi dampak psikologis yang besar bagi anak dan keluarga.

Sehingga Yayasan KAKAK bersama-sama dengan APPS

melakukan pendampingan secara berkelanjutan pada anak dan

(46)

46 Pendampingan / layanan lain yang dilakukan adalah :

 Pendampingan Psikologi

Pendampingan secara psikologis dilakukan

bersama-sama antara Yayasan Kakak, APPS dan Psikolog dari

Dinas Sosial Sragen. Pada awal kasus, anak langsung

ditangani secara psikologis oleh psikolog Dinas Sosial

Sragen, dari hasil test psikologis pada anak memang

anak mengalami traumatis dan pada kondisi tertekan.

Sehingga dibutuhkan orang-orang terutama keluarga

untuk mensupport dan membesarkan hatinya. Yayasan

Kakak mencoba memberikan intervensi pada ibu anak

dan keluarga besar agar ikut mensuport anak dan

membuat kondisinya nyaman jika berada di rumah.

Untuk memulihkan kondisi psikologisnya yang masih

trauma jika di rumah APPS memintanya untuk tinggal di

shelter selama 2 minggu. Setelah 2 minggu di shelter,

kondisi anak lebih baik dan ibunya mengkondisikan

agar anak nyaman dirumah. Walau terkadang anak

teringat kejadian yang menimpanya namun anak

bertekad untuk menyongsong masa depan yang lebih

(47)

47

 Pendampingan Hukum

Pendampingan hukum ini dilakukan sejak proses

penyidikan di kepolisian sampai dengan proses

persidangan di pengadilan. Dalam prosesnya dilakukan

pengawalan terhadap kasus, sehingga berjalan sesuai

dengan UU yang ada. Saat pembacaan tuntutan, pelaku

dituntut 15 tahun penjara. Dan saat kasus sudah selesai di

persidangan, pelaku di jatuhi vonis hakim 12 tahun

penjara, Denda 60 Juta rupiah subsider 4 bulan

kurungan.

b. Contoh kasus kekerasan seksual terhadap anak yang non litigasi

1) Kasus Budi

a) Kronologi peristiwa

Budi adalah seorang laki-laki yang berusia 9tahun yang

menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh guru ngajinya

yang bernama Abdul Hamid, pada tanggal 9 Desember 2010 saat

Budi dan teman-temannya bermain di kos pelaku.

Pelaku mengajak bermain Budi dan temannya dikamar mandi,

maka anak dan teman-temannya mandi bersama. Di situ pelaku

mengesek-gesekan dan meraba kelamin anak.

Dilain kesempatan juga terjadi kekerasan seksual terhadap

anak-anak, kasus itu terjadi disaat anak sedang mengaji bersama

(48)

48 meraba dan menggesek-gesekan kelamin anak-anak. Pelaku

mengunci pintu masjid tempat anak-anak mengaji. Pelaku

menyuruh anak-anak membuka celana dan pelaku meraba-raba

dan menggesek-gesekan kelamin anak-anak yang ada di masjid.

Saat itu ada tetangga yang tahu kejadian tersebut dan melaporkan

pada perangkat desa setempat.

b) Profil diri anak dan keluarga

Budi adalah anak berumur 9 tahun yang memiliki kulit hitamn

tinggi badan kira-kira 135cm, berat badan 30kg dan rambut

pendek. Budi mempunyai sifat seperti anak-anak kebanyakan

yang ceria dan mudah bergaul dengan teman-temannya bahkan

orang yang baru dikenalnya sekalipun. Saat ini Budi bersekolah

kelas 3 SD.

Keluarga Budi tergolong keluarga yang sederhana karena ayah

Budi bekerja sebagai penambang pasir dialiran sungai gunung

merapi dan ibu sebagai pedagang.

c) Proses pendampingan

Pada saat KAKAK mengetahui tindakan persetubuhan

terhadap anak dari PPA Polres Klaten, KAKAK bersama Setara

Kita melakukan penjangkauan terhadap anak. Namun kasus yang

menimpa anak tidak sampai pada tingkat pemeriksaan di

kepolisian karena dari hasil visum tidak ditemukan luka. Selain

(49)

49 berdampak banyak pada kehidupan keluarga korban, juga

keluarga korban menganggap anak tidak mengalami trauma. Oleh

karena itu peran KAKAK hanyalah melakukan intervensi pada

keluarga dan tokoh masyarakat agar memberikan pemahaman

yang benar pada korban dan keluarga korban.

Masyarakat dan tokoh-tokoh di desa sangat peduli dengan

kasus ini karena korbannya sangat banyak sehingga pemerintah

desa ikut turun tangan langsung untuk menangani permasalahan

anak-anak yang menjadi korban. Kepedulian ditunjukkan dengan

cara memberikan pemahaman pada anak dan keluarga agar kasus

serupa tidak terulang lagi.

C. Analisis Terhadap Kasus Anak Korban Kekerasan Seksual Tahun 2011 Se-eks- Karesidenan Surakarta

1. Pendampingan Oleh Yayasan KAKAK

Dari 13 kasus kekerasan seksual terhadap anak yang ditangani

oleh Yayasan KAKAK tahun 2011, tentu saja Yayasan KAKAK

sangat mempunyai peran dalam menangani kasus-kasus tersebut,

peran Yayasan KAKAK dapat dilihat dalam berbagai aspek.

Contohnya adalah aspek secara psikologis, medis, dan hukum.

Untuk pendampingan secara psikologis terhadap anak korban

kekerasan seksual, hal itu memang sudah dilakukan mengingat anak

(50)

50

cukup kuat, apalagi pelakunya adalah orang terdekat korban yaitu

orangtua sendiri. Contoh kasusnya adalah kasus Windarwati yang di

perkosa oleh ayah kandungnya sendiri, sehingga membuat anak

merasa sangat tertekan dan trauma, tetapi Yayasan KAKAK bekerja

sama dengan Aliansi Perempuan Peduli Sragen dan Dinas Sosial

Sragen melakukan perannya dengan baik, yaitu membawa anak

untuk tinggal di shelter selama 2 minggu untuk penyembuhan trauma

secara intensif dan akhirnya setelah 2 minggu Windarwati merasa

keadaannya membaik dan bertekad menyonsong masa depan yang

lebih baik. Dan pendampingan secara psikologis yang dilakukan oleh

Yayasan KAKAK itu berarti Yayasan KAKAK telah menjalankan

atau sesuai dengan Pasal 8 UU Perlindungan Anak yang berisi setiap

anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial

sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.

Selain pendampingan secara psikologis, Yayasan KAKAK juga

memiliki peran dalam bantuan hukum terhadap anak korban

kekerasan seksual. Yayasan KAKAK membantu anak korban

kekerasan seksual dalam memperoleh hak-haknya secara hukum,

biasanya kebanyakan anak-anak korban kekerasan seksual tidak

mengerti bagaimana memperoleh hak-hak mereka secara hukum,

mereka juga tidak memiliki pengetahuan yang mendetail tentang

bagaimana jika suatu kasus kekerasan seksual itu ingin diproses

(51)

51

pendampingan dimulai dari proses penyidikan di kepolisian hingga

proses persidangan di pengadilan. Contoh kasus adalah Sari yang

mengalami kasus persetubuhan oleh tetangganya, karena orang tua

Sari tinggal di Tangerang dan Sari hanya tinggal bersama om dan

neneknya, dan kebetulan mereka sangat ingin memproses kasus ini

secara hukum, maka Yayasan KAKAK membantu keluarga Sari

untuk bisa melaporkan kasus tersebut ke kepolisian supaya dapat

diproses secara hukum. Hal ini berarti Yayasan KAKAK sudah

menjalankan Pasal 17 ayat 1 dan Pasal 18 UU Perlindungan Anak,

yang berbunyi:

Pasal 17 ayat 1

Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk :

a. mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya

dipisahkan dari orang dewasa

b. memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif

dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku

c. membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan

anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk

(52)

52

Pasal 18

Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak

mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya

Semua peran yang sudah dilakukan oleh Yayasan KAKAK

terkait kasus kekerasan seksual yang terjadi sepanjang tahun 2011

patut ditinjau kembali, apakah seluruh peran yang sudah dilakukan

oleh Yayasan KAKAK itu semua sejalan dengan peran strategis

Yayasan KAKAK, berikut ini penulis akan menganalisis peran

senyatanya Yayasan KAKAK yang sudah dilakukan dibandingkan

dengan peran strategis Yayasan KAKAK yang semestinya.

a. Community Organizer, dengan fungsi:

Memperkuat akses terhadap sumber daya, penguasaan

informasi dan organisasi masyarakat.

Penjelasan: Peran strategis community organizer menurut

penulis sudah dilakukan oleh Yayasan KAKAK. Yayasan

KAKAK memperkuat akses terhadap sumber daya, penguasaan

informasi dan organisasi masyarakat dengan cara bekerja sama

dengan banyak organisasi masyarakat lainnya agar memperoleh

informasi terkait adanya kasus kekerasan seksual terhadap

anak. Contoh organisasi masyarakat yang bekerja sama dengan

Yayasan KAKAK adalah Solidaritas Perempuan untuk

(53)

53

Aliansi Perempuan Peduli (APP), Sukowati Sragen, Aliansi

Perempuan Peduli (APP) Makmur Sukoharjo, Aliansi

Perempuan Peduli (APP) Sukses Wonogiri, Setara Kita Klaten,

Lembaga Kajian untuk Transformasi Sosial (LKTS) Boyolali,

Penggerak Partisipasi Perempuan, Anak dan Remaja Indonesia

(PEPARI) Boyolali.

b. Fasilitator, dengan fungsi:

Memfasilitasi proses belajar masyarakat dan

kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kemampuannya mengatasi

masalah.

Penjelasan: Peran strategis fasilitator Yayasan KAKAK

kerjakan pada kasus yang dialami oleh Sari. Om dan nenek

dari Sari berusaha mencari pendampingan dari LSM supaya

kasus Sari terselesaikan melalui jalur hukum. Yayasan

KAKAK kemudian memfasilitasi keluarga korban untuk

mengatasi masalah yang dialami oleh Sari. Yayasan

KAKAK mendampingi proses penyelesaian kasus secara

hukum dimulai dari penyidikan di kepolisian hingga adanya

vonis hakim di pengadilan, yang mana akhirnya pelaku di

jatuhi vonis oleh hakim PN Klaten 5 tahun penjara, denda 60

juta rupiah dan subsider 2 bulan penjara (jeratan vonis pasal

(54)

54

c. Advokator, dengan fungsi:

Mendorong terjadinya perubahan-perubahan kebijakan yang

lebih berpihak pada kepentingan dan hak-hak anak.

Penjelasan: Peran strategis advokator menurut penulis

Yayasan KAKAK belum bisa menjalankan dengan baik,

dikarenakan masih ada yang seharusnya dilakukan

perubahan kebijakan demi kepentingan hak anak tetapi

Yayasan KAKAK belum melakukannya. Contohnya terjadi

pada kasus sodomi yang dialami oleh 5 orang anak sebagai

korban dan pelakunya 1 yaitu guru ngaji. Kasus itu akhirnya

didampingi Yayasan KAKAK secara non litigasi karena dari

hasil visum tidak ditemukan luka pada korban, sehingga

dirasa untuk melanjutkan kasus ke jalur hukum akan susah

karena tidak ada bukti. Dari kasus tersebut seharusnya

Yayasan KAKAK melakukan peran strategis advokator yaitu

dengan adanya perubahan kebijakan demi kepentingan hak

anak, yaitu dengan cara jika hasil visum tidak terbukti, dan

jika dilanjutkan proses hukum ditakutkan kurang bukti,

seharusnya Yayasan KAKAK tetap mendampingi korban

untuk berproses hukum karena walau secara bukti tidak ada,

tetapi ada saksi yang melihat kasus sodomi tersebut. Saksi

tersebut bisa dijadikan alat bukti untuk melanjutkan proses

(55)

55

d. Researcher, dengan fungsi:

Melakukan penelitian-penelitian kritis yang mampu

mendorong terbangunnya ilmu pengetahuan masyarakat, dan

berguna untuk mendukung mengembangkan model

pendidikan maupun advokasi.

Penjelasan: Yayasan KAKAK melakukan penelitan demi

mendukung perkembangan model pendidikan maupun

advokasi terkait kasus kekerasan seksual terhadap anak di

kota Wonogiri. Penelitian yang dilakukan oleh Yayasan

KAKAK adalah kasus kekerasan seksual terhadap anak itu

rentan terjadi di Wonogiri, tetapi mengapa sepanjang tahun

2011 hanya ada 2 kasus yang dijumpai dan bahkan dari 2 itu

hanya 1 yang didampingi oleh LSM lokal, oleh karena itu

Yayasan KAKAK melakukan penelitian terkait hal itu, dan

ditemukan ternyata adanya banyak hambatan yang ditemui

oleh korban dan keluarga korban kekerasan seksual jika

ingin memproses kasus melalui jalur hukum, contohnya

adalah jika keluarga korban inign melaporkan kasus ke

kepolisian jarak yang sangat jauh harus ditempuh dari rumah

warga untuk menuju Polsek atau Polres. Dan juga dari hasil

penelitian, Yayasan KAKAK menjumpai ternyata LSM lokal

juga memiliki hambatan diantaranya adalah sumber daya

Gambar

Grafik 1  Wilayah Terjadinya Kasus Kekerasan Seksual Terhadap
Tabel 2 Kasus Litigasi atau Non Litigasi Yang Dilakukan
Tabel 3. Daftar Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Yang Didampingi Oleh Yayasan KAKAK Secara
Tabel 4. Daftar Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Yang Didampingi Oleh Yayasan KAKAK Secara
+2

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu metode analisis yang digunakan untuk mempermudah menjawab pokok permasalahan dalam penelitian yakni dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Bab IV

Semua pemberitahuan dan komunikasi yang perlu dilakukan oleh Bank kepada Nasabah sehubungan dengan SKU SBN ini akan disampaikan melalui surat tercatat atau melalui

Namun, jika melihat definisi waktu lebih spesifik, akan banyak definisi tentang waktu, tergantung dengan apa yang menjadi acuan untuk mendefinisikan waktu tersebut

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kondisi ekonomi rumah tangga di desa Batunadua masih rendah dimana mereka bekerja sebagai petani yang memeiliki lahan yang kurang

Tujuan perancangan ini adalah merancang interior rusunawa yang mampu memenuhi kebutuhan dasar penghuni akan aktifitas di dalam keterbatasan luasan ruang yang ada,

Penelitian Hasan (2019) sama-sama membahas kata sapaan. Perbedaannya penelitian ini membahas kata sapaan dan faktor yang melatar belakangi dalam masyarakat Desa Prayunan,

Akhir kata diharapkan laporan ini dapat memberikan pengetahuan serta informasi tentang Penerimaan Karyawan Asuransi AIA mengenai Budaya Organisasi dalam vlog Arief

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini