• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI UD. SYIRKAH AQIQAH SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI UD. SYIRKAH AQIQAH SURABAYA."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN

KONSUMEN DI UD. SYIRKAH AQIQAH SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :

ULFA PERMATASARI B04212045

PROGRAM MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)

   

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Ulfa Permatasari, NIM B04212045. 2016. Skripsi. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen di Aqiqah Syirkah Surabaya

Kata kunci: Kualitas Pelayanan, Kepuasan Konsumen, Aqiqah UD. Syirkah Surabaya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tangibles, reliability, dan responsiveness terhadap kepuasan konsumen di Aqiqah UD. Syirkah Surabaya.

Berkenaan dengan itu, skripsi ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel, sehingga menghasilkan data yang terdiri dari angka-angka. Pengujian ini dilakukan menggunakan angket (kuisioner).

Penelitian menyimpulkan besarnya korelasi sebesar 0,539 dengan signifikansi 0,000, karena signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan signifikan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana, peneliti mengetahui bahwa faktor kualitas pelayanan bernilai positif. Hal ini berarti setiap terjadi kenaikan faktor kualitas pelayanan maka variabel kepuasan konsumen akan mengalami kenaikan atau mengalami perubahan secara searah. Oleh karena itu, agar dapat berhasil pihak manajer pemasaran perlu memahami bahwa kualitas pelayanan yang baik dapat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

(7)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... i

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... ii

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN OTENTISITAS SKRIPSI ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 6

F. Sistematika Pembahasan ... 8

BAB II : KERANGKA TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 12

B. Kerangka Teori ... 14

C. Perspektif Islam ... 29

D. Paradigma Penelitian ... 34

E. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III : METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 37

B. Lokasi Penelitian ... 37

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 37

D. Variabel dan Indikator Penelitian ... 40

E. Tahap-Tahap Penelitian ... 43

F. Teknik Pengumpulan Data ... 44

G. Teknik Validitas Instrumen Penelitian ... 45

(8)

B. Penyajian Data ... 55 C. Pengujian Hipotesis ... 66 D. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisis Data) ... 72 BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 80 B. Saran dan Rekomendasi ... 81 C. Keterbatasan Penelitian ... 82 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(Instrumen penelitian form hasil pengumpulan data semisal angket, checlist, dan sebagainya ; kalkulasi perhitungan; Surat Keterangan melakukan penelitian, kartu konsultasi dengan dosen pembimbing, dll)

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era perdagangan bebas, setiap perusahaan menghadapi

persaingan yang ketat. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah

pesaing menuntut perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan

keinginan konsumen. Cara yang dilakukan dengan memberikan pelayanan

yang lebih memuaskan daripada yang dilakukan oleh pesaing. Dengan

demikian, hanya perusahaan berkualitas yang dapat bersaing dan

menguasai pasar.

Suatu pelayanan dinilai memuaskan apabila pelayanan tersebut

dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. Apabila konsumen

merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka

pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien.

Menurut Sugiarto yang dikutip Oktavi, “kepuasan konsumen

merupakan orientasi pasar yang semakin penting untuk terus dikaji ulang.

Pengkajian tentang kepuasan konsumen dilakukan agar konsumen menjadi

(10)

2

konsumen lain dengan cara mengkomunikasikannya dari mulut ke

mulut”.1

Kesadaran masyarakat muslim Indonesia untuk menyelenggarakan

aqiqah anak-anaknya saat ini semakin meningkat. Namun di sisi lain,

mereka tidak ingin sulit. Hal ini tentu mendatangkan rezeki bagi para

pengusaha jasa layanan aqiqah.

Di Wilayah rumah peneliti, mayoritas warga sedang dilanda

demam aqiqah baik dari kalangan balita hingga dewasa. Dengan adanya

peristiwa ini, banyak bermunculan perusahaan yang bergerak dalam

bidang aqiqah. Banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang aqiqah

memaksa para manajer perusahaan untuk mempertahankan usahanya. Cara

yang dilakukan adalah dengan memperbaiki kualitas pelayanan. Pada

dasarnya, kepuasan konsumen muncul akibat adanya kualitas pelayanan

yang baik.

Menurut Tjiptono yang dikutip Annika, “kualitas pelayanan adalah

upaya pemenuhan kebutuhan yang diiringi dengan keinginan konsumen.

Selain itu, menurut Tjiptono, kualitas pelayanan merupakan ketepatan cara

(11)

3

penyampaiannya agar dapat memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan

tersebut.”2

Definisi di atas mendasari pernyataan, apabila suatu perusahaan

ingin dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat, maka

perusahaan tersebut harus memperhatikan kebutuhan dan keinginan

konsumen. Cara perusahaan mempertahankan konsumen adalah dengan

memberikan produk-produk yang berkualitas. Setiap perusahaan

mengharapkan konsumen puas dengan produk yang ditawarkan.

Kelebihan dari UD. Syirkah terletak pada pembayaran. Apabila

konsumen tidak memiliki uang yang cukup, UD. Syirkah bersedia

membantu konsumen. Cara yang dilakukan UD. Syirkah dengan menerima

angsuran konsumen. UD. Syirkah memberikan konsultasi gratis seputar

aqiqah, sehingga konsumen bisa menyesuaikan kebutuhan aqiqah. UD.

Syirkah menerima pemesanan via telpon. Kemudahan ini sangat

membantu konsumen.

UD. Syirkah melakukan pemasaran yang berbeda dengan

perusahaan lain. UD. Syirkah membagikan nasi kotak ke beberapa

instansi/kantor. Hal ini berdampak positif bagi UD. Syirkah dilihat dari

beberapa bulan ini. Penjualan UD. Syirkah mengalami peningkatan di

tahun ini. UD. Syirkah telah menjual 400 kambing untuk aqiqah maupun

(12)

4

tasyakuran. Di samping itu, UD. Syirkah juga membagikan brosur kepada

masyarakat. Hal di atas yang mendasari peneliti memilih UD. Syirkah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini menggunakan

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen

aqiqah UD. Syirkah?

2. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan

konsumen aqiqah UD. Syirkah?

3. Apakah indikator kualitas pelayanan yang dominan untuk memenuhi

kepuasan konsumen aqiqah UD. Syirkah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh kualitas pelayanan terhadap

kepuasan konsumen aqiqah UD. Syirkah.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan

terhadap kepuasan konsumen aqiqah UD. Syirkah.

4. Untuk mengetahui indikator kualitas pelayanan yang dominan untuk

(13)

5

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan evaluasi

perusahaan yang bersangkutan. Selain itu, penelitian ini disusun

untuk mengembangkan teori pemasaran. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi masukan, khususnya bagi marketing.

Marketing diharapkan dapat mengambil kebijakan-kebijakan

dalam memberikan pelayanan di waktu yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bahan

kepustakaan. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi pada pengembangan ilmu manajemen, khususnya

bidang manajemen pemasaran yang dapat ditindaklanjuti.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran akan definisi

variabel dan indikator pada penelitian ini.3 Definisi operasional ini

(14)

6

memberikan informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel yang

akan diteliti. Definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kualitas Pelayanan

Menurut Tjiptono yang dikutip Annika, “definisi kualitas

pelayanan ini adalah upaya pemenuhan kebutuhan yang diiringi

dengan keinginan konsumen serta ketepatan cara penyampaiannya

agar dapat memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan.”4 Kualitas

pelayanan dalam penelitian ini berarti kualitas mengenai baik

buruknya jasa pelayanan yang diberikan oleh UD. Syirkah kepada

konsumen yang diukur dengan tiga dimensi faktor pelayanan yaitu

tangibility, reliability, responsivennes.

2. Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler yang dikutip Widyaningtyas, “kepuasan

konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan

dengan harapannya”.5 Kepuasan konsumen yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah konsumen merasa puas atas perhatian dan

pelayanan secara keseluruhan oleh UD. Syirkah, konsumen berminat

4Annika, “Pengaruh Tangible, Reliability, Respnsiveness, Assurance, dan Empathy terhadap Kinerja Publik Badan Narkotika Kabupaten Bangka”, Tesis, (Jakarta: Universitas Terbuka, Jurusan Manajemen, 2013), hal. 15.

(15)

7

untuk kembali mengkonsumsi, dan konsumen merekomendasikan

kepada konsumen lain untuk berkunjung ke UD. Syirkah.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan urutan dalam penulisan

skripsi. Sistematika pembahasan dibuat untuk mempermudah memahami

penulisan skripsi ini. Sistematika pembahasan penelitian ini memiliki

beberapa kategori. Kategori tersebut memiliki karakteristik yang

digunakan sebagai pembeda antar bab.

Kategori pertama disebut bab pertama. Bab pertama adalah

pendahuluan. Bab ini memiliki karakteristik. Karakteristik bab ini

membahas tentang gambaran umum penelitian yang meliputi latar

belakang masalah. Adanya latar belakang, peneliti mendapatkan rumusan

masalah. Rumusan masalah adalah rumusan pertanyaan yang akan dijawab

dalam penelitian kemudian dianalisis serta disimpulkan. Karakteristik

ketiga adalah tujuan penelitian. Tujuan penelitian disusun untuk

mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Karakteristik

keempat adalah manfaat penelitian. Manfaat penelitian ini terdiri dari

manfaat teoritis dan manfaat praktis. Karakteristik kelima adalah definisi

operasional. Karakteristik terakhir adalah sistematika pembahasan.

Kategori kedua adalah bab kedua. Bab kedua adalah kajian teoritik.

Kajian teoritik adalah suatu pengkajian dimana di dalamnya membahas

tentang teori yang digunakan sebagai pembanding dari hasil analisis. Bab

(16)

8

relevan. Penelitian terdahulu digunakan untuk meyakinkan peneliti dan

pembaca. Penelitian terdahulu ini dapat membuktikan bahwa skripsi ini

disusun berbasis dari kajian ilmiah yang sudah ada, sehingga hasil yang

diperoleh dapat dipertanggung jawabkan keabsahannnya. Karakteristik

kedua adalah kerangka teori. Kerangka teori memiliki sub bab khusus

yaitu perspektif Islam. Karakteristik ketiga adalah paradigma penelitian.

Karakteristik keempat adalah hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian

adalah rangkuman kesimpulan teoritis yang diperoleh dari sumber

kepustakaan.

Kategori lain dalam bab ini adalah bab ketiga. Bab ketiga

merupakan metode penelitian. Karakteristik bab ini berisi tentang

pendekatan dan jenis penelitian. Karakteristik kedua yaitu lokasi

penelitian. Lokasi penelitian menggambarkan letak penelitian ini

dilakukan. Karakteristik ketiga penelitian ini adalah populasi, sampel dan

teknik sampling. Sampel merupakan bagian dari populasi. Serangkaian ini

merupakan hal wajib yang harus ada dalam penelitian kuantitatif.

Karakteristik keempat adalah variabel dan indikator penelitian.

Karakteristik lain bab ini yaitu tahap-tahap penelitian dan teknik

pengumpulan data. Pembahasan khusus dalam penelitian kuantitatif yaitu

pembahasan mengenai teknik validitas instrumen.

Kategori keempat adalah pembahasan. Pembahasan terletak dalam

bab keempat skripsi. Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek

(17)

9

yaitu pembahasan mengenai penyajian data, pengujian hipotesis dan

pembahasan hasil penelitian (analisis data). Analisis data merupakan hal

penting yang mendapat perhatian khusus dari para pembaca. Karena itu,

analisis data pembahasannya harus melebihi bab lain dalam skripsi ini.

Kategori keempat dalam penelitian ini merupakan serangkaian dalam

penyelesaian skripsi ini. Bab ini sering disebut inti dalam suatu penelitian,

sehingga bab ini sering lebih diperhatikan dalam penyusunannya.

Kategori terakhir adalah penutup. Bab ini terdiri dari kesimpulan,

saran dan rekomendasi serta keterbatasan penelitian. Sistematika

pembahasan ini dapat digunakan pembaca sebagai alat untuk mengetahui

isi dari penelitian ini. Sistematika pembahasan juga dapat digunakan

(18)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penilitian Terdahulu Yang Relevan

Penelitian yang membahas tentang pengaruh tangibles, reliability,

dan responsiveness terhadap kepuasan konsumen di aqiqah UD. Syirkah

Surabaya terbagi menjadi tiga aspek. Pertama, pembahasan yang terkait

dengan service dan berhubungan dengan kepuasan antara lain: Happy6,

Oktavi7, Abidin8, Ascarintya9, Hardiyati10, Prasetyo11, Tawakkal12,

Dewi13, Atmawati dan Wahyuddin14, Aryani dan Rosita15, Saidani dan

6 Wendi Ardiawan Happy, “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen (Studi

Kasus pada Luwes Loji Wetan Solo)”, Skripsi, (Surakarta: Program Studi Manajemen, Universitas Sebelas Maret, 2009).

7 Lalu Zulhendri Oktavi, “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah Shar-E di

Yogyakarta (Studi Kasus pada Loket Shar-E yang Berkedudukan di Kantor Pos Gondokusumo Yogyakarta)”, Skripsi, (Yogyakarta: Program Studi Muamalah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2009).

8 Muhammad Abidin, “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Tingkat Kepuasan Nasabah (Studi

Kasus pada Bank Syariah Mandiri Cabang Magelang)”, Skripsi, (Yogyakarta: Program Studi Keuangan Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2010).

9 Praveda Ascarintya, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah (Studi

pada Nasabah Debitur PT. BPR Satria Pertiwi Semarang”, Skripsi, (Semarang: Program Studi Manajemen, Universitas Diponegoro, 2011).

10 Ratih Hardiyati, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen

menggunakan Jasa Penginapan (Villa) Agrowisata Kebun Teh Pagilaran”, Skripsi, (Semarang: Program Studi Manajemen, Universitas Diponegoro, 2010).

11 Anton Dwi Prasetyo, “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen (Studi pada

Kalila Tour dan Travel di Karanganyar)”, Skripsi, (Surakarta: Program Studi Manajemen, Universitas Muhammadiyah, 2014).

12 M. Iqbal Tawakkal, “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Kasus

pada Layanan Listrik Prabayar di PT. PLN Area Bandung)”, Skripsi, (Bandung: Program Studi Manajemen, Universitas Widyatama, 2013).

13 Gusti Ayu Putu Ratih Kusuma Dewi, “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan

Loyalitas Nasabah PT. BPR Hoki di Kabupaten Tabanan”, Tesis, (Denpasar: Program Studi Manajemen, Universitas Udayana, 2014).

14 Rustika Atmawati dan M. Wahyuddin, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap

(19)

11

Arifin16, Khasanah dan Pertiwi17, Pratiwi dan Seminari18, Ariyani19,

Farisman dan Satrio20, Widjoyo, Rumambi dan Kunto21, Erlina, Sucipto

dan Iksari22, Syamsi23, dan Samosir24. Kedua, pembahasan yang terkait

dengan tangibles, reliability dan responsiveness mengenai kinerja publik,

yaitu Annika25. Ketiga, pembahasan yang terkait dengan tangibles,

reliability dan responsiveness mengenai kepuasan konsumen antara lain:

Metayunika26 serta Triastiti dan Triyaningsih27.

15 Dwi Aryani dan Febrina Rosita, “Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Konsumen

dalam Membentuk Loyalitas Konsumen”, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi (No. 2, Vol. 17, Tahun 2010), 114-126.

16 Basrah Saidani dan Samsul Arifin, “Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan terhadap

Kepuasan Konsumen dan Minat Beli pada Branch market”, Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (No. 1, Vol. 3, Tahun 2012), 1-22.

17 Imroatul Khasanah dan Octarina Dina Pertiwi, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap

Kepuasan Konsumen RS St. Elisabeth Semarang”, Jurnal Manajemen (No. 2, Vol. 12, Tahun 2010), 117-124.

18 A.A.Sagung Pipit Ingka Pratiwi dan Ni Ketut Seminari, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan

terhadap Kepuasan Konsumen pada Metro Futsal Renon Denpasar”, 1507-1521.

19 Etty Roswita Ariyani, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen

Rumah Makan”, 1-13.

20 Syarief Farisman dan Budhi Satrio, “Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Konsumen

Federal Internasional Finance Pos Tandes Surabaya”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (No. 3, Vol. 2, Tahun 2013), 1-17.

21 Iksan Ongko Widjoyo, Leonid Julivan Rumambi, dan Yohanes Sondang Kunto, “Analisa

Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Konsumen pada Drive Thru McDonald’s Basuki Rahmat di Surabaya”, Jurnal Manajemen Pemasaran (No. 1, Vol. 1, Tahun 2013), 1-12.

22 Widya Eka Erlina, Sucipto dan Dhita Morita Iksari, “Analisis Kualitas terhadap Kepuasan

Konsumen di Restoran Jepang Saboten Shokudo Malang”, 1-10.

23 Syamsi, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa terhadap Kepuasan Konsumen pada Siswa

Bimbingan dan Konsultasi Belajar Al-Qolam Bandarlampung”, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan (No. 1, Vol. 5, Tahun 2008), 18-36.

24 Zurni Zahara Samosir, “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Mahasiswa

Meggunakan Perpustakaan USU”, Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi (No. 1, Vol. 1, Tahun 2005), 28-36.

25 Annika, “Pengaruh Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy terhadap

Kinerja Publik Badan Narkotika Kabupaten Bangka”, Tesis, (Jakarta: Program Studi Manajemen, Universitas Terbuka, 2013).

26 Vidya Metayunika, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan (Tangible, Reliability,

Responsiveness, Assurance, dan Empathy) terhadap Kepuasan Konsumen (Studi pada Dealer Mitsubishi PT Bumen Redja Abadi Semarang), Skripsi, (Semarang: Program Studi Manajemen, Universitas Diponegoro, 2013).

27 Rahayu Triastiti dan S.L Triyaningsih, “Pengaruh Tangible, Reliability, Responsiveness,

(20)

12

Penelitian ini terfokus pada variabel tangibles, reliability,

responsiveness, dan kepuasan konsumen. Penelitian yang mendekati

penelitian ini adalah yang dipaparkan oleh Ratih Hardiyati dengan judul

“Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen

menggunakan Jasa Penginapan (Villa) Agrowisata Kebun Teh Pagilaran”.

Penelitian Hardiyati membahas tentang pemasaran jasa pada teori.

Hal yang membedakan penelitian milik Hardiyati dengan

penelitian ini adalah lokasi penelitian dan teknik pengolahan data.

Hardiyati melakukan penelitian di lokasi Villa Agrowisata Kebun Teh

Pagilaran, sedangkan penelitian ini dilakukan di UD. Syirkah Surabaya.

Teknik pengolahan data yang digunakan Hardiyati adalah analisis

kualitatif dan analisis kuantitatif, sedangkan penelitian ini hanya

menggunakan analisis data kuantitatif dengan IBM SPSS 20.

B. Kerangka Teori

1. Kualitas Pelayanan

a. Pengertian Kualitas

Menurut kamus Bahasa Indonesia lengkap, kualitas adalah

tingkat baik buruknya sesuatu; kadar; derajat atau taraf; mutu.28

Menurut ISO 9000 yang dikutip Lupiyoadi, kualitas adalah “degree

to which a set of inherent characteristics fulfils requirements

28 Inda Putri Manroe, Kamus Bahasa Indonesia Indonesia Lengkap, (Surabaya: Greisinda Press),

(21)

13

(derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam

memenuhi persyaratan)”.

Dalam hal ini, persyaratan yang dimaksud adalah “need or

expectation that is stated, generally implied or obligatory

(kebutuhan atau harapan yang dinyatakan, biasanya tersirat atau

wajib)”.29 Kualitas yang diinterpretasikan ISO 9000 merupakan

perpaduan antara sifat dan karakteristik. Sifat dan karakteristik ini

menentukan produk yang dikeluarkan harus memenuhi kebutuhan

konsumen.

Kualitas adalah keseluruhan ciri dan sifat dari suatu produk

atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Kualitas

terdiri dari sejumlah keistimewaan produk yang memenuhi

keinginan konsumen dengan memberikan kepuasan atas

penggunaan produk. Kualitas selalu berfokus pada konsumen.

Produk dihasilkan untuk memenuhi keinginan konsumen,

sehingga suatu produk dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai

dengan keinginan konsumen. Selain itu, kualitas bersumber dari

dua sisi: produsen dan konsumen. Produsen menentukan

persyaratan atau spesifikasi kualitas, sedangkan konsumen

menentukan kebutuhan dan keinginan.

29 Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran berbasis Kompetensi, (Jakarta: Salemba Empat,

(22)

14

b. Pengertian Jasa atau Pelayanan

Menurut Kotler yang dikutip Laksana, “pelayanan (service)

adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh

suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud

dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.”30 Menurut

Tjiptono, jasa bersifat intangibel dan lebih merupakan proses yang

dialami pelanggan secara subyektif dimana aktivitas produksi dan

konsumsi berlangsung pada saat yang bersamaan.31 Jadi, yang

dimaksud dengan pelayanan adalah suatu aktivitas atau tindakan

yang tidak berwujud yang ditawarkan oleh suatu perusahaan

kepada para konsumennya.

Jasa atau pelayanan memiliki karakteristik unik.

Karakteristik ini yang membedakan jasa atau pelayanan dengan

barang. Karakteristik ini mempengaruhi rancangan program

pemasaran. Karakteristik tersebut yaitu intangibility (tidak

berwujud), inseparability (tidak terpisahkan), variability

(bervariasi), perishability (mudah lenyap), dan lack of ownership

(tidak dapat memiliki jasa).32

30 Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis Edisi Pertama, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2008), hal. 86.

(23)

15

1. Intangibility

Jasa berbeda dengan barang. Apabila barang merupakan

suatu obyek, alat, atau benda, maka jasa adalah suatu

perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja

(performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat

dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan

dikonsumsi.

Selain itu, jasa biasanya mengandung unsur experience

quality dan credence quality. Experience quality adalah

karakteristik-karakteristik yang hanya dapat dinilai konsumen

setelah pembelian. Misalnya, kualitas pelayanan yang

dilakukan oleh perusahan PT. X dan kesopanan yang dilakukan

karyawan PT. Y dalam melayani konsumen. Sedangkan,

credence quality merupakan aspek-aspek yang sulit dievaluasi

sekalipun setelah pembelian dilakukan. Misalnya, orang sulit

menilai kemampuan kursus bahasa Inggrisnya, setelah

mengikuti kursus bahasa Inggris sejak lama.

2. Inseparability

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu

dikonsumsi, sedangkan jasa umumnya dijual, diproduksi,

kemudian dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

(24)

16

Salon tidak dapat memproduksi jasanya tanpa kehadiran

konsumen. Konsumen yang bersangkutan terlibat dalam proses

produksi dengan jalan menjawab pertanyaan pemilik salon dan

melakukan proses pemotongan rambut. Dengan menjalankan

proses ini, konsumen dapat mengkonsumsi jasa yang

ditawarkan oleh pemilik salon.

3. Variability

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan

non-standardizerd output. Artinya, banyak variasi bentuk, kualitas,

dan jenis tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa

tersebut diproduksi. Sebagai contoh, dua kali kunjungan ke

restoran dalam waktu yang berbeda tidak akan sama hasil

kinerja yang dihasilkan, seperti pertama kali berkunjung. Hal

ini terjadi, karena restoran melibatkan unsur manusia. Berbeda

dengan mesin, hasil yang diperoleh akan tetap sama meskipun

berkali-kali memproduksi. Hal ini yang membedakan manusia

dengan mesin.

4. Perishability

Jasa tidak akan tahan lama dan tidak dapat disimpan.

Hal ini berdampak negatif bagi sebagian besar jasa. Apabila

permintaan bersifat tetap, maka kondisi ini tidak menjadi

(25)

17

terhadap sebagian besar jasa. Misalnya, permintaan akan jasa

transportasi antar kota dan antar pulau akan melonjak

menjelang lebaran, natal, tahun baru dan liburan sekolah.

Kegagalan memenuhi permintaan puncak menyebabkan

ketidakpuasan konsumen.

Sebaliknya, apabila organisasi jasa merancang kapasitas

sesuai dengan permintaan puncak, maka di saat permintaan

menurun akan terjadi kapasitas menganggur dalam jumlah

yang sangat besar. Oleh karena itu, situasi dilema ini

menyebabkan manajemen permintaan dan penawaran yang

efektif sangat dibutuhkan.

5. Lack of ownership

Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh

atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka

bisa mengkonsumsi, menyimpan, atau menjualnya. Hal ini

berbeda dengan pembelian jasa. Pada pembelian jasa,

konsumen hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk

jangka waktu tertentu.

c. Pengertian Kualitas Pelayanan

Definisi kualitas pelayanan menurut Tjiptono yang dikutip Annika:

(26)

18

memenuhi atau dapat melebihi kualitas pelayanan yang diharapkan. Menurut Tjiptono, definisi kualitas pelayanan ini adalah upaya pemenuhan kebutuhan yang diiringi dengan keinginan konsumen serta ketepatan cara penyampaiannya agar dapat memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan tersebut.”33

Dalam kualitas pelayanan yang baik, terdapat beberapa jenis

kriteria pelayanan. Kriteria pelayanan adalah sebagai berikut :

1) Ketepatan waktu pelayanan termasuk di dalamnya waktu untuk

menunggu selama transaksi maupun proses pembayaran.

2) Akurasi pelayanan yaitu meminimalkan kesalahan dalam

pelayanan maupun transaksi.

3) Sopan santun dan keramahan ketika memberikan pelayanan.

4) Kemudahan mendapatkan pelayanan yaitu seperti tersedianya

sumber daya manusia untuk membantu melayani konsumen,

serta fasilitas pendukung seperti komputer untuk mencari

ketersediaan suatu produk.

5) Kenyaman konsumen yaitu seperti lokasi, tempat parkir, ruang

tunggu yang nyaman, aspek kebersihan, ketersediaan

informasi, dan lain sebagainya.

Menurut Sabihaini yang dikutip Triastity dan Triyaningsih,

“Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian

konsumen terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived

service) dengan tingkat layanan yang diharapkan (expected

33Annika, “Pengaruh Tangible, Reliability, Respnsiveness, Assurance, dan Empathy terhadap

(27)

19

service).”34 Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh kualitas

pelayanan. Dalam hal ini, kualitas pelayanan terdiri dari tangibles,

reliability dan responsiveness.

d. Dimensi Kualitas Pelayanan

Pengukuran kualitas jasa dilakukan dalam model servqual.

Servqual dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama

yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang mereka terima

(perceived service) dengan layanan yang diharapkan/diinginkan

(expected service). Model servqual diungkapkan oleh Parasuraman,

dkk. Menurut Parasuraman, dkk yang dikutip Tjiptono, terdapat

lima dimensi servqual yang digunakan untuk mengukur kualitas

pelayanan. Lima dimensi itu adalah sebagai berikut :35

1) Reliabilitas (reliability) adalah kemampuan memberikan

layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan

memuaskan.

2) Daya tanggap (responsiveness) adalah keinginan para staf

untuk membantu para pelanggan dan memberikan layanan

dengan tanggap.

34 Rahayu Triastiti dan S.L Triyaningsih, “Pengaruh Tangible, Reliability, Responsiveness,

Assurance, dan Empathy terhadap Kepuasan Konsumen”, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan (No. 2, Vol. 13, Tahun 2013), hal. 152.

(28)

20

3) Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kompetensi,

kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf;

bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.

4) Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam menjalin relasi,

komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan pemahaman atas

kebutuhan individual para pelanggan.

5) Bukti fisik (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

pegawai, dan sarana komunikasi.

Dalam buku Rambat Lupiyoadi penelitian tersebut

dilakukan dalam salah satu studi mengenai servqual oleh

Parasuraman dkk., (1988). Penelitian ini melibatkan 800 pelanggan

yang terbagi dalam empat perusahaan. Pelanggan yang digunakan

sebagai sampel penelitian yaitu pelanggan yang berusia 25 tahun ke

atas. Dari hasil penelitian ini, hasil yang disimpulkan bahwa lima

dimensi servqual adalah sebagai berikut: (Parasuraman dkk.,

1998)36

a) Berwujud (tangibles)

Berwujud (tangibles) adalah kemampuan suatu perusahaan

dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal.

Kemampuan tersebut juga termasuk penampilan dari fasilitas

fisik, peralatan, personil, dan alat-alat tulis yang digunakan

36 Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa; Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Salemba

(29)

21

untuk menunjang pelayanan.37 Penampilan dan kemampuan

sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan

keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari

layanan yang diberikan oleh para pemberi jasa. Hal ini meliputi

fasilitas fisik. Contoh: gedung, gudang, perlengkapan, dan

peralatan yang digunakan, serta penampilan pegawainya.

b) Kehandalan (reliability)

Kehandalan (reliability) adalah kemampuan perusahaan untuk

memberikan layanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan

terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan konsumen.

Artinya, perusahaan harus tepat waktu dalam pengiriman dan

memberikan layanan yang sama untuk semua konsumen tanpa

kesalahan. Sikap yang simpatik juga harus dilakukan oleh

perusahaan untuk memenuhi harapan konsumen.

c) Daya tanggap (responsiveness)

Daya tanggap (responsiveness) adalah suatu kebijakan untuk

membantu dan memberikan layanan yang cepat (responsive)

dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi

yang jelas, serta kesediaan membantu pelanggan dan

menyediakan pelayanan yang sesuai.38 Membiarkan konsumen

37 Muhammad Rizan, Fajar Andika, “Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepuasan Pelanggan (Survei Pelanggan Suzuki, Dealer Fatmawati, Jakarta Selatan)”, Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (No.1, Vol. 2, Tahun 2011), hal. 138.

(30)

22

menunggu merupakan persepsi yang negatif dalam kualitas

pelayanan.

d) Jaminan dan kepastian (assurance)

Jaminan dan kepastian (assurance) adalah pengetahuan,

kesopan santunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan

untuk menumbuhkan rasa percaya para konsumen kepada

perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain:

komunikasi (communication), kredibilitas (credibility),

keamanan (security), kompetensi (competence), dan sopan

santun (courtesy).

e) Empati (empathy)

Empati (empathy) adalah memberikan perhatian yang tulus dan

bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para

konsumen dengan upaya memahami keinginan konsumen.

Suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan

pengetahuan tentang konsumen, memahami kebutuhan

konsumen secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian

yang nyaman bagi konsumen.

Keseluruhan dimensi tersebut harus dijalankan dengan

strategi yang baik, sehingga dapat mencapai keseluruhan tujuan yang

diharapkan. Hasilnya, perusahaan mendapat pencitraan yang baik di

(31)

23

Menurut Parasurraman dalam Laksana, bahwa dimensi yang

paling kuat mempengaruhi loyalitas konsumen adalah faktor

kehandalan. Artinya, dimensi yang paling dominan mempengaruhi

loyalitas konsumen adalah dimensi kehandalan. Hal ini meliputi:39

a. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah

direncanakan untuk memberikan pelayanan.

b. Pelayanan yang diberikan simpatik dan menenangkan

c. Pelayanan yang diberikan dapat diandalkan

d. Pelayanan yang diberikan menjamin keakuratan data

e. Perhitungan transaksi keuangan yang akurat

f. Data yang disajikan dapat diteliti ulang dan diperiksa

Masalah pelayanan pada dasarnya bukan merupakan suatu

hal yang rumit. Namun, apabila hal ini kurang diperhatikan dapat

menimbulkan hal-hal yang rawan, karena hal ini bersifat sangat

sensitif. Pelayanan sangat bergantung dari kemampuan pegawai

dalam memberikan pelayanan. Hal ini memberikan gambaran,

bahwa kualitas pelayanan meliputi kemampuan pegawai yang

memberikan pelayanan kepada konsumen. Lingkungan fisik dari

tempat pekerjaan harus selalu diperhatikan, karena sangat

berpengaruh terhadap kualitas pelayanan secara keseluruhan dan

39 Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis Edisi Pertama, (Yogyakarta: Graha

(32)

24

ketepatan pelayanan. Ketepatan pelayanan merupakan faktor penentu

dalam menilai kualitas pelayanan.

e. Kriteria Kualitas Jasa

Berdasarkan hasil sintesis terhadap berbagai riset yang

telah dilakukan, Gronross (1990) dalam Tjiptono mengemukakan

enam kriteria kualitas jasa yang dipersepsikan baik :40

1. Professionalis and skilss. Pelanggan mendapati bahwa

penyedia jasa, karyawan, sistem operasional, dan sumber daya

fisik memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

untuk memecahkan masalah mereka secara profesional

(outcome-relatted criteria)

2. Attitudes and behavior. Pelanggan merasa bahwa karyawan

jasa (costumer contact personnel) menaruh perhatian besar

kepada mereka dan berusaha membantu memecahkan masalah

mereka secara spontan dan ramah (process-related criteria)

3. Accessibility and flexibility. Pelanggan merasa bahwa penyedia

jasa, lokasi, jam operasi, karyawan, dan sistem operasionalnya

dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa, sehingga

pelanggan dapat mengakses jasa tersebut dengan mudah.

Selain itu, accessibility dirancang agar dapat menyesuaikan

(33)

25

permintaan dan keinginan pelanggan secara luwes

(process-related criteria)

4. Realibility and Trustworthiness. Pelanggan merasa bahwa

apapun yang terjadi atau telah disepakati mereka bisa

mengandalkan penyedia jasa beserta karyawan. Sistem yang

dilakukan perusahaan dalam memenuhi janji dan melakukan

segala sesuatu dengan mengutamakan kepentingan pelanggan

(process-related criteria)

5. Recovery. Pelanggan menyadari bahwa bila terjadi kesalahan

atau sesuatu yang tidak diharapkan dan tidak dapat diprediksi,

maka penyedia jasa akan segera mengambil tindakan untuk

mengendalikan situasi dan mencari solusi yang tepat

(process-related criteria)

6. Reputation and creadibility. Pelanggan meyakini bahwa

operasi dari penyedia jasa dapat dipercaya dan memberikan

nilai/imbalan yang sepadan dengan biaya yang dikeluarkan

(image-related criteria)

f. Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen menurut Kotler yang dikutip

Widyaningtyas “kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan

(34)

26

rasakan dibandingkan dengan harapannya”.41 Kepuasan konsumen

merupakan suatu kecocokan maupun tidak kecocokan konsumen

terhadap produk yang ditawarkan oleh produsen. Apabila

performansi produk cocok dengan harapan, maka hasilnya adalah

memuaskan. Apabila performansi produk melebihi harapan, maka

hasilnya sangat memuaskan. Konsumen yang puas menjadi loyal.

Ciri konsumen yang menjadi loyal adalah sebagai berikut :42

1) Membeli berkali-kali (minimum 3 kali)

2) Mengajak orang lain membeli

3) Membicarakan hal-hal yang baik mengenai produk/merek

kepada orang lain, hal ini merupakan promosi gratis.

Jika kualitas pelayanan tersebut sesuai dengan harapan,

maka konsumen akan merasa puas. Banyak manfaat bagi

perusahaan dengan tercapainya tingkat kepuasan yang tinggi. Hal

ini akan meningkatkan loyalitas konsumen dan mencegah

perputaran.43Harapan konsumen dan kenyataan dari kualitas

pelayanan yang dirasakan oleh konsumen yang menjadi tujuan

perusahaan. Kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang erat

41 Lalu Zulhendri Oktavi, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Shar-E di

Yogyakarta (Studi Kasus Pada Loket Shar-E yang Berkedudukan di Kantor Pos Gondokusuman Yogyakarta)”, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Jurusan Muamalah, 2009), hal. 10.

42 J. Supranto dan Nandan Limakrisna, Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran (Untuk

Memenangkan Persaingan Bisnis Edisi 2), (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2011), hal. 237.

43Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa: berbasis kompetensi, edisi ketiga, (Jakarta:

(35)

27

dengan loyalitas konsumen.44 Jadi, ketika konsumen merasa puas

dengan pelayanan yang diberikan, maka konsumen akan

merasakan kenyamanan dan bisa loyal terhadap produk tersebut.

g. Perspektif Islam

1) Perspektif Islam Kualitas Pelayanan

Islam merupakan agama yang mengatur segala dimensi

kehidupan. Al-Qur’an diturunkan kepada manusia untuk

memberikan solusi atas permasalahan hidup. Oleh karena itu,

setiap aktifitas hidup terikat dalam aturan syari’ah. Demikian

halnya dalam penyampaian jasa, setiap aktifitas yang terkait

harus didasari oleh kepatuhan terhadap syari’ah.

Perkembangan organisasi jasa syariah telah memberikan

dimensi baru dalam pengukuran kualitas pelayanan.

Dalam Islam, perusahaan diwajibkan berlaku baik dan

memberikan pelayanan dengan lemah lembut kepada sesama

(konsumen). Hal ini tertera dalam Al-Qur’an surat Ali Imron

ayat 159,

























































44Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis Edisi Pertama, (Yogyakarta: Graha

(36)

28

Artinya :

Maka, disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya, kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarhlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menuyukai orang-orang yang

bertawakkal kepada-Nya. 45

Ayat di atas menerangkan, bahwa sebagai mukmin sudah

seharusnya bersikap lemah lembut. Apabila seorang mukmin tidak

bersikap lemah lembut terhadap sesama (konsumen), maka mereka

akan menjauh sehingga target tidak tercapai. Perlakuan lembut ini

adalah sebagai wujud dari pelayanan. Dengan perlakuan yang lemah

lembut, pelanggan akan merasa nyaman dan aman. Namun,

sebaliknya jika sikap kasar dan keras hati yang diberikan, maka

pelanggan akan merasa takut, tidak percaya serta merasa tidak aman.

Dengan demikian, mereka akan berpindah ke tempat lain yang

memberikan pelayanan lebih baik.

Kualitas pelayanan memiliki beberapa dimensi. Dimensi

tesebut digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan yang

mempengaruhi kepuasan konsumen. Dimensi tersebut yaitu

tangibles, reliability, dan responsiveness. Tangibles (bukti

langsung) meliputi fasilitas fisik, kelengkapan dan ketersediaan

barang.

45 Kementrian Agama RI, Alquran perkata Indonesia-Inggris, (Jakarta: Kalam Media Ilmu, 2014),

(37)

29

Dalam konsep Islam, fasilitas fisik hendaknya tidak

menunjukkan kemewahan. Fasilitas yang membuat konsumen

merasa nyaman memang penting, namun bukan fasilitas yang

menonjolkan kemewahan. Pernyataan ini sebagaimana yang

dinyatakan dalam Al Qur’an surat At-Takatsur ayat 1-5,





















































“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu) dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui

dengan pengetahuan yang yakin...”.46

Selanjutnya, dimensi reliability yang berkenaan dengan

kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan secara terpercaya

dan akurat. Pelayanan akan dapat dikatakan reliabel apabila dalam

perjanjian yang telah diungkapkan dicapai secara akurat. Ketepatan

dan keakuratan inilah yang akan menumbuhkan kepercayaan

konsumen terhadap lembaga penyedia layanan jasa. Dalam konteks ini,

Allah menghendaki setiap umatNya untuk menepati janji yang telah

dibuat dan dinyatakan. Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur’an surat

An-Nahl ayat 91,

(38)

30











































“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah sumpah itu), sesungguhnya Allah

mengetahui apa yang kamu perbuat”.47

Dimensi responsiveness (daya tanggap) menyangkut kerelaan

sumber daya organisasi untuk memberikan bantuan. Bantuan diberikan

kepada konsumen. Responsiveness juga meliputi kemampuan untuk

memberikan pelayanan secara cepat (responsif) dan tepat. Daya

tanggap merupakan bagian dari profesionalitas.

Organisasi yang profesional senantiasa berkomitmen untuk

memberikan pelayanan terbaik, memperhatikan harapan, dan masukan

dari konsumen serta meresponnya dengan cepat dan tepat. Jika tidak

demikian, berarti manajemen organisasi tersebut telah menzalimi

konsumen. Allah melarang setiap muslim untuk berbuat zalim dalam

berserikat/berbisnis. Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur’an surat Saad

ayat 24,

(39)

31































































“…dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian dari mereka berbuat zalim kepada yang lain,

kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan…”48

Allah memerintahkan kepada setiap muslim untuk tertib dalam

setiap urusannya. Allah juga memerintahkan setiap muslim memiliki

daya tanggap dan bersungguh-sungguh dalam setiap aktifitasnya. Hal

ini dinyatakan dalam Al-Qur’an surat Al-Insyirah ayat 7,



”Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”49

b. Perspektif Islam Kepuasan Konsumen

Islam adalah agama yang mengatur kehidupan ummatnya

secara sempurna. Islam tidak hanya mengatur persoalan yang berkaitan

dengan aqidah, akhlak, dan ibadah, namun persoalan mu’amalah telah

diatur dalam Islam. Salah satu aspek mu’amalah manusia yang diatur

dalam Islam adalah hal yang berkaitan dengan konsumsi.

Konsumsi seorang muslim memiliki pola dan pendekatan yang

berbeda dengan seorang non muslim. Hal ini yang mendasari perusahaan

48 Ibid., hal. 454.

(40)

32

UD. Syirkah aqiqah memperhatikan pengolahan makanan yang akan

dikonsumsi oleh konsumen. Seorang konsumen muslim tidak hanya

mencapai kepuasan dari konsumsi barang. Perilaku ekonomi konsumen

muslim juga berpusat pada kepuasan yang dikehendaki oleh Allah. Hal ini

terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Ahqaf ayat 15,







































































































Artinya :

“...Ya tuhanku taufikanlah (tunjukanlah hatiku) buat mengucapkan terima kasih atas karunia engkau yang telah enggaku anugrahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan supaya aku kerjakan amalan yang soleh yang enggakau sukai, perebaikilah anak-anak cucuku (keturunanku) sungguh saya tobat

kepada enggkau dan saya termasuk golongan orang orang Islam.”50

C. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah model berpikir yang dipakai untuk

menjelaskan proses kesinambungan antara dua variabel atau lebih di

dalam penelitian. Paradigma penelitian disusun untuk memudahkan

pembacaan. Paradigma penelitian harus dibuat dalam bentuk gambar

model. Gambar model mencantumkan rumusan pengolahan statistik

(41)

33

untuk menggambarkan alur dan proses pelaksanaan penelitian. Paradigma

[image:41.595.135.525.149.574.2]

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar II. 1 Paradigma Penelitian

Keterangan:

Kualitas pelayanan merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan adalah bentuk penilaian konsumen terhadap upaya pemenuhan kebutuhan yang diiringi dengan keinginan konsumen. Dalam hal ini, kualitas pelayanan terdiri dari tangibles, reliability dan responsiveness.

Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. Pelayanan perlu diimbangi daya tanggap yang baik untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para konsumen dan memberikan pelayanan dengan cepat. Bukti langsung (tangibles) meliputi fasilitas fisik, kelengkapan dan ketersediaan barang. Keterkaitan yang terjadi pada kualitas pelayanan ini sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.51

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian. Dimana, rumusan masalah penelitian dinyatakan

dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi,

hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan

51 Wendi Ardiawan Happy, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi

Kasus pada Luwes Loji Wetan Solo)”, Skripsi, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, Jurusan Manajemen, 2009), hal. 35.

(42)

34

masalah penelitian belum jawaban yang empirik.52 Berdasarkan kerangka

teori yang telah diuraikan di atas, peneliti mengambil suatu hipotesis

penelitian yang akan diuji dan dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan

tujuan penelitian, rancangan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

H1 = Adanya pengaruh kualitas pelayanan dalam kepuasan konsumen

menggunakan jasa dari aqiqah UD. Syirkah Surabaya

H0 = Tidak adanya pengaruh kualitas pelayanan dalam kepuasan

konsumen menggunakan jasa dari aqiqah UD. Syirkah Surabaya

52 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian

kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu. Cara

untuk menguji teori dengan meneliti hubungan antar variabel.

Variabel-variabel ini diukur menggunakan instrumen penelitian, sehingga

menghasilkan data yang terdiri dari angka-angka. Penelitian ini bermaksud

menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta

hubungan/pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lain.

Jenis penelitian ini menggunakan metode asosiatif. Adanya

hubungan variabel independen dengan variabel dependen menjadi alasan

peneliti memilih metode asosiatif. Keterkaitan yang terjadi pada kualitas

pelayanan ini sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

Keterkaitan ini juga yang mendasari peneliti menggunakan metode

asosiatif.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UD. Syirkah yang berlokasi di

Surabaya. Tepatnya, di Jl. Sidosermo 4 Gg. III No. 29 Surabaya. Lokasi

ini merupakan pusat dari UD. Syirkah. Cabang UD. Syirkah berada di

(44)

36

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling a. Populasi

Konsumen UD. Syirkah adalah masyarakat kota Surabaya,

Sidoarjo, Gresik dan sekitarnya. Namun, tidak semua masyarakat kota

Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan sekitarnya yang akan menjadi populasi

penelitian ini. Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang pernah

menggunakan jasa dari UD. Syirkah di tahun 2016. Jumlah konsumen

di tahun 2016 berjumlah 176 orang. Jumlah ini berdasarkan data

konsumen pada bulan januari-maret 2016.

a. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi. Besarnya populasi

tidak memungkinkan peneliti mempelajari semua. Hal ini akan banyak

memakan waktu, tenaga, dan dana. Pada penelitian ini, jumlah

populasi ada 176. Oleh karena itu, peneliti menggunakan rumus

Solvin untuk menentukan ukuran sampel dari populasi. Rumus Solvin

yang digunakan adalah sebagai berikut:53

= 1 +

Dimana:

n = sampel

N = populasi

(45)

37

e = perkiraan tingkat kesalahan

Populasi dalam penelitian ini adalah 176, dan tingkat kesalahan yang

akan digunakan adalah 10% atau 0.1

= 1 +

= 1 + 176. (0,1)176

= 1 + 176.0,01176

= 1 + 1,76176

= 2,76 = 63,7176

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh di atas, ukuran

sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 63,7 responden.

Dibulatkan menjadi 64 responden.

b. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel.54 Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability

sampling. Teknik pengambilan sampel non probability sampling yang

dipilih adalah teknik accidental/incidental yaitu menggunakan

individu-individu yang telah memenuhi karakteristik penelitian dan

kebetulan dijumpai oleh peneliti. Alasannya, meningkatkan

(46)

38

kepraktisan (mudah dilakukan) dan efisiensi penelitian (menghemat

waktu, biaya, dan tenaga penelitian).

D. Variabel dan Indikator Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat dua macam variabel, yakni variabel

bebas dan terikat. Selain itu, penelitian ini memiliki beberapa indikator.

Variabel dan indikator penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang

mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas menghasilkan akibat

pada variabel yang lain. Variabel bebas pada umumnya berada

dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu.55Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan.

2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang

diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah kepuasan konsumen.

Penelitian ini ditentukan oleh indikator yang akan diukur dari

setiap variabel. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam membuat

instrumen penelitian. Indikator ini kemudian dijabarkan menjadi

butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Indikator-indikator dari kedua variabel

di atas adalah sebagai berikut :

(47)

[image:47.595.137.511.95.604.2]

39

Tabel III. 1

Variabel dan indikator penelitian

Variabel

Indikator

Kualitas Pelayanan - Kebersihan dapur - Kerapian dapur

- Kelengkapan peralatan yang dibutuhkan oleh konsumen (sendok plastik, acar, tisu, print out nama keluarga yang berhajat) - Keramahan

- Kejujuran dalam memberikan keterangan tentang fasilitas - Kejelasan dalam memberikan

keterangan fasilitas

- Ketepatan waktu pengiriman masakan (memenuhi janji) - Kehandalan karyawan dalam

menyajikan menu yang diinginkan konsumen

- Kemampuan menanggapi keluhan - Kemampuan membantu konsumen - Kecepatan karyawan dalam

menyelesaikan masalah Kepuasan Konsumen - Konsumen merasa puas atas

perhatian secara keseluruhan oleh UD. Syirkah

- Konsumen merasa puas atas pelayanan secara keseluruhan oleh UD. Syirkah

- Konsumen berminat untuk kembali mengkonsumsi masakan di UD. Syirkah

- Konsumen merekomendasikan kepada konsumen lain untuk berkunjung ke UD. Syirkah

E. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian adalah proses yang dilakukan untuk

(48)

40

dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini. Tahapan tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dimulai dengan perumusan masalah.

Perumusan masalah diperoleh dari adanya latar belakang masalah.

Selanjutnya, peneliti menentukan variabel. Menentukan variabel

merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh peneliti kuantitatif.

Variabel ini akan digunakan peneliti untuk mengetahui hasil dari

penelitian ini.

Selanjutnya, peneliti melakukan studi kepustakaan. Studi

kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teori yang tepat. Tahapan selanjutnya yang akan dilakukan peneliti

adalah menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan

digunakan dalam penelitian ini. Alat ukur ini kemudian digunakan

peneliti untuk menguji variabel yang telah ditentukan. Kemudian,

pembimbing melakukan hasil dari penelitian ini.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Dalam tahap ini, peneliti menentukan lokasi dan

menyelesaikan perizinan penelitian. Setelah itu, peneliti menentukan

(49)

41

jumlah sampel, peneliti melakukan pengumpulan data dengan alat

ukur yang sudah dipersiapkan.

3. Tahap Pengolahan Data

Tahap pengolahan data dimulai dengan melakukan skoring

terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden. Kemudian,

peneliti menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh.

Selanjutnya, peneliti membuat tabel data. Setelah pembuatan tabel

data selesai, peneliti melakukan analisa data dengan IBM SPSS 20.

Tahapan terakhir yang dilakukan peneliti yaitu membuat kesimpulan

dan laporan akhir penelitian yang disajikan dalam bab lima.

F

. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuisioner.

Kuisioner disebut juga dengan angket. Kuisioner dilakukan dengan

memberi seperangkat pertanyaan maupun pernyataan. Kuisioner dapat

dilakukan dengan memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data

yang efisien. Kuisioner efisien jika variabel yang diukur pasti.56Teknik

yang dipakai dalam pengukuran kuisioner penelitian ini adalah likert

scale atau skala likert.

(50)

42

d

. Teknik Validitas Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan instrumen

untuk mengumpulkan data. Instrumen digunakan untuk mengukur nilai

variabel yang akan diteliti. Dengan demikian, jumlah instrumen yang akan

digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang

diteliti.57Instrumen penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner digunakan

peneliti untuk mengukur pengaruh tangibles, reliability dan

responsiveness terhadap kepuasan konsumen UD. Syirkah aqiqah dengan

menggunakan skala likert.

Jawaban dari setiap item instrumen yang men

Gambar

Gambar II. 1
Tabel III. 1
Gambar IV.1
Gambaran Umum Responden Gambaran Umum Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi bagaimana cara untuk menyingkapkan diri tersebut, berapa banyak yang bisa diungkapkan, bagaimana cara untuk menying- kapkan diri, melalui wahana apa penyingkapan

Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh penulis berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sobandi dan Sudarmadji, penelitian yang dilakukan penulis lebih

Demikian pula, pekerjaan penyelesaian khusus pada lantai dapat menyebabkan pengukuran tidak akurat meskipun masih mungkin untuk menentukan posisi dari batang individual. 10.3.2 Dalam

Bila dalam waktu tersebut tidak ada sanggahan dari peserta lelang, maka keputusan ini dinyatakan sah dan tidak dapat diganggu gugat.. Demikian pengumuman ini di sampaikan,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan tidak signi fi kan terhadap kinerja, apabila kompensasi ditingkatkan maka akan

Lokasi penelitian bertempat di Nagori (kelurahan) Dolok Merangir I dan Nagori (kelurahan) Dolok Merangir II, karena lokasi perkebunan karet Dolok Merangir berada

Sesuai ketentuan Pasal 12 ayat 9 Anggaran Dasar Perseroan, pemanggilan Rapat akan dilakukan dengan cara memasang iklan sedikitnya dalam 1 (satu) surat kabar

The detection of planes in the point cloud is conducted by apply- ing an algorithm developed in the frame of a study by Miernik et al. The algorithm is implemented in a