• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOOK Wahyudi Inawati B Pemecahan masalah matematika Unit 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BOOK Wahyudi Inawati B Pemecahan masalah matematika Unit 4"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pemecahan Masal ah Matemati k a 22 MENYUSUN PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIKA

Inawati Budiono

Banyak orang yang berpendapat bahwa matematika itu adalah ‘ilmu’ yang pasti.

Masalah-masalah atau persoalan matematika dapat diselesaikan dengan prosedur yang jelas,

terurut, dan ‘saklek’. Hal itu berbeda dengan ilmu-ilmu sosial pada umumnya. Dalam ilmu-ilmu

sosial, untuk menyelesaikan suatu permasalahan tak ada prosedur pasti yang dapat digunakan.

Benarkah pendapat itu? Benarkah permasalahan matematika dapat diselesaikan dengan

prosedur yang pasti? Terlepas benar tidaknya, sepertinya banyak orang yang setuju dengan

pendapat tersebut. Termasuk guru-guru di sekolah mempercayainya. Baik guru-guru dari bidang

ilmu-ilmu sosial ataupun para guru matematika sendiri mempercayai akan pendapat tersebut.

Pertama, karena pengalaman mereka. Pengalaman semasa mereka menjadi siswa,

mahasiswa, dan hingga menjadi guru. Mereka terbiasa dengan pembelajaran matematika yang

prosedural, algoritmik, dan ‘saklek’. Pengalaman belajar matematika mereka ‘membuktikan’

bahwa soal-soal atau permasalahan matematika itu hanya dapat diselesaikan dengan prosedur

yang pasti. Sedangkan permasalahan ilmu-ilmu sosial tidak demikian.

Kedua, karena mereka terpengaruh oleh teori-teori belajar “kuno” yang pernah mereka

dapatkan semasa menempuh pendidikan. Pengaruh teori ini begitu membekas dalam diri mereka,

Sama halnya seperti ilmu-ilmu sosial, permasalahan atau soal-soal dalam matematika pun

secara garis besar dapat diklasifikasi menjadi menjadi dua bagian. Yang pertama adalah

masalah-masalah matematika tetutup (closed problems). Dan yang kedua adalah

masalah-masalah matematika terbuka (open problems).

Yang selama ini muncul di permukaan dan banyak diajarkan di sekolah adalah

masalah-masalah matematika yang tertutup (closed problems). Di mana memang dalam menyelesaikan

masalah-maslah matematika tertutup ini, prosedur yang digunakannya sudah hampir bisa

dikatakan standar alias baku. Akibatnya timbul persepsi yang agak keliru terhadap matematika.

Matematika dianggap sebagai pengetahuan yang pasti, prosedural, dan ‘saklek’. Sementara itu,

masalah-masalah matematika terbuka (open problems) sendiri hampir tidak tersentuh, hampir

(2)

Pemecahan Masal ah Matemati k a 23 bila ada permasalahan matematika macam ini, soal atau permasalahan itu dianggap ’salah soal’

atau soal yang tidak lengkap.

Secara sederhana, open problems sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua bagian.

Yakni open-ended problems dan pure open problems. Untuk open-ended problems sendiri dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian. Yakni: (1) problems dengan satu jawaban banyak cara

penyelesaian; dan (2) problems dengan banyak cara penyelesaian juga banyak jawaban.

Contoh 1:

Seekor sapi yang diniatkan untuk dikurbankan ‘berat’nya 500 kg. Berat sapi ini sama dengan

berat 20 orang anak-anak. Berapa rata-rata berat masing-masing anak?

Soal ini termasuk closed problems karena dengan prosedur yang standar, yakni pembagian

= 25 , kita dengan pasti dapat menentukan rata-rata berat masing-masing anak. Dan ini jelas

merupakan soal yang berupa satu cara dan satu jawaban. Makanya soal ini termasuk dalam

kelompok closed problems.

Soal di atas, dapat diubah menjadi sebuah soal yang termasuk dalam kelompok open-ended

problems sehingga menjadi soal berikut ini.

Seekor sapi yang ‘berat’nya 500 kg akan dikurbankan. Setara dengan berapa orang

anakkah‘berat’ sapi tersebut?

Soal ini termasuk dalam open-ended problems karena kita tidak secara pasti tahu prosedur untuk

menjawab soal ini. Soal ini akan mengundang banyak cara dan juga banyak jawaban. Soal

semacam ini amat jarang diberikan. Padahal, soal semacam ini menuntut kreativitas kita dalam

menjawabnya. Soal semacam ini pun menuntut kita untuk berfikir lebih ketimbang hanya

mengingat prosedur baku dalam menyelesaikan suatu masalah. Untuk menyelesaikan masalah

ini, kita tak dapat langsung begitu saja menjawabnya. Soal ini menuntut kita berpikir lebih

cerdas. Menuntut kita untuk melakukan perencanaan sebelum mendapat jawaban. Soal ini

menuntut kita agar dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan jawaban. Pun mengantisispasi

berbagai cara yang mungkin dilakukan untuk menjawabnya.

Menurut Sawada (1997), bila open-ended problems diberikan pada para siswa di sekolah,

setidaknya ada lima keuntungan yang dapat diharapkan:

1. Para siswa terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mereka dapat

mengungkapkan ide-ide mereka secara lebih sering. Para siswa tak hanya pasif menirukan cara

(3)

Pemecahan Masal ah Matemati k a 24 2. Para siswa mempunyai kesempatan yang lebih dalam menggunakan pengetahuan dan

keterampilan matematika mereka secara menyeluruh. Ya, mereka terlibat lebih aktif dalam

menggunakan potensi pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki sebelumnya.

3. Setiap siswa dapat menjawab permasalahan dengan caranya sendiri. Ini artinya, tiap

kreativitas siswa dapat terungkapkan.

4. Pembelajaran dengan menggunakan open-ended problems semacam ini memberikan

pengalaman nyata bagi siswa dalam proses bernalar.

5. Ada banyak pengalaman-pengalaman (berharga) yang akan didapatkan siswa dalam

bentuk kepuasan dalam proses penemuan jawaban dan juga mendapat pengakuan dari

siswa-siswa lainnya.

Berhadapan dengan sesuatu yang tidak rutin dan kemudian mencoba menyelesaikannya

merupakan ciri khas makhluk hidup yang berakal. Pemecahan masalah (problem solving)

merupakan latihan bagi siswa untuk berhadapan dengan sesuatu yang tidak rutin dan kemudian

mencoba menyelesaikan. Ini adalah salah satu kompetensi yang harus ditumbuhkan pada diri

siswa. Kompetensi seperti ini ditumbuhkan melalui bentuk pemecahan masalah.

Pembelajaran pemecahan masalah tidak sama dengan pembelajaran soal-soal yang telah

diselesaikan (solved problems). Pada pemecahan masalah kita memberikan bekal kepada siswa

berbagai teknik penyelesaian untuk menyelesaikan masalah. Strategi ataupun taktik untuk

menyelesaikan masalah dengan cara ini disebut heuristics, karena pada dasarnya pembelajar

harus dapat menemukan sendiri.

Terdapat berbagai strategi dalam pemecahan masalah, dari yang sederhana sampai

strategi yang cukup kompleks. Diantaranya menerka dan menguji kembali, membuat daftar yang

teratur, mengasumsikan jika sebagian dari masalah telah terselesaikan, menghapuskan beberapa

kemungkinan, menyelesaikan masalah yang setara, menggunakan simetri, memperhatikan hal

khusus, menggunakan alasan langsung, menyelesaikan sutau persamaan, melihat pola yang

muncul, mengskets suatu gambar, memikirkan masalah sejenis yang telah diselesaikan,

menyelesaikan masalah yang lebih sederhana, menyelesaikan masalah yang mirip, bekerja

mundur dan menggunakan formula atau rumus.

Menurut Polya ada 4 langkah yang perlu dilakukan dalam menyelesaikan masalah

matematika, yaitu:

1. Memahami masalah yang ada

a. Apakah kita mengetahui arti semua kata yang digunakan? Jika tidak carilah di

indeks, kamus, definisi, dan lainnya

(4)

Pemecahan Masal ah Matemati k a 25 c. Apakah kita mampu menyajikan masalah dengan menggunakan kata-kata sendiri?

d. Apakah masalah dapat disajikan dengan cara lain?

e. Apakah kita dapat menggambar sesuatu yang dapat digunakan sebagai bantuan?

f. Apakah informasi cukup untuk menyelesaikan masalah?

g. Apakah informasi berlebihan?

h. Apakah ada yang perlu dicari sebelum mencari jawaban dari masalah?

Menyusun suatu strategi . Jangan ragu-ragu untuk mencoba salah satu dari strategi untuk

digunakan dalam menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Pada umumnya, strategi yang

berhasil ditemukan setelah beberapa kali mencoba strategi yang gagal. Kegagalan adalah satu

langkah kecil untuk mencapai tujuan dalam pemecahan masalah.

Melakukan strategi yang terpilih langkah ini lebih mudah dibandingkan menyusun

strategi. Disini hanya diperlukan kesabaran dan kehati-hatian untuk menjalankan strategi.

Melihat kembali pekerjaan yang telah dilakukan. Selanjutnya, jika perlu menyusun

strategi baru yang lebih baik atau menuliskan jawaban dengan lebih baik berada di langkah ini.

Pada tahap ini ada empat langkah penting yang dapat dijadikan pedoman untuk melaksanakan

langkah ini;

a. Mencocokan hasil yang diperoleh dengan hal yang ditanya

b. Menginterpretasikan jawaban yang diperoleh

c. Mengidentifikasi adakah cara lain untuk mendapatkan penyelesaian masalah

d. Mengidentifikasi adakah jawaban atau hasil lain yang memenuhi

Di kelas, empat langkah ini dikenal nama macam-macam, antara lain: “SEE – PLAN –

DO – CHECK” atau “KENALI – SUSUN RENCANA – LAKUKAN – PERIKSA KEMBALI”.

Kemampuan pemecahan masalah ini akan terbantu perkembangannya kalau dalam diri siswa

dipenuhi dengan berbagai macam strategi pemecahan masalah (Usaid;2006).

Di Amerika Serikat, penyelidikan tentang Pemecahan Masalah telah dilakukan beberapa

puluh tahun yang lalu. Diantaranya penyelidikan dilakukan oleh Dodson (1971), Hollander

(1974). Menurut mereka kemampuan pemecahan masalah yang harus ditumbuhkan adalah:

1. Kemampuan mengerti konsep dan istilah matematika;

2. Kemampuan mencatat kesamaan, perbedaan, dan analogi;

3. Kemampuan untuk mengidentifikasi elemen terpenting dan memilih prosedur yang

benar;

4. Kemampuan untuk mengetahui hal yang tidak berkaitan;

5. Kemampuan untuk menaksir dan menganalisa;

(5)

Pemecahan Masal ah Matemati k a 26 7. Kemampuan untuk memperumum (generalisasi) berdasarkan beberapa contoh;

8. Kemampuan untuk menganti metode yang telah diketahui;

9. Mempunyai kepercayaan diri yang cukup dan merasa senang terhadap materinya.

Selain kemampuan di atas, siswa mempunyai keadaan yang tentu untuk masa yang akan

datang sehingga dengan percaya diri dapat mengembangkan kemampuan tersebut. Untuk

mengembangkan kemampuan di atas, guru memberikan hal berikut:

1. Ajari siswa dengan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk berbagai masalah;

2. Berikan waktu yang cukup untuk siswa mencoba masalah yang ada;

3. Ajaklah siswa untuk menyelesaikan masalah dengan cara lain;

4. Setelah masalah terselesaikan, ajaklah siswa untuk melihat kembali, melihat

kemungkinan lain, mengatakan dengan bahasa mereka sendiri.

John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan amerika yang dikutip Wina Sanjaya

(2006:217) menjelaskan 6 langkah strategi pembelajaran bebasis masalah yang kemudian

dinamakan metode pemecahan masalah (Problem Solving), yaitu;

1. Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa dalam menentukan masalah yang akan

dipecahkan.

2. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari

berbagai sudut pandang.

3. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan bebagai kemungkinan

pemecahan yang sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

4. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang

diperlukan untuk pemecahan masalah

5. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengembil atau merumuskan kesimpulan

sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan

6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan

rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan

rumusan kesimpulan kemudian ajaklah untuk mencari penyelesaian dengan cara yang

lebih baik.

Jika kita berhadapan dengan masalah yang sulit, tidak berarti kita harus menghindar.

Tetapi gunakan cukup waktu untuk mengulang dan mengerjakan masalah yang lebih

banyak. Mulailah dengan mengerjakan masalah serupa, dan kemudian

masalah-masalah yang menantang.

(6)

Pemecahan Masal ah Matemati k a 27 Latihan

1. Soal-soal dalam matematika secara garis besar dapat diklasifikasi menjadi menjadi dua

bagian, yaitu masalah-masalah matematika tertutup (closed problems) dan masalah-masalah

matematika terbuka (open problems). Jelaskan (sertakan contoh soalnya) apa yang

dimaksudkan dengan closed problems dan open problems.

2. Apa yang Saudara ketahui tentang open-ended problems? Jika open-ended problems

diberikan kepada siswa, setidaknya ada lima keuntungan yang dapat diharapkan. Sebut dan

jelaskan lima keuntungan tsb.

3. Menurut Polya ada empat langkah yang perlu dilakukan dalam menyelesaikan masalah

Referensi

Dokumen terkait

Penalaran deduktif adalah suatu cara penarikan kesimpulan dari pernyataan atau fakta yang dianggap benar dengan menggunakan logika dimana cara penarikan

Penyelesaian : Rumus volume suatu kubus adalah sisi ksli sisi kali sisi atau disingkat dengan s 3 yang diketahui sama dengan 27 cm 3 atau s 3 = 27 sehingga panjang sisi

yang termasuk kategori masalah. Dalam menghadapi soal ini, siswa dituntut berpikir tingkat tinggi karena soal tersebut tidak dapat segera diselesaikan. Soal kategori masalah

Pokok pikiran dari pendekatan open ended adalah pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara siswa dan matematika, sehingga mereka mampu menjawab permasalahan

Dari hasil respon siswa terhadap tugas atau masalah yang diberikan dapat kita ketahui bagaimana tingkat kemampuan kognitif siswa dalam menjawab soal atau menyelesaikan

Keterkaitan antara kemampuan pemecahan masalah matematis dan perestasi belajar siswa sangat erat kaitannya, pada dasarnya dapat kita lihat ketika siswa sedang menjawab

Pokok pikiran dari pendekatan open ended adalah pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara siswa dan matematika, sehingga mereka mampu menjawab permasalahan

Berdasarkan Gambar 2 terlihat siswa melakukan kesalahan dalam menjawab soal karena tidak dibuat gambar dulu agar bisa menentukan Titik Kebanyakan kesalahan yang dilakukan siswa terdapat