• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOOK Wahyudi Inawati B Pemecahan masalah matematika Unit 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BOOK Wahyudi Inawati B Pemecahan masalah matematika Unit 3"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pemecahan Masal ah Matemati k a 14

CARA TEPAT MEMILIH PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIKA

Inawati Budiono

Menurut petunjuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah, bahwa penerapan

strategi yang dipilih dalam pengajaran matematika haruslah bertumpu pada dua hal, yaitu

optimalisasi semua unsur pembelajaran, serta optimalisasi keterlibatan seluruh indra siswa (Tim

MKBM:2001). Siswa belajar melalui pengalaman dan guru memberikan pengalaman tersebut.

Jadi pemahaman siswa terhadap matematika, kemampuan mereka menggunakannya untuk

memecahkan masalah, serta kepercayaan mereka terhadap matematika semuanya dibentuk oleh

pembelajaran yang mereka hadapi di sekolah.

Pembelajaran matematika yang efektif perlu komitmen yang sungguh-sungguh untuk

mengembangkan pemahaman matematika siswa. Karena siswa belajar dengan mengkaitkan

konsep / pengetahuan terdahulu, guru hendaknya memahami apa yang telah siswa ketahui

sebelumnya. Pembelajaran efektif yang perlu dilakukan guru adalah bagaimana guru mendorong

siswa untuk berpikir, bertanya, memecahkan masalah, dan mendiskusikan ide-ide mereka, serta

strategi dan penyelesaiannya.

Pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika merupakan bagian tak terpisahkan

dalam pembelajaran matematika, perlu memperoleh perhatian serius bagi para guru. Pemecahan

masalah dalam matematika melibatkan metode dan cara penyelesaiannya yang tidak standard

dan tidak diketahui terlebih dahulu. Untuk mencari penyelesaiannya para siswa harus

memanfaatkan pengetahuannya, dan melalui proses ini mereka akan sering mengembangkan

pemahaman matematika yang baru. Penyelesaian masalah bukan hanya sebagai tujuan akhir dari

belajar matematika, melainkan sebagai bagian terbesar dari aktivitas ini. Siswa harus memiliki

kesempatan sesering mungkin untuk memformulasikan, menyentuh, dan menyelesaikan

masalah-masalah kompleks yang mensyaratkan sejumlah usaha yang bermakna dan harus

mendorong siswa untuk berani mereflesikan pikiran mereka.

Dengan menggunakan pemecahan masalah dalam matematika, siswa mengenal cara

berpikir, kebiasaan untuk tekun, dan keingintahuan yang tinggi, serta percaya diri dalam situasi

(2)

Pemecahan Masal ah Matemati k a 15 kehidupan sehari-hari dan di tempat kerja menjadi pemecah masalah yang baik dapat mengarah

menjadi hal menguntungkan.

Pemecahan masalah merupakan bagian tak terpisahkan dalam semua bagian

pembelajaran matematika, dan juga tidak harus diajarkan secara terisolasi dari pembelajaran

matematika. Persoalan pemecahan masalah yang baik memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bersikeras dan memperluas apa yang mereka tahu dan dapat menstimulus belajar

matematika. Dalam pengenalan konsep matematika kepada anak-anak kelas rendah (anak-anak

kelas I, II, dan III), persoalan dapat didatangkan dari dunia mereka sendiri. Misalkan, persoalan

untuk kelas II dapat berupa:

“Andaikan seorang murid kelas II akan mencari apakah lebih banyak laki-laki atau

perempuan di sekolahnya apabila kelas II ini ada 3 kelas?”

Untuk menyelesaikan masalah di atas, seorang siswa kelas II perlu belajar bagaimana

mengumpulkan data, merekam data, dan menjumlahkan beberapa bilangan dalam suatu saat

yang hampir bersamaan.

Di kelas menengah, misalkan kita dapat memperkenalkan konsep perbandingan melalui

suatu pengamatan di mana siswa diberi resep-resep untuk minuman campuran yang memerlukan

sejumlah air dan jus yang berbeda, kemudian siswa diminta untuk menentukan mana yang lebih

banyak sari buahnya. Karena tak ada dua resep yang menghasilkan dua jus yang persis sama,

masalah ini sulit bagi siswa yang tidak mempunyai pengetahuan tentang perbandingan. Berbagai

ide dicobakan dan pertanyaan-pertanyaan yang baik disampaikan kepada siswa dan dibimbing

guru dan pada akhirnya siswa sampai kepada penggunaan konsep perbandingan.

Di kelas lebih tinggi, misalkan persoalannya adalah sebagai berikut:

“Saya memiliki beberapa koin uang dua ratusan, beberapa koin uang lima ratusan, dan

beberapa koin ribuan di dalam saku. Jika saya mengambil uang sebanyak 3 keping koin

dari saku saya, berapa banyak uang yang saya ambil?”

Pengetahuan diperlukan untuk menyelesaikan persoalan di atas, yaitu pengertian uang

logam koin 200-an, uang logam 500-an, dan uang logam 1000-an. Siswa juga perlu memahami

konsep penjumlahan. Pengerjaan permasalahan seperti ini menawarkan kepada siswa untuk

berlatih penjumlahan. Namun, pentingnya tujuan matematika dari masalah ini adalah membantu

siswa berpikir secara sistematik tentang kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, kemudian

mengorganisir, dan merekam pemikiran mereka, dan tidak perlu menunggu sampai mereka

mahir dalam penjumlahan.

Contoh 1 berikut ini muncul di kelas IV. Guru menyampaikan pertanyaan sebagai

(3)

Pemecahan Masal ah Matemati k a 16 Perlihatkan semua daerah persegipanjang yang dapat kalian buat menggunakan 24 ubin

(ukuran 10 cm x 10 cm). Kalian harus menggunakan semua ubin. Hitung dan catatlah

luas dan keliling setiap persegipanjang yang mungkin, kemudian cari dan jelaskan

hubungan yang kalian peroleh.

Persoalan tersebut jelas bukan soal yang jawabannya tunggal, bukan pula soal-soal yang

bersifat tertutup (closed problems). Bagi siswa kelas IV, perlu beberapa pengetahuan untuk dapat

menjawabnya. Namun bukan persoalan yang jawabannya sebagai jawaban yang bersifat hafalan

(rote learning). Para siswa harus mengerahkan pengetahuan yang mereka miliki berupa konsep

luas, keliling, faktor, pembagian dan perkalian, serta beberapa pengetahuan tambahan untuk

dapat menyelesaikannya. Dengan kata lain, dengan pemecahan masalah berbagai kompetensi

siswa dapat tumbuh sehingga berpikir matematika siswa dapat berkembang secara baik.

1

24

2

12 3

8

4

6

Contoh 2 persoalan pemecahan masalah di kelas tinggi ( kelas V – VI):

Jika kalian menggulirkan dua buah dadu (keduanya terdapat bilangan 1-6 pada setiap

permukaannya) dan kurangkan bilangan terkecil dari bilangan terbesar, atau kurangkan

satu bilangan dari bilangan lain. Apabila nilainya sama, bagaimana kemungkinan

munculnya? Jika kalian kerjakan sebanyak dua puluh kali, kemudian kalian buat

diagram dan kalian gambarkan garis dari hasilnya. Bagaimanakah gambar diagram

garis dari data tersebut? Apakah selisih tertentu lebih besar kemungkinannya daripada

(4)

Pemecahan Masal ah Matemati k a 17

Selisih Frekuensi

0

1

2

3

4

5

Dari persoalan seperti di atas banyak dugaan, bahkan mungkin ‘keterkejutan’ dari para

siswa ketika mereka menempuh percobaan tersebut. Beberapa siswa terkejut ketika mengetahui

ternyata bilangan-bilangan itu terentang dari 0 sampai 5. Beberapa siswa lain memperoleh

catatan bahwa 0 dan 5 muncul sangat sedikit, sementara 1 dan 2 muncul lebih sering. Hal ini

mendorong guru untuk bertanya lebih lanjut bagaimana dengan kemungkinan-kemungkinan

bilangan 3, dan 4.

1 2 3 4 5 6

1 0 1 2 3 4 5

2 1 0 1 2 3 4

3 2 1 0 1 2 3

4 3 2 1 0 1 2

5 4 3 2 1 0 1

6 5 4 3 2 1 0

Tampak dari tabel bahwa hasil pengurangan 1 memiliki peluang yang lebih banyak

daripada selisih 2, dan seterusnya. Munculnya selisih 0 memiliki nilai kemungkinan yang sama

dengan munculnya selisih 3, yaitu sebesar 1∕6.

Pembicaraan sebagian kecil dari salah satu kompetensi kurikulum matematika, yaitu

kompetensi pemecahan masalah diharapkan siswa mampu membangun pengetahuan baru

matematika, memecahkan permasalahan matematika dalam konteks lain, menerapkan dan

mengadaptasi berbagai macam strategi untuk memecahkan masalah serta memonitor dan

mereflesikan proses penyelesaian masalah matematika. Karena tuntutan pemecahan masalah

(5)

Pemecahan Masal ah Matemati k a 18 permasalahan pemecahan masalah dalam matematika, guru juga harus terlatih menggunakan

soal-soal pemecahan masalah.

Meskipun tidak ada cara tunggal yang terbaik dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan

masalah dan tidak ada satu strategi yang dipelajari sekali untuk keperluan semuanya, strategi

dipelajari sepanjang waktu dan diterapkan dalam konteks tertentu sehingga menjadi lebih halus,

mendalam dan fleksibel, karena mereka digunakan dalam situasi yang makin kompleks.

1) Konsep dasar dan karakteristik strategi pemecahan masalah.

Diartikan sebagai rangkaian aktifitas pembelajaran yang menekankan pada proses

penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat tiga ciri utama yaitu; pertama,

merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam implementasinya ada sejumlah

kegiatan yang harus dilakukan siswa, kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk

menyelesaikan masalah, yang menempatkan masalah sebagai kunci dari proses

pembelajaran, ketiga, pemecahan masalah menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah

(Wina Sanjaya, 2008). Strategi pemecahan masalah dapat diterapkan:

a. Manakalah guru mengharapkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi

pelajaran, tetapi menguasai dan memahami secara penuh.

b. Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berfikir rasional siswa.

c. Manakalah guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta

membuat tantangan intelektual siswa.

d. Jika guru menginginkan mendorong siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam

belajarnya.

e. Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan

kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan).

2) Hakikat masalah dalam strategi pemecahan masalah

Menurut Wina Sanjaya (2008), Hakikat masalah dalam strategi pemecahan masalah

adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara

kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Oleh karena itu, materi atau topik

tidak terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan tetapi dapat pula

bersumber dari peristiwa-peristiwa yang terjadi yang sesuai dengan kurikulum yang

berlaku.

3) Kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam strategi pemecahan masalah

a. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik

b. Bahan yang dipilih adalah bahan yang familiar dengn siswa, sehingga siswa dapat

(6)

Pemecahan Masal ah Matemati k a 19 c. Bahan ysng dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang

banyak, sehingga terasa bermanfaat.

d. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang

harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kirikulum

e. Bahan yang dipilih sesuai dengan miniat siswa sehinggga setiap siswa merasa perlu

mempelajarinya.

4) Macam-macam strategi pemecahan masalah matematika

Menurut Reys (1978) dan buku pengembangan pembelajaran matematika SD, disebutkan

beberapa macam strategi pemecahan masalah yaitu:

a. Beraksi (Act It Out)

Strategi ini menuntut untuk melihat apa yang ada dalam masalah dan membuat

hubungan antar komponen dalam masalah menjadi jelas melalui serangkaian saksi fisik

atau manipulasi objek. Penggunaan manipulasi objek agar hubungan antar komponen

dalam permasalahan menjadi jelas.

b. Membuat gambar atau diagram

Strategi ini digunakan untuk menyederhanakan masalah dan memperjelas hubungan

yang ada. Untuk membuat gambar atau diagram ini, tidak perlu membuatnya detail

tetapi cukup yang berhubungan dengan permasalahan yang ada.

c. Mencari pola

Pada prinsipnya, strategi mencari pola ini sudah dikenal sejak di Sekolah Dasar. Untuk

memudahkan memahami permasalahan, siswa sering kali diminta untuk membuat tabel

dan kemudian menggunakannya untuk menemukan pola yang relevan dengan

permasalahan yang ada.

d. Membuat tabel

Strategi ini ini membantu mempermudah siswa untuk melihat pola dan memperjelas

informasi yang hilang. Dengan kata lain strategi ini sangat membantu dalam

mengklasifikasikan dan menyusun informasi atau data dalam jumlah besar.

e. Menghitung semua kemungkinan secara sistematis

Strategi ini sering digunakan bersama-sama dengan strategi mencari pola dan membuat

tabel, karena kadang kala tidak mungkin untuk mengidentifikasi seluruh kemungkinan

himpunan penyelesaian. Dalam kondisi demikian, dapat menyederhanakan dengan

mengkategorikan semua kemungkinan kedalam beberapa bagian. Namun, jika

memungkinkan kadang-kadang perlu mengecek atau menghitung semua kemungkinan

(7)

Pemecahan Masal ah Matemati k a 20 f. Menebak dan menguji

Strategi menebak yang terdidik ini didasarkan pada aspek-aspek yang relevan dengan

permasalahan yang ada, ditambah pengetahuan dari pengalaman sebelumnya. Hasil

tebakan tentu saja harus diuji kebenaranya serta diikuti oleh sejumlah alasan yang logis.

g. Bekerja mundur

Strategi ini sangat cocok untuk menjawab permasalahan yang menyajikan kondisi atau

hasil akhir dan menayakan sesuatu yang terjadi sebelumnya.

h. Mengidentifikasi informasi yang diinginkan, diberikan, dan diperlukan.

Strategi ini membantu menyortir informasi dan memberi pengalaman dalam

merumuskan pengalaman. Dalam hal ini perlu menentukan permasalahan yang akan

dijawab, menyortir informasi-informasi penting untuk menjawabnya, dan memilih

langkah-langkah penyelesaian yang sesuai dengan soal.

i. Menulis kalimat terbuka

Strategi ini dapat melihat hubungan antara informasi yang diberikan dan yang dicari.

Untuk menyederhanakan permasalahan, dapat menggunkan variabel-veriabel sebagai

pengganti kalimat dalam soal.

j. Menyelesaikan masalah yang lebih sederhana atau serupa

Suatu masalah yang rumit dapat diselesaikan dengan cara menyelesaikan masalah yang

serupa tetapi lebih sederhana.

k. Mengubah pandangan

Strategi ini dapat digunakan setelah beberapa strategi lain telah dicoba tanpa ada

hasilnya (Nyimas Aisyah, dkk, 2007).

Jika diperhatikan secara seksama antara strategi satu dengan yang lainya adalah selalu

berkaitan dan berhubungan dalam menyelesaikan pemecahan masalah matematika. Bahkan

dalam satu soal pemecahan masalah matematika dapat menggunakan lebih dari satu strategi.

Untuk memilih strategi manakah yang paling tepat digunakan untuk memecahkan suatu

(8)

Pemecahan Masal ah Matemati k a 21

Latihan

1. Menurut petunjuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah, bahwa penerapan

strategi yang dipilih dalam pengajaran matematika haruslah bertumpu pada dua hal, yaitu

optimalisasi semua unsur pembelajaran, serta optimalisasi keterlibatan seluruh indra siswa.

Jelaskan apa yang dimaksudkan dengan optimalisasi semua unsur pembelajaran dan

optimalisasi keterlibatan siswa.

2. Mario berjualan di restoran. Ia menjual nasi, sayur, dan minuman. Beberapa harga paket telah

tertulis di dalam tabel berikut:

Pesanan Nasi Sayur Minuman Harga (Rp)

1 2 4 0 10.000

2 1 2 3 8.000

3 3 0 3 9.000

4 1 2 0 ?

5 1 0 1 ?

6 4 2 3 ?

Bagaimana Saudara membimbing siswa untuk mencari berapa harga masing-masing (nasi,

sayur, dan minuman)? Sebutkan pengetahuan konsep-konsep dalam matematika apa saja yang

diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini?

3. Sebutkan dan jelaskan serta lengkapi dengan contoh-contoh topik pembelajaran matematika

Referensi

Dokumen terkait

Tugas pemecahan masalah dilakukan untuk mengumpulkan data penelitian tentang pemecahan masalah siswa autis dalam memecahkan masalah matematika berbentuk segi empat

SOLO dalam soal tes dapat membantu guru untuk mengetahui bagaimana.. siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika

Penalaran deduktif adalah suatu cara penarikan kesimpulan dari pernyataan atau fakta yang dianggap benar dengan menggunakan logika dimana cara penarikan

hubungan yang ada antara unsur-unsur dan variabel yang diketahui. Step 4) Nyatakan model matematik yang dicari dalam bentuk persamaan atau. pertidaksamaan atau

Penyelesaian : Rumus volume suatu kubus adalah sisi ksli sisi kali sisi atau disingkat dengan s 3 yang diketahui sama dengan 27 cm 3 atau s 3 = 27 sehingga panjang sisi

Sebagai tujuan, dalam arti pemecahan masalah ditujukan agar siswa dapat merumuskan masalah dari situasi sehari-hari dan matematika, menerapkan strategi untuk menyelesaikan

Guru perlu memilih, menguasai dan menggunakan strategi pembelajaran apa yang lebih tepat diajarkan dalam pembelajaran matematika, dengan harus mempertimbangkan apakah

Siswa memilih strategi yang tidak efektif dan efisien Siswa tidak mampu merencanakan solusi pemecahan masalah dan tidak berpikir kritis 1 Siswa tidak bekerja Siswa gagal memecahkan