• Tidak ada hasil yang ditemukan

EDUKASI PASAR PESTA PERNIKAHAN ISLAMI DI AFADA EVENT ORGANIZER MUSLIM WEDDING SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EDUKASI PASAR PESTA PERNIKAHAN ISLAMI DI AFADA EVENT ORGANIZER MUSLIM WEDDING SURABAYA."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

EDUKASI PASAR PESTA PERNIKAHAN ISLAMI DI AFADA

EVENT ORGANIZER

MUSLIM

WEDDING

SURABAYA

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos)

Oleh:

Darojatul Ula

NIM: B04212005

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Darojatul Ula, 2016. Edukasi Pasar Pesta Pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya.

Edukasi pasar merupakan salah satu dari strategi pemasaran. Edukasi pasar tersebut dilakukan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik akan produk atau jasa, sehingga diharapkan masyarakat percaya dan memahami nilai penggunaannya. Afada Muslim Wedding merupakan layanan wedding service

profesional yang siap menyelenggarakan profesi pernikahan yang sesuai dengan tuntunan Islam. Afada berdiri dengan tujuan dakwah dan mensyiarkan islam di masyarakat, terutama dalam hal pernikahan Islami.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya. Untuk menjawab permasalahan tersebut secara mendalam penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Penelitian ini terbagi atas dua tahap, yaitu tahap pra lapangan dan tahap lapangan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk teknik validitas data menggunakan triangulasi. Adapun teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa data kualitatif Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Dari penelitian ini, diperoleh adalah edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada Muslim Wedding Surabaya, diantaranya melalui: radio, sosial media, dan mensponsori atau mengikuti event-event Islami. pertama yaitu melalui radio, edukasi pasar melalui media radio adalah dengan beriklan dan talkshow, kedua adalah melalui sosial media, seperti: facebook, instagram, website, blog. Dan yang terakhir adalah mensponsori atau mengikuti event-event Islami, seperti: seminar-seminar Islami, kajian-kajian di masjid, pameran.Edukasi pasar yang dilakukan Afada Muslim Wedding adalah melakukan semua kegiatan dari bauran komunikasi pemasaran, kecuali Penjualan Personal (personal Selling). Jadi bauran komunikasi pemasaran yang digunakan Afada Muslim Wedding dalam edukasi pasar adalah iklan (advertising), Promosi penjualan (sales promotion), Hubungan Masyarakat (public relation), Pemasaran Langsung (direct marketing).

(7)

DAFTAR ISI

JUDUL SKRIPSI ... i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

OTENTISITAS SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I: PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

(8)

E. Definisi Konsep ... 7

F. Sistematika Pembahasan ... 7

BAB II: KAJIAN TEORITIK ... 10

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 10

B. Kerangka Teori... 14

1. Edukasi Pasar... 14

2. Konsep Pesta Pernikahan Islami ... 22

a. Pengertian Pesta Pernikahan ... 22

b. Kedudukan Hukum ... 23

c. Hikmah Pesta Pernikahan ... 27

3. Edukasi Pasar dalam Perspektif Islam ... 28

BAB III: METODE PENELITIAN ... 31

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 31

B. Obyek Penelitian ... 32

C. Jenis dan Sumber Data ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Teknik Validitas Data ... 38

F. Teknik Analisi Data ... 38

G. Tahap-Tahap Penelitian ... 41

BAB IV: HASIL PENELITIAN ... 48

(9)

1. Profil Afada Muslim WeddingSurabaya ... 48

2. Konsep Pernikahan Islami Afada Muslim Wedding Surabaya 52 3. Visi dan Misi Afada Muslim WeddingSurabaya ... 57

4. Tujuan dan Motto Afada Muslim WeddingSurabaya ... 57

5. Struktur Afada Muslim WeddingSurabaya ... 58

B. Penyajian Data... 59

1. Edukasi Pasar Pesta Pernikahan Islami ... 59

C. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisa Data) ... 68

1. Edukasi Pasar Pesta Pernikahan Islami ... 69

BAB V: PENUTUP ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Saran dan Rekomendasi ... 80

C. Keterbatasan Penelitian ... 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Perbedaan dan Persamaan antara Penelitian Terdahulu dan Penelitian

Sekarang ... 10

Tabel 3.1: Teknik Pengumpulan Data ... 37

Tabel 4.1: Paket Pernikahan di Rumah ... 51

Tabel 4.2: Paket Pernikahan di Gedung ... 51

(11)

DAFTAR BAGAN

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1: Afada Muslim Wedding di Ruko Wiguna No. 36 Jl.Raya Wiguna

Surabaya ... 49

Gambar 4.2: Seminar Pra Nikah ... 60

Gambar 4.3: Pameran “TRADISIONAL WEDDING” ... 61

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam telah menjadikan ikatan pernikahan yang sah berdasarkan

Al-Quran dan As-Sunnah sebagai satu-satunya sarana untuk memenuhi

tuntunan naluri manusia yang sangat asasi, dan juga merupakan sarana

untuk membina keluarga yang islami. Pernikahan dalam islam pada

dasarnya adalah melaksanakan Sunnatullah yang terjadi pada semua

makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.

Sebagai jalan bagi makhluk-Nya untuk berkembang biak dan melestarikan

hidupnya.1

Maka dari itulah Islam menganjurkan untuk menikah, karena nikah

merupakan naluri kemanusiaan. Seperti dijelaskan dalam Al-Quran berikut

ini:

.َنْوُرَكَذَت ْمُكَلَعَل َِْْجْوَزاَنْقَلَخٍءْيَش ِلُك ْنِمَو

Artinya:

“Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan agar

kamu mengingat kebesaran Allah”.(QS.Adz-Dzariyat: 49)2

1

Slamet Abidin & Aminuddin, 1999, Fiqih Munakahat, Pustaka Setia, Bandung, hal. 9.

(14)

2

Perkawinan yang memenuhi rukun dan syarat sesuai dengan Islam

adalah perbuatan haq, maka sangatlah layak jika disyiarkan atau

diumumkan melalui pesta perkawinan atau pun walimah, sebagai tanda

syukur kepada Allah SWT.3

Pesta pernikahan atau yang disebut Walimah adalah pecahan dari

kata “walama”, artinya mengumpulkan. Supaya keluarga, tetangga dapat

memberi doa restu agar kedua mempelai bisa berkumpul dengan rukun.

Selain itu, tujuan walimah adalah sebagai informasi dan pengumuman

bahwa telah terjadi pernikahan, sehingga tidak menimbulkan fitnah

dikemudian hari.4

Dewasa ini, resepsi pernikahan merupakan suatu hal yang sudah

menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, pernikahan juga

dianggap sebagai hal yang sakral yang dilakukan oleh pasangan dengan

tata cara tertentu sesuai dengan kebiasaan di tempat tinggal mereka. Islam

tidak menghendaki umatnya mengadahkan akad nikah secara diam-diam.

Islam menghendaki setelah akad nikah seorang muslim perlu

mengumumkan pernikahannya.5

Pada umumnya, serangkain acara pernikahan dilakukan dengan

mengadakan akad, dan mengundang teman atau sanak family dan

kemudian diberikan jamuan kepada mereka. Seperti tasyakuran atas

pernikahan mereka. Menurut jumhur ulama, hukum mengadakan pesta

3

Neng Djubaidah, 2010, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 146.

4

Mardani, 2011, Hukum Perkawinan Islam di Dunia Modern, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 12. 5 Aisyah Christy, 2013,

(15)

3

pernikahan atau walimah hukumnya sunnah muakkad , yaitu sunnah yang

diutamakan. Adapun dasar hukumnya adalah hadits berikut:

“laksanakannlah walimah walaupun dengan seekor kambing”.(H.R.

Bukhari dan Muslim)6

Selama ini, pesta pernikahan tidak hanya menjadi hal yang biasanya

dilakukan tapi sebagian besar orang menganggap resepsi pernikahan

menjadi hal yang harusnya dilakukan dan kemudian menjadi tren di

indonesia. Selain itu, terdapat permasalahan-permasalahan lain dalam

penyelenggaraan pesta pernikahan. Berkembangnya tren pernikahan yang

lebih dominan mengacu pada budaya barat, memberikan ruang yang

sempit bagi pasangan pengantin muslim yang ingin melangsungkan

pernikahan secara Islami, serta kurangnya pemahaman tentang konsep

pesta pernikahan Islami.

Kegiatan pemasaran mempunyai peranan penting dalam dunia usaha.

Pada dasarnya pemasaran merupakan suatu sistem dalam seluruh kegiatan

bisnis, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan konsepsi.

Perkembangan dunia usaha dalam berbagai sektor mengakibatkan

persaingan yang semakin ketat, maka dalam keadaan yang seperti ini

persoalan yang dihadapi oleh dunia usaha pada berbagai sektor tersebut

tidak hanya sebatas bagaimana perusahaan menghasilkan produk atau jasa,

melainkan bagaimana agar produk atau jasa yang dihasilkan tersebut dapat

dikenal, diterima, dan sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu, untuk

6

(16)

4

mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaa-perusahaan yang

saling bersaing tersebut memasang strategi-strategi dalam rangka

mencapai tujuan perusahaan, yaitu untuk mencari jalan ke arah yang

paling menguntungkan.

Edukasi pasar merupakan salah satu dari strategi pemasaran, Pasar

dalam bidang pemasaran diartikan bahwa pasar terdiri atas semua

pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang

mungkin bersedia dan sanggup untuk melibatkan diri dalam proses

pertukaran guna memuaskan kebutuhan dan keinginan.7

Oleh karena itu salah satu cara yang dapat digunakan untuk

menyadarkan masyarakat sebagai calon konsumen (pasangan pengantin

muslim) mengenai konsep pernikahan Islami adalah dengan menerapkan

edukasi pasar. Edukasi pasar tersebut dilakukan untuk memberikan

pemahaman yang lebih baik akan produk atau jasa, sehingga diharapkan

masyarakat percaya dan memahami nilai penggunaannya. Edukasi pasar

semakin banyak dipraktekkan dengan tujuan untuk mengatasi kebosanan

konsumen akan iklan. Keuntungan dari edukasi pasar ini adalah konsumen

tidak hanya melihatnya sebagai usaha pemasaran, tetapi konsumen secara

langsung juga akan merasakan nilai yang nyata untuk menjadi seorang

pembeli yang lebih pintar (smarter buyer). Biasanya masyarakat cenderung lebih tertarik pada fakta-fakta dan informasi penting yang

7 Nana Herdiana Abdurrahman, 2015,

(17)

5

membantu mereka dalam mengambil keputusan membeli yang baik dari

pada mendengarkan rayuan penjualan.

Afada Spesialis Pengantin Muslim adalah wedding muslim services and organizer yang berdiri di Surabaya, sejak tahun 1996. Berangkat dari

keprihatinan dan niatan dakwah di masyarakat Jawa, yang mayoritas

muslim, tetapi tidak menggunakan cara Islami untuk pelaksanaan

pernikahan mereka. Bahkan, sangat jauh dari nilai-nilai Islami.8 Afada

berdiri dengan tujuan dakwah dan mensyiarkan islam di masyarakat.

Afada Muslim Wedding merupakan layanan wedding service profesional

yang siap menyelenggarakan profesi pernikahan yang sesuai dengan

tuntunan Islam.

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini peneliti

mengambil judul “Edukasi Pasar Pesta Pernikahan Islami di Afada event

organizer Muslim WeddingSurabaya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada event

organizer Muslim Wedding Surabaya ?

8

(18)

6

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui edukasi pasar pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan

topik edukasi pasar

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk

kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak tertentu, guna

menjadikan skripsi ini bahan acuan untuk penelitian lanjutan

terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup

dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan kepada Afada Muslim Wedding Surabaya, tentang pentingnya edukasi pasar.

(19)

7

E. Definisi Konsep

Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dalam memahami judul

penelitian ini, yaitu “Edukasi Pasar Pesta Pernikahan Islami di Afada

Event Organizer Muslim Wedding Surabaya”. Maka peneliti akan

mendeskripsikan beberapa istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini:

1. Edukasi Pasarmenurut David Frey adalah Suatu strategi pemasaran

yang kuat yang membangun kepercayaan dan kredibilitas

menggunakan pesan edukasi. Strategi pemasaran tersebut adalah

kebalikan dari pemasaran tradisional yang menggunakan pesan

berbasis penjualan (a powerful marketing strategy that establishes trust and credibility using educational messages. It is the direct opposite of traditional marketing, which uses selling-based

messages).9

2. Pesta Pernikahan Islami (Walimatul Ursy) adalah pengumumam atau resepsi pernikahan yang diselenggarakan ketika akad nikah sudah

selesai dilaksanakan. Walimatul Ursy dilakukan dalam rangka

mengumumkan adanya akad nikah yang baru saja dilaksanakan.10

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka berfikir

dalam penulisan skripsi. Untuk memudahkan pembahasan

9

David Frey, 2003,Education-based marketing: how to make business come to you, di akses pada tanggal 31 mei 2016 dari http://www.businessknowhow.com/marketing/education.htm

10 Aisyah Christy, 2013,

(20)

8

masalah dalam skripsi dan memahami permasalahannya secara sistematis,

maka pembahasannya disusun dalam bab yang mana setiap bab terdiri dari

beberapa sub bab, sehingga tergambar keterikatan pembahasan yang

sistematis. Sistematika pembahasan disusun sebagai berikut:

Bab Pertama adalah pendahuluan. Bab ini berisi tentang gambaran

umum penelitian yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika

pembahasan.

Bab kedua adalah kajian teoritik. Bab ini berisi tentang penelitian

terdahulu yang relavan terkait dengan judul. Selanjutnya, pembahasan

terarah pada kajian teoritik yang mengkaji tentang edukasi pasar dan

konsep pesta pernikahan Islami. Disamping itu dalam bab kedua juga

diuraikan edukasi pasar dalam prespektif Islam.

Bab ketiga adalah metode penelitian. Bab ini berisi tentang metode

penelitian yang menjelaskan tentang pendekatan dan jenis penelitian,

lokasi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

validitas data, teknik analisis datadan tahap-tahap penelitian.

Bab keempat adalah pembahasan. Bab ini terbagi menjadi tiga sub

pembahasan, yaitu gambaran umum obyek penelitian, penyajian data dan

pembahasan hasil penelitian (analisis data), yang berisi pembahasan dari

hasil penelitian yaitu: edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada

(21)

9

Bab kelima adalah penutup. Bab ini berisi penutup yang memaparkan

tentang kesimpulan serta rekomendasi. Terdapat tiga sub bab didalamnya,

(22)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Menjelaskan telaah pustaka penelitian yang digunakan untuk

menelusuri penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah

penelitian, sehingga dapat diketahui masalah mana yang belum diteliti

secara mendalam oleh penelitian terdahulu, selain itu juga sebagai

perbandingan antara fenomena yang hendak diteliti dengan hasil penelitian

yang terdahulu yang serupa.

Dari pencarian data-data yang ada pada penelitian terdahulu yang

relevan didapatkan hasil penelitian, dimana masing-masing peneliti

mempunyai sudut pandang yang berbeda dalam penelitian mereka.

Adapun untuk lebih jelasnya tentang beberapa perbedaan yang ada dalam

penelitian terdahulu akan dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 2.1: Perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu

dan penelitian sekarang.

No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

1 Analisi Peran perluasan lini produk tidak berpengaruh terhadap brand image dan peran edukasi pasar melalui bauran komunikasi

(23)

yang signifikan baik terhadap perluasan lini produk dan brand image dalam pengaruh perluasan lini produk terhadap brand image Pemasaran sebagai Variabel Moderator dalam Pengaruh Perluasan Lini Produk Terhadap Brand Image di PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, Skripsi, Jurusan Manajemen fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara.

12

(24)

Tradisi repenan dalam walimah nikah di tradisi repenan sesuai

dengan tujuan

maslahah dan tidak bertentangan dengan hukum Islam

Penelitian pertama, penelitian yang berjudul“Analisi Peran Edukasi

Pasar Melalui Bauran Komunikasi Pemasaran sebagai Variabel Moderator

dalam Pengaruh Perluasan Lini Produk Terhadap Brand Image di PT.

Aqua Golden Mississippi Tbk”. Penelitian ini dilakukan oleh Rica Stella

13

(25)

13

dan Aprilia, Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pengaruh perluasan

lini produk yang dilakukan terhadap brand image dan bagaimana peran

edukasi pasar melalui bauran komunikasi pasar sebagai variabel moderator

dalam pengaruh perluasan lini produk terhadap brand image-nya.

Penelitian Kedua, penelitian yang berjudul “Analisis Peran Edukasi

Pasar terhadap Pengambilan Keputusan Mahasiswa dalam Pembelian

Produk Asuransi Kecelakaan Pribadi (Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas

Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Bina Nusantara, Angkatan

2003)”. Penelitian ini disusun oleh Angelina Handoko, Penelitiannya

bertujuan untuk mengetahui peran edukasi pasar terhadap pengambilan

keputuan mahasiswa dalam pembelian asuransi kecelakaan pribadi.

Penelitian Ketiga, penelitian yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Tradisi Repenan dalam Walimah Nikah (Studi Kasus di Desa

Petis Sari Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik)“. Penelitian ini dilakukan

olehFitri Rahayu Agustin, bertujuanuntuk menjawab dua permasalahan

yaitu: pertama, bagaimana tradisi repenan dalam walimah nikah di Desa

Petis Sari Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik? Dan kedua, bagaimana

tinjauan hukum Islam terhadap tradisi repenan dalam walimah nikah di

(26)

14

B. Kerangka Teori

1. Edukasi Pasar

Edukasi pasar terdiri dari dua kata yaitu edukasi dan pasar.

menurut Djalim S pasar adalah pelanggan potensial yang memiliki

kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan sanggup

untuk melibatkan diri dalam proses pertukaran guna memuaskan

kebutuhan dan keinginan.14

Sedangkan Edukasi berarti pendidikan. Pendidikan dalam kamus

besar bahasa indonesia diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan

tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam bahasa

inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate (mendidik)

artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise to), dan mengembangkan (to evolve,to develop). Dalam pengertian yang

sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memeroleh pengetahuam (McLeod, 1989).15

Edukasi pasar secara global lebih dikenal dengan

edducation-Based Marketing menurut David Frey adalah:

“Suatu strategi pemasaran yang kuat yang membangun kepercayaan dan kredibilitas menggunakan pesan edukasi. Strategi pemasaran tersebut adalah kebalikan dari pemasaran tradisional yang menggunakan pesan berbasis penjualan (a powerful marketing strategy that establishes trust and credibility using educational messages. It is the direct opposite

14

Nana Herdiana Abdurrahman, 2015, Manajemen Strategi Pemasaran, CV Pustaka Setia, Bandung, hal. 1.

15

(27)

15

of traditional marketing, which uses selling-based messages)”.16

Edukasi pasar adalah suatu proses yang dilakukan oleh perusahaan

untuk mendidik konsumennya sehingga konsumen memperoleh

pengetahuan yang tepat mengenai produk atau jasa, mengenal produk

atau jasa lebih baik, dan memahami nilai produk serta manfaatnya dan

macam-macam pelanyanan yang diberikan.

Edukasi pasar dilakukan perusahaan sebagai upaya pendidikan

kepada pasar dengan memberikan berbagai data dan peragaan agar

pasar mengenal serta tertarik atas manfaat produk yang ditawarkannya.

Berbagai upaya harus dilakukan agar pasar memberikan respon positif

atas inovasi dan nilai tambah baru dari produk yang di tawarkan.

Selain itu edukasi pasar dilakukan bukan hanya untuk mendorong

penjualan tetapi dengan harapan bahwa masyarakat percaya kepada

produk. Proses edukasi yang dijalankan tentu saja harus berbeda dari

yang dilakukan oleh pesaing lainnya. Tidak cukup sekedar

menggunakan pola-pola iklan dan hubungan masyarakat tetapi juga

harus dengan melakukan gerilya langsung kepada pasar.Edukasi

muncul karena konsumen belum berpengalaman dalam memilih dan

menggunakan produk atau jasa yang cocok bagi mereka. Kondisi

inilah yang membuka peluang bagi pemasar untuk membuat program

promosi.

16 David Frey, 2003,

(28)

16

Dari berbagai kegiatan edukasi yang dilakukan dapat dilihat bahwa

kegiatan-kegiatan tersebut melakukan fungsi-fungsi komunikasi

pemasaran yang dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu:17

a. Menginformasikan (informing), dapat berupa:

1) Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk

baru.

2) Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk

3) Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.

4) Menjelaskan cara kerja suatu produk.

5) Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan.

6) Meluruskan kesan yang keliru.

7) Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli.

8) Membangun citra perusahaan.

b. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk:

1) Membentuk pilihan merek mengalihkan pilihan ke merek

tertentu.

2) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.

3) Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.

4) Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga

(salesman).

c. Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas:

17

(29)

17

1) Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan

dibutuhkan dalam waktu dekat.

2) Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual

produk perusahaan.

3) Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye

iklan.

4) Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh cinta pada produk

perusahaan.18

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa edukasi pasar adalah

suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu usaha

perusahaan untuk mendidik pasar yaitu memberi latihan (ajaran,

pimpinan) kepada pasar dengan menjalankan fungsi-fungsi komunikasi

pemasaran melalui bauran komunikasi pemasarannya.

Kotler dan kelerr mendefinisikan bauran komunikasi pemasaran

sebagai berikut:19

“Bauran Komunikasi pemasaran adalah paduan spesifik periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan pemasaran langsung yang didgunakan perusahaan untuk mengomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggang.”

Bauran promosi utama dalam pemasaran terdiri dari, iklan

(advertising), Penjualan Personal (personal Selling), Promosi

18

Fandy Tjiptono, 2008, Stretegi Pemasaran Edisi III, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 222. 19 Nana Herdiana Abdurrahman, 2015,

(30)

18

penjualan (sales promotion), Hubungan Masyarakat (public relation), Pemasaran Langsung (direct marketing).20

a. Iklan (advertising)

Iklan adalah Setiap bentuk presentasi dan promosi

non-personal yang memerlukan biaya tentang gagasan, barang atau jasa

oleh sponsor yang jelas.21 Iklan merupakan salah satu bentuk

promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam

mempromosikan produknya.22 Iklan memiliki beberapa

keunggulan berupa:23

1) Presentasi publik, menawarkan pesan yang sama kepada

banyak orang.

2) Pervasiveness, memungkinkan produsen untuk mengulang

pesan berulang kali dan memberikan kesempatan pada audiens

untuk menerima dan membandingkan pesan dari produsen

yang saling bersaing.

3) Amplified expressiveness, memberikan peluan untuk mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui

pemanfaatan suara, gambar, warna, bentuk, dan tata cahaya.24

4) Impersonality, audiens tidak merasa wajib memperhatikan atau

merespon iklan.

20

Suharno dan Yudi Sutarso, 2010, Marketing in Practice, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 252. 21

Nana Herdiana Abdurrahman, 2015, Manajemen Strategi Pemasaran, CV Pustaka Setia, Bandung, hal. 169.

22

Fandy Tjiptono, 2008, Stretegi Pemasaran Edisi III, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 225. 23

Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2012, Pemasaran Strategik Edisi 2, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 349.

24

(31)

19

b. Penjualan Personal (personal Selling)

Presentasi personal oleh tenaga penjual sebuah perusahaan

dengan tujuan menghasilkan transaksi penjualan dengan tujuan

menghasilkan transaksi penjualan dan membangun hubungan

dengan pelanggan.25Personal Selling sangat efektif dalam tahap pembentukan preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli.26

Keunggulan utama dari penjualan personal adalah:

1) Personal Confrontation, terjadi relasi langsung dan interaktif antara dua atau lebih pihak, dimana masing-masing pihak bisa

saling mengamati reaksi masing-masing.27

2) Cultivation, memungkinkan terjalinnya hubungan yang akrab antara wiraniaga dan pembeli.

3) Response, situasi yang seolah-olah mengharuskan pembeli untuk mendengar, memperhatikan atau menanggapi presentasi

wiraniaga.28

c. Promosi penjualan (sales promotion)

Promosi penjualan adalah Insentif jangka pendek yang dapat

mendorong pembelian atau penjualan sebuak produk atau jasa.29

Tujuan dari promosi penjualan diantaranya adalah: perusahaan

25 Suharno dan Yudi Sutarso, 2010,

Marketing in Practice, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 252 26

Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2012, Pemasaran Strategik Edisi 2, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 349.

27

Fandy Tjiptono, 2015, Stretegi Pemasaran Edisi 4, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 394. 28

Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2012, Pemasaran Strategik Edisi 2, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 349.

29 Nana Herdiana Abdurrahman, 2015,

(32)

20

dapat meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial dan

konsumen akhir, meningkatkan kinerja pemasaran, mendukung dan

mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan.30

Berdasarkan targetnya, promosi penjualan dapat

dikelompokkan menjadi tiga macam yakni, promosi konsumen

(consumer promotion), promosi dagang (trade promotion), dan promosi wiraniaga (sales force promotio).31 Promosi penjualan

cenderung efektif untuk menciptakan respon pembeli yang kuat,

mendramatisasi penawaran produk, dan mendongkrak penjualan

dalam jangka pendek.32 Sifat-sifat yang terkandung dalam promosi

penjualan, di antaranya adalah komunikasi, insentif, dan undangan

(invitation).33

d. Hubungan Masyarakat (public relation)

Hubungan masyarakat adalah membangun hubungan dengan

berbagai publik perusahaan dengan sejumlah cara upaya

memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra

perusahaan yang baik dan menangani atau meluruskan rumor,

berita serta event yang tidak menguntungkan.34

Kotler dan Armstrong mengemukakan bahwa hubungan

masyarakat dapat melaksanakan beberapa fungsi berikut: hubungan

30

Fandy Tjiptono, 2008, Stretegi Pemasaran Edisi III, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 229. 31

Fandy Tjiptono, 2015, Stretegi Pemasaran Edisi 4, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 393. 32

Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2012, Pemasaran Strategik Edisi 2, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 349.

33 Fandy Tjiptono, 2008,

Stretegi Pemasaran Edisi III, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 229. 34

(33)

21

pers, publisitas produk, kegiatan masyarakat, melobi, hubungan

investor, pengembangan.35

Public relations memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya:36

1) Kredibilitas tinggi.

2) Kemampuan untuk menjangkau audiens yang cenderung

menghindari wiraniaga dan iklan.

3) Memungkinkan untuk mendramatisasi perusahaan atau

produk.37

e. Pemasaran Langsung (direct marketing)

Pemasaran langsung adalah hubungan langsung dengan

masing-masing pelanggang yang dibidik secara cermat dengan

tujuan, baik untuk memperoleh tanggapan segera maupun untuk

membina hubungan dengan pelanggang yang langgeng.38 Dalam

direct marketing, komunikassi promosi di tujukan langsung kepada konsumen yang bersangkutan, baik melaui telepon, surat, email,

internet dan perangkat-perangkat lain untuk berkomunikasi secara

langsung dengan konsumen tertentu.39

Fandy Tjiptono, 2015, Stretegi Pemasaran Edisi 4, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 393 37

Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2012, Pemasaran Strategik Edisi 2, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta, hal. 349.

38 Suharno dan Yudi Sutarso, 2010,

Marketing in Practice, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 252 39

(34)

22

2. Konsep Pesta Pernikahan Islami

a. Pengertian Pesta Pernikahan

Walimah secara etimologi bisa berarti al-jam’u yang artinya berkumpul, sebab antara suami dan istri berkumpul.

Walimah berasal dari kataal-walim, menurut arti terminologi adalah segalah bentuk makanan pengantin, maksudnya adalah

makanan yang disediakan khusus dalam acara pesta perkawinan.

Bisa juga diartikan sebagai makanan untuk tamu undangan atau

lainnya.40

Walimatul urs adalah perayaaan pengantin sebagai

ungkapan rasa syukur atas pernikahannya, dengan mengajak sanak

saudara beserta masyarakat untuk ikut berbahagia dan

menyaksikan peresmian pernikahan tersebut, sehingga mereka

dapat ikut serta menjaga kelestarian keluarga yang dibinanya. Jadi,

pada dasarnya pesta pernikahan atau walimatul urs merupakan

suatu pengumuman pernikahan pada masyarakat.41

Agama Islam menganjurkan agar setelah melangsungkan

akad nikah kedua mempelai mengadakan upacara yang ditujukan

sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah dan ekspresi

kebahagiaan kedua mempelai atas nikmat perkawinan yang mereka

alami. Upacara tersebut dalam Islam dikonsepsikan sebagai

40

Slamet Abidin & Aminuddin, 1999, Fiqih Munakahat, Pustaka Setia, Bandung, hal. 149. 41 Aisyah Christy, 2013,

(35)

23

walimah.42 Selain itu tujuan walimah adalah sebagai informasi dan

pengumuman bahwa telah terjadi pernikahan, sehingga tidak

menimbulkan fitnah.43

Walimah diadakan ketika acara akad nikah berlangsung,

atau sesudahnya, atau ketika hari perkawinan (mencampuri

istrinya) atau sesudahnya. Bisa juga diadakan tergantung adat dan

kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.44

b. Kedudukan Hukum

1) Dasar Hukum Pesta Pernikahan

Setiap ada pernikahan selalu disertai dengan resepsi

pernikahan atau walimah. Acara semacam ini sudah dianggap

lumrah dan telah membudaya bagi setiap lapisan masyarakat

manapun, hanya cara dan sistem yang berbeda. Sedangkan

maksud yang terkandung dari mengadakan walimah itu tiada

lain hanya untuk menunjukkan rasa syukur atas pernikahan

yang telah terjadi sebagai rasa bahagia untuk dinikmati

bersama handaitaulan dan masyarakat di sekitar

lingkungannya.45

42

Rahmat Sudirman, 1999, Konstruksi Seksualitas Islam dalam Wacana Sosial, CV Adipura, Yogyakarta, hal. 113.

43

Mardani, 2011, Hukum Perkawinan Islam di Dunia Modern, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 12. 44 Slamet Abidin & Aminuddin, 1999,

Fiqih Munakahat, Pustaka Setia, Bandung, hal. 149. 45

(36)

Mengadakan pesta pernikahan (walimah) dengan para isterinya seperti ketika pernikahannya dengan Zainab, beliau berpesta dengan seekor kambing.” (H.R. Bukhari)47

Perintah Nabi untuk mengadakan walimah dalam hadis ini

tidak mengandung arti wajib, tetapi hanya sunnah menurut

jumhur ulama’ karena yang demikian hanya merupakan tradisi

yang hidup melanjutkan tradisi yang berlaku di kalangan Arab

sebelum Islam datang. Pelaksanaan walimah masa lalu itu

diakui oleh Nabi untuk dilanjutkan dengan sedikit perubahan

dengan menyesuaikannya dengan tuntunan Islam.48

Menurut Abi zakariyah Yahya bin Syaraf an Nawawi

macam-macam walimah diantaranya adalah:49

a) Walimatul „ursy adalah walimah dalam pesta perkawinan.

46

Soemiyati, 1997, HukumPerkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan, Liberty, Yogyakarta, hal. 60.

47

Imam Az-Zabidi, 1997, Ringkasan Shahih Al-Bukhari, Mizan, Bandung, hal. 792. 48

Amir Syarifuddin, 2006, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqh Munakahat danUndang-Undang Perkawinan, Kencana, Jakarta, hal. 156.

49

(37)

25

b) Walimatul Khitan adalah suatu walimah dalam acara khitan.

c) Aqiqah adalah walimah dalam acara penyembelihan kambing ketika kelahiran anak.

d) Naqiah adalah walimah karena datangnya musafir.

e) Wakirah adalah walimah dalam acara memasuki rumah (bangunan) baru.

f) Wadimah adalah walimah dalam acara selamat dari musibah.

g) Makdubah adalah walimah yang diadakan tapi tanpa adanya sebab.

h) Tasyakuran haji adalah walimah yang diadakan sebelum

berangkat haji atau setelah datang dari haji.

Tetapi penggunaan kata ”Walimah” dalam kenyataan

praktek kehidupan sehari-hari hanya dikhususkan pada

walimah ursy”.

2) Hukum Menghadiri Undangan Pesta Perkawinan

Untuk menunjukkan perhatian, memeriahkan, dan

menggembirakan orang yang mengundang, maka hukumnya

menghadiri walimah adalah wajib.50 Jadi apabila seseorang

menerima undangan untuk menghadiri walimah ia harus datang

kecuali kalau ada halangan-halangan tertentu yang betul-betul

50

(38)

26

menyebabkan orang tersebut tidak dapat mendatangi undangan

walimah tersebut.

Adapun wajibnya mendatangi undangan walimah, apabila:

a) Tidak ada uzur syar’i.

b) Dalam walimah itu tidak ada atau tidak digunakan untuk

perbuatan munkar.51

c) Yang diundang baik dari kalangan orang kaya maupun

miskin.52

Dasar hukum wajibnya mendatangi undangan pesta

pernikahan (walimah) adalah hadits Nabi saw. sebagai berikut:

ْنَع

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a.: Rasulullah SAW. Telah bersabda, “Jika salah seorang di antaramu

diundang kewalimahan, hendaklah ia datangi.”(H.R.

Bukhari)53

Adapun hukum mendatangi undangan selain walimah,

menurut jumhur ulama adalah sunah muakad. Sebagian

51

Slamet Abidin & Aminuddin, 1999, Fiqih Munakahat, Pustaka Setia, Bandung, hal. 152. 52

Amir Syarifuddin, 2006, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia antara Fiqh Munakahat dan Undang-undang Perkawinan, Kencana Pranada Group, Jakarta, hal. 152.

53

(39)

27

golongan Syafi’i yang berpendapat wajib, akan tetapi Ibnu

Hazm menyangkal bahwa pendapat ini dari jumhur sahabat

dan tabi’in, karena hadis-hadis di atas memberikan pengertian

tentang wajibnya menghadiri undangan, baik undangan

maupun walinya.54

Secara rinci undangan itu wajib didatangi, apabila

memenuhi syarat sebagai berikut:55

a) Pengundangnya mukallaf, merdeka dan berakal sehat.

b) Undangannya tidak dikhususkan kepada orang-orang kaya

saja, orang miskin juga diundang.

c) Undangan tidak ditujukan hanya kepada orang yang

disenangi dan dihormati.

d) Orang yang mengundang harus orang Islam.

e) Mengunjungi di hari yang pertama (andaikan walimah

diadakan untuk beberapa hari).56

f) Belum didahului oleh undangan lain. Kalau ada undangan

lain, maka yang pertama yang didahulukan.

g) Dalam walimah itu tidak ada perbuatan munkar dan hal-hal

lain yang menghalangi kehadirannya.

c. Hikmah Pesta Pernikahan

Hikmah utama dalam walimah adalah sebagai

pemberitahuan kepada khalayak ramai tentang terjadinya

54

Slamet Abidin & Aminuddin, 1999, Fiqih Munakahat, Pustaka Setia, Bandung, hal. 154. 55 Ibid., 155.

56

(40)

28

pengesahan hubungan antara laki-laki dan perempuan.57 Dengan

adanya pesta pernikahan setidaknya mereka yang dekat akan

mengetahui bahwa kedua pembelai telah sah sebagai suami istri.

Dalam kaitan ini, Nabi SAW. Bersabda:

َدما اورُ َحاَكِلا اْوُ ِلْعُا

Artinya:“Umumkanlah pernikahan itu”.(H.R. Ahmad)58

Diadakannya walimah dalam pesta perkawinan mempunyai

beberapa keuntungan (hikmah), antara lain sebagai berikut:59

a) Merupakan rasa syukur kepada Allah SWT.

b) Tanda penyerahan anak gadis kepada suami dari kedua orang

tuanya.

c) Sebagai tanda resminya adanya akad nikah.

d) Sebagai tanda memulai hidup baru bagi suami istri.

e) Sebagai realisasi arti sosiologis dari akad nikah.60

3. Edukasi Pasar dalam Prespektif Islam

Edukasi pasar adalah suatu proses yang dilakukan oleh perusahaan

untuk mendidik konsumennya sehingga konsumen memperoleh

pengetahuan yang tepat mengenai produk atau jasa, mengenal produk

atau jasa lebih baik, dan memahami nilai produk serta manfaatnya dan

57

Darmawan, 2007, Eksistensi Mahar dan Walimah, Srikandi, Surabaya, hal. 57. 58

Ahmad bin Hambal, Musnad al Imam Ahmad bin Hambal, juz IV, hal. 8. 59 Slamet Abidin & Aminuddin, 1999,

Fiqih Munakahat, Pustaka Setia, Bandung, hal. 156. 60

(41)

29

macam-macam pelanyanan yang diberikan. Dalam menerapkan

edukasi pasar menggunakan komunikasi yang baik, dalam Islam

komunikasi yang baik adalah menyampaikan pesan dengan

menggunakan etika komunikasi. Etika komunikasi Islam ini

merupakan panduan bagi kaum Muslim dalam melakukan komunikasi,

baik dalam komunikasi intrapersonal, interpersonal dalam pergaulan

sehari-hari, berdakwah secara lisan dan tulisan, maupun dalam

aktivitas lain.

Dalam Al-Quran ditemukan berbagai panduan agar komunikasi

berjalan dengan baik dan efektif. Firman Allah pada surat An-Nisa’

ayat 63:

ْمِِِوُلُ ق ِِ اَم ُهَللا ُمَلْعَ ي َنيِذَلا َكِئَلوُأ

ْمُهْظِعَو ْمُهْ َع ْضِرْعَأَف

اًغيِلَب اْوَ ق ْمِهِسُفْ نَأ ِِ ْمََُ ْلُقَو

.

Artinya:

Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang

di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan

Baligha –perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”.(QS. An Nisa: 63)61

Ayat ini menjelaskan bahwa dalam menyampaikan pesan dengan

Qaulan Baligha. Seseorang yang pandai menyusun kata sehingga

61 Kementrian Agama RI, 2011,

(42)

30

mampu menyampaikan pesannya dengan baik lagi cukup dinamai

baligh. Mubaligh adalah seseorang yang menyampaikan suatu berita

yang cukup kepada orang lain. Pakar-pakar sastra menekankan

perlunya dipenuhi beberapa kriteria sehingga pesan yang disampaikan

dapat disebut balighan, yaitu:62

a. kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah

dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point).

b. kalimatnya tidak bertele-tele.

c. Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang

disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar intelektualitas

komunikan.

d. menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka.

62 M. Quraish Shihab,2002,

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang memanfaatkan

wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan,

perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang. Pendekatan

kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama,

menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan

kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakekat

hubungan antara peneliti dan responden dan ketiga, metode ini lebih sesuai

dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai

yang dihadapi.63

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah

deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa gambar dan kata-kata. Dengan

demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk

memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari

naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen, dan lainnya.64

63

Lexy J. Moleong.2015, MetodologiPenelitianKualitatif Edisi Revisi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung,hal.9-10.

64

(44)

32

B. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah yang menjadi pokok perhatian dari suatu

penelitian.65 Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Afada Muslim

Wedding Surabaya. Berlokasi di Ruko Wiguna No. 36 Jl. Raya Wiguna

Tengah Surabaya.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

Penjelasannya antara lain sebagai berikut:

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumbernya untuk diamati dan dicatat dalam bentuk pertama kalinya,

dan merupakan bahan utama penelitian.66 Data primer disebut juga

data asli (tidak melalui perantara) yang secara khusus dikumpulkan

oleh peneliti untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Dalam

hal ini data yang dimaksud adalah terkait tentang edukasi pasar

pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim Wedding

Surabaya melalui observasi dan wawancara.

65

Suharmisi Arikunto, 1992, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, Bina aksara, Jakarta, hal. 101. 66

(45)

33

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga

kita hanya mencari dan mengumpulkan.67 Data sekunder merupakan

data yang berasal dari bahan bacaan yang berupa dokumen-dokumen

baik berupa buku, surat, dokumen lain yang dibutuhkan dalam

penelitian untuk melengkapi data primer.

2. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana diperoleh.68 Menurut

Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata

dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lain-lain.69 Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari:

a. Informan

Informan adalah orang yang diwawancarai, dimintai informasi

oleh pewawancara.70 Kata-kata dan tindakan orang-orang yang

diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber

data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman

video dan pengambilan foto.71 Peneliti melakukan proses wawancara

(interview) dalam upaya menggali data atau informasi yang

67

Jonathan Sarwono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 124.

68

Suharsini Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian,Rineka Cipta, Yogyakarta, hal. 129. 69

Lexy J. Moleong, 2015, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung, hal. 157.

70

Burhan Bungin, 2010, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Prenada Media Group, Jakarta, hal. 108.

71Lexy J. Moleong.2015,

(46)

34

berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti hanya

menggunakan alat bantu (instrumen) penelitian yang berupa buku

tulis, bolpoin untuk mencatat informasi yang disampaikan oleh

informan dan handphone untuk merekam saat interview.

b. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang.72Dalam penelitian ini, dokumen

digunakan untuk menggali data tentang sejarah, tujuan dan visi misi

Afada Muslim Wedding Surabaya serta beberapa data pendukung peneliti untuk memahami edukasi pasar event organizer di Afada Muslim Wedding Surabaya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Selain menggunakan peneliti sebagai instrumen utama, teknik

pengumpulan data juga bersumber pada observasi, wawancara dan

dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa

metode, diantaranya sebagai berikut:

72

(47)

35

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.73

Pengumpulan data dengan metode observasi ini bertujuan untuk

mendeskripsikan lingkungan yang diamati dan aktifitas-aktifitas yang

berlangsung. Observasi memungkinkan peneliti mencatat peristiwa

dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang sebanding

maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.74

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dan informan.75 Caranya adalah dengan bercakap-cakap

secara tatap muka. Wawancara dapat dilakukan dengan menggunakan

pedoman wawancara atau dengan tanya jawab secara langsung. Dengan

menggunakan metode wawancara ini, peneliti dapat mendapatkan

data-data yang meliputi:

1) Profil Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya

2) Edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada event organizer

Muslim Wedding Surabaya

73

Burhan Bungin, 2010, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosia lLainnya, Prenada Media Group, Jakarta, hal. 115.

74

Lexy J. Moleong, 2015, Metode Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 174.

75 Burhan Bungin, 2010,

(48)

36

3) Bentuk edukasi pasar pesta pernikahan Islami yang dilakukan oleh

Afada Muslim Wedding Surabaya

4) Hambatan pelaksanaan edukasi pasar pesta pernikahan Islami di

Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya

5) Cara menghadapi hambatan pelaksanaan edukasi pasar pesta

pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim Wedding

Surabaya

6) Proses-proses dalam pesta pernikahan Islami (Walimatul Ursy) di Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya

7) Konsep pesta pernikahan Islami di Afada event organizerMuslim

Wedding Surabaya

8) Bauran komunikasi yang digunakan dalam pelaksanaan edukasi

pasar pesta pernikahan Islami Afada event organizer Muslim

Wedding Surabaya

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan

percakapan, menyangkut persoalan pribadi dan memerlukan interpretasi

yang berhubungan sangat dekat dengan konteks rekaman peristiwa

tersebut.76 Dokumen bisa berbentuk arsip, jurnal, gambar-gambar.

Dokumentasi penelitian disini terbagi atas dua kategori yaitu

dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi ialah dokumen

tertulis yang diperoleh peneliti melalui pengamatan dan wawancara

76 Burhan Bungin, 2010,

(49)

37

pada pihak Afada Muslim Wedding Surabaya. Sedangkan dokumen resmi ialah dokumen yang diterbitkan langsung oleh Afada Muslim

Wedding dan dokumen tersebut dimiliki oleh peneliti.

Untuk lebih jelasnya tentang jenis data dan cara pengumpulannya

dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel 3.1: teknik pengumpulan data

NO DATA SUMBER DATA TPD

1 Profil Afada Muslim Wedding

Surabaya

Owner Afada Muslim

WeddingSurabaya

O+W+D

2 Edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada event organizer

Muslim Wedding Surabaya

Owner Afada Muslim

WeddingSurabaya

W+D

3 Bentuk edukasi pasar pesta

pernikahan Islami yang

dilakukan oleh Afada Muslim

Wedding Surabaya

Owner Afada Muslim

WeddingSurabaya

W

4 Hambatan pelaksanaan edukasi pasar pesta pernikahan Islami di

pelaksanaan edukasi pasar pesta pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim Wedding Muslim Wedding Surabaya

Owner Afada Muslim

digunakan dalam pelaksanaan edukasi pasar pesta pernikahan Islami Afada Muslim Wedding

Surabaya

Owner Afada Muslim

WeddingSurabaya

(50)

38

Keterangan:

TPD : Teknik Pengumpulan Data

O : Observasi

W : Wawancara

D : Dokumentasi

E. Teknik Validitas Data

Untuk menghindari kesalahan data yang akan di analisa, maka

keabsahan data dapat di uji dengan cara teknik triangulasi. Dalam teknik

pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data

yang bersifat penggabungan dari berbagai teknik pengumpulan data dan

sumber data yang telah ada.77 Denzin mengatakan dalam buku metodologi

penelitian kualitatif ialah ada empat uji triangulasi data yaitu: triangulasi

peneliti, sumber, metode, dan teori.78 Dalam penelitian ini triangulasi yang

digunakan adalah dengan menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi

teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang

berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.79

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih dan memilah

77

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, hal. 241.

78

Burhan Bungin, 2010, metodologi penelitian kualitatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 256.

79

(51)

39

menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola serta

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Tujuan analisa

data adalah untuk mengungkapkan data yang masih perlu dicari,

pernyataan yang perlu dijawab, metode yang digunakan untuk

memperoleh informasi baru dan kesalahan yang perlu diperbaiki.80

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif

kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai

kondisi lapangan yang bersifat pengamatan terhadap edukasi pasar pesta

pernikahan islami di Afada event organizer Muslim Wedding Surabaya.

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang diperguankan dalam

penelitian ini adalah analisis data kualitatif, yakni mengikuti konsep yang

diberikan oleh Miles dan Huberman. Teknik-teknik analisa data sebagai

berikut:81

a. Data reduction (Reduksi Data)

Reduksi dapat diartikan dengan merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mencari tema

dan pola yang sesuai dengan penelitian. Reduksi data bukanlah suatu

hal yang terpisah dari analisis. Ia merupakan bagian dari analisis.

Pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dikode, mana

yang dibuang, pola-pola mana yang meringkas sejumlah bagian yang

80

Husaini Usman dan Purnomo Setiadi.1996, Metodologi penelitian social, bumi kasara, Jakarta, hal.65.

81

(52)

40

tersebar, cerita-cerita apa yang sedang berkembang, semuanya itu

merupakan pilihan-pilihan. Reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian

rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan

diverifikasi.82

b. Data display (Penyajian Data)

Menurut Miles dan Huberman, alur terpenting yang kedua dari

kegiatan analisis adalah penyajian data. “penyajian” maksudnya

sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.83 Interpretasi

data merupakan proses pemahaman makna dari serangkaian data yang

telah tersaji, dalam wujud yang tidak sekedar melihat apa yang

tersurat, namun lebih pada memahami atau menafsirkan mengenai apa

yang tersirat di dalam data yang telah disajikan.

c. Penarikan Kesimpulan

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh peneliti yakni

penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal bersifat sementara, dan akan

berubah jika pada tahap pengumpulan data ditemukan bukti-bukti yang

valid dan konsisten.

82

Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, 2010, Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan NVIVO, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal.11.

83

(53)

41

G. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, ada tahap-tahap yang dilalui

peneliti mulai dari awal penelitian hingga analisis data. Tahapan-tahapan

ini dilakukan agar penelitian berjalan sesuai dengan prosedur penelitian.

Tahapan penelitian merupakan suatu langkah-langkah dalam penelitian

yang dilakukan peneliti, dimulai dengan mencari data dilapangan sampai

dengan upaya penelitian untuk menganalisa data yang diperoleh. Pada

penelitian ini, tahapan yang dilalui peneliti dibagi menjadi dua tahap,

yaitu:

1. Tahap pra lapangan

Tahap pra lapangan ini merupakan tahap awal dalam mengadakan

penelitian, peneliti memulai dari membuat proposal penelitian, memilih

lapangan atau subyek penelitian. Ada enam kegiatan yang harus

dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu

pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan.84

Kegiatan dan pertimbangan tersebut diuraikan antara lain:

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Penyusunan rancangan penelitian adalah berupa usulan

penelitian yang diajukan kepada ketua Prodi Manajemen Dakwah,

yang berisi tentang latar belakang masalah, fenomena yang terjadi di

lapangan, problematika yang berisi tentang permasalahan yang

84 Lexy J. Moleong, 2015,

(54)

42

diangkat dalam penelitian. Setelah rancangan itu disetujui oleh Ketua

Prodi selanjutnya membuat proposal penelitian.

b. Memilih Lapangan Penelitian

Pemilihan penelitian didasaran pada kondisi lapangan itu sendiri

untuk dapat dilakukan penelitian sesuai dengan tema penelitian.

Pertimbangan lain adalah kondisi geografis, keterbatasan waktu,

biaya, dan tenaga.

Sebelum peneliti menerapkan atau menentukan lapangan

sasaran penelitian mempertimbangkan kesesuaian, kenyataan yang

berada dilapangan dengan rencana penelitian. Dalam hal ini peneliti

mengambil penelitian di Afada Muslim Wedding yang berlokasi di Jl. Raya Wiguna No. 36 Gunung Anyar Surabaya.

c. Mengurus Perizinan

Sebagi bahan untuk menunjang kelancaran kegiatan penelitian,

pertama-tama perlu diketahui oleh peneliti siapa yang berwenang

memberikan izin terlaksananya penelitian. Penelitian tidak akan

berjalan apabila penelitian tersebut tidak memperoleh izin dari

pihak-pihak yang bersangkutan.

Berkaitan dengan hal tersebut pertama kali peneliti mengajukan

surat izin penelitian pada Kepala Jurusan Prodi Manajemen Dakwah,

kemudian dilanjutkan pada Dekan Fakultas Dakwah selaku pemberi

wewenang penelitian. Tahap selanjutnya dilanjutkan pada pihak

(55)

43

dimaksudkan agar diperbolehkan untuk mengadakan penelitian di

Afada Muslim Wedding Surabaya. Langkah-langkah dalam

pengurusan perizinan bertujuan untuk menunjang kelancaran

perolehan memperoleh data-data penelitian yang valid dan relevan,

sehingga dapat menunjang pencapaian hasil terbaik pada kegiatan

penelitian.

d. Menjajaki dan Menilai Lapangan

Tahapan ini peneliti mulai menilai kondisi yang ada dilapangan

penelitian. Penilaian lapangan akan terlaksana dengan baik apabila

sudah membaca terlebih dahulu dari kepustakaan atau mengetahui

dari pihak dalam tentang situasi dan kondisi daerah tempat penelitian

dilakukan. Tujuan dari menilai lapangan penelitian dimaksudkan

agar peneliti mampu mempersiapkan diri baik secara mental maupun

batin serta mempersiapkan dan merancang strategi dalam melakukan

penelitiannya nanti. Terlebih lagi maksud dan tujuan dari penilaian

lapangan adalah berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial,

fisik, dan keadaan alam serta mengetahui situasi, latar belakang dan

konteksnya apakah terdapat kesesuaian dengan masalah yang

diangkat dalam penelitian.

Peneliti dalam tahapan ini berusaha untuk terlebih dahulu

mempelajari dan memahami serta menilai kondisi lapangan yang

relevan dijadikan sebagai subyek kajian penelitian, yaitu pada Afada

(56)

44

penuh keyakinan dan harapan besar sehingga akan selalu berusaha

memberikan hal yang terbaik baik bagi akademistik maupun

perusahaan dimana penelitian dilangsungkan.

e. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Untuk menghasilkan data yang maksimal dalam pembuatan

skripsi maka peneliti memilih dan memanfaatkan informan yang

sesuai dengan pembahasan yang ada dalam penelitian untuk

memberikan data dan informasi yang berkaitan dengan edukasi pasar

pesta pernikahan Islami di Afada event organizer Muslim wedding

Surabaya.

f. Menyiapkan Perlengkapan penelitian

Untuk kelancaran jalannya penelitian, maka peneliti hendaknya

menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan, tidak hanya

perlengkapan fisik. Segala macam perlengkapan penelitian yang

diperlukan sesuai dengan petunjuk Lexy J. Moeleong, yaitu:

“Peneliti hendaknya menyiapkan tidak hanya perlengkapan fisik,

tetapi segala macam perlengkapan penelitian yang diperlukan mulai

dari izin mengadakan penelitian, pengaturan perjalanan, persiapan

kotak kesehatan, alat tulis, alat perekam, rancangan biaya, rincian

jadwal serta perlengkapan lainnya seperti komputer”.85

85 Lexy J. Moleong, 2015,

(57)

45

Dalam hal ini, peneliti menyiapakan peralatan penelitian, antara lain: Membawa alat tulis, perekam atau handphone dan alat lain yang mendukung untuk penelitian di Afada Muslim Wedding Surabaya.

g. Memahami Etika Penelitian

Ciri penelitian kualitatif ialah orang sebagai alat atau sebagai

instrument mengumpulkan data, hal ini dapat dilihat dari cara-cara

dan tahapan dalam penelitian kualitatif. Baik saat melakukan

wawancara mendalam, pengamatan terlibat, mengumpulkan data dan

sebagainya. Penelitin akan secara aktif mengadakan kontak dengan

subyek penelitian. Pada area subyek penelitian terdapat kebudayaan,

nilai, etika, cara dan pandangan hidup yang berbeda dengan yang

dimiliki oleh peneliti, sehingga dalam melakukan penelitian merasa

perlu memahami dan menghormati hal-hal tersebut.

Dengan semakin diterimanya dalam lingkungan penelitian,

maka diharapkan mampu menangkap sebanyak mungkinin formasi

yang dibutuhkan untuk menunjang pengumpulan data-data

penelitian. Tujuan tersebut dapat terlaksana apabila sudah terjalin

hubungan baik antara peneliti dengan subyek penelitian, sehingga

subyek penelitian tidak akan ragu-ragu untuk mengungkapkan dan

menyampaikan informasi mengenai data-data yang dibutuhkan

(58)

46

2. Tahap Lapangan

Pada tahapan ini peneliti akan memulai memasuki lapangan

penelitian atau pekerjaan lapangan. Uraian tentang tahap pekerjaan

lapangan dibagi atas tiga bagian, yaitu:86

a. Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

Pemahaman latar penelitian sangat diperlukan bag ipeneliti,

baik dari segi kondisi dan situasi atau kebudayaan subyek penelitian,

sehingga dengan pemahaman yang dimiliki tentang subyek kajian

penelitian, peneliti mampu meyesuaikan dirinya dan berbaur dengan

lingkungan didalamnya. Secara garis besar ada dua jenis latar

penelitian yaitu latar terbuka dan latar tertutup.

Menurut lofland dalam bukunya lexy j moleong, latar terbuka

ialah kondisi lapangan penelitian secara umum dan dapat diamati

dengan indera penglihatan manusia. Latar tertutup ialah dimana

peneiliti mampu memaksimalkan kinerjanya dengan mengamati dan

wawancara mendalam pada subyek kajian penelitian.87

b. Memasuki Lapangan

Mengetahui kondisi latar penelitian tahapan berikutnya ialah

mulai memasuki lapangan penelitian. Berpegang pada informasi

yang telah diketahui mengenai latar penelitian sehingga diharapkan

mampu membaur dengan subyek kajian penelitian.

86

Lexy J. Moleong, 2015, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung, hal. 137.

87

Gambar

Tabel 3.1: Teknik Pengumpulan Data .............................................................
Gambar 4.3: Pameran “TRADISIONAL WEDDING” ....................................  61
Tabel 2.1: Perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu
Tabel 3.1: teknik pengumpulan data
+6

Referensi

Dokumen terkait

4.7 Evaluasi Kualitas Air Hasil Olahan Berdasarkan Pemeriksaan Bulanan Evaluasi terhadap kualiras air hasil olahan dilakukan untuk mengetahui apakah air olahan ini layak

Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 4 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan

Pada akhirnya, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menggambarkan bagaimana pemenuhan kebutuhan sosial remaja sehingga dapat memproyeksi pola gaya hidup yang

a) Menumbuh kembangkan kesadaran konsumen terhadap produk yang tengah diluncurkan.. b) Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat ( benefit ) atas

Ikan kerapu cantik merupakan hibrida antara betina kerapu macan E. fuscoguttatus dan jantan kerapu batik E. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perkembangan dan tingkah

Pemerataan dan peningkatan pembangunan di seluruh wilayah tanah air, khususnya kawasan yang kurang berkembang seperti di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan daerah terpencil,

Untuk itu, salah satu bidang kegiatan yang mendesak untuk sesegera mungkin dilaksanakan oleh BP2U Al-Muhaymin Kota Palopo adalah Pembangunan Asrama dan Ruang Belajar bagi

3) Penelitian ini diharapkan dapat melihat manfaat penggunaan media search engine dalam meningkatkan civic intelligence siswa pada mata pelajaran PPKn. 4)