• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI DAKWAH KH. IMAM CHAMBALI DAN KH. ABDURRAHMAN NAVIS PADA MEDIA SIARAN DI RADIO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI DAKWAH KH. IMAM CHAMBALI DAN KH. ABDURRAHMAN NAVIS PADA MEDIA SIARAN DI RADIO."

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI DAKWAH

KH. IMAM CHAMBALI DAN KH. ABDURRAHMAN NAVIS

PADA MEDIA SIARAN DI RADIO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Peryaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Rubia Tri Wahyuningsih NIM. B31212055

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Rubia Tri Wahyuningsih

NIM : B31212055

Fakultas/Jurusan : Dakwah dan Komunikasi / Komunikasi dan Penyiaran Islam

E-mail address : rubiatriwahyuningsih27@gmail.com

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah :

S Skripsi Tesis Desertasi Lain-lain (………)

yang berjudul :

STRATEGI DAKWAH

KH. IMAM CHAMBALI DAN KH. ABDURRAHMAN NAVIS PADA MEDIA SIARAN DI RADIO

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabayaberhakmenyimpan, mengalih-media/format-kan, mengelolahnya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltextuntuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya, 22 Agustus 2016

Penulis

(Rubia Tri Wahyuningsih)

namaterangdantanda tangan

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

PERPUSTAKAAN

(6)

ABSTRAK

Rubia Tri Wahyuningsih, NIM B31212055, 2016, Strategi Dakwah KH. Imam Chambali dan KH. Abdurrahman Navis pada Media Siaran di Radio. Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Strategi Dakwah, Radio.

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1. Bagaimana persiapan sebelum berdakwah KH. Imam Chambali dan KH. Abdurrahman Navis pada program Fajar Syiar Pagi di radio El-Victor FM Surabaya ?, 2. Bagaimana metode dan teknik strategi dakwah KH. Imam Chambali dan KH. Abdurrahman Navis pada program Fajar Syiar Pagi di radio El-Victor FM Surabaya ?, 3. Bagaimana perbandingan strategi dakwah KH. Imam Chambali dan KH. Abdurrahman Navis pada program Fajar Syiar Pagi di radio El-Victor FM Surabaya ?.

Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut secara menyeluruh dan mendalam,dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif sedangkan untuk mengungkap strategi dakwah KH. Imam Chambali dan KH. Abdurrahman Navis, maka penulis menggunakan instrument penelitian antara lain: instrument pengumpulan data dan penemuan informan. Sedangkan proses pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara dan teknik yaitu: observasi, wawancara bebas, teknik analisis data dan teknik keabsahan data.

Teknik analisis data yang dipakai adalah proses analisis berfikir induktif yaitu teori yang dimulai bersifat umum, tetapi dari fakta atau data khusus berdasarkan pengamatan di lapangan dan ppengamatan empiris data, fakta empiris disusun, diolah, dikaji, dan dianalisa untuk dikemudian dan ditarik dalam bentuk penghayatan dan menyimpulkan yang bersifat umum. Kemudian untuk keabsahan data, penulis menempuh dengan ketekunan dan ketelitian dalam pengamatan, triangulasi, periksaan sejawat melalui diskusi, dan kecukupan dari beberapa referensi.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI……… iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………. iv

PERNYATAAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN………. v

ABSTRAK……….. vi

KATA PENGANTAR………...……...………. vii

DAFTAR ISI………..……… x

DAFTAR TABEL………. xiii

DAFTAR GAMBAR………... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1

B. Rumusan Masalah……… 9

C. Tujuan Penelitian……….. 9

D. Manfaat Penelitian……… 10

E. Definisi Konsep……… 11

F. Sistematika Pembahasan………... 17

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Kajian Kepustakaan………. 21

1. Persiapan sebelum Dakwah………. 21

a. Persiapan Fisik……… 21

b. Persiapan Mental... 22

c. Persiapan Materi... 23

2. Strategi Dakwah... 25

a. Strategi... 25

(8)

3. Metode dan Teknik Dakwah……… 36

Metode... 36

Teknik……….. 38

4. Media Dakwah... 41

Radio... 44

B. Kajian Teoritik……….. 47

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan……….. 49

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian……….. 58

B. Subjek dan Objek Penelitian……… 63

C. Jenis dan Sumber Data………. 63

D. Tahap-tahap Pnelitian……… 65

E. Teknik Pengumpulan Data……… 72

F. Teknik Keabsahan Data……… 74

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data………... 76

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Setting Penelitian ………..………... 80

1. Biografi……… 80

a. KH. Imam Chambali... 80

b. KH. Abdurrahman Navis... 84

2. Perjalanan Aktifitas Dakwah... 86

a. KH. Imam Chambali... 86

b. KH. Abdurrahman Navis………. 88

B. Penyajian Data………. 90

1. Metode dan Teknik KH. Imam Chambali………... 90

a. Persiapan……….. 90

(9)

2. Metode dan Teknik KH. Abdurrahman Navis……….... 93

a. Persiapan……….. 93

b. Metode dan Teknik……….. 94

C. Analisis Data……….... 96

1. Strategi Dakwah KH. Imam Chambali……… 97

2. Strategi Dakwah KH. Abdurrahman Navis……… 101

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………. 111

B. Saran………... 113

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 2.1 Penelitian Terdahulu... 54

3.1 Jenis Metode……… 59

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 KH. Imam Chambali……… 80

4.2 KH. Abdurrahman Navis………. 84

4.3 KH. Imam Chambali……… 86

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam yang kita kenal adalah agama dakwah yaitu agama yang menegaskan untuk menyebarluaskan dan mensyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia, sebagai Rahmatan lil Alamin (rahmat bagi seluruh alam semesta). Usaha untuk menyebarluaskan Islam dan merealisir ajaran agama Islam ditengah-tengah kehidupan umat manusia ini merupakan usaha untuk berdakwah dalam keadaan bagaimanapun dan dimanapun harus dilaksanakan oleh seluruh umat Islam.1

Menurut Thomas W. Arnold, agama dakwah adalah agama yang memiliki kepentingan suci untuk menyebarkan kebenaran dan menyadarkan orang kafir sebagaimana dicontohkan sendiri oleh penggagas agama itu dan diteruskan oleh para penggantinya.2

Dalam kehidupan sehari-hari secara fenomenologi, pada prinsipnya tata cara sebelum melakukan dakwah maka diperlukan langkah yaitu persiapan sebelum

berdakwah. Agar para da’i memiliki dan menguasai ilmu retorika terlebih dahulu

sebelum terjun untuk berdakwah.3

1

M. Masyhur Amin,Dakwah Islam dan Pesan Moral, Al-Amin Press, Jakarta, 1997, hlm. 8.

2

Thomas W. Arnold,The Preaching of Islam, terjemahan Arab al-Da’wah ila al-Islam, Alih Bahasa Hasan Ibrahim Hasan, dkk., Maktabah al-Nadlah al-Misriyyah, kairo, 1970, hlm. 25.

3

(13)

2

Dengan demikian maka metode dakwah ialah cara-cara untuk mengajak orang atau orang banyak dengan kebijaksanaan untuk kemasalahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan diakhirat sesuai dengan perintah Allah SWT dengan kata lain Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia, bilamana ajaran Islam yang mencakup seluruh aspek kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, dari banyak

ayat Al Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW yang memerintahkan

pemeluknya menghadapi dunia dan manusia dengan ini melalui jalan dakwah, sebab Islam adalah agama yang aktif dan positif.4Firman Allah SWT, :











“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunju”.5(Q.S. An-Nahl: 125)

Maka lahirlah menjadi seorang muslim yang berarti menjadi juru dakwah, bila dan dimana saja baik disegala bidang dan ruang.

4

Hamzah Tualeka ZN,Pengantar Ilmu Dakwah, Alpha, Surabaya, 2005, hlm. 37.

5

(14)

3

Rasullullah SAW, bersabda Hadist tentang dakwah :

“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar ra dituturkan, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat”.6(HR. Bukhari).

Setiap strategi menggunakan beberapa metode, dan setiap metode membutuhkan teknik, yaitu cara yang lebih spesifik dan lebih operasional. Selanjutnya setiap teknik membutuhkan taktik, yaitu cara yang lebih spesifik dari teknik.7Sebagaimana pepatah Arab:“Teknik lebih penting daripada materinya”.

Sehingga kalimat tersebut lebih menjelaskan hubungan antara metode dengan istilah-istilah lain yang terkait, yaitu melalui pendekatan (approach), strategi

(strategy), metode (method), teknik (technique),.dan taktik (tactic).

Melalui sebuah pendekatan merupakan kunci segala persoalan yang bisa dilihat atau dipahami dari sudut pandang tertentu inilah, titik tolak terhadap proses dakwah yang melibatkan semua unsur dakwah.

Dengan mengikuti perkembangan zaman metode dakwah dengan tatap muka secara langsung bukanlah menjadi satu-satunya untuk berdakwah, akan tetapi media massa juga dapat menjadi salah satu sarana dakwah.8

6

http:maulanajurnalistik.wordpress.com/2012/12/19/ayat-ayat-dalam-al-quran-serta-hadits-hadits-dakwah/.

7

Moh. Ali Aziz,Edisi Revisi Ilmu Dakwah, Kencana Prenada Media Group, Surabaya, 2004, hlm. 345.

8

(15)

4

Firman Allah dalam Al Qur’an:































“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka

adalah orang-orang yang fasik”.9(Q.S. Ali Imran: 110).

Melanjutkan pembahasan yang terkait peneliti memaparkan bahwa strategi dakwah KH.Imam Chambali dan KH. Abdurrahman Navis pada media siaran di radio ini merupakan perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu. Adapun itu harus mengetahui tujuan dari dakwah itu sendiri. Oleh karena itu, maka dakwah itu tidak akan sempurna kecuali menggunakan suatu metode dan teknik.10

Strategi dakwah KH. Imam Chambali dan KH. Abdurrahman ini bagi peneliti, mempunyai peranan yang sangat penting untuk memajukan Islam yang diharapkan untuk bisa memberikan bimbingan keIslaman di tengah masyarakat modern sekarang ini. Sehingga, peneliti ingin mengetahui sosok dakwah KH. Imam Chambali dari kajian materi yang disampaikan sangat positif bagi diri, lemah

9

Departemen Agama,Al-Qur’an dan Terjemah (Al-Imran, ayat 110), PT. Sygma, Bogor, 2007, hlm. 64.

10

(16)

5

lembut tutur katanya dan berwibawa sabar dalam memberikan konsultasi dan sosok KH. Abdurrahman Navis dari wibawa bijaksana tegas dalam mendidik santrinya, kajian materi yang disampaikan selalu berhubungan dengan social, agama, dan hukum, serta penyayang. Dengan begitu peneliti juru dakwah yang sudah memiliki modal ilmu yang akan disampaikan, dan telah mengetahui keadaan orang perorangan atau masyarakat dalam kehidupan di dunia yang menjadi sasarannya serta tersedianya sarana dengan waktu yang telah ditentukan, serta tujuan inipun terbukti dan diketahui oleh orang atau masyarakat untuk memberikan dorongan atau anjuran kepada manusia pada kebaikan dan petunjuk, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.11 Jadi kedua juru dakwah ini adalah sosok yang memiliki kharisma dalam wibawa pribadinya masing-masing, humor, sabar, murah senyum dan ilmu agamanya sangat kuat dan banyak memberikan motivasi dan kritikan serta saran dalam kehidupan sehari-hari bagi saya dan bagi masyarakat yang sudah mengenal sosok mereka serta seorang inspirator dalam membangun jiwaraga, fikiran dan batin semua orang.

Di era globalisasi seperti sekarang ini dakwah lebih melalui media massa yang merupakan sebuah alternatif yang cukup relatif. Sehingga, berdakwah KH. Imam Chambali dan KH. Abdurrahman Navis ini melalui pada media siaran yang harus memiliki strategi atau langkah sebelum berdakwah dan salah satunya media dakwah siarannya adalah radio.

11

(17)

6

Melalui media massa ini tepat sekali dipergunakan sebagai media dakwah, baik melalui rubrik atau acara khusus agama (Islami) ataupun acara yang lain, yaitu melalui dakwah di radio. Sehingga Radio ini adalah salah satu bentuk media massa yang sangat berpengaruh bagi semua kalangan masyarakat dikarenakan penyampaiannya kepada para audien yang sangat banyak dan menarik kajiannya dalam penyampaian serta bermanfaat.12

Radio FM baru muncul di masyarakat pada awal tahun 1960-an, seiring dibukanya beberapa stasiun radio FM. Salah satunya dakwah KH. Imam Chambali dan KH. Abdurrahman Navis, melalui stasiun radio El-Victor FM di Surabaya.

Alasan peneliti memilih radio El-Victor FM ini adalah sering mendengarkan stasiun radio dan salah satu program acara tersebut merupakan satu-satunya radio di Surabaya yang menyajikan musik, siar dan informasi dengan gaya menghibur. Radio ini merupakan salah satu nama badan hukum yaitu PT. Radio El-Victor (Eka Laras Vicaksana Torya), stasiun call adalah El-Victor FM dengan frekuensi 93,3 FM, jangkauan siaran mulai dari area Surabaya, Sidoarjo, Pandaan, Gresik, Mojokerto dan Madura.13

Berdasarkan sifat dan kegunaannya, maka radio dapat menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan pesan dakwah. Di radio El-Victor FM ini, memiliki beberapa program acara yang mana seperti peneliti memilih dan terjun ke

12

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1984, hlm. 78.

13

(18)

7

lapangan untuk meneliti pada salah satu program acara keagamaan (Islami) di jam pagi hari yaitu FAJAR SYIAR PAGI dengan program jadwal setiap harinya berbeda mulai dari pendakwah dan kajian atau topik atau materinya serta menyampaikan pesan dakwahnya melalui sumber media alternatif yang efektif, dan salah satunya menggunakan media radio bahkan bisa streamming atau via telephone (Hp) tanpa harus siaran langsung di stasiun radionya.14

Akan tetapi, pada awalnya peneliti memilih judul skripsi yaitu “Dakwah KH.

Much. Imam Chambali dari Radio ke Televisi” dengan catatan rekomendasi

perbaikan judul skripsi kembali yaitu “Strategi Dakwah KH. Much. Imam

Chambali antara Radio dan Televisi” dengan Objek penelitian di radio El-Victor

dan di TV SCTV. Sehingga seiring berjalannya waktu peneliti memiliki banyak kendala ketika akan meneliti ke lapangan dan ada salah satu pihak stasiun media tidak bisa memberikan perizinan untuk diteliti dengan alasan program kajian dakwah hanya bersifat sementara. Dan pada akhirnya peneliti memilih perubahan judul skripsi dan merekomendasikan kepada dosen pembimbing skripsi serta beberapa pihak akademik serta prodi jurusan komunkasi dan penyiaran Islam, untuk mengganti judul skripsi dan persetujuan surat perizinan dalam meneliti dilapangan yang sudah dipilih oleh peneliti.

Atas dasar itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian strategi dakwah melalui media dakwah di radio, serta fungsinya sebagai media penyampaian pesan

14

(19)

8

(20)

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana persiapan sebelum berdakwah KH. Imam Chambali dan KH. Abdurrahman Navis pada program Fajar Syiar Pagi di radio El-Victor FM Surabaya ?

2. Bagaimana metode dan teknik strategi dakwah KH. Imam Chambali dan KH. Abdurrahman Navis pada program Fajar Syiar Pagi di radio El-Victor FM Surabaya ?

3. Bagaimana perbandingan strategi dakwah KH. Imam Chambali dan KH. Abdurrahman Navis pada program Fajar Syiar Pagi di radio El-Victor FM Surabaya ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan selalu didasarkan pada seperangkat tujuan yang hendak dicapai. Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

a. Untuk mengetahui persiapan sebelum berdakwah KH. Imam Chambali dan

(21)

10

b. Untuk mengetahui metode dan teknik strategi dakwah KH. Imam Chambali dan KH. Abdurrahman Navis, pada program acara keagamaan (Islami) di Fajar Syiar Pagi hari dari berbagai kajian yang di syiarkan dalam berdakwah melalui siaran radio El Victor FM Surabaya di kalangan masyarakat.

c. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan strategi dakwah KH. Imam Chambali dan KH. Abdurrahman Navis, pada program acara Fajar Syiar Pagi di radio El-Victor FM Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Segi Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baru terhadap pengembangan Ilmu di bidang Dakwah pada Komunikasi Penyiaran Islam.

2. Segi Praktis

Bagi peneliti dan masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan evaluasi yang positif bagi para da’i, pengajar, mahasiswa,

pelajar, segenap masyarakat dan radio El-Victor FM Surabaya serta

menambah pengetahuan penulis tentang bentuk strategi dakwah para da’i dan

(22)

11

khususnya di radio El-Victor FM Surabaya di era zaman globalisasi sekarang ini.

3. Segi Akademis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi, referensi dan khazanah dalam pengembangan tentang strategi dakwah bagi Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Sunan Ampel Surabaya, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian yang akan datang. Serta dapat menambah wawasan bagi para penjuru dakwah dalam penerapan strategi dakwah dalam media massa yang sesuai dengan perkembangan kemajuan teknologi yang sesuai kebutuhan masyarakat akan pentingnya pengetahuan Islam juga.

b. Untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar strata satu (S1) pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

E. Definisi Konsep

(23)

12

kerancuan maka dibawah ini terdapat penjelasan makna kata kunci yang tercantum dalam judul antara lain:

1. Persiapan sebelum Dakwah

Cara yang digunakan oleh KH. Imam Chambali dan KH. Abdurrahman Navis pada program Fajar Syiar Pagi di radio El-Victor FM Surabaya adalah: (1) Persiapan Fisik, (2) Persiapan Mental, dan (3) Persiapan Materi.

2. Strategi Dakwah a. Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani: strategia yang berarti kepemimpinan atas pasukan atau seni memimpin pasukan. Kata strategia bersumber dari katastrategos yang berkembang dari katastratos(tentara) dan

kata agein (memimpin). Istilah strategi dipakai dalam konteks militer sejak

zaman kejayaan Yunani-Romawi sampai masa awal industrialisasi. Kemudian istilah strategi meluas ke berbagai aspek kegiatan masyarakat, termasuk dalam bidang komunikasi dan dakwah.Sehingga menurut kamus besar bahasa Indonesia strategi, adalah (1) ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai; (2) ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yg menguntungkan: sebagai komandan ia memang

(24)

13

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus; (4) tempat yg baik menurut siasat perang.15

Strategi tidak dapat dilepaskan dengan istilah “taktik” dan “teknik”.16

Karenanya, tidak jarang pengertian dan penamaan ketiga istilah tersebut campur aduk menjadi satu. Untuk memudahkan pemahaman, perlu kiranya disampaikan pengertian harfiah ketiga istilah tersebut.

“Strategi ialah : The art of planning a war. Teknik ialah : a way of

doing some spesialist activity or work. Sedangkan taktik sebagai : a mean of

getting a desire result”.

Dari pengertian tersebut, ketiga istilah menjelaskan dan menunjukkan keterkaitan yang sangat erat, yaitu: teknik berfungsi untuk memenangkan taktik, dan taktik adalah untuk memenangkan strategi. Jadi taktik sesungguhnya merupakan pelaksanaan detail dari strategi. Karena strategi adalah sebuah seni dalam menentukan rancangan bangun sebuah perjuangan (pergerakan), maka rumusan strategi yang terkadang diterjemahkan dengan

“siasat” biasanya lahir dari pemikiran, penelitian, dan pengalaman. Demikian

pula dengan strategi dakwah. Atas dasar itu, konsep dakwah idealnya

dirancang oleh “kelompok pemikir” (think thank dakwah) yang bertugas menghimpun dan mengelola data serta hal-ihwal yang berkaitan dengan seluruh rangkaian proses dakwah, kemudian dibuat peta dakwah, pemilihan

15

http://kbbi.web.id/strategi.

16

(25)

14

metode dakwah yang tepat, serta penentuan taktik dakwah yang tepat pula. masuk dalam bagian ini adalah langkah-langkah, tahapan-tahapan dan mekanisme dakwah.

b. Dakwah

Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab “da’wah”

(ةﻮ ﻋ د), yang bersumber pada kata: da’a, yad’u, da’watan.Da’wahmempunyai tiga huruf asal, yaitudal, ‘ain,danwawu. Dari ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam makna. Abdul Aziz menjelaskan bahwa dakwah berarti: (1) memanggil, (2) menyeru, (3) menegaskan atau membela sesuatu, (4) perbuatan atau perkataan untuk menarik manusia kepada sesuatu, dan (5) memohon dan meminta.17

Secara umum, dakwah adalah ajakan atau seruan kepada yang baik dan yang lebih baik. Dakwah dapat mengandung ide tentang progresivitas, dimana sebuah proses terus-menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih baik dalam mewujudkan tujuan dakwah tersebut. Dengan begitu, dalam dakwah terdapat suatu ide dinamis, sesuatu yang terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntunan ruang dan waktu. Sementara itu, dakwah dalam prakteknya merupakan kegiatan untuk mentransformasikan nilai-nilai agama yang mempunyai arti penting dan berperan langsung dalam pembentukan persepsi umat tentang berbagai nilai kehidupan.18

17

Tata Sukayat,Quantum Dakwah, Rhineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm. 1.

18

(26)

15

Dengan demikian, yang dimaksud dengan strategi dakwah disini adalah rumusan konsep-konsep dasar dakwah yang dibuat oleh intelejen sebelum operasi dilaksanakan.19 Keberhasilan atau kegagalan suatu operasi (militer), banyak ditentukan oleh seberapa akurat rumusan strategi tersebut. Dan strategi operasi itu telah dipersiapkan secara matang, termasuk kemungkinan kegagalannya.

Adapun strategi dakwah ada 3 bentuk, yaitu: (1) Strategi Sentimental (al-manhaj al-‘athifi), (2) Strategi Rasional (al-manhaj al-‘aqli), dan (3) Strategi Indriawi (al-manhaj al-bissi).20

Sehingga strategi dakwah juga bisa digunakan ke metode dan teknik serta media dakwah yaitu sesuai yang tertuju pada tujuan peneliti yang diinginkan yaitu strategi dakwah pendakwah melalui media siaran di radio.

3. Metode dan Teknik Dakwah a. Metode

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui)

dan “hodos” (jalan, cara). Dengan demikian, metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.21

19

Ibid 16.

20

Moh. Ali Aziz,Ilmu Dakwah Edisi Revisi, Kencana, Jakarta, 2004, hlm. 349.

21

(27)

16

Dari pendapat diatas diartikan bahwa metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’u

untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.22

Adapun metode dakwah dibagi menjadi 3, yaitu: (1) Metode bil Al-Hikmah, (2) Metode bil Al-Mau’idza al Hasanah, dan (3) Metode bil

Mujadalah bi-Al-Lati Hiya Ahsan.23

Adapun pula sumber metode dakwah dibagi menjadi 4, yaitu: (1)

Al-Qur’an, (2) Al-Hadits, (3) Sejarah Hidup Para Sahabat dan Fuqaha, dan (4) pengalaman.24

b. Teknik

Teknik adalah cara yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.

Adapun bentuk dasar dakwah pada metode dan teknik dibagi menjadi 3, yaitu: (1) Dakwah Lisan (da’wah bil al-lisan), (2) Dakwah Tulis (da’wah bi al-qalam),(3) Dakwah Tindakan (da’wah bi al-hal).25

4. Media Dakwah

Media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan.26

22

Toto Tasmara,Komunikasi Dakwah, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1997, hlm. 43.

23

M. Munir,Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, 2009, hlm. 6-19.

24

Wahidin Saputra,Pengantar Ilmu Dakwah, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hlm. 255-256.

25

Moh. Ali Aziz,Ilmu Dakwah Edisi Revisi, Kencana, Jakarta, 2004, hlm. 359.

26

(28)

17

Radio

Radio merupakan media auditif atau media yang hanya bisa di dengar, murah, merakyat, dan bisa dibawa kemana saja, juga berfungsi sebagai media pendidikan, ekspresi, komunikasi, dakwah, informasi, dan hiburan.27 Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara dan memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual di telinga pendengarnya.

Sehingga, memiliki keunggulan-keunggulan yang dimiliki radio itulah yang mampu membuat radio sebagai media dakwah yang paling efektif. Radio dimiliki siapa saja, dimana saja, karena harganya yang murah, dan tidak terbatas ruang dan waktu untuk mendengarkannya. Dan memiliki 2 jenis program, yaitu: (1) Program Informasi (berita) dan (2) Program Hiburan (entertainment).28

F. Sistematika Pembahasan

Pada kesempatan ini peneliti membuat sistematika pembahasan agar penelitian yang dilakukan dapat terarah dan menjadisuatu pemikiran yang terpadu sehingga mempermudah dalam memahami isi penulisan, baik penulis maupun pembaca. terdiri dari lima bab, tiap-tiap bab memiliki beberapa sub yaitu :

27

Morissan,Edisi Revisi Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta, 2008, hlm. 2-5.

28

(29)

18

Bab I merupakan bab Pendahuluan, dalam bab ini penulis membahas antara lain latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan.

Bab II merupakan bab Kajian Kepustakan, dalam bab ini Bab I merupakan bagian tinjauan teoritis, sehingga penulis memaparkan mengenai diantara lain: Persiapan sebelum Dakwah meliputi 3 pesiapan, yaitu: (1) Persiapan Fisik, (2) Persiapan Mental, dan (3) Persiapan Materi; Strategi Dakwah meliputi 3 bentuk, yaitu: (1) Strategi Sentimental (al-manhaj al-‘athifi), (2) Strategi Rasional (al-manhaj al-‘aqli), dan (3) Strategi Indriawi (al-manhaj al-bissi); Metode Dakwah meliputi 3 macam metode, yaitu: (1) Metode bil Al-Hikmah, (2) Metode bil Al-Mau’idza al Hasanah, dan (3) Metode bil Mujadalah bi-Al-Lati Hiya Ahsan; Sumber metode dakwah dibagi menjadi 4, yaitu: (1) Al-Qur’an, (2) Al-Hadits, (3) Sejarah Hidup Para Sahabat dan Fuqaha, dan (4) Pengalaman; dan Teknik-taktik Dakwah meliputi bentuk dasar dakwah pada methode dan teknik dibagi menjadi 3, yaitu: (1) Dakwah Lisan (da’wah bil al-lisan), (2) Dakwah Tulis (da’wah bi al

-qalam), (3) Dakwah Tindakan (da’wah bi al-hal); serta Adapun pula Sumber

(30)

19

Bab III merupakan bab Metode Penelitian, dalam bab ini peneliti menuliskan paparan, antara lain pendekatan penelitian dan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik pemeriksaan keabsahan data. Pembahasan ini sengaja disajikan untuk memberikan gambaran secara utuh mengenai metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini.

Bab IV merupakan bab Penyajian Data dan Analisis Data, dalam bab ini penulis melakukan penyajian dan temuan analisis data yang berisi tentang hasil yang di dapat selama penelitian antara lain persiapan sebelum strategi dakwah KH. Imam Chambali dan KH. Abdurrahman Navis pada program Fajar Syiar Pagi di radio El-Victor FM Surabaya, Analisis perbandingan antara persamaan dan perbedaan Methode dan Teknik strategi dakwah KH. Imam Chambali dan KH. Abdurrahman Navis pada program Fajar Syiar Pagi di radio El-Victor FM Surabaya, Serta pemaparan yang berisi deskripsi mulai dari Pendahuluan memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan, subjek dan objek penelitian serta fakta data yang terkait. Agar peneliti dan pembaca mengetahui beberapa hal pada sasaran suatu penelitian ini.

(31)

20

(32)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Kajian Kepustakaan

1. Persiapan sebelum Dakwah a. Persiapan Fisik

Berbicara tentang fisik, adalah suatu persiapan antara kesiapan mental dan akal dengan penguasaan materi yang hendak dibahas.1 Seorang penceramah juga harus menjaga dan mempersiapkan kondisi fisiknya agar tetap berkondisi prima (sehat) selama berlangsungnya waktu berbicara di

hadapan mad’u di forum. Termasuk hal yang perlu diperhatikan adalah

mengunakan pakaian yang pantas dengan tetap memperhatikan kondisi jamaahnya. Kesiapan badan dapat mempengaruhi gerakan tangan dan kaki saat berceramah, karna seorang penceramah terkadang membutuhkan gerakan-gerakan anggota tubuh untuk mendukung penyampaian materi. Sehingga kondisi badan yang sehat akan memudahkan seseorang melakukan gerakan-gerakan tersebut untuk mendukung penjelasan materi kepada jamaah.

Jadi kondisi persiapan fisik dapat mempengaruhi penyampaian materi seorang penceramah dan seorang penceramah harus dalam kondisi sehat

1

(33)

22

agar dapat menyampaikan isi ceramah dengan baik. Jika terjadi kondisi badan yang kurang sehat dapat menyebabkan penyampaian materi menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu, persiapan fisik perlu dilakukan sebelum berceramah.

b. Persiapan Mental

Persiapan mental, meliputi: Pertama, harus disadari bahwa apa yang akan kita sampaikan merupakan tanggung jawab yang mulia, yaitu melanjutkan tugas para nabi dalam berdakwah, penting dan memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena masyarakat membutuhkan bimbingan kehidupan yang baik yang didasari pada ajaran Islam. Kedua, yakin bahwa apa yang akan disampaikan merupakan sesuatu yang benar. Ketiga, yakin bahwa kita adalah orang yang paling pantas untuk menyampaikan masalah yang benar itu. Keempat, menyadari bahwa kita memiliki kemampuan untuk melakukan tugas ini dan meyakinkan kepada diri sendiri akan kemampuan itu. Kelima, Tidak peduli kritikan bahkan cemoohan orang-orang yang suka mengkritik.2

“Bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang

telah diusahakan; Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan; Kemudian dia akan diberi balasan yang paling sempurna.

Salah satu cara meningkatkan rasa percaya diri adalah dengan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.

2

(34)

23

Dengan cara lain untuk meningkatkan rasa percaya diri, yaitu dengan berakhlak mulia. Seseorang yang hendak melaksanakan tabligh atau dakwah hendaknya memperbaiki dirinya. Jika seseorang yang berdakwah atau melakukan kegiatan tabligh berakhlak mulia, orang lain akan terdorong untuk mengikuti ajakannya. Jika seseorang sering melakukan perbuatan tercela dan ia mengajak pada kebaikan, orang lain tidak akan tertarik pada ajakannya. Seseorang yang senantiasa berakhlak mulia memiliki kepercayaan penuh untuk mengajak orang lain melakukan sesuatu.

Jadi, persiapan mental berpengaruh besar pada penampilan saat seseorang menyampaikan ceramah. Untuk membangun mental yang kuat dapat dilakukan dengan menumbuhkan rasa percaya diri.

c. Persiapan Materi

Berbicara dengan pembahasan persiapan materi adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk membahas materi yang akan disampaikan di hadapan forum secara teratur, luas dan mendalam. Menurut para ahli retorika, yang dimaksud persiapan teknis ialah persiapan-persiapan yang dilakukan oleh pembicara, mulai dari menemukan ide, tema judul dan materi pembicaranya, menyusun materi pembicaraannya tersebut hingga kepada menyampaikannya di depan umum.3

3

(35)

24

Langkah-langkah persiapan materi yang dapat dilakukan dengan cara, sebagai berikut:

1. Memahami Latar Belakang Jamaah. Memahami latar belakang jamaah, memiliki arti yang sangat penting untuk mengetahui gambaran keadaan jamaah. Dari sini kita dapat menentukan tema apa yang perlu dibahas yang sesuai dengan keadaan jamaah. Untuk mengetahui gambaran jamaah, kita bisa bertanya kepada pengurus atau panitia yang mengundang kita.

2. Menentukan Masalah Ceramah, yang baik adalah ceramah dengan permasalahan atau pembahasan yang jelas, fokus pada satu titik persoalan atau beberapa titik persoalan yang masih sangat terkait dengan tema pokok yang sedang dibahas. Apa lagi syiar dakwah yang memiliki waktu yang sangat terbatas.

3. Mengumpulkan Bahan Setelah Tema ditentukan, langkah berikutnya adalah mengumpulkan bahan agar pembahasan materi dakwah bisa disampaikan dengan wawasan yang luas dengan ilustrasi yang tepat. Bahan-bahan bisa diperoleh dari Al-Qur’an, hadits, sirah atau pun kitab-kitab Islam lainnya. Bahkan, penting memperhatikan bahan-bahan yang ada di berbagai media baik cetak ataupun elektronik. 4. Menyusun Sistematika bila Tema sudah ditentukan dan bahan-bahan

(36)

25

Pertama, Menjelaskan sebuah masalah yang sedang terjadi di

masyarakat, Kedua, Bagaimana hukum masalah itu dalam pandangan Islam. Ketiga, Bagaimana Islam memberikan solusi tentang masalah tersebut. Keempat, Kesimpulan yang berisi apa tindakan riil atau pernyataan yang nyata yang harus kita lakukan berkaitan dengan masalah tersebut.

2. Strategi Dakwah a. Strategi

Pengertian Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.4 b. Dakwah

Pengertian Dakwah Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa

arab dari bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan, du’a yang diartikan sebagai

mengajak atau menyeru, memanggil, seruan, permohonan dan permintaan.5

Secara terminologis dakwah adalah kegiatan atau usaha memanggil orang muslim mau pun non-muslim, dengan cara bijaksana, kepada Islam sebagai

4

https://id.wikipedia.org/wiki/Strategi.

5

(37)

26

jalan yang benar, melalui penyampaian ajaran Islam untuk dipraktekkan dalam kehidupan nyata agar bisa hidup damai di dunia dan bahagia di akhirat.6

Tujuan dakwah adalah mengubah pandangan hidup manusia bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara kerana yang berkuasa ke atas segalanya adalah Allah SWT. Berdakwah penting dalam menyebarkan agama Islam kepada bukan hanya pada umat Islam, tetapi juga kepada mereka yang masih mencari-cari makna sebenar kehidupan ini. Tanpa dakwah, Islam tidak akan berkembang dan yang tinggal hanya Islam keturunan.

Adapun mengenai tujuan da'wah, yaitu:





























“Katakan: Inilah jalanku; aku dan pengikutku dan sadar mendakwakan kamu menuju Allah. Maha Sucilah Allah, dan aku tidak

termasuk dalam golongan orang-orang musyrik”.(Q.S. Yusuf: 108).7

Unsur – unsur Dakwah, komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah.8

Unsur-unsur tersebut adalah:

6

Tata Sukayat,Quantum Dakwah,Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm. 1.

7

Departemen Agama,Al-Qur’an dan Termjemah (Al-Yusuf, ayat 108), PT. Sygma, Bogor, 2007, hlm. 248.

8

(38)

27

1. Da’i (Pelaku Dakwah), adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, atau lewat organisasi atau lembaga.

2. Mad’u (Penerima Dakwah), adalah manusia yang menjadi sasaran

dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik individu maupun sebagai kelompok.

3. Maddah (Materi Dakwah), adalah isi pesan atau materi yang disampaikan

da’i kepada mad’u.

4. Wasilah (Media Dakwah), adalah alat yang digunakan untuk

menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepadamad’u.

5. Thariqah (Metode Dakwah), adalah jalan atau cara yang dipakai juru

dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam.

6. Atsar(Efek Dakwah), adalah feedback (umpan balik).

7. Ghoyatul al Dakwah (Tujuan Dakwah atau Ultimate Goal Dakwah),

adalah suatu nilai ideal akhir yang ingin dicapai dalam keseluruhan aktivitas dakwah.

Karakteristik Da’i, setidaknya ada empat karakter yang harus dimiliki

oleh setiap da’i, yaitu:

(39)

28

2. Memiliki ilmu yang bisa melahirkan amal.

3. Memiliki Akhlaq Yang Bisa Melahirkan Keteladanan.

4. Memiliki Wawasan Kekinian Yang Bisa Melahirkan Semangat Dakwah.

Karakteristik Mad’u, yaitu:

1. Adanya feed back, menerima atau menolak;

2. Dari sisi ekonomi kita lihat kaya miskin, profesi, jenis kelamin;

3. Dari sisi lingkungan, orang yang berpengetahuan dengan tidak tahu.

Sasaran Dakwah adalah objek atau sasaran dari dakwah yang di sampaikan dalam hal ini secara garis besar adalah : para Nabi, keluarga,

kerabat, temandan masyarakat.9

c. Pengertian Strategi Dakwah, artinya sebagai metode, siasat, taktik dan maniuvers yang dipergunakan dalam aktivitas (kegiatan dakwah).10

Tujuan strategi dakwah dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Tujuan Utama, merupakan garis pokok yang menjadi arah semua kegiatan dakwah, yaitu perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah yang sesuai dengan ajaran Islam.

2. Tujuan Khusus, merupakan harus realistis, konkret, jelas, dan bisa diukur. Selain itu, tujuan khusus juga berisi beberapa tahapan.

9

Wahidin Saputra,Pengantar Ilmu Dakwah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011.

10

(40)

29

Bentuk Strategi Dakwah, menurut Al-Bayanuni ada 311, yaitu sebagai berikut:

1. Strategi Sentimentil (al-manhaj al-‘athifi),

Strategi sentimentil (al-manhaj al-‘athifi) adalah dakwah yang

memfokuskan aspek hati dan menggerakkah perasaan dan batin mitra dakwah.

Metode ini sesuai untuk mitra dakwah yang terpinggirkan (marginal) dan dianggap lemah, seperti kaum perempuan, anak-anak, orang yang masih awam, para mualaf, (imannya lemah), orang-orang miskin, anak-anak yatim, dan sebagainya. Strategi sentimentil ini diterapkan oleh Nabi SAW, saat menghadapi kaum musyrik Mekkah.

2. Strategi Rasional (al-manhaj al-‘aqli),

Strategi rasional (al-manhaj al-‘aqli) adalah dakwah dengan

beberapa methode yang memfokuskan pada aspek akal pikiran. Strategi ini mendorong mitra dakwah untuk berpikir, merenungkan dan mengambil pelajaran.

Dalam kitab Al-Qur’an mendorong penggunaan strategi

rasional dengan beberapa terminologi antara lain:

11

(41)

30

a. Tafakkur, ialah menggunakan untuk mencapainya dan memikirkannya.

b. Tadzakkur, ialah menghadirkan ilmu yang harus dipelihara setelah dilupakan.

c. Nazhar, ialah mengarahkan hati untuk berkonsentrasi pada objek yang sedang diperhatikan.

d. Taammul, ialah mengulang-ulang pemikiran hingga menemukan kebenaran dalam hatinya.

e. I’tibar, ialah bermakna perpindahan dari pengetahuan yang

sedang dipikirkan menuju pengetahuan yang lain.

f. Tadabbur, ialah suatu usaha memikirkan akibat-akibat setiap masalah.

g. Istibshar, ialah mengungkap sesuatu atau menyikapnya, serta memperlihatkan kepada pandangan hati.

3. Strategi Indriawi (al-manhaj al-‘bissi),

(42)

31

Fungsi strategi dakwah baik secara mikro maupun makro ada dua, yaitu:

1. Menyebarluaskan pesan-pesan dakwah yang berisi informatif, persuasif dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal.

2. Menjembatani “Cultur Gap” , akibat kemudahan diperolehnya dan

kemudahan dioperasionalkannya media yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai dan norma-norma agama maupun budaya.

Strategi dakwah yang dipergunakan di dalam usaha dakwah harus memperhatikan beberapa Azas Dakwah, agar proses dakwah dapat mengenai sasaran dan mudah diterima oleh masyarakat objek dakwah.12Beberapa azas dakwah yang harus diperhatikan di antaranya sebagai berikut :

1. Azas Filosofis. Azas ini terutama membicarakan masalah yang erat

hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam aktivitas dakwah;

2. Azas Kemampuan dan keahlian Da’i;

12

(43)

32

3. Azas Sosiologis. Azas ini membahas masalah-masalah yang

berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya, politik, pemerintah setempat, mayoritas agama di daerah setempat, filosofis sasaran dakwah. Sosio-kultural sasaran dakwah dan sebagainya;

4. Azas Psikologis. Azas ini membahas masalah yang erat

hubungannya dengan kejiwaan manusia. Seorang da’i adalah

menusia, begitupun saran dakwahnya yang memiliki karakter (kejiwaan) yang unik yakni berbeda satu sama lainnya. Apalagi masalah agama, yang merupakan masalah ideologi atau kepercayaan (rakhaniah) tak luput dari masalah-masalah psikologis sebagai asas (dasar) dakwahnya; dan

5. Azas Efektifitas dan Efisiensi. Azas ini maksudnya adalah di dalam

(44)

33

Proses Strategi, menurut Agustinus Sri Wahyudi, menyatakan bahwa

“Manajemen Strategi” adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan

(Formulating), penerapan (Implementing), dan evaluasi (Evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa mendatang.13

Dr. Sayyid Muhammad Nuh dalam bukunya Strategi Dakwah dan Pendidikan Ummat memberikan beberapa bentuk strategi dakwah untuk transformasi umat di antaranya: 1) Memperhatikan prioritas, 2) memulai dakwah dengan meluruskan pemahaman dan memperdalam kesadaran umat terhadap realitas, 3) menyampaikan dakwah melalui pemahaman dan praktek yang menyeluruh, sinergis dan seimbang, 4) menjadikan ridho Allah sebagai tujuan, 5) memahami dan menggunakan hukum sosial, 6) sabar, teguh, dan tenang. Sedangkan Syaikh Sayyid Sabiq menambahkan, bahwa keterlibatan pemerintah dalam kegiatan dakwah sangat menentukan keberhasilan dakwah terutama menjadi solutor ketika terdapat kendala-kendala teknis di wilayah kerjanya.14

13

Morissan,Manajemen Strategi Penyiaran, Kencana, Jakarta, 2009, hlm. 130.

14

(45)

34

Prinsip-prinsip Strategi Dakwah, strategi dakwah harus luas

sedemikian rupa, sehingga da’i sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi, dalam kenyataannya prinsip strategi dakwah mempunyai aspek-aspek tentang dakwah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah.15

Maka dalam hal ini ditemukan prinsip strategi dakwah, antara lain sebagai berikut:

1. Memperjelas secara gamblang sasaran-sasaran ideal

Sebagai langkah awal dalam berdakwah, terlebih dahulu harus diperjelas sasaran yang ingin dicapai, seperti apa kondisi yang diharapkan oleh umat Islam. Baik dalam wujudnya sebagai individu maupun wujudnya sebagai suatu komunitas masyarakat.

2. Merumuskan masalah pokok umat Islam

Dakwah bertujuan untuk menyelamatkan umat dari kmehancuran dan untuk mewujudkan cita-cita ideal masyarakat. Rumuskanlah terlebih dahulu masalah pokok yang dihadapi umat, kesejahteraan antara sasaran ideal dan kenyataan yang kongkret dari pribadi-pribadi muslim, serta kondisi masyarakat sampai sekarang. 3. Merumuskan isi dakwah

15

(46)

35

Jika kita sudah berhasil menyusun dan merumuskan sasaran dakwah beserta masalah yang dihadap masyarakat Islam, pada langkah selanjutnya adalah menentukan isi dakwah itu sendiri. Isi dakwah harus sinkron dengan masyarakat Islam sehingga tercapai sasaran yang telah ditetapkan.

Jadi untuk bisa menyusun isi dakwah secara tepat, dibutuhkan penguasaan ilmu komprehensif, atau kalau tidak dengan menghimpun pemikiran beberapa pakar dari bebagai disiplin ilmu. 4. Menyusun paket-paket dakwah

Menurut M. Nasir, sebagaimana dikutip dalam buku Alwisral

mengatakan bahwa “Seseorang da’i itu harus pandai-pandai melihat situasi dan kondisi, dengan siapakah dia berhadapan dan bagaimana pula tingkat kecerdasan umat. Agar sasaran dakwah dapat tercapai dengan baik, maka seorang da’i berbicara sesuai dengan tingkat

kecerdasan masing-masing”.16

Dan dalam perbedaan paket dakwah untuk sasaran non muslim dengan paket khusus kaum muslim, sampai saatini kita maish sulit menentukan prioritas dakwah bagi kedua golongan masyarakat tersebut.

5. Evaluasi kegiatan dakwah

16

(47)

36

Evaluasi adalah penaksiran, perkiraan keadaan dan penentuan nilai dan mengkritisi suatu program dengan melihat kekurangan, kelebihan pada konteks input, proses dan produk pada sebuah program. Karena dakwah adalah suatu proses yang menuntut suatu perubahan dan perkembangan ke arah yang lebih baik. Sehingga menurut penulis, evaluasi sangat penting dalam prinsip strategi dakwah yang berupa kompleks dan peka, agar tidak merugikan suatu hasil yang telah dicapai.

3. Metode dan Teknik Dakwah a. Metode

Pengertian Metode, dari segi bahasa metode berasal dari dua kata “meta”

(melalui) dan “hodos” (jalan, cara).17 Dengan demikian kita dapat artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.

Macam-macam Metode Dakwah,antara lain:

1. Metode bil Al-Hikmah,

Al-Hikmah Sebagai metode dakwah, al-Hikmah diartikan bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian orang kepada agama atau Tuhan. Al-hikmah juga

diartikan sebagai kemampuan da’i dalam memilih, memilah dan

17

(48)

37

menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’u.

Disamping itu juga al-hikmah diartikan sebagai kemampuan seorang

da’i dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam, serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif. Oleh karena itu al-hikmah adalah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam dakwah.

2. Metode bil Al-Mau’idza al Hasanah,

Al-Mau’idzatul Hasanah makna mauidzatul hasanah adalah

kata-kata yang masuk kedalam qalbu dengan penuh kasih sayang dan kedalam perasaan dengan penuh kelembutan, tidak membongkar atau membeberkan kesalahan orang lain, sebab kelemah lembutan dalam menasehati sering kali dapat meluluhkan yang keras dan menjinakkan qalbu yang liar, ia lebih mudah melahirkan kebaikan dari pada larangan dan ancaman.

3. Metode bil Mujadalah bi-Al-Lati Hiya Ahsan,

(49)

38

Sumber Metode Dakwah18,antara lain:

1. Al-Qur’an, didalam Al-quran banyak sekali ayat yang membahas dakwah. Allah telah menuliskan didalam kalam-Nya bagaimana kisah-kisah para rasul menghadapi umatnya.

2. Al-Hadits, Sunah Rasul melalui cara hidup dan perjuangannya baik di Makkah maupun Madinah memberikan banyak contoh metode dakwah kepada kita.

3. Sejarah Hidup Para Sahabat dan Fuqoha, selain Rasulullah para Sahabat dan Fuqoha merupakan contoh juru dakwah. Karena merekalah yang melanjutkan dakwah Rasulullah dan membawanya kepada kita.

4. Pengalaman, melalui pengalaman-pengalaman hidup baik yang bersifat religius maupun pengalaman hidup biasa bisa menjadi sumber kita dalam menyampaikan dakwah.

b. Teknik dan Taktik Dakwah Pengertian Teknik Dakwah,

Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan, kita memerlukan metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan

18

(50)

39

metode adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan strategi, dalam setiap penerapan metode, dibutuhkan beberapa teknik.19

Pada garis besarnya, bentuk dakwah ada 3 yaitu:

1. Dakwah Lisan (da'wah bil al-lisan),

Pelaksanaan dakwah lisan adalah dengan cara menyampaikan untuk mengantar kepada uraian, dimana para pendengar dapat merasakan apa yang akan diuraikan nanti.

2. Dakwah Tulis (da'wah bil al-qolam),

Pelaksanaan dakwah tulis adalah dengan cara menguraikan atau mengulas soal-soal keagamaan dimajalah, surat kabar, brosur, mengarang buku, spanduk dan sebagainya.

3. Dakwah Tindakan (da'wah bil al-hal),

Pelaksanaan dakwah tindakan bisa melalui radio dakwah Islam maupun melalui televisi dakwah Islam.

Berdasarkan ketiga bentuk dakwah tersebut, maka metode dan teknik dakwah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Metode Ceramah

a. Teknik pesiapan ceramah b. Teknik penyampaian ceramah

19

(51)

40

c. Teknik penutupan ceramah 2. Metode Diskusi

a. Manfaat dan macam-macam diskusi b. Teknik pelaksanaan diskusi

3. Metode Konseling a. Teknik non direktif b. Teknik direktif c. Teknik elektik 4. Metode Karya Tulis

a. Teknik penulisan

b. Teknik penulisan surat (korespondensi) c. Teknik pembuatan gambar

5. Metode Pemberdayaan Masyarakat a. Teknik non partisipasi

b. Teknik tekonisme

c. Teknik partisipasi / kekuasaan masyarakat 6. Metode Kelembagaan

(52)

41

f. Manejemen pemasaran lembaga dakwah (market)

Pengertian Taktik Dakwah, Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Taktik sifatnya individual, masing-masing pendakwah memiliki taktik yang dalam menggunakan teknik yang sama, setiap pendakwah yang menjalankan kegiatan dakwah masing-masing memiliki pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik yang berbeda satu sama lain.20

Perbedaan ini juga berlaku saat menghadapi mitra dakwah yang berbeda. Dengan demikian keberhasilan dakwah lebih bersifat kasuistik. Keberhasilan dakwah dengan suatu metode dan teknik belum tentu sukses dalam dakwah yang lain. Taktik dakwah dapat menjadi identitas individu, setiap orang cenderung pada taktik tertentu, meski taktik yang lain bisa dilakukannya. Ada taktik dominan dalam diri kita, sehingga ini yang sering muncul dari kita, baik disadari maupun tidak disadari, taktik hampir bersama dengan karakter kita.

4. Media Dakwah

Pengertian Sarana atau Media dakwah, kata sarana sering juga

diartikan sama dengan “media” yang berasal dari bahasa latin “medius/an”

20

(53)

42

yang berarti “perantara”. Secara etimologis sarana adalah segala sesuatu yang

dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan.21

Macam-Macam Media Dakwah,antara lain:

1. Media Visual, media komunikasi visual, merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan dengan menggunakan indra penglihatan dalam meangkap datanya. Jadi matalah yang paling berperan dalam pengembangan dakwah. Media komunikasi yang berwujud alat yang menggunakan penglihatan sebaai pokok persoalannya terdiri dari jenis alat komunikasi yang sangat komplit. Media visual tersebut meliputi: film slide, OHP, gambar foto diam, dan komputer.

2. Media Audio, nama lain media auditif, merupakan alat komunikasi yang berbentuk teknologi canggih yang berwujud hardware, media auditif dapat ditangkap melalui indra pendengaran. Perangkat auditif ini pada umumnya adalah alat-alat yang diopersioanalkan sebagai sarana penunjang kegiatan dakwah. Penyampaian materi dakwah melalui media auditif ini menyebabkan dapat terjangkaunya sasaran dakwah dalam jarak jauh. Alat-alat auditif ini sangat efektif untuk penyebaran informasi atau penyampaian kegiatan dakwah yang cenderung persuasif. Alat-alat ini meliputi; radio, tep recorder, telpon dan telegram.

21

(54)

43

3. Media Audio Visual, yaitu media yang berbentuk gambar hidup yang dapat didengar, sekaligus dapat dilihat, seperti TV, Film, Video dan sebagainya. Media audio visual ini merupakan perangkat yang dapat ditangkap melalui indra pendengaran maupun penglihatan, apabila dibandingkan dengan media yang telah dikemukakan sebelumnya, ternyata media audiovisual lebih paripurna, sebab media ini dapat dimanfaatkan oleh semua golongan masyarakat. Termasuk dalam media ini; movie film, TV,

video, media cetak Seorang da’i juga hendaklah memilih metode dan media yang sifatnya ialah dari dimensi masa ke masa yang terus berkembang, seperti mimbar, panggung, media cetak, atau elektronik (radio, internet, televisi, komputer).

4. Media Tulisan, yaitu buku-buku, majalah-majalah, harian-harian, brosur-brosur, dan lain-lain.

Dengan penjelasan di atas, maka media dakwah terdiri dari :

a. Media Fisik : Mimbar, Panggung, Media cetak (Majalah, Buletin, Surat Kabar, dll), Media elektonik (Radio, Televisi, Internet, dll). b. Media Kultural dan Struktural : Pranata sosial, Seni (Wayang,

(55)

44

Radio

Pengertian Radio adalah teknologi yang digunakan untuk

pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).22

Macam-macam Radio,antara lain:

1. Radio AM, (modulasi amplitudo) bekerja dengan prinsip memodulasikan gelombang radio dan gelombang audio. Kedua gelombang ini sama-sama memiliki amplitudo yang konstan. Namun proses modulasi ini kemudian mengubah amplitudo gelombang penghantar (radio) sesuai dengan amplitudo gelombang audio.

2. Radio FM, (modulasi frekuensi) bekerja dengan prinsip yang serupa dengan radio AM, yaitu dengan memodulasi gelombang radio (penghantar) dengan gelombang audio. Hanya saja, pada radio FM proses modulasi ini menyebabkan perubahan pada frekuensi.

3. Radio Internet, Penemuan internet mulai mengubah transmisi sinyal analog yang digunakan oleh radio konvensional. Radio internet (dikenal juga sebagai web radio, radio streaming dan

e-radio) bekerja dengan cara mentransmisikan gelombang suara

22

(56)

45

lewat internet. Prinsip kerjanya hampir sama dengan radio konvensional yang gelombang pendek (short wave), yaitu dengan menggunakan medium streaming berupa gelombang yang kontinyu. Sistem kerja ini memungkinkan siaran radio terdengar ke seluruh dunia asalkan pendengar memiliki perangkat internet. 4. Radio Satelit, mentransmisikan gelombang audio menggunakan

sinyal digital. Berbeda dengan sinyal analog yang menggunakan gelombang kontinyu, gelombang suara ditransmisikan melalui sinyal digital yang terdiri atas kode-kode biner 0 dan 1. Sinyal ini ditransmisikan ke daerah jangkauan yang jauh lebih luas karena menggunakan satelit. Hanya saja siaran radio hanya dapat diterima oleh perangkat khusus yang bisa menerjemahkan sinyal terenkripsi. Siaran radio satelit juga hanya bisa diterima di tempat terbuka dimana antena pada pesawat radio memiliki garis pandang dengan satelit pemancar. Radio satelit hanya bisa bekerja yang tidak memiliki penghalang besar seperti terowongan atau gedung. Oleh karena itu perangkat radio satelit banyak dipromosikan untuk radio mobil. Untuk mendapat transmisi siaran yang baik, perlu dibuat stasiun repeater seperti di Amerika agar kualitas layanan prima.

(57)

46

Dengan begitu memungkinkan dua stasiun digital dan analog berbagi frekuensi yang sama. Efisiensi ini membuat banyak konten bisa disiarkan pada posisi yang sama. Kualitas suara yang dihasilkan HD radio sama jernihnya dengan radio satelit, tetapi layanan yang ditawarkan gratis. Namun untuk dapat menerima siaran radio digital pendengar harus memiliki perangkat khusus yang dapat menangkap sinyal digital.

Kehadiran radio sebagai media dakwah adalah sudah lama dimanfaatkan, bagaimana mengemas dakwah melalui media radio agar lebih efektif masih merupakan hal yang perlu dikaji lebih dalam oleh pengelola radio dan lembaga-lembaga dakwah. Terkait dengan efektifitas tersebut maka ada hal yang paling mendasar yang perlu dikaji yakni berkaitan dengan format program siaran dakwah Islam, dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah mengenai keterbatasan waktu yang disediakan untuk program siaran dakwah Islam di radio yang relatif sedikit.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Radio Sebagai Media Dakwah,

diantaranya:

a. Daya Langsung, Daya langsung radio siaran berkaitan dengan proses

(58)

47

radio siaran dengan media cetak. Suatu pesan dakwah yang disampaikan melalui media cetak membutuhkan proses penyusunan dan penyebaran yang kompleks dan membutuhkan waktu yang relativ lama.

b. Daya Tembus, Daya Tembus merupakan Faktor lain yang menyebabkan

radio dianggap memiliki kekutan, yaitu daya tembus radio siaran, dalam arti tidak mengenal jarak dan rintangan. Gunung-gunung, lembah-lembah, padang pasir, rawa-rawa maupun lautan dapat ditembus oleh siaran radio.

c. Daya Tarik, Faktor ketiga yang menyebabkan radio siaran mempunyai

kekuatan ialah daya tariknya yang kuat.

B. Kajian Teoritik

Secara teoritis studi ini secara substansial mengkaji tentang strategi dakwah pada media siaran di radio. Dalam memilih strategi dakwah, ada dua faktor penting: faktor informatif dan faktor penarik perhatian. Dengan kata lain, pesan yang disampaikan harus kaya dengan pembelajaran hidup dalam pendekatan sosial dan agama, menjadi sebuah informasi dan dapat menarik perhatian.

(59)

48

karena suatu penjelasan akan menunjukkan letak keunikannya yang saling berkaitan.23

Pada penelitian ini peneliti mengembangkan perbandingan dakwah yang sebenarnya merupakan kajian baru tentang aktivitas dakwah beserta unsur-unsurnya yang terkait.

Dalam menyajikan informasi peneliti dapat melalui fakta, yaitu peryataan yang menunjukkan bahwa sesuatu itu benar. Fakta harus diperiksa dengan tiga kriteria: apakah fakta itu bermanfaat atau relevan dengan kepentingan pembicara dan pendengar?(relevancy), apakah fakta itu mendukung gagasan utama dalam pembicaraan?(sufficiency), dan apakah sumber-sumber fakta itu dapat dipercaya?(plausibility).

Diantara fakta, perbandingan dakwah relatif sudah familier digunakan dalam studi agama termasuk Islam, dengan asumsi dapat melakukan perbandingan dakwah yang sudah dapat diperoleh melalui cara (method) dan pendekatan

(approach) dan contoh dakwah efektif dan efisien yang dapat memperkaya

informasi.

Supaya menarik perhatian, rangkaian fakta, cara, dan contoh itu harus disajikan dalam format-format berikut: pertama, ungkapkan pengalaman pribadi anda. Pengalaman, baik pribadi maupun orang lain, biasanya menarik perhatian, karena menunjukkan situasi yang riil. Kedua, tunjukkan kebenaran fakta dengan

23

(60)

49

demonstrasi. Misalnya, menunjukkan langkah-langkah persamaan dan perbedaan pada strategi persiapan sebelum berdakwah.24

Sehingga, teori diatas di rasa tepat untuk menjadikan sebagai landasan teoretik dalam penelitian ini, mengingat penelitian ini berorientasi untuk mengkaji mengenai “Strategi Dakwah Yang Dilakukan Oleh KH. Imam Chambali Dan KH. Abdurrahman Navis Pada Media Siaran Di Radio”.

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dalam penelitian terdahulu ini tidak dapat dipungkiri bahwa telah terdapat cukup banyak penelitian yang mengkaji mengenai kiprah seorang pendakwah dalam melakukan aktivitas strategi dakwahnya. Namun sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian yang mengkaji mengenai “Strategi Dakwah KH. Imam

Chambali dan KH. Abdurrahman Navis pada Media Siaran di Radio” belum

pernah ada yang mengkajinya.

Untuk memberikan gambaran bahwa penelitian ini memiliki sisi persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu yang mengambil tema bahasan mengenai kiprah seorang pendakwah dalam melakukan aktivitas strategi dakwahnya, berikut ini diantaranya:

1. Ayu Listyani Mega Dewi, tahun Maret 2016, skripsi berjudul “Teknik

Persiapan Dakwah KH. Agoes Ali Masyhuri”. Skripsi ini meneliti

mengenai tentang bagaimana teknik dakwah yakni mulai dari persiapan

24

(61)

50

materi, persiapan fisik, dan persiapan mental sebelum berdakwah dikalangan untuk masyarakat.

Persamaan dalam penelitian yang terdahulu dengan penelitian ini adalah, setidaknya terletak pada pembahasan yang mengkaji tentang persiapan sebelum berdakwah yang digunakan pendakwah dalam melakukan aktivitas dakwahnya dikalangan masyarakat terutama dikalangan daerah sekitarnya.

Perbedaan dalam penelitian yang terdahulu dengan penelitian ini adalah, karakteristik pendakwah yang dijadikan subjek penelitian memiliki perbedaan antara masing-masing penelitian. Masing-masing pendakwah memiliki implikasi dari mulai karakteristik, strategi, teknik, metode, dan media dakwah yang melainkan melakukan aktivitas dakwahnya tersendiri dengan gaya retorika yang dipersiapkan sebelum melakukannya.

Sehingga, sangat inspirasi khas bagi penilaian yang dimiliki segmen masyarakat terhadap pendakwah yang dikagumi.

2. Ana Mariana, tahun 2011, skripsi berjudul “Analisis Pesan Dakwah KH. Ma’ruf Islamudin di Radio El-Victor Surabaya”. Skripsi ini meneliti mengenai tentang Untuk mengetahu

Gambar

Tabel                                                                                                           Halaman
Gambar                                                                                                        Halaman
 Tabel 2.1
  Tabel 3.1
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sangat jelas terlihat pada areal bermain anak-anak yang ada di Taman Menteri Soepeno yang tidak memiliki batasan secara fisik maupun non fisik, sehingga

Banyak masyarakat/warga RW.07-RW.09 Desa Bringin Bendo Kecamatan Taman belum memiliki kesadaran akan kebersihan lingkungan, contohnya seperti masih membuang sampah

Bagi usaha dan atau kegiatan yang diwajibkan untuk membuat atau melaksanakan AMDAL, maka dalam izin melakukan usaha dan atau kegiatan harus dicantumkan dan dirumuskan

يى ثحبلا اذى ضارغأ و ءاطخلأا لاكشأ ةفرعلم يتوصلا ة لصفلا بلاطل عباالا ا اراكنلاب ءاملعلا ةضنه تاملام ةطسوتلما ةسردلما في ةدالم ةءارقلا ةراهم و .اهعوقو ببس

Hasil penelitian Putra (2010) menunjukkan bahwa penambahan sinbiotik dalam pakan ikan nila ( Oreochromis niloticus ) dapat meningkatkan efisiensi pakan sebesar 55,46%,

Selanjutnya, dari hasil uji regresi pada tabel 3, dapat dilihat bahwa koefisien estimasi regresi untuk variabel SIZE dan LEV , tidak signifikan ( t- hitung -1,032 dan t-

Adapun penggunaan CT- Scan yang biasa digunakan dalam bidang kedokteran gigi yaitu digunakan pada rongga mulut dan regio maksilofasial termasuk di dalamnya untuk

20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,