BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian
4.1.1 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memilih guru BK SMP negeri dan swasta
se-kota Salatiga.
4.1.2 Subyek Penelitian
Deskripsi subyek yang dijelaskan mencakup jumlah guru BK SMP
[image:1.595.99.505.214.734.2]negeri dan swasta se-kota Salatiga Sebanyak 42 orang.
Tabel 4.1
Deskripsi jumlah subyek
No SMP Guru BK
1. SMP N 1 Salatiga 4 orang
2. SMP N 2 Salatiga 4 orang
3. SMP N 3 Salatiga 3 orang
4. SMP N 4 Salatiga 3 orang
5. SMP N 5 Salatiga 3 orang
6. SMP N 6 Salatiga 3 orang
7. SMP N 7 Salatiga 3 orang
8. SMP N 8 Salatiga 3 orang
9. SMP N 9 Salatiga 3 orang
10. SMP N 10 Salatiga 2 orang
11. SMP Muhammadiyah 1 orang
12. SMP Kristen 1 1 orang
13. SMP Kristen 2 1 orang
14. SMP Lab UKSW 1 orang
15. SMP Stella Matutina 1 orang
16. SMP Al Azhar 1 orang
17. Mts Negeri Salatiga 2 orang
18. Mts NU 1 orang
19. SMP Darma Lestari 1 orang
4.2 Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Perizinan Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian di Universitas Kristen Satya wacana,
penulis mengajukan izin penelitian. Surat izin penelitian ini disetujui oleh Dekan
FKIP – UKSW dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan politik Kota Salatiga
pada tanggal 11 Januari 2014. Setelah penulis mendapat surat izin maka penulis
melakukan penelitian pada tanggal 13 Januari - 14 februari 2014.
4.2.2 Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilaksanakan tanggal 13 Januari - 14 februari
2014 penelitian pengumpulan data dilaksanakan kepada semua guru BK SMP
snegeri dan Swasta se-kota Salatiga. Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara
menitipkan angket ke pada guru BK yang sebelumnya telah meminta ijin dulu
dengan kepala sekolah. Peneliti masuk di setiap sekolah dengan memberikan
salam kepada guru BK terlebih dahulu, dilanjutkan dengan perkenalan diri.
Selanjutnya peneliti membagikan skala kesejahteraan guru dan kinerja guru BK
kepada guru BK waktu pengisian paling lama 3 hari. Setelah pengumpulan data
selesai penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak ibu guru BK yang telah
bersedia mengisi skala kesejahteraan guru dan kinerja guru BK.
4.3 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif ini untuk menganalisis frekuensi kesejahteraan dan
kinerja guru BK SMP se-kota Salatiga.
Dari hasil penjumlahan skor kesejahteraan guru BK SMP negeri dan swasta
se-kota salatiga yang kemudian diolah untuk mencari frekuensi kemudian didapatkan
hasil seperti dibawah. Langkah pertama yaitu menetukan range terlebih dahulu
yaitu dengan cara mengurangkan nilai maksimum dengan nilai minimum :
206-124 =82. Kemudian langkah selanjutnya adalah menentukan interval untuk tiap
kategori dengan cara range (maksimum – minimum) dibagi dengan jumlah
kategori yaitu:
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh tingkat kesejahteraan guru yang
[image:3.595.101.508.218.617.2]digolongkan menjadi lima kategori, yaitu:
Tabel 4.2
Skor jawaban untuk variabel kesejahteraan guru sesuai tingkat serta indeks statistiknya. Kategori Interval Frekuensi Prosentase Sangat Tinggi 192-206 2 4,7%
Tinggi 175-191 11 26,19%
Sedang 158-174 18 42,8%
Rendah 141-157 9 21,4%
Sangat rendah 124-140 2 4,7 %
Jumlah 42 100%
Minimum 124
Maksimum 206
Sumber : Diolah dari data mentah skala sikap kesejahteraan guru
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dari total sampel sebanyak 42
guru BK dapat diketahui bahwa 18 (42,8%) guru BK mempunyai kesejahteraan
yang sedang, 11(26,19%) guru BK yang mempunyai kesejahteraan rendah, 9
(21,4%) guru BK mempunyai kesejahteraan tinggi, 2 (4,7%) guru BK mempunyai (206 – 124)
5
sangat rendah. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan guru
sebagian besar guru BK SMP negeri dan swasta se-kota salatiga berada dalam
kesejahteraan yang sedang.
4.3.2 Kinerja Guru BK SMP Negeri dan Swasta Se-kota Salatiga
Dari hasil penjumlahan skor kinerja guru BK SMP negeri dan swasta
se-kota salatiga yang kemudian diolah untuk mencari frekuensi kemudian didapatkan
hasil seperti dibawah. Langkah pertama yaitu menetukan range terlebih dahulu
yaitu dengan cara mengurangkan nilai maksimum dengan nilai minimum :
195– 121 = 74. Kemudian langkah selanjutnya adalah menentukan interval untuk
tiap kategori dengan cara range (maksimum – minimum) dibagi dengan jumlah
kategori yaitu:
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh tingkat kinerja guru yang
[image:4.595.97.513.320.703.2]digolongkan menjadi lima kategori, yaitu:
Tabel 4.3
Skor jawaban untuk variabel kinerja guru sesuai tingkat serta indeks statistiknya.
Kategori Interval Frekuensi Prosentase
Sangat tinggi 185-195 1 2,38%
Tinggi 169-184 7 16,6%
Sedang 153-168 18 42,85%
Rendah 137-152 12 28,57%
Sangat rendah 121-136 4 9,52%
Jumlah 42 100%
Minimum 121
Maksimum 195
Sumber : Diolah dari data mentah skala sikap kinerja guru. (195 – 121)
5
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dari total sampel sebanyak 42 guru
BK dapat diketahui bahwa 18 (42,85%) guru mempunyai kinerja guru yang
sedang, 12 (28,57%) guru mempunyai kinerja guru yang rendah, 7 (16,6%) guru
mempunyai kinerja guru yang tinggi, 4 (9,52%) guru mempunyai kinerja guru
yang sangat rendah dan 1 (2,38%) guru mempunyai kinerja guru yang sangat
tinggi. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan guru
sebagian besar guru BK berada dalam kategori sedang.
1.4 Analisis Korelasi
Berikut disajikan analisis data korelasi Pearson antara kesejahteraan
guru dengan kinerja guru BK di SMP se-kota Salatiga pada tabel 4.4 sebagai
[image:5.595.104.513.221.619.2]berikut :
Tabel 4.4
Koefisien Korelasi antara Kesejahteraan guru dan Kinerja guru BK Di SMP Se-Kota Salatiga.
Dari tabel 4.4 koefisien korelasi antara kesejahteraan guru dan kinerja guru
BK di SMP se-kota menunjukkan koefisien korelasi sebesar rxy = 0,805 dan p = Correlations
kesejahteraan kinerja
kesejahteraa n
Pearson Correlation 1 .805**
Sig. (2-tailed) .000
N 42 42
Kinerja Pearson Correlation .805** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 42 42
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang diperoleh, maka hipotesis yang
dikemukakan penulis pada bab 2 akan diuji, yaitu :
Ada hubungan yang signifikan antara kesejahteraan guru dengan kinerja
guru BK di SMP Se-kota Salatiga. Hasil analisis : Diperoleh koefisien korelasi
sebesar rxy= 0,805, p= 0,000 <0,05 dengan demikian ada hubungan yang
signifikan kesejahteraan guru dengan kinerja guru BK di SMP Se-kota Salatiga.
Maka hipotesis DITERIMA.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini menghasilkan koefisien korelasi sebesar rxy = 0,805 dan p=
0,000 <0,05. Artinya ada hubungan yang signifikan antara kesejahteraan guru
dengan kinerja guru BK di SMP Se-kota Salatiga, semakin tinggi kesejahteraan
guru maka semakin tinggi kinerja guru begitu juga sebaliknya. Dari hasil
pengkategorian Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 menunjukkan sebagian besar
kesejahteraan guru pada kategori sedang (52,38%) dan sebagian besar kinerja
guru di kategori sedang (42,85%).
Hasil Penelitian ini sejalan dengn penelitian Sulistiyo (2009) tentang
hubungan kesejahteraan dengan kinerja guru SMP AL Amanah Setuserpong yaitu
guru-guru SMP Al Amanah Setu Serpong kemudian data diolah dengan
menggunakan rumus product moment. Dari hasil pengolahan data tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa rxy sebesar 0,642, p = 0,000<0,05 Maka penelitian
ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesejahteraan
Menurut Mulyasa (2009) menegaskan bahwa “terpenuhinya berbagai
macam kebutuhan manusia akan menimbulkan kepuasan dalam melaksanakan
apapun tugasnya”dari pendapat tersebut terlihat bahwa faktor kesejahteraan
menjadi salah satu yang mempengaruhi terhadap kinerja konselor di dalam
meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahteranya seseorang makin tinggi
kemungkinan untuk meningkatkan kinerjanya.
Badudu-Zein (1994) menjelaskan bahwa kesejahteraan adalah hal atau
keadaan sejahtera, keselamatan dan ketenteraman serta kemakmuran.
Kesejahteraan merupakan usaha untuk membantu individu-individu dan
kelompok-kelompok dalam mencapai tingkat hidup serta kesehatan yang
memuaskan. Tujuan penyejahteraan adalah menjamin kebutuhan ekonomi
manusia, standar kesehatan dan kondisi kehidupan yang layak, peningkatan
derajat harga diri, kebebasan berpikir dan melakukan kegiatan tanpa gangguan
sesuai dengan hak-hak asasi. Hal itu berarti bahwa kesejahteraan merupakan suatu
kondisi kehidupan yang tenteram dan makmur akibat terpenuhinya kebutuhan
materil dan spiritual seseorang. Jenis kebutuhan materil adalah jenis kebutuhan
yang langsung terkait dengan kebutuhan fisik, misalnya kebutuhan sandang,
pangan, papan dan kebutuhan materi lainnya yang terkait dengan kebendaan.
Sedangkan jenis kebutuhan spiritual adalah jenis kebutuhan yang berkaitan
dengan kebutuhan psikis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan ketenteraman,
ketenangan serta kebutuhan kedamaian dalam hidup.
semngat kerja guru. Gaji yang cukup mempunyai dampak kepada kesejahteraan
seseorang. Besar gaji dan bentuk kesejahteraan lainnya yang diterima oleh guru
dipengaruhi juga usaha dan harapan individuterhadap kinerjanya baik pada satuan
pendidikan negeri ataupun swasta. Dan terpenuhinya kesejahteraan tersebut dapat
menambah ketenangan rohaniah para guru. Alex S mengemukakan unsur-unsur
kesejahteraan yang dapat diberikan kepada para pegawai sehingga mereka dapat
meningkatkan semangat dan gairah kerja secara optimal yaitu memberikan gaji
yang cukup memperhatikan kebutuhan rohani pegawai sesekali menciptaka
suasana santai memperhatikan harga diri pegawai menempatkan pegawai pada
posisi yang tepat memberi kesempatan untuk maju menumpuk perasaan aman
menghadapi masa depan mengusahakan loyalitas kepegawaian mengajak
berunding pegawai memberi intensitas secara terarah memberikan fasilitas yang