BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (Clasroom
action research) yang bersifat kualitatif. Penelitian Tindak Kelas (PTK)
merupakan proses pengkajian melalui siklus dalam berbagai kegiatan
pembelajaran (Ardiana, 2004; Hopkins, 1992; Mills, 2003). Dengan menggunakan
kerangka pikir dikemukakan oleh Raka Joni dkk. (1998), dapat dikenali adanya 5
(lima) tahap pelaksanaan PTK, termasuk tahap awal berupa proses penghayatan
mengenai adanya permasalahan yang perlu mendapat penanganan (pengembangan
fokus masalah penelitian). Adapun tahap-tahap tersebut adalah (1) pengembangan
fokus masalah penelitian, (2) perencanaan tindakan perbaikan, (3) pelaksanaan
tindakan perbaikan, observasi, (4) analisis dan refleksi, (5) perencanaan tindak
lanjut.
2. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis yang dikutip
oleh Pardjono (2007: 22), penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam beberapa
siklus. Siklus dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu (1)
perencanaan (planning), (2) tindakan (action), (3) pengamatan (observation), dan
(4) refleksi (reflection). Adapun model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis
Gambar 3.1. Desain penelitian menurut Kemmis & Mc. Taggart
1. Prosedur Penelitian Siklus Pertama
a. Perencanaan (Planning)
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan
metode ekskursi (pembelajaran yang membawa siswa keluar kelas
agar dapat melihat secara langsung)
2) Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan
pembelajaran dan lembar observasi perilaku siswa
3) Menyusun dan mempersiapkan kelompok siswa dan memberikan
instruksi atau pedoman penugasan
4) Menyususn dan menetapkan indikator ketercapaian, indikator
ketercapaian disusun oleh peneliti dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1. Indikator Ketercapaian
Permasalahan Indikator Kinerja Ukuran
3) Meningkatnya
Pada tahap ini guru mulai melaksanakan rencana pembelajaran
yang telah disusun, yaitu materi “Perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan Peninggalan sejarah yang bercorak Islam,
dengan menggunakan metode ekskursi. Kemudian siswa membawa
hasil pembelajaran ekskursi tersebut di kelas dengan mengunakan
metode diskusi berkelompok dan tanya jawab. Penggunaan metode
diskusi kelompok dan tanya jawab diharapkan mampu untuk menggali
potensi berpikir kritis siswa dalam pembelajaran, sebagaimana
dijelaskan oleh Supriatna (dalam Putri, 2013, Hlm.2), salah satu alasan
mendasar guru menggunakan metode tanya jawab adalah karena dapat
menimbulkan keingintahuan anak terhadap isi permasalah yang sedang
proses belajar mengajar. Selain itu dengan menggunakan metode tanya
jawab akan membangkitkan motivasi anak karena ketika pendidik
memberikan pertanyaan maka anak akan terpicu untuk mencari
jawaban.
c. Pengamatan (Observation)
Kegiatan observasi dilaksanakan selama proses belajar mengajar
dilapangan dan dikelas berlangsung. Observasi dilakukan terhadap
proses tindakan, pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan, dan
persoalan lain yang telah tercantum dalam lembar observasi.
d. Refleksi (Reflection).
Peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil
observasi, yaitu mengevaluasi kelebihan dan kelemahan yang timbul
pada penerapan metode dalam kegiatan pembelajaran. Refleksi dapat
mengukur tingkat keberhasilan dari penelitian dan untuk menentukan
perencanaan kembali siklus berikutnya.
2. Prosedur Penelitian Siklus Kedua
Kegiatan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan dari siklus
pertama. Tahapan pada siklus ini sama dengan siklus pertama dan jika
dievaluasi pada akhir siklus kedua belum menunjukkan adanya peningkatan
prestasi belajar maka aka dilakukan siklus ketiga dan seterusnya hingga
menunjukkan hasil yang diharapkan.
3. Lokasi dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 2 Kota Serang. SMP Negeri 2
Kota Serang merupakan salah satu sekolah yang lokasinya sangat strategis
dengan keberadaan Situs Banten Lama yang tidak begitu jauh dari lokasi
sekolah ini. Pemilihan SMP Negeri 2 Kota Serang sebagai lokasi penelitian
tentunya sangat diperlukan untuk mengaplikasikan Situs Banten Lama
b. Subjek Penelitian
Subjek terbagi atas dua meliputi: dokumen yang sering digunakan
sebagai sumber belajar IPS ditambah dengan lokasi kawasan Situs Banten
Lama yang akan digunakan sebagai sumber pembelajaran IPS. Kedua,
peserta didik siswa SMPN 2 Kota Serang kelas VII-b yang berjumlah 39
siswa, yaitu terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 20 siswi perempuan.
Tabel 3.2. Daftar Siswa Kelas VII-b SMPN 2 Kota Serang
NO NAMA SISWA L/P KET.
14 HUDAIBIYAH SYIFA ROSALINE P
15 IJLAL ROBIARGI L
16 ILHAM MUHLIS L
17 INDAH PUSPITA KUSUMANDIRI P
31 RATU NIKHLA KHAIRUNNISA P
4. Variabel dan Definisi Konseptual
Penelitian ini menggunakan dua variabel yang diteliti, yaitu: (1) Situs
Banten Lama dan (2) Kemampuan berpikir kritis peserta didik. Pertama, Situs
Banten Lama sebagai variabel perantara (intervening variable). Menurut Tuckman
(dalam Sugiyono, 2007 hlm. 61) variabel intervening adalah variabel yang secara
teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan
diukur. Kedua, kemampuan berpikir kritis adalah variable sasaran. Adapun
definisi konseptualnya adalah sebagai berikut.
1. Situs Banten Lama dalam penelitian ini berfungsi sebagai sumber
pembelajaran IPS. Sumber belajar tersebut dimanfaatkan dengan cara
membawa siswa kelas VII-b ke lokasi situs untuk melakukan
pengamatan dengan membawa panduan berupa LKS, hasil pengamatan
tersebut kemudian disusun dalam laporan akhir kelompok dan dibawa
kedalam kelas untuk dijadikan sebagai bahan pembelajaran pada setiap
siklusnya menggunakan metode pembelajaran yang sesuai. Situs
Banten Lama sendiri adalah sisa-sisa peninggalan Kesultanan Banten.
Letaknya di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, kira-kira 11 km arah
utara Kota Serang dengan luas kurang lebih 15 Ha. Bangunan utama
yang terdapat di lokasi pariwisata sejarah dan religi ini terdiri atas: sisa
bangunan Keraton Surowowan, sisa bangunan Keraton Kaibon,
bangunan Benteng Speelwijk, bangunan Wihara Avalokiteswara,
2. Berpikir kritis dalam penelitian ini adalah aspek keterampilan yang
ingin ditingkatkan dengan memanfaatkan Situs Banten Lama sebagai
sumber belajar IPS bagi siswa kelas VII-b. Kemampuan berpikir kritis
adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mendayagunakan
dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga mampu
memecahkan masalah yang sedang dihadapi, serta mampu menganalisis
dan mengevaluasi informasi secara cermat, tepat, teliti tanpa
menimbulkan pemahaman yang berbeda dalam usaha menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata serta dapat
mengatasi kesalahan dan kekurangan yang sedang dihadapi.
5. Instrumen penelitian
Penelitian tindak kelas sebagai penelitian bertradisi kualitatif dengan latar
dan setting yang wajar dan alami, memberikan peranan penting kepada
penelitinya sebagai satu-satunya instrumen, karena penelitilah yang dapat
mengahadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu sebagaimana yang
terjadi dalam setiap kondisi dikelas (Wiriaatmadja, 2014:96). Instrumen penelitian
dalam penelitian ini dikembangkan untuk mengetahui dan menganalisis
kemampuan berpikir kritis siswa melalui beberapa tahap sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan daya yang dilaksanakan
secara langsung berhadapan dengan responden agar memperoleh informasi
yang jelas dan lengkap. Menurut Guba (1985, hlm. 165) Wawancara
adalah suatu percakapan yang bertujuan. Adapun tujuan tersebut adalah
untuk mendapakan informasi perorangan, kejadian, kegiatan, perasaan,
motivasi, kepedulian, di samping dapat mengalami dunia pikiran perasaan
responden, merekonstruksi pengalaman masa lalu dan masa depan yang
akan datang. Wawancara tidak terbatas pada responden yang diklasifikan
oleh peneliti, namun juga melakukan wawancara yang mendalam kepada
tenaga pendidik pada bidang setudi IPS, kepada kepala sekolah dan pihak
b. Observasi
Observasi selain sebagai salah satu tahap dalam pelaksanaan PTK
sekaligus juga berfungsi sebagai alat untuk pengumpulan data.
Sebagaimana oleh Purnomo (2011, hlm. 252) bahwa metode ini sangat
sesuai untuk merekam aktivitas yang bersifat proses. Misalnya kegiatan
siswa selama melakukan praktikum di laboratorium, interaksi siswa
selama kegiatan pembelajaran, atau saat mereka sedang melakukan
diskusi. Dalam istilah assessment, kegiatan observasi merupakan bagian
dari informal assessment (authentic assessment) yang bersifat langsung
(direct assessment). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai kondisi objek penelitian pada saat proses
pembelajaran dan mengamatinya secara langsung. Melalui observasi, data
yang dikumpulkan diharapkan lebih objektif sesuai dengan keadaan
sesungguhnya.
Tabel 3.3 Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
No Nama Siswa Kriteria Jumlah
Skor
Nilai Akhir
Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Nilai Paling Banyak Muncul
c. Tes Soal
Tes adalah sebuah metode proses pengumpul data untuk melihat
skor yang didapat oleh subjek penelitian. Metode tes bisa diaplikasikan
kepada kelompok atau individu subjek penelitian (McMillan, J dan
Sumacher, 1989, hlm. 41). Serangkaian pertanyaan atau latihan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, kemampuan atau
bakat yang dimiliki individu ataupun kelompok, dan kemampuan berpikir
kritis. Dalam penelitian ini, tes yang diberikan kepada peserta didik adalah
tes uraian, dimana tes uraian ini akan mampu mengukur tingkat
kemampuan berpikir kritis peserta didik.
6. Verifikasi Data
Menurut Creswell (1998, hlm. 285) verifikasi dalam penelitian kualitatif
merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan
menerapkan prosedur-prosedur tertentu yaitu melakukan interpretasi dan
kategorisasi data. Hasil interpretasi dan kategorisasi data kemudian divalidasi
dengan menggunakan metode validasi data dan memperoleh data yang
benar-benar mendukung serta sesuai dengan karakteristik focus permasalahan dan tujuan
pendidikan. Adapaun metode pemeriksaan keabsahan data (validasi) yang
a. Member check, yakni memeriksa kembali keterangan atau informasi data
yang diperoleh selama observasi atau wawancara apakah keterangan/
informasi itu tidak berubah atau ajeg. Dalam proses ini data atau
informasi diperoleh peneliti dari kepala sekolah, guru, teman sejawat
guru, siswa, pegawai tata usaha, pegawai perpustakaan, apakah
keterangan atau informasi itu tetap atau berubah sehingga adapat
diapstikan keajegannya dan adata tersebut terpercaya kebenarannya.
b. Expert opinion, yaitu mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada
para ahli yang memiliki keahlian dibidangnya, termasuk dengan para
dosen pembimbing. Dalam penelitian ini, peneliti meminta arahan dan
masukan dari dosen pembimbing akademik tentang penyusunan proposal
penelitian.
c. Audit trail yaitu memeriksa kebenaran hasil penelitian dengan
mendiskusikan dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini
audit trail dilakukan dengan mendiskusikan kebenaran data dan prosedur
pengumpulannya dengan guru yang mengajar mata pelajaran yang sama,
dosen pembimbing dan teman-teman yang memiliki keterampilan
melakukan penelitian tindakan kelas.
7. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses pengolahan, penyajian, interpretasi dan
analisis data yang dikumpulkan selama penelitian di lapangan. Tujuan analisis
data ialah agar data yang disajikan memiliki makna, sehingga laporan penelitian
dapat mudah dipahami. Untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis
siswa, dilakukan pengolahan data terhadap skor posttest, dan nilai hasil dari
observasi.
Pengolahan data terhadap skor posttest dimaksudkan untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis siswa dari hasil analisis posttest, dan analisis hasil
observasi dimaksudkan untuk mengamati secara sistematik nilai berpikir kritis
observasi terbagi menjadi dua yaitu; (1) analisis hasil observasi lapangan, dengan
gabungan bentuk uraian dan pertanyaan terbuka, dan (2) hasil observasi
terstruktur di kelas mengenai kemampuan berpikir kritis dalam setiap pertemuan
pada pembelajaran dengan memanfaatkan Situs Banten Lama melalui metode
ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Hasil observasi baik di dalam dan di luar kelas
dengan mempergunakan statistik deskriptif yang menurut Sugiyono (2011: 147),
yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, sedangkan
wawancara menggunakan pedoman wawancara dengan gabungan bentuk pilihan
ganda dan tidak berstruktur. Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui
situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang orang lain. Orang-orang
yang diwawancarai adalah beberapa peserta didik, teman sejawat, kepala sekolah,
dan lain-lain (Hopkins 1993).
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang
pendapat peserta didik setelah mendapatkan pembelajaran dengan memanfaatkan
Situs Banten Lama dan kendala yang dihadapi guru dalam memanfaatkan Situs
Banten Lama sebagai sumber pembelajaran. Wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dalam penelitian ini terhadap guru mitra serta kepala sekolah dan
beberapa orang peserta didik.
Berkenaan dengan penelitian ini, proses analisis data meliputi
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Menurut Miles and Huberman (1994:10), reduksi data mengacu pada
proses pemilihan, fokus, menyederhanakan, abstrak, dan transformasi data
yang muncul dalam tulisan catatan lapangan atau transkripsi. Reduksi data
terjadi terus menerus sepanjang penelitian. Sebagai hasil pengumpulan data,
episode lebih lanjut dari reduksi data terjadi (menulis, ringkasan, koding,
menggoda keluar tema, membuat cluster, membuat partisi,menulis memo).
Pengurangan data/proses transformasi berlanjut selama di lapangan, sampai
laporan akhir selesai. Reduksi data bukanlah sesuatu yang terpisah dari
suatu bentuk analisis yang mempertajam, macam, fokus, membuang, dan
mengatur data sedemikian rupa sehingga akhir kesimpulan yang bisa ditarik
dan diverifikasi. Dalam tahap ini, data kualitatif dapat dikurangi dan diubah
dalam berbagai cara melalui seleksi, melalui ringkasan atau parafrase, melalui
yang dimasukkan dalam pola yang lebih besar, dan sebagainya.
b. Display Data
Menurut Miles dan Huberman (1994:10), display data adalah perakitan,
pengorganisasian atau kompresi informasi yang memungkinkan penarikan
kesimpulan dan tindakan. Display data dapat membantu untuk memahami apa
yang terjadi dan untuk melakukan sesuatu yang didasarkan pada pemahaman
tersebut.
Kecenderungan kognitif manusia adalah untuk mengurangi informasi yang
kompleks menjadi ringkas, selektif dan disederhanakan atau konfigurasi
mudah dipahami. Pemahaman bisa dilakukan melalui pemilihan data yang
tidak pernah dipertanyakan.
Display data bisa meliputi berbagai jenis matriks, grafik, diagram, dan
jaringan. Dalam analisis data, display data memiliki tiga fungsi yaitu;
mereduksi data dari yang kompleks menjadi yang sederhana, menyimpulkan
interpretasi peneliti terhadap data dan menyajikan data sehingga tampil
menyeluruh (Alwasilah, 2011:120).
c. Kesimpulan
Tahap ketiga kegiatan analisis adalah kesimpulan dan verifikasi. Dari awal
pengumpulan data, analis kualitatif memiliki keteraturan dalam hal pola,
penjelasan, konfigurasi dan sebab akibat. Peneliti kompeten memegang
kesimpulan ringan, menjaga keterbukaan dan skeptisisme, tetapi pada tahap
ini kesimpulan masih ada, belum lengkap dan jelas pada awalnya, kemudian
semakin eksplisit dan membumi, untuk menggunakan istilah klasik Glaser
dan Strauss (1967), akhir kesimpulan mungkin tidak muncul sampai
pengumpulan data selesai, tergantung pada ukuran catatan lapangan, koding.
Kesimpulan juga diverifikasi sebagai hasil analisis. Sedangkan verifikasi bisa
lapangan, atau mungkin secara menyeluruh. atau dengan upaya yang luas
untuk mereplikasi temuan dalam satu set data. Makna yang muncul dari data
harus diuji sehingga masuk akal.
Analisis data sebagaimana diilustrasikan berlangsung secara simultan yang
dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dengan alur tahapan
peneliti, meliputi: pengumpulan data (data collection), reduksi data (data
reduction), pengorganisasian data (data display), dan (penyimpulan data atau
verifikasi data) conclusion drawing/verifying. Oleh karena itu, analisis data
dalam penelitian ini dilakukan ketika proses penelitian berlangsung (on going
process) dan berulang-ulang (cyclical) untuk memperoleh temuan dan
memecahkan masalah penelitian hingga berakhirnya kegiatan penelitian
untuk disusun sebagai laporan penelitian.
8. Laporan Hasil Penelitian
Laporan hasil penelitian merupakan tahapan penulisan hasil penelitian
yang disusun secara logis-sistematis menurut urutan kronologis dan tema
yang jelas serta mudah dimengerti yang dilengkapi dengan pengaturan bab
atau bagian-bagian yang dapat membangun urutan sistematis. Penelitian ini
berdasarkan studi pengamatan terhadap fakta-fakta yang terpisah-pisah
menjadi satu rangkaian cerita yang masuk akal dan mendekati kebenaran.
Artinya dalam suatu kegiatan penelitian yang dimulai dengan proses
perencanaan penelitian sampai pelaksanaan penelitian tidak akan terungkap
tanpa dibuat suatu kesimpulan dalam bentuk laporan yang siap disajikan.
Penyusunan hasil penelitian yang telah diperoleh menjadi satu kesatuan
tulisan yang utuh, selanjutnya dituangkan dalam laporan hasil penelitian
disusun dengan sistematika dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Laporan hasil penelitian ini disusun dalam bentuk penulisan yang
jelas, gaya bahasa yang sederhana, ilmiah, dan tata bahasa penulisan yang
baik dan benar. Laporan hasil penelitian ini disusun untuk kebutuhan studi
sistematika yang digunakan sesuai dengan buku penulisan karya ilmiah yang