• Tidak ada hasil yang ditemukan

PURDYAH AYU K. PUTRI 21020110130107 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PURDYAH AYU K. PUTRI 21020110130107 BAB II"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.SM K Pariw isata

2.1.1. Definisi SM K Pariw isata

a. Pengertian SM K

- M enurut Kam us Besar Bahasa Indonesia (KBBI) :

Pengert ian sekolah1 adalah : 1. Bangunan at au lem baga unt uk belajar dan m engajar sert a t em pat m enerim a dan m em beri pelajaran; 2. Wakt u at au pert em uan ket ika m urid diberi pelajaran; 3. Usaha m enunt ut kepandaian (ilm u penget ahuan); 4. Belajar di sekolah, pergi ke sekolah, bersekolah.

Pengert ian m enengah2 adalah sekolah lanjut an, m enengah at au sekolah um um selepas sekolah menengah pert am a sebelum perguruan t inggi, m enengah kejuruan sekolah m enengah set ingkat sekolah m enengah um um .

Pengert ian kejuruan3 adalah sekolah t em pat belajar bidang t ert ent u, sepert i ekonom i, pert anian dan t eknik.

- M enurut Perat uran Pem erint ah Republik Indonesia Nom or 17 Tahun 2010 t ent ang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan, Sekolah M enengah Kejuruan yang selanjut nya disingkat SM K, adalah salah sat u bent uk sat uan pendidikan form al yang m enyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan m enengah sebagai lanjut an dari SM P, M Ts, at au bent uk lain yang sederajat at au lanjut an dari hasil belajar yang diakui sam a at au set ara SM P at au M Ts.

b. Pengertian Pariw isata

- M enurut KBBI4, yang berhubungan dengan perjalanan unt uk rekreasi, pelancongan, t urism e.

- Pariwisat a5 adalah suat u perjalanan yang dilakukan unt uk rekreasi at au liburan, dan juga persiapan yang dilakukan unt uk akt ivit as ini.

1

KBBI m obile version, kat a kunci : sekolah

2

KBBI m obile version, kat a kunci : menengah

3

KBBI m obile version, kat a kunci : kejuruan

4

KBBI m obile version, kat a kunci : pariw isat a

5

(2)

- M enurut Undang Undang No. 10 t ahun 2009 t ent ang Kepariw isat aan, yang dim aksud dengan pariw isat a adalah berbagai m acam kegiat an w isat a yang didukung oleh berbagai fasilit as sert a layanan yang disediakan m asyarakat , pengusaha, Pem erint ah dan Pem erint ah Daerah.

c. Pengertian SM K Pariw isata

Sat uan pendidikan form al yang m enyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan m enengah sebagai lanjut an dari SM P/ M Ts at au bent uk lain yang sederajat at au lanjut an dari hasil belajar yang diakui sam a at au set ara SM P/ M Ts yang mem pelajari hal-hal berhubungan dengan bidang pelayanan/ jasa pariwisat a at au perjalanan unt uk rekreasi, pelancongan, dan t urism e.

2.1.2. Sejarah Sekolah M enengah Kejuruan di Indonesia6

Sejarah pendidikan t eknik dan kejuruan di Indonesia diaw ali dengan didirikannya Am bacht School van Soerabaja t ahun 1853 oleh pihak sw ast a. Sekolah ini t erut am a dit ujukan unt uk laki-laki ket urunan Eropa khususnya Belanda, dari golongan m iskin yang t inggal di Hindia Belanda ket ika it u.

Pada akhir abad ke-19 pem erint ah Hindia Belanda m endirikan suat u lem baga pendidikan di Jakart a dengan nam a Am bacht Leergang. Kem udian pada t ahun 1901 dilanjut kan dengan pem bukakan lem baga pendidikan bernam a Koningin Welhelmina School (KWS) yang para siswanya t erdiri at as t am at an Europeese School yang diperunt ukan khusus unt uk orang-orang Eropa.

Pendidikan t eknik dan kejuruan tingkat pert am a di Indonesia m enjelang akhir m asa penjajahan Belanda hingga m asa pendudukan Jepang (1942-1945) t erdiri at as: Am bacht Leergang, yang m em persiapkan pekerja-pekerja t ukang, Am bacht School, yang m em berikan latihan yang lebih t inggi, dan Technische School, yang m em berikan lat ihan yang lebih t inggi dan bersifat t eorit is.

Ket iga jenis lem baga pendidikan t eknik dan kejuruan ini t et ap bert ahan sesudah Indonesia m erdeka dengan mengalami perubahan-perubahan nam a dan beberapa perubahan kurikulum. Perkem bangan jumlah sekolah berjalan pesat sesuai dengan meningkat nya minat para pem uda untuk m enunt ut penget ahuan t eknik dan kejuruan.

Pasca Kemerdekaan

Pada m asa kem erdekaan, Am bacht Leergang dikenal dengan Sekolah Pert ukangan (SPT), Am bacht School m enjadi Sekolah Pert ukangan Lanjut an (SPL), dan Technische School sebagai Sekolah Teknik (ST), sedangkan THS m enjadi Inst it ut Teknologi Bandung (ITB).

Lam a pendidikan SPT adalah 2 t ahun set elah SD 6 t ahun. SPL adalah 1 t ahun set elah SPT , SPT adalah 4 t ahun yang kem udian m enjadi 3 t ahun set elah SD. Lem baga pendidikan t eknik dan kejuruan berkem bang menjadi lem baga pendidikan kejuruan yag mem punyai peran sent ral dalam penyediaan t enaga t ukang yang t eram pil dan t eknisi t ingkat pert am a.

6

(3)

Jurusan-jurusan yang dibuka pada lem baga pendidikan t eknik t ersebut didasarkan at as penggolongan jabat an (job descript ion) dan analisis pekerjaan (job analysis) besert a persyarat an sesuai dengan ket ent uan yang dit et apkan oleh Organisasi Buruh Int ernasional (ILO).

Dengan m elihat sejarah t ersebut , berart i sekolah t eknik dan kejuruan baru dibuka 317 t ahun set elah pert am a yang didirikan oleh Port ugis dan 246 t ahun set elah sekolah pert am a didirikan oleh VOC/ Belanda. M enjelang berakhirnya kekuasaan Belanda, pada t ahun 1940 t erdapat sekit ar 88 sekolah kejuruan di Indoneasia dengan 13.230 sisw a, um um nya dalam bidang pert ukangan, t eknik, dan pert anian.

Siap Kerja

Sejak kem erdekaan hingga sekarang, pendidikan t eknik dan kejuruan berkem bang pesat . Pemerint ah sendiri saat ini sedang m enggalakkan peran SM K yang lebih dim inat i m asyarakat karena berorient asi pada pekerjaan.

Kebijakan pem erint ah ant ara lain dengan m enarget kan penam bahan jum lah SM K sehingga perbandingan SM A dengan SM K nant inya m enjadi 40 : 60. Kebijakan ini dilandasi dengan sem akin meningkat nya angka pengangguran sert a sem akin t erbukanya sekt or-sekt or form al dan inform al yang m em but uhkan t enaga kerja m enengah yang berkualit as.

Karena berhadapan langsung dengan dunia kerja, sepanjang sejarahnya sekolah ini sangat dinam is, t erbukt i dari kurikulum yang sering diperbaharui dan banyaknya inovasi yang diluncurkan unt uk m em buat sekolah ini lebih relevan dengan kebut uhan dunia kerja.

2.1.3. Bidang Keahlian, Program Studi Keahlian dan Kompetensi Keahlian SM K

Perat uran Pem erint ah Nom or 17 Tahun 2010 t ent ang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan Pasal 80 m enyat akan bahw a: (1) penjurusan pada SM K, M AK, at au bent uk lain yang sederajat berbent uk bidang keahlian; (2) set iap bidang keahlian dapat t erdiri at as 1 (sat u) at au lebih program st udi keahlian; (3) set iap program st udi keahlian dapat t erdiri at as 1 (sat u) at au lebih kom pet ensi keahlian.

Bidang keahlian pada SM K/ M AK m eliput i : a. Teknologi dan Rekayasa;

b. Teknologi Inform asi dan Kom unikasi;

c. Kesehat an;

d. Agribisnis dan

Agrot eknologi;

e. Perikanan dan Kelaut an; f. Bisnis dan M anajem en; g. Pariwisat a;

h. Seni Rupa dan Kriya; i. Seni Pert unjukan.

(4)

a. Kelom pok M at a Pelajaran Dasar Bidang Keahlian b. Kelom pok M at a Pelajaran Dasar Program Keahlian c. Kelom pok M at a Pelajaran Paket Keahlian

M at a pelajaran pada kelom pok m at a pelajaran dasar program keahlian dan paket keahlian dit et apkan oleh Direkt orat Jenderal Pendidikan M enengah Kem ent erian Pendidikan dan Kebudayaan unt uk m enyesuaikan dengan perkem bangan t eknologi sert a kebut uhan dunia usaha dan indust ri.

Berikut ini adalah program st udi keahlian dan paket keahlian pada bidang keahlian SM K/ M AK pariwisat a :

Program Studi Keahlian Paket Keahlian

Kepariwisataan 1. Usaha Perjalanan Wisat a

2. Akom odasi Perhot elan

Tata Boga Tat a Boga

Tata Kecantikan 1. Tat a Kecant ikan Ram but 2. Tat a Kecant ikan Kulit

Tata Busana 1. Busana Butik

2. Produksi Pakaian Jadi (Garm en)

Tabel 2.1 Program St udi dan Paket Keahlian Sum ber : PP No. 17 t ahun 2010

2.1.4. Kurikulum SM K Pariw isata

M enurut Perm endikbud No. 70 t ahun 2013 t ent ang Kerangka Dasar dan St rukt ur Kurikulum SM K/ M AK, berikut ini adalah tabel kurikulum SM A/ M AK Bidang Keahlian Pariw isat a :

M ata Pelajaran

Kelas dan Sem est er

X XI XII

1 2 1 2 1 1

Kelompok A (W ajib)

1. Pendidikan Agam a dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan

Kew arganegaraan

2 2 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4

4. M at emat ika 4 4 4 4 4 4

5. Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2

6. Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2

Kelompok B (W ajib)

7. Seni Budaya 2 2 2 2 2 2

8. Prakarya dan Kew irausahaan 2 2 2 2 2 2

9. Pendidikan Jasm ani, Olahraga dan Kesehat an

3 3 3 3 3 3

Kelompok C (Peminatan) C1. Dasar Bidang Keahlian

10. IPA Terapan 2 2 2 2 - -

11. Pengant ar Pariwisat a 2 2 2 2 - -

C2. Dasar Program Keahlian 20 20 - - - -

C3. Paket Keahlian - - 20 20 24 24

TOTAL 48 48 48 48 48 48

(5)

2.1.5. Persyaratan SM K Pariw isata7

a. Satuan Pendidikan

Sat u SM K/ M AK mem iliki sarana dan prasarana yang dapat melayani m inim um 3rom bongan belajar dan m aksim um 48 rom bongan belajar.

b. Lahan

Luas lahan m inim um dapat m enam pung sarana dan prasarana unt uk m elayani 3 rom bongan belajar.

Lahan t erhindar dari pot ensi bahaya yang m engancam kesehat an dan keselam at an jiw a, sert a m em iliki akses unt uk penyelam at an dalam keadaan darurat .

Kem iringan lahan rat a-rat a kurang dari 15%, t idak berada di dalam garis sem padan sungai dan jalur keret a api, dan t idak m enim bulkan pot ensi m erusak sarana dan prasarana.

Lahan t erhindar dari gangguan-gangguan berikut :

Pencem aran air, sesuai dengan Perat uran Pem erint ah Nom or 20 Tahun 1990 t ent ang Pengendalian Pencem aran Air.

Kebisingan, sesuai dengan Keput usan M ent eri Negara KLH nom or 94/ M ENKLH/ 1992 t ent ang Baku M ut u Kebisingan.

Pencem aran udara, sesuai dengan Keput usan M ent eri Negara KLH Nom or 02/ M EN KLH/ 1988 t ent ang Pedom an Penet apan Baku M ut u Lingkungan.

Lahan sesuai dengan perunt ukan lokasi yang diat ur dalam Perat uran Daerah t ent ang Rencana Tat a Ruang Wilayah Kabupat en/ Kot a, perat uran zonasi, at au rencana lain yang lebih rinci dan m engikat , sert a m endapat izin pem anfaat an t anah dari Pem erint ah Daerah set em pat .

St at us kepem ilikan/ pem anfaat an hak at as t anah tidak dalam sengket a

dan m em iliki izin pem anfaat an dari pem egang hak at as t anah sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku unt uk jangka w akt u m inim um 20 t ahun.

c. Bangunan

Luas lant ai bangunan dihit ung berdasarkan banyak dan jenis program keahlian, sert a banyak rom bongan belajar di m asing-m asing program keahlian.

Bangunan m em enuhi ket ent uan t at a bangunan berikut :

Koefisien dasar bangunan m engikut i Perat uran Daerah at au m aksim um 30% dari luas lahan di luar lahan prakt ik;

Koefisien lant ai bangunan dan ket inggian m aksim um bangunan yang dit et apkan dalam Perat uran Daerah;

Koefisien lant ai bangunan dihit ung berdasarkan luas lahan efekt if;

Jarak bebas bangunan yang meliput i garis sem padan bangunan dengan as jalan, t epi sungai, t epi pant ai, jalan keret a api, dan/ at au Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) at au Saluran Udara Tegangan Ekst ra Tinggi (SUTET), jarak ant ara bangunan dengan bat as-bat as

7

(6)

persil, dan jarak ant ara as jalan dan pagar halam an yang dit et apkan dalam Perat uran Daerah;

Garis sem padan bangunan sam ping dan belakang m engikut i Perat uran Daerah at au m inim um 5 m et er.

Bangunan m em enuhi persyarat an keselam at an berikut :

M em iliki konst ruksi yang st abil dan kukuh sam pai dengan kondisi pem bebanan m aksim um dalam mendukung beban m uat an hidup dan beban m uat an m at i, sert a unt uk daerah/ zona t ert ent u kem am puan unt uk m enahan gem pa dan kekuat an alam lainnya.

Dilengkapi sist em prot eksi pasif dan/ at au prot eksi akt if unt uk m encegah dan m enanggulangi bahaya kebakaran dan pet ir.

Bangunan m em enuhi persyarat an kesehat an berikut :

M em punyai fasilit as secukupnya unt uk vent ilasi udara dan pencahayaan sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

M em iliki sanit asi di dalam dan di luar bangunan meliput i saluran air bersih, saluran air kot or dan/ at au air lim bah, t em pat sam pah, dan saluran air hujan. Bahan bangunan yang am an bagi kesehat an pengguna bangunan dan t idak m enim bulkan dam pak negat if t erhadap lingkungan.

Bangunan m enyediakan fasilit as dan aksesibilit as yang m udah, am an, dan nyam an t erm asuk bagi penyandang cacat .

Bangunan m em enuhi persyarat an kenyam anan berikut :

Bangunan m am pu meredam get aran dan kebisingan yang m engganggu kegiat an pem belajaran.

Set iap ruangan m em iliki pengat uran penghaw aan yang baik.

Set iap ruangan dilengkapi dengan jendela yang t anpa at au dengan lam pu penerangan dalam ruangan t ersebut dapat m em berikan t ingkat pencahayaaan sesuai dengan ket ent uan unt uk m elakukan kegiat an belajar.

Bangunan bert ingkat m em enuhi persyarat an berikut :

M aksim um t erdiri dari t iga lant ai.

Dilengkapi t angga yang m em pertim bangkan kem udahan, keam anan, keselam at an, dan kesehat an pengguna.

Bangunan dilengkapi sist em keam anan berikut :

Peringat an bahaya bagi pengguna, pint u keluar darurat dengan lebar m inim um 1,2 m et er, dan jalur evakuasi jika t erjadi bencana kebakaran dan/ at au bencana lainnya.

Akses evakuasi yang dapat dicapai dengan m udah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas.

Alat pem adam kebakaran pada area yang raw an kebakaran.

(7)

Pem bangunan gedung at au ruang baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diaw asi secara profesional.

Kualit as bangunan minim um perm anen kelas B, sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 45, dan m engacu pada St andar PU.

Bangunan SM K/ M AK baru dapat bert ahan m inim um 20 t ahun.

Pem eliharaan bangunan SM K/ M AK adalah sebagai berikut :

Pem eliharaan ringan, m eliput i pengecat an ulang, perbaikan sebagian daun jendela/ pint u, penut up lant ai, penut up at ap, plafon, inst alasi air dan list rik, dilakukan minim um sekali dalam 5 t ahun.

Pem eliharaan berat , m eliput i penggant ian rangka at ap, rangka plafon, rangka kayu, kusen, dan sem ua penut up at ap, dilakukan m inim um sekali dalam 20 t ahun.

Bangunan dilengkapi izin m endirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

2.1.6. Kelengkapan Prasarana Dan Sarana8

Sebuah SM K/ M AK sekurang-kurangnya m emiliki prasarana yang dikelom pokkan dalam ruang pem belajaran um um , ruang penunjang, dan ruang pem belajaran khusus. Deskripsi yang lebih t erinci t ent ang sarana dan prasarana pada m asing-m asing ruang pem belajaran khusus dit et apkan dalam pedom an t eknis yang disusun oleh Direkt orat Pem binaan SM K.

a. Kelom pok Ruang Pem belajaran Um um t erdiri dari:

Ruang kelas

Ruang perpust akaan

Ruang laborat orium IPA

Ruang laborat orium kom put er

Ruang laborat orium bahasa

Ruang prakt ik gam bar t eknik

Jenis ruang pem belajaran um um yang diperlukan oleh m asing-m asing program keahlian dirinci pada t abel di baw ah ini :

No. Program Keahlian

Tabel 2.3 Kebut uhan Ruang Pem belajaran Um um Sum ber : Lam piran Perm en No. 40 t ahun 2008

8

(8)

b. Kelom pok Ruang Penunjang t erdiri dari:

No. Jenis Ruang Ketentuan Sumber

1. R. Kelas Teori Luas minim um 63 m 2, unt uk 32 ruang penyim panan dan inst rukt ur 48 m ².

SNP

R. Prakt ek Kecant ikan Kulit - Ruang praktik m asase m enam pung 32 pesert a didik, yang

m eliputi: ruang praktik

(9)

Usaha Perjalanan Wisat a

(10)

17. R. Wakasek M inim al 24 m2. Dekat dengan

ruang Kepala Sekolah dan Ket ua Jurusan.

SB

18. Ruang Kajur Program

Keahlian

M inim al 24 m2. Dekat dengan

ruang Kepala Sekolah dan Tat a Usaha

SB

19. R. Guru Luas m inim um 72 m2. SNP

20. R. Tat a Usaha Luas m inim um 16 m2. SNP

22. Pos sat pam Luas 8 m2 SB

25. Gudang Luas 9-15 m2 SB

33. Parkir St andar unt uk m obil = 11,50 m2

St andar unt uk m ot or = 2 m2

DA

Tabel 2.4 Persyarat an Ruang SM K

Sum ber : St andar Nasional Pendidikan, Dat a Arsit ek, St udi Banding

2.2.Tinjauan Arsitektur Organik

2.2.1. Pengertian Arsitektur Organik

Terdapat 2 pengert ian arsit ekt ur organik dalam Penguin Dict ionary of Archit ect ure (Fleming, Honour & Pevsner dalam Tezza). Pert am a, arsit ekt ur organik m enurut m ereka adalah sebuah ist ilah yang diaplikasikan pada bangunan at au bagian dari bangunan yang t erorganisir berdasarkan analogi biologi at au yang dapat m engingat kan pada bent uk nat ural. M isalnya arsit ekt ur yang m enggunakan bent uk biom orfik. Pengert ian kedua, arsit ekt ur organik m enurut nya adalah sebuah ist ilah yang digunakan oleh Frank Lloyd Wright , Hugo Haring dan arsit ek lainnya unt uk arsit ekt ur yang secara visual dan lingkungan saling harm onis, t erint egrasi dengan t apak dan m erefleksikan kepedulian arsit ek t erhadap proses dan bent uk alam yang diproduksinya.

Arsit ekt ur organik t erinspirasi dari ketidaklurusan organism e biologis. Bent uk-bent uk organism e t idak ada yang lurus di alam ini. Arsit ekt ur organik dapat t erlihat puit is, radikal, ist im ew a dan peduli akan lingkungan. Oleh karena it u, arsit ekt ur organik t erlihat unik.

Arsit ekt ur organik m em bubuhkan harm oni ant ara t em pat , m anusia dan m at erial. Dari segi bent uk, arsit ekt ur organik m enekankan pada keindahan dan harm oni pada bent uk bebas yang m engalir dengan bent uk-bent uk ekspresif yang berpengaruh pada psikologi m anusia (Pearson dalam Tezza).

2.2.2. Perkembangan Arsitektur Organik

Aplikasi ide-ide organik dari m asa ke m asa mengalami perubahan, w alaupun perubahannya lebih dikarenakan oleh perkem bangan t eknologi. M enurut Tezza10 dalam skripsinya t ent ang Arsit ekt ur Organik Kont em porer, t erdapat 4 kat egori yang m enjadi pengaplikasian ide organik, yait u ekspresi bent uk, penggunaan ornam en, sist em st rukt ur dan eksplorasi m at erial. Berikut ini adalah t abel t ent ang perubahan arsit ekt ur organik sam pai pada m asa arsit ekt ur m odern.

10

(11)

Di aw al abad ke 20, penggunaan ornam en sebagai w ujud aplikasi ide organik sangat kent al. Nam un ide ornam en t ersebut hilang di era-era berikut nya. Yang m akin berkem bang adalah penggunaan bentuk biom orfik pada w ujud bangunan, eksplorasi m at erial dan st rukt ur sebagai pendukung arsit ekt ur organik.

Periode

Bentuk Ornamen Struktur M aterial

Prinsip

(12)

2.2.3. Ciri-Ciri Bentuk Arsitektur Organik

St eadm an dalam Tezza, m engat akan bahw a salah satu ide yang m elekat pada arsit ekt ur organik adalah pada m et ode kom posisi yang bekerja dari dalam ke luar, yakni dari program kebut uhan penghuni dan harapan m engenai penam pilan luar bangunan. Banyak arsit ek organik m em beri penekanan dalam m elibat kan klien dalam proses perancangan. Desain dapat diim provisasi sejalan dengan proses pem bangunannya. Jadi, bent uk organik dipengaruhi oleh fungsi, dim ana fungsi t ersebut adalah kebut uhan ruang unt uk m anusia.

Gambar

Tabel 2.1 Program Studi dan Paket Keahlian
Tabel 2.4 Persyaratan Ruang SMK Sumber : Standar Nasional Pendidikan, Data Arsitek, Studi Banding
Tabel 2.5 Perubahan Arsitektur Organik (Sebelum Abad 20-Arsitektur M odern) Sumber : Tesis Arsitektur Organik Kontemporer, Tezza, 2009)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kepedulian pedagang pasar terhadap lingkungan keraton, melihat daya tarik dari Pasar Kanoman itu sendiri

Penggunaan sikat gigi khusus ortodontik lebih menurunkan akumulasi plak gigi dari pada sikat gigi konvensional pada pengguna alat ortodontik cekat Fakultas Kedokteran Gigi

contributes, primarily throught movement experiences, to the total growth.. and development of all children. Physical education is defined as education of and

Rumusan masalah: mentransliterasi naskah, merekonstruksi teks yang terdapat didalam naskah no: 07.8, koleksi museum negeri Provinsi Sumatera Utara.. Teori yang digunakan ialah

BAB IV : ASPEK HUKUM PERLINDUNGAN KESELAMATAN PENUMPANG SIPIL DALAM PENERBANGAN MILITER DITINJAU MENURUT MENURUT PERATURAN. PERUNDANG-UNDANGAN (STUDI

Substitusi kacang merah sebanyak 40% lebih baik pada snack ekstrusi jagung ditinjau dari kadar serat, kadar kalsium, kekerasan dan uji organoleptik.. Kata kunci

[r]