• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi - Evaluasi Situs Web Perpustakaan Universitas Gunadarma dan Universitas Brawijaya menggunakan Metode Webqual

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi - Evaluasi Situs Web Perpustakaan Universitas Gunadarma dan Universitas Brawijaya menggunakan Metode Webqual"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan merupakan suatu unit kerja dari suatu lembaga yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku maupun non buku yang diatur secara sistematis untuk dapat diaskes oleh pemakainya. Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang dibangun dan didanai oleh universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas dan stafnya demi tercapainya tujuan perguruan tinggi Reitz dikutip oleh Hasugian (2009, 80).

Bentuk perguruan tinggi antara lain universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, politeknik dan sebagainya. Sedangkan organisasi bawahannya disebut fakultas, departemen, jurusan, program studi, lembaga penelitian, dan unit-unit kerja lainnya. Oleh karena itu yang termasuk perpustakaan perguruan tingginya itu perpustakaan universitas, institut, fakultas, jurusan dan perpustakaan lainnya yang berada di bawah naungan perguruan tinggi untuk membantu perguruan tinggi tersebut mencapai tujuannya. Tujuan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia adalah untuk memberikan layanan informasi, untuk kegiatan belajar, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma PerguruanTinggi.

Perpustakaan perguruan tinggi sebagai perpustakaan akademik telah dan akan terus memainkan peran yang penting dalam suatu perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi sangat di perlukan untuk pengajaran, penelitian dan pembelajaran. Pengertian perguruan tinggi menurut (Siregar 2004, 1) yaitu :

“Perpustakaan perguruan tinggi adalah organ dari suatu perguruan tinggi, nilai suatu perguruan tinggi di pengaruhi oleh kondisi perpustakaannya, karena keberadaan perpustakaan perguruan sangat strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”.

(2)

universitas bergantung pada perpustakaannya. Dewasa ini perpustakaan ini telah berkembang dengan pesatnya. Perkembangan perpustakaan dalm beberapa dasawarsa ini telah banyak di pengaruhi oleh pekembangan Teknologi Informasi (TI). Perpustakaan sebagai salah satu aktor yang berperan dalam pengumpulan, pengolahan dan pendistribusian informasi harus berhadapan dengan yang dinamakan TI. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa tanpa adanya sentuhan TI, perpustakaan dianggap sebagai suatu institusi yang ketinggalan jaman dan tidak berkembang. Teknologi informasi di perpustakaan bisa menjadi tolak ukur kemajuan dan modernisasi dari suatu perpustakaan.

2.2 Penerapan Teknologi Informasi dan Internet dalam Perpustakaan 2.2.1 Penerapan Teknologi Informasi dalam Perpustakaan

Pada media Jardiknas - Konsep Teknologi Informasi (Jardiknas 2007, 1) ada beberapa pengertian informasi. Salah satunya menurut kamus Oxford, teknologi informasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa dan mendistribusikan apa saja termasuk kata-kata, bilangan dan gambar.

Pengertian teknologi informasi menurut Basuki yang dikutip oleh Suwanto (2003, 4) menyatakan teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menyimpan, mengolah, menghasilkan dan menyebarluaskan informasi. Selain itu,

British Advisory Council for Applied Research and Development yang dikutip oleh Zockorky (1990, 12) adalah meliputi bidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaan yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan informasi, penerapan bidang dan teknik tersebut, computer dan interaksinya dengan manusia dan mesin, masalah sosial ekonomi serta budaya yang berkaitan.

(3)

1. Library Housekeeping (Perawatan atau Pengelolaan Perpustakaan)

Library Housekeeping adalah kegiatan rutin yang harus dilakukan supaya perpurtakaan dapat berjalan sebagai mana mestinya. Kemajuan teknologi informasi membuat hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sistem terpadu yang terdiri dari beberapa modul yaitu akuisisi atau pengadaan, pengatalogan, sirkulasi, pengaksesan catalog oleh umum atau disebut juga dengan OPAC (Online Public Access Catalogue), dan peminjaman antar perpustakaan. Hal ini disebut jugan dengan Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi atau dikenal dengan Otomasi Perpustakaan.

2. Information Retrieved (Temu kembali Informasi / Penelurusan Informasi) Dalam penelurusan informasi ada tiga sarana secara elektronis yaitu: a. Menggunakan Pangkalan Data Lokal

b. Menggunakan CD-ROM

c. Menggunakan jaringan Wide Area Network atau yang dikenal dengan internet

3. General Purpose Software (Perangkat Lunak untuk berbagai macam keperluan)

General Purpose Software yang dapat digunakan lembaga-lembaga penyedia informasi seperti perpustakaan antara lain:

a. Word Processing : untuk pengolah teks dan pencetakan b. Spreadsheet : untuk kalkulasi keuangan

c. Graphics : untuk presentasi statistik

d. Desktop Publishing : untuk penerbitan dan percetaka yang professional

e. Electronic mail : untuk pendistribusian pesan 4. Library networking (Jaringan Kerjasama Perpustakaan)

(4)

a. Kerjasama antar perpustakaan atau jaringan informasi dengan lembaga-lembaga lain penyedia informasi di dalam institusi untuk membentuk LAN (Local Area Network)

b. Pengkaitan komputer lembaga dengan komputer lain yang jauh jaraknya dengan membentuk WAN (Wide Area Network) atau dikenal dengan berhubungan lewat internet.

LAN dan WAN merupakan jaringan yang digunakan dalam automasi perpustakaan berdasarkan lingkup geografinya. LAN adalah jaringan komputer dengan daerah kerja yang relatif kecil sedangkan WAN adalah jaringan komputer dengan daerah kerja yang lebih luas jangkauannya seperti antar kota, pulau, dan lain-lain.

2.2.2 Penggunaan Internet dalam Perpustakaan

Internet merupakan salah satu media oleh perpustakaan dalam penyediaan informasi berbentuk digital. Internet merupakan suatu kumpulan jaringan komputer dari berbagi tipe yang saling berkomunikasi dengan menggunakan standar komunikasi. Kemajuan teknologi informasi terutama internet membuat perubahan pada pola hidup masyarakat. Internet menunjang efektifitas dan efisiensi lembaga dan perusahaan dalam sarana komunikasi serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan atau lembaga-lembaga.

Penggunaan internet dalam perpustakaan dapat dibedakan menurut Siregar (1999, 1 ) dalam dua jenis yaitu:

1. Penyediaan akses

(5)

Publikasi elektronik merupakan kegiatan untuk mempublikasikan berbagai informasi tentang perpustakaan dan oleh perpustakaan. Perpustakaan akan memiliki dan mengelola sendiri suatu situs web. Situs

web perpustakaan ini akan memberikan peluang bagi perpustakaan perguruan tinggi untu menerbitkan atau mempublikasikan dokumen-dokumen yang merupakan karya khas perguruan tinggi tersebut seperti laporan penelitian, karya tulis, makalah seminar, bahan-bahan kuliah dan lain-lain. Hal lain yang dapat dilakukan dengan situs web perpustakaan antara lain pelayanan perpanjangan pinjaman, penyediaan hubungan ke sumberdaya web lain, penerbitan buletin dan lain sebagainya.

2.3 Perpustakaan Digital

2.3.1 Pengertian Perpustakaan Digital

(6)

Namun berdasarkan pengamatan penulis dari sekian banyak konsep yang berkembang tersebut sebetulnya saat ini konsep yang berkembang cukup pas dan mungkin dalam beberapa dasawarsa ke depan masih relevan adalah apa yang dinamakan dengan Perpustakaan Hybrid. Pengertian Perpustakaan Hybrid ini sendiri adalah seperti yang dikemukakan oleh Hutton (2001, 4) :

“A hybrid library is a library where 'new' electronic information resources and 'traditional' hardcopy resources co-exist and are brought together in an integrated information service, accessed via electronic gateways available both on-site, like a traditional library, and remotely via the Internet or local komputer networks”.

Atau seperti yang disampaikan Pinfield (1998, 2) :

“A hybrid library is not just a traditional library (only containing paper-based resources) or just a virtual library (only containing electronic resources), but somewhere between the two. It is a library which brings together a range of different information sources, printed and electronic, local and remote, in a seamless way”.

Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa layanan perpustakaan berbasis TI sangat dekat dengan konsep Perpustakaan Hybrid. Walaupun sebetulnya Perpustakaan Hybrid ini adalah merupakan bentuk peralihan dari Perpustakaan Tradisional menuju perpustakaan digital (virtual). Jadi, apabila kita berbicara mengenai layanan berbasis TI kita juga perlu mempelajari masalah Perpustakaan

Hybrid.

Menurut Hasugian (2009, 182) dalam bukunya yang bejudul “Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi”, menyatakan bahwa :

“Ada dua terminologi yang sering disebut untuk menyatakan perpustakaan digital. Penyebutan teminologi itu sebernarnya bermula dari munculnya bahan-bahan perpustakaan yang berbeda dengan bahan yang tersedia di perpustakaan sebelumnya. Pertumbuhan pesat di bidang produksi bahan-bahan berbasis eletronik (electronic based) telah melahirkan ungkapan

(7)

Perpustakaan digital menurut Digital Library Federation yang dikutip oleh Hasugian (2009, 185) menyatakan bahwa :

“Perpustakaan digital adalah berbagai organisasi yang menyediakan sumberdaya, termasuk pegawai yang terlatih khusus, untuk memilih, mengatur, menawarkan akses, memahami,menyebarkan, menjaga intergritas, dan memaastikan keutuhan karya digital, sedemikian rupa sehingga koleksi tersedia dan terjangkau secara ekonomis oleh sebuah atau sekumpulan komunitas yang membutuhkananya”.

Pada dasarnya perpustakaan digital sama saja dengan perpustakaan biasa, hanya saja memakai prosedur kerja berbasis komputer dan sumberdaya digital untuk memudahkan penggunanya mengakses sumber eletronik. Sebelum perpustakaan digital menjadi popular, kalangan pustakawan sudah berbicara tentang perpustakaan elektronik (electronic library). Salah satu pendukung ide tentang perpustakaan jenis ini adalah Kenneth Dowlin, yang menulis sebuah buku berjudul The Electronic Library tahun 1984 dan menggambarkan ciri perpustakaan elektronik sebagai berikut, Collier (1997) yang dikutip oleh Hasugian (2009, 183) :

1. Memakai komputer untuk mengelola sumberdaya perpustakaan.

2. Menggunakan saluran elektronik untuk menghubungkan penyedia informasi dengan pengguna informasi.

3. Memanfaatkan transaksi elektronik yang dapat dilakukan dengan bantuan staf jika diminta oleh pengguna.

4. Memakai sarana elektronik untuk menyimpan, mengelola, dan menyampaikan informasi pada kepada pengguna.

(8)

Jadi dari beberapa pengetian di atas dapat dilihat bahwa perpustakakaan digital pada dasarnya adalah perpustakakaan yang menerapkan teknologi informasi dalam menjalankan sistem kerumahtanggaannya, kemudian menyediakan informasi digital atau informasi dalam dalam media digital.

2.3.2 Infrastruktur Perpustakaan Digital

Menurut Siregar (1997, 1) infrastruktur adalah sarana yang menyediakan cara untuk mengangkut barang dan informasi. Infrastruktur mempunyai peranan yang besar untuk memajukan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing. Infrastuktur perpustakaan digital antara lain adalah jaringan Local Area Network

(LAN) dan Wide Area Network (WAN).

Selain hal itu, menurut Siregar (1997, 3), sebagai suatu infrastruktur, jaringan ini memiliki peranan yang besar dalam penyebaran arus informasi. Dengan kata lain prasarana ini merupakan suatu jalan raya informasi (information highway) yang digunakan untuk mengangkut berbagai muatan informasi dan menghubungkan banyak manusia di bumi. Sebenarnya jaringan ini adalah jaringan telekomunikasi digital biasa yang digunakan untuk menghubungkan berbagai komputer, yang diatur oleh suatu perangkat lunak protokol komunikasi standar yang dikenal dengan nama TCP/IP (Transfer Communication Protocol/Internet Protocol).

Santoso (2004, 4) menyatakan bahwa :

(9)

memiliki spesialisasi tradisional dalam organisasi dan koleksi informasi berbasis kertas bagi pengguna ke akses secara fisik, sementara profesional komputer memiliki fokus pada pengembangan pengetahuan tertentu masalah teknologi”.

Jadi infrastuktur perpustakaan digital adalah sarana dan fasilitas yang digunakan dalam operasional perpustakaan digital. Infrastrukur perpustakaan digital ini dapat berupa fasilitas jaringan terintregrasi yang tersusun dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Dengan adanya infrastuktur perpustakaan yang baik maka pengelolaan perpustakaan digital akan berlangsung baik, karena tanpa adanya infrastruktur perpustakaan digital perpustakaan akan sulit memenuhi kebutuhan informasi penggunanya pengelolaan informasi. Untuk itu, pengaplikasian teknologi informasi merupakan syarat mutlak bagi perpustakaan agar bisa memasuki jaringan informasi global dengan menggunakan berbagai teknologi komunikasi global.

2.4Situs Web Perpustakaan

2.4.1 Peranan Situs Web dalam Perpustakaan

Website adalah halaman yang ditampilkan di internet yang memuat informasi tertentu (khusus). Web pertama kali diperkenalkan ada tahun 1992, halm ini sebagai hasil usaha pengembangan yang dilakukan CERN di Swiss. Internet dan web adalah dua hal yang berbeda, internet yaitu yang dapat menampilkan web, sedangkan web

yang ditampilkannya berupa susunan dari halaman-halaman yang menggunakan teknologi web dan saling berkaitan satu sama lain.

Anshari (2011, 1), mengemukan pengertian situs web yaitu:

(10)

Penerbitan website bertujuan untuk mempublikasikan berbagai informasi tentang perpustakaan dan kegiatannya. Kegiatan ini pada dasarnya sama dengan publikasi berbagai selebaran, brosur, pamflet panduan perpustakaan, daftar perolehan baru, katalog dalam berbagai jenis, dan sebagainya yang biasanya dilakukan oleh sebuah perpustakaan, serta kegiatan publikasi lainnya. Dalam kaitan ini, perpustakaan bertindak sebagai penerbit.

Pemanfaatan teknologi informasi dapat mengatasi bahan pustaka berbasis cetak dari kerentanan terhadap resiko rusak karena usia, penanganan yang keliru, metode dan ruang penyimpanan yang tidak tepat, vandalisme, dan kelembaban. Alih bentuk melalui tranformasi digital dapat menyelamatkan isi (contents) informasi yang dikandung bahan pustaka tersebut. Alih media juga membuat diverifikasi bentuk dan layanan bahan pustaka karena kemampuannya dalam menampilkan secara lebih menarik, spacious, handy, interaktif dan tahan lama. Dengan demikian typology

perpustakaan yang dipandang sebagai ruangan dipenuhi rak menjulang yang dijejali buku, berganti menjadi sebuah perpustakaan kecil dengan berbagai sarana akses terpasang dan koleksi digital, serta cabang perpustakaan di dunia cyber (Santoso, 2004, 5).

Situs perpustakaan memberi peluang baru bagi pustakawan untuk melakukan sesuatu yang sebelumnya tergolong sulit untuk dilakukan. Peluang tersebut diantaranya adalah menerbitkan karya khas perguruan tinggi (PT) yang tidak diterbitkan tetapi didokumentasikan di perpustakaan sebagai deposit PT. Karya tersebut antara lain adalah bahan-bahan oleh dan tentang PT, termasuk diantaranya laporan penelitian, karya tulis, makalah seminar, simposium, bahan-bahan kuliah dan publikasi PT lainnya. Kegiatan lainnya yang dimungkinkan adalah pelayanan perpanjangan pinjaman sebagai alternatif perpanjangan melalui telepon, konsultasi antara pengguna dengan pustakawan referens, penyediaan hubungan ke sumberdaya

web lain, penerbitan buletin, dan sebagainya.

Karena itu, perpustakaan harus mulai mengupayakan pembuatan home page

(11)

yang sederhana dapat dikembangkan sendiri dan dimuat di server web PT atau komersial sebelum perpustakaan memiliki server sendiri. Kegiatan ini, walaupun sebagai eksperimen, akan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pustakawan dalam pengembangan dan pemeliharaan situs web. Disamping itu, pengalaman yang diperoleh akan mendorong kesungguhan pustakawan untuk mengembangkan pelayanan berbasis web.

2.4.2 Fungsi Situs Web

Ada beberapa fungsi situs web secara umum menurut Jamadi (2004, 2) yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi komunikasi

Umumnya semua situs web memiliki fungsi komunikasi diantaranya dengan adanya fasilitas seperti web base email, halaman form contact, chatting dan lain-lain.

2. Fungsi informasi

Situs web mempunyai fungsi informasi seperti news, profile company, library, referensi dan lain-lain.

3. Fungsi entertainment

Situs web juga dapat memiliki fungsi hiburan seperti beberapa situs web

seperti yang menyediakan online game, music, movie dan sebagainya. 4. Fungsi transaksi

Situs web juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk bertransaksi bisnis seperti online order, pembayaran dengan kartu kredit dan lain-lain.

2.4.3 Jenis-Jenis Situs web

Hidayat (2010), mengemukakan situs web berdasarkan sifat, tujuan dan bahasa pemrograman.

(12)

1. Situs web dinamis adalah sebuah situs web yang menyediakan konten atau isi yang selalu berubah-ubah setiap saat. Contoh situs web

dinamis adalah situs web berita seperti www.kompas.com, www.merdeka.com, www.detik.com.

2. Situs web statis adalah situs web yang kontennya sangat jarang diubah. Contoh situs web statis adalah web profile organisasi.

Ditinjau dari tujuannya situs web dibagi menjadi:

1. Personal Website: personal website adalah situs web yang berisi informasi pribadi seseorang.

2. Corporate Website: corporate website adalah situs web yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

3. Portal Website: portal website adalah situs web yang mempunyai banyak layanan, mulai dari layanan berita, email, dan jasa-jasa lainnya.

4. Forum Website: forum website adalah sebuah situs web yang bertujuan sebagai media diskusi.

Sedangkan jenis situs web berdasarkan bahasa pemograman yaitu:

1. Server Side Website adalah situs web yang menggunakan bahasa pemrograman yang tergantung kepada tersedianya server. Misalnya, PHP, ASP, dan lain-lain.

2. Client Side Website adalah situs web yang tidak membutuhkan server dalam menjalankannya, cukup diakses melalui browser saja. Contohnya html.

2.4.4 Kandungan pada Situs Web Perpustakaan

(13)

1. Skripsi, tesis maupun disertasi ataupun jurnal yang telah dirubah formatnya menjadi format digital.

2. Gray Literature (literatur kelabu), adalah bahan-bahan perpustakaan yang tidak dipublikasikan pada jalur formal atau tidak tersedia secara komersial. Sebagai contoh : laporan penelitian karya ilmiah, hasil seminar, majalah ilmiah, ataupun tulisan staf akademika yang terpublikasi secara lokal. 3. Video, Clip dan sejenisnya yang biasanya digunakan pada proses belajar

mengajar. Seperti koleksi dari Discovery-Channel, History-Channel dan lainnya.

4. Electronic-Book (E-Book), yaitu buku-buku yang memang sudah dalam format elektronik saat diproduksi.

5. Electronic-Journal (E-Journal), yaitu jurnal-jurnal yang bertaraf nasional dan internasional yang sudah tersedia dalam bentuk elektronik.

6. Lain-lain seperti : brosur-brosur, foto-foto, kliping koran atau majalah serta dokumen-dokumen sebagai arsip lembaga yang memungkinkan untuk dipublikasikan secara digital.

Sejalan dengan hal di atas, menurut Surachman (2010, 11-13), penerapan TI dalam bidang layanan perpustakaan ini dapat dilihat dari beberapa hal seperti:

1. Layanan Sirkulasi.

(14)

2. Layanan Referensi & Hasil-hasil Penelitian.

Penerapan TI dalam layanan referensi dan hasil-hasil penelitian dapat dilihat dari tersedianya akses untuk menelusuri sumber-sumber referensi elektronik/digital dan bahan pustaka lainnya melalui kamus elektronik, direktori elektronik, peta elektronik, hasil penelitian dalam bentuk digital, dan lain-lain.

3. Layanan Journal/Majalah/Berkala.

Pengguna layanan jurnal, majalah, berkala akan sangat terbantu apabila perpustakaan mampu menyediakan kemudahan dalam akses ke dalam jurnal-jurnal elektronik, baik itu yang diakses dari database lokal, global maupun yang tersedia dalam format compact disk dan disket. Bahkan silang layan dan layanan penelusuran informasi pun bisa dimanfaatkan oleh pengguna dengan bantuan teknologi informasi seperti internet.

4. Layanan Multimedia/Audio-Visual.

Layanan multimedia/audio-visual yang dulu lebih dikenal sebagai layanan “non book material” adalah layanan yang secara langsung bersentuhan dengan TI. Pada layanan ini pengguna dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam bentuk kaset video, kaset audio, microfilm, microfische,

compact disk, laser disk, dvd, home movie, home theatre, dan lain-lain. Layanan ini juga memungkinkan adanya media interaktif yang dapat dimanfaatkan pengguna untuk melakukan pembelajaran, dan sebagainya. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam layanan perpustakaan adalah pengguna yang mempunyai keterbatasan, seperti penglihatan yang kurang, buta, pendengaran yang kurang dan ketidakmampuan lainnya. Layanan Multimedia/Audio-Visual memungkinkan perpustakaan dapat memberikan pelayanan kepada para pengguna dengan kriteria ini. Sebagai contoh dari bentuk penerapan teknologi untuk itu adalah audible e-books,

(15)

5. Web Confrecing dan Online Catalog.

Pustakawan dan perpustakaan juga bisa menggunakan fasilitas web-conferencing untuk memberikan layanan secara online kepada pengguna perpustakaan. Web-Conferencing ini dapat juga dimanfaatkan oleh bagian layanan informasi dan referensi. OPAC atau Online Catalog merupakan bagian penting dalam sebuah perpustakaan, untuk itu perpustakaan perlu menyediakan akses yang lebih luas baik itu melalui jaringan lokal, intranet maupun internet.

6. Keamanan.

Teknologi informasi juga dapat digunakan sebagai alat untuk memberikan kenyamanan dan keamanan dalam perpustakaan. Melalui fasilitas semacam gate keeper, security gate, CCTV dan lain sebagainya, perpustakaan dapat meningkatkan keamanan dalam perpustakaan dari tangan-tangan jahil.

7. Pengadaan.

Bagian pengadaan juga sangat terbantu dengan adanya teknologi informasi ini. Selain dapat menggunakan TI untuk melakukan penelusuran koleksi-koleksi perpustakaan yang dibutuhkan, bagian ini juga dapat memanfaatkannya untuk menampung berbagai ide dan usulan kebutuhan perpustakaan oleh pengguna. Kerjasama pengadaan juga lebih mudah dilakukan dengan adanya TI. Implementasi TI dalam layanan perpustakaan dari waktu ke waktu akan terus berkembang baik itu untuk keperluan automasi perpustakaan maupun penyediaan media/bahan pustaka berbasis TI ini.

(16)

peminjaman, perpanjangan pinjaman maupun fasilitas temu balik koleksi perpustakaan berupa katalog online. Fasilitas interaksi perpustakaan dengan pengguna meliputi sarana konsultasi melalui e-mail, buku panduan, nomor kontak perpustakaan dan lain-lain. Kemudian fasilitas koleksi digital yang dimiliki perpustakaan baik berupa jurnal elektronik maupun koleksi deposit perpustakaan. Berikutnya fasilitas link ke situs web lain yang mempunyai hubungan dengan tujuan dan institusi perpustakaan.

2.4.5 Infrastruktur Pendukung Web

Menurut Hasugian (2009, 194), untuk melakukan layanan elektronik di perpustakaan dibutuhkan ketersedian infrastruktur layanan. Adapun infrastruktur yang dibutuhkan untuk layanan elektronik berbasis web pada dasarnya mencakup komputer server, komputer personal (PC), software (program aplikasi), jaringan internet yang terhubung ke salah satu provider (Telkom, Speedy, Indosat, dsb) dan dokumen elektronik.

2.5 Evaluasi Situs Web 2.5.1 Pengertian Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian penting dari sistem pengendalian mutu pengelolaan. Dalam proses evaluasi terdapat tahap pengukuran dan penilaian. Situs

(17)

dari sumber yang terpercaya. Jika informasi yang digunakan tidak benar, maka informasi yang diolah dan disajikan tidak benar juga dan itu akan membawa kepada masalah penyebaran informasi yang salah.

Pengertian evaluasi yang disampaikan oleh Arikunto dan Cepi (2008, 2), bahwa:

“Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan”.

Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan untuk menentukan atau membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis.

Jadi dapat disimpulkan evaluasi situs web adalah kegiatan pengukuran dan pemberian nilai terhadap sebuah situs web berdasarkan kriteria atau standar tertentu guna mengetahui mutu atau kualitas dari situs web tersebut.

2.5.2 Tujuan Evaluasi Situs Web

Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto (2006, 13), tujuan evaluasi dibagi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.

(18)

pemenuhan kebutuhan informasi dapat dilakukan melalui analisis teknik pendekatan yang berpusat pada pengguna yang bertujuan antara lain untuk mengetahui tujuan mereka menggunakan situs, frekuensi kunjungan mereka pada situs, relevansi atau keakuratan informasi pada situs, pola pemanfaatan situs, evaluasi situs, dan lain-lain.

2.6 Metode Webqual

Melakukan evaluasi terhadap situs web adalah penting untuk memastikan bahwa informasi yang didapat benar dan berasal dari sumber yang terpercaya. Jika informasi yang digunakan tidak benar, maka informasi yang diolah dan disajikan tidak benar juga maka itu akan membawa kepada masalah penyebaran informasi yang salah.

Pengetian webqual menurut Barnes yang dikutip dari situs webqual

adalah:

Webqual is an instrument for assessing the usability, information, and service interaction quality of internet websites, particularly those offering e-commerce facilities”.

Dari pernyataan yang dikemukakan diatas webqual dapat diartikan sebagai berikut:

Webqual merupakan instrumen untuk menilai kegunaan, informasi dan kualitas interaksi layanan dari website internet terutama yang menawarkan fasilitas ”.

Kualitas web akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pengguna. Pada dasarnya tercapainya kualitas website yang sempurna akan mendorong terciptanya kepuasan, karena kualitas website merupakan sarana untuk mewujudkan kepuasan pengguna dalam akses ke dalam situs web. Kualitas website tentu dapat diwujudkan dengan menampilkan website yang sesuai dengan kriteria metode

(19)

Metode webqual disusun berdasarkan penelitian pada tiga area yaitu:

1. Kemudahan pengguna (Usability).

Usability adalah suatu atribut kualitas yang menjelaskan atau mengukur seberapa mudah penggunaan suatu antar muka (interface). Usability juga mengacu kepada metode untuk meningkatkan kemudahan penggunaan selama proses perancangan.

Barnes (2002, 122) mengemukakan pengertian Usability adalah:

Usability is qualities associated with “site design” and “usability”; for example, appearance, ease of use and navigation, and the image conveyed to the user”.

Dari pernyataan yang dikemukakan Barnes diatas usability dapat diartikan sebagai berikut:

Usability adalah mutu yang berhubungan dengan rancangan site, dan kegunaan sebagai contoh penampilan, kemudahan penggunaan, kemudahan untuk dipelajari, navigasi dan gambaran yang di sampaikan kepada pengguna”.

Adapun aspek kemudahan penggunaan situs web (usability), dapat diketahui pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Aspek Kemudahan Penggunaan (usability)

No. Deskripsi Indikator

1. Pengguna merasa mudah untuk mempelajari dan mengoperasikan website

2. Interaksi antara website dengan pengguna jelas dan mudah dipahami 3. Pengguna merasa mudah website untuk dinavigasikan

4. Pengguna merasa website mudah untuk digunakan 5. Website memiliki tampilan yang menarik

6. Desain sesuai dengan jenis website

7. Website mengandung kompetensi

(20)

2. Kualitas informasi (Information Quality).

Kualitas informasi (quality information) pada dasarnya tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timely liness), dan relevan (relevancy).

Menurut Barnes (2002, 122) Information Quality adalah:

The quality of the content of the site: the suitability of the information for the user’s purpose, e.g. accuracy, format and relevancy”.

Dari pengertian Information Quality oleh Barnes diatas dapat diartikan sebagai berikut:

Information Quality adalah kualitas isi dari situs web: kesesuaian informasi untuk tujuan pengguna seperti akurasi, format dan relevansi”.

Adapun aspek kualitas informasi (information quality) tersebut, dapat diketahui pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Aspek kualitas informasi (information quality)

No. Deskripsi Indikator

1. Menyediakan informasi yang akurat

2. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya 3. Menyediakan informasi yang tepat waktu 4. Menyediakan informasi yang relevan

5. Menyediakan informasi yang mudah di mengerti 6. Menyediakan informasi dengan detail yang sesuai 7. Menampilkan informasi dengan format yang sesuai

Sumber: Barnes (2002, 116)

3. Interaksi dan kualitas layanan (Service Interaction Quality).

Kualitas layanan pada dasarnya adalah merupakan penilaian terhadap kualitas interaksi antara website dengan pengguna atau standar kualitas yang harus di pahami di dalam memberikan pelayanan website.

Barnes (2002, 122) mengemukakan pengertian Service Interaction Quality

yaitu:

(21)

and “empathy”; for example, issues of transaction and information security, product delivery, personalization and communication with the site owner”.

Dari pengertian Service Interaction Quality yang dikemukakan oleh Barnes diatas dapat diartikan sebagai berikut:

Service Interaction Quality adalah mutu interaksi pelayanan yang dialami oleh pengguna ketika mereka menyelidiki kedalam situs lebih dalam, yang terwujud dengan kepercayaan dan empati, sebagai contoh reputasi yang baik, keamanan dalam transaksi, keamanan data pribadi, penyerahan sesuai yang dijanjikan”.

Adapun aspek interaksi dan kualitas layanan (service interaction quality) tersebut, dapat diketahui pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. Aspek interaksi dan kualitas layanan (serviceinteraction quality)

No. Deskripsi Indikator

1. Website memiliki reputasi yang baik

2. Pengguna merasa aman melakukan transaksi 3. Pengguna merasa data pribadinya aman

4. Website memberikan ruang untuk personalisasi 5. Website memberikan ruang untuk komunitas

6. Website memberikan kemudahan untuk berkomunikasi dengan organisasi 7. Pengguna merasa yakin bahwa jasa atau barang akan dikirim sesuai yang

telah dijanjikan

Sumber: Barnes (2002, 116)

Evaluasi situs web merupakan kegiatan pengukuran dan pemberian nilai terhadap suatu situs web. Berdasarkan evaluasi situs, membuat perbaikan dalam

Gambar

Tabel 1. Aspek Kemudahan Penggunaan (usability)
Tabel 3. Aspek interaksi dan kualitas layanan (service interaction quality)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji statistik wilcoxon diperoleh angka signifikan atau nilai probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05 atau (p <  ), maka data Ho

perlakuan perendaman dan letak posisi biji memberikan pengaruh nyata terhadap persentase perkecambahan, tinggi tanaman dan berat kering, klorofil b dan klorofil total Namun

harus mengikuti kaidah sebagai berikut (a) menggunakan sedikit mungkin input bahan kimia, (b) melaksanakan tindakan konservasi tanah dan air, (c) memperhatikan

Data statistik menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir, rata-rata produktivitas kedelai nasional tidak mengalami perkembangan berarti dan

[r]

Menurut Imam Musthofa, pembatalan keberlakuan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang No. Tahun 1974 tentang perkawinanbertujuan: 1) Memberi legalitas hukum hubungan darah antara anak dengan

Hasil Pembahasan promosi dilakukan agar mudah sales promotion eksekutif, melakukan Penyajian produk, kecepatan (speed) promotion, seberapa cepat agar dipahami oleh

Dengan adanya penerimaan diri yang baik, dan pandangan yang positif terhadap dirinya menjadikan remaja tidak harus mengisi hidupnya dengan gaya hidup hedonis agar dapat diterima