• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI MORAL DAN AGAMA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK ABA Pengembangan Nilai-Nilai Moral Dan Agama Melalui Metode Bercerita Pada Anak Kelompok B TK Aba Gaden III Bodrorejo, Gaden, Trucuk, Klaten Tahun Aj

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN NILAI-NILAI MORAL DAN AGAMA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK ABA Pengembangan Nilai-Nilai Moral Dan Agama Melalui Metode Bercerita Pada Anak Kelompok B TK Aba Gaden III Bodrorejo, Gaden, Trucuk, Klaten Tahun Aj"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI MORAL DAN AGAMA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK ABA

GADEN III BODROREJO, GADEN, TRUCUK, KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

ARTIKEL ILMIAH

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna mencapai derajat Sarjana S-1

Pendidikan Guru Anak Usia Dini

SITI MAEMUNAH

A53B090208

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 - Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417 FAX: 715448 Surakarta 57102 Website: http://www.ums.ac.id Email: ums@ums.ac.id

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirrahmanirrohim

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : SITI MAEMUNAH

NIM : A53B090208

Fakultas/Jurusan : Keguruan dan Ilmu Pendidikan/PG-PAUD Jenis : Skripsi

Judul : “PENGEMBANGAN NILAI-NILAI MORAL DAN AGAMA

MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK

KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK ABA GADEN III BODROREJO, GADEN, TRUCUK, KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013”.

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :

1. Skripsi yang saya ajukan dengan judul “Pengembangan Nilai-nilai Moral dan Agama melalui Metode Bercerita pada Anak Kelompok B TK ABA Gaden III Bodrorejo, Gaden, Trucuk, Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013”.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta menampilkannya dalam bentuk sofcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan anma saya sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 18 Maret 2013

Yang menyatakan

(4)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI MORAL DAN AGAMA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAKABA

GADEN III BODROREJO, GADEN, TRUCUK, KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

Siti Maemunah. A53B090208. Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2013.

Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan nilai-nilai moral dan agama melalui metode bercerita pada anak kelompok B Taman Kanak-kanak ABA Gaden III, Bodrorejo, Gaden, Trucuk, Klaten Tahun 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik yang berada di kelompok B atau berusia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak ABA Gaden III berjumlah 15 anak. Penelitian ini dilakukan dengan bekerjasama dengan guru kelas. Data anak dikumpulan melalui pedoman obsevasi anak dan kegiatan peneliti atau guru saat melakukan proses pembelajaran dikumpulkan melalui pedoman observasi guru, adapun wawancara dan dokumentasi hanya digunakan sebagai pendukung untuk mengumpulkan data. Validitas data diperiksa dengan triangulasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kritis dan analisis kualitatif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai moral dan agama anak melalui metode bercerita mengalami perkembangan pada setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari siklus I sampai dengan siklus II. Nilai-nilai moral dan agama anak berkembang dari pra siklus 55,55% menjadi 72,44% pada siklus I, dan pada siklus II nilai-nilai moral dan agama anak berkembang menjadi 79,77%. Dari keseluruhan hasil secara individual nilai-nilai moral dan agama anak melalui metode bercerita mengalami perkembangan. Indikator yang digunakan dalam penelitian juga mengalami mengalami kenaikan dari siklus I sampai siklus II. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hipotesis yang menyatakan “melalui metode bercerita dapat mengembangkan nilai-nilai moral dan agama pada anak kelompok B Taman Kanak-kanak ABA Gaden III Tahun Ajaran 2012/2013” terbukti dan dapat diterima kebenarannya.

(5)

A. PENDAHULUAN

Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah

yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak menggunakan prinsip “Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar”. Berdasarkan prinsip pembelajaran pada Taman Kanak-kanak diharapkan dapat

membantu perkembangan secara optimal. (Permendiknas, 2009 : 1).

Anak usia 4-6 tahun adalah usia emas (golden age) anak mulai peka dan

sensitif menerima stimulan untuk mengembangkan seluruh potensi yang

dimilikinya, agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal,

diperlukan stimulan yang sesuai dengan perkembangan anak.

Pendidikan anak usia taman kanak-kanak difokuskan untuk

mengembangkan seluruh aspek potensi anak. Salah satu aspek perkembangan

anak usia dini yaitu aspek pengembangan dan Pengembangan Nilai-nilai moral

dan agama. Di dalam peningkatan dan pengembangannya mencakup moral,

tingkah laku, dan karakter nilai-nilai agama, seperti sidiq, amanah, fathonah,

tabligh.

Nilai-nilai moral dan agama pada anak dijabarkan lagi secara rinci dalam

beberapa indikator perilaku semenjak usia 1 tahun hingga 6 tahun sebagai berikut: mengucapkan do’a-do’a pendek, memelihara semua ciptaan Tuhan, mulai menirukan gerakan-gerakan sholat, berdo’a sebelum dan sesudah memulai

kegiatan, melaksanakan ibadah agama, menyayangi dan memelihara semua

ciptaan Tuhan, mencintai tanah air, mengenal musyawarah dan mufakat, cinta

antara sesama suku bangsa Indonesia, mengenal sopan santun dengan berterima

kasih, mengucap salam bila bertemu dengan orang lain, berlatih untuk selalu

tertib dan patuh pada aturan, mengurus diri sendiri, menjaga kebersihan

lingkungan, bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, rapi dalam

bertindak, berpakaian, dan bekerja, sopan santun.

Perlunya pengembangan moral dan nilai-nilai agama sejak kecil yang

dimulai pada anak usia dini, misalnya ketika guru atau orangtua mentradisikan

atau membiasakan anak-anaknya untuk berperilaku sopan seperti mencium tangan

(6)

pulang sekolah, mau berbagi mainan, mau bekerjasama, tidak marah, mau

memaafkan, dan contoh-contoh positif lainnya, maka dengan sendirinya perilaku

seperti itu akan terinternalisasi dalam diri anak sehingga menjadi suatu kebiasaan

mereka sehari-hari.

Untuk mengembangkan nilai-nilai moral dan agama pada anak kelompok B

Taman Kanak-kanak ABA Gaden III salah satunya dengan metode bercerita. Hal

ini disebabkan oleh guru kurang menguasai teknik bercerita dalam

mengembangkan nilai-nilai moral dan agama, anak kurang diberi kesempatan

untuk bercerita kembali setelah mendengarkan cerita tentang nilai-nilai moral dan

agama.

Masalah-masalah tersebut perlu dicari solusinya, guru perlu menguasai

teknik-teknik bercerita untuk menghidupkan suasana dalam bercerita supaya anak

tertarik dengan apa yang diceritakan guru. Untuk mengembangkan nilai-nilai

moral dan agama guru perlu mengoptimalkan nilai-nilai moral dan agama pada

anak didik, supaya anak lebih mengenal dan memperoleh pendidikan tentang

nilai-nilai moral dan keagamaan dengan melalui berdo’a, beribadah agar

berkembang moralitasnya bisa dilihat dari sikap dan cara berhubungan dengan

orang lain (sosialisasi), cara berpakaian dan berpenampilan serta sikap dan

kebiasaan makan, dan perilaku kesehariannya. Peranan nilai-nilai moral dan

agama semenjak dini pada anak diharapkan akan menjadi bekal di kemudian hari.

Melihat adanya realita dan pemikiran di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Nilai-nilai Moral dan Agama Melalui Metode Bercerita pada Anak Kelompok B Taman Kanak-kanak ABA Gaden III

Tahun Ajaran 2012/2013.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengembangkan

nilai-nilai moral dan agama anak melalui metode bercerita. Tujuan Khusus penelitian

ini adalah untuk mengetahui pengembangan nilai-nilai moral dan agama dengan

metode bercerita pada anak kelompok B Taman Kanak-kanak ABA Gaden III

(7)

B. KAJIAN TEORI

Moral berasal dari bahasa latin, mos berarti kebiasaan dan dari sinilah asal

kata moral atau moralitas (mores ) yang berarti tata cara dalam kehidupan atau

adat istiadat. Istilah moral selalu terkait dengan kebiasaan, aturan/tatacara suatu

masyarakat tertentu, termasuk pula dalam moral adalah aturan-aturan/nilai-nilai

agama yang dipegang masyarakat setempat yaitu merupakan perilaku manusia

yang sesuai dengan harapan, aturan, kebiasaan suatu kelompok masyarakat

tertentu sebagaimana dikemukakan oleh Hurlock (Aisyah, 2010: 8.7) dalam

mendefinisikan perilaku moral sebagai perilaku yang sesuai dengan kode moral

kelompok sosial.

Menurut Megawangi (Aisyah dkk, 2010: 8.36) anak-anak akan tumbuh

menjadi pribadi yang berkarakter apabila mereka berada di lingkungan yang

berkarakter pula. Usaha mengembangkan anak-anak agar menjadi pribadi-pribadi

yang bermoral/berkarakter baik merupakan tanggung jawab keluarga, sekolah,

dan seluruh komponen masyarakat.

Metode dalam penanaman nilai moral pada anak usia dini

(http://darunnajah.com) sangatlah bervariasi, diantaranya bercerita, bernyanyi,

bermain, dan karya wisata.

Agama adalah aturan dan wahyu Tuhan yang sengaja diturunkan agar

manusi hidup teratur, damai, sejahtera, bermartabat, dan bahagia baik di dunia

maupun di akhirat. Ajaran agama juga berisi seperangkat norma yang akan

menghantarkan manusia pada suatu peradaban masyarakat madani. (Hidayat,

2008: 7.3).

Pembelajaran dalam rangka mengembangkan nilai-nilai keagamaan pada

anak, merupakan tugas dan kewajiban setiap guru dan orang tua. Pemberian

materi nilai-nilai agama perlu ditetapkan batas kemampuan standar yang perlu

dikuasai anak. Hal itu dapat didesain dalam sebuah pendekatan pembelajaran

yang sesuai dengan karakter anak Taman Kanak-kanak, yaitu dalam wujud

pendekatan pembelajaran terpadu, bukan pendekatan parsial yang ketak

(8)

Dalam rangka mencapai keberhasilan pembentukan kepribadiann anak agar

mampu terwarnai dengan nilai-nilai agama, maka perlu didukung oleh unsur

keteladanan dari orang tua dan guru. Untuk tujuan tersebut dalam pelaksanaannya

guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran secara bertahap dan menyusun

program kegiatan seperti program kegiatan rutinitas, program kegiatan

terintegrasi, program kegiatan khusus. (Surtikanti dkk, 2012: 128).

Menurut Hidayat (2008: 8.4) dalam pengembangan nilai-nilai agama pada

anak terdapat tigas aspek, yaitu:

1. Aspek usia

2. Aspek fisik

3. Aspek psikis anak

Menurut Hidayat (2008: 8.9) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

perkembangan nilai-nilai keagamaan pada diri anak, yaitu:

1. Faktor pembawaan (internal)

2. Faktor Lingkungan (eksternal)

Menurut Winda, dkk (2010: 5.3) metode bercerita adalah suatu kegiatan

yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan suatu pesan, informasi atau

sebuah dongeng belaka, yang bisa dilakukan secara lisan atau tertulis. Cara

penuturan cerita tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga atau

tanpa alat peraga.

Bentuk-bentuk metode bercerita menurut Dhieni, dkk (2008: 6.12) terbagi

dua yaitu bercerita tanpa alat peraga dan bercerita dengan alat peraga.

Tujuan metode bercerita menurut Winda, dkk (2010: 5.4) diantaranya: 1)

mengembangkan kemampuan berbahasa, 2) mengembangkan kemampuan

berpikirnya, 3) menanamkan pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita

yang akan mengembangkan kemampuan moral dan agama, 4) mengembangkan

kepekaan sosial-emosi anak, 5) melatih daya ingat, 6) mengembangkan potensi

kreatif anak melalui keragaman ide cerita yang dituturkan.

Manfaat bercerita bagi anak adalah untuk menanamkan sesuatu yang baik

dalam kehidupannya, seperti yang dikatakan Musfiroh (2005: 83) bahwa terdapat

(9)

adalah: 1) perkembangan moral, 2) perkembangan kognitif, 3) perkembangan

bahasa, 4) perkembangan motorik, 5) perkembangan sosio-emosional, 6)

mengasah imajinasi, 7) mengembangkan kesadaran beragama, 8) menumbuhkan

semangat berprestasi, 9) melatih konsentrasi anak.

Metode bercerita mampu mengembangkan nilai-nilai moral dan agama

pada anak usia dini, karena bisa membiasakan anak untuk berperilaku sopan,

mengucapkan salam, mau berbagi mainan, mau bekerjasama, tidak mudah marah,

mau memaafkan dan memberikan contoh-contoh positif pada anak, menciptakan

lingkungan yang baik, yang harmonis penuh ketata sopanan.

Cerita mempunyai arti penting bagi pendidikan anak usia dini. Pentingnya

cerita anak adalah sebagai berikut: bercerita merupakan alat pendidikan budi

pekerti yang mudah dicerna anak, memberikan efek psikologis yang positif bagi

anak dan guru, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memberikan daya tarik

bersekolah bagi anak, mendorong anak memberikan makna bagi proses belajar

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “melalui metode bercerita dapat mengembangkan nilai-nilai moral dan agama pada anak usia dini pada anak

kelompok B Taman Kanak-kanak ABA Gaden III Bodrorejo, Gaden, Trucuk, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013”.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak ABA Gaden III Trucuk,

Klaten. Alasan pemilihan lokasi penelitian di Taman Kanak-kanak tersebut karena

peneliti merupakan salah satu guru yang bertugas di sekolah tersebut, sehingga

memudahkan penelitian dalam memperoleh data yang diperlukan dalam proses

penelitian. Penelitian dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2012/2013

selama kurang lebih tiga bulan yaitu bulan Desember 2012-Maret 2013.

Subjek dalam penelitian ini adalah kelompok B di TK ABA Gaden III,

Bodrorejo, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 yang

(10)

Suharsimi Arikunto (2002: 84) menyatakan bahwa Kemis dan Taggart

memandang komponen sebagai siklus, sehingga menyatukan komponen tindakan

dan pengamatan sebagai satu kesatuan. Hal tersebut dikarenakan kedua komponen

tersebut merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dan harus dilakukan

dalam satu kesatuan waktu.

Data yang diperoleh peneliti antara lain: perilaku guru dalam pembelajaran,

perilaku anak dalam pembelajaran, dan situasi kelas saat proses pembelajaran.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini guru, anak dan situasi kelas.

Sumber data berasal dari:

1. Data primer yaitu anak Taman Kanak-kanak ABA Gaden III kelompok B

diperoleh secara langsung dari anak itu sendiri saat pembelajaran

2. Data sekunder berasal dari informasi dan guru lain, orangtua atau teman anak

tersebut melalui observasi langsung

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti menggunakan teknik

observasi dan dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas

data antara lain adalah triangulasi (triangulasi metode dan triangulasi sumber).

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah

dikumpulkan dengan teknik analisis kritis dan analisis kualitatif komparatif.

Menurut Rubiyanto (2009: 77) analisis data dibagi menjadi dua macam,

yaitu 1) analisis non statistik/analisis kualitatif dan 2) analisis statistik. Analisis

non statistik dilakukan jika datanya bersifat kualitatif. Sedangkan analisis statistik

dilakukan jika data bersifat kuantitatif/angka. Dalam hal ini penulis menggunakan

analisis non statistik/analisis kualitatif. Analisis data kualitatif dilakukan melalui

tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan.

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

diharapkan dengan menggunakan metode bercerita, pengembangan nilai-nilai

moral dan agama pada anak kelompok B Taman Kanak-kanak ABA Gaden III

Bodrorejo, Gaden, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten Tahun Ajaran

(11)

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data-data kemampuan awalyang akan dipaparkan ini diperoleh dari

observasi yang dilakukan sebelumnya. Observasi lapangan dilakukan pada saat

proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kondisi anak pada waktu

mengikuti pembelajaran serta untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dari

guru saat menyampaikan materi palajaran.

Hasil observasi awal didapatkan fakta-fakta bahwa pengembangan

nilai-nilai moral dan agama anak kelas B masih rendah. Hal ini dapat dibuktikan

dengan hasil rata-rata pengembangan nilai-nilai moral dan agama anak satu kelas

hanya 55,55% (dari 15 anak, 5 anak yang lancar berbahasa lisan/berbicara). Hasil

prosentase diatas belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum yaitu 75%, dan

nilai terendah yang dicapai anak 13 point atau 44,45%. Rata-rata anak belum bisa

menjawab pertanyaan dengan kalimat yang runtut, berbicara lancar dengan

kalimat sederhana (hasil terlampir).

Berdasarkan wawancara, rendahnya pengembangan nilai-nilai moral dan

agama anak kelompok B di Taman Kanak-kanak ABA Gaden III disebabkan

karena beberapa faktor, yaitu: 1) guru menyampaikan materi dengan berbahasa

kurang jelas, 2) metode yang digunakan masih monoton, 3) pertanyaan yang

diajukan belum bisa merangsang kegiatan bercerita, 4) guru belum bisa

mengkondisikan kelas, 5) pada kegiatan awal sebagian anak bermain sendiri,

6) ada beberapa anak yang aktif berbicara, 7) ada beberapa anak yang dapat

menjawab pertanyaan dengan bantuan temannya, 8) beberapa anak masih sulit

dalam menjawab pertanyaan maupun berbicara maupun menirukan kata.

Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang telah dilaksanakan di kelompok B

Taman Kanak-kanak ABA Gaden III dapat dilihat melalui tabel berikut.

Tabel 1. Hasil Peningkatan Pengembangan nilai-nilai moral dan agama Melalui Metode Bercerita

Pra Siklus Siklus I Siklus II

(12)

Pada pra siklus diperoleh pengembangan nilai-nilai moral dan agama anak

satu kelas 55,55%, dari 15 anak, yang sudah mencapai ada 5 anak, yang belum

mencapai ada 10 anak. Jadi rata-rata kelas belum mencapai yang diharapkan yaitu

75%, maka untuk meningkatkan nilai-nilai moral dan agama perlu dilaksanakan

tindakan siklus I.

Hasil tindakan pada siklus I adalah bahwa pengembangan nilai-nilai moral

dan agama dalam satu kelas mencapai 72,44%, dari 15 anak, yang sudah

mencapai ada 9 anak, yang belum mencapai ada 6 anak, sudah berkembang

14,65% dari pra siklus, tetapi belum mencapai yang diharapkan yaitu 75%, untuk

mencapainya perlu diadakan tindakan siklus II.

Setelah tindakan siklus II diperoleh hasil sudah mencapai 79,77%

kemampuan sudah mencapai 75%, dimana nilai tertinggi yang dicapai anak 26

point atau 86,6%, yang terendah dicapai anak 19 point atau 63,33%.

Hasil tindakan peningkatan pengembangan nilai-nilai moral dan agama

anak dengan strategi pembelajaran metode bercerita dapat digambarkan pada

[image:12.612.134.527.444.666.2]

diagram dibawah ini:

Gambar 1. Diagram Pencapaian Hasil Pengembangan Nilai-Nilai Moral dan

Agama melalui Metode Bercerita

57.77%

72.42%

79.75%

42.23%

27.58%

20.25%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

(13)

E. SIMPULAN

Melihat rumusan masalah dan hasil penelitian ini, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa dengan penerapan strategi pembelajaran metode bercerita

dapat mengembangan nilai-nilai moral dan agama, pada pra siklus 55,55%, siklus

I 72,44%, siklus II 79,77% menunjukkan bahwa keberhasilan mencapai 79,77%,

padahal kriteria ketuntasan minimum keberhasilan yang ditentukan 75%.

Dalam strategi pembelajaran metode bercerita dapat mengembangan

nilai-nilai moral dan agama pada anak usia dini, sehingga anak mampu menirukan

urutan kata, mampu membedakan perbuatan benar dan salah, mampu menjawab

pertanyaan apa, dimana, mengapa, berapa dan bagaimana secara lancar, dapat

berbicara lancar dengan kalimat sederhana dan dapat menyebutkan nama benda,

binatang, tanaman secara lancar tanpa bantuan guru maupun temannya dan

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Aisyah, Siti, dkk. 2010. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Daru, Najah. 2012. “Metode Penanaman Nilai Moral pada Anak Usia Dini”. (http://darunnajah.com). Diakses Minggu, 20 Januari 2013 jam 18.00 WIB.

Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009. Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Dhieni, Nurbiana, dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hidayat, Otib Satibi. 2008. Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama. Jakarta: Universitas Terbuka.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: FKIP-UMS.

Surtikanti, dkk. 2012. Pedagogi Khusus Bidang PAUD. Surakarta: FKIP-UMS.

Gambar

Gambar 1. Diagram Pencapaian Hasil Pengembangan Nilai-Nilai Moral dan

Referensi

Dokumen terkait

harus melaksanakan sesuai dengan Peraturan Daerah yang telah ditetapkan. Penyelenggaraan pajak reklame tersebut, meliputi: pemberian izin

Jaringan rantai pasok produk ikan nila salah satunya adalah yang dijalankan oleh Bandar Sriandoyo sebagai unit bisnis yang bergerak dibidang pemasaran dan distribusi ikan nila yang

Penelitian ini mengkaji usaha budidaya, pasar, saluran pemasaran dan perdagangan ikan nila yang berasal dari Kabupaten Musi Rawas, Propinsi Sumatera Selatan.. Studi lapangan

Berdasarkan ujian histomorfometri tulang, tikus-tikus terovariektomi yang diberi kalsium, estrogen atau TRF menunjukkan peningkatan isi padu trabekular dan pengurangan jarak

(1) Wacana lisan memerlukan daya simak yang tinggi agar interaksi tidak terputus; (2) Wacana lisan sulit diulang, dalam artian mengulangi hal yang sama tepat

Sekolah Madania merupakan salah satu sekolah yang telah menerapkan pembelajaran literasi informasi baik melalui jam khusus yang terjadwal maupun jam insidental

Meskipun biaya yang terbuang dari sisa makanan menu VIII paling besar berada pada jenis hidangan lauk hewani, meskipun sisa dari lauk hewani adalah kurang dari 25%, tetapi hal

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi latar belakang yang menjadi kendala dalam penyelesaian studi mereka di Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah