46
GAMBARAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK)
PADA KEHAMILAN
Rosmala Kurnia Dewi dan Septiana Dwi Cahyani
Akademi Kebidanan An-Nur Purwodadi
ABSTRAK
Latar belakang: Pentingnya gizi yang baik pada ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Kondisi kesehatan yang baik pada sistem reproduksi yang normal, atau tidak sedang menderita sakit dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil, maupun saat hamil ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan sebaliknya. Survei Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menurut SDKI untuk tahun 2012 kematian maternal terjadi pada masa nifas sebesar 57,93, pada waktu hamil sebesar 24,93% dan pada waktu persalinan sebasar 17,33%. Sementara berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada usia produktif (20-34) tahun sebesar 66,96%, kemudian pada kelompok umur >35 tahun sebesar 26,67% dan pada kelompok <20 tahun sebesar 6,37%. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2016 jumlah ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 1948 orang seluruh ibu hamil di Kabupaten Grobogan (8,67%). Jumlah ibu hamil yang terkena KEK tertinggi terjadi di Puskesmas Ngaringan sebanyak 144 orang (13,17%), kedua di Puskesmas Wirosari II sebanyak 134 orang (18,59%), ketiga di Puskesmas Karangrayung II sebanyak 108 orang (14,61%) dari 30 Puskesmas di Kabupaten Grobogan. Tahun 2017 jumlah ibu hamil yang terkena KEK di Puskesmas ngaringan sebesar 21 orang.
Hasil: Berdasarkan hasil analisa pengetahuan didapatkan hasil bahwa responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 12 responden (57,1%), responden pengetahuan cukup sebanyak 5 responden (23,6%), dan responden berpengetahuan baik sebanyak 4 responden (19,0%). Hasil analisa didapatkan hasil responden dengan usia < 20 tahun sebanyak 2 responden (9,5%), usia 20 – 35 tahun sebanyak 13 responden (61,9%), dan usia > 35 tahun sebanyak 6 responden (28,6%). Hasil analisa ditribusi tingkat pendidikan didapatkan sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yaitu dari jenjang pendidikan SD sebanyak 9 responden (42,9%) dan SMP sebanyak 9 responden (42,9%).
Kesimpulan: Diharapkan bagi para tenaga kesehatan lebih meningkatkan lagi dalam memberikan KIE tentang KEK pada kehamilan, sehingga ibu hamil dapat mendeteksi dengan dini terhadap resiko tinggi pada kehamilan.
47 MOTHER'S PREGNANCY ABOUT DISADVANTAGES
CHRONIC ENERGY (KEK) ON PREGNANCY
ABSTRACT
Background: The importance of good nutrition in pregnant women so that the growth of the fetus does
not experience obstacles and then will give birth to babies with normal weight. Good health conditions in the normal reproductive system, or not suffering from illness and no nutritional disorders during pregnancy, as well as maternity pregnancy will give birth to bigger and healthier babies than mothers with the opposite pregnancy condition. Central Java Provincial Health Survey by SDKI for 2012 maternal deaths occurred during the puerperium period of 57.93, at the time of pregnancy of 24.93% and at the time of delivery sebasar 17.33%. Meanwhile, based on the age group, the highest incidence of maternal death was in the productive age (20-34) years was 66.96%, then the age group> 35 years was 26.67% and in the <20 years group 6.37%. In 2017 the number of pregnant women affected by KEK in Puskesmas ngaringan is 21 people. Data of District Health Office Grobogan Year 2016 the number of pregnant women who experienced KEK as many as 1948 people all pregnant women in Grobogan District (8.67%). The highest number of pregnant women affected by KEK occurred at the Health Center of Ngaringan as many as 144 people (13.17%), second in Wirosari II Health Center as many as 134 people (18.59%), third in Puskesmas Karangrayung II with 108 people (14.61% from 30 Puskesmas in Grobogan District.
Result: The result of knowledge analysis showed that respondents with less knowledge as many as 12 respondents (57.2%), knowledge respondents were 5 respondents (23.8%), and 4 respondents (19.0%). The result of the analysis showed that the respondents with age <20 years were 2 respondents (9.5%), age 20-35 years were 13 respondents (61.9%), and age> 35 years were 6 respondents (28.6%). The result of the analysis is that the level of education is found that most of the respondents have the level of education that is from the level of primary education as much as 9 respondents (42.9%) and SMP 9 respondents (42.9%).
Conclusion: It is expected that health workers will increase again in providing KIE on KEK in
pregnancy, so that pregnant women can detect early on high risk in pregnancy.
Keywords : Knowledge, Pregnant, Disadvantages Chronic Energy (KEK)
PENDAHULUAN
Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan kondisinya dimasa janin dalam kandungan. Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap kesehatan ibu adalah keadaan gizi pada ibu (Depkes RI, 2007).
Masalah gizi dalam kehamilan yang dihadapi masyarakat Indonesia adalah KEK pada ibu hamil, dimana hal ini disebabkan oleh pengetahuan gizi terhadap ibu hamil yang kurang, ketidakmampuan keluarga dalam menyediakan makanan bergizi dan Masalah gizi dalam kehamilan yang dihadapi masyarakat Indonesia adalah KEK pada ibu hamil, dimana hal ini disebabkan oleh pengetahuan gizi terhadap ibu hamil yang kurang, ketidakmampuan keluarga dalam
menyediakan makanan bergizi dan kurangnya kesadaran pada ibu hamil untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan (Waryono, 2010).
Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap kesehatan ibu adalah keadaan gizi pada ibu (Depkes RI, 2007).
48 Ibu hamil yang menderita KEK
mempunyai resiko kematian mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), kematian saat persalinan, perdarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi KEK antara lain : jumlah asupan energi, beban kerja ibu hamil, pendapatan keluarga dan pengetahuan ibu tentang gizi. Salah satu penyebab munculnya gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari (Waryono, 2010).
Pentingnya gizi yang baik pada ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Kondisi kesehatan yang baik pada sistem reproduksi yang normal, atau tidak sedang menderita sakit dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil, maupun saat hamil ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan sebaliknya (Waryono, 2010).
Survei Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menurut SDKI untuk tahun 2012 kematian maternal terjadi pada masa nifas sebesar 57,93, pada waktu hamil sebesar 24,93% dan pada waktu persalinan sebasar 17,33%. Sementara berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada usia produktif (20-34) tahun sebesar 66,96%, kemudian pada kelompok umur >35 tahun sebesar 26,67% dan pada kelompok <20 tahun sebesar 6,37%.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2016 jumlah ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 1948 orang seluruh ibu hamil di Kabupaten Grobogan (8,67%). Jumlah ibu hamil yang terkena KEK tertinggi terjadi di Puskesmas Ngaringan sebanyak 144 orang (13,17%), kedua di Puskesmas Wirosari II sebanyak 134 orang (18,59%), ketiga di Puskesmas Karangrayung II sebanyak 108 orang (14,61%) dari 30 Puskesmas di Kabupaten Grobogan. Tahun 2017 jumlah ibu hamil yang terkena KEK di Puskesmas ngaringan sebesar 21 orang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross
sectional. Populasi penelitian merupakan ibu hamil di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan sejumlah 21 ibu hamil. Sampel yang digunakan dengan menggunakan total sampel (total sampling) sejumlah 21 ibu hamil. Sumber data penelitian berasal dari data primer. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Analisis data dilakukan secara univariat.
HASIL PENELITIAN Analisa Univariat
Tabel 1.Distribusi responden menurut pengetahuan
Pengetahuan Frekuensi Presentase (%) Kurang 12 57,2
Cukup 5 23,8 Baik 4 19,0 Total 21 100
Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa distribusi pengetahuan responden dengan kategori cukup sebanyak 5 responden (23,8%) dan kategori baik sebanyak 4 responden (19,0%) dan kategori kurang sebanyak 12 responden (57,2%).
Tabel 2. Distribusi responden menurut usia
Usia Frekuensi Presentase (%)
< 20 th 2 9,5
20-35 th 13 61,9
>35 th 6 28,6
Total 21 100
Pada tabel 2 di atas di peroleh bahwa ditribusi responden kelompok usia yang paling banyak yaitu usia 20-35 tahun sebanyak 13 responden (61,9%) sedangkan umur terkecil pada usia <20 tahun yaitu sebanyak 6 responden (28,6%) dan umur >35 tahun yaitu sebanyak 2 responden (9,5%).
Tabel 3. Distribusi responden menurut pendidikan
Pendidikan Frekuensi Presentase (%)
SD 9 42,9
SMP 9 42,9
SMA 3 14,3
Total 21 100
49 lebih banyak pada jenjang SD 9 responden
(42,9%) dan SMP yaitu sebanyak 9 responden (42,9%) sedangkan jenjang pendidikan yang rendah adalah jenjang SMA yaitu 3 responden (14,3%).
Tabel 4. Distribusi responden menurut ekonomi
Ekonomi Frekuensi Presentase (%)
>/=UMR 10 47.6 <UMR 11 52.4
Total 21 100
Tabel 4 di atas diperoleh bahwa distribusi ekonomi responden sangat sedikit yang
menjawab ‘’Tinggi’’ yaitu pendapatan
keluarga dalam perbulan > Rp 1.435.000/bulan sebanyak 10 responden (47,6%). Dan lebih banya terdapatan pada responden yang menjawab ‘’Rendah’’ yaitu pendapatan keluarga dalam perbulan < Rp 1.435.000/bulan sebanyak 11 responden (52,4%).
PEMBAHASAN
1. Pengetahuan
Hasil analisa pengetahuan didapatkan hasil bahwa responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 12 responden (57,1%), responden pengetahuan cukup sebanyak 5 responden (23,6%), dan responden berpengetahuan baik sebanyak 4 responden (19,0%).
Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang pasti akan bertambah karena adanya faktor pendidikan yang diterima pleh responden. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan pula pengetahuan dan pemahaman responden dalam menyerap informasi baru, hal ini tergantung pada keinginan responden untuk memahami sesuatu (Notoatmodjo, 2009).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Puskesmas Bandarharjo kabupaten semarang pada tahun 2009 menyatakan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil, berpengaruh terhadap kejadian kekurangan energi kronis (KEK) (Septiningsih, 2009).
2. Usia
Hasil analisa didapatkan hasil
responden dengan usia < 20 tahun sebanyak 2 responden (9,5%), usia 20 – 35 tahun
sebanyak 13 responden (61,9%), dan usia > 35 tahun sebanyak 6 responden (28,6%).
Hasil penelitian bahwa tidak ada hubungan antara ibu dengan pengetahuan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian (Budiani, 2010) yang mengatakan bahwa semakin tua umur ibu, maka akan semakin sulit dalam menerima suat hal yang baru.
Namun sesuai dengan teori (Notoatmodjo, 2009) yang menyatakan bahwa umur lama hidup seseorang dihitung sejak kelahiranya. Umur terkait dengan kedewasaan berpikir. Individu dengan usia dewasa cenderung mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan individu dengan usia yang jauh lebih muda. Hasil nalisa penelitian ini adalah semakin dewasa usia seseorang, cenderung akan lebih baik pengetahuanya tentang suatu hal dibandingkan dengan usia yang lebih muda.
3. Pendidikan
Hasil analisa ditribusi tingkat pendidikan didapatkan sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yaitu dari jenjang pendidikan SD sebanyak 9 responden (42,9%) dan SMP sebanyak 9 responden (42,9%).
Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa adapun faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan seseorang yaitu antara lain umur, sikap, keterjangkauan fasilitas, status pekerjaan, status sosial ekonomi, dan social ekonomi, dan sosial budaya. Pendidikan secara langsung ataupun tidak langsung, secara implisit maupun eksplisit memainkan peran yang besar dalam masyarakat (Nursalam dan Effendi, 2008).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal pada tahun 2008 menyatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat penegtahuannya (Alfiyah, 2008). Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa responden memiliki tingkat pendidikan yang tinggi belum tentu mempunyai pengetahuan tinggi juga tentang pengertian, gejala, tanda, penyebab, akibat, pencegahan, dan cara mengatasi kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil.
4. Ekonomi
50 penelaran apakah yang dilakukan baik atau
buruk. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengerahui pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007).
Penelitian sebelumnya yang dilaukan di Puskesmas Bandarharjo Kabupaten Semarang pada tahun 2009 menyatakan bahwa status ekonomi secaratidak langsung akan berpengaruh terhadap kejadian kekurangan energi kronis pada ibu hamil, karena berhubungan dengan status gizi ibu hamil (Septianingsih, 2009).
Hasil penelitian ini memunjukkan bahwa bukan hanya responden yang mempunyai penghasilan rendah saja yang mempunyai penghasilan rendah saja yang menderita kekurangan energi kronis, tetapi juga banyak responden yang mempunyai status ekonomi tinggi juga dapat menderita kekurangan energi kronis (KEK). Hal ini membuktikan bahwa status ekonomi seseorang tidak berpengeruh kejadian kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlunya meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang KEK untuk mendeteksi dini resiko pada kehamilan.
Dari hasil penelitian yang telah di lakukan, dari 21 responden didapatkan hasil penelitian berdasarkan pengetahuan tentang Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil kategori pengetahuan kurang sebanyak 12 responden (57,1%) dan kategori pengetahuan cukup sebanyak 5 responden (23,6%) dan responden dengan pengetahuan baik sebanyak 4 responden (19,0%). Pengetahuan ibu hamil dapat meningkatkan seseorang untuk proses perkembangan.
Berdasarkan hasil penelitian tingkat umur ibu hamil <20 tahun 2 ibu hamil dengan presentase (9,5%), 20 – 35 tahun dengan 13 ibu hamil dengan presentase (61,9%), >35 tahun dengan 6 ibu hamil dengan presentase (28,6%).
Berdasarkan terdapat pada jenjang pendidikan lebih banyak pada jenjang SD sebanyak 9 responden (42,9%)dan SMP yaitu sebanyak 9 responden (42,9%) sedangkan
jenjang pendidikan yang rendah adalah jenjang SMA yaitu 3 responden (14,3%).
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa distribusi ekonomin responden sangat sedikit yang menjawab ‘’Tinggi’’ yaitu pendapatan keluarga dalam perbulan > Rp 1.435.000/bulan sebanyak 10 responden (47,6%). Dan lebih banyak terdapat pada responden yang menjawab ‘’Rendah’’ yaitu pendapatan keluarga dalam perbulan < Rp 1.435.000/bulan sebanyak 11 responden (52,4%).
DAFTAR PUSTAKA
Almatser, S. 2007. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedika Pustaka Utama. Jakarta. Reproduksi.Yogyakarta Nuha Medika. Arisman, MB. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi:
Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta.
Asyirah, S. 2012. Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Anemia Pada Ibu Hamil. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Depok.
Dinas Kesehatan Grobogan. 2016. Data Akhir Tahun Ibu Hamil Dengan KEK.
Hidayat, A.A. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data Salemba Medika Jakarta.
Kristiyanasari 2010.Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil yang Terkena KEK.Rineka Cipta. Jakarta.
Notoadmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika. Jakarta. Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Pustaka
Rihana. Yogyakarta.