• Tidak ada hasil yang ditemukan

Majalah Infotek Edisi I 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Majalah Infotek Edisi I 2016"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Bantu Kami Kurangi P

ermasalahan Sam pah Den

gan Memilah Sampah

M A J A L A H

I

N

F

O

R

M

A

S

I

T

E

K

N

O

L

O

G

I

I N F O T E K

(2)

FOLLOW US

@BPPT_HUMAS

DARI REDAKSI

Sahabat Teknologi,

Pernahkah kita menyadari, sampah ternyata menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita? Seumur hidup kita, pernahkah kita mencoba mengkalkulasikan, berapa banyak sampah yang kita hasilkan setiap harinya, mulai dari bangun tidur, saat kita dikantor, hingga saat kita kembali kerumah? Jawabnya tentu tidak pernah.

Teknologi saat ini, memungkinkan kita untuk memanfaatkan sampah yang tadinya hanya kita buang, menjadi sesuatu yang bernilai tinggi, bahkan bagi kita, si penghasil sampah tersebut. Banyak negara maju, secara serius memperlakukan sampah sebagai aset. Demikian juga harusnya Indonesia.

Sebagai negara besar, Indonesia pun dituntut banyak hal: lebih bersih, lebih aman, lebih nyaman, lebih segalanya. Pemerintah tentunya tak tinggal diam. Berbagai terobosan dilaksanakan, guna memenuhi harapan yang terus bermunculan, termasuk keberadaan kereta cepat yang biasa diasosiasikan sebagai simbol sebuah negara maju. Dengan berbagai pro dan kontra yang senantiasa mengiring, pemerintah bergeming, inilah cara agar Indonesia tak dipandang sebelah mata.

Dari sisi teknologi, kami mencoba mengulas hal-hal besar tersebut. Dengan bahasa-bahasa keseharian, kami bawa Anda, Sahabat Teknologi, mengenal lebih dekat berbagai topik yang hangat di masyarakat, topik yang dekat dengan kita. Bukan untuk menggurui, tapi agar kita semua saling memahami.

Tak ada gading yang tak retak. Demikian juga kami, tak luput dari kesalahan yang memang sudah pasti akan selalu ada. Kritikan, adalah cermin bagi kami, untuk berkaca dan memperbaiki diri.

Selamat membaca.

tetap terhubung dengan kami di

www.bppt.go.id

(3)

INFO

TEK

MAJALAH INFORMASI TEKNOLOGI

EDISI 1 TAHUN 2016

Penanggung Jawab: Ardi Matutu

Pimpinan Redaksi: Wiwi Syafarhadiati

Redaktur & Editor: Surya Pratama

Reporter:

YW Alfa | Ade Surya Arizona | Ratna Titik | Sherly

Fotografer:

Juprianto | Agustian Fasyah | Indra Pranajaya | Septa Adi Sasetyo

Desain Grafis: Septa Adi Sasetyo

Sirkulasi & Administrasi: Yutie | Syahrul

Hubungan Masyarakat BPPT Biro Hukum Kerja Sama dan Humas Gd.2 BPPT Lt.15

Jl M.H. Thamrin No. 8 Jakarta 10340

Telp : 021-3168200/11 Fax : 021-3168219/31924319

Untuk masukan / pertanyaan: humas@bppt.go.id

Ikuti Kami di:

@bppt_humas

LIPUTAN KHUSUS

Dilema Sampah Perkotaan ... 6

KAJIAN TEKNOLOGI

Kereta Cepat : Momentum Kebangkitan Industri Nasional ... 10

TERAPAN TEKNOLOGI

Lindungi, Hemat, dan Olah Air ... 14 RAPAT KERJA BPPT 2016

Dengan Organisasi Baru Kita Tingkatkan Inovasi dan Layanan Teknologi ... 16 MENJAWAB TANTANGAN

Teknologi Informasi, Energi, dan Material ... 20 KABAR STP

Techno Park Kab. Pelalawan ... 24

KEGIATAN

Kerja Sama BPPT Dengan Cina, Hilirisasi Bioindustri di Indonesia ... 26 BPPT-BPS Teken MoU Pendekatan Kerangka Sampel Area Untuk Estimasi Luasan Padi ... 27

BPPT Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Untuk Kepulauan ... 28 BPPT dan Jepang Temukan Teknologi Pemanfaatan Energi Biomassa Bahan Bakar cair dan Gas ... 29 Perkuat Data Pengamatan Laut, BPPT dan NOAA Lakukan Kerja Sama ... 30 BPPT Siap Uji Emisi Motor Gede 250 - 2000 CC ... 31

BPPT Mampu Berkontribusi Dalam Mendorong Hilirisasi dan Kandungan Lokal ... 32 Dengan Semangat Revolusi Mental, Kita Tingkatkan Layanan Prima BPPT ... 33

Di Hadapan Wapres, Kepala BPPT : Kami Mampu Tingkatkan Pemanfaatan Energi Panas Bumi Nasional ... 34 Berita Gambar

Bingkai Kegiatan ... 35

6

26

16

Liputan khusus

DILEMA SAMPAH PERKOTAAN

kabar

(4)

LIPUTAN KHUSUS

dilema sampah perkotaan

1

Sampah dikumpulkan

di tempat penampungan

2

Kemudian sampah diangkut

menggunakan crane dan

dimasukkan ke insinerator

3

Sampah yang terbakar

memanaskan air, dan

menghasilkan uap air

4

Hasil pembakaran kemudian

disaring sebelum keluar

melalui cerobong asap

5

Uap air menggerakkan

turbin menghasilkan

energi listrik sebesar

14 - 30 MW

6

Sisa abu hasil pembakaran

Gambaran singkat pola kerja thermal incinerator

P

residen RI Joko Widodo beberapa

waktu lalu dalam rapat kabinet terbatas menekankan untuk segera menanggulangi masalah sampah di kota-kota besar, Ia meminta agar sampah bisa dikelola dengan baik menjadi sumber listrik, namun yang paling penting agar sampah bisa hilang dari kota besar di Indonesia.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto menuturkan bahwa teknologi pengolahan sampah ada beberapa macam. Namun menurutnya, yang paling tepat diterapkan di daerah perkotaan, misalkan DKI Jakarta adalah teknologi thermal Incenerator.

“Dengan teknologi ini, sampah yang ada akan mampu dihilangkan dalam waktu yang cepat dan dalam jumlah yang banyak. Hasilnya pun sangat bagus. 90 persen sampah akan hilang. Teknologi ini akan memilah dulu sampah yang ada, sampah seperti kaleng, gelas dan kaca secara otomatis akan dipisahkan. Sedangkan sisanya langsung dibakar habis. Hanya saja kita perlu memperhatikan emisi hasil pembakaran tersebut agar tidak mengganggu lingkungan,” kata Kepala BPPT dalam dialognya di tv swasta nasional.

Menyikapi persoalan sampah yang dapat diolah menjadi energi listrik, Ia memandang hal tersebut hanyalah bonus dari kegiatan pengolahan sampah. Dari 6500 ton sampah DKI Jakarta, hanya mampu

menghasilkan listrik maksimal 30 MW (Mega Watt). Nilai tersebut menurut Unggul, sangatlah kecil dibandingkan dengan sumber-sumber energi lain, misalnya dari PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap).

“Yang terpenting adalah menghilangkan permasalahan sampah, khususnya di kota besar, secara cepat dan masif. Sedangkan listrik yang didapat, itu hanya sampingan. Faktor kesadaran serta kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerintah daerah juga perlu. Bila semua berjalan, saya yakin masalah sampah di perkotaan akan mampu terselesaikan,” lugasnya.

Lebih lanjut Ketua Tim Lingkungan BPPT Rudi Nugroho menguraikan bahwa teknologi pengolahan sampah dengan menggunakan proses thermal Incenerator dipandang mampu mengurai 1000 ton sampah per hari hanya dalam waktu satu hingga

dua jam saja, meminimalisir bau dari sampah, serta mampu mengkonversi hampir 70% panas yang dihasilkan menjadi energi listrik. Energi yang dihasilkan dari teknologi proses thermal Incenerator hanyalah 30 KWh per ton, nilai tersebut relatif kecil dan tidak bisa dibandingkan langsung dengan pembangkit listrik berbahan bakar lainnya, seperti batu bara dan minyak.

“Namun perlu diingat, fokus kita adalah memusnahkan sampah dalam jumlah masif (darurat sampah) di kota besar Indonesia secara cepat, dan teknologi yang paling tepat saat ini adalah thermal incenerator. Listrik itu bonusnya,” cetus Rudi.

BPPT, sebut Rudi mendukung kebijakan Presiden RI terkait pemanfaatan sampah menjadi listrik, dan siap mendampingi pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun daerah dalam memberi rekomendasi dan mengaplikasikan teknologi pengolahan sampah yang tepat sesuai karakter di daerah masing-masing.

MUSNAH

SAMPAH

ALA

BPPT

BPPT sebagai badan pengkaji

terap teknologi memandang

teknologi yang paling tepat saat

ini untuk mengatasi masalah

sampah di kota besar Indonesia

(darurat sampah) adalah dengan

menggunakan teknologi proses

thermal Incenerator, yang secara

prinsip mampu mengurangi

timbunan sampah dalam jumlah

besar dan cepat.

(5)

LIPUTAN KHUSUS

dilema sampah perkotaan

Kegiatan komposting, mulai dari proses memilah sampah, pencacahan sampah daun, pembusukan, hingga pengemasan kompos dilakukan di satu tempat terpadu dalam lingkungan perkantoran BPPT

SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH

Perlu diketahui bahwa saat ini terdapat beberapa sistem pemanfaataan sampah menjadi energi yaitu proses bio dengan digester anaerobik atau pemanenan gas TPA (landfill) yang menghasilkan biogas yang juga dapat dimanfaatkan jadi energi listrik. Selanjutnya adalah proses thermal, yang terdiri dari tiga jenis yaitu combustion (insinerasi), gasifikasi dan pyrolisis yang energi panasnya dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik. Rudi menuturkan bahwa kedua proses ini tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

“Akar permasalahan darurat sampah adalah meniadakan timbunan sampah dalam jangka waktu yang singkat, tentu proses bio dengan digester anaerobik atau pemanenan gas TPA (landfill) kurang efektif dan efisien karena masih menyisakan timbunan masa sampah dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu yang panjang. Teknologi ini sudah dilakukan di beberapa TPA, yaitu antara lain di TPA Bantar Gebang (Bekasi), TPA Sukawinatan (Palembang), dan TPA Suwung (Denpasar) dengan cara memanen gas TPA,” ungkapnya.

Oleh karena itu sambungnya, dalam menyelesaikan permasalahan persampahan kota-kota besar di Indonesia, mau tidak mau harus menggunakan teknologi proses termal yang secara prinsip dapat meniadakan/mengurangi masa timbunan sampah

Rudi menambahkan, khusus untuk sampah yang bisa didaur ulang seperti sampah daun dan ranting, BPPT sudah mampu mengolah hingga menjadi kompos, langsung di lokasi parkiran BPPT tempat alat pengolahan sampah berada. “Tahap pertama kami masukan sampah daun dan ranting ke alat cacah. Selanjutnya kami tampung ke dalam kotak-kotak hingga enam minggu untuk dapatkan hasil kompos terbaik,” ucapnya.

Dirinya memandang, apabila semua perkantoran memiliki alat seperti BPPT, akan sangat membantu TPA dalam mengurangi beban sampah yang ada. Bahkan hingga saat ini, Ia yakin hanya BPPT yang sudah menerapkan sistem pengolahan sampah, mulai dari pemilahan hingga menjadi kompos.

“Yang diutamakan dalam pengelolaan sampah adalah 3R, Reduce, Reuse dan Recycle. Biasanya perkantoran hanya memilah sampah saja. BPPT sudah sampai pada tahap pengolahan menjadi kompos, langsung dilokasi kantor,” pungkas Rudi.

TATA KELOLA SAMPAH PLASTIK, PENTING!

Terkait isu plastik yang banyak digunakan untuk kemasan yang akhirnya menumpuk menjadi sampah, BPPT melalui Kepala Manajer Pengujian Balai Teknologi Polimer, Syuhada menjelaskan bahwa plastik perlu di daur ulang penggunaannya agar tidak menumpuk menjadi sampah.

dalam jumlah besar dan cepat. “Perlu proses thermal, supaya timbunan limbah padat (sampah) dalam jumlah besar melalui proses thermal (panas) dapat diubah menjadi panas yang kemudian dikonversikan menjadi energi dalam bentuk energi listrik,” jelasnya.

Perlu diketahui, dari data yang dirangkum BPPT, Jakarta bisa menghasilkan sampah 6.500 ton sehari. Bisa dihitung, dari jumlah penduduk Jakarta dikalkulasikan satu orang menghasilkan sampah 0,6 kilogram per hari. “Oleh karena itu yang terbaik adalah dengan cara thermal, karena yang menjadi prioritas utama adalah cara memusnahkan sampah, bukan menghasilkan listrik lebih banyak,” jelasnya.

OLAH SAMPAH PERKANTORAN,

BPPT GUNAKAN TEKNIK KOMPOSTING

BPPT sebagai badan pengkaji terap teknologi pemerintah, sejak Tahun 2011 telah memiliki tempat pengolahan sampah terpadu. Digunakan untuk mengelola sampah di lingkungan perkantoran.

“Disini kami coba memilah sampah-sampah yang terkumpul, dimulai dari sampah yang laku dijual dan tidak dijual. Untuk yang tidak laku dijual, kami langsung kirimkan ke TPA (Tempat Pengolahan Akhir). Bahkan dari proses awal kita sudah mampu mengurangi sampah yang dikirim ke TPA hingga 50 persen,” kata Rudi Nugroho, Ketua Tim Lingkungan BPPT.

“Plastik juga fleksibel dan sangat beragam bisa kita buat dari material plastik. Mulai dari yang sederhana sampai dengan yang membutuhkan teknologi tertentu dengan karakterisasi dan sertifikasi yang khusus,” tuturnya kala diwawancarai di Balai Teknologi Polimer, Puspiptek.

Menurutnya, bahan baku untuk plastik itu menggunakan 1,5% dari frutoil atau minyak mentah yang ada di bumi, lalu kelebihan lain yaitu adalah penggunaan energi pada saat memproduksi. Plastik sederhana tambahnya, memang kalau dilihat penggunaan dari berbagai macam sektor industri yang menggunakan material plastik, dari elektronik dan konstruksi mengambil porsi yang paling besar untuk saat ini.

(6)

kajian TEKNOLOGI

TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN dan REKAYASA

Kereta Api

Mempunyai

Peran Penting

Khususnya di Sektor

Pengiriman Logistik

atau Barang

ERZI AGSON GANI

Deputi TIRBR

B

adan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendukung penuh program Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa, Erzi Agson Gani menyampaikan memang sudah saatnya pemerintah menunjukkan keberpihakannya kepada moda transportasi massal tersebut. Terlebih lagi menurutnya, kereta api hingga saat ini belum dijadikan moda transportasi utama di Indonesia.

“Kita harus ciptakan pasar tersendiri bagi kereta api. Jangan kita banding-bandingkan dengan moda transportasi lain seperti pesawat. Kereta api menurut saya sangat mempunyai peran penting khususnya di sektor pengiriman logistik atau barang,” papar Erzi ketika ditemui di ruang kerjanya.

Terkait kereta api cepat yang sedianya akan didatangkan dari Negara Cina, Direktur Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi (PTSPT) BPPT, Rizqon Fajar mengatakan bahwa hal tersebut harus dijadikan momentum bagi Indonesia untuk mengembangkan industri kereta api dalam negeri.

Untuk kereta cepat buatan Cina ini, sambung Rizqon, kita mestinya tidak hanya mendatangkan, tapi juga mensyaratkan Cina untuk melakukan transfer teknologi. Dengan begitu akhirnya kita mampu menguasai dan mengembangkan teknologi perkeretaapian sendiri. “Cina pun awalnya melakukan hal tersebut, hingga akhirnya mampu membuat kereta sendiri,” terangnya.

Hal serupa juga disampaikan Kepala Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika (BBTA3) BPPT, Fariduzzaman. Menurutnya selain transfer teknologi, Indonesia juga perlu mendapatkan hak untuk melakukan desain ulang dari teknologi tersebut. Karena dari hak tersebut, Indonesia akan mempunyai kesempatan untuk menciptakan desainnya sendiri dan pada akhirnya akan mendapatkan paten.

“Kereta Maglev (Magnetic Levitation) contohnya. Awalnya Cina mendapat teknologi dari Perancis. Namun berkat hak untuk mendesain ulang, mereka mampu mengembangkannya lebih baik lagi. Bahkan Maglev di Cina merupakan kereta api tercepat didunia, 380 km/jam,” paparnya.

Walau hingga saat ini pemerintah belum mengumumkan secara resmi jenis kereta api cepat apa yang akan dipakai, Barman Tambunan, Direktur Pusat Teknologi Industri Permesinan (PTIP) BPPT, mengharapkan pemerintah akan menggandeng BPPT, Universitas dan semua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk bersama-sama mempelajari teknologi dan mengembangkannya sendiri.

“BUMN seperti PT INTI, PT LEN dan PINDAD perlu dilibatkan untuk memperkuat industri dalam negeri. Selain itu, pemilihan teknologi atau clearing house technology harus dikedepankan. Karena dengan begitu kita akan mampu melihat teknologi apa yang cocok dan sesuai dengan kondisi negara kita,” urainya.

MOMENTUM

KEBANGKITAN

INDUSTRI

NASIONAL

KERETA

(7)

kajian TEKNOLOGI

TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN dan REKAYASA

BAGAIMANA KERETA MAGLEV BEROPERASI?

COILS

SISTEM LEVITASI

SISTEM PENGGERAK

Dipasang di kedua sisi dinding rel magnetik

Magnet yang tertanam pada dinding menciptakan aliran listrik pada coils dan mengubah menjadi elektromagnetis.

Proses ini menimbulkan daya tarik dan dorong yang mengangkat kereta dan membuatnya melayang pada ketinggian tertentu

Kereta digerakkan oleh daya tarik dan dorong yang dihasilkan ketika polaritas magnet berubah dengan cepat dan teratur sepanjang rel kereta.

Secara bergantian menarik dan menolak magnet yang ada di badan kereta

Kereta Maglev, sesuai dengan namanya, membutuhkan medan magnet yang besar untuk

mengangkat badan kereta.

Magnet akan bekerja bila DITOPANG OLEH ALIRAN LISTRIK YANG SANGAT BESAR DAN STABIL.

ITU YANG HARUS DIPERHATIKAN

Kami siap jika ditunjuk untuk melaksanakan pengujian rancang

bangun kereta api cepat. KAMI PUNYA FASILITAS UJI TERLENGKAP SE-ASIA UNTUK

TES KELAYAKAN KERETA API TERMASUK KERETA CEPAT

Kita mestinya tidak hanya mendatangkan, tapi juga MENSYARATKAN CINA UNTUK

MELAKUKAN TRANSFER TEKNOLOGI.

Dengan begitu akhirnya kita mampu menguasai dan mengembangkan teknologi perkeretaapian sendiri

BPPT BERI REKOMENDASI REL LEBIH LEBAR

Lebih lanjut Plt. Kepala Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) Barman Tambunan menyebut pentingnya uji rancang bangun dan performa dari seluruh aspek kereta api cepat tersebut. “Kami siap jika ditunjuk untuk melaksanakan pengujian rancang bangun kereta api cepat. Kami punya fasilitas uji yang lengkap untuk tes kelayakan kereta api cepat. Namun hingga kini kami belum dilibatkan,” ungkap Barman kala ditemui di fasilitas uji B2TKS BPPT, Puspiptek.

Pihaknya kemudian merekomendasi untuk kereta cepat nantinya tentu membutuhkan rel yang lebih lebar. Hal ini penting karena kereta yang melaju dengan kecepatan mencapai 350 km/jam butuh lintasan yang lebih lebar agar lebih stabil.

Dirinya juga berharap kedepan manufaktur komponen dan pengujian kereta cepat juga dapat dilaksanakan di Indonesia. “Kita ingin membangun teknologi yang proven untuk industri dalam negeri.

“Satu rangkaian ada 6 gerbong kereta yang terdiri dari kereta penumpang ac, non ac, kereta barang, bagasi, dan lainnya. Itu semua telah kami uji selama dua bulan. Alhamdulillah hasil uji nya layak,” kata Anwar.

Dirinya juga menuturkan bahwa BPPT lah satu-satunya lembaga yang memiliki fasilitas uji kereta api ini. “Fasilitas kami ini paling lengkap bahkan di tingkat Asia Tenggara,” tukasnya.

KERETA MAGLEV

Apabila jenis kereta cepat yang nanti dipakai di Indonesia adalah kereta Maglev (MAGnetically LEVitated trains), Kepala Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika (BBTA3) BPPT, Fariduzzaman menjelaskan ada beberapa faktor yang mesti dipersiapkan secara seksama.

Bahkan meningkatkan penggunaan bahan baku lokal,” ujarnya.

Barman juga meyakini apabila industri lokal melihat demand komponen kereta api bermunculan, tentu industri mau berinvestasi. Selain iu dia juga melihat pentingnya pihak terkait untuk menciptakan standar nasional Indonesia atau minimal ada uji kelayakan untuk kereta api manapun yang digunakan di Indonesia. “Kami siap jika ditunjuk untuk menjadi pihak yang menguji kelayakan kereta api,” pungkasnya.

Sebagai informasi sebelumnya BPPT melalui B2TKS juga telah terlibat dalam uji rancang bangun pembuatan kereta api yang akan di ekspor oleh PT INKA (Industri Nasional Kereta Api) ke Negara Bangladesh.

Chief Engineer Program Uji Struktur Kereta dan Komponen B2TKS BPPT, Anwar menyebut telah menyelesaikan uji rancang bangun untuk rangkaian kereta api yang akan diekspor PT INKA tersebut.

“Kereta Maglev, sesuai dengan namanya, membutuhkan medan magnet yang besar untuk mengangkat badan kereta. Magnet akan bekerja bila ditopang oleh aliran listrik yang sangat besar dan stabil. Itu yang harus diperhatikan,” kata Fariduzzaman.

(8)

TERAPAN TEKNOLOGI

TEKNOLOGI LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN

H

ari Air Sedunia atau World Water Day yang jatuh pada 22 Maret ini mesti mengingatkan kita di Indonesia bahwa sumberdaya air sangatlah penting bagi kita semua.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat Teknologi Lingkungan (PTL-BPPT) mengajak masyarakat untuk memperlakukan air secara bijak. Direktur PTL BPPT, Rudi Nugroho mengatakan bahwa sumberdaya air harus dijaga agar keberlangsungannya terjamin. “Semua lapisan masyarakat harus lindungi sumber air, hemat air dan olah air,” ungkapnya.

Menurut Rudi terkait pengelolaan sumberdaya air di Indonesia, yang perlu ditekankan adalah bagaimana mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas dan kuantitas air. “Dari sisi kuantitas kita perlu menahan aliran air saat musim hujan dan memanennya saat musim kemarau. Ini salah satu upaya untuk memperkecil resiko banjir,” katanya.

Sementara untuk menjaga kualitas air dia menegaskan agar semua pihak menghindari membuang air yang tercemar ke sungai. “Semua aktifitas yang menghasilkan air limbah, harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang. Baik itu rumah tangga, perkantoran, maupun industri,” ujarnya.

Rudi juga menuturkan BPPT telah mengkaji terap berbagai teknologi pengolahan air. Dari mulai teknologi sederhana tanpa listrik sampai yang mutakhir dengan menggunakan membran. “Dari mulai air baku air sungai air tanah, air gambut, air laut, air hujan bahkan air tercemar dapat diolah menjadi air bersih yang siap dikonsumsi oleh masyarakat,” paparnya.

LINDUNGI,

HEMAT, DAN

OLAH AIR

22

MARET

HARI

AIR

SEDUNIA

Kualitas Air Tanah Nasional Cenderung Rendah, BPPT Beri Solusi Ketersediaan Air Layak Minum

Rudi lebih lanjut mengingatkan juga pentingnya air sebagai kebutuhan air minum. Sebagai Ketua Tim Air Bersih dan Sanitasi BPPT, dia juga menyebut permasalahan yang sering dijumpai adalah kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat. “Bahkan di beberapa tempat tidak layak untuk diminum,” sebutnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, BPPT sebut Rudi, telah mengkaji terap Teknologi Biofiltrasi dan Teknologi Ultrafiltrasi. Kedua teknologi yang dihasilkan oleh Pusat Teknologi Lingkungan BPPT tersebut diyakini Rudi dapat meningkatkan kualitas air baku yang tercemar limbah domestik, untuk selanjutnya diolah menjadi air siap minum. Teknologi ini diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan ketersediaan air minum yang layak dan bersih di Indonesia.

“Kedepan kami akan melakukan kaji terap terkait restorasi sungai dan perbaikan kualitas air danau. Sehingga kualitasnya meningkat dan dapat digunakan sebagai sumber air baku untuk kebutuhan air minum yang layak,” tuturnya.

Air minum jelasnya, merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus tercukupi. Dalam Millenium Developments Goals (MDGs) yang berakhir di September 2015, tingkat pemenuhan kebutuhan air minum untuk perdesaan masih di bawah yang ditargetkan yakni 68,8%.

Target universal access atau akses 100% terhadap sumber air minum yang aman lanjutnya, bukanlah hal mudah yang bisa dicapai. Kendala utama yang dihadapi adalah kualitas air baku yang semakin menurun karena beban pencemaran yang semakin tinggi. “Secara jumlah, sering kali kita menghadapi kekurangan air baku terutama pada musim kemarau, sementara di musim hujan kita menghadapi masalah banjir,” paparnya.

Institusi penyedia Air Minum atau PDAM tutur Rudi, juga memiliki berbagai kendala. Banyak PDAM harus menanggung harga produksi yang lebih tinggi daripada tarif atau harga air dari masyarakat. Masalah berikutnya adalah tingkat kebocoran yang masih cukup tinggi yakni rata-rata 33%. Selain itu sambungnya, masih banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh sistem perpipaan PDAM yang tinggal di daerah pesisir maupun pelosok yang kualitas air bakunya kurang memadahi seperti gambut atau bahkan payau/asin.

“Untuk mengatasi hal tersebut, perlu lompatan besar dan sinergi yang kuat semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak swasta, maupun masyarakat untuk memberikan solusi konkrit,” ujarnya.

Rudi juga mengungkapkan bahwa BPPT terus mengembangkan berbagai teknologi untuk memberikan solusi peningkatan akses air minum. “Selain teknologi Biofiltrasi dan Ultrafiltrasi untuk perbaikan kualitas air baku PDAM, BPPT juga mengkaji terap teknologi online monitoring untuk pengendalian pencemaran air baku, teknologi daur ulang air limbah untuk substitusi kebutuhan air bersih, serta teknologi pengolahan air

(9)

RAPAT KERJA BPPT 2016

KEPALA BPPT:

PROGRAM BPPT HARUS IKUTI ARAHAN PRESIDEN,

SIGNIFIKAN & BERMANFAAT

MONEY

FOLLOW

PROGRAM

JANGAN

A D A

DUSTA

DIANTARA

UNGGUL PRIYANTO

KEPALA BPPT

(10)

RAPAT KERJA BPPT 2016

Peserta Rapat Kerja BPPT 2016, Dengan Organisasi Baru Kita Tingkatkan Inovasi dan Layanan Teknologi

B

adan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adakan Rapat Kerja 2016 (Raker 2016). Kepala BPPT, Unggul Priyanto menyebut bahwa Program dan Kegiatan BPPT harus mengikuti arahan Presiden. “Money follow program. Jangan ada dusta di antara kita,” tegas Unggul saat membuka Raker BPPT, di Hotel Savoy Homann, Bandung

Terkait hal tersebut, Unggul menuturkan bahwa Presiden meminta agar seluruh instansi pemerintah menggunakan anggarannya untuk mendukung program prioritas nasional.

Untuk mendukung kebijakan Presiden itu, salah satu materi Raker BPPT kali ini adalah Refokusing program dan kegiatan. “Terkait refokusing program dan kegiatan kita harus lihat apa pentingnya, apa perlu dilaksanakan sekarang, kalau tidak

sesuai dengan kebijakan nasional ya nanti saja dilaksanakannya,” ungkap Unggul.

Misal dalam teknologi untuk bidang farmasi, lanjut Unggul, kita analisa apa permasalahan di Indonesia serta apa kebutuhan industri farmasi nasional. “Kita lihat masalah nasional, kasih solusi teknologi. Lihat kebutuhannya dan kita sesuaikan. Refokusing 2017 harus ikut arahan Presiden. Hasil harus lebih jelas dan lebih signifikan,” paparnya

Selain itu, Kepala BPPT menyoroti kurangnya kegiatan BPPT yang dikabarkan di media nasional. Untuk itu Unggul meminta semua unit kerja agar berkegiatan dengan membawa nama besar BPPT.

“Mungkin kegiatan yang kita lakukan dianggap tidak penting oleh yang lain, jarang masuk koran, televisi, dan kurang diketahui orang. Kalau BPPT

tidak dikenal dan tidak dianggap penting ya jangan terlalu berkegiatan secara individu. Saya minta unit kerja harus lebih membawa nama BPPT. Biar orang tahu eksistensi BPPT,” pungkas Unggul.

Tingkatkan Layanan Teknologi, Unit Kerja Harus Hasilkan Inovasi Jangan Hanya Invensi

BPPT tengah memantapkan perannya dalam bidang pengkajian teknologi di Indonesia. Hal tersebut ditengarai dengan aktifnya BPPT memberikan masukan-masukan dalam Undang-undang Iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang tengah digodok.

“Dalam Undang-undang (UU) baru Iptek yang sedang dibahas saat ini, BPPT mengusulkan kata Pengkajian secara jelas masuk dalam ranah UU tersebut,” ucap Kepala BPPT, Unggul Priyanto

dalam sambutan pada acara Pembukaan Rapat Kerja BPPT 2016, di Savoy Homann, Rabu (24/02).

Ia menerangkan, bahwa kata Pengkajian berarti mengumpulkan semua informasi baru, dan menginformasikan kepada masyarakat. “Dalam hal pengkajian teknologi, BPPT bertugas mengumpulkan semua informasi terkait teknologi yang ada di dalam negeri dan teknologi yang akan masuk ke Indonesia, lalu disesuaikan agar bisa diterapkan di Indonesia,” jelas Unggul.

(11)

MENJAWAB TANTANGAN

TEKNOLOGI INFORMASI, ENERGI, DAN MATERIAL

B

ergerak cepat memenuhi arahan Presiden RI Joko Widodo, Kedeputian Teknologi Informasi Energi Dan Material (TIEM) BPPT menggelar Rapat Kerja (Raker) 2016 untuk mencari solusi teknologi akan program prioritas nasional. Deputi Kepala BPPT, Hammam Riza menyebut ada 6 (enam) kompetensi yang berada dibawah kedeputiannya yakni; Teknologi Informasi dan Komunikasi, Elektronika, Kelistrikan, Bahan Bakar, Industri Kimia, dan Material.

“Tiap bidang dalam Kedeputian TIEM, punya isu yang terkait program prioritas nasional. Karenanya saya meminta kepada seluruh personil TIEM untuk bersama meningkatkan eksistensi BPPT, yakni dengan membangun daya saing industri dan kemandirian bangsa melalui enam bidang kompetensi teknologi tadi. Misal yang menjadi program nasional kedaulatan energi, unit kerja yang berkompeten, harus menghasilkan inovasi untuk daulat energi nasional,” tegasnya saat membuka Raker (08/3).

Lebih jauh dirinya mengatakan, Presiden juga memberikan mandat kepada setiap kementerian dan lembaga untuk membuat terobosan agar pembangunan lebih cepat dan dirasakan rakyat. Hal ini dimaksud agar dalam setiap rencana kerja pemerintah yang disusun, harus dapat mempercepat pembangunan infrastruktur untuk memperkuat pondasi pembangunan yang berkualitas.

“Kedeputian TIEM harus bisa memberikan solusi teknologi dan impact besar kepada bangsa. Contohnya jika sasaran pembangunan di 2017 adalah pembangunan kesehatan, perumahan dan pemukiman, maka kita memiliki inovasi rumah polimer. Kita juga memiliki ADS-B (Automatic Dependent Surveillance-Broadcast), sebuah teknologi yang mampu mendeteksi penerbangan pesawat sipil, sangat bermanfaat dalam meningkatkan keselamatan pengguna pesawat. Untuk membangun desa dan kota, kita mengembangkan sistem pemerintahan terintegrasi berbasis TIK sebagai backbone sistem pemilihan secara elektronik atau e-voting,” papar Hammam.

Ia menilai, pelaksanakan program di BPPT harus mempunyai nilai baru. Perubahan mindset, imbuhnya, akan memberikan diferensiasi dan keunikan terhadap solusi teknologi bangsa. “BPPT punya landasan kuat dalam memperkuat program nasional. Saya yakin, BPPT akan memberikan nilai baru dalam menangani isu nasional. Live and don’t let die,” tegas Hammam.

TEKNOLOGI ENERGI UNTUK BAHAN BAKAR

Biodiesel nir Katalis, Substitusi Solar Dengan Harga Lebih Kompetitif

Sebagai unit kerja di lingkungan TIEM BPPT, Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain tengah mengkaji terap teknologi produksi biodiesel nir-katalis. Inovasi tersebut, ungkap Kepala Balai Teknologi Bahan bakar dan Rekayasa Disain, Edi Hilmawan bertujuan untuk mendukung pemerintah menyediakan biodiesel

sebagai substitusi solar dengan harga yang lebih kompetitif.

“Inovasi teknologi produksi biodiesel nir katalis ini mampu mengolah bahan baku minyak jelantah dan PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) dengan kualitas yang lebih beragam, mengurangi biaya investasi peralatan hingga 50%

dan menurunkan biaya produksi hingga 30%,” papar Edi.

Hingga kini lanjut Edi, kaji terap biodiesel nir katalis ini telah mencapai tahap demo plant dengan kapasitas sekitar 1000 liter per hari dan siap dikembangkan menjadi kapasitas yang lebih besar sampai dengan 50 kL per hari. Inovasi ini katanya, dapat digunakan oleh industri yang ingin membangun pabrik biodiesel baru, mengembangkan kapasitas produksinya juga untuk peningkatan efisiensi proses produksinya.

“Kami mengharapkan teknologi ini dapat dijadikan sebagai standard proses produksi biodiesel ke depan untuk mengolah jelantah sebanyak 500.000 ton/tahun serta 500.000 ton/tahun PFAD menjadi high Quality Biodiesel dengan harga yang kompetitif,” tukasnya.

TEKNOLOGI MATERIAL

Rekayasa Teknologi Material, Dukungan Nyata Bagi Industri Nasional

Pusat Teknologi Material (PTM-BPPT) tengah mengkaji terap inovasi terkait ketersediaan dan kualitas bahan baku industri dalam negeri, untuk memperkuat struktur industri nasional

dan meningkatkan nilai tambah sumber daya lokal.

Asep Riswoko, Direktur PTM BPPT, menyebutkan salah satu inovasi yang saat ini sedang dikembangkan PTM adalah pemanfaatan ferronikel lokal sebagai bahan baku utama pembuatan produk implan. Diyakini, inovasi ini bermanfaat bagi tersedianya alat-alat kesehatan yang sangat dibutuhkan masyarakat.

“Hal ini akan mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi produk alat kesehatan berbasis bahan baku lokal dengan biaya yang lebih efisien. Setelah memenuhi beberapa persyaratan ijin edar dari instansi terkait, produk yang dihasilkan pun dapat menggantikan produk impor yang selama ini dipakai,” terang Asep.

Hingga kini purwarupa hasil inovasi PTM telah melewati berbagai uji komponen dan uji biokompatibilitas. Saat ini juga, Asep menambahkan, prototip sudah mencapai tahap ujicoba produksi disalah satu perusahaan pengolah bahan logam. Jika persyaratan administrasi dan perizinan terpenuhi, industri lokal tengah menyiapkan untuk produksi masal.

(12)

MENJAWAB TANTANGAN

TEKNOLOGI INFORMASI, ENERGI, DAN MATERIAL

Dok: RP-Vita

Prototip robot telemedika, dimana robot ini mampu dikendalikan dari jarak jauh menggunakan koneksi internet untuk mengunjungi pasien di masing-masing ruangan.

Layar utama berfungsi untuk komunikasi audio visual antara dokter dengan pasien menggunakan sistem teleconference, maupun menampilkan gambar kondisi kesehatan maupun diagnosis dokter. Halo,

Ilustrasi Prosedur Sertifikat Dijital (Certificate Authortity / CA)

Dear Server melakukan pengecekan data

pengguna di database nasional

kemudian memberikan sertifikat yang

hanya bisa digunakan untuk satu kali transaksi elektronik

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Amankan Data Pemerintah, BPPT Siapkan Berbagai Langkah Jitu

Mewujudkan layanan pemerintahan dan swasta secara elektronik berbasis identifikasi elektronik, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) tengah mengkaji-terap berbagai inovasi. Direktur PTIK BPPT, Michael A. Purwoadi, menjelaskan secara rinci langkah-langkah yang diambil unitnya dalam pengakselerasian program.

“Tujuan tersebut dicapai melalui penggunaan teknologi internet, mobile communication dan cloud computing serta pembangunan Otoritas Sertifikat Dijital (Certificate Authority/CA) yang akan memberikan identifikasi elektronik bagi setiap orang yang bertransaksi melalui internet. Identifikasi elektronik ini akan dapat digunakan dalam mengakses berbagai layanan pemerintahan, layanan swasta. Bahkan identifikasi dapat juga digunakan dalam menjalankan hak demokrasinya dalam pemilihan umum melalui inovasi e-Voting dan e-otentifikasi yang juga sedang diujicobakan,” terang Purwoadi.

Ia juga mengatakan, dalam pengembangannya nanti akan dilakukan pula inovasi di bidang cyber security berupa security operation center yang akan mengamankan data-data yang dipertukarkan sekaligus mengamankan data center cloud computing maupun data center CA.

“Keamanan menggunakan internet mobile communication terhadap adalah keharusan. Dengan terbangunnya sistem ini, kejahatan cyber yang membahayakan pusat data akan terpatahkan,” urainya.

Keunggulan dari inovasi yang dihasilkan adalah adanya kemandirian, ketunggalan dan kerunutan dalam identifikasi elektronik yang diberikan kepada para aktor pengguna. Hal ini menurutnya dikarenakan CA yang digunakan adalah CA-berinduk pada root-CA nasional yakni root-CA yang dibentuk oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Perangkat lunak berbasis cloud computing yang dikembangkan juga dapat dikonfigurasi sesuai dengan kondisi jaringan komunikasi di Indonesia yang sangat bervariasi.

Dengan dibangunnya data center yang diamankan untuk cloud computing serta CA di Indonesia, Ia meyakini bahwa seluruh server data nantinya akan berada di Indonesia. Hal ini tentu saja

yang akan memudahkan pengamanan data-data pemerintahan maupun masyarakat dari kegiatan-kegiatan merugikan yang dilakukan pihak luar negeri.

“Kami berharap teknologi ini dapat digunakan secara nasional oleh pemerintah dan dioperasikan oleh lembaga pemerintah yang berkompeten di bidang infrastruktur TIK dan keamanan cyber. Dengan begitu maka kementerian teknis dapat fokus pada proses bisnis layanan publik yang menjadi wewenangnya. Publik pun akan merasa tenang dalam mengakses setiap layanan pemerintah,” pungkasnya.

TEKNOLOGI ELEKTRONIKA

Pusat Teknologi Elektronika tengah mengkaji terap inovasi konvergensi teknologi telekomunikasi dan elektromedika, serta inovasi tekonologi navigasi udara dan laut.

Direktur Pusat Teknologi Elektronika, Yudi Purwantoro menuturkan inovasi konvergensi telekomunikasi dan elektromedika bertujuan untuk menciptakan sistem diagnosa jarak jauh. Sistem ini menggunakan alat kesehatan di Puskesmas yang dapat melakukan komunikasi multimedia dengan dokter spesialis yang ada di rumah sakit kota melalui internet, sistem yang sering disebut

dengan nama telemedicine. Inovasi telemedicine dapat digunakan di Puskesmas atau fasilitas layanan kesehatan yang jauh dari akses dokter spesialis.

Terkait sistem navigasi udara untuk memantau pergerakan pesawat dan kendaraan di sekitar bandara. Inovasi tenologi navigasi laut menciptakan sistem navigasi untuk memantau pergerakan kapal, baik di tengah laut maupun di sekitar pelabuhan.

Keunggulan inovasi ini adalah menghasilkan produk yang lebih terjangkau harganya tanpa mengorbankan kecanggihan karena menerapkan teknologi terkini. Selain itu alat tersebut dirancang menggunakan komponen yang mudah diperoleh di pasaran, serta perangkat lunak berbasis terbuka, sehingga mudah dalam pemeliharaan. Dengan demikian sistem ini mendukung program nasional dalam meningkatkan akses kesehatan di wilayah yang jauh dari perkotaan. Sistem navigasi mendukung langsung terciptanya keselamatan transportasi udara dan laut.

Hingga kini inovasi ini telah mencapai tahap pengembangan desain prototipe dan akan dilanjutkan secara bertahap ke arah uji fungsi di lapangan dan laboratorium sebagai bagian dari sertifikasi. Diharapkan kedua inovasi tersebut siap diaplikasikan mulai tahun 2018 setelah sertifikasi dan ada industri nasional yang melakukan komersialisasi.

Sedangkan inovasi teknologi navigasi dapat digunakan oleh Kementerian Perhubungan, AirNav Indonesia, Pengelola Bandara, Pengelola Pelabuhan, maupun pemilik kapal laut.

(13)

KABAR STP

TECHNOPARK KAB. PELALAWAN

Kondisi Pembangunan STT Pelalawan Pada Bulan November 2015

Walau bertubuh lebih kecil, jumlah daging SAPI BALI mampu mencapai 60% dari total berat tubuhnya

P

embangunan Science Technology Park

(Techno Park) merupakan bagian dari program Nawa Cita Presiden RI Joko Widodo yang menginginkan pembangunan ekonomi melalui ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Pembangunan kawasan Techno Park ini memiliki fungsi sebagai Center of Excellence, yaitu terbentuknya kerjasama antara dunia usaha, pemerintah dan perguruan tinggi, untuk memperkuat daya saing industri nasional.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendapat mandat untuk melakukan pendampingan terhadap sembilan Science Techno Park Di Indonesia. Kepala BPPT Unggul Priyanto menuturkan bahwa adanya Techno Park dapat meningkatkan kegiatan ekonomi suatu daerah. “BPPT dalam hal ini memberikan pendampingan teknis serta tata cara pengelolaan potensi daerah,” ungkapnya dalam Kunjungan Kerja ke Kabupaten Pelalawan yang merupakan salah satu Techno Park yang didampingi BPPT, (17-18/03).

Kepala BPPT kemudian menyebut Pangkalan Kerinci sebagai ibukota Kabupaten Pelalawan, terus berkembang pesat dengan adanya berbagai macam industri olahan berteknologi canggih. “BPPT akan terus mensupport dan memberikan rekomendasi ke Pemkab Pelalawan,” tegasnya.

Sebagai informasi, Kepala BPPT beserta rombongan meninjau kawasan Techno Park yang juga didampingi Bupati Pelalawan HM. Harris. Tempat pertama yang dikunjungi adalah tempat pembibitan Kelapa Sawit, kemudian hutan alam yang merupakan jalan masuk ke kawasan Techno Park, dan terakhir pembangunan kampus Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P).

Kepala BPPT dan rombongan juga mengunjungi RGE Technology Center (RTC) di kawasan Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). RTC ini merupakan pusat riset pengembangan eukaliptus dan akasia terbesar dan terlengkap yang dikembangkan RAPP.

Pada kesempatan ini Unggul mengatakan agar RTC dapat bekerjasama dengan lembaga riset di Indonesia guna perkembangan ilmu pengetahuan. “Saya ingin fasilitas seperti RTC ini berkolaborasi dengan pemerintah. Agar pembangunan potensi lokal juga meningkat,” ujarnya.

Tidak Harus Impor, Peternak Sapi Lokal Mampu Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri

Tidak hanya terfokus pada pendampingan program Technopark, BPPT juga melakukan sejumlah difusi teknologi pada beberapa kelompok masyarakat di Kabupaten Pelalawan. Salah satunya adalah Kelompok Ternak Karya Lestari di Kecamatan Kerumutan, Pelalawan.

Pada awalnya, Kelompok Ternak Karya Lestari yang dipunggawai oleh Beni, hanya memanfaatkan pelepah kelapa sawit bisa dijadikan pakan ternak sapi bali. Itupun dilakukan tidak berdasarkan riset, hanya berbasis informasi saja.

Menurut Kepala Program Difusi dan Aplikasi Teknologi BPPT, Maman Surachman, ada beberapa hal yang didifusikan Tim PTPP kepada Kelompok Ternak Kara Lestari ini. Pertama adalah Difusi Teknologi Pangan, kedua Difusi Teknologi Reproduksi dan Kesehatan Hewan.

“Kami coba terapkan apa yang kami sebut dengan istilah pakan komplit, yakni campuran dari bungkil, solid dan rumput. Hasilnya sangat memuaskan. Ternak dapat bertambah berat dari yang awalnya 0,2kg/hari menjadi 0,4-0,7kg/harinya,” ujar Maman

Maman menambahkan, memang secara pertumbuhan perhari, sapi bali kalah dengan sapi impor. Namun dari sisi reproduksi sapi bali lebih baik dari sapi impor. Demikian juga dengan jumlah daging yang terkandung. Walau terlihat besar, jumlah daging pada sapi impor ternyata hanya 40persen dari berat badannnya, sedangkan pada sapi bali mencapai 60persen.

Sementara itu, Kepala BPPT, Unggul Priyanto menilai walau Indonesia tidak punya banyak rumput, namun Indonesia menyimpan potensi kelapa sawit yang limbahnya bisa dimanfaatkan. BPPT juga telah mampu menghasilkan pakan yang bernutrisi tinggi. Disamping menambah berat tubuh, kesehatan dan reproduksi hewan ternak pun dapat terjaga dengan baik.

(14)

KEGIATAN

KEGIATAN

Kepala BPPT, Unggul Priyanto bersama dengan perwakilan pihak

Qingdao Vland Biotech Co. Ltd., Chengang, usai menandatangani

MoU pengembangan teknologi bioindustri di Tiongkok

Kepala BPS Suryamin dan Kepala BPPT Unggul Priyanto berfoto bersama usai penandatanganan MoU di Kantor BPS, Jakarta.

D

itengah pesatnya perkembangan bioteknologi (bioindustri) di dunia internasional dengan berbagai alat dan teknologi yang mumpuni, Indonesia tampaknya masih perlu banyak mengejar berbagai ketertinggalan. Dibandingkan dengan negara lain di Asia seperti India, Thailand dan China, fasilitas instrumentasi di Indonesia masih terbilang minim. Sedikitnya belanja riset serta kurangnya dukungan kebijakan, menjadi salah satu faktor penyebab tersendatnya pengembangan bioindustri di negara ini

Dalam rangka meningkatkan penguasaan bioteknologi dan mendukung pengembangan bioindustri di Indonesia, BPPT bersama Qingdao Vland Biotech Group Co.Ltd., sepakat melakukan penandatanganan nota kesepahaman tentang Biotechnology Innovation for Promoting Valuable Products.

“Kerjasama ini merupakan salah satu langkah bagi BPPT untuk menjadi pusat unggulan teknologi bioindustri di Indonesia. Inovasi dan layanan teknologi untuk kemajuan bioindustri Indonesia, akan segera terwujud. Saya yakin akan hal itu,” ucap Kepala BPPT usai melakukan penandatanganan di Gedung Qingdao Vland Biotech Group Co.Ltd, Tiongkok (02/3).

Sebagai informasi, Qingdao Vland Biotech Group Co.Ltd., adalah salah satu industri bioteknologi terbesar di China. Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Tiongkok, telah memiliki kerjasama bilateral dalam bidang Sains dan Teknologi sejak tahun 2011. Penandatangan nota kesepahaman antara BPPT dan Qingdao Vland Biotech Group Co.Ltd, akan segera ditindaklanjuti dengan kerjasama implementasi dalam bentuk Project Agreement dengan fokus transfer teknologi, training, join research dan pengembangan bisnis produk enzim dan biofertilizer di Indonesia dengan prinsip saling menguntungkan.

Deputi kepala BPPT Bidang TAB, Eniya Listyani Dewi, yang turut mendampingi Kepala BPPT menyatakan bahwa kerjasama ini sangatlah penting. “Walaupun antar kedua negara telah melakukan kerjasama bilateral sejak 2011, namun belum ada langkah-langkah konkrit untuk implementasinya sampai sekarang. Dengan adanya kolaborasi BPPT dan Vland Biotech, akan membantu bioindustri Indonesia untuk berjaya dan berdaya saing di pasar internasional”, ucapnya.

D

i tengah turunnya tingkat kepercayaan terhadap reliabilitas data sebagai masukan dalam pembangunan di sektor pertanian terutama tanaman pangan, sudah menjadi kewajiban kita sebagai institusi pemerintah untuk meningkatkan kualitas data dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional.

Adalah suatu kebanggaan bagi BPPT, bahwa pada hari ini dapat melaksanakan penandatangan nota kesepahaman bersama dengan Badan Pusat Statistik dalam rangka pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas dan reliabilitas data terutama untuk mendukung program ketahanan pangan,”demikian sambutan Kepala BPPT Unggul Priyanto saat acara Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Serah Terima Sistem Kerangka Sampel Area dengan BPS, di kantor BPS, Jakarta. (9/2)

Menurut Kepala BPPT serah terima kali ini merupakan teknologi inventarisasi untuk estimasi dan peramalan luas tanaman padi terutama luas panen yang didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah yang disebut sebagai sistem pendekatan ‘Kerangka Sampel Area (KSA)’. Sistem tersebut merupakan intergrasi dari beberapa disiplin ilmu pengetahuan, terutama Statistika, pertanian, teknologi remote sensing (GIS), GPS dan teknologi informasi. “Saya berharap Sistem Kerangka Sampel Area ini dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan data dan informasi di bidang tanaman pangan pada khususnya dan bidang pertanian pada umumnya,” ungkap Unggul.

SementaraKepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, menuturkan bahwa pada tahun 2015 BPS bekerjasama dengan BPPT telah menguji pendekatan Kerangka Sampel Area (KSA) untuk mengestimasi luas fase-fase tumbuh padi terutama luas panen di dua Kabupaten yaitu Indramayu dan Garut.

“Hasil evaluasi uji-kaji menyimpulkan, bahwa metodologi baru ini layak untuk diimplementasikan dalam skala Provinsi, Jawa, Luar Jawa dan Nasional. Pendekatan KSA adalah pendekatan statistik spasial berbasis pada penyampelan yang menggunakan area lahan sebagai unit enumerasi. Secara keseluruhan sistem KSA yang diimplementasikan untuk estimasi luasan padi merupakan integrasi beberapa disiplin ilmu pengetahuan, terutama ilmu statistik, pertanian, SIG (Sistem Informasi Geografi), remote sensing, GPS dan teknologi informasi,” ujarnya.

Suryamin kemudian mengharapkan agar hasil-hasil kajian teknologi dari BPPT dapat berperan dengan baik dalam proses pembangunan. “Karya BPPT harus mampumemacu lahirnya karya-karya Iptek yang inovatif sebagai pilar untuk memperkuat daya saing bangsa,” pungkasnya.

(15)

KEGIATAN

KEGIATAN

Abraham Mose

Dirut PT Len Industri

Unggul Priyanto

Kepala BPPT Hilmi Panigor

Dirut Medco Group

Sri Sultan Hamengkubuwono X

Gubernur DIY

MoU antara BPPT, PT Len Industri, Medco Group, dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga surya 20 MW

Peserta seminar internasional Indonesia dan Jepang, SATREPS “Appropriate Technology For Biomass Derived Full Production”

B

adan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah mengkaji terap teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) skala kecil untuk kawasan kepulauan Indonesia. Menurut Kepala BPPT, Unggul Priyanto, sebenarnya potensi panas bumi di banyak daerah, dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat setempat. “Alih-alih untuk memenuhi kebutuhan listrik dasar,” ungkapnya saat mengikuti Bali Clean Energy Forum 2016, Nusa Dua (11/02).

Energi panas bumi, kata Unggul, sayang jika tidak dimanfaatkan. Menurutnya, potensi geothermal bisa untuk menggantikan energi diesel yang banyak dipakai di pulau-pulau seperti di NTT, NTB atau di Maluku, yang selama ini dirasa kurang memadai.

“Selama ini, pembangkit listrik tenaga panas bumi skala kecil tidak pernah dibangun karena dinilai tidak ekonomis. Padahal apabila dikembangkan, hasilnya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat kepulauan. Apalagi jika semua komponen diproduksi oleh perusahaan nasional,” ungkapnya.

Ia mencontohkan beberapa komponen yang mampu diproduksi oleh perusahaan nasional. Misalnya generator pembangkit listrik bisa dibuat oleh PT Pindad, turbinnya oleh PT Nusantara Turbin dan Propulsi (NTP) anak perusahaan PT DI, kondensor oleh PT Boma Bisma Indra dan desain oleh BPPT. Dengan demikian Indonesia akan mampu meniadakan berbagai komponen impor.

BPPT bersama dengan Jerman, lanjut Unggul, juga sedang membangun percontohan pemanfaatan uap panas buangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) yang selama ini tidak dimanfaatkan.

“Uap panas sisa hasil buangan PLTPB di Lahendong, Sulawesi Utara, suhunya mencapai lebih dari 100 derajat Celcius. Uap panas buangan itu masih bisa dipakai lagi untuk membangkitkan tenaga listrik hingga 500 kW. Ini akan jadi percontohan peningkatan kapasitas PLTPB,” katanya.

Menurut Unggul, program pemanfaatan energi alternatif seperti panas bumi, tidak seharusnya tersendat oleh turunnya harga minyak, karena cadangan energi fosil selain tidak bersih juga pasti akan habis.

Sebagai informasi, forum bertema “Bridging the Gap, Promoting Global Partnership” yang dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla itu dihadiri lebih dari 700 orang, termasuk Menteri Energi negara sahabat, perwakilan pemerintah negara sahabat, hingga perwakilan organisasi internasional, sektor publik dan swasta, serta para ahli, praktisi, dan akademisi di bidang energi bersih.

Tujuan forum energi bersih itu adalah untuk menjembatani perbedaan dan memperlihatkan Center of Excellence (CoE) energi bersih kepada komunitas internasional, sebagai pijakan menuju kerja global penyebaran energi bersih.

BPPT KEMBANGKAN PEMBANGKIT LISTRIK

PANAS BUMI UNTUK KEPULAUAN

BPPT DAN JEPANG TEMUKAN TEKNOLOGI

PEMANFAATAN ENERGI BIOMASSA

BAHAN BAKAR CAIR DAN GAS

E

nergi biomassa adalah jenis bahan bakar yang dibuat dengan mengkonversi bahan biologis seperti tanaman. Untuk mengubah jadi bahan bakar itu menggunakan teknologi gasifikasi, yaitu suatu proses pengubahan bahan bakar padat secara termokimia menjadi gas.”

Demikian diungkapkan Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material (TIEM) Hammam Riza saat membuka acara Seminar Appropriate Technology for Biomass Derived Fuel Production di Kantor BPPT, Jakarta (17/2)

Hammam kemudian menuturkan bahwa pihaknya berupaya mewujudkan komitmen Indonesia untuk beralih pada Energi Baru Terbarukan (EBT). Terkait hal ini Pusat Teknologi Sumberdaya Energi dan Industri Kimia (PTSEIK), BPPT bekerja sama dengan Science and Technology Research Partnership for Substainable Development (SATREPS), telah menemukan teknologi pemanfaatan energi biomassa yang ada di Indonesia untuk menjadi bahan bakar cair dan gas.

Kesepakatan antara PTSEIK dan SATREPS sendiri telah terjalin sejak dua tahun lalu dan berakhir pada 2019. Pemanfaatan energi biomassa tersebut didanai oleh Japan Science and Technology Agency (JST) dan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Kegiatan ini, tambah Hammam bertujuan untuk membahas dan mencari solusi akan krisis energi yang saat ini melanda global, termasuk Indonesia. “Indonesia saat ini telah memasuki era lampu kuning dalam krisis pasokan energi nasional. Selain itu, penggunaan BBM dari fosil juga berakibat pada permasalahan lingkungan global. Dimana gas dan partikulat yang ekstrim emisi dari transportasi dan industri seperti kualitas udara yang memburuk,” terang Hammam.

Direktur PTSEIK BPPT, Adiarso mengatakan, salah satu kekayaan energi biomassa yang dimiliki oleh Indonesia, adalah limbah tandan sawit. “Sawit Indonesia produsen terbesar di dunia, produksi 32 juta ton pertahun. Sawit itu menghasilkan limbah juga, tandan kosong, batang. Otomatis ini terbesar, ini belum digarap,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asian People’s Exchange (Apex), Nao Tanaka, yang membawahi SATREPS menyebutkan teknologi yang akan digunakan untuk mengubah energi biomassa menjadi bahan bakar adalah Gasifikasi Fluidized Bed. Teknologi yang diusungnya ini dapat mengubah limbah tandan sawit menjadi bahan bakar, dengan menggunakan katalisator tanah liat.

(16)

KEGIATAN

KEGIATAN

Deputi Kepala BPPT Bidang TPSA, Wimpie Agoeng Noegroho bersama dengan Kapten Tiur Maeda dan jajaran BPPT-BMKG-NOAA berfoto bersama di depan anjungan KR Baruna Jaya I sebelum bertolak ke perairan Aceh.

Duta Besar Austria untuk Indonesia Andreas Karabaczek (kedua dari kiri) meninjau Laboratorium Uji Emisi milik BPPT di Puspiptek Serpong.

B

ekerja sama dengan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) U.S. Department of Commerce serta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), BPPT melakukan riset bersama dalam pengamatan perubahan iklim laut untuk deteksi ancaman tsunami di perairan Aceh.

“BPPT memiliki kapal riset dengan kemampuan peralatan dan sumber daya manusia yang mumpuni. Kami juga memiliki buoy tsunami yang dapat memancarkan data dan memberikan peringatan apabila ada ancaman tsunami,” terang Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumber daya Alam BPPT, Wimpie Agoeng Noegroho, pada acara Open Ship Kapal Riset Baruna Jaya I di Pelabuhan Malahayati, Aceh (3/03).

Wimpie menambahkan, selain dapat memberikan peringatan akan bahaya tsunami, buoy juga dapat dimanfaatkan dalam memberikan data klimatologi yang dibutuhkan, khususnya bagi BMKG yang berwenang dalam mengolah data tersebut. Ia juga meyakini, kerja sama dengan BMKG akan membawa manfaat besar bagi Indonesia.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, R. Mulyono Rahadi Prabowo, juga menyatakan bahwa selama

B

adan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) luncurkan fasilitas uji emisi untuk kendaraan bermotor roda dua dengan kapasitas mesin 250 hingga 2.000 cc.

Kepala BPPT Unggul Priyanto dalam sambutannya mengatakan fasilitas baru uji emisi itu sesuai amanah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 64 Tahun 2014 di mana Balai Termodinamika, Motor dan Propulsi (BTMP-BPPT) diberi kewenangan menentukan metode uji, memvalidasi serta sertifikasi produk yang diajukan.

Unggul menambahkan, motor besar 250 cc hingga kapasitas 2000 cc akan terkena pajak barang mewah. Namun ketika lulus uji emisi, berbahan bakar ramah lingkungan dan efisien akan mendapatkan insentif pemotongan pajak 25-50 persen.

“Untuk pengujian emisi, Kementerian Keuangan menunjuk BPPT. Namun besaran harga atau biaya pengujian emisi masih dihitung,” katanya di sela acara Peluncuran Fasilitas Uji Emisi BPPT di Puspiptek, Tangsel (19/1).

Disebutkannya bahwa Laboratorium uji emisi sepeda motor berstandar internasional ini dapat menguji mesin hingga 2000cc. Laboratorium itu dapat digunakan untuk tes emisi, tes performa, tes ini pengamatan yang dilakukan BMKG masih banyak

terpusat didarat, sedangkan untuk pengamatan laut masih belum teroptimalkan.

“Dari 180 UPT (Unit Pelayanan Teknis) di BMKG yang melakukan pengamatan cuaca dan iklim, hanya 10 UPT yang melakukan pengamatan cuaca dan iklim maritim. Itu pun hanya untuk pengamatan di wilayah dalam, bukan untuk wilayah pesisir,” terang Mulyono.

Kondisi cuaca iklim di wilayah Indonesia, menurut Mulyono, tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi cuaca iklim setempat, tetapi juga dipengaruhi oleh sisi sebelah barat Samudra Hindia dan sebelah timur Samudra Pasifik. Sementara, data pengamatan laut di wilayah tersebut masih sangat minim.

“Khususnya bagi BMKG, kami sangat membutuhkan adanya data tersebut untuk perkiraan iklim di Indonesia. Interaksi udara laut sangat penting dalam pengamatan kondisi cuaca. Bersama dengan BPPT yang memiliki fasilitas lengkap, kami optimis data-data yang dibutuhkan akan segera diperoleh”, pungkasnya.

konsumsi bahan bakar untuk metode keseimbangan karbon dan pengukuran langsung dengan metode arus meter.

“Lab uji emisi ini berkemampuan mengukur emisi gas buang, kinerja maupun konsumsi bahan bakar hingga kapasitas 2000 cc yang dipersiapkan mendukung Low Carbon Emission dengan metode dan fasilitas uji yang mengacu pada regulasi internasional (UN ECE regulation),” tukasnya

Di tempat yang sama, dilaksanakan penandatanganan MoU antara BPPT dan EMCO dengan EMCO (perusahaan Austria). Nota kesepahaman ini menyepakati adanya transfer teknologi, serta pembangunan kapasitas sumberdaya manusia terkait permesinan dan manufaktur di Indonesia.

Duta Besar Austria untuk Indonesia Andreas Karabaczek mengatakan melalui nota kesepahaman yang telah ditandatangani BPPT dengan EMCO (perusahaan Austria) Indonesia mendapat teknologi kelas dunia. Hal yang perlu dipikirkan adalah peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) untuk bisa memajukan manufaktur di Indonesia. “Kerja sama disepakati selama Lima tahun, termasuk pengembangan teknologi manufaktur perkakas yang berkaitan dengan kelistrikan dan transportasi ,” pungkasnya.

PERKUAT DATA PENGAMATAN LAUT

BMKG-NOAA LAKUKAN KERJA SAMA

(17)

KEGIATAN

Adalah suatu kebanggaan bagi BPPT, bahwa pada “Sinergi antar BUMN, Hilirisasi dan kandungan lokal untuk dapatkan niai tambah serta Pembangunan ekonomi daerah terpadu merupakan pilar strategi dari Kementerian BUMN. BPPT khususnya, akan sangat mampu berkontribusi secara maksimal pada pilar Hilirisasi dan kandungan lokal untuk dapatkan nilai tambah”.

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Hary S, saat menghadiri Rapat Kerja BPPT 2016 di Bandung, Rabu (24/02).

Menurut Hary, hal tersebut disebabkan karena tingginya impor bahan baku, lemahnya industri dasar nasional serta tidak meratanya supply chain. “Untuk itu Kementerian BUMN melihat bahwa pilar ini perlu didorong,” imbuhnya.

Pemerintah saat ini telah menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju

Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas yang disebut NAWACITA. Salah satu agendanya adalah meningkatkan produktivitas rakyat

dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa

maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

“Hal tersebut sangat penting dalam menghadapi MEA yang sarat akan persaingan. Tidak hanya teknologi yang akan dengan mudah masuk kesini, tenaga kasar dan buruh pun dapat dengan langsung bekerja disini. Tanpa adanya daya saing dan kemandirian, kita akan dengan mudah terlibas. Disini BPPT harusnya dapat berperan lebih banyak untuk meningkatkan daya saing melalui inovasi teknologi,” paparnya.

Ia mencontohkan, bahkan sekelas Negara Amerika Serikat memiliki

instansi yang secara khusus memberikan rekomendasi inovasi

dan teknologi, langsung ke Presiden Barrack Obama. “BPPT pun harus mampu melakukan hal yang sama,” pungkasnya.

K

ementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) mendorong adanya sinergitas antar lembaga dalam menumbuhkan hilirisasi dan kandungan lokal untuk mendapatkan nilai tambah. Hal tersebut merupakan salah satu dari rencana strategis yang dicanangkan Kementerian BUMN saat ini.

P

residen RI Joko Widodo telah menginstruksikan kepada setiap Kementerian dan Lembaga Pemerintah agar mendukung Program Prioritas Nasional.

Terkait arahan tersebut,

Sekretaris Utama

Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi (BPPT), Soni Solistia Wirawan

mengingatkan kepada seluruh unit kerja di lingkungan Sekretariat Utama (Setama) BPPT agar meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan program dan kegiatan.

“Kita harus dapat meramu strategi yang tepat agar program dan kegiatan yang kita laksanakan selaras dengan agenda prioritas nasional,” ungkap

Soni pada Rapat Kerja (Raker) Setama 2016 yang berlangsung di Yogyakarta, (30/3).

Soni kemudian mengungkapkan bahwa Raker kali ini berlangsung di Yogyakarta dengan tujuan mengenalkan salah satu program BPPT yakni Baron Techno Park di Kabupaten Gunung Kidul.

Lebih lanjut Soni juga mengingatkan kepada seluruh jajarannya agar dalam melaksanakan setiap tugas, mengedepankan semangat Revolusi Mental. “Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong,” pungkasnya.

Sebagai informasi Raker Setama 2016 ini akan membahas mengenai Evaluasi Kegiatan Tahun 2015 dan Renstra Tahun 2016.

BPPT MAMPU

BERKONTRIBUSI

DALAM MENDORONG

HILIRISASI DAN

KANDUNGAN LOKAL

(18)

KEGIATAN

KEGIATAN

Kepala BPPT Unggul Priyanto menerangkan maket pembangkit energi terbarukan panas bumi berkapasitas di atas 3 MW kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Puan Maharani

W

akil Presiden RI, Jusuf Kalla membuka Rakernas Kemenristekdikti 2016 yang mengusung tema Membangun Sinergi Ristek dan Dikti Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa di Graha Widya Bhakti (GWB), Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan.

Kegiatan akbar yang menjadi agenda tahunan ini dimaksudkan untuk menyusun berbagai langkah dan tindakan konkret Kemenristekdikti dalam menuntaskanprogram/kegiatan prioritas di tahun 2016 serta menyiapkan rancangan kebijakan dan program tahun 2017 sebagai bahan Musyawarah Perencaanan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2016, meliputi peningkatan kualitas pembelajaran, reformasi LPNK, peningkatan kualitas SDM, pengembangan pusat ungulan inovasi dan Science & Technology Park, peningkatan sarana dan prasarana, serta hilirisasi produk inovasi. Demikian yang disampaikan Menristekdikti, M.Nasir saat memberikan laporan pelaksanaan kegiatan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla di hadapan ratusan peserta Rakernas 2016.

Sebagai rangkaian Rakernas ini juga diadakan Pameran Inovasi terkait capaian Lembaga Litbang

dan Perguruan Tinggi. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada kesempatan ini menampilkan karya teknologi di Bidang Hankam, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Energi Terbarukan, Pangan, Transportasi dan lainnya.

Wapres RI yang menyambangi salah satu benda pamer BPPT pada stand energi terbarukan menyatakan bahwa saat ini energi terbarukan diperlukan dalam rangka mendukung program nasional. Kepala BPPT Unggul Priyanto kemudian menjelaskan mengenai kaji terap Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi 3 MW yang tengah dilakukan jajarannya. “Program ini memang masih berskala 3 MW, namun kami juga sanggup untuk meningkatkan skala pembangkit energi terbarukan panas bumi diatas 3 MW,” pungkas Unggul.

Sementara, Menristek Dikti Muhammad Nasir mengatakan kegiatan akbar ini menjadi agenda agenda tahunan Kemenristek Dikti. Tujuannya untuk menyusun berbagai langkah dan tindakan konkret Kemenristekdikti dalam menuntaskan program/kegiatan prioritas ditahun 2016 serta menyiapkan rancangan kebijakan dan program tahun 2017 sebagai bahan Musrenbangnas 2016.

Meliputi peningkatan kualitas pembelajaran, reformasi LPNK, peningkatan kualitas SDM, pengembangan pusat unggulan inovasi dan science & technologi park, peningkatan sarana dan prasarana serta hilirisasi produk inovasi.

“Secara khusus penyelenggaraan Rakernas diharapkan dapat membangun sinergi antara para pemangku kepentingan Kemenristekdikti dalam membangun daya saing bangsa.,” papar Nasir Senin (1/2).

Sinergi tersebut akan diwujudkan dalam cetak biru Sinergi Lembaga Litbang, pendidikan tinggi dan industri dan cetak biru pengembangan Ristek dan Dikti.

Melalui Rakernas ini pula Nasir berharap dapat dilakukan identifikasi strategi dan praktek terbaik dalam pengelolaan Perguruan Tinggi dan lembaga Litbang agar perguruan tinggi dan lembaga litbang menjadi semakin bermutu.

DI HADAPAN

WAPRES,

KEPALA BPPT:

KAMI MAMPU

TINGKATKAN

PEMANFAATAN

ENERGI

PANAS BUMI

(19)

BERITA GAMBAR

BERITA GAMBAR

10

12 13

1 9

3

4 5

11 2

8

7

BALI CLEAN ENERGY FORUM 2016

@Nusa Dua, Bali - 11 February 2016

MoU Antara BPPT Dengan EMCO

@Gd. Tekno II BPPT, PUSPIPTEK - 19 Januari 2016

Sosialisasi Dan Penyegaran

Perpres No.4 Th.2015

@Yogyakarta - 9-11 Februari 2016

Intensive Observation Period

@Gd. Ir. H. Soebagyo, PUSPIPTEK - 19 Januari 2016

MoU, PKS, dan Kuliah Umum Kepala BPPT di UTS (Sumbawa)

@Universitas Teknologi Sumbawa - 20 Februari 2016

Penandatangan Kerjasama BPPT Dengan

Dirjen DUKCAPIL Kementerian Dalam Negeri

@Gd.Tekno 3, PUSPIPTEK - 28 Januari 2016

1. Penandatanganan MoU Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya 20 MW antara BPPT, PT Len Industri, Medco Group, dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Forum bertema “Bridging the Gap, Promoting Global

Partnership” dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. 1. Penandatanganan MoU antara Kepala BPPT Unggul

Priyanto dengan CEO EMCO Stefan Hansch, disaksikan oleh Dubes Austria untuk Indonesia Andreas Karabaczek. 2. Kunjungan Andreas Karabaczek ke Fasilitas Laboratorium

Uji Emisi BPPT, salah satu dari dua tempat uji emisi se-Asia Tenggara

8,9. Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Humas BPPT Ardi Matutu memberikan paparan mengenai prosedur pengadaan barang/jasa di Kementereian maupun Lembaga Pemerintah.

3. Petugas BPPT mengamati curah hujan di alat pemantauan otomatis

4. Deputi Kepala BPPT Bidang TSPA Wimpie Agoeng Noegroho membuka rangkaian kegiatan IOP.

5. Radiosonde, perangkat yang terdiri dari unit transmitter yang diterbangkan dengan balon sonde ,dan alat penerima berfungsi untuk mengukur unsur cuaca secara vertikal

(20)

BERITA GAMBAR

SETIAP JUMAT 08.00 - 09.00 WIB

DI LAMAN

IPTV.BPPT.GO.ID

RUBRIK

TEKNOLOGI

14

CIO Forum 2016: Building The Digital

Platform For EU-ASEAN

@Ruang Komisi Utama BPPT, Jakarta - 2 Maret 2016

14 Deputi TIEM BPPT Hamam Riza membuka forum yang merupakan merupakan ajang pertemuan para penentu kebijakan, CIO dan pakar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dari berbagai kawasan ASEAN dan Uni Eropa.

15

16

Techno Park Pelalawan

@Pelalawan - 17-18 Maret 2016

15. Kepala BPPT Unggul Priyanto dan Deputi Kepala BPPT Bidang TAB Eniya L. Dewi mengunjungi RGE Technology Center yang merupakan pusat riset pengembangan eukaliptus dan akasia terbesar dan terlengkap yang dikembangkan oleh Riau Andalan Pulp And Paper 16. Rombongan BPPT juga meninjau kawasan Techno Park

Pelalawan tepatnya di pembibitan kelapa sawit yang dipadukan dengan peternakan sapi.

17

Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi

Pegawai BPPT Tahun Buku 2015

@Ruang Komisi Utama BPPT, Jakarta - 23 Maret 2016

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengumpulan data melalui kuesioner dilakukan untuk mengetahui karakteristik penumpang serta kepuasan wisatawan pengguna Bus Tingkat Wisata City Tour Jakarta

Dalam hukum, terdapat beberapa aspek penting yang dapat menegakkan hukum itu sendiri, aspek ini harus digiatkan dan disadari oleh semua aparat pemerintah maupun masyarakat sehingga

• Unit ekuivalen yang diselesaikan pada 175 unit fisik yang dimulai dan diselesaikan sama dengan 175 unit dikalikan 100 % untuk bahan langsung dan biaya konversi, karena semua

BMT L-RISMA sebagai salah satu koperasi jasa keuangan yang mempunyai unit usaha yang banyak di bidang pelayanan jasa.Dalam hal ini tidak terlepas dari kebutuhkan

Metode Taguchi merupakan metode untuk peningkatan kualitas yang dilakukan sebelum proses produksi terjadi atau disebut off-line quality control. Karakteristik kualitas pada

Indonesia Ibukota Negaranya Adalah Jakarta Berada di Wilayah Asia Tenggara 65.. Inggris Ibukota Negaranya Adalah London Berada di

Cara kerja perubah arah putaran sistem hidrolik (Sumber Yanmar Diesel, 1980 ).. Perlengkapan pada sistim hidrolik reduksi/perubahan arah. Dalam operasinya handle maju/mundur, alat

sudah berupaya untuk menerapakan pendekatan saintifik pada pembelajaran dari proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan membentuk jaring. Namun dalam