• Tidak ada hasil yang ditemukan

fa transmedia edisi 2 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "fa transmedia edisi 2 2016"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

EDISI 02 I 2016

40

Tingkatkan Keselamatan dan Keamanan Angkutan

Penyeberangan

52

Menyongsong Era Perkeretaapian Papua

22

Teknologi VTS Untuk Keselamatan Pelayaran

KONSISTENSI

MENJAGA

(2)
(3)

Konsistensi

Pembangunan

Transportasi

Pembaca Budiman

K

ementerian Perhubungan terus teguh dalam menegakkan aturan keselamatan bertransportasi. Tidak hanya itu, implementasi kebijakan terkait keamanan dan peningkatan pelayanan pun tidak pernah kendor pengawasannya. Semangat itulah yang menjadi garis utama kebijakan Kementerian ini untuk mengurangi insiden kecelakaan baik di darat, laut, udara dan perkeretaapian.

Dalam kerangka itu pula, implementasi regulasi keselamatan, keamanan dan pelayanan transportasi setelah beberapa waktu berjalan, perlu evaluasi. Data Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada 2015 menunjukkan penurunan tingkat insiden kecelakaan. Tingkat keselamatan angkutan umum di darat, laut, udara dan perkeretaapian pun meningkat.

Harapan masyarakat sedikit terpenuhi. Mereka memperoleh pelayanan transportasi yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Lihatlah perubahan yang terjadi di subsektor angkutan kereta api. Sejak selesainya pembangunan jalur ganda (double track) di Pulau Jawa, jadwal perjalanan kereta meningkat dan masyarakat lokal mendapatkan manfaat dari banyaknya jumlah penumpang kereta yang singgah di daerah mereka.

Beberapa daerah mulai merasakan manfaatnya. Komoditas lokal bisa mudah menyebar ke daerah lain berkat akses kereta api yang mudah dan murah di titik-titik pemberhentian stasiun kereta api di jalur Pantura Pulau Jawa. Pertumbuhan ekonomi ikut naik seiring bertambahnya jadwal kereta yang melintas.

Perkembangan di subsektor lain pun tak ketinggalan. Kondisi sejumlah bandara di daerah-daerah telah berubah. Selain perbaikan fasilitas terminal dan akses yang lebih mudah, gencarnya pembangunan bandara ,--dengan menambah panjang landasan pacu,-- memungkinkan pesawat berbadan lebar bisa mendarat.

Pengembangan bandara menunjang kegiatan perekonomian lokal. Naiknya jumlah pengunjung, --setelah akses penerbangan terbuka-- menciptakan biaya angkutan udara yang lebih murah.

Peningkatan keselamatan, dan kapasitas sarana dan prasarana perhubungan juga terjadi di subsektor darat dan laut. Pelimpahan kewenangan pengelolaan terminal tipe A dan jembatan timbang diharapkan bisa meningkatkan keselamatan dan pelayanan transportasi di jalan. Pemerintah juga telah mengeluarkan lima peraturan baru dalam rangka meningkatkan keselamatan dan keamanan angkutan penyeberangan. Sementara, penerapan Vessel Traffic System (VTS) dan sistem layanan online Inaportnet, akan meningkatkan pelayanan di dunia pelayaran. Selain terus mengawal regulasi keselamatan dan keamanan, langkah pemerintah membangun infrastruktur transportasi menjadi prioritas pemerintahan kini. Semua bertujuan agar pelayanan kepada masyarakat terutama di kawasan tertinggal semakin meningkat. Prioritas pembangunan transportasi diawali dari daerah pinggiran, terisolir, dan pedalaman agar tercipta konektivitas nasional. (*) Majalah Kementerian Perhubungan

No.STT. No. 349 SK/Ditjen PPG/STT 1976 ISSN : 0853179X

PEMBINA :

Menteri Perhubungan RI PENASEHAT :

Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keterbukaan Informasi Publik dan Organisasi Sosial

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Direktur Jenderal Perhubungan Udara Direktur Jenderal Perkeretaapian

Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan Kepala Badan Litbang Perhubungan

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek PENANGGUNG JAWAB :

Hemi Pamuraharjo PEMIMPIN REDAKSI : Budi Rahardjo REDAKTUR PELAKSANA : Tinitah S. Amrantasi Muhammad Pamungkas REDAKSI :

Franky Houtman Simatupang, Gatut Aribowo S, Romauli Fransiska, Revi Yohana, Daniel Pietersz, Yosephin Parsaulian, Muhammad Mifdhal, R. Achmad Herdin, Hari Supriyono, Hariyadi Dwi Putera H, Christanto Agung TIM REDAKSI :

Andesrianta Rakhmad, Andung Bayumurti, Prayogie, Syarifah Noor Hidayati REDAKSI FOTO :

Muhamad Nurcholis, Okto Berbudi, Nur Fitrianto Alfian, Chairudi Bharata Dharma, Abdullah Baraja, Dyota Laksmi Tenerezza

ALAMAT REDAKSI :

Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat Telp. (021) 3504631, 3811308 Ext. 1122, 1419 Fax (021) 3504631, 3511809

E-MAIL :

[email protected] PENERBIT :

Kementerian Perhubungan RI

EDISI 02 I 2016

EDISI 02 I 2016

40Tingkatkan Keselamatan dan Keamanan Angkutan Penyeberangan 52

Menyongsong Era Perkeretaapian Papua

22Teknologi VTS Untuk Keselamatan Pelayaran

KONSISTENSI MENJAGA KESELAMATAN & PELAYANAN TRANSPORTASI

EDITORIAL

Cover :

(4)

DAFTAR ISI

TRANSMEDIA I EDISI 02 I 2016

TRANSDARAT TRANSLAUT TRANSUDARA TRANSPERKERETAAPIAN

18 Pentingnya Manajemen Keselamatan dan Pelayanan Transportasi Darat

22 Teknologi VTS Untuk Keselamatan Pelayaran

26 INAPORTNET, Solusi Peningkatan Performansi Logistik Indonesia

30 Menguatkan Peran Pengawasan Otban

34 Keselamatan KA Tanggung Jawab Bersama

36 Jalur KRL Ke Maja Dongkrak Ekonomi Lebak

10

TRANSUTAMA Konsistensi Menjaga Keselamatan Dan Pelayanan Transportasi

3 EDITORIAL 6 INFOGRAFIS 8 MATA

Garuda Indonesia, Bandar Udara Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur melayani rute Banywangi - Denpasar

(5)

74

TRANSWISATA

Mengulik Wahana Menarik Museum Angkut 46 Identitas Awak

Pesawat Udara Wajib Diperiksa

47 Tingkatkan Pelayanan Sejumlah Bandara Diresmikan

48 Hidupkan Kultur Angkut Barang Dengan KA 50 KA Pelabuhan Untuk

Terminal Teluk Lamong 52 Menyongsong Era

Perkeretaapian Papua 40 Tingkatkan

Keselamatan dan Keamanan Angkutan Penyeberangan 42 Tarif Angkutan Umum

Kelas Ekonomi Turun 43 Cek Fisik Tetap

Berlangsung Untuk Menjaga Keselamatan 44 Percepat Tol Laut,

Sejumlah Pelabuhan Diresmikan

38 Upaya Kembangkan SDM Transportasi SUMBER DAYA MANUSIA

KILAS BERITA

62

POTRET

Mengulas Kembali Kereta Api di Serambi Mekkah

70

INTERNASIONAL

Bandara Gibraltar, Bandara Terekstrim Di Dunia

TRANSHIJAU

76 E-Bone, Eco Bus Hybrid dan Futuristik

PERSPEKTIF

72 Runway Capacity: Perlukah Mengurangi Jumlah Penerbangan?

SEHAT

(6)

INFOGRAFIS

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI

PELABUHAN DERMAGA 6 BAKAUHENI

TERMINAL FERI BARANUSA

PELABUHAN ARAR - PELABUHAN WAIGEO

PELABUHAN TOBOLI - PELABUHAN GORONTALO

PELABUHAN KEWAPANTE - PELABUHAN PAMANA

PELABUHAN SEBA - PELABUHAN AMOLENGO

PELABUHAN TAHUNA - PELABUHAN KENDAL

PELABUHAN KUMAI

1240

BUS RAPID TRANSIT

PELABUHAN DULIONONG PELABUHAN MORU PELABUHAN KALABAHI PELABUHAN TANJUNG BATU

PELABUHAN ARAR PELABUHAN TAHUNA

PELABUHAN PETTA PELABUHAN BUKIDE PELABUHAN KALAMA

PELABUHAN LIPANG PELABUHAN KAHAKITANG

PELABUHAN KAWALUSO PELABUHAN MATUTUANG PELABUHAN KAWIO PELABUHAN SAWANG PELABUHAN BUHIAS PELABUHAN AMURANG PELABUHAN BUNGKUTOKO

PELABUHAN BAUBAU PELABUHAN WANCI PELABUHAN MALIGANO

PELABUHAN MOLAWE PELABUHAN KALUKALUKUANG PELABUHAN PARIGI PELABUHAN PUALU TEOR PELABUHAN ATAPUPU PELABUHAN UNA UNA PELABUHAN BUNGKU PELABUHAN MOUTONG

PELABUHAN TOROSIK PELABUHAN TANJUNG SIDUPA PELABUHAN MAKALEHI

PELABUHAN PARA PELABUHAN MELONGUANE PELABUHAN BANABUNGI PELABUHAN WAMENGKOLI PELABUHAN LANGARA PELABUHAN BUDONG-BUDONG PELABUHAN LAUT PASANG KAYU

PELABUHAN BALANGLOMPO PELABUHAN SAPUKA PELABUHAN MACCINI BAJI PELABUHAN BUMBULAN PELABUHAN MALALA PELABUHAN KUALA JELAI PELABUHAN PANARUKAN PELABUHAN WURING PELABUHAN TERONG PELABUHAN PALUE PELABUHAN NAIKLIU PELABUHAN KOLBANO PELABUHAN BATU MERAH PELABUHAN WOLU

KMP SEBUKIT KMP BATU MANDI KMP SEGUNDI - KMP LEMA KMP ERANA - KMP ILE LABALEKAN

KMP MOINIT - KMP BAMBIT KMP BAHTERA MAS II

KMP KALIBODRI

KAPAL MOTOR PENYEBERANGAN

KAPAL TERNAK KM SABUK NUSANTARA 55 KM SABUK NUSANTARA 56 KN RANTOS - KN GRANTIN

KN PASATIMPO KM SABUK NUSANTARA 46

(7)

INFOGRAFIS

YANG TELAH DIRESMIKAN 2015 -2016*

*Mei 2016

BANDARA WAMENA

BANDARA KAIMANA

BANDARA KOMODO

BANDARA DJALALUDIN

BANDARA REMBELE

BANDARA MATAHORA

BANDARA JUWATA

BANDARA HARUN THOHIR

BANDARA DOMINE EDWARD OSOK

KA BARANG PELABUHAN

TANJUNG PERAK

CIANJUR - SUKABUMI

PALMERAH

KEBAYORAN

PARUNG PANJANG

(8)

1

MATA

(9)

3

MATA

1. Bandara Komodo (foto: Deni Hendra).

2. Stasiun Parung Panjang (Foto: Gatut).

3. Pelabuhan Penyeberangan (Foto: Daniel Pietersz).

4. Pelabuhan Papela (Foto: Humas Ditjen Hubla).

(10)

1. Bis Damri 2. KM Dobonsolo

3. Bandar Udara Haluoleo, Sulawesi Tenggara 4. Kereta Api Pramek

1

2

(11)

KONSISTENSI

MENJAGA

KESELAMATAN

DAN PELAYANAN

TRANSPORTASI

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pernah menegaskan

bahwa mengawal implementasi kebijakan bukanlah

perkara mudah. Tanpa ada pengawasan regulasi di

lapangan, mustahil sebuah kebijakan pemerintah berhasil

dilakukan. Oleh karenanya, dibutuhkan konsistensi dalam

menjalankan regulasi yang ada dan mengawasi secara

terus menerus agar aturan perundang-undangan terkait

aspek keselamatan, keamanan, dan pelayanan transportasi

nasional senantiasa berjalan pada koridor yang benar.

TRANSUTAMA

P

rogram implementasi

kebijakan tentang keselamatan transportasi mencakup keselamatan di perhubungan udara, laut, darat dan perkeretaapian. Keselamatan ini mencakup kesiapan SDM, sarana dan prasarana yang ada. Pengawalan kebijakan menurut Menteri Jonan, juga melibatkan sejauh mana pemerintah mampu mengendalikan dan mengawasi aturan-aturan yang ketat terkait keselamatan, keamanan, dan pelayanan transportasi tersebut. Pengawasan Keselamatan Dunia Penerbangan

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Suprasetyo mengungkapkan pengawasan keselamatan penerbangan dilakukan terhadap sarana angkutan, bandara, dan kapasitas SDM

perhubungan udara. Ketiga aspek ini mesti mendapat perhatian dari pemerintah sebagai penanggung jawab regulasi keselamatan, keamanan dan pelayanan transportasi udara. Sebagai salah satu negara anggota International Civil Aviation Organization (ICAO), Indonesia juga mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku secara internasional terkait standar keselamatan yang wajib dipenuhi. Kegiatan pengendalian dan pengawasan transportasi udara memang meniscayakan proses audit secara terbuka agar tingkat keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan nasional bisa diketahui. Audit juga bertujuan untuk mengetahui sejauh mana implementasi kebijakan keselamatan penerbangan dijalankan. 3

(12)

Indonesia pernah diaudit oleh ICAO pada 6-15 Februari 2007 dan waktu pelaksanaan validasi pada 4-7 Agustus 2009 dan kemudian divalidasi kembali pada Mei 2014. Ternyata hasil audit periode 2009 yang telah dicapai memiliki hasil baik. Hasil baik tersebut menjadi dasar pertimbangan bagi Kementerian Perhubungan untuk terus meningkatkan kinerja mereka agar standar keselamatan, keamanan dan pelayanan minimum dunia penerbangan nasional sesuai ketentuan ICAO.

Penilaian yang diperoleh berdasarkan kerangka kerja Universal Safety Oversight Audit Programme (USOAP) yang dibentuk oleh ICAO sejak tahun 1999, dapat diakses melalui Safety Audit Information. ICAO hanya akan menilai kinerja semua aktivitas yang terkait dari pihak regulator negara anggota.

Proses pengendalian dan pengawasan dari pemerintah sebenarnya sudah dilakukan secara baik. Laporan terkait kegiatan pengendalian dan pengawasan tersebut akan diserahkan melalui audit yang dilakukan ICAO. Oleh karenanya, pemerintah sambung Suprasetyo akan terus berusaha memenuhi persyaratan yang diatur oleh ICAO termasuk dalam hal pembuatan report yang benar. Dengan perbaikan manajemen pengendalian dan pengawasan penerbangan termasuk pembuatan report yang benar, diharapkan peringkat keselamatan dan keamanan dunia penerbangan nasional meningkat lebih baik.

Pemenuhan Keselamatan Angkutan Darat

Kementerian Perhubungan tetap konsisten untuk melakukan

pengawasan implementasi kebijakan keselamatan transportasi darat. Selain pengelolaan prasarana jembatan

Indonesia pernah diaudit oleh ICAO dan

hasil audit periode 2009 yang telah dicapai

menunjukkan hasil baik.

Selanjutnya negara yang telah diaudit tersebut akan melaksanakan audit secara berjenjang kepada semua industri penerbangan yang merupakan tanggung jawab di dalam negaranya. Industri penerbangan di dalam sebuah negara anggota dapat berupa maskapai penerbangan, badan pengelola navigasi udara, badan pengelola bandar udara, pabrik pesawat, bengkel pesawat, sekolah penerbangan dan sebagainya. Menurut Jurnalis dan Pengamat Transportasi Udara Hendra Wibawa, menjaga agar nilai implementasi tetap pada tingkat yang efektif akan lebih sulit pada saat terjadi kenaikan jumlah penerbangan yang diakibatkan oleh demand penumpang yang naik secara tajam. Kenaikan permintaan akan diikuti dengan membesarnya pangsa pasar yang akan segera dimasuki oleh para pelaku usaha. Kapasitas bandar udara, armada, personil, dan pengawasan serta faktor ikutan lainnya harus diantisipasi dengan baik. 5

5. Pesawat garuda Indonesia 6. Bis Damri Jurusan Jember-Denpasar 7. Pemeriksaan kelaikan jalan bis

Foto : Istimewa

(13)

timbang yang rencananya akan dijadikan tempat pengendalian muatan angkutan truk, pemerintah akan menggunakan terminal tipe A sebagai salah satu alat pengawasan angkutan bis penumpang. Semacam ramp check untuk angkutan bis kota.

Selain itu, pemerintah juga telah mengeluarkan lima peraturan baru dalam rangka meningkatkan keselamatan dan keamanan penyelenggaraan angkutan penyeberangan.

Kelima peraturan tersebut yaitu Peraturan Menteri (PM) Nomor 25 Tahun 2016 tentang Daftar Penumpang dan Kendaraan Angkutan Penyeberangan, PM 27 Tahun 2016 tentang Pengaturan Dan Pengendalian Kendaraan Yang Menggunakan Jasa Angkutan Penyeberangan, PM 28 Tahun 2016 tentang Kewajiban Penumpang Angkutan Penyeberangan Memiliki Tiket, PM 29 Tahun 2016 tentang Sterilisasi Pelabuhan Penyeberangan,

dan PM 30 Tahun 2016 tentang Kewajiban Pengikatan Kendaraan pada Kapal Angkutan Penyeberangan. Kebijakan ini merupakan langkah Menteri Perhubungan Ignasius Jonan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi. Kelima peraturan tersebut mengatur secara jelas kewajiban empat pihak terkait yaitu : Operator Pelabuhan, Operator Kapal, Penumpang sebagai pengguna jasa, dan Pemerintah sebagai regulator, agar penyelenggaraan angkutan penyeberangan dapat berjalan selamat, aman, nyaman, tertib, dan lancar.

Sesuai pada PM 25 tahun 2016 yang mengatur tentang Daftar Penumpang dan Kendaraan Angkutan Penyeberangan, yang menjadi kewajiban Operator/pengelola pelabuhan (Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Penyeberangan) adalah membuat formulir daftar manifes dengan format yang telah ditentukan.

Sementara, kewajiban operator kapal antara lain membuat rekapitulasi daftar penumpang berdasarkan sobekan tiket dari penumpang pejalan kaki, dan formulir daftar penumpang yang diisi oleh pengemudi kendaraan (pribadi dan angkutan umum). Setelah penumpang naik ke kapal, operator kapal pun wajib menghitung kembali jumlah penumpang untuk menyesuaikannya dengan daftar penumpang yang ada. Selanjutnya, pelaksanaan rekapitulasi daftar manifes menjadi tanggung jawab nahkoda kapal, dan rekapitulasi itu yang digunakan sebagai dasar untuk mengajukan Surat Persetujuan Berlayar kepada Syahbandar.

TRANSUTAMA

7 6

(14)

Sementara kewajiban penumpang antara lain yaitu bagi penumpang jalan kaki, wajib menyerahkan tiket kepada petugas kapal. Sedangkan bagi penumpang dengan kendaraan, pengemudi wajib mengisi formulir daftar penumpang yang dibawa sebelum membeli tiket.

Sedangkan Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan, berkewajiban menjalankan fungsi pengawasan dan memberikan sanksi apabila terjadi pelanggaran.

Pengawasan dilakukan oleh Dirjen Perhubungan Darat melalui Kantor Otoritas Pelabuhan Penyeberangan (OPP) atau Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan. Melalui mekanisme seperti ini semakin memperjelas kewajiban masing-masing pihak terhadap data manifes penumpang dan kendaraan. Kelima peraturan tersebut merupakan implementasi dari fokus kerja Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan tata kelola regulasi transportasi yang berdampak pada peningkatan keselamatan dan keamanan, serta kualitas pelayanan jasa transportasi.

Peningkatan Pelayanan Bidang Transportasi Laut

Guna menunjang peningkatan pelayanan pada transportasi laut, pemerintah mulai mengembangkan sistem pelayanan IT untuk mengatur arus bongkar muat di pelabuhan. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menggenjot pengembangan sistem layanan tunggal berbasis internet yang disebut Inaportnet.

Nantinya, seluruh perizinan akan melalui sistem “online”, termasuk pendaftaran kapal dan sertifikasi pelaut. Pendaftaran secara ‘online’ ini dimaksudkan agar data terpusat dan keterbukaan informasi, dengan memanfaatkan teknologi informasi sehingga cepat, mudah dan transparan. Sistem akan mengintegrasikan informasi kepelabuhan yang standar dalam melayani kapal barang untuk kegiatan kapal ekspor impor maupun domestik yang melibatkan sistem-sistem layanan di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan. Sistem tersebut akan tersebar di seluruh unit pelaksana teknis serta terintegrasi dengan Badan Usaha Pelabuhan, seperti Pelindo I,II,IIIdan IV, Kantor Bea dan Cukai, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kantor Karantina Tumbuhan, Kantor Karantina Ikan dan Kantor Imigrasi di Pelabuhan. Melalui perangkat internet tersebut, para ‘stakeholder’ (pemangku kepentingan) bisa memonitor setiap proses

pelayanan kepelabuhanan secara mudah dan cepat.

Koordinasi yang baik

antara pemerintah

pusat dan daerah

akan menentukan

keberhasilan

pembangunan

transportasi secara

nasional.

TRANSUTAMA

(15)

Secara umum, Inaportnet direncanakan akan diterapkan di seluruh pelabuhan Indonesia. Namun, dalam waktu dekat ini akan diterapkan di 16 pelabuhan, yaitu Belawan, Batam, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, Tanjung Emas, Bitung, Dumai, Panjang, Banten, Tanjung Uban, Balikpapan, Banjarmasin, Sorong, Manggar, dan Ambon.

Pelabuhan Makassar telah dipilih menjadi lokasi pelabuhan pertama yang akan menerapkan sistem Inaportnet tersebut karena PT Pelindo IV sebagai Badan Usaha Pelabuhan yang menjadi operator pelabuhan Makassar telah siap untuk mengaplikasikan dan mengintegrasikan sistem informasi kepelabuhan untuk memberikan pelayanan kepada para pengguna jasa. Sistem Inaportnet diharapkan memberikan manfaat, antara lain menjamin transparansi pelayanan kapal dan barang di pelabuhan, menjamin rasa keadilan pelayanan (first come first served), mempercepat penyelesaian pelayanan kapal dan barang. Selain itu, dengan sistem berbasis IT juga akan meminimalisasi biaya yang diperlukan dalam penanganan pelayanan kapal dan barang serta meningkatkan validitas dan akurasi data

TRANSUTAMA

Foto : Istimewa

9

10

8. KM Bukit Raya 9. Pelabuhan Tanjung Wangi 10. Pelabuhan Trisakti Banjarmasin yang terkait dengan kegiatan pelayanan

kapal dan barang dan meningkatkan daya saing nasional untuk mendorong masuknya investasi.

Untuk menggunakan sistem tersebut, para pengguna sistem Inaportnet yang meliputi Kantor Otoritas Pelabuhan Utama, Kantor Kesyahbandaran Utama,

Secara umum

Inaportnet

direncanakan

akan diterapkan di

seluruh pelabuhan

Indonesia, namun

dalam waktu dekat

ini akan diterapkan

(16)

Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan, Kantor Batam, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan, Kantor Pabean, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kantor Karantina Pertanian, Kantor Karantina Ikan dan Pengawasan Mutu Ikan, Kantor Imigrasi, Badan Usaha Pelabuhan, Perusahaan angkutan laut nasional di pelabuhan, perusahaan bongkar muat di pelabuhan dan perusahaan jasa pengurusan transportasi, dapat mengakses alamat website http://inaportnet.dephub.go.id, di dalam modul tersebut, diantaranya terdapat pendaftaran pengguna jasa (User ID), modul pemberitahuan kedatangan kapal, modul Rencana Kegiatan Bongkar Muat (RKBM), Modul Layanan Persetujuan Other Government Agency (GOA), Modul Penetapan Pelayanan Kapal (PPK) dan Modul Pelayanan Surat Perintah Kerja (SPK). Selain itu, Modul Surat Persetujuan Olah Gerak (SPOG), Modul realisasi pandu tunda, modul perpanjangan masa tambat, modul permohonan kapal pindah, modul kegiatan kapal keluar, modul Pembayaran Jasa Labuh, modul Surat Persetujuan Berlayar (SPB), laporan Pengeluaran dan Penerimaan Barang, pembatalan pelayanan, pengajuan layanan, dan syahbandar. Meningkatnya Pelayanan Dunia Perkeretaapian

Tercapainya pembangunan double

Track di Jawa membuktikan bahwa pelayanan transportasi melalui moda perkeretaapian sudah semakin baik. Jika sebelumnya daerah-daerah yang terlewati jalur rel kereta api masih belum bisa merasakan manfaat dari keberadaan moda angkutan berbasis rel ini, maka mulai 2016 ini semua berubah.

Sejumlah daerah sudah bisa merasakan manfaat nyata dari keberadaan jalur ganda yang meningkatkan jadwal angkut kereta dan jumlah penumpang di masing-masing stasiun. Masyarakat mulai memanfaatkan jasa angkutan kereta api ini untuk berpergian. Beberapa daerah di Jawa yang memiliki potensi wisata dan sumber daya ekonomi daerah, mulai dikunjungi oleh pendatang dari luar daerah mereka. Ini tentu akan meningkatkan gairah perekonomian lokal dan ini bisa meningkatkan pendapatan bagi masyarakat daerah.

Pelayanan angkutan kota berbasis rel juga terus digiatkan. Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta sebagai contoh adanya kebutuhan pada angkutan massal berbasis rel yang bakal menjadi solusi kemacetan lalu lintas darat di perkotaan. Angkutan kereta api menjadi salah satu solusi dari masalah transportasi di kota-kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya.

TRANSUTAMA

9

10 9. Kereta Api Sancaka

10. Rangkaian KALog 10. Stasiun Purwokerto

(17)

Dengan makin gencarnya pembangunan infrastruktur

transportasi baik darat, laut, udara dan perkeretaapian, maka peningkatan pengguna jasa angkutan massal menjadi keniscayaan. Masyarakat sebagai pengguna angkutan massal tersebut, kadang masih kurang memiliki kesadaran yang baik tentang keselamatan bertransportasi.

Rendahnya kesadaran masyarakat, dan pengetahuan serta kepatuhan akan budaya keselamatan ternyata menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan transportasi publik. Pelanggaran sekecil apa pun tidak bisa ditoleransi dalam dunia transportasi.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan secara tegas menekankan pentingnya keselamatan ini diatas aspek lainnya.

Sejumlah daerah

sudah bisa merasakan

manfaat nyata

dari keberadaan

jalur ganda yang

meningkatkan jadwal

angkut kereta dan

jumlah penumpang

di masing-masing

stasiun.

TRANSUTAMA

10 Peningkatan SDM Pemerintah juga

telah dilakukan dengan memasukkan kurikulum keselamatan, keamanan dan pelayanan transportasi yang baik ini di sekolah-sekolah perhubungan.

(18)

TRANSDARAT

Pentingnya

Manajemen Keselamatan

Dan Pelayanan

Transportasi Darat

Guna memberikan jaminan keselamatan

transportasi angkutan umum, perlu adanya sistem

manajemen keselamatan bagi operator angkutan

darat. Selain regulasi, aspek pokok dari sistem

manajemen keselamatan transportasi mencakup

aspek pengemudi, aspek kendaraan, aspek

perbengkelan dan aspek manajemen keselamatan

itu sendiri. Pemenuhan standar keselamatan dan

pelayanan minimum transportasi oleh angkutan

umum bisa mencegah dan mengurangi insiden

kecelakaan lalu lintas di jalan.

D

irektur Jenderal

Perhubungan Darat, Pudji Hartanto menilai upaya peningkatan keselamatan jasa transportasi jalan tentunya bukan tanggung jawab pemerintah semata. Keselamatan lalu lintas jalan melibatkan banyak instansi dan banyak pemangku kepentingan (stakeholder). Koordinasi dengan seluruh stakeholder transportasi mesti dilakukan agar pengelolaan standar keselamatan angkutan darat bisa terpenuhi. Penanganan aspek keselamatan dan pelayanan yang baik dapat dilakukan secara terpadu, efektif, efisien dan tepat sasaran, sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ).

Dalam Pasal 203 ayat 1 UU LLAJ tersebut, pemerintah bertanggung jawab atas terjaminnya keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan. Pihak perusahaan angkutan umum juga wajib memenuhi ketentuan yang serupa sebagaimana diatur dalam pasal 204 ayat (1). Pada pasal itu, perusahaan 1. Bis Damri Royal Class

2. Kabin bis

angkutan umum wajib membuat, melaksanakan dan menyempurnakan sistem manajemen keselamatan transportasi sesuai standar yang ditetapkan pemerintah.

(19)

TRANSDARAT

angkutan jalan dalam bertransportasi, menempatkan aspek keselamatan dan pelayanan transportasi di sub sektor ini perlu mendapat perhatian. Salah satu langkah yang ditempuh pemerintah adalah dengan menggiatkan sosialisasi Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) sebagaimana diamanahkan oleh UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) dan PP Nomor 74 Tahun 2014 kepada operator angkutan umum.

Upaya pemerintah dalam pembinaan kepada perusahaan angkutan umum terus dilakukan secara berkesinambungan. SMK angkutan umum mesti disosialisasikan ke seluruh

stakeholder angkutan jalan, agar para pengusaha menjalankan SMK dengan kesadaran mereka sendiri.

Saat ini hanya Perum Damri yang secara rutin menjalankan ketentuan terkait SMK bagi angkutan umum di Tanah Air. “Memang PP yang mengatur secara detail terkait SMK ini masih dalam pembahasan, namun dari

Foto : Istimewa

pemenuhan SPM angkutan jalan sebagai wujud pelayanan kepada masyarakat.

Dukung Teknologi IT Tanpa Mengabaikan Aspek Keselamatan Penerapan keselamatan sesuai aturan perundangan terus digalakkan Kementerian Perhubungan. Melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, pemerintah mengeluarkan regulasi baru terkait penggunaan IT dalam bisnis angkutan umum. Semua pihak berharap angkutan umum di kota-kota besar sebaiknya memang perlu menerapkan sistem online untuk operasional mereka.

Harapan serupa diungkapkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Organisasi para pengusaha nasional itu meminta para pengusaha transportasi menerapkan sistem aplikasi IT sebagai

Penanganan aspek

keselamatan dan

pelayanan yang baik

dapat dilakukan

secara terpadu,

efektif, efisien

dan tepat sasaran,

sebagaimana

diamanatkan dalam UU

Nomor 22 Tahun 2009

tentang Lalu Lintas

Angkutan Jalan (LLAJ).

payung hukum UU Nomor 22/2009 dan PP Nomor 74/2014 ini sudah cukup kuat bagi operator untuk menaati kewajiban menerapkan SMK di perusahaan mereka,” tukas Gede. Pun dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang tidak bisa diabaikan oleh perusahaan angkutan umum. Perusahaan angkutan umum mesti menaati aturan hukum terkait

1

(20)

TRANSDARAT

bentuk peningkatan pelayanan kepada konsumen, dan tetap taat pada regulasi keselamatan yang berlaku.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto mengungkapkan perbedaan bisnis sektor transportasi dengan sektor lain adalah faktor keselamatan dan keamanan ini. Dua hal ini memang mutlak harus dipenuhi karena kalau ada perusahaan transportasi yang tidak menaati regulasi yang ada, maka itu ilegal.

Kemajuan IT lanjutnya, tidak boleh menjadi alasan untuk menghindari kewajiban-kewajiban sebagai pelaku usaha. Misalnya soal pajak, keharusan uji kelaikan kendaraan, dan penggunaan Surat Izin Mengemudi (SIM) khusus angkutan umum bagi sopir. Ketentuan-ketentuan lainnya juga harus dipatuhi oleh perusahaan transportasi berbasis aplikasi. Diantaranya, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Kepres Nomor 90 Tahun 2000 tentang Kantor Perwakilan Perusahaan Asing, PP Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaran Sistem dan Transaksi Elektronik.

Menurut Carmelita, langkah yang diambil Kementerian Perhubungan untuk menegakkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) merupakan hal yang tepat. Sebab, moda transportasi publik harus memenuhi aspek-aspek keselamatan dan keamanan yang sudah diatur dalam regulasi.

Masyarakat harus mengetahui perbedaan antara kendaraan pribadi dan kendaraan umum serta implikasi hukumnya. Untuk menjadi kendaraan umum, harus ada

tahap-tahap pengujian yang harus dilalui untuk memastikan keselamatan dan keamanan penumpang.

Kalau transportasi publik, mereka harus diuji oleh pemerintah baik kendaraannya maupun pengemudinya. Itu sebagai tanggung jawab Negara untuk menjamin keselamatan transportasi bagi warga negaranya. Kalau dia tidak terdaftar sebagai transportasi publik, tentu kegiatan angkutan itu ilegal.

Regulasi Untuk Layanan Transportasi Berbasis Aplikasi Menyikapi merebaknya operasional angkutan umum berbasis aplikasi Online yang marak belakangan ini, pemerintah mulai bersikap tegas. Pada pertengahan April kemarin, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, mengeluarkan peraturan baru terkait hal tersebut.

Peraturan tersebut tertuang dalam

Peraturan Menteri (Permen) Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek. Peraturan Menteri ini mengatur angkutan tidak dalam trayek, seperti taksi, angkutan sewa, carter, pariwisata, dan lainnya. “Adapun taksi online wajib mendaftarkan diri dan nama dalam STNK harus berbadan hukum atau sesuai UU Nomor 22 Tahun 2009, Pasal 139 ayat 4,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Pudji Hartanto, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Penyelenggaraan taksi online atau angkutan berbasis aplikasi dijabarkan lebih lanjut dalam Bab IV tentang Penyelenggaraan Angkutan Umum dengan Aplikasi Berbasis Teknologi Informasi. Salah satunya menyebutkan bahwa perusahaan jasa angkutan tidak dalam trayek, misalnya taksi, diperbolehkan memakai aplikasi. 3

Foto : Istimewa

Keselamatan lalu lintas jalan

melibatkan banyak instansi dan

banyak pemangku kepentingan

(stakeholder)

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan

Pudji Hartanto

(21)

TRANSDARAT

Penyediaan aplikasi bisa dilakukan sendiri atau bekerja sama dengan perusahaan aplikasi yang sudah berbadan hukum Indonesia. Sistem pembayaran angkutan tersebut juga boleh disematkan sekaligus dalam aplikasi asalkan tetap mengikuti ketentuan di bidang informasi dan transaksi elektronik.

Bila perusahaan angkutan umum, seperti taksi bekerja sama dengan perusahaan aplikasi, perusahaan aplikasi tidak boleh bertindak sebagai penyelenggara angkutan. Maksudnya, perusahaan aplikasi tidak boleh mengatur tarif, merekrut pengemudi, dan menentukan besaran penghasilan pengemudi. Perusahaan penyedia aplikasi, juga diwajibkan memberi akses monitoring pelayanan, data semua perusahaan angkutan umum yang bekerja sama, data semua kendaraan dan pengemudi, dan alamat kantornya sendiri.

Perusahaan aplikasi yang menyediakan jasa angkutan orang menggunakan kendaraan bermotor diwajibkan mengikuti ketentuan pengusahaan angkutan umum yang dimuat dalam Pasal 21, 22, dan 23 Permen Nomor 32 Tahun 2016.

Ketentuan tersebut antara lain meminta perusahaan aplikasi mendirikan badan hukum Indonesia. Bentuk badan hukum yang diakui adalah badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, perseroan terbatas, atau koperasi. Perusahaan aplikasi juga diminta untuk menyelenggarakan izin angkutan orang tidak dalam trayek. Syaratnya antara lain mesti memiliki minimal lima kendaraan atas nama perusahaan,

3. Armada angkutan jalan 4. Salah satu bentuk aplikasi online 5. Salah satu angkutan massal perkotaan 5

4

Foto : Istimewa

lulus uji berkala, memiliki pool dan bengkel, serta pengemudi harus memiliki SIM.

(22)

TRANSLAUT

Guna mencegah

terjadinya tabrakan

kapal, sejumlah teknologi

di bidang pelayaran

mulai digunakan. Salah

satunya, pemasangan

teknologi Vessel Traffic

System (VTS). Alat ini

berfungsi untuk memandu

pergerakan kapal laut

yang akan masuk dan

keluar pelabuhan. Empat

pelabuhan di Tanah Air

telah memanfaatkan VTS.

Diantaranya Pelabuhan

Belawan (Medan), Tanjung

Priok (Jakarta),

Soekarno-Hatta (Makassar) dan

Tanjung Perak (Surabaya).

Teknologi

VTS Untuk

Keselamatan

(23)

TRANSLAUT

M

anfaat lain dari

pemasangan VTS adalah untuk mempercepat proses pemanduan kapal di pelabuhan. Alat ini seperti fungsi Air Traffic Control (ATC) di bandara. Pengoperasian VTS juga akan meningkatkan efisiensi pemanduan terhadap kapal laut yang dinilai akan lebih menjamin keselamatan pergerakan kapal.

Salah satu pelabuhan yang

mengoperasikan perangkat lunak VTS ada di Tanjung Priok. VTS berhasil membantu proses pemantauan seluruh pergerakan kapal. Kapal-kapal yang

pelanggaran kapal harus ditangani secara baik. Bila kapal tidak memakai AIS karena rusak, maka perwira yang bersangkutan harus membuat laporan kepada kepala kesyahbandaran. Ini karena penggunaan AIS adalah wajib bagi seluruh kapal.

The United States Coast Guard (USCG) sendiri menilai, upaya pengamanan wilayah pelabuhan oleh Kantor Syahbandar Tanjung Priok cukup bagus. Penggunaan perangkat VTS, akan menambah keyakinan para pemilik kapal niaga merapat ke pelabuhan paling besar di Indonesia itu. Letnan Commander Scott Balton dan Letnan Comander Jack, utusan USCG Amerika ke Tanjung Priok, mengungkapkan selain melakukan audit soal penerapan International Ship Security and Port Facility Code (ISPS Code), mereka telah memantau jaminan keamanan pelabuhan di Indonesia.

1. Ruang Vessel Traffic System (VTS)

2. Vessel Traffic System (VTS) Tanjung Balai Karimun

฀Pengoperasian

VTS juga akan

meningkatkan

efisiensi pemanduan

terhadap kapal laut

yang dinilai akan

lebih menjamin

keselamatan

pergerakan kapal.฀

akan masuk dan keluar pelabuhan, bisa dideteksi dengan baik, meskipun kapal-kapal tersebut tidak memiliki Automatic Identification Service (AIS). Upaya pemerintah untuk meminimalisasi potensi kecelakaan dan gangguan keamanan di wilayah pelabuhan. Target mengurangi angka kecelakaan laut memang tengah digalakkan Kementerian Perhubungan sejak 2015 lalu. Dalam beberapa kesempatan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menegaskan pentingnya operator dan regulator menjaga konsistensi menaati peraturan keselamatan dan keamanan transportasi laut. Jonan berharap angka kecelakaan pelayaran tahun 2016 ini dapat berkurang setengahnya. Diungkapkannya, pada 2014 dan 2015, tercatat 400 kecelakaan laut. Pada 2016 ini diharapkan bisa turun setengahnya lagi.

Melalui penerapan perangkat VTS ini, upaya menjaga keselamatan di perairan pelabuhan sekaligus penegakan hukum bagi kapal-kapal yang belum memakai AIS, bisa dilakukan dengan baik. Pemantauan keselamatan dan keamanan pelabuhan juga terus digalakkan petugas syahbandar. Merekalah yang bertanggungjawab melakukan tindakan hukum atas segala bentuk pelanggaran kapal di pelabuhan. Salah satu contoh jenis pelanggaran yang bisa teridentifikasi perangkat VTS adalah adanya kapal yang lego jangkar di alur masuk kolam pelabuhan. Kegiatan itu jelas mengganggu kapal yang akan keluar dan masuk pelabuhan. Hal seperti itu bisa berpotensi menimbulkan kecelakaan. Dengan perangkat VTS, perwira jaga dapat mencegah terjadinya tabrakan kapal. Karena melalui layar VTS secara visual semua kapal bisa dipantau posisinya.

Namun jika perwira jaga di pelabuhan lalai atau tidak mengingatkan kapal yang berpotensi tabrakan, maka ia bakal terkena sanksi berat. Setiap

(24)

Kementerian Perhubungan memang fokus menjaga keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim. Dalam tugas menjaga keselamatan dan keamanan laut, petugas Syahbandar cukup tegas dalam menindak pelanggaran. Bagi USCG, Pelabuhan Tanjung Priok sudah menerapkan aturan keamanan dan keselamatan sesuai ISPS Code yang ditetapkan International Maritime Organization (IMO). Sejauh ini, pelaksanaan aturan keselamatan dan keamanan berjalan cukup baik dan lancar.

Peran Syahbandar Bagi Keselamatan dan Keamanan Pelayaran

Upaya menjaga keselamatan dan keamanan pelabuhan menjadi salah satu tugas Syahbandar, baik Petugas syahbandar di pelabuhan perikanan maupun di pelabuhan umum. Hal ini sudah diatur dalam UU Pelayaran. Semua syahbandar wajib tidak memberikan izin kalau kondisi alam

Ini karena penegakkan hukum di laut sangat penting. Upaya penegakan hukum bisa dilaksanakan melalui suatu operasi patroli keamanan dan keselamatan laut, baik secara parsial oleh berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) di laut maupun secara terkoordinasi yang diselenggarakan dan dikoordinasikan oleh Badan Keamanan laut.

Prosedur Keselamatan Angkutan Laut

Bagi kapal-kapal yang dianggap tidak laik laut karena terbukti tidak memenuhi persyaratan ketentuan yang ditetapkan peraturan tentang keselamatan kapal maka petugas Syahbandar harus melarang untuk berlayar. Diantara pelanggaran yang harus diantisipasi, seperti adanya sertifikat kapal yang mati, Pemadam Kebakaran (PMK) tidak berfungsi dan alat keselamatan kurang memadai. Selain itu, tanda pendaftaran kapal tidak dipasang, muatan berlebih/ overdraft, muatan tidak sesuai dengan dokumen muatan, sijil awak kapal tidak sesuai, buku pelaut mati, adanya sedang tidak baik atau cuaca buruk

yang tidak memungkinkan untuk berlayar bagi kapal-kapal nelayan. Sementara bagi kapal angkutan barang, pengecekan kelaikan kapal harus teliti dan tidak perlu toleransi terhadap segala bentuk ancaman keselamatan. Tanggung jawab Syahbandar memang sangat berat dalam menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran, karena Syahbandar merupakan pejabat pemerintah di pelabuhan yang diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap pemenuhan ketentuan peraturan perundang undangan terkait

keselamatan dan keamanan pelayaran. Tindakan-tindakan yang dilakukannya adalah agar pengawasan keselamatan dan keamanan pelayaran, meningkat. Tugas pengawasan yang dilakukan seorang Syahbandar harus juga melakukan tindakan terhadap pelanggaran aturan pelayaran yang terjadi.

TRANSLAUT

Petugas Syahbandar

di pelabuhan

perikanan maupun

di pelabuhan umum

memiliki tugas yang

sama terhadap

keselamatan

pelayaran. Hal ini

sudah diatur dalam

UU Pelayaran.

3 3. Vessel Traffic System (VTS) Banjarmasin

(25)

TRANSLAUT

penumpang gelap, dan sebagainya. Jika kapal dianggap laik laut, dan semua persyaratan terpenuhi maka Syahbandar bisa menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB). Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 1 Tahun 2010 tentang Tata cara penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (Port Clearance), telah dijelaskan secara terperinci ketentuan dan prosedur bagaimana SPB diterbitkan. Penerbitan Port Clearance merupakan suatu proses pengawasan yang dilakukan oleh Syahbandar terhadap kapal yang akan berlayar meninggalkan pelabuhan untuk memastikan bahwa Kapal, awak kapal, dan muatannya secara teknis administratif telah memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim. Pemahaman dari persyaratan

keselamatan dan keamanan pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan

keamanan yang menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan dan lingkungan maritim.

Persyaratan kelaikan kapal mencakup terpenuhinya persyaratan keselamatan kapal,pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, garis muat,

keselamatan misalnya lifecraft dan PMK yang telah kadaluarsa diubah seolah menjadi masih berlaku. Selain, itu antisipasi juga dilakukan terhadap barang berbahaya yang dilaporkan sebagai barang biasa untuk menghindari petugas pemeriksaan kelaik lautan. Tanggung jawab Syahbandar memang berat karena harus mampu menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap dipatuhinya peraturan perundang-undangan keselamatan dan keamanan pelayaran terhadap kapal-kapal yang akan melakukan pelayaran.

Dukungan semua pihak tetap

menunjang terselenggaranya angkutan laut yang aman selamat dan nyaman. Dibutuhkan kerjasama semua pihak mulai birokrasi, operator dan masyarakat untuk komitmen dalam mengutamakan keselamatan (safety) dalam penyelenggaraan transportasi di laut sesuai dengan koridor undang-undang dan peraturan yang berlaku. Terwujudnya laut yang aman, tertib dengan tranportasi laut yang nyaman, dan terpenuhinya keselamatan pelayaran yang kondusif, menuju zero accident bukan saja target Kementerian Perhubungan namun juga harapan masyarakat pengguna jasa angkutan massal. (*)

pemuatan, kesejahteraan awak kapal, dan kesehatan penumpang, status hukum kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal, dan manajemen keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu.

Selain kelaikan, pengecekan terhadap keselamatan kapal juga dilakukan dengan memeriksa keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material,konstruksi, bangunan, permesinan dan kelistrikan. Aspek keselamatan kapal juga mencakup tata susunan serta perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik kapal, dan semua itu dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian.

Selain Kapal harus laik laut, kewajiban kapal lainnya yang harus dipenuhi untuk mendapatkan SPB adalah kewajiban pembayaran atas jasa pelayanan kepelabuhanan, jasa pengawasan di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran yang berlaku di bidang pelayaran. Dari beragam bentuk pengawasan yang dilakukan Syahbandar, maka umumnya kapal yang mengalami insiden kecelakaan karena kelebihan muatan barang dan penumpang. Antisipasi lain yang dilakukan adalah mencegah manipulasi kenyataan yang sebenarnya, terutama alat-alat

4

(26)

TRANSLAUT

S

alah satu upaya yang dianggap mampu secara cepat dan murah untuk meningkatkan performansi logistik Indonesia adalah pembenahan di sisi soft infrastruktur, yaitu penyediaan platform teknologi informasi (TI) bagi komunitas logistik untuk bertukar data dan informasi secara terintegrasi berupa Inaportnet. Platform TI ini telah dilakukan oleh negara-negara yang maju dalam proses logistiknya.

Penerapan Inaportnet menurut Menteri Perhubungan Ignasius Jonan akan meningkatkan pelayanan kepelabuhanan dan mempercepat implementasi National Single Window (NSW) di Indonesia. Sistem ini bisa mendorong kelancaran arus barang serta kinerja pelayanan ekspor/impor

INAPORTNET,

Solusi Peningkatan

Performansi Logistik Indonesia

Performansi logistik

Indonesia saat ini

menjadi perhatian

serius pemerintah

dan swasta. Hal ini

sering diukur dari

beberapa tolok

ukur secara statistik,

seperti dwelling time,

kontribusi biaya logistik

atas Gross Domestic

Product (GDP), dan

Logistic Performance

Index (LPI).

dan ini bukan merupakan ide baru. Seperti diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008, Indonesia National Single Window (INSW) adalah sistem terintegrasi yang memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian data dan informasi secara tunggal, pemrosesan data dan informasi secara tunggal, dan pembuatan keputusan secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang. Dalam implementasi terkait dengan layanan logistik di Indonesia, terutama yang memanfaatkan jasa transportasi laut, INSW terbagi antara Tradenet dan Inaportnet. Tradenet merupakan layanan terintegrasi pengurusan izin barang eskpor/impor yang dikoordinasi oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Sedangkan, Inaportnet merupakan integrasi layanan perizinan kapal (port

clearance) yang dikoordinasi oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Dengan dibangunnya sistem layanan tunggal berbasis internet yang bernama Inaportnet ini oleh Kementerian Perhubungan, akan semakin memberikan jaminan transparansi pelayanan kapal dan barang. Inaportnet akan mengintegrasikan sistem

informasi kepelabuhanan yang standar dalam melayani kapal dan barang untuk kegiatan ekspor-impor maupun domestik. Jadi, Inaportnet ini adalah salah satu portal INSW sebagai bagian dari upaya mewujudkan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) yang berdaya saing global.

(27)

TRANSLAUT

Unit Pelaksana Teknis, Badan Usaha Pelabuhan (Pelindo I, II, III dan IV), Kantor Bea dan Cukai, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kantor Karantina Tumbuhan, Kantor Karantina Ikan, dan Kantor Imigrasi di pelabuhan.

Rencananya, Inaportnet akan diterapkan di seluruh pelabuhan Indonesia. Namun, untuk penerapan awal baru sebatas di 16 pelabuhan yaitu Belawan, Batam, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, Tanjung Emas, Bitung, Dumai, Panjang, Banten, Tanjung Uban, Balikpapan, Banjarmasin, Sorong, Manggar, dan Ambon. Hal itu, sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 192 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 157 Tahun 2015, tentang Penerapan Inaportnet untuk Pelayanan Kapal dan Barang di Pelabuhan. Pengembangan Inaportnet harus segera diselesaikan agar bisa segera dimanfaatkan oleh seluruh pengguna jasa perhubungan laut. Sehingga, akan memperlancar pelayanan sandar kapal dan bongkar muat di pelabuhan. Layanan dan Manfaat Inaportnet Sistem Inaportnet memiliki berbagai manfaat, antara lain menjamin

transparansi pelayanan kapal dan barang di pelabuhan, menjamin rasa keadilan pelayanan (first come first served), mempercepat penyelesaian pelayanan kapal dan barang, meminimalisasi biaya yang diperlukan dalam penanganan pelayanan kapal dan barang, meningkatkan validitas dan akurasi data yang terkait dengan kegiatan pelayanan kapal dan barang, serta dapat meningkatkan daya saing nasional untuk mendorong masuknya investasi di Indonesia.

Pengguna Inaportnet mencakup Kantor Otoritas Pelabuhan Utama, Kantor Kesyahbandaran Utama, Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan, Kantor Batam, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan, Kantor Pabean, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kantor Karantina Pertanian, Kantor Karantina Ikan dan Pengawasan Mutu Ikan, Kantor Imigrasi, Badan Usaha Pelabuhan, Perusahaan angkutan laut nasional di pelabuhan, perusahaan bongkar muat di pelabuhan dan perusahaan jasa pengurusan transportasi.

Semua kapal niaga yang beroperasi di Indonesia dapat dilayani oleh sistem Inaportnet ini. Sedangkan, untuk kapal pelayaran rakyat, kapal dengan ukuran kurang dari atau sama dengan GT 35, kapal yang beroperasi tetap pada daerah pelayaran tertentu dengan waktu pelayaranan kurang dari 6 (enam) jam, dan kapal perikanan belum dapat dilayani oleh sistem Inaportnet. Inaportnet dikembangkan secara bertahap, baik dari jangkauan maupun jenis layanannya. Tersedia 3 layanan di Inaportnet, yaitu Pertama, iPort- Vessels Management, merupakan layanan Inaportnet yang digunakan oleh shipping lines untuk membuat atau mengajukan line, schedule dan commercial offer yang menjadi inputan atas berbagai proses berikutnya di Kantor Pemerintah, Badan Usaha di Pelabuhan secara terintegrasi. Saat ini, layanan ini hanya tersedia untuk proses layanan kapal di Jakarta.

Proses utama pada Modul iPort-Vessel Management terdiri dari Creating: Line, yaitu pembuatan rencana trayek tetap pelayaran oleh Shipping Line secara elektronis. Selain itu, juga Creating: VOYAGE, yaitu pembuatan jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal dengan menentukan perkiraan tanggal kedatangan dan tanggal keberangkatan kapal oleh Shipping Line secara elektronis di Line.

iPort-Vessel Management memberikan beberapa kemudahan, antara lain proses dilakukan secara elektronis sehingga cepat, single submission sehingga Shipping Line cukup mengajukan proses/dokumen satu kali, minim kesalahan, dan terintegrasi dengan layanan pelabuhan lainnya. Layanan Kedua adalah iPort-Call Folder, merupakan layanan untuk penyampaian berkas data untuk perijinan keluar- masuk kapal (clearance in/out) dengan instansi pemerintah terkait seperti Syahbandar, Imigrasi, Kesehatan Pelabuhan, dan Otoritas Pelabuhan yang dilakukan secara elektronis. Call Folder memiliki beberapa fitur utama seperti Shipping Agent yaitu melakukan create, update, invalidate, dan submit Port Single Administration Document (PSAD) kepada approver, serta Call Folder

Approver yakni melakukan approval atau reject berkas atau PSAD. Melalui iPort-Call Folder, layanan perijinan keluar masuk (Clearance In/ Out) memiliki kemudahan dalam hal proses yang dilakukan secara elektronis sehingga cepat, Single submission sehingga Shipping Line cukup mengajukan proses/ dokumen satu kali, minim kesalahan, dan terintegrasi dengan layanan pelabuhan lainnya. Dan layanan Ketiga adalah iPort- Cargo Management System (CMS), merupakan layanan Inaportnet terkait proses container maupun cargo yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari pada Smart cargo. Layanan ini terkait dengan manajemen cargo dan container termasuk administrasi cargo dan container, sistem tracking dan tracking cargo, dan jadwal bongkar muat cargo.

Pemerintah sangat optimis dengan penerapan Inaportnet, dan akan terus berkomitmen untuk mewujudkan sistem logistik Indonesia yang efektif dan efisien. Penggunaan teknologi informasi yang didukung dengan integrasi sistem antar instansi pemerintah, diyakini akan meningkatkan efisiensi layanan pelabuhan termasuk di dalamnya kinerja pelayanan kapal. Mengingat kapal merupakan sarana pengangkut yang tidak terpisahkan dari percepatan proses arus barang.

Pemerintah

sangat optimis

dengan penerapan

Inaportnet,

dan akan terus

berkomitmen

untuk mewujudkan

(28)

TRANSLAUT

Prosedur Pendaftaran Kapal Online

Setelah diterapkannya sistem tersebut, secara teknis para pemilik kapal yang telah mendaftarkan kapal-kapalnya secara online akan diproses dalam waktu 1 hingga 3 hari. Meski memudahkan dari sisi jangkauan dan teknis, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut tetap menetapkan persyaratan mutlak yang harus dipenuhi guna melengkapi administrasi yang

dibutuhkan sebagai bukti jaminan keselamatan dan keamanan kapal. Setelah itu juga akan dilakukan pengecekan kapal secara langsung. Sistem online yang telah berjalan tersebut memang memberikan kemudahan dari berbagai sisi, baik dari sisi pemilik kapal, hingga para stakeholder. Mereka dapat melakukan monitoring kapal melalui notifikasi yang akan muncul di-email. Monitoring

Registrasi

Online

Beri Kemudahan

Monitoring Kapal

Kini, pemilik kapal

laut dapat bersuka cita

menikmati kebijakan

yang baru saja diterapkan

oleh Kementerian

Perhubungan mengenai

prosedur pendaftaran

kapal secara online.

Mengingat adanya

perkembangan zaman

dan kemajuan teknologi,

kebijakan tersebut dibuat

dengan memanfaatkan

operating system

berbentuk aplikasi.

Hal ini dilakukan guna

memudahkan para

pemilik kapal untuk

mendaftarkan kapalnya

secara instan dengan

menggunakan teknologi

internet

1. Pelabuhan Tanjung Priok 2. Pelabuhan Jayapura

(29)

TRANSLAUT

tersebut dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun selagi masih memiliki jaringan internet dan perangkat keras yang mendukung.

Menurut Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, kebijakan pendaftaran kapal secara online ini dilakukan agar tercipta transparansi dalam bentuk informasi antara masyarakat umum dengan pemilik kapal. Hal ini menjadi penting, karena memberikan keterbukaan mengenai berjalannya proses perizinan dalam pendaftaran kapal dalam waktu yang singkat, mudah, serta akurat melalui teknologi canggih agar mendapatkan hasil yang maksimal. “Dengan pemberlakuan sistem pendaftaran online kita berharap pelayanan dunia pelayaran meningkat,” ujar Menteri Perhubungan Ignasius Jonan di Jakarta beberapa waktu lalu. Melalui sistem pendaftaran online tersebut, para pemilik kapal juga akan dimudahkan dalam pencarian data dalam memonitoring kegiatan pendaftaran kapal di Unit Pelaksanaan Teknis (UPT). Di lain hal, pada data kapal yang valid akan tertera secara real time dan dapat menjadi sumber tunggal mengenai data kapal Indonesia yang dapat digunakan oleh beberapa instansi terkait dengan perkapalan. Kini, para pemilik kapal dapat mendaftarkan kapalnya di 43 pelabuhan yang sudah menggunakan sistem pendaftaran secara online. Bahkan, Maret lalu telah ditambahkan sebanyak 10 pelabuhan

yang sudah menggunakan pendaftaran kapal secara online.

Adanya sistem ini tentu membutuhkan sosialisasi yang kerap dilakukan untuk memberikan informasi secara detail mengenai kebijakan baru tersebut kepada para pemilik kapal. Hal ini tentu menjadi sebuah pengingat bagi Ditjen Perhubungan Laut untuk menyediakan SDM dalam melakukan sosialisasi mengenai pendaftaran kapal secara online kepada publik.

Biaya Administrasi Pendaftaran Kapal

Selain lokasi pendaftaran yang sudah ditetapkan di beberapa titik, biaya pendaftaran pun juga telah ditetapkan sebagaimana yang telah diatur dalam PP No. 11 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan, yaitu sebesar Rp500/GT. Para pendaftar dapat melakukan pembayaran setelah persyaratan administrasi sudah lengkap dan dapat melakukan transaksi ke 26 bank. Kebijakan sistem ini dilakukan sebagai bentuk penerapan yang dilakukan melalui arahan dari Menteri Perhubungan Ignasius Jonan untuk mengadopsi sistem teknologi informasi dalam proses bisnis guna meningkatkan kualitas pelayanan publik. Layanan pendaftaran pun juga dapat diakses melalui website Kementerian Perhubungan dalam site http://kapal. dephub.go.id .

43

Pelabuhan yang

menyediakan fasilitas

pendaftaran kapal secara

online

1. Pelabuhan Belawan 2. Pelabuhan Tanjung Priok 3. Pelabuhan Tanjung Perak 4. Pelabuhan Makassar 5. Pelabuhan Tanjung Emas 6. Pelabuhan Ambon 7. Pelabuhan Balikpapan 8. Pelabuhan Banjarmasin 9. Pelabuhan Batam 10. Pelabuhan Bitung 11. Pelabuhan Dumai 12. Pelabuhan Sorong 13. Pelabuhan Panjang 14. Pelabuhan Benoa 15. Pelabuhan Cilacap 16. Pelabuhan Cirebon 17. Pelabuhan Jayapura 18. Pelabuhan Kendari 19. Pelabuhan Palembang 20. Pelabuhan Pontianak 21. Pelabuhan Samarinda 22. Pelabuhan Teluk Bayur 23. Pelabuhan Ternate 24. Pelabuhan Tanjung Pinang 25. Pelabuhan Bengkulu

26. Pelabuhan Talang Dukuh (Jambi) 27. Pelabuhan Kupang

(30)

Pengawasan keselamatan

penerbangan melalui

bandara semakin

digiatkan. Kegiatan

mengontrol Standar

Operasional Prosedur

(SOP) penerbangan telah

dilakukan sejak pesawat

masih berada di darat

(bandara). Pengawasan

ketat dilakukan melalui

deteksi dini yang

dilakukan sebelum

pesawat mengudara.

Pengawasan terhadap

pemenuhan pada standar

operasional prosedur

(SOP) penerbangan

mensyaratkan peran

Otoritas Bandara (Otban)

sebagai pengatur,

pengendali dan

pengawasan keselamatan

yang lebih kuat.

TRANSUDARA

K

eselamatan di udara menurut Herson, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Otban Wilayah I Soekarno Hatta, sangat ditentukan dari pengecekan keselamatan dan keamanan selama di darat. Proses pengawasan selama di darat sebelum sebuah pesawat lepas landas (take off) menjadi barometer keselamatan sebuah penerbangan. Pemerintah tidak menoleransi setiap ancaman atau gangguan sepele yang dapat menyebabkan insiden kecelakaan. Sebagai contoh, bila hasil pengecekan terhadap salah satu pesawat ditemukan adanya penipisan pada ban roda maka Otban memerintahkan agar maskapai yang bersangkutan menggantinya sebelum pesawat mengudara. Maskapai wajib mematuhi aturan penggantian ban tersebut meskipun jadwal keberangkatan terlambat 30 – 60 menit sekalipun. Kegiatan seperti ini rutin dilakukan petugas pengawasan keselamatan di semua bandara yang dikelola BAdan Usaha Milik Negara (BUMN), Pemerintah Daerah (Pemda) maupun Kementerian Perhubungan. Kontrol Ketat Pengamanan Bandara Peraturan keselamatan memang tidak hanya dilakukan oleh BUMN seperti PT Angksa Pura selaku pengelola bandara besar, tapi juga bandara kecil lainnya yang dikelola pemerintah

Menguatkan

Peran

Pengawasan

Otban

1. Bandara Kualanamu, Medan

1

daerah, swasta, maupun Kementerian Perhubungan.

Untuk menguatkan peran Otban Kementerian Perhubungan juga telah memberi wewenang lebih untuk pengawasan logistik melalui jalur udara di seluruh wilayah nusantara. Langkah ini tertulis dalam Peraturan Pemerintah (PP) 22 tahun 2015 yang mengamanatkan bahwa fungsi pengawasan di lapangan diberi penuh pada Otban, maka semua kegiatan yang berkaitan dengan keselamatan, keamanan dan pelayanan bandara menjadi kewenangannya.

(31)

TRANSUDARA

melalui angkutan udara. Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 32 tahun 2015 tentang aturan itu. Ini untuk mengikuti Annex 17 dari Organisasi Penerbangan Sipil (ICAO) mengenai Security, Safeguarding International Civil Aviation Against Acts of Unlawful Interference.

Pengawasan Angkutan Kargo Di aturan itu tertuang kewajiban perusahaan pengawas kargo atau Regulated Agent (RA) untuk memiliki kontrak dengan maskapai minimal tiga tahun dan jika tidak memiliki kontrak tersebut barangnya akan diperiksa ulang di bandara. Jika kontraknya jelas maka pemeriksaan tidak perlu dilakukan di bandara. Maskapai telah memberi

ada kewajiban ke depannya untuk melaporkan audit keuangannya. Dalam aturan baru ini juga tidak mengenal lokasi lini satu dan dua karena yang dijaga adalah Supply Chain-nya agar tidak terganggu. Semua RA harus melakukan koordinasi dengan Otban karena kewenangan penerapan aturan tersebut ada di mereka.

Optimalisasi Sektor Keselamatan dan Pelayanan

Keselamatan penerbangan merupakan aspek sensitif yang tidak bisa dianggap remeh. Pengabaian terhadap masalah sekecil apapun bisa berdampak besar terhadap keselamatan penerbangan. Kecelakaan itu datang dari ancaman hal-hal kecil yang awalnya tidak dianggap menjadi sumber masalah. Keselamatan menjadi kunci utama dari sebuah penerbangan. Tidak ada satu orang pun yang punya keinginan menjadi korban dari sebuah insiden kecelakaan. Keselamatan penerbangan selalu terkait satu sama lain mulai dari pilot, teknisi, sekuriti, pramugari, inspektur pengawas, dan lainnya. Oleh karenanya, pemenuhan ketentuan SOP penerbangan itu mutlak dilakukan. Satu mekanisme dari penerapan SOP tersebut dilanggar, maka akan ada sanksi baik administrasi (teguran, pencabutan hak, denda) sampai sanksi pidana.

kepercayaan penuh pada RA yang menjamin semua aspek keselamatan tersebut sesuai kontrak yang berjalan. Aturan tersebut juga mempersyaratkan RA minimal punya dua line

pemeriksaan, dengan dua mesin x-ray, walktrhough metal detector dan lain sebagainya. Selain itu juga RA harus menguasai minimal 500 meter persegi tanah dengan kontrak 5 tahun, lalu perusahaan juga harus mengatur tarif supaya nanti jangan ada dumping harga.

Ketentuan lainnya, RA harus memiliki modal operasional sebagai jaminan keberlangsungan operasionalnya yaitu Rp 25 miliar serta setiap tahun

Foto : Haryadi

Proses pengamanan

selama di darat

sebelum sebuah

pesawat lepas

landas (take off)

menjadi barometer

kelancaran sebuah

penerbangan.

Kepala Otban Wilayah I Soekarno Hatta, Herson

(32)

TRANSUDARA

Ini karena penerbangan merupakan moda transportasi yang high risk (berisiko tinggi). Sistem pengaturannya pun mesti sistematis, penuh dengan perhitungan sehingga tidak boleh ada kebijakan yang bertentangan dengan aspek keselamatan. Dengan kata lain, segala sesuatunya terdokumentasi secara ketat. Perpaduan antara teknologi yang kompleks merupakan kenyataan riil angkutan udara. Itulah mengapa dalam kecelakaan pesawat umumnya bertolak dari dua faktor utama, kesalahan manusia dan gangguan peralatan.

Oleh karenanya, dibutuhkan keseriusan dalam perhitungan dan pengawasan, karena sedikit saja kesalahan dalam perhitungan, maka akibatnya fatal. Jika sudah terjadi kesalahan hitung maka potensi terjadinya insiden tinggal menunggu waktu. Artinya tidak dibenarkan pembiaran pada aspek keselamatan terjadi dalam penerbangan.

Tidak hanya aspek keselamatan dan keamanan yang menjadi perhatian pemerintah. Penegakan aturan terkait pelayanan penerbangan terus dilakukan oleh semua Otban. Pelayanan maskapai penerbangan (airlines) tidak berlaku prima, maka Otban bisa menjatuhkan sejumlah sanksi. Setiap maskapai mesti memberikan semua hak-hak penumpang sebagai konsumen.

Kesiapan Masing-Masing Operator Bagi operator manapun yang tidak disiplin, kemungkinan mereka akan mendapatkan teguran, dan jika terus diabaikan sanksi terberat adalah pencabutan izin. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan telah membuktikan beberapa waktu lalu, dengan

membekukan sejumlah maskapai yang tidak mematuhi aturan keselamatan. Kepatuhan maskapai mencakup kesiapan menerapkan SOP maintenance mereka.

Untuk seluruh operator airlines yang berada di bandara, umumnya mereka secara rutin melakukan pengawasan SOP maintenance itu. Setiap pesawat yang akan terbang, tim maintenance airlines berkewajiban melakukan pengecekan segala teknis sekaligus memastikan kelaikan sebuah pesawat. Tim ahli masing-masing airlines, merupakan orang-orang yang mendapat lisensi dari pemerintah setelah melalui prosedur pengujian sesuai pengajuan dari pihak manajemen airlines. Mereka bertanggung jawab untuk memelihara pesawatnya agar tetap laik terbang. Setiap pesawat yang akan terbang dicek seluruhnya oleh orang yang memiliki otoritas untuk itu. Pemerintah yang menguji kelayakan dan kemampuannya memberi lisensi kepada petugas yang bertanggung jawab maintenance pesawat.

Regulasi Keamanan Dunia Penerbangan

Semua pengelola bandara baik besar maupun kecil, wajib memberikan jaminan keselamatan dan keamanan penerbangan dengan melakukan pengamanan di sisi darat. Bentuk nyata dari ketentuan tersebut pengecekan pesawat dan pengecekan semua penumpangnya. Pengamanan maksimal kepada calon penumpang melalui pemeriksaan mulai masuk pintu daerah bebas terbatas sampai ke ruang tunggu. Tanggung jawab pengelola bandara umumnya terbatas hanya sampai ke ruang tunggu. Sementara ketika penumpang menuju pesawat, maka tugas itu menjadi kewenangan pihak airlines. Sejak mulai pemanggilan penumpang sampai kebijakan terkait keberangkatan atau ada penundaan dan sebagainya, semuanya dikendalikan airlines.

Upaya menjaga keselamatan dan keamanan penerbangan juga menjadi tanggung jawab penumpang. Setiap penumpang wajib menjalani pemeriksaan keamanan di darat agar tercipta keselamatan di udara. Keselamatan dan kenyamanan penerbangan akhirnya memang sangat tergantung dari dukungan masyarakat sekitar. Keselamatan penerbangan memang harus diawali dari darat 2

Semua pengelola

bandara baik besar

maupun kecil,

wajib memberikan

jaminan

keselamatan

dan keamanan

penerbangan

dengan melakukan

pengamanan di sisi

(33)

TRANSUDARA

dan sinergitas yang terjalin antara regulator dan pengelola bandara, operator airlines, ground handling, penumpang dan masyarakat, semua menentukan keselamatan, keamanan, dan pelayanan yang baik di dunia penerbangan. Termasuk dari peran pemerintah daerah.

Peran Daerah Sekitar Bandara Peran daerah dalam keselamatan penerbangan tertuang dalam Peraturan Daerah tentang Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP). Ini merupakan amanah dari Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub). KKOP terkait dengan tata ruang wilayah daerah dan ini merupakan syarat dari setiap bandara yang ada di daerah. Kebijakan daerah untuk menetapkan KKOP sebagai bagian dari implementasi standar keselamatan dan keamanan penerbangan yang berlangsung di daerah. Masyarakat juga perlu memiliki budaya keselamatan penerbangan agar berpartisipasi menjalankan fungsi kontrol yang baik untuk menangkal

khususnya moda transportasi udara di Indonesia yang terus berkembang. Mereka akan mengisi kebutuhan para teknisi di bidang pesawat terbang. Para SDM Perhubungan tersebut dibekali pengetahuan terkait aspek keselamatan, keamanan dan pelayanan transportasi yang baik.

Dengan bekal itu, para lulusan sekolah-sekolah perhubungan tersebut akan bisa menerapkan ketentuan keselamatan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan. Memang diakui, upaya menciptakan keselamatan penerbangan tidak bisa serta merta dibebankan kepada pihak regulator bandara dan airlines semata. Penumpang dan masyarakat juga diharapkan mendukung karena memang peranan itu tidak bisa dielakkan.

Salah satu contohnya, kepatuhan penumpang mengikuti aturan yang berlaku dalam penerbangan merupakan bagian dari menciptakan keselamatan dalam penerbangan. Semestinya ada kepatuhan para penumpang untuk tidak mengaktifkan telepon selulernya baik saat akan terbang maupun sesaat pascalanding. Dukungan semua pihak termasuk masyarakat ikut menentukan keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan nasional. (*)

setiap ancaman keselamatan. Penyedia jasa penerbangan juga wajib menetapkan kebijakan dan program budaya keselamatan ini. Pasal 319 UU Penerbangan Nomor 1 tahun 2009 mewajibkan adanya kebijakan dan program budaya tindakan keselamatan, keterbukaan, komunikasi serta penilaian dan penghargaan terhadap tindakan keselamatan penerbangan. Kepatuhan terhadap standar keselamatan, keamanan dan pelayanan yang baik pada gilirannya menjadi kebutuhan semua maskapai. Karena ukuran kepatuhan akan ditentukan oleh sistem audit dan inspeksi yang ketat oleh regulator.

Mempersiapkan SDM Perhubungan Yang Sadar Keselamatan

Mencari tenaga yang memiliki skill di bidangnya khususnya teknisi pesawat terbang memang tidak mudah. Untuk itu, pemerintah telah melakukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi kelangkaan tenaga ahli bidang penerbangan itu.

Selain memperbanyak diklat-diklat khusus bidang yang spesifik di sekolah-sekolah penerbangan, Kementerian Perhubungan juga menambah kapasitas sekolah-sekolah itu bagi calon taruna. Ini sangat penting untuk mengimbangi kebutuhan SDM Perhubungan

2. Suasana boarding 3. Security Check Point (SCP) 4. Kontrol Sebelum take off 3

(34)

Keselamatan KA

Tanggung Jawab

Bersama

Salah satu tantangan utama keselamatan

perkeretaapian notabene ada di perlintasan sebidang.

Masyarakat pengguna jalan yang melintasi jalur rel

kereta api sering melanggar peraturan dan ketentuan

pembangunan fly over ataupun underpass sering

diabaikan. Kondisi tanah sekitar rel kereta api kadang

kurang mendapat perhatian. Perlu koordinasi yang baik

antara semua pihak yang terlibat dalam pembangunan

perkeretaapian nasional.

TRANSPERKERETAAPIAN

1

K

eselamatan perjalanan KA memang tidak bisa hanya diatur oleh peraturan perundang-undangan yang ada di Kementerian Perhubungan saja. Akan tetapi juga oleh peraturan perundang-undangan yang ada di wilayah Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah (Pemda), Kementerian Pekerjaan Umum dan masyarakat. Menurut Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono, pengalaman di lapangan menunjukkan peran pemerintah daerah ikut mempengaruhi keselamatan, keamanan dan pelayanan transportasi perkeretaapian. “Pemerintah

terus melakukan sosialisasi terkait keselamatan ini kepada semua stakeholder termasuk pemerintah daerah agar mereka mendukung kebijakan keselamatan, keamanan dan pelayanan di bidang perkeretaapian,” ujar Prasetyo kepada Transmedia di Jakarta, beberapa waktu lalu. Guna mencapai target tersebut, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan

mengupayakan terjadinya koordinasi dan kerja sama yang baik antara pemerintah daerah, PT KAI dan instansi

Referensi

Dokumen terkait