THE EFFECT OF JOB CONFLICT AND LEADERSHIP STYLE ON THE STAFF PERFORMANCE WITH JOB SATISFACTION AS THE INTERVENING
VARIABLE
1
Devi Febriza, 1Syafrizal Chan, 1Yuhelmi
1
Master of Management Science, Postgraduate Program University of Bung Hatta
Email: gendis_minang@yahoo.co.id
Abstract
This study aims to disclose: The direct effect of job conflict and the leadership style on the staff performance; The direct effect of job conflict and the leadership style on the job satisfaction; The direct effect of job satisfaction on the staff performance; The indirect effect of job conflict and the leadership style on the staff performance through job satisfaction.
This study is a causal design. The research population is the number of all civil servants working for Department of Social Affairs and Manpower of Padang City totaling 105 persons. They are all also the research respondents.
The analysis methods used in this study are : descriptive analysis, model feasibility test, classic assumption tests (linearity test, normality test, multicolinearity test, heteroxedasticity test), multiple linear regression analysis, simple linear regression analysis, stratified regression analysis, determination coefficient and hypothetical test.
The study findings show that: job conflict affects the job satisfaction negatively and significantly, the leadership style affects the job satisfaction positively and significantly, and the job satisfaction affects the staff performance positively and significantly. The job satisfaction acts as the intervening variable amongst job conflict, leadership style and the staff performance. The magnitude of the indirect effect of job conflict and leadership style variables through job satisfaction variable is 36.5%, whereas their direct effect without going through job satisfaction is 21,2%. Thus it can be concluded that the effect of job satisfaction as the intervening variable is 15,2%.
This study suggests that job conflict be reduced, leadership style and job satisfaction be improved to enhance the staff performance.
Keywords: job conflict, leadership style, job satisfaction, the staff performance
I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan asset
vital organisasi karena perannya dalam
implementasi strategi sangat penting yaitu
sebagai subjek pelaksana dari strategi
organisasi. Mempunyai sumber daya
manusia yang berkualitas dan profesional
merupakan harapan dari organisasi, bagi
organisasi yang memiliki hal tersebut akan
dapat mencapai kinerja yang optimal sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh organisasi
sehingga tujuan organisasi tercapai.
Manusia, pegawai, sebagai salah satu
sumber daya organisasi sering ditunjuk
sebagai faktor utama jika terjadi kegagalan
pencapaian tujuan organisasi. Disisi lain
mengembangkan dan mempertahankan
sumber daya manusia yang berkualitas
semakin mendesak sesuai dengan dinamika
lingkungan yang selalu berubah. Hal ini
sesuai dengan terjadinya paradigma
kepemerintahan dan sentralistik menjadi
otonomi, sehingga hal ini harus disikapi
oleh pegawai di daerah Kabupaten/ Kota
dalam bentuk perubahan pola pikir,
tindakan, yang lebih aspiratif dan mampu
menterjemahkan kebutuhan masyarakat
dalam bentuk program/ kegiatan yang
mendukung pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi yang diemban.
Pemerintah sangat menyadari hal
tersebut, sehingga peraturan
perundang-undangan yang dikeluarkan dan berkaitan
dengan penyelenggaraan pemerintahan
selalu dihubungkan dengan masalah kinerja.
Mulai dari perencanaan strategik, anggaran
berbasis kinerja dan laporan akuntabilitas
kinerja pemerintah.
Menurut Mangkunegara (2008:93),
kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Efektifitas dari suatu organisasi
pemerintah ditentukan oleh seberapa
tingginya kinerja para pegawai dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kinerja sebagai suatu tindakan
dapat memiliki beberapa dimensi yang
relevan, yakni dimensi perilaku dan dimensi
hasil. Kinerja dari dimensi perilaku dapat
dimanifestasikan berupa mengikuti atau
mentaati peraturan atau prosedur kerja yang
telah digariskan organisasi. Sedangkan
kinerja dari dimensi hasil dapat
dimanifestasikan berupa pencapaian target
dari berbagai paket pekerjaan. Jadi kinerja
merupakan tindakan-tindakan pegawai yang
dimanifestasikan dalam bentuk
perilaku-perilaku dan hasil pekerjaan.
Kinerja mengandung makna prestasi
yang berarti hasil karya yang dicapai dan
melakukan suatu kegiatan yang bertujuan
mendapatkan hasil, kinerja yang tinggi
menggambarkan keberhasilan dan
kesuksesan pegawai dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya dan sebaliknya kinerja yang
rendah menggambarkan ketidak berhasilan
pegawai dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya.
Menurut Bateman dalam Timpe,
(2000:32), faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja adalah ; (1). Perilaku,
(2). Sikap, (3). Tindakan-tindakan Kerja,
(4). Bawahan, (5). Pimpinan, (6). Kendala/
konflik, (7). Keadaan ekonomi.
Sementara menurut Arikunto (2002:47),
mengatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja seseorang meliputi
faktor internal dan eksternal. Faktor internal
minat, disiplin, intelegensi, motivasi dan
kepribadian. Sedangkan yang termasuk
faktor eksternal meliputi sarana dan
prasarana, insensif atau gaji, komitmen,
suasana kerja dan lingkungan kerja, iklim
organisasi dan gaya kepemimpinan.
Hasibuan (2007:202) juga mengemukakan,
kinerja pada dasarnya dipengaruhi oleh
faktor-faktor yaitu : kepuasan kerja,
motivasi kerja, komitmen pegawai, persepsi
terhadap tugas, kepribadian dan kemampuan
pegawai dalam melaksanakan tugas.
Menurut Robins (2002:260), konflik
sebagai suatu proses yang mulai bila satu
pihak merasakan bahwa suatu pihak lain
telah mempengaruhi secara negatif, atau
segera mempengaruhi secara negatif,
sesuatu yang diperhatikan pihak pertama.
Hal ini terjadi dikarenakan menurunnya
perhatian dan konsentrasi serta semangat
dalam melaksanakan pekerjaan.
Konflik bisa dilatar belakangi oleh
adanya ketidak cocokan atau perbedaan
dalam hal nilai, tujuan, status, dan budaya.
Konflik dapat merupakan masalah yang
serius dalam setiap organisasi. Konflik dapat
timbul akibat dari komunikasi yang buruk,
dalam arti komunikasi yang menimbulkan
kesalah pahaman antara pihak-pihak yang
terlibat yang dapat menjadi sumber konflik.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Handoko (2001:294) Gaya kepemimpinan
merupakan suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk mempengaruhi orang lain
agar dapat bekerja mencapai tujuan dan
sasaran. Berdasarkan pendapat diatas
peranan kepemimpinan dalam suatu
lembaga sangat penting, karena dengan gaya
kepemimpinan (otokrasi, demokratis,
kendali bebas) seorang pemimpin akan
dapat menjalankan semua fungsinya (fungsi
instruksi, konsultasi, partisipasi, delegasi
dan pengendalian) dan akan dapat
membawa bawahan kepada sasaran yang
diinginkan.
Pemimpin harus mampu memberikan
wawasan, membangkitkan kebanggaan,
serta menumbuhkan sikap hormat dan
kepercayaan dari bawahannya. Pemimpin
yang efektif adalah pemimpin yang
mengakui kekuatan kekuatan penting yang
terkandung dalam individu. Setiap individu
memiliki kebutuhan dan keinginan yang
berbeda-beda. Setiap individu memiliki
tingkat keahlian yang berbeda-beda pula.
Pemimpin harus fleksibel dalam
pemahaman segala potensi yang dimiliki
oleh individu dan berbagai permasalahan
yang dihadapai individu tersebut. Dengan
melakukan pendekatan tersebut, pemimpin
dapat menerapkan segala peraturan dan
kebijakan organisasi serta melimpahkan
tugas dan tanggung jawab dengan tepat.
Sehingga pemimpin nantinya dapat
meningkatkan kinerja karyawan dengan
lebih efektif.
Belum terwujudnya kinerja organisasi
oleh rendahnya kepuasan kerja. Lutans
(1998:144), merumuskan kepuasan kerja
adalah suatu keadaan emosi seseorang yang
positif mapun menyenangkan yang
dihasilkan dan penilaian suatu pekerjaan
atau pengalaman kerja. Kepuasan kerja
mencerminkan perasaaan seseorang
terhadap pekerjaannya, hal ini terlihat dari
sikap poitif karyawan terhadap
pekerjaannya yang dihadapi dilingkungan
kerjanya. Kepuasan kerja adalah konsep
teori dan praktek yang penting, karena
kepuasan kerja dapat mempengaruhi
kapasitas pemegang pekerjaan untuk
berkinerja secara efektif dan untuk
menghadapi tuntutan kerja dengan berhasil.
Semakin banyak aspek dalam pekerjaan
yang sesuai dengan keinginan dan
apek-aspek diri individu, maka ada
kecenderungan semakin tinggi tingkat
kepuasan kerjanya yang tentunya akan
diikuti dengan peningkatan kinerja yang
akan dihasilkan.
Penelitian ini adalah replikasi dari
penelitian yang dilakukan oleh Susi (2008)
tentang Pengaruh Konflik Kerja pada
Kepuasan Kerja, Kinerja, dan komitmen
Organisasi dan penelitian yang dilakukan
oleh Puput Hari (2011) tentang Pengaruh
gaya kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan dan kepuasan kerja sebagai
variable intervening pada PT. BPR Ihuthan
Ganda Kartasura.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan berbagai permasalahan
yang telah dikemukakan maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengaruh konflik kerja
terhadap kinerja ?
2. Bagaimana pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja ?
3. Bagaimana pengaruh konflik kerja
terhadap kepuasan kerja ?
4. Bagaimana pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kepuasan kerja ?
5. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja
terhadap kinerja ?
6. Bagaimana pengaruh konflik kerja
terhadap kinerja melalui kepuasan kerja
sebagai variable intervening ?
7. Bagaimana pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja melalui
kepuasan kerja sebagai variable
intervening ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menganalisis tentang:
1. Pengaruh konflik kerja terhadap kinerja
2. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja
3. Pengaruh konflik kerja terhadap
kepuasan kerja
4. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kepuasan kerja
5. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja
melalui kepuasan kerja sebagai variable
intervening
7. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja melalui kepuasan kerja sebagai
variable intervening
1.4. Kerangka Konseptual
1.5. Hipotesis
H1 : Konflik Kerja berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Pegawai
H2 : Gaya Kepemimpinan berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja pegawai
H3 : Konflik kerja berpengaruh signifikan
terhadap terhadap kepuasan Kerja
H4 : Gaya Kepemimpinan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan Kerja
H5 : Kepuasan Kerja berpengaruh positif
signifikan terhadap Kinerja Pegawai
H6 : Konflik Kerja berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja pegawai melalui kepuasan
sebagai Variabel Intervening
H7 : Gaya Kepemimpinan berpengaruh
signifikan melalui Kinerja pegawai dengan
kepuasan sebagai Variabel Intervening
II. Metodologi 2.1.Jenis Penelitian
penelitian ini merupakan disain
kausalitas. Menurut Umar (2009) bahwa
penelitian disain kausal adalah penelitian
yang berguna untuk menganalisis
hubungan-hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya. Sifat hubungan-hubungan
yang mungkin terjadi antara
variabel-variabel harus simetris, asimetris dan timbal
balik.
2.2.Populasi dan Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah keseluruhan PNS yang bertugas pada
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
yang berjumlah 105 orang dimana
semuanya dijadikan sebagai responden
2.3. Sumber dan Metoda Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang
digunakan adalah data primer yaitu data
yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
dari sumber penelitian melalui penyebaran
kuisioner. Data sekunder adalah data yang
diperoleh secara tidak langsung dan
diperoleh dengan cara mendapatkan
referensi melalui literatur yang berkaitan
dengan variabel penelitian.
2.4.Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini menggunakan metode survey.
Metode survey adalah suatu metode
penelitian yang mengambil sampel dari
suatu populasi dan menggunakan kuisioner
sebagai alat pengumpul data.
III. Hasil dan Pembahasan 3.1. Hasil Analisis Deskriptif
1. Kinerja pegawai Pada Dinas Sosial
Konflik Kerja
Gaya Kepemimpi
nan
Kepuasan Kerja
dan Tenaga Kerja Kota Padang
termasuk dalam kategori baik
dengan skor rata-rata sebesar 4,20
dan Tingkat Capaian responden
sebesar 84,05%.
2. Gaya Kepemimpinan Pada Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Padang termasuk dalam kategori
baik dengan skor rata-rata sebesar
4,00 dan Tingkat Capaian
responden sebesar 80,07%.
3. Kepuasan kerja Pada Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kota Padang
termasuk dalam kategori baik
dengan skor rata-rata sebesar 3,22
dan Tingkat Capaian responden
sebesar 64,46%.
4. Konflik kerja Pada Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kota Padang
termasuk dalam kategori baik
dengan skor rata-rata sebesar 2,92
dan Tingkat Capaian responden
sebesar 58,35%.
3.2.Uji Hipotesis
Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh Konflik Kerja dan Gaya KepemimpinanTerhadap Kinerja Pegawai Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
Variabel terikat
Variabel Bebas
Kooefesien Regresi
Signifikan
Y Konstanta 4,227 0,000
X1 -0,392 0,000
X2 0,227 0,033
F 13,758 0,000
R2 0,212
Dari hasil analisis data untuk mengetahui
pengaruh Konflik Kerja(X1) dan Gaya
Kepemimpinan (X2) terhadap Kinerja
Pegawai (Y) diperoleh nilai koefisien
regresi linear berganda dan interprestasi
sebagai berikut:
Y=a- b1x1 + b2x2 + e
Y=4,227 - 0,392 X1 + 0,227 X2 + e
Dari persamaan regresi linear berganda di
atas dapat diartikan sebagai berikut:
1. Nilai koefisien regresi Konflik Kerja
adalah -0,392 dengan tingkat signifikasi
sebesar 0,000. Nilai signifikasi tersebut
lebih kecil dari alpha 0,05 dengan
demikian, dapat diartikan bahwa
variabel Konflik Kerja berpengaruh
signifikansi terhadap Kinerja Pegawai.
Oleh karena itu hipotesis satu (H1)
penelitian ini menyatakan bahwa
Konflik Kerja berpengaruh signifikan
tehadap Kinerja Pegawai pada pegawai
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Padang sehinga “H1 diterima”. Hal ini
berarti terdapat pengaruh negative dan
signifikan antara variabel Konflik Kerja
terhadap Kinerja Pegawai pada Pegawai
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Padang. Konflik Kerja pegawai tinggi
maka akan semakin turun pula Kinerja
Pegawai terhadap pegawai Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kota Padang dengan
asumsi variabel lain selain variabel
Konflik Kerja dianggap konstan, begitu
juga sebaliknya semakin rendah Konflik
Kerja maka semakin tinggi kinerja
2. Nilai koefisien regresi Gaya
Kepemimpinan adalah 0,227 dengan
tingkat signifikasi sebesar 0,033. Nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari
alpha 0,05. Dengan demikian, dapat
diartikan bahwa variabel Gaya
Kepemimpinan berpengaruh signifikansi
terhadap Kinerja Pegawai. oleh karena
itu hipotesis kedua (H2) penelitian ini
yang menyatakan bahwa Gaya
Kepemimpinan berpengaruh signifikasi
terhadap Kinerja Pegawai Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kota Padang sehingga “H2 diterima”. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan positif antara
variabel Gaya Kepemimpinan terhadap
Kinerja Pegawai, maka akan semakin
baik pula Kinerja Pegawai Pegawai pada
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Padang dengan asumsi variabel lain
selain variabel Gaya Kepemimpinan
dianggap konstan, begitu juga
sebaliknya semakin rendah Gaya
Kepemimpinan maka akan semakin
buruk pula Kinerja Pegawai.
Tabel2 Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh Konflik Kerja dan Gaya KepemimpinanTerhadap Kepuasan kerja Pegawai Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Padang Variabel
terikat
Variabel Bebas
Kooefesien Regresi
Signifikan
Z Konstanta 2,322 0,000
X1 -0,369 0,000
X2 0,434 0,000
F 21,196 0,000
R2 0,294
Dari hasil analisis data untuk mengetahui
pengaruh Konflik Kerja (X1) dan Gaya
Kepemimpinan (X2) terhadap kepuasan kerja
(Z) diperoleh nilai koefisien regresi linear
berganda dan interprestasi sebagai berikut:
Z= a- b1X1 + b2X2 + e
Z= 2,322- -0,369 X1 + 0,434 X2 + 0,584
Dari persamaan regresi linear berganda di
atas dapat diartikan sebagai berikut:
1. Nilai koefisien regresi Konflik Kerja
(X1) adalah -0,369 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,000. Nilai
signifikansi tersebut labih kecil dari
alpha 0,05.Dengan demikian, dapat
diartikan bahwa variabel Konflik Kerja
(X1) berpengaruh signifikansi terhadap
kepuasan kerja (Z). Sehingga
keputusanya adalah “H3 diterima”. Hal ini berarti terdapat pengaruh negatif dan
signifikan antara variabel Konflik Kerja
(X1) terhadap kepuasan kerja (Z) pada
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Padang. Artinya semakin tinggi Konflik
Kerja maka akan semakin rendah pula
kepuasan kerja terhadap pegawai Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
dengan asumsi variabel lain selain
variabel Konflik Kerja (X1) dianggap
konstan, begitu juga sebaliknya semakin
rendah Konflik Kerja (X1) Pegawai
maka semakin tinggi kepuasan kerja
pegawai.
2. Nilai koefisien regresi Gaya
tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai
signifikasi tersebut lebih kecil dari pada
Alpha 0,05. Dengan demikian, dapat
diartikan bahwa variabel Gaya
Kepemimpinan (X2) berpengaruh
signifikasi terhadap kepuasan kerja (Z).
Oleh karena itu hipotesis kedua (H4)
penelitian ini menyatakan bahwa Gaya
Kepemimpinan (X2) berpengaruh
signifikasi terhadap kepuasan kerja (Z)
Pegawai pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang “H4 diterima”. Hal
ini berarti terdapat pengaruh signifikan
positif antara variabel Gaya
Kepemimpinan (X2) terhadap kepuasan
kerja (Z) pegawai pada Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kota Padang, atau
semakin baik Gaya Kepemimpinan (X2)
maka akan semakin baik pula kepuasan
kerja pegawai pada Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Padang dengan
asumsi variabel lain selaian variabel
Gaya Kepemimpinan (X2) dianggap
konstan, begitu juga sebaliknya semakin
buruk Gaya Kepemimpinan (X2) maka
akan semakin rendah pula kepuasan
kerja pegawai.
Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang
Variabel terikat
Variabel Bebas
Kooefesien Regresi
Signifikan
Y Konstanta 2,362 0,000
Z 0,549 0,000
F 49,015 0,000
R2 0.322
Dari hasil analisis data untuk mengetahui
pengaruh kepuasan kerja (Z) terhadap
Kinerja Pegawai(Y) diperoleh nilai
koefisien regresi linear berganda dan
interprestasi sebagai berikut:
Y= a + bZ + e
Y= 2,362+ 0,549Z + e
Dari persamaan regresi linear sederhana di
atas dapat diartikan sebagai berikut:
Nilai koefisien regreasi Kepuasan kerja (Z)
adalah 0,549 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut
lebih kecil dari alpha 0,05. Dengan
demikian, dapat diartikan bahwa variabel
Kepuasan kerja (Z) berpengaruh
signifikansi terhadap Kinerja Pegawai (Y).
Oleh karena itu hipotesis ketiga (H5)
penelitian ini yang menyatakan bahwa
“Kepuasan kerja (Z) berpengaruh
signifikansi terhadap Kinerja Pegawai pada
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang “ H5 diterima”. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikansi positif antara
variabel Kepuasan kerja (Z) terhadap
Kinerja Pegawai (Y) pada pegawai Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang, atau
semakin puas Pegawai maka akan semakin
meningkat pula Kinerja Pegawai pada
Pegawai Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kota Padang dengan asumsi variabel lain
selain Kepuasan kerja (Z) dianggap
konstan, begitu juga sebaliknya semakin
rendah Kepuasan kerja (Z) maka akan
Tabel 4.24 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Bertingkat Pengaruh Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening
Variabel terikat
Konst, X1,X2 dan Z
Koefesien Regresi dan signifikansi
Y Tahap
Kedua variabel bebas berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai karena
memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05, besarnya pengaruh kedua variabel
bebas tersebut terhadap kinerja pegawai
adalah 21,2 % (R2 = 0,212 )
Tahap 2.
besarnya pengaruh variabel Konflik Kerja
(X1) dan Gaya Kepemimpinan(X2) terhadap
Kinerja Pegawai (Y) melalui kepuasan kerja
(Z) adalah 36,5% (R2=0,365). Dengan kata
lain terjadi peningkatan pengaruh variabel
kepuasan kerja sebagai variabel intervening
sebesar 15,2 % atau naik dari 21,2%
menjadi 36,5%.
IV. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Variabel Konflik Kerja berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Kinerja
dengan koefisien regresi sebesar -0,392
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin
rendah konflik kerja yang dirasakan
pegawai, maka kinerja pegawai akan
semakin baik.
2. Variabel Gaya Kepemimpinan
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja dengan koefisien
regresi sebesar 0,227 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,033. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin baik gaya
kepemimpinan dalam suatu organisasi,
maka semakin baik pula kinerja yang
dihasilkan oleh Pegawai Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kota Padang
3. Variabel Konflik Kerja berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kepuasan
kerja pegawai dengan koefisien regresi
sebesar -0,369 dengan tingkat signifikasi
sebesar 0,000 . Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi Konflik Kerja
yang dirasakan pegawai dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsi
mereka pada organisasi, maka semakin
menurun pula tingkat kepuasan kerja
yang dirasakan oleh pegawai tersebut.
4. Variabel Gaya Kepemimpinan
berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja pegawai dengan
koefisien regresi sebesar 0,434 dengan
tingkat signifikasi sebesar 0,000. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin baik
organisasi meposisikan pegawai
berdasarkan Gaya Kepemimpinan yang
yang terdapat pada Gaya
Kepemimpinan, maka semakin baik pula
kepuasan kerja yang dirasakan pegawai
5. Variabel kepuasan kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kinerja
Pegawai dengan koefisien regresi
sebesar 0,549 dengan tingkat signifikasi
sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi kepuasan kerja
yang dirasakan oleh pegawai maka
secara otomatis pegawai akan
memberikan Kinerja Pegawai yang
tinggi pula.
6. Kepuasan kerja berperan sebagai
variabel intervening antara konflik kerja,
Gaya Kepemimpinan dan Kinerja
Pegawai.
7. Besarnya pengaruh tidak langsung variabel Konflik Kerja dan Gaya
Kepemimpinan melalui variabel
kepuasan kerja sebesar 36,5%,
sedangkan pengaruh langsung tanpa
melalui kepuasan kerja adalah sebesar
21,2%, sehingga dapat dikatakan bahwa
terdapat efek atau dampak variabel
kepuasan kerja sebagai variabel
intervening sebesar 15,2%
Saran
1. Disarankan dalam upaya peningkatan
kinerja pegawai pada Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja, hendaknya Dinas dapat
menekan konflik kerja, memperbaiki
gaya kepemimpinan dan
meningkatkan kepuasan.
2. Upaya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kota Padang dalam menekan konflik
kerja antara lain dapat dilakukan
dengan cara :
a. Mengupayakan agar semua
pegawai dalam bekerja
memperhatikan aturan dan dan
kebijakan agar dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan
baik.
b. Tidak memberikan pekerjaan
kepada pegawai yang bukan
bidang pekerjaannya.
c. tidak memberi pekerjaan secara
tumpang tindih atau dengan kata
lain memberikan pekerjaan pada
masing-masing secara profesional
atau sesuai tugas pokok mereka
masing-masing.
3. Upaya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
dalam meningkatkan kepuasan antara
lain:
a. Memberikan kesejahteraan
pegawai sehingga mendorong
pegawai agar dapat bekerja dengan
rasa tanggung jawab yang tinggi
b. Mempromosikan pegawai yang
mempunyai prestasi tinggi dalam
melaksanakan tugas.
c. Memberikan pelatihan-pelatihan
serta melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi untuk meningkatkan
kemampuan berfikir dalam
4. Upaya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
dalam memperbaiki gaya
kepemimpinan antara lain :
a. Unsur pimpinan harus
memberikan arahan dan perintah
yang jelas kepada bawahannya
dalam bekerja
b. Pimpinan harus bisa memberikan
tugas pada pegawai dengan jelas
sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur yang telah ditetapkan
5.3 Keterbatasan Penelitian
1. Keterbatasan ruang lingkup, penelitian
ini hanya melihat pengaruh konflik
kerja, Gaya Kepemimpinan terhadap
Kinerja Pegawai dengan kepuasan
kerja sebagai variabel intervening
pada Pegawai Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Padang. Peneliti
berikut hendaknya memperluas ruang
lingkup seperti melakukan penelitian
pada pegawai lingkupnya sumatera
barat sehingga samplenya lebih
banyak, maka diperoleh hasil yang
lebih akurat dan terwakili.
2. Keterbatasan Teknik sampling,
pengambilan data primer hanya
melalui kuesioner. Pengumpulan data
melalui kuesioner mempunyai
kelemahan, yaitu perbedaan
pandangan responden terhadap
sesuatu. Sehingga dalam penelitian ini
peneliti tidak dapat mengendalikan
jawaban responden. Peneliti
selanjutnya diharapkan dapat
mengumpulkan data primer melalui
kuesioner dan wawancara agar hasil
lebih sempurna.
3. Keterbatasan dalam variable, variabel
bebas dalam penelitian ini hanya
Konflik Kerja dan Gaya
Kepemimpinan sedangkan variabel
intervening kepuasan kerja. Peneliti
selanjutnya diharapkan dapat
menambah variabel lain yang
mempengaruhi Kinerja Pegawai
seperti budaya organisasi, budaya
kerja dan lain-lain.
Daftar Pustaka
Alfiah, Jenefi (2013), Pengaruh Konflik terhadap Kepuasan Kerja Melalui
Kepercayaan, Jurnal Ilmu
Manajemen, Vol 1 No1.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur
penelitian suatu pendekatan
praktek. Jakarta. Rineka Cipta Jakarta
As'ad Moh. 1998. Psikologi Industri. Yogyakarta : Penerbit Liberty. Baron, R.M, Kenny, D.A (1986). The
moderator-moderator Variable
distinction in Social
Psychological Research:
Conceptual, Strategic, and Statistical Consideration. Journal of personality magister and social psychology, 51 (16), 13-25
Brahmasari, Ida Ayu & Suprayetna (2008),
Pengaruh Motivasi Kerja,
Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (studi
kasus pada PT. Pei Hai
Internasional Wiratama
Churiyah, Madziatul. (2011). Pengaruh
Konflik Peran Terhadap
Kepuasan Kerja Perawat Serta Komitmen Pada Organisasi,
Jurnal Ekonomi Modernisasi,
Vol.3 No.1
De Dreu, C.K.W dan Weigart, L.R. 2003. “Task versus relationship conflict, team performance and team member satisfaction: a meta-analisys”. Journal of Applied Psychology 88(4):741-749. Dubrin Andrew J., 2005. Leadership
(Terjemahan), Edisi Kedua,
Prenada Media, Jakarta.
Gary A. Yulk. 1994. Leadership in
Organization. New Jersey,
Prentice Hall.
Gujarati, D. (1995), Basic Econometrics, 3rd edition, McGraw-Hill, New York
Hari, Puput, Kristianti,2011, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan dengan Kepuasan
Kerja Sebagai Variabel
Intervening Pada PT. BPR Ihuthan Ganda Kartasura, jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Handoko Hani. T. 1996. Manajemen Personalia dan Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta : BPFE
UGM
Handoko, T. Hani. (2001). Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta. BPFE. Hari, Puput, 2011, Pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja sebagai variable intervening pada
PT. BPR Ihuthan Ganda
Kartasura, Universitas
Diponegoro
Hasibuan, Malayu. SP. (2003). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi
revisi. Jakarta. Bumi Aksara. Kartono, Kartini (1994), Essentials of
Management, McGraw Hill Book Co, New York
Koesmono H. Teman, 2005. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
Motivasi dan Kepuasan Kerja serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Ekspor di Jawa Timur, Disertasi Universitas Airlangga, Surabaya. Kreitner, Robert Kinicki, Angelo (2004),
Organizational Behavior, 6th edition, McGraw Hill
Luthans, Fred. S. (1995). Organizational
Behavior, Seventh Edition.
Singapore. Mc. Graw Hill.
Mangkunegara Anwar Prabu, 2005.
Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan, Cetakan
Keenam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mangkunegara Anwar Prabu, 2005.
Perilaku dan Budaya Organisasi, Cetakan Pertama, PT. Refika Aditama, Bandung.
Reksohadiprodjo S. dan Handoko T.H. Organisasi Perusahaan Edisi 2. Yogyakarta: BPFE
Robbin, Stephen. 2001. Perilaku
Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Robbins, Sthepen P dan Judge, Timothy. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Salemba Empat. Robbinss Stephen P., 1996. Organizational
Behavior (Terjemahan) Jilid 2, Edisi Ketujuh, PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
Robbins Stephen P., 2001. Organizational Behavior (Terjemahan) Jilid 1, Edisi Kedelapan, PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
Robbinss Stephen P., 2002. Essentials of
Organizational Behavior
(Terjemahan), Edisi Kelima,
Penerbit Erlangga, Jakarta
Santika, Reny dan Sanjoyo, 2011.pengaruh Konflik Kerja-Keluarga Terhadap
Komitmen Organisasi yang
Sekaran, Uma (2006), Research Methods for Business: a Akill Building Approach, John Willey and Sons, New York
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 1. Jakarta: PT. Salemba Empat.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 2. Jakarta: PT. Salemba Empat.
Siagian, S. P.(2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara
Singarimbun, 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta. LP3ES.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung: CV.
Alfabeta
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta
Susi, Widjayani, 2008, Pengaruh Konflik Kerja pada Kepuasan Kerja,
Kinerja, dan komitmen
Organisasioal, Tesis, Universitas Gajah Mada.
Su-Yung F (2002), The Relationship Among Transformational Leadership, Organizational Commitment and Citizenship Bahavior: The Case of Expatriates. Master’s Thesis. URN:etd0201101-153856 Upper Saddle River, 07458
Wexley, K.A dan Yukl C.A. Perilaku
Organisasi dan Psikologi
Personalia. Terjemahan oleh
Muh. Shobaruddin. 2005. Jakarta :Rineka Cipta
Wibowo, 2006. Manajemen Perubahan,
Cetakan Pertama, PT.
Rajagrafindo Persada, Jakarta. Widodo, Untung, 2006, Analisis Pengaruh
Gaya Kepemimpinan dan
Kepuasan Kerja terhadap kinerja Bawahan (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Semarang), Fokus Ekonomi, Vol 1 No.2.
W.S, Christine dan Oktorina, Megawati,
2010, Pengaruh Konflik
Pekerajaan dan Keluarga
Terhadap Kinerja dengan Konflik Pekerjaan Keluarga sebagai Intervening Variabel(studi pada dual Career Couple di Jabotabek ,
Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol 12 No. 2. Yukl, Gary (2002), Leadership in