HAK GUGAT dan
PENYELESAIAN
SENGKETA
LINGKUNGAN
Harsanto Nursadi
Sengketa
Lingkungan
11/23/2018 © HN_2013
PENGERTIAN DASAR SENGKETA
Sengketa dalam pengertiannya
yang luas (termasuk perbedaan
pendapat, perselisihan, ataupun
konfik) adalah hal yang lumrah
dalam kehidupan bermasyarakat,
yang dapat terjadi saat dua orang
atau lebih berinteraksi pada suatu
peristiwa/ situasi dan mereka
memiliki persepsi, kepentingan, dan
keinginan yang berbeda terhadap
PEMICU SENGKETA
Pemicu terjadinya sengketa bermacam-macam, misalnya:
kesalahpahaman
perbedaan penafsiran;
ketidak-jelasan pengaturan;
ketidak-puasan;
ketersinggungan;
kecurigaan;
tindakan yang tidak patut, curang atau tidak
jujur;
kesewenang-wenangan atau ketidakadilan
terjadinya keadaan-keadaan yang tidak terduga.
11/23/2018 © HN_2013
5
PENYELESAIAN
SENGKETA
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 84
1) Penyelesaian sengketa lingkungan hidup
dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan.
2) Pilihan penyelesaian sengketa lingkungan
hidup dilakukan secara suka rela oleh para pihak yang bersengketa.
3) Gugatan melalui pengadilan hanya dapat
ditempuh apabila upaya penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang dipilih dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu atau para pihak yang bersengketa.
11/23/2018 © HN_2013
PENYELESAIAN SENGKETA DI
PENGADILAN
Gugatan Perdata
Tuntutan Pidana
Gugatan PTUN
Penyelesaian
Sengketa di
Pengadilan:
HAK GUGAT
11/23/2018 © HN_2013
HAK GUGAT
Individual,
perwakilan kelompok,
organisasi,
Pemerintah
Citizen Lawsuit
1. INDIVIDUAL
Gugatan Voluntair yang bersifat sepihak (
ex-parte), yaitu permasalahan yang diajukan untuk diselesaikan pengadilan tidak
mengandung sengketa (undisputed matters), tetapi semata-mata untuk kepentingan
pemohon.
Masalah yang diajukan bersifat kepentingan
sepihak semata (for the beneft of one party only)
Permasalahan yang dimohon penyesuaian kepada
PN, pada prinsipnya tanpa sengketa dengan pihak lain (without dispute or diferences with another party)
Tidak ada orang lain atau pihak ketiga yang
ditarik sebagai lawan, tetapi bersifat ex-parte.
11/23/2018
© HN_2013
Gugatan Contensia, gugatannya
mengandung sengketa antara dua pihak
atau lebih. Permasalahan yang diajukan dan di minta untuk diselesaikan dalam gugatan, merupakan sengketa atau perselisihan di
antara para pihak (between contending parties)
Permasalahan hukum yang diajukan ke
pengadilan mengandung sengketa
Sengketa terjadi di antara para pihan,
paling kurang diantara dua pihak
Gugatan perdata bersifat party, dengan
komposisi, pihak yang satu bertindak dan berkedudukan sebagai penggugat dan
pihak yang lain berkedudukan sebagai penggugat
2. PERWAKILAN KELOMPOK
suatu tata cara pengajuan gugatan
yang dilakukan satu orang atau lebih;
orang tersebut bertindak mewakili
kelompok (
class representative
) untuk
diri sendiri dan sekaligus mewakili
anggota kelompok (
class members
)
yang jumlahnya banyak (
numerous
).
antara yang mewakili kelompok
dengan anggota kelompok yang
diwakili memiliki kesamaan fakta atau
dasar hukum.
(Perma No 1 Tahun 2001, Psl 1 huruf a)
11/23/2018 © HN_2013
TUJUAN GUGATAN KELOMPOK
Mengembangkan Penyederhanaan Akses
Masyarakat Memperoleh Keadilan
Dengan adanya prosedur perwakilan gugatan yang dapat
mewakili orang banyak yang dirugikan secara hukum, maka terjadi penyederhanaan akses masyarakat untuk memperoleh keadilan.
Mengefektifkan Efsiensi Penyelesaian Pelanggaran
Hukum yang Merugikan orang banyak
Dengan gugatan perwakilan kelompok, maka gugatan
dapat dilakukan:
Secara serentak atau sekaligus dan misal untuk kepentingan
kelompok dengan hanya satu gugatan
Gugatan dapat diajukan dengan berdasar pada fakta dan
dasar hukum yang sama dengan tergugat yang sama
Akan memperkecil kemungkinan gugatan yang saling
bertentangan untuk fakta dan dasar hukum yang sama
dengan tergugat yang sama bila dilakukan secara perorangan
Proses perkara menjadi ekonomis (Judicial
Ekonomy)
Dengan hanya satu gugatan biaya proses pengadilan lebih
sedikit dibandingkan banyak gugatan / penanggulangan gugatan yang serupa.
Pasal 91UUPPLH
(1) Masyarakat berhak mengajukan
gugatan perwakilan kelompok untuk
kepentingan dirinya sendiri dan/atau
untuk kepentingan masyarakat
apabila mengalami kerugian akibat
pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup.
(2) Gugatan dapat diajukan apabila
terdapat kesamaan fakta atau
peristiwa, dasar hukum, serta jenis
tuntutan di antara wakil kelompok
dan anggota kelompoknya.
11/23/2018 © HN_2013
©
- Sub kelompok (kalau perlu) Menunjuk wakil
kelompok
Menunjuk Kuasa Hukum
(dengan surat kuasa)
Gugatan Perdata Konvensional
(PMH)
2. Kelalaian, Kesengajaan kebijakan
Gugatan Kelompok Gugatan Pribadi
Pemeriksaan
SAH, Penetapan (putusan sela) waktu yang ditentukan hakim
TIDAK SAH, Penetapan (putusan FINAL)
11/23/2018
Harus memenuhi syarat Adequacy of Representation
(kelayakan wakil)
ICEL 2002
Anggota Kelompok (Penggugat Pasif)
Perkiraan jumlah korban
(yg akan dikonfrmasi setelah putusan)
identifedunidentifed
Opt Out
Setelah Notifkasi oleh pengadilan
Wakil Kelompok (Penggugat
aktif)
1,2 or 5 Hk/LawyerKuasa
LSM)
UU 23/1997 ; Pasal 38
(1). Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan pola kemitraan, organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan untuk
kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup.
(2). Hak mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbatas pada tuntutan untuk hak melakukan tindakan
tertentu tanpa adanya tuntutan ganti rugi, kecuali biaya atau pengeluaran riil.
(3). Organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) apabila memenuhi persyaratan:
a. Berbentuk badan hukum atau yayasan.
b. Dalam anggaran dasar organisasi lingkungan hidup yang
bersangkutan menyebutkan dengan tegas bahwa tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan pelestarian fungsi
lingkungan hidup;
c. Telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya.
Pasal 39
Tata cara pengajuan gugatan dalam masalah lingkungan hidup
oleh orang, masyarakat dan/atau organisasi lingkungan hidupmengacu pada Hukum Acara Perdata yang berlaku
YANG BOLEH DITUNTUT
(PETITUM)
Tindakan tertentuyang boleh diminta
dalam gugatan, antara lain meminta:
Pengadilan memerintahkan tergugat untuk
melakukan tindakan hukum tertentu yang bertujuan melestarikan fungsi lingkungan
Pengadilan menyatakan tergugat telah
melakukan PMH
Pengadilan memerintahkan tergugat
memperbaiki instalasi pengolahan limbah
Biaya riil yang telah dikeluarkan oleh LSM 11/23/2018
© HN_2013
UU 32/2009; Pasal 92 UUPPLH
(1)
Dalam rangka pelaksanaan
tanggung jawab perlindungan
dan pengelolaan lingkungan
hidup, organisasi lingkungan
hidup berhak mengajukan
gugatan untuk kepentingan
pelestarian fungsi lingkungan
hidup.
(2)
Hak mengajukan gugatan
terbatas pada tuntutan untuk
melakukan tindakan tertentu
tanpa adanya tuntutan ganti rugi,
kecuali biaya atau pengeluaran
riil.
(3)
Organisasi lingkungan hidup dapat
mengajukan gugatan apabila
memenuhi persyaratan:
a. berbentuk badan hukum;
b. menegaskan di dalam anggaran
dasarnya bahwa organisasi tersebut
didirikan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup; dan
c. telah melaksanakan kegiatan nyata
sesuai dengan anggaran dasarnya paling singkat 2 (dua) tahun.
11/23/2018 © HN_2013
2008 Tentang Pengelolaan
Sampah
Pasal 37 (1): Organisasi persampahan berhak
mengajukan gugatan untuk kepentingan pengelolaan sampah yang aman bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Pasal 37(2): Hak mengajukan gugatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terbatas pada tuntutan untuk melakukan tindakan tertentu, kecuali biaya atau
pengeluaran riil.
Pasal 37(3) Organisasi persampahan yang berhak
mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan:
a. berbentuk badan hukum;
b. mempunyai anggaran dasar di bidang pengelolaan sampah;
dan
c. telah melakukan kegiatan nyata paling sedikit 1 (satu) tahun
4. PEMERINTAH
UU 23/1997; Pasal 37 UUPLH
(2). Jika diketahui bahwa masyarakat menderita karena akibat pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup sedemikian rupa sehingga mempengaruhi perikehidupan pokok masyarakat, maka instansi pemerintah yang
bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup dapat bertindak untuk kepentingan masyarakat.
UU 32/2009; Pasal 90 UUPPLH
(1) Instansi pemerintah dan pemerintah daerah yang
bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup berwenang mengajukan gugatan ganti rugi dan tindakan tertentu
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang menyebabkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang mengakibatkan kerugian lingkungan hidup.
11/23/2018 © HN_2013
Penjelasan pasal 90(1) UUPPLH:
Yang dimaksud dengan “kerugian lingkungan hidup” adalah kerugian yang timbul akibat pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang bukan merupakan hak milik privat.
Tindakan tertentu merupakan tindakan pencegahan dan penanggulangan
pencemaran dan/atau kerusakan serta pemulihan fungsi lingkungan hidup guna
menjamin tidak akan terjadi atau terulangnya dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
4. CITIZEN LAWSUIT
Tidak dikenal dalam sistem hukum civil law
(yang dianut Indonesia)
Dikenal pada sistem hukum common law
Sejarahnya Citizen Lawsuit pertama kali
diajukan terhadap permasalahan lingkungan.
Pada perkembangannya, Citizen Lawsuit
tidak lagi hanya diajukan dalam perkara lingkungan hidup, tetapi pada semua
bidang dimana negara dianggap
melakukan kelalaian dalam memenuhi hak warga negaranya
11/23/2018 © HN_2013
LAWSUIT
Citizen Lawsuit pada intinya adalah mekanisme
bagi Warga Negara untuk menggugat tanggung jawab Penyelenggara Negara atas kelalaian
dalam memenuhi hak-hak warga Negara.
Kelalaian tersebut didalilkan sebagai Perbuatan
Melawan Hukum, sehingga CLS diajukan pada lingkup peradilan umum dalam hal ini perkara Perdata.
Oleh karena itu Atas kelalaiannya, dalam
petitum gugatan, Negara dihukum untuk mengeluarkan suatu kebijakan yang
bersifat mengatur umum (regeling) agar
kelalaian tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari.
KARAKTERISTIK CITIZEN LAWSUIT
Berdasarkan gagasan pokok tersebut, maka dapat
dijabarkan karakteristik dari Gugatan Citizen Lawsuit
berdasarkan beberapa perkara CLS yang pernah diajukan di Indonesia, adalah sebagai berikut:
1. Tergugat dalam CLS adalah Penyelenggara Negara,
Mulai dari Presiden dan Wakil Presiden sebagai pimpinan teratas, Menteri dan terus sampai kepada pejabat negara di bidang yang dianggap telah melakukan kelalaian dalam memenuhi hak warga negaranya. Dalam hal ini pihak
selain penyelenggara negara tidak boleh
dimasukkan sebagai pihak baik sebagai Tergugat maupun turut tergugat, karena inilah bedanya antara CLS dengan gugatan warga negara.
Jika ada pihak lain (individu atau badan hukum) yang ditarik sebagai
Tergugat/Turut Tergugat maka Gugatan tersebut menjadi bukan Citizen
Lawsuit lagi, karena ada unsur warga negara melawan warga negara.
Gugatan tersebut menjadi gugatan biasa yang tidak bisa diperiksa dengan mekanisme Citizen Lawsuit.
11/23/2018 © HN_2013
Gugatan adalah kelalaian Penyelenggara
Negara dalam pemenuhan hak-hak warga negara. Dalam hal ini harus diuraikan bentuk kelalaian apa yang telah
dilakukan oleh negara dan hak warga negara apa yang
gagal dipenuhi oleh Negara. Penggugat harus membuktikan bahwa Negara telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum tersebut, sebagaimana gugatan perdata biasa.
3. Penggugat adalah Warga Negara, yang bertindak
mengatasnamakan warga negara. Penggugat dalam hal ini cukup membuktikan bahwa dirinya adalah warga negara Indonesia. Berbeda dengan class action, Penggugat tidak harus merupakan kelompok warga negara yang dirugikan secara langsung oleh negara, oleh karena itu
Penggugat tidak harus membuktikan kerugian materiel apa yang telah dideritanya sebagai dasar gugatan, berbeda dengan gugatan perdata biasa.
Selain itu Penggugat secara keseluruhan adalah mewakili Warga Negara
Indonesia, tidak perlu dipisah-pisah menurut kelompok kesamaan fakta dan kerugian sebagaimana dalam Gugatan Class Action.
4. Gugatan Citizen Lawsuit tidak memerlukan adanya
suatu notifkasi Option Out setelah gugatan
didaftarkan sebagaimana diatur dalam PERMA tentang Class Action. Dalam prakteknya di Indonesia yg
didasarkan pada pengaturan di beberapa negara common law, Citizen Lawsuit cukup hanya dengan memberikan notifkasi berupa somasi kepada
penyelenggara Negara.
Isi somasi adalah bahwa akan diajukan suatu Gugatan Citizen Lawsuit terhadap penyelenggara Negara atas kelalaian negara dalam
pemenuhan hak-hak Warga Negaranya dan memberikan kesempatan bagi negara untuk melakukan pemenuhan jika tidak ingin gugatan diajukan. Pada prakteknya somasi ini harus diajukan
selambat-lambatnya 2 bulan sebelum gugatan didaftarkan, namun karena belum ada satupun peraturan formal yang mengatur hal tersebut, maka ketentuan ini tidak berlaku mengikat.
5. Petitum dalam gugatan tidak boleh meminta
adanya ganti rugi materiel, karena kelompok warga
negara yang menggugat bukan kelompok yang dirugikan secara materiel dan memiliki kesamaan kerugian dan kesamaan fakta hukum sebagaimana gugatan Class Action.
11/23/2018 © HN_2013
6. Petitum gugatan Citizen Lawsuit harus berisi
permohonan agar negara mengeluarkan
suatu kebijakan yang mengatur umum (Regeling) agar perbuatan melawan hukum berupa kelalaian dalam pemenuhan hak warga negara tersebut di masa yang akan datang
tidak terjadi lagi.
7. Petitum Gugatan Citizen Lawsuit tidak boleh
berisi pembatalan atas suatu Keputusan Penyelenggara Negara (Keputusan Tata Usaha Negara) yang bersifat konkrit
individual dan fnal karena hal tersebut
merupakan kewenangan dari peradilan TUN.
8. Petitum Gugatan Citizen Lawsuit juga tidak
boleh memohon pembatalan atas suatu Undang-undang (UU) karena itu merupakan kewenangan dari Mahkamah Konstitusi (MK). Selain itu Citizen Lawsuit juga tidak boleh meminta pembatalan atas Peraturan
perundang-undangan di bawah Undang-undang (UU) karena hal tersebut merupakan kewenangan Mahkamah Agung (MA)
sebagaimana kini telah diatur dalam PERMA tentang Judicial Review peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang.
11/23/2018 © HN_2013
CITIZEN LAW SUIT
1. Gugatan CLS atas nama Munir Cs atas
Penelantaran Negara terhadap TKI Migran yg dideportasi di Nunukan. à Dikabulkan Majelis Hakim Jakarta Pusat dengan Ketua Majelis Andi Samsan Nganro. Hasilnya adalah UU Nomor 39
Tahun 2004 tentang Penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Ini merupakan Gugatan
CLS pertama yang muncul di Indonesia.
2. Gugatan CLS atas kenaikan BBM oleh LBH
APIK à Ditolak, bentuk CLS tidak diterima Majelis Hakim PN Jakpus.
3. Gugatan CLS atas Operasi Yustisi oleh LBH
Jakarta à Ditolak, bentuk CLS tidak diterima Majelis Hakim PN Jakarta Pusat.
4. Gugatan CLS atas penyelenggaraan Ujian Nasional
oleh LBH Jakarta àDikabulkan untuk sebagian, Pemerintah diminta meninjau ulang kebijakan penyelenggaraan Ujian Nasional.
DI NEGARA LAIN
1. Di Amerika Serikat
Gugatan seorang Warga Negara Amerika atas
kelalaian Pemerintah dalam melakukan pelestarian terhadap Spesies kelelawar langka di Amerika.
Gugatan tersebut dikabulkan dan hasilnya adalah pemerintah Amerika mengeluarkan Act tentang Konservasi kelelawar langka tersebut.
2. Di India
Gugatan seorang Warga Negara India atas kelalaian
Pemerintah India dalam melestarikan sungai
gangga yang merupakan sungai suci bagi umat
hindu. Hasilnya adalah Larangan pemerintah India kepada pabrik-pabrik di sekitar sungai Gangga
melakukan pencemaran terhadap sungai.
11/23/2018 © HN_2013
Penyelesaian
Sengketa di luar
Pengadilan
PENYELESAIAN SENGKETA DI LUAR PENGADILAN (OUT COURT)
I. Primary:
A. Ajudikasi : Arbitrasi B. Non Ajudikasi:
a. Negosiasi b. Mediasi c. Konsiliasi; d. Konsultasi;
e. Penilaian/ pendapat ahli;
f. Evaluasi netral dini (early neutral evaluation); g. Pencarian fakta netral (neutral fact-fnding
II. Hybrid:
A. Mini Trial B. Med-arb
C. Ombudsman
11/23/2018 © HN_2013
DIKEMBANGKANNYA
ALTERNATIVE DISPUTE
RESOLUTION (ADR)
Ketidakpuasan Terhadap Proses Pengadilan Yang
Memakan Waktu Yang Relatif Lama, Mahal Dan Sulit
Penyelesaian Sengketamelalui Pengadilan
Menimbulkan Perasaan Bermusuhan Di Antara Para Pihak
Adanya Budaya Musyawarah Yang Telah Dikenal
Dalam Berbagai Masyarakat
Penyelesaian Bersifat Win-win Solution
Memperhatikan Aspek Substantif, Prosedural
Dan Psikologis
Negosiasi
Penyelesaian Sengketa Yang Dilakukan Oleh Para Pihak
Melalui
Perundingan
Tanpa Dibantu Oleh Pihak
Ketiga
Mediasi
Penyelesaian Sengketa Yang Dilakukan
Melalui
Perundingan
Dibantu Oleh Pihak Ketiga
Yang Netral Dan Tidak Sengketa Yang
Dilakukan Oleh Pihak Ketiga
Yang Mempunyai Wewenang
Untuk Memutus
11/23/2018 © HN_2013
SENGKETA LINGKUNGAN
Pasal 85
1) Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan
dilakukan untuk mencapai kesepakatan mengenai:
a. bentuk dan besarnya ganti rugi;
b. tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan; c. tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terulangnya
pencemaran dan/atau perusakan; dan/atau
d. tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap
lingkungan hidup.
2) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak berlaku
terhadap tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
3) Dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar
pengadilan dapat digunakan jasa mediator dan/atau arbiter untuk membantu menyelesaikan sengketa lingkungan hidup.
Pasal 86
Masyarakat
dapat
membentuk
lembaga penyedia jasa penyelesaian
sengketa lingkungan hidup yang
bersifat bebas dan tidak berpihak.
Pemerintah dan pemerintah daerah
dapat memfasilitasi
pembentukan
lembaga penyedia jasa penyelesaian
sengketa lingkungan hidup yang
bersifat bebas dan tidak berpihak.
11/23/2018 © HN_2013
ADR PADA UU 4/82; 23/97; 32/09
39