• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH MEDIA LEAFLET DAN BUKU SAKU SEBAGAI ALAT BANTU PENDIDIKAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI SISWA KELAS 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH MEDIA LEAFLET DAN BUKU SAKU SEBAGAI ALAT BANTU PENDIDIKAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI SISWA KELAS 3"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PENGARUH MEDIA

LEAFLET

DAN BUKU SAKU

SEBAGAI ALAT BANTU PENDIDIKAN TERHADAP PERUBAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI SISWA KELAS 3

Femy Azalea1, Fadil Oenzil2, Deli Mona3.

1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas 2 Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 3 Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas

ABSTRACT

Dental caries is a dental problem that often arises in children. One of the factors that affect higher oral health problem is child behavioral factors associated with its children's knowledge about oral health, so it is important to educate children’s to increase their knowledge that will changes the child's behavior in a positive direction. Children as educational objectives have characteristics according to their physical and cognitive developmen, is important aspect that need to be considered to determine the correct media that we used to learn something to children. The purpose of this study was to determine the difference effect of dental health education between leaflet and pocket book in third grade students.The method that used in this study is non-equivalent control group design, Samples were taken using quota sampling technique. Total samples are 40 children. Both group are given pre-test and then 20 children given education using Leaflet at SDN 17 and 20 children using pocket book at SDN 20. Post test are given on day 7 after education. This study used T dependent test and T independent test (p<0,05). Statistical analysis showed increasing knowledge of this study is significant, the value before and after the given education used leaflets and pocket bookwith significant value of 0,000 (p<0,05). there is different between both media in incresing knowledge, with significant value of 0.003(p>0,05). Leaflet showed an increase of knowledge is greater when compared with the use of a pocket book. Conclusion, leafletis an effective media to increase oral knowledge of dental health.

Keyword :leaflet, pocket book, increase of knowledge

Affiliasi penulis:1Faculty of Dentistry Andalas University

Korespondensi: Femi Azalea email: femywazalea@gmail.com

PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut adalah

bagian dari kesehatan secara keseluruhan

yang mempengaruhi kualitas hidup.

Dengan memiliki gigi dan mulut yang

sehat, beberapa aktivitas seperti berbicara,

makan, dan bersosialisasi tidak akan

terganggu karena terhindar dari rasa sakit,

tidak nyaman, dan malu.1 Salah satu

prevalensi penyakit gigi dan mulut yang

tinggi adalah karies gigi. Studi

epidemiologi mengenai karies

menunjukkan bahwa prevalensi karies

meningkat pada negara berkembang.2

Berdasarkan Riset kesehatan dasar tahun

2007, menunjukan bahwa prevalensi

nasional karies aktif adalah 43,4% dan

pengalaman karies sebesar 72,1%. Di

provinsi Sumatera Barat prevalensi karies

mencapai 70,6%.3 Untuk Kota Padang

jumlah kejadian karies tahun 2014 adalah

5188 kasus.4

Karies gigi merupakan permasalahan

gigi yang sering timbul tidak hanya pada

orang dewasa tetapi juga dialami oleh ARTIKEL PENELITIAN

(2)

anak-anak. Penyebab timbulnya masalah

kesehatan gigi dan mulut pada anak salah

satunya faktornya yaitu faktor perilaku

atau sikap yang mengabaikan kesehatan

gigi dan mulut, hal tersebut terjadi karena

kurangnya pengetahuan mengenai

pentingnya menjaga kesehatan gigi dan

mulut.5,6 Pengetahuan kesehatan gigi dan

mulut yang rendah pada anak merupakan

faktor penyebab terjadinya karies.5

Terdapat hubungan antara pengetahuan

anak tentang karies dengan terjadinya

kejadian karies, sehingga perlu

dilakukannya suatu upaya untuk

meningkatan pengetahuan anak tentang

kesehatan gigi dan mulut.7

Langkah awal sebagai upaya dalam

meningkatkan pengetahuan dan mencegah

masalah kesehatan gigi dan mulut pada

anak adalah dengan cara memberikan

pendidikan kesehatan gigi dan

mulut.7Pemberian pendidikan kesehatan

gigi dan mulut pada anak sekolah dasar

penting dilakukan, karena pada masa ini

anak mulai mengembangkan kebiasaan

yang biasanya cenderung menetap sampai

dewasa,8 salah satunya adalah kebiasaan

menjaga kesehatan gigi dan mulut.9

Salah satu sasaran dari pendidikan

kesehatan gigi dan mulut adalah

anak-anak usia 7-9 tahun yang duduk di

bangku kelas 3 sekolah dasar.10-12 Usia

tersebut merupakan usia kritis terhadap

terjadinya karies gigi permanen.7

Anak-anak sebagai sasaran pendidikan

memiliki karakteristik tertentu sesuai

dengan usia dan perkembangan

kognitifnya. Anak usia 7-9 tahun berada

dalam tahap perkembangan operasional

konkret, yang sudah bisa menggunakan

penalaran dalam melakukan pemecahan

masalah,10-12 sehingga metode,

pendekatan, dan media yang digunakan

untuk membantu proses pendidikan pada

anak harus disesuaikan agar tujuan

pendidikan tercapai dan sasaran dapat

memahami materi pendidikan.7,13

Dalam proses pendidikan tentunya

anak-anak tidak terlepas dengan

faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam

belajar. Terdapat faktor eksternal seperti

lingkungan, dan kebudayaan, serta faktor

internal seperti faktor jasmani, dan juga

psikologi anak. Salah satu faktor yang

memiliki peranan dalam proses belajar

anak adalah minat anak terhadap materi

yang diberikian, yang berpengaruh

terhadap hasil dari pemberian

pendidikan.10,14,15

Media pendidikan dapat digunakan

sebagai sarana penunjang, yang dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian,

dan minat dari penerima materi.8,16-18

Untuk anak-anak penggunaan media yang

berisi gambar-gambar dapat

(3)

pendidikan.7,19,20 Terdapat berbagai

bentuk media sebagai alat penunjang

pendidikan kesehatan seperti media cetak,

elektronik, dan luar ruangan. Media cetak

kini telah dikembangkan dalam bentuk

yang beragam seperti poster, leaflet,

brosur, majalah, surat kabar, lembar

balik, sticker, pamflet, dan buku.17

Leaflet adalah lembaran kertas yang

dilipat mengandung pesan tercetak

sebagai informasi mengenai suatu hal

atau peristiwa, yang berisi informasi

berbentuk kalimat, gambar, ataupun

kombinasi.20leaflet sebagai media atau

alat bantu lihat (visual aid) dalam

memberikan pendidikan menunjukan

hasil yang lebih baik jika dibandingkan

dengan memberi pendidikan tanpa

adanya penggunaan media.21 Buku juga

merupakan salah satu contoh media cetak

yang digunakan dalam pendidikan. Salah

satu jenis buku yang digunakan sebagai

media dalam melakukan pendidikan

adalah buku saku. Buku saku hampir

sama dengan booklet, hanya saja

berukuran lebih kecil sehingga bisa

dimasukkan ke dalam saku.17 Buku ini

berisi tulisan dan gambar-gambar seperti

buku, hanya saja isinya jauh lebih singkat

dan jelas, biasanya tidak lebih dari 24

lembar.16

Berdasarkan laporan Dinas

Kesehatan Kota Padang tahun 2014

menunjukkan Puskesmas Alai masuk

dalam lima besar kasus karies terbanyak

dari dua puluh dua Puskesmas di Kota

Padang.4 Untuk program UKGS pada

wilayah kerja Puskesmas Alai terlihat dari

2179 orang murid sekolah dasar, terdapat

1517 orang murid yang baru mendapatkan

dental health education.4 Terdapat 4

program kesehatan gigi dan mulut di

Puskesmas Alai, salah satunya kegiatan

UKGS yang dilakukan empat kali dalam

setahun. Berdasarkan laporan tahunan

Puskesmas Alai tentang program UKGS

dua belas bulan terakhir mengenai hasil

screening pada tujuh sekolah dasar binaan

Puskesmas Alai memperlihatkan bahwa,

SDN 17 Gunung Pangilun dan SDN 20

Berok merupakan sekolah dasar dengan

kejadian karies dua terbanyak dengan

persentase yang sama yaitu 80% dari

jumlah murid yang dilakukan screening.

Dalam kegiatan UKGS yang dilakukan

Puskesmas Alai pada sekolah dasar

binaanya, diketahui belum adanya

penggunaan media cetak sebagai saranan

pemberian penyuluhan atau pembinaan

pada program UKGS tersebut.

Berdasarkan hal diatas peneliti

tertarik melakuan penelitian tentang

perbedaan pengaruh media leaflet dan

buku saku sebagai alat bantu pendidikan

(4)

pengetahuankesehatan gigi siswa kelas 3

di SDN 17 danSDN 20 Kota Padang.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian eksperimen terdapat

prinsip yang harus dipenuhi yakni adanya

replikasi, randominasi, dan kontrol.

Apabila pada penelitian ketiga prinsip

tersebut diusahakan dipenuhi tetapi

belum mencapai sempurna maka disebut

eksperimen semu. Jenis penelitian ini

adalah eksperimen semu dengan desain

non equivalent control group design.

Dilakukan pre test, perlakuan, dan post

test pada dua kelompok subjek dengan

tingkat kelas yang sama tetapi dengan

perlakuan yang berbeda.22 Dengan

rancangan tersebut kuisioner yang sama

diujikan kepada sekelompok responden

yang sama sebanyak dua kali. Waktu

antara pretest dan posttest, tidak terlalu

jauh , tetapi juga tidak terlalu dekat yakni

7 hari dengan pertimbangan responden

diberikan kesempatan untuk membaca

dengan baik media yang diberikan.23

Populasi di penelitian ini berjumlah

59 orang siswa kelas III yang berasal dari

SDN 17 Gunung Pangilun dan SDN 20

Berok Kota Padang, dengan rincian 29

orang berasal dari SDN 17 Gunung

Pangilun dan 30 Orang berasal dari SDN

20 Berok. Penentuan sampel penelitian

diambil dengan menggunakan teknik

quotasampling yaitu penentuan sampel

dari populasi yang mempunyai

ciri-ciritertentu sampai jumlah (kuota) yang

diinginkan.24 Sampel berjumlah 40 orang,

20orang siswa dari SDN 17 Gunung

Pangilun dan 20 orang siswa dari SDN 20

Berok. Dari kedua Sekolah Dasar tersebut

dibagi menjadi 2 kelompok yaitu

kelompok satu dengan pemberian

pendidikan kesehatan gigi dan mulut

dengan menggunakan alat bantu media

leaflet, dan kelompok dua dilakukan

pemberian pendidikan kesehatan gigi dan

mulut dengan menggunakan alat bantu

media buku saku.

Adapun kriteria inklusi dari penelitian

ini adalah siswa kelas III dengan umur

antara 7-9 tahun, Keadaan umum baik

(fisik dan psikologi), kooperatif, dan anak

yang bisa membaca dan mendengar

dengan lancar dan jelas. Kriteria ekslusi

Tidak hadir saat pre test, pemberian

pendidikan, dan post test, dan anak yang

tidak mengembalikan kuisioner.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini digunakan uji

statistik parametrik karena data

berdistribusi normal. Hasil tersebut

diperoleh dari uji normalitas Shapiro-Wilk

karena jumlah sampel kurang dari lima

puluh.Berdasarkan data sekunder yang

diperoleh dari lokasi penelitian didapatkan

persebaran jenis kelamin dan umur

(5)

Tabel 1. Frekuensi Jenis Kelamin Subjek

Frekuensi Persen(%) Frekuensi Persen(%)

Laki-Laki 16 80 9 45

Perempuan 4 20 11 55

Jumlah 20 100 20 100

Tabel diatas menunjukkan responden

terbanyak dari semua jumlah responden

adalah laki-laki yang berjumlah 25 orang.

Tabel2 Frekuensi Umur Subjek Kelas 3 di SDN 17 dan SDN 20

Tabel diatas menunjukkan responden

terbanyak dari semua jumlah responden

adalah laki-laki yang berjumlah 25 orang.

Tabel 3. Hasil uji t berpasangan kelompok media

leaflet (SDN 17 GP)

Pada tabel diketahui terjadi

peningkatan rata-rata skor pengetahuuan

sebelum dan setelah diberi pendidikan

kesehatan gigi dan mulut dengan alat

bantu media leaflet. Peningkatan tersebut

terlihat dari skor rata-rata pre test 48,25

dan post test 77,00 dengan rata-rata selisih

28,75.

Untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan antara nilai pre test dan post

test dilakukan uji t berpasangan. Pada uji t

berpasangan data dikatakan ada perbedaan

bermakna apabila nilai p <0,05.25 Setelah

dilakukan pengujian didapatkan bahwa

nilai p 0,000. Hal tersebut menunjukkan

p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna dari

nilai pre test dan post test pada kelompok

media leaflet.

Tabel 3. Hasil uji t berpasangan kelompok media

leaflet (SDN 17 GP)

Pada tabel diketahui terjadi

peningkatan rata-rata skor pengetahuuan

sebelum dan setelah diberi pendidikan

kesehatan gigi dan mulut dengan alat

bantu mediabuku saku. Peningkatan

tersebut terlihat dari skor rata-rata pre test

49,75 dan post test 70,50 dengan rata-rata

selisih 20,75.

Berdasrkan hasil uji t berpasangan

antara nilai pre test dan post test pada

kelompok buku saku, nilai p = 0,000

(<0,05), maka dapat disimpulkan terdapat

(6)

test dan post test pada kelompok buku

saku.

Tabel 5.6. Hasil Uji T tidak Berpasangan antara Media Leaflet dan Buku Saku

Media N Mean Perbedaan

mean (IK 95%)

p

Leaflet 20 28,75 8,00 ± (2,8-13,2)

0.003 Buku

Saku

20 20,75

Berdasarkan tabel hasil uji T tidak

berpasangan di atas didapatkan perbedaan

nilai rata-rata 8,00 antara media leaflet

dan buku saku. Tabel tersebut juga

menunjukkan nilai p = 0,003. Dari uji

homogenitas menggunakan tes levene

menunjukkan hasil 0,95, yang artinya

kedua kelompok varian sama. Ho ditolak

jika p>0,05, maka dapat disimpulkan

terdapat perbedaan bermakna antara

peningkatan nilai rata-rata sebelum dan

setelah pendidikan menggunakan alat

bantu media leaflet pada SDN 17 Gunung

Pangilundan buku saku pada SDN 20

Berok.

Untuk masing-masing kelompok

menunjukkan hasil perubahan tingkat

pengetahuan yang berarti, hal ini sesuai

dengan teori Edgar Dale bahwa

penggunaan media dalam memberikan

pendidikan dapat meningkatkan

penyerapan materi yang diberikan.26 Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa leaflet

sebagai alat bantu dalam memberikan

pendidikan kesehatan gigi dan mulut

menunjukkan hasil peningkatan

pengetahuan yang lebih tinggi jika di

bandingkan dengan penggunaan buku

saku.

Diantara kedua media tedapat

perbedaan yang memungkinkan untuk

mempengaruhi hasil dari peningkatan

pengetahuan dari kedua kelompok. Pada

kedua media terdapat isi materi yang

sama, dan yang membedakannya adalah

dalam hal penyajian materinya. Penyajian

materi pada media leaflet lebih singkat,

padat, dan detail jika dibandingkan

dengan media buku saku, karena dalam

buku saku materi dijabarkan secara jelas

dan rinci. Dilihat dari ukuran huruf dalam

media buku saku, huruf dalam media buku

saku lebih kecil jika dibandingkan dengan

media leaflet, hal ini juga berpengaruh

terhadap ketertarikan anak untuk ingin

membacanya. Jumlah halaman yang

banyak pada media buku saku juga

mempengaruhi minat anak untuk

membacanya hingga selesai, hal ini

berkaitan dengan kemauan dan

kemampuan anak dalam membaca buku

tersebut. Berdasarkan pendapat James W.

Brown dalam buku media pengajaran

yang menyatakan bahwa usia anak-anak

cenderung lebih menyukai dan tertarik

sesuatu hal yang penuh gambar dan

(7)

jika dibandingkan dengan penjelasan

kalimat yang panjang.13, 27-29

Dalam menggunakan alat bantu

media dituntutlah kemampuan dan

kemauan anak-anak dalam membaca

untuk bisa memahami materi. Montesorri

menyatakan bahwa lingkungan dan alam

sekitar memiliki pengaruh kepada anak

dalam belajar.15 Lingkungan keluarga

merupakan tempat pertama anak

mendapat pendidikan formal maupun non

formal. Pengajaran dan aturan yang

diterapkan orang tua dalam hal belajar

berhubungan terhadap kesadaran dan

kemauan anak untuk belajar. Selain faktor

eksternal terdapat faktor internal yang

juga berpengaruh dalam proses belajar,

faktor-faktor ini seperti faktor jasmani

berupa kesehatan individu dan faktor

psikologi berupa minat, intelegensi,

kognitif, perhatian, bakat, dan

pengalaman. Dalam mempelajari media

yang diberikan faktor internal seperti

minat dan perhatian berpengaruh terhadap

kemauan responden dalam membaca dan

mempelajarinya, karena sebelum anak

mau membaca tentunya anak harus

tertarik terlebih dahulu dengan materi dan

media yang diberikan.10, 11,16, 18, 28

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan:

1. Penggunaan media leaflet sebagai alat

bantu pendidikan menunjukkan hasil

yang signifikan terhadap peningkatan

pengetahuan kesehatan gigi pada siswa

kelas 3 di SDN 17 Gunung Pangilun.

2. Penggunaan media buku saku sebagai

alat bantu pendidikan menunjukkan

hasil yang signifikan terhadap

peningkatan pengetahuan kesehatan

gigi pada siswa kelas 3 di SDN 20

Berok.

3. Peningkatan pengetahuan kesehatan

gigi dan mulut pada siswa kelas 3 yang

diberi pendidikan dengan alat bantu

media leafletmenunjukkan hasil yang

lebih tinggi dibandingkan dengan

pendidikan dengan alat bantu media

buku saku.

4. Terdapat perbedaan pengaruh media

leaflet dan buku saku sebagai alat bantu

pendidikan terhadap perubahan tingkat

pengetahuankesehatan gigi siswa kelas

3 di SDN 17 dan SDN 20.

SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

yang melihat perubahan di tingkatan

selanjutnya yaitu perubahan sikap dan

perubahan perilaku sehingga diketahui

apakah penggunaan media leaflet dapat

mengubah sikap dan perilaku kesehatan

gigi dan mulut yang lebih baik.

2. Diharapkan Puskesmas Alai dapat

(8)

leaflet dalam melakukan penyuluhan

dan pendidikan kesehatan gigi dan

mulut pada sekolah-sekolah binaannya.

3. Perlu dilakukan perbaikan-perbaikan

dan pengembangan pada media leaflet

dan buku saku sehingga dapat lebih

mudah digunakan dan lebih menarik

lagi bagi pembaca.

4. Agar hasil penelitian dapat

digeneralisasikan, maka perlu

dilakukan pengambilan sampel dari

populasi yang lebih besar.

5. Penelitian lanjutan diharapkan dapat

mengembangkan media pendidikan

yang lebih kreatif dan inovatif.

KEPUSTAKAAN

1. Kwan SYL, Petersen PE, Pine CM, Borutta A.

Health-promoting schools: an opportunity for oral health promotion. Bulletin of the world health organization. 2005;83(9):677-85.

2. Fejerskov O, Kidd E. Dental caries: the disease and its clinical management. UK: Blackwell Munksgaard; 2009.

3. Departemen Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2007.

4. Dinas Kesehatan Kota Padang. Laporan pelayanan program kesehatan gigi dan mulut puskesmas kota Padang. Padang: DKK Padang; 2014.

5. Suwelo IS. Karies gigi pada anak dengan berbagai faktor etiologi. Jakarta: EGC; 1992.

6. Widayati N. Faktor yang berhubungan dengan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun. Jurnal berkala epidemiologi. 2014;2(2):196-205.

7. Nurhidayat O, Tunggul E, Wahyono B. Perbandingan media power point dengan

flipchart dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Unnes Journal of Public Health. 2012;1(1):32-5.

8. Sari EK, Ulfiana E, Dian P. Pengaruh pendidikan kesehatan gosok gigi dengan metode permainan simulasi ular tangga terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan aplikasi tindakan gosok gigi anak usia sekolah

di SD wilayah Paron Ngawi. Jurnal Keperawatan Unair. 2002;2(10):101-11.

9. Mashabi NAA, Djoharnas H, Darwita RR. Hubungan antara status gizi dengan karies gigi pada murid-murid di sekolah dasar Kecamatan Karangantu. Journal of Dentistry Indonesia. 2005;12(1):5-9.

10. Gunarsa SD. Dasar dan teori perkembangan anak: Jakarta; 2008.

11. Sakinatun S. Perbedaan Efek Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut antara Media Berbasis Komputer dengan Lembar Balik pada anak usia 7-8 tahun. [Skripsi] Jakarta Universitas Indonesia. 2013.

12. Suparno P. Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius; 2001.

13. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.

14. Herijulianti E, Indriani TS, Artini S. Pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: EGC; 2001.

15. Sudono A. Sumber belajar dan alat permainan untuk pendidikan anak usia dini: Grasindo; 2000.

16. Suiraoka IP, Supariasa IDN. Media pendidikan kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2012.

17. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan teori dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta; 2005.

18. Sadiman AS, Raharjo, R H. Media pendidikan pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2005.

19. Muhson A. Pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi informasi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. 2010;8(2).

20. Notoatmodjo S. Ilmu kesehatan masyarakat prinsip-prinsip dasar. Jakarta: Rineka Cipta; 2003.

21. Supardi S, Sampurno OD, Notosiswoyo M. Pengaruh metode ceramah dan media leaflet

terhadap perilaku pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan. Bulletin penelitian kesehatan. 2002;30(3):128-38.

22. Mubarak, Iqbal W. Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar dalam pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2007. 30 p.

(9)

24. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005.

25. Dahlan S. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta; Salemba Medika;2008.

26. Dale E. The cone of experience. Classic writings on instructional technology. 1996:169-80.

27. Budiharto. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC; 2008.

28. Tedjasaputra MS. Bermain, mainan dan permainan. Jakarta: Grasindo; 2001.

Referensi

Dokumen terkait

(PERSERO) SUCOFINDO Gugur Tidak memasukkan dokumen kualifikasi 15 PT JHONSON SARASI JAYA Gugur Tidak memasukkan dokumen kualifikasi 16 CV. SMARTMEDIA Gugur Tidak memasukkan

sehingga penulias dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Non Muslim Menjadi Nasabah Bank Muamalat di Purwokerto.. Tugas akhir

Caruana dan Berthon (1997) dengan judul : Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen yang Dimoderasi Variabel Nilai. Dalam penelitiannya pada konstruksi

Dalam dimensi pemidanaan, yaitu pelaksanaan pidana dalam tahap aplikasi hukum pidana, jika pidana atau tindakan yang dijatuhkan oleh pengadilan sesuai dengan

LAMPU OTOMATIS YANG DIAKTIFKAN SUARA adalah suatu rangkaian elektronika yang outputnya berupa lampu menyala dengan memberikan input suara yang kepekaannya dapat diatur

BRI (Persero) Tbk Cabang Solo Slamet Riyadi Yang dinilai berdasarkan masing- masingfaktor dan hasil penilaian tersebut empat kategori tingkat kesehatan bank yaitu sehat, cukup

Internal audit adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk

Dari percobaan uji pirogen terhadap sediaan uji injeksi calcii glukonas 10%, dapat Dari percobaan uji pirogen terhadap sediaan uji injeksi calcii glukonas 10%,