• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN PERA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN PERA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

118

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN PERAWAT

DENGAN KETERAMPILAN TRIASE PASIEN DI IGD RSCM

(

Relationship Between Knowledge And Job Experience With Nurse’s Ability To

Do Triage At The Emergency Room)

Ace Sudrajat, Suhana Haeriyanto, Pramita Iriana. Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Email: ace_drajat@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan pengalaman dan pengetahuan perawat dengan keterampilan triase pada pasien. Metode penelitian menggunakan deskriptif korelasional dengan jumlah sampel 30 responden. Variabel dependen pada penelitian ini adalah keterampilan perawat dalam melakukan triase, sedangkan variabel independen adalah pengalaman lama bekerja di IGD, pengalaman lama melakukan triase dan pengetahuan perawat. Setelah diuji analisis univariat dan bivariat didapat hasil sebagai berikut: 86.7% berjenis kelamin wanita, 76.7% berpendidikan stingkat Akademi/D3 Keperawatan dan 83,3% berstatus PNS. Hasil uji hubungan antara pengalaman perawat melakukan triase dengan keterampilan triase terdapat hubungan yang signifikan (p-Value = 0.038), antara pengetahuan perawat dengan keterampilan triase terdapat hubungan yang signifikan (p-value 0.03) namun antara pengalaman lama bekerja di IGD dengan keterampilan triase tidak terdapat hubungan (p-value=0.086) begitu juga dengan pengalaman pelatihan BHD, BTCLS, ENBL dan ENIL p-value diatas 0.05.

Kesimpulannya perawat yang memiliki pengetahuan tentang triase dan pengalaman lamanya melakukan triase sangat berhubungan secara signifikan dengan keterampilan melakukan triase pada pasien yang mengalami gawat darurat.

Kata Kunci : Triase, pengetahuan dan pengalaman.

ABSTRACT

Nurse’s ability to do triage is the one of goal satisfaction to the client in emergency situation. Triase include primary survey, secondary survey, definitive intervention dan patient transportation. The research objective is to proof relatioanship between knowledge and experience with nurse ability to do triage at the emergency unit.

The research result there are relatioan between knowledge and experience with nurse ability to do triage at emergency unit (p= 0.038 and 0.03). The research also suggest to the institution give the nurse training to improve that ability that finally become professional improvement.

(2)

PENDAHULUAN

Gawat darurat merupakan kondisi yang mengancam kehidupan pasien karena mengalami ketidakstabilan nafas dan sirkulasi sebagai akibat berbagai penyakit atau trauma (Kemkes, 1997). Menurut catatan kepolisian, jumlah kecelakaan lalu lintas di tahun 2012 dari Januari hingga Juli mencapai angka 69.345 kecelakaan. Dari jumlah tersebut 31.185 orang meninggal dunia. Jika dihitung perjam, sekitar tiga orang kehilangan nyawa sia-sia akibat kecelakaan lalu lintas. Dari jumlah tersebut, 81 persen disebabkan faktor manusia, dengan indikasi pelanggaran atau tidak mematuhi peraturan lalu lintas, sisanya merupakan faktor teknis, alam dan lain sebagainya. Selanjutnya menurut Detik News tercatat angka kecelakaan yang terjadi selama 2012 mencapai 7.817 kasus atau mengalami penurunan 297 kasus (3,66 persen) dari 8.114 kasus di tahun 2011. Dari 7.817 kasus kecelakaan, 2.865 orang mengalami luka berat. Sementara pada tahun 2011, angka korban luka berat mencapai 2.852 korban. Sementara korban luka ringan yang tercatat selama 2012 mencapai 5.974 orang. Di tahun 2011, korban luka ringan mencapai 6.357 orang. Angka luka ringan akibat kecelakaan lalu lintas di tahun 2012 ini menurun 6,02

persen dibanding 2011. Kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan mencapai 11.795 kendaraan di tahun 2012 dan di tahun 2011, kendaraan yang terlibat kecelakaan mencapai 12.046. Dibanding 2011, kendaraan yang terlibat kecelakaan pada 2012 mengalami penurunan hingga 2,08 persen. "Bila dibandingkan dengan jumlah kendaraan di wilayah hukum Polda Metro Jaya pada tahun 2012 sebanyak 14.594.090 unit, maka prosentase kendaraan bermotor secara keseluruhan yang terlibat dalam laka lantas hanya 0,80 persennya saja. Dari kejadian laka lalin ini kesemuanya akan dikirim ke rumah sakit di seluruh wilayah Indonesia. Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo sendiri setiap hari disesaki oleh pasien gawat atau darurat atau yang mau lahiran. Setiap hari ada 80 pasien sampai 140 pasien yang masuk melalui pintu IGD menuju RSCM atau pulang kembali ke rumah. Bahkan waktu ada kerusuhan di Jakarta pasien bisa di atas 200 pasien. (http://bym71.wordpress.com/2012/06/16/r

(3)

Ace Sudarjat : Hubungan Pengetahuan Dan Pengalaman Perawat 120

Dengan Keterampilan Triase Pasien Di Igd Rscm

bisa meningkat 2 kali lipat (Ka. Ruangan IGD RSCM).

Pasien yang mengalami kondisi gawat darurat pertama kali akan dilakukan triase, triase berfungsi untuk menentukan kondisi pasen dan diklasifikasikan ke dalam kondisi gawat dan darurat (kartu merah), kondisi Emergent, III. Urgent, IV. Non Urgent dan V. False emergency. Selanjutnya pasien yang telah dimasukan ke dalam ruang label-label tersebut akan dilakukan primary survey beserta berbagai tindakan sesuai dengan tahapan prosedur primary survey (ABCDE). Penanganan pasien berdasarkan kartu warna harus segera dilakukan manajemen bila tidak akan terjadi hal yang fatal, label merah harus diatasi dalam 10 menit, label kuning 30 menit dan label hijau 60 menit. Teori terbaru dari Marie F.G (2009), kategori I. Resusitasi waktunya segera harus teratasi, kategori II. Emergent dalam 10 menit harus teratasi, kategori III. Urgent 30 menit harus teratasi, kategori IV. Non Urgent 60 menit, dan kategori V. False Emergency 120 jam.

Kemampuan perawat melakukan triase merupakan salah satu unsur dalam keberhasilan pertolongan pada saat klien yang mengalami gawat darurat. Menurut

Permenkes No. HK.

02.02/menkes/148/I/2010, tentang izin praktek dan penyelenggaraan praktek perawat mengatakan bahwa perawat IGD dapat melaksanakan praktek keperawatan mulai dari triase, primary survey, secondary survey, tindakan definitif, dan transpotasi pasien. Akan tetapi pada kenyataannya berdasarkan hasil observasi peneliti selama menjadi Intruktor klinik IGD masih terlihat ketimpangan dalam pelaksanaan praktek keerawatan. Bentuk ketimpangan tersebut meliputi keterbatasan perawat dalam melakukan triase, primary survey maupun sekundary survey. Ketimpangan tersebut terjadi karena adanya kebijakan setempat dari rumah sakit, namun demikian pada saat ini terutama di IGD RSCM telah berdasarkan JCI sehingga pelibatan perawat sangat terlihat sekali. Peran perawat juga sebagai koordinator penanganan pasien. Peran perawat ini sangat menentukan keberhasilan manajemen gawat darurat pasien.

(4)

pengalaman kerja. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melaksanakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu,dimana pengindraan terjadi melalui panca indera yaitu indera penglihatan,pendengaran,penciuman,rasa dan raba (Notoatmojo,1997).

Pengalaman kerja adalah lamanya seseorang melaksanakan frekuensi dan jenis tugas sesuai dengan kemampuannya (Syukur, 2001:74). Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengalaman kerja adalah waktu yang digunakan oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan n sikap sesuai dengan frekuensi dan jenis tugasnya.

Pengalaman bekerja pada pekerjaan sejenis perlu mendapat pertimbangan dalam penempatan tenaga kerja yang bersangkutan. Sebaliknya makin singkat masa kerja, makin sedikit pengalaman yang diperoleh. Pengalaman berkerja banyak memberikan keahlian dan keterampilan kerja. Sebaliknya, terbatasnya pengalaman kerja mengakibatkan tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki makin rendah. Pengalaman bekerja yang dimiliki seseorang, kadang-kadang lebih dihargai dari pada tingkat pendidikan yang menjulang tinggi. Pepatah teacherklasik

mengatakan, pengalaman adalah guru yang paling baik (experience is the best of teacher). Pengalaman bekerja merupakan modal utama seseorang untuk terjun dalam bidang tertentu. Perusahaan yang belum begitu besar omset keluaran produksinya, cenderung lebih mempertimbangkan pengaman bekerja daripada pendidikan yang telah diselesaikannya. Tenaga kerja yang berpengalaman dapat langsung menyelesaikan tugas dan pekerjaannya. Mereka hanya memerlukan pelatihan dan petunjuk yang relatif singkat. Sebaliknya tenaga kerja yang hanya mengandalkan latar belakang pendidikan dan gelar yang disandangnya, belum tentu mampu mengerjakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan cepat. Mereka perlu diberikan pelatihan yang memakan waktu dan biaya tidak sedikit, karena teori yang pernah diperoleh dari bangku pendidikan kadang-kadang berbeda dengan praktek dilapangan (Siswanto, 2002:163). Berdasarkan latar belakang tersebut masalah penelitian yang dirumuskkan adalah apakah ada hubungan pengetahuan dan pegalaman perawat dengan keterampilan perawat melakukan triase pasien, sedangkan tujuan penelitian adalah

membuktikan hubungan tingkat

(5)

Ace Sudarjat : Hubungan Pengetahuan Dan Pengalaman Perawat 122

Dengan Keterampilan Triase Pasien Di Igd Rscm

dengan keterampilan triase pasien. Sedangkan manfaat penelitian bagi Rumah

sakit adalah mengembangkan

profesionalisme keperawatan dan meningkatkan pelayanan lebih profesional.

METODE

Penelitian mempergunakan desain deskriptif korelasional yang bertujuan untuk

membuktikan hubungan tingkat

pengetahuan dan pengalaman kerja perawat denngan kemampuan perawat melakukan triase, dengan pendekatan cross sectional, yaitu pengambilan data secara bersamaan antara kedua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bertugas sebagai perawat, sedangkan sample pennelitian adalahh sebagian perawat yang memlikiti

kriteria inklusi adalah perawat IGD, sudah bekerja di IGD lebih dari 1 tahun, bertugas sebagai perawat triase, dan bersedia berpartisipasi. Sebelum dilakukan penelitian, dilakukan ethical clearance dari Komisi Etik Kedokteran Universitas Indonesia.

Instrument penelitian berupa kuesioner, test, dan lembar observasi yang dibuat sendiri oleh peneliti sesuai dengan kerangka konsep penelitian. Sedangkan analisis data dilakukan univariat dan bivariat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Distribusi frekuensi Karakteristik Individu Perawat IGD, 2013

Kategori Frekwensi Persentase

Jenis Kelamin

Wanita 26 86.7

Laki-laki 4 13.3

Total 30 100.0

Tingkat pendidikan

D3 Keperawatan 23 76.7

S1 Keperawatan 7 23.3

Total 30 100.0

Status Pekerjaan

(6)

Kategori Frekwensi Persentase Jenis Kelamin

Wanita 26 86.7

Laki-laki 4 13.3

Ners - Kontrak 5 16.7

Total 30 100.0

Pelatihan BHD

Pernah 6 20.0

Tidak pernah 24 80.0

Total 30 100.0

Pelatihan BTCLS

Pernah 5 16.7

Tidak pernah 25 83.3

Total 30 100.0

Pelatihan ENBL

Pernah 23 76.7

Tidak pernah 7 23.3

Total 30 100.0

Pelatihan ENIL

Pernah 17 56.7

Tidak pernah 13 43.3

Total 30 100.0

Pelatihan Triase

Pernah 17 56.7

Tidak pernah 13 43.3

Total 30 100.0

Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan variabel data continue umur responden,

pengalaman ners IGD, pengalaman Ners triase, pengetahuan responden dan keterampilan prosedur responden.

Min Max Mean Md Mode SD

Pengalaman Ners IGD

2 32 14.23 14.00 8 9.394

Pengalaman Ners Triase

1 23 4.53 1.00 1 5.501

Pengetahuan Ners Triase

30.00 90.00 67.5000 67.5000 65.00 11.27631 Keterampilan

Ners Triase

63.75 97.50 84.0833 85.6250 87.50 9.57014

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa rerata score pengalaman ners IGD

(7)

JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 118-129 125 score lama pengalaman ners triase dalam

melakukan triase sebesar 4.53 dengan SD=5.501 dengan score minimal 1 dan maximal 23, rerata score pengetahuan ners triase sebesar 67.50 dengan SD=11.27631 dengan score minimal 30.00 dan maximal 90.00 dan rerata score keterampilan ners triase dalam melakukan triase sebesar 84.625 dengan SD=9.57014 dengan score minimal 63.75 dan maximal 97.50.

Analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan antara 2 variabel yaitu variabel independen dengan variabel dependen berdasarkan hipotesa penelitian. Pada variabel independen terdapat pengalaman ners mengikuti pelatihan BHD, pelatihan BTCLS, pelatihan ENBL, pelatihan ENIL,

pelatihan Triase dan pengalaman lama bekerja ners IGD, pengalaman ners triase dan pengetahuan ners tentang triase. Sedangkan variabel dependen adalah keterampilan ners melakkukan prosedur triase. Analisis bivariat yang dilakukan adalah dengan menggunakan uji statistic independen-sample t-test dan uji corelational dengan tingkat kemaknaan atau nilai alpha sebesar <0,05 (5%). Untuk pengalaman ners mengkuti pelatihan menggunakan uji independen-sample t-test sedangkan untuk pengalaman lama bekerja di IGD dan pengetahuan ners tentang triase menggunakan uji corelational.

Tabel 3. Analisis hubungan pengalaman pelatihan BHD, BTCLS, ENBL, ENIL, Triase dengan

Keterampilan melakukan Prosedur Triase di IGD

Variabel Kategori

KETERAMPILAN PROSEDUR TRIASE

Rata-rata T Df pV

Pelatihan BHD Pernah (n=24) 84.6875 0.534 6.143 0.612

Tidak pernah (n=6) 81.6667

Pelatihan BTCLS

Pernah (n=25) 85.1500

1.135 4.932 0.308 Tidak pernah (=5) 78.7500

Pelatihan ENBL Pernah (n=7) 86.9643 0.794 8.374 0.449

Tidak pernah (n=23) 83.2065

Pelatihan ENIL Pernah (n=13) 85.9615 0.915 23.285 0.369

(8)

Variabel Kategori

KETERAMPILAN PROSEDUR TRIASE

Rata-rata T Df pV

Pelatihan Triase Pernah (n=13) 87.4038 1.721 26.190 0.097 Tidak pernah (n=17) 81.5441

Dari table 3 terlihat bahwa seluruh pengalaman ners dalam mengikuti pelatihan baik BHD, BTCLS, ENBL, ENIL maupun pelatihan triase tidak menjukan ada

hubungan yang signifikan dengan nilai alpha diatas 0.05.

Tabel 4. Analisis hubungan variabel pengalaman lama bekerja di IGD, pengalaman lama ners

triase dan pengetahuan ners triase dengan Keterampilan Prosedur Triase di IGD

Variabel Kontinyu

KETERAMPILAN PROSEDUR TRIASE

r pV

Pengalaman lama bekerja Ners IGD 0.319 0.086

Pengalaman lama Ners Triase 0.381(*) 0.038

Pengetahuan Ners Triase 0.397(*) 0.030

Dari table 5.4 terlihat bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengalaman triase (p-Value=0.038) dan pengetahuan triase (p-Value = 0,030) dengan keterampilan triase pada alpha 5%. Penelitian ini telah membuktikan hubungan pengetahuan dan pengalaman dengan keterampilan perawat melakukan triase di Instalasi Gawat Darurat. Berikut adalah pembahasan tentang hasil pembuktiannya.

1. Hubungan Pengetahuan dengan

Keterampilan melakukan triase

Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dengan keterampilan melakukan triase.

(9)

Ace Sudarjat : Hubungan Pengetahuan Dan Pengalaman Perawat 126

Dengan Keterampilan Triase Pasien Di Igd Rscm

yang dihadapinya. Seperti yang disampaikan Margareths (2013) triase dilakukan oleh perawat yang profesional (RN) yang sudah terlatih dalam prinsip triase, pengalaman bekerja minimal 6 bulan di bagian UGD, dan memiliki kualisifikasi: Menunjukkan kompetensi kegawat daruratan, Sertifikasi ATLS, ACLS, PALS, ENPC, Lulus Trauma Nurse Core Currikulum (TNCC), Pengetahuan tentang kebijakan intradepartemen, dan Keterampilan pengkajian yang tepat. Berdasarkan perhitungan menggunakan uji statistik diketahui ada hubungan yang bermakna secara statistic antara tingkat pengetahuan perawat dengan keterampilan melaksanakan prosedur triase (p = 0,034).

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan perawat maka pelaksanaan prosedur tetap triase oleh perawat semakin baik. Menurut Notoatmodjo (1997), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan pikir dalam menumbuhkan kepercayaan diri maupun dorongan sikap dan perilaku, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimuli terhadap tindakan seseorang. Seseorang

dapat mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya dan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Pengetahuan yang telah dimiliki tersebut menjadikan seseorang memiliki kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusriyati (2005) yang menyimpulkan bahwa pengetahuan perawat yang baik akan diikuti oleh meningkatnya keterampilan perawat dalam melakukan trase di ruang gawat darurat.

Domain kognitif pengetahuan pada tingkatan aplikasi menjadikan perawat memiliki kemampuan untuk melaksanakan prosedur tetap triase pada situasi atau kondisi sebenarnya.

(10)

hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang manfaat keberhasilan triase degan keterampilan perawat dalam melakukan triase.

2. Hubungan Pengalaman dengan

Keterampilan melakukan triase

Pengalaman akan memperkuat kemampuan dalam melakukan sebuah tindakan (keterampilan). Pengalamaan ini membangun seorang perawat bisa melakukan tindakan-tindakan yang telah diketahui pada langkah pertama. Semua tindakan yang pernah dilakukan akan direkam dalam bawah sadar mereka dan akan dibawa terus sepanjang hidupnya.

Perawat yang sering mendapat pengalaman melakukan tindakan pengambilan darah arteri dengan baik akan menjadi sangat terampil dan tentunya akan lebih professional, dibanding yang tidak pernah melakukan tindakan tersebut. Karena lamanya bekerja disuatu bidang akan memberikan suatu keterampilan yang semakin lama akan semakin baik. Perawat yang terampil tentunya akan berusaha melahirkan generasi penerus yang terampil pula, yang pada gilirannya nanti akan tercipta perawat-perawat yang terampil dan professional.

Hasil penelitian menunjukan hubungan signifikan antara pengalaman kerja dengan keterampilan perawat melakkukan triase di instalasi gawat darurat (p= 0.030). Menurut Nursalam (2009) bahwa semakin banyak masa kerja perawat maka semakin banyak pengalaman perawat tersebut dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar atau prosedur tetap yang berlaku.

Hasil penelitian berdasarkan lama kerjanya, perawat dengan masa kerja lebih dari 3 tahun memiliki pengetahuan lebih baik dibandingkan perawat yang memiliki masa kerja kurang dari 3 tahun (Sofia&Purbadi, 2006).

Dari hasil penelitian yang didapat, maka peneliti berpndapat pengalaman bekerja pada pekerjaan sejenis perlu mendapatkan pertimbangan dalam penempatan tenaga kerja.

Kenyataan Menunjukkan makin lama tenaga kerja bekerja, makin banyak pengalaman yang dimiliki tenaga kerja yang bersangkutan. Sebaliknya, makin singkat masa kerja, makin sedikit pengalaman yang diperoleh.

(11)

Ace Sudarjat : Hubungan Pengetahuan Dan Pengalaman Perawat 128

Dengan Keterampilan Triase Pasien Di Igd Rscm

keterampilan yang dimiliki makin rendah. Pengalaman bekerja merupakan modal utama seseorang untuk terjun dalam bidang tertentu.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan pengalaman kerja perawat, berhubungan signifikan dengan keterampilan perawat tersebut dalam melakukan triase. Keterampilan tersebut harus terus dipertahankan ata ditingkatkan untuk mencapai layanan keperawatan yang berkualitas.

Saran terhadap institusi agar terus meningkatkan kinerja perawat dalam melakukan riase maupun kinerja dalam layanan yang komprehensif, karena layanan keperawatan menjadi salah satu indikator penting dalam layanan kesehatan. Disamping itu penelitian tentang ranah kegawatdaruratan agar terus ditingkatkan untuk untuk peningkatkan profesionalisme.

DAFTAR RUJUKAN

Bayer, Marjorie, Susan Dusdas. 1994. 'The Clinical Practise of Medical Surgical Nursing' Boston : Little, Brown.

Billing, Diane Mc Gorvern, Lilian Gillin Stokes, 1982. Medical Surgical Nursing, Common Health Probleme of Adult and Children Across the Life Span. St.Louis : The CV. Mosby Company.

Brunner, Lillian Sholtis, 1908. Textbook of

Medical Nursing. 4 th ed.

Philadephia : Lipponcot.

Ignativus, Donna D, Marlyn Verner Beyne, 2007. Medical Surgical Nursing a

Nursing Process Approach.

Philadelphia WB Sounders Company.

Iing Yuliastuti, 2008. Pengaruh

Pengetahuan, Keterampilan Dan

Sikap Terhadap Kinerja Perawat Dalam Penatalaksanaan Kasus Flu

Burung Di RSUP.H.Adam Malik.

USU Repository © 2008.

Long, Barbara, Wilma J.Phipps, 1985.

Essential of Medical Surgical

Nursing a Nurisng Process

Aprproach. St.Louis : The

CV.Mosby Company.

Luckman, Joan, Karen Creason Sorensen, 2005. Medical Surgical Nursing a Psychophysiologie Approach. 2 nd ed. Philadelphia : WB. Saunders Company.

Notoatmojo S, 2007. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta:

(12)

Nadaek, 2011 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan

Pasien Pre Operasi di Ruangan RB2

RSUP HAM.

Gambar

Tabel 1. Distribusi frekuensi Karakteristik Individu Perawat IGD, 2013
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan variabel data continue umur responden, pengalaman ners IGD, pengalaman Ners triase, pengetahuan responden dan keterampilan prosedur responden
Tabel 3.  Analisis hubungan pengalaman pelatihan BHD, BTCLS, ENBL, ENIL, Triase dengan Keterampilan melakukan Prosedur Triase di IGD

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uji chi-square diperoleh nilai signifikan p value (0,028) &lt; (0,05) ada hubungan yang signifikan antara Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan

Para pihak atau salah satu pihak yang bersengketa dapat mengajukan permohonan bantuan untuk penyelesaian sengketa lingkungan liidup kepada lembaga penyedia jasa dengan

Tujuan uji toksisitas subkronik oral adalah untuk memperoleh informasi adanya efek toksik zat yang tidak terdeteksi pada uji toksisitas akut, memperoleh informasi kemungkinan

Pada implikasinya pendekatan proyek dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut: (1) Menetapkan pokok proyek yang menarik perhatian dan menantang rasa ingin tahu anak lebih

Hasil ini menunjukkan bahwa dosen memiliki persepsi yang baik terhadap fungsi pendidikan karakter dan dosen memahami dengan baik bahwa pendidikan karakter dapat mengembangkan

Peubah terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tanaman (t/ha), sedangkan peubah bebasnya adalah tinggi tanaman, tinggi tongkol, umur bunga betina,

• Sawaktos keur nempo hiji poto atawa video ti salah sahiji albeum Facebook™ Anjeun, ketok layar eta pikeun mintonkeun tulbar, teras ketok pikeun mintonkeun yen Anjeun

Buku Ilustrasi Edukasi Panduan Memelihara Kucing merupakan sebuah buku ilustrasi yang akan berfungsi sebagai media edukasi bagi anak untuk mengajak anak lebih bisa