• Tidak ada hasil yang ditemukan

Estimasi Kualitas Air Sungai Ciliwung da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Estimasi Kualitas Air Sungai Ciliwung da"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN No. 2088-4818

Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia

2014

Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Lingkungan Indonesia

Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia

9 7 7 2 0 8 8 4 8 1 0 0 2 10

ISSN 2088481-8

November 2014

(2)

ISSN No. 2088-4818

2014

Buku 1

Editor

Priana Sudjono

Bambang Suharto

Bambang Rahadi

(3)

vii

ISSN 2088-4818

Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia

2014

MANAJEMEN SUMBERDAYA BERKELANJUTAN Halaman

ANALISIS VARIASI MUSIMAN KADAR UAP AIR DAN KONSENTRASI CO2 SEBAGAI KOMPONEN UTAMA GRK BERBASIS DATA AIRS AQUA

Arief Suryantoro

1-11

PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTHOS SEBAGAI BIOINDIKATOR EKOLOGI PERAIRAN SUNGAI DENGAN

POLA EKOHIDROLIK DAN HIDROLIK MURNI

(STUDI KASUS SUNGAI BLORONG DAN SUNGAI GLODOK KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH)

Lianah, Elina dan Khasanah

13-24

STUDI PEMANFAATAN DAERAH RAWA

DENGAN URBAN AGRICULTURE MELALUI COMMUNITY DEVELOPMENT DI KELURAHAN SIDODAMAI,

KECAMATAN SAMARINDA ILIR, KOTA SAMARINDA Tatang Wahyudi

25-32

TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENGGUNAAN AIR ASAM TAMBANG SEBAGAI KOAGULAN

DALAM PENGOLAHAN AIR RUN OFF PERTAMBANGAN BATU BARA DENGAN KOAGULASI DUA TAHAP

Ulinnuha Yuri dan Welly Herumurti

33-43

PERENCANAAN UNIT ALUM RECOVERY

DARI LUMPUR ALUM IPAM TAMAN TIRTA SIDOARJO Satwika Desantina Muktiningsih dan M. Razif

45-54

PEMANFAATAN SAMPAH KEBUN DI KAWASAN KAMPUS TERPADU UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA SEBAGAI BRIKET BIOARANG Ismie Alfa Nugraheni, Kasam, dan Hijrah Purnama Putra

55-64

ANALISIS JERAMI PADI UNTUK PEMBUATAN MIKROMEMBRAN UNTUK PROSES DAUR AIR LIMBAH RUMAH TANGGA

Nur Aini Febriyana, Zakiyatul Mirfada, Nurul Jamila, Ach. Afif Wijayanto, Novan Pradana, dan Eddy Setiadi S.

(4)

PEMANFAATAN LIMBAH SERUTAN KAYU

UNTUK PERKUATAN TANAH GAMBUT KALIMANTAN SELATAN

Muhammad Afief Ma’ruf dan Chandra Satria Utama R.

73-85

PENYEHATAN LINGKUNGAN

PENELITIAN PENDAHULUAN UJI TOKSISITAS AKUT (LC50) IKAN MAS (Cyprinus carpio) TERHADAP PAPARAN GAS HIDROGEN SULFIDA Indra Pranata Rizal Ramadan, Ardeniswan, dan Rusvirman Muchtar

87-94

TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH DI TPS DAN TPA DI WILAYAH UTARA KABUPATEN SIDOARJO

Duhita Anindita, I D A A Warmadewanthi, dan Arseto Yekti Bagastyo

95-105

TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH DI TPS DAN TPA DI WILAYAH SELATAN KABUPATEN SIDOARJO

Cici Minarwati, I D A A Warmadewanthi, dan Arseto Yekti

107-118

INFRASTRUkTUR RAMAH LINGKUNGAN

KINERJA KELEMBAGAAN KAITANNYA DENGAN PRODUKSI DAN PENDISTRIBUSIAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT

DI WILAYAH PROVINSI RIAU Bambang Winarso

119-128

POTRET SANITASI DAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA PERMUKIMAN TIPE KECIL DI JAWA TIMUR Titiek Winanti, Nanik Estidarsani, Indiah Kustini,

dan Didiek Purwadi

129-135

LINGKUNGAN DAN SISTEM SOSIAL

POTENSI EKONOMI SAMPAH ORGANIK SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

DI KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

Muhammad Afif Ma’any dan Susi Agustina Wilujeng

137-147

KOMPUTASI, PERANGKAT LUNAK, DAN PEMODELAN LINGKUNGAN

MODEL DAYA TAMPUNG KEBUTUHAN OKSIGEN BIOKIMIA (BOD) SUNGAI LESTI KABUPATEN MALANG

Evy Hendriarianti dan Kustamar

149-159

ESTIMASI KUALITAS AIR SUNGAI CILIWUNG DAN CISADANE DI KOTA BOGOR BERDASARKAN BEBAN

DAN INDEKS PENCEMARAN

Allen Kurniawan, Yanuar Chandra Wirasembada, dan Muhammad Ihsan

161-169

MODEL PENGELOLAAN LINGKUNGAN UKM TEKSTIL (BATIK) DI KOTA PEKALONGAN

Zaenuri dan Fathur Rokhman

(5)

ix

POTENSI PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DAN SENTRA MAKANAN DI KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO

Rizki Ramadhani Ferina dan Susi Agustina Wilujeng

181-193

PENERAPAN MODEL WRF DAN CALPUFF

UNTUK ANALISIS SEBARAN UAP AIR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

Bramudya Rifki Mukti dan Mamad Tamamadin

195-205

POLA TRANPORTASI TERNAK DAN HASIL TERNAK SAPI POTONG DI INDONESIA

Bambang Winarso

207-216

TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH SEJENIS

SAMPAH RUMAH TANGGA DI KECAMATAN GUBENG, SURABAYA Elita Nurfitriyani S., I D A A Warmadewanthi, dan Welly Herumurti

(6)

Estimasi Kualitas Air (Allen Kurniawan)

ESTIMASI KUALITAS AIR SUNGAI CILIWUNG DAN CISADANE

DI KOTA BOGOR BERDASARKAN BEBAN

DAN INDEKS PENCEMARAN

ESTIMATION WATER QUALITY OF CILIWUNG AND CISADANE

RIVER IN BOGOR BASED ON LOAD AND POLLUTION INDEX

Allen Kurniawan 1), Yanuar Chandra Wirasembada 2), dan Muhammad Ihsan 3)

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor Kampus IPB Dramaga, Bogor, Indonesia

Email: 1)allen.kurniawan@gmail.com; 2)yanuarchandraw@gmail.com

Abstrak: Seiring dengan meningkatnya beban air limbah yang dibuang ke sungai, upaya pengawasan dan monitoring kualitas air sungai perlu semakin ditingkatkan secara intensif. Penelitian ini bertujuan mengukur kualitas air berdasarkan konsentrasi Dissolved Oxygen (DO), Biochemical Oxygen Demand (BOD), dan Chemical Oxygen Demand (COD); menentukan indeks pencemar ,serta menganalisis beban pencemar Sungai Ciliwung dan Cisadane di Kota Bogor. Penelitian ini mengambil contoh uji pada lima belas titik sampling untuk menentukan status mutu air berdasarkan indeks dan tingkat beban pencemaran. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi parameter COD di beberapa titik sampling telah melebihi baku mutu yang dipersyar atkan dengan nilai maksimum sebesar 27.3 mg/L. Status mutu air menunjukkan Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane berada pada kondisi tercemar ringan pada beberapa titik sampling. Beban pencemaran total untuk parameter DO, BOD dan COD untuk sungai Ciliwung berturut-turut sebesar 42,776 kg/hari, 4,231 kg/hari dan 99,243 kg/hari. Untuk Sungai Cisadane, beban pencemaran total dengan urutan yang sama sebesar 26,571 kg/hari, 8,780 kg/hari dan 42,286 kg/hari. Walaupun Sungai Ciliwung dam Cisadane di Kota Bogor berada di hulu, tingkat pencemaran air telah terdeteksi karena akumulasi limbah cair dan padat yang masuk ke badan air secara tidak terkendali. Akibatnya, kemampuan proses pemulihan secara alami (natural self purification) tidak berjalan optimal.

Kata kunci: beban pencemaran, indeks pencemaran, kualitas air, dan purifikasi.

Abstract: The effort of controlling and monitoring river water quality was needed to increase intensively within the increasing of load pollution. The purposes of this research was to measure water quality based on Dissolved Oxygen (DO), Biochemica l Oxygen Demand (BOD) and Chemical Oxygen Demand (COD) concentration, to determine load pollution index and to analyze load pollution in Ciliwung and Cisadane River in Bogor, West Java. This research took eight specimens in fifteen sampling point to determine water quality status based on load and pollution index. The results showed COD concentrations on some specimens exceeded government standard with the value of COD 27.3 mg/l. Water quality status showed that Ciliwung and Cisadane River in slight-polluted condition on some sampling points. Total load pollution for DO, BOD, and COD in Ciliwung River was 42,776 kg/day; 4,231 kg/day;and 99,243 kg/day respectively, Cisadane River was 26,571 kg/da y, 8,780 kg/day dan 42,286 kg/day respectively. Although Ciliwung and Cisadane River in Bogor was located in the upstream, the level of water pollution was detected because liquid and solid waste accumation which has been coming in to river uncontrolled. Consequently, the ability of natural self purification in the river was not work optimally.

(7)

Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia 2014: 161-169

162

PENDAHULUAN

Pemanfaatan sumberdaya air berpotensi menghasilkan limbah yang dapat merusak perairan sehingga menimbulkan permasalahan penurunan kualitas air sungai. Pemanfaatan lahan untuk pertanian, permukiman, industri maupun kebutuhan mandi cuci kakus (MCK) di kawasan sekitar sungai merupakan permasalahan umum penurunan kualitas air sungai. Selain itu, pembuangan air limbah industri dan domestik ke sungai, baik yang telah diolah maupun yang belum diolah, mempunyai potensi sebagai penyebab pencemaran bagi sungai. Kondisi tersebut disebabkan setiap beban air limbah yang dibuang ke sungai mengandung parameter-parameter fisik, kimiawi dan biologis sehingga dapat merubah kualitas air sungai atau mempengaruhi besar nilai oksigen terlarut di dalam sungai (Slamet dan Karnaningroem, 2003). Kemampuan sungai untuk menerima beban polutan di setiap titik dan waktu bervariasi akibat perbedaan debit pada aliran sungai.

Pada bagian hulu sungai, pencemaran relatif terjadi dalam jumlah sedikit. Hal ini disebabkan ekosistem di bagian hulu relatif belum mengalami kerusakan. Pencemaran pada bagian tengah sungai akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan pemukiman. Pada bagian ini, kerusakan dan pencemaransungai mulai terlihat. Umumnya, bagian hilir merupakan kondisi terparah mengalami kerusakan dan pencemaran karena sebagian besar aktivitas dan pusat kegiatan ekonomi berada di hilir sungai.

Seiring dengan meningkatnya beban air limbah yang dibuang ke sungai, upaya pengawasan dan monitoring kualitas air sungai juga perlu semakin ditingkatkan. Sungai merupakan sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources) sehingga pemanfaatan air di hulu akan menghilangkan peluang di hilir. Pencemaran di hulu sungai akan menimbulkan biaya sosial di hilir dan pelestarian di hulu memberikan manfaat di hilir (Azwir, 2006). Sungai Ciliwung dan Cisadane merupakan salah satu sungai lintas Provinsi pada wilayah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten yang berfungsi sebagai sumber air minum, air baku industri, pertanian dan sumber air wilayah permukiman.

Pemantauan kualitas air Sungai Ciliwung dan Cisadane sangat penting dilakukan untuk menilai kondisi kualitas air saat ini dari adanya beban pencemar yang masuk ke badan air. Perkembangan kependudukan di DAS Ciliwung dan Cisadane di Bogor mendorong peningkatan kebutuhan hidup sehingga bermunculan berbagai macam industri dan peternakan. Kegiatan pembangunan di DAS Ciliwung dan Cisadane, baik di hulu maupun di hilir tergolong sangat intensif dengan pertambahan penduduk yang tinggi, sebagai dampak tingginya dinamika pembangunan di wilayah Jabodetabek. Sungai Ciliwung dan Cisadane sebagai ekosistem terbuka menerima beban pencemaran melalui saluran-saluran air dari berbagai sumber pencemar seperti limbah rumah tangga, industri, peternakan dan pertanian. Di samping itu, pemanfaatan air sungai Ciliwung dan Cisadane oleh masyarakat juga menyebabkan penurunan kualitas dan mutu air sungai (Trofisa, 2011).

Apabila penurunan kualitas dan mutu air sungai dibiarkan, permasalahan terkait dengan pengelolaan sumberdaya air sungai akan semakin kompleks. Permasalahan tidak hanya timbul pada aspek lingkungan, tetapi juga berpotensi menimbulkan masalah pada aspek lain seperti aspek sosial dan kesehatan masyarakat. Peranan ilmu lingkungan harus dapat mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh polutan dari masyarakat. Jika permasalahan tersebut tidak dapat diatasi, maka perlu dilakukan upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh polutan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengukur kualitas air berdasarkan parameter Dissolved

Oxygen (DO), Biochemical Oxygen Demand (BOD), serta Chemical Oxygen Demand (COD);

(8)

Estimasi Kualitas Air (Allen Kurniawan)

METODE

Pengambilan contoh uji air dilakukan pada tanggal 25 September 2013 di delapan titik sampling pada tujuh segmen Sungai Ciliwung, sedangkan di Sungai Cisadane sebanyak tujuh titik sampling dengan 6 segmen. Pengambilan sampling dilakukan dalam waktu satu hari mulai dari pagi hingga sore hari. Lokasi seluruh titik sampling disajikan pada tabel 1. Penentuan debit sungai dilakukan dengan membuat kalkulasi antara kecepatan aliran sungai menggunakan alat current meter dan luas penampang sungai dengan menghitung lebar dan kedalaman sungai. Persamaan yang digunakan untuk menghitung debit adalah sebagai berikut.

Penentuan lokasi sampling didasarkan pada kemudahan akses dan kegiatan masyarakat di daerah tersebut. Hampir sebagian besar titik sampling berada pada kawasan padat penduduk dan pusat kegiatan ekonomi setempat seperti pasar, lingkungan kampus, dan industri. Penentuan jarak titik sampling dimulai pada titik pertama sebagai basis awal kemudian dilanjutkan ke daerah hilir. Pengukuran dan pengambilan sampling dilakukan secara berurutan mulai dari titik sampling pertama hingga titik sampling terakhir.

Pengambilan contoh uji air dan pengukuran debit menggunakan botol winkler, botol contoh uji plastik, tapping, current meter, dan DO meter. Prosedur analisis dilaksanakan di Laboratorium Limbah Padat dan B3, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor. Analisis COD sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 6989.73-2009 tentang Cara Uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD) dengan Refluks Tertutup Secara Titrimetri. Analisis BOD sesuai dengan SNI Nomor 6989.72-2009 tentang Cara Uji Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD) berdasarkan konsentrasi DO pada saat sampling dan konsentrasi DO pada hari ke lima.

Tabel 1. Deskripsi lokasi masing-masing titik sampling Sungai Ciliwung dan Cisadane.

Titik

(9)

Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia 2014: 161-169

164

√( ⁄ ) ( ⁄ )

IPj menyatakan indeks pencemaran bagi peruntukkan (j), Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas air, Lij menyatakan konsentrasi parameter kualitas air pada baku mutu peruntukkan air (j),

(Ci/Lij)M menyatakan nilai Ci/Lij maksimum, dan (Ci/Lij)R menyatakan nilai Ci/Lij rata-rata. Nilai IPj menunjukkan mutu air pada setiap segmen yang diuji sesuai dengan tabel 2. Beban pencemar dihitung berdasarkan hubungan antara konsentrasi masing-masing pencemar dan debit air sungai.

Tabel 2. Evaluasi terhadap nilai IPj.

Indeks Pencemaran Mutu Air

0 ≤ IPj≤ 1.0 Memenuhi baku mutu (kondisi baik)

1.0 ≤ IPj≤ 5.0 Cemar ringan

5.0 ≤ IPj≤ 10.0 Cemar sedang

IPj≥ 10.0 Cemar berat

PEMBAHASAN

Kualitas air Sungai Ciliwung dan Cisadane di Kota Bogor pada penelitian ini diwakili oleh tiga parameter, yaitu DO, BOD, dan COD. Parameter DO dan BOD menentukan kondisi terkini kemampuan badan air untuk memulihkan beban pencemar secara alami. Menurut Tchobanoglous et al., (2003), konsentrasi BOD menunjukkan jumlah konsentrasi oksigen terlarut (DO) yang digunakan oleh mikroorganisme dalam aktivitas pembakaran zat organik, dan diukur setelah lima hari pengujian (BOD5). COD digunakan untuk mengukur oksigen ekuivalen dari material organik pada air yang dapat dioksidasi secara kimiawi.

(10)

Estimasi Kualitas Air (Allen Kurniawan)

Tabel 3. Data pengukuran kualitas air Sungai Ciliwung (CLW) dan Cisadane (CSD).

Titik

Hasil analisis parameter DO, BOD, dan COD dibandingkan dengan baku mutu air kelas I untuk peruntukkan air minum. Berdasarkan baku mutu yang tercantum di PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran, baku mutu yang ditetapkan untuk air kelas I adalah 6 mg/L untuk DO, 2 mg/L untuk BOD, dan 10 mg/L untuk COD.

Gambar 1. Konsentrasi contoh uji dan baku mutu DO.

5

Baku mutu Contoh uji Sungai Ciliwung Contoh uji Sungai Cisadane

0

(11)

Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia 2014: 161-169

166

Gambar 3. Konsentrasi contoh uji dan baku mutu COD.

Konsentrasi DO pada Sungai Ciliwung menujukkan nilai di atas batas minimum baku mutu kelas 1 (peruntukkan air minum) PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran sebesar 6 mg/L, kecuali pada titik sampling 7 (gambar 1). Walaupun demikian, nilai-nilai tersebut dapat meningkatkan kerentanan tekanan lingkungan apabila proses oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik secara aerobik terhambat sehingga konsentrasi DO berada di bawah 6 mg/L. Untuk Sungai Cisadane, konsentrasi DO tidak ada nilai di atas batas minimum baku mutu pada seluruh titik yang diamati. Konsentrasi DO berada pada kondisi relatif tinggi yang disebabkan kondisi aliran Sungai Cisadane dititik yang diamati berada pada kondisi turbulen. Aliran turbulen memberikan jalan terjadinya pertukaran udara dari luar menuju ke dalam badan air dan sebaliknya.

Konsentrasi BOD pada seluruh titik sampling di Sungai Ciliwung menunjukkan nilai di bawah batas maksimum baku mutu kelas 1 PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran sebesar 2 mg/L (gambar 2). Pada Sungai Cisadane, terdapat konsentrasi BOD yang melewati batas maksimum baku mutu, yaitu pada titik sampling 1, 3, 4, dan 6. Hal ini disebabkan pada keempat titik sampling tersebut terdapat peningkatan konsentrasi limbah yang dibuang ke badan sungai dari pemukiman warga, pasar tradisional dan rumah potong hewan (RPH) Kota Bogor. Konsentrasi COD pada Sungai Ciliwung di titik sampling 2, 3, 4, 5, 7, dan 8 menunjukkan nilai di atas baku mutu. Hal ini disebabkan nilai COD umumnya lebih besar dari nilai BODkarena tidak semua material organik pada air dapat dioksidasi secara biologis, namun lebih banyak teroksidasi secara kimiawi (APHA, 1989).Konsentrasi COD tertinggi terletak pada titik sampling 2 dan titik 4 dengan nilai sebesar 27.3 mg/L. Hal ini disebabkan akumulasi beban pencemaran limbah cair dari permukiman padat, kawasan pertokoan, pasar, pusat perbelanjaan dan pusat kuliner. Kondisi yang tidak jauh berbeda juga terjadi pada Sungai Cisadane. Titik sampling 2 dan 6 menunjukkan nilai COD di atas baku mutu. Hal ini disebabkan akumulasi beban pencemaran limbah cair dari pemukiman padat di sekitar Jalan Empang dan RPH kota Bogor yang letaknya tidak jauh dari lokasi sampling titik 6.

Selain itu, sampah yang dibuang langsung ke sungai turut berperan dalam meningkatkan konsentrasi COD. Berdasarkan pengamatan Yulaswati et al., (2004), timbulan sampah di Kota Bogor memiliki laju 0.634 kg/orang/hari dan meningkat pada setiap tahunsehingga perbandingan antara daya tampung sampah dengan lahan yang digunakan sebagai Tempat Pembuangan Sementara (TPS) tidak seimbang. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat membuang sampah ke badan sungai. Tingkat pencemaran air sungai juga dapat disebabkan perubahan tata guna lahan dari ruang terbuka hijau menjadi terbangun sehingga tingkat erosi dan sedimentasi tinggi (Erwin et al., 2011).

Penentuan status mutu air menggunakan metode IP sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Nilai IP ditentukan dari parameter BOD dan COD melalui Persamaan 4 sehingga diperoleh hasil pada tabel 4. Perbandingan Indeks Pencemaran (IP) Sungai Ciliwung dan Cisadane terhadap standar evaluasi nilai IP pada tabel 2 tersaji pada gambar 4.

0

(12)

Estimasi Kualitas Air (Allen Kurniawan)

Tabel 4. Data nilai IP Sungai Ciliwung dan Cisadane di Kota Bogor.

Titik

Berdasarkan gambar 4, status mutu air dapat diketahui dari delapan lokasi pengambilan contoh uji air di Sungai Ciliwung dan tujuh lokasi di Sungai Cisadane. Pada Sungai Ciliwung, titik 1, 5, dan 6 memiliki nilai IP di bawah 1, sedangkan pada Sungai Cisadane di titik 2 dan 5 sehingga kriteria status mutu air adalah baik untuk air kelas I. Titik 2, 3, 4, 7, dan 8 pada Sungai Ciliwung dan titik 1, 3 dan 6 pada Sungai Cisadane memiliki nilai IP di atas 1 dan di bawah 5 sehingga kriteria status mutu air adalah tercemar ringan. Nilai IP Sungai Ciliwung mengalami penurunan drastis pada segmen 2 (antara titik sampling 2 dan 3) dan segmen 4 (antara titik sampling 4 dan 5), sedangkan Sungai Cisadane terjadi pada segmen 6 (antara titik sampling 6 dan 7). Keadaan tersebut diakibatkan sungai masih memiliki kemampuan secara alami untuk melakukan proses pemulihan diri sendiri (self purification) terutama terhadap bahan limbah organik.

Gambar 4. Perbandingan IP Sungai Ciliwung dan kriteria mutu air pada kondisi baik.

Kemampuan self purification dipengaruhi oleh proses reaerasi yang dialami oleh badan air tersebut. Proses reaerasi merupakan peristiwa yang terjadi di badan air ketika kandungan oksigen di dalam air menerima tambahan akibat adanya turbulensi sehingga terjadi difusi oksigen dari udara ke air (Agustiningsih et al., 2012). Turbulensi atau olakan yang terjadi pada sungai sangat berkaitan dengan profil kemiringan lahan sungai. Apabila sungai memiliki profil kemiringan tanah yang tinggi dan tidak stabil maka turbulensi pada aliran sungai sangat mudah terjadi. Nilai IP Sungai Ciliwung pada segmen 1 (antara titik sampling 1 dan 2), segmen 3 (antara titik sampling 3 dan 4), dan segmen 6 (antara titik sampling 6 dan 7) mengalami kenaikan, sedangkan Sungai Cisadane pada segmen 2 dan 5. Keadaan tersebut diakibatkan sulitnya sungai untuk melakukan proses self purification karena beban pencemaran

(13)

Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia 2014: 161-169

168

Analisis kualitas air Sungai Ciliwung di Kota Bogor juga harus mempertimbangkan nilai beban pencemaran yang dihitung berdasarkan besarnya konsentrasi parameter kualitas air dan debit aliran air. Hasil perhitungan beban pencemaran delapan titik pengambilan contoh uji disajikan melalui tabel 4.

Berdasarkan hasil perhitungan beban pencemaran Sungai Ciliwung pada tabel 4, COD merupakan parameter yang signifikan dalam memberikan beban pencemaran ke badan Sungai Ciliwung maupun Cisadane dengan total sebesar 99.243 kg/hari dan 42.286 kg/hari. Titik sampling 4 dan 8 pada Sungai Ciliwung merupakan titik sampling yang memiliki beban pencemaran COD yang sangat tinggi sehingga aliran sungai sebelum titik tersebut diduga mengalami pencemaran dan proses

self purification tidak berjalan optimal. Hal yang sama juga terjadi pada titik 3 dan 6 pada Sungai

Cisadane.

Kandungan zat organik menunjukkan adanya pencemaran di dalam air tersebut. Zat organik tergantung dari sifat fisik tanah dan sumber air. Semakin tinggi kandungan zat organik di dalam air, tingkat tercemarnya air semakin meningkat. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, lokasi sungai berada di area pemukiman yang padat penduduk. Laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya secara langsung telah menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan. Industri yang berkembang pesat dan kehidupan manusia yang diiringi dengan peningkatan gaya hidup secara nyata telah menurunkan kualitas lingkungan karena semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka potensi dihasilkannya limbah pun semakin besar. Selain itu, belum adanya pengawasan yang ketat akan pembuangan limbah industri maupun domestik ke lingkungan juga menjadi hal perlu diperhatikan.

Tabel 4. Beban pencemaran Sungai Ciliwung(CLW) dan Cisadane (CSD) di Kota Bogor.

Titik Sampling

Debit (m3/dtk) Beban Pencemaran CLW (kg/hari)

Penurunan konsentrasi COD dan BOD dapat dilakukan dengan cara membangun sistem bioremediasi buatan dengan menggunakan bioreaktor (Jackson et al., 2007). Selain itu, fotodegradasi katalis lapis tipis juga dapat digunakan untuk menurunkan nilai COD dan BOD. Adsorpsi karbon aktif, oksidasi kimiawi, serta degradasi fotokatalitik merupakan berbagai cara untuk mengurangi kadar COD dan BOD. Pengelolaan daerah aliran sungai harus dilakukan secara terpadu meliputi bagian hulu, tengah, dan hilir sungai tanpa terhambat oleh batas administrasi. Hal ini bermanfaat untuk mengetahui perkembangan kualitas air. Pemantauan kualitas air juga berguna sebagai inventarisasi dan dapat menentukan penyebab maupun akibat dari suatu kegiatan terhadap kualitas air.

(14)

Estimasi Kualitas Air (Allen Kurniawan)

debit yang mengalir pada kedua titik tersebut sangat rendah. Nilai debit berbanding lurus dengan nilai beban pencemaran. Semakin besar debit maka semakin besar beban pencemaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil peneltian ini, kualitas air Sungai Ciliwung dari delapan titik sampling dan tujuh titik sampling di Sungai Cisadane yang diamati belum memenuhi kriteria mutu PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran. Parameter COD pada enam titik sampling berkisar 10,2-27,3 mg/L sehingga tidak memenuhi baku mutu nilai maksimum sebesar 10 mg/L sedangkan pada Sungai Cisadane pada dua titik berkisar 11-23 mg/L. Status mutu air pada empat titik sampling di Sungai Ciliwung dan tiga titik sampling di Sungai Cisadane menunjukkan kriteria tercemar ringan. Beban pencemaran untuk parameter DO, BOD dan COD di Sungai Ciliwung berturut-turut sebesar 42,776 mg/L, 4,231 mg/L dan 99,243 mg/L sedangkan pada Sungai Cisadane dengan urutan yang sama sebesar 26,571 mg/L; 8,780 mg/L; 42,286 mg/L. Kondisi tersebut mengindikasikan proses self purification tidak berjalan optimal sehingga tingkat pencemaran air semakin meningkat.

Daftar Pustaka

Agustiningsih, D., Sasongko, S. B., dan Sudarno. “Analisis kualitas air dan beban pencemaran berdasarkan

penggunaan lahan di Sungai Blukar Kabupaten Kendal”. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (2012): 517-524.

Alerts, G., dan Santika, S. S. “Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS dan MPN Coliform pada Air Limbah Sebelum

dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk”. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2,1 (2007): 97-110.

American Public Health Association (APHA). Standard Methods For The Examination of Water and Waste Water, 17thed., Washington D.C: American Water Work Association (AWWA) dan Water Pollution Control Federation (WPCF). 1989.

Azwir. “Analisa pencemaran air Sungai Tapung Kiri oleh limbah industri kelapa sawit PT. Peputra Masterindo di Kabupaten Kampar”. Tesis., Unversitas Diponegoro Semarang, (2006).

Erwin, Arwin, Kridasantausa I., dan Ariesyady H. D. “Analisis status mutu air sungai bagian hulu dalam upaya pengelolaan waduk berkelanjutan (Studi Kasus Sungai Cimanuk Das Cimanuk Hulu)”. Prosiding Seminar Nasional Hari Lingkungan Hidup (2011): 121-130.

Jackson, V. A., Paulse A. N., Bester A. A., Neethling J. H., Du Plessis, K. R., Khan W. “The application of bioremediation: reduction of metal concentration in river water and COD in distillery effluent”. Water Science Technology. 55(2007): 183-186.

Slamet, A., Karnaningroem, N. “Pengaruh hidrodinamika pada penyebaran polutan di sungai dengan aliran horizontal dua dimensi”. Skripsi., Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, (2005).

Tchobanoglous, G. Wastewater Engineeenring Treatment and Reuse, 4th ed. New York: McGraw-Hill, 2003.

Trofisa, Dany. “Kajian Pencemaran dan Daya Tampung Pencemaran Sungai Ciliwung di Segmen Kota Bogor”.

Skripsi., Institut Pertanian Bogor, (2011).

Gambar

Tabel 1.  Deskripsi lokasi masing-masing titik sampling Sungai Ciliwung dan Cisadane.
Tabel 2.  Evaluasi terhadap nilai IPj.
Tabel 3.  Data pengukuran kualitas air Sungai Ciliwung (CLW) dan Cisadane (CSD).
Gambar 3.  Konsentrasi contoh uji dan baku mutu COD.
+3

Referensi

Dokumen terkait

The PSAK 70 provides accounting policy choices for an entity who recognizes assets and liabilities in accordance with the provisions of the Tax Amnesty Law based on its Declaration

Demikian Pengumuman ini agar para peserta Pengadaan barang/jasa tersebut diatas mengetahui, atas perhatiannya disampaikan terima

[r]

Karena itu perlu dilakukan penelitian bagaimana mortalitas dan pertumbuhan larva nyamuk Anopheles aconitus akibat pemberian ekstrak daun selasih dan pada

Bank Kustodian akan menerbitkan dan mengirimkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah Unit Penyertaan yang dijual kembali

Sindrom nefrotik resisten steroid merupakan masalah karena risiko progesivitas yang tinggi untuk menjadi penyakit ginjal stadium akhir dan memerlukan imunosupresan selain steroid

Imam al-Bukhari dengan sanadnya juga meriwayatkan hadis daripada Aisyah yang menyatakan bahawa Bilal telah azan pada waktu malam, kemudian Rasulullah berkata:.. Dia

Berdasarkan uraian atau dari teori-teori para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia dan merupakan ilmu