• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAP V&VI Recent site activity teeffendi HAP V&VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAP V&VI Recent site activity teeffendi HAP V&VI"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Penyelidikan

(4)

Sumber Tindakan

Semua berawal dari sumber tindakan. Sebelum

dilakukan penyelidikan suatu peristiwa, maka diperlukan sumber tindakan sebagai dasar dilakukannya tindakan. Menurut Pasal 102 KUHAP, sumber tindakan yang

dilakukan oleh penyelidik berdasar pada empat hal, yaitu:

1. Diketahui sendiri oleh petugas; 2. Laporan;

(5)

Perbedaan Laporan dan Pengaduan

Variabel Pembeda Laporan Pengaduan

Isinya 1. Pemberitahuan

2. Tentang telah, sedang atau akan terjadinya tindak pidana

1. Pemberitahuan disertai permintaan 2. Tentang telah

terjadinya tindak pidana

Jenis tindak pidana Tindak Pidana Biasa Tindak Pidana Aduan Pihak yang mengajukan Setiap orang Pihak yang

berkepentingan

Waktu pengajuan Setiap saat Maksimal 6 – 9 bulan (Pasal 74 KUHPidana)

Proses Tidak dapat dicabut kembali

(6)
(7)

Penyelidikan

Penyelidikan adalah serangkaian tindakan

penyelidik untuk mencari dan menemukan

suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak

pidana guna menentukan dapat atau tidaknya

dilakukan penyidikan menurut cara yang

(8)
(9)

Penyidikan

Penyidikan adalah serangkaian tindakan

penyidik dalam hal dan menurut cara yang

diatur dalam undang-undang ini untuk

mencari serta mengumpulkan bukti yang

dengan bukti itu membuat terang tentang

tindak pidana yang terjadi dan guna

(10)

Dimulainya Penyidikan

Pada saat dimulainya penyidikan, penyidik

memberitahukan kepada penuntut umum perihal dimulainya penyidikan tindak pidana. Hal ini

berkaitan dengan fungsi pengawasan fungsional

dalam sistem peradilan pidana oleh penuntut umum. Pemberitahuan ini disebut dengan Surat

(11)

Rangkaian Penyidikan

Serangkaian tindakan dalam penyidikan tersebut antara lain:

1.Penangkapan; 2.Penahanan;

3.Penggeledahan; 4.Penyitaan;

5.Penghentian Penyidikan;

(12)

1. Penangkapan

Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik

berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau

penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta

(13)

Syarat Penangkapan

Penangkapan dilakukan dengan syarat sebagai berikut:

1.Dilakukan terhadap seseorang yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti

permulaan yang cukup (Pasal 17 KUHAP);

2.Dilakukan paling lama 1 hari (Pasal 19 jo Pasal 1 butir 31 KUHAP)

(14)

Bukti Permulaan

Menurut Surat Keputusan Kapolri nomor SK Kapolri No. Pol. SKEP/ 04/ I/ 1982 menentukan, bahwa

bukti permulaan yang cukup merupakan

keterangan dan data yang terkandung dalam dua diantara;

1. Laporan Polisi;

2. Berita Acara Pemeriksaan Polisi; 3. Laporan Hasil Penyelidikan;

(15)

2. Penahanan

Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik, atau penuntut umum atau hakim dengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam

undang-undang ini

(16)

Syarat Penahanan

Penahanan dapat dilakukan dengan syarat sebagai berikut:

1.Tersangka/ terdakwa diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup;

2.Memenuhi syarat subjektif; 3.Memenuhi syarat objektif;

4.Dilakukan oleh Penyidik, Penuntut Umum atau Hakim

(17)

Syarat Subjektif Penahanan

Syarat Subjektif penahanan:

Adanya kekhawatiran bahwa tersangka/ terdakwa: 1.Akan melarikan diri;

2.Akan merusak atau menghilangkan barang bukti; 3.Akan mengulangi tindak pidana.

(18)

Syarat Objektif Penahanan

Syarat Objektif penahanan:

Penahanan dilakukan jika tersangka/ terdakwa didakwa melakukan tindak pidana:

1.Diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih; 2.Tindak pidana yang walaupun tidak diancam pidana

penjara lima tahun atau lebih, akan tetapi tindak pidana tersebut dianggap sangat mempengaruhi kepentingan

(19)

Syarat Objektif Penahanan

(lanjutan)

Tindak pidana yang walaupun tidak diancam pidana penjara lima tahun atau lebih yang dapat dikenakan penahanan, antara lain: Pasal 282 ayat (3), Pasal 296 tentang kesusilaan atau pornografi; Pasal 335 ayat (1) tentang tindak pidana paksaan dengan perbuatan tidak menyenangkan; Pasal 353 ayat (1) tentang penganiayaan; Pasal 372 tentang penggelapan; Pasal 378, Pasal 379a tentang penipuan; Pasal 453, Pasal 454, Pasal 459 tentang tindak pidana berkaitan dengan pelayaran; Pasal 480 tentang penadahan; dan Pasal 506 tentang pelanggaran terhadap perbuatan cabul sebagai mata pencaharian.

(20)
(21)

Penahanan dalam keadaan khusus

Pada umumnya, batas waktu penahanan adalah maksimal 400 hari, namun dalam keadaan tertentu, batas waktu penahanan bisa sampai 700 hari.

Alasan perpanjangan penahanan khusus antara lain:

1.Tersangka atau terdakwa menderita gangguan fisik atau mental yang berat yang dibuktikan dengan keterangan dokter;

2.Perkara yang diperiksa diancam dengan pidana penjara sembilan tahun atau lebih.

(22)
(23)

3. Penggeledahan

Untuk kepentingan penyidikan, penyidik dapat melakukan penggeledahan rumah atau

penggeledahan pakaian atau penggeledahan badan menurut tata cara yang ditentukan dalam undang-undang ini

(24)

Jenis-jenis Penggeledahan

Jenis-jenis Penggeledahan:

1. Dari segi objeknya, terdiri dari penggeledahan rumah dan penggeledahan badan;

(25)

Penggeledahan Rumah

Penggeledahan rumah adalah tindakan penyidik

untuk memasuki rumah tempat tinggal dan tempat tertutup lainnya untuk melakukan tindakan

pemeriksaan dan atau penyitaan dan atau

penangkapan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam KUHAP.

(26)

Penggeledahan Badan

Penggeledahan badan adalah tindakan

penyidik untuk mengadakan pemeriksaan

badan dan atau pakaian tersangka untuk

(27)

Tata Cara Penggeledahan

1. Dilakukan oleh Penyidik (Pasal 32 KUHAP);

2. Surat Ijin dari Ketua Pengadilan Negeri (Pasal 33 ayat (1) KUHAP);

3. Memperlihatkan surat tugas penggeledahan (Pasal 33 ayat (2) KUHAP);

4. Pendamping atau saksi dalam melakukan

penggeledahan (Pasal 33 ayat (3) jo ayat (4) KUHAP);

(28)

Penggeledahan dalam Keadaan Mendesak

1. Tanpa didahului dengan surat izin dari Ketua Pengadilan Negeri;

2. Tanpa disertai dengan surat tugas penggeledahan; 3. Objek penggeledahan lebih luas, tidak hanya pada

tempat sebagaimana disebutkan dalam surat izin dan surat tugas penggeledahan dalam

penggeledahan biasa;

4. Tanpa hadirnya saksi atau pendamping selama proses penggeledahan;

(29)

Pengecualian Penggeledahan

Kecuali dalam hal tertangkap tangan, penggeledahan dilarang dilakukan :

• Ruang dimana sedang berlangsung sidang Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD);

• Tempat dimana sedang berlangsung ibadah dan atau

upacara keagamaan;

• Ruang dimana sedang berlangsung sidang pengadilan

(30)

4. Penyitaan

Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik

untuk mengambil alih dan atau menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud, untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan

peradilan.

(31)

Benda yang dapat Disita

1. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diduga diperoleh dari tindakan pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana;

2. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk

melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkannya; 3. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi

penyidikan tindak pidana;

4. Benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak pidana;

5. Benda lain yang mempunyai hubungan lansung dengan tindak pidana yang dilakukan.

(32)

Tata Cara Penyitaan

1. Dilakukan oleh Penyidik (Pasal 38 ayat (1) KUHAP); 2. Surat Ijin dari Ketua Pengadilan Negeri (Pasal 38 ayat

(1) KUHAP);

3. Memperlihatkan tanda pengenal (Pasal 128 KUHAP); 4. Memperlihatkan barang yang akan disita kepada saksi

(Pasal 129 ayat (1) KUHAP);

5. Membungkus benda sitaan (Pasal 130 KUHAP);

(33)

5. Penghentian Penyidikan

Pasal 109 ayat (2) KUHAP memberikan kewenangan

kepada penyidik untuk menghentikan penyidikan dengan alasan:

1. Perkara tidak cukup bukti;

2. Bukan merupakan tindak pidana;

3. Dihentikan demi hukum (berkaitan dengan ne bis in idem, tersangka meninggal dunia, dan daluwarsanya perkara).

(34)

5. Penghentian Penyidikan

Pasal 109 ayat (2) KUHAP memberikan kewenangan

kepada penyidik untuk menghentikan penyidikan dengan alasan:

1. Perkara tidak cukup bukti;

2. Bukan merupakan tindak pidana;

3. Dihentikan demi hukum (berkaitan dengan ne bis in idem, tersangka meninggal dunia, dan daluwarsanya perkara).

(35)

Tidak Cukup Bukti

Bukti yang dimaksudkan di dalam alasan penghentian penyidikan ini adalah bukti yang dapat dipergunakan di persidangan, yaitu bukti sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 184 KUHAP:

1. Keterangan saksi; 2. Keterangan ahli; 3. Surat;

4. Petunjuk; dan

(36)

Bukan Tindak Pidana

Alasan kedua dihentikannya penyidikan adalah, bahwa perkara tersebut bukan merupakan tindak pidana.

Terdapat beberapa pasal di dalam KUHAP yang

menunjukkan ketidaksinkronan dalam bunyi dan artinya. Lihat bunyi Pasal 106 jo Pasal 107 ayat (2) KUHAP,

bandingkan dengan Pasal 107 ayat (3) jo Pasal 109 ayat (1) KUHAP.

(37)

Dihentikan demi Kepentingan

Hukum

Alasan demi kepentingan hukum tersebut antara lain: 1. Ne bis in idem (Pasal 76 KUHPidana);

2. Tersangka meninggal dunia (Pasal 77 KUHPidana) 3. Daluwarsanya perkara (Pasal 78 – 80 KUHPidana),

tindak pidana percetakan sesudah satu tahun; tindak pidana diancam 3 tahun penjara sesudah 6 tahun;

tindak pidana diancam lebih dari 3 tahun sesudah 12 tahun; dan tindak pidana diancam dengan pidana

(38)

6. Pelimpahan Perkara

Pelimpahan perkara dari penyidik kepada penuntut umum dilakukan dengan dua tahap, yaitu:

1. Tahap pertama, penyidik hanya menyerahkan berkas perkaranya saja kepada penuntut umum (lihat Pasal 8 ayat (3) huruf a KUHAP);

2. Tahap kedua, penyerahan tanggung jawab atas

(39)

6. Pelimpahan Perkara

Pelimpahan perkara dari penyidik kepada penuntut umum dilakukan dengan dua tahap, yaitu:

1. Tahap pertama, penyidik hanya menyerahkan berkas perkaranya saja kepada penuntut umum (lihat Pasal 8 ayat (3) huruf a KUHAP);

2. Tahap kedua, penyerahan tanggung jawab atas

(40)

Pelimpahan Tahap Pertama

1. Dalam hal penyidik telah selesai melakukan penyidikan, penyidik melimpahkan berkas perkara ke penuntut umum (Pasal 110 ayat (1) KUHAP);

2. Dalam waktu 7 hari penuntut umum harus

memberitahukan dan mengembalikan berkas perkara

apabila berkas dinyatakan belum lengkap sehingga perlu dilakukan penyidikan tambahan (Pasal 138 ayat (1)

KUHAP);

(41)

Pelimpahan Tahap Kedua

1. Penyidikan dinyatakan selesai apabila dalam waktu 14

hari Penuntut Umum tidak mengembalikan berkas perkara atau dalam waktu kurang dari itu dinyatakan berkas telah lengkap (Pasal 110 ayat (4) KUHAP)

(42)

Daftar Bacaan

1. M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Penyidikan dan Penuntutan, 2008

2. _______, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali, 2009

3. KUHAP

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan antara kalimat langsung dengan kalimat tidak langsung dapat ditemukan pada uraian ciri-ciri kalimat langsung dan ciri-ciri kalimat tidak langsung berikut ini3.

Kerja sama yang baik antara prajurit Kerajaan Pulau Kupang, rakyat, dan bala bantuan dari saudara-saudara Nyai Undang membuat benteng tersebut dapat didirikan dalam waktu...

Ketika melihat seorang laki-laki yang sedang menuju ke arahnya muncullah keinginannya untuk mengobati gundah hati si laki-laki dengan mengubah diri menjadi anjing persis seperti

Bayngkan kalian berjalan dalam kondisi apa, jalan berapi kah, atau ada ular yang mengejarmu, atau jalan yang penuh ranjau sehingga kau begitu pelan untuk berjalan dengan hati-hati

Perlakuan ang dirinci dalam Pasal ini akan di t a mbahkan d an tanpa rasangka terhadap hal-hal dimana masing - masing Pihak Be janj i mempunyai kewa ji ban untuk

[r]

Akibatnya, peserta didik akan menjadi pendengar yang lebih baik untuk berpikir peserta didik lain dan juga dengan pemikiran mereka sendiri. (Costa,

Setelah umurnya Khojan maimun lima tahun, maka di serahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun, ia