SUMBER HUKUM
ISLAM YANG TIDAK
DISEPAKATI
(MUKHTALAF)
Istihsan (Menganggap sesuatu
lebih baik
–
نسحتسسسسس
ي
–
نسحتسا
ناسحتسا
)
“Berpindahnya seorang mujtahid dari qiyas jali (jelas) kepada qiyas khafi (samar) atau dari hukum
kulli (umum) kepada hukum pengecualian dikarenakan adanya dalil yang membenarkannya”
(Abdul Wahab Khalaf)
“Berpindahnya seorang mujtahid dari qiyas jali (jelas) kepada qiyas khafi (samar) atau dari hukum
kulli (umum) kepada hukum pengecualian dikarenakan adanya dalil yang membenarkannya”
(Abdul Wahab Khalaf)
Kelompok yang menerima istihsan Mazhab Hanafi, Maliki dan Hambali
istihsan sebagai ijtihad Az-Zumar : 18
Kelompok yang tidak menerima istihsan sebagai sumber hukum Imam
Muhammad Ibn Idris As-Syafi’I (seorang pendiri mazhab Syafi’i) Al-An’am : 38, Al-Maidah : 49
Kelompok yang menerima istihsan Mazhab Hanafi, Maliki dan Hambali
istihsan sebagai ijtihad Az-Zumar : 18
Kelompok yang tidak menerima istihsan sebagai sumber hukum Imam
CONTOH ISTIHSAN
*
Dalam
qiyas
;
perempuan
haid
diqiyaskan
sebagai
orang junub
dengan illat
tidak suci
*
Dalam
istihsan
;
perempuan
haid
tidak
sama dengan
orang junub
karena
Mashlahah Mursalah (Terlepas
dan bebas
ةلسرم ةحلصم
)
“
Sesuatu
yang
dianggap
maslahah
umum
namun tidak ada
ketegasan hukum
untuk
merealisasikannya
dan tidak pula ada
dalil tertentu baik
yang mendukung
maupun
yang
menolaknya”
Hanya imam Malik yang menggunakan dan membenarkan metode maslahah mursalah sebagai metode ijtihadnya.
Macam2 maslahah:
1. Al-maslahah al mu’tabarah : maslahah yang secara tegas diakui oleh sayri’at& telah ditetapkan ketentuan2 hukum untuk merealisasikannya
2. Al-maslahah al- mulgah : sesuatu yang dianggap maslahah oleh akal pikiran, kemudian dianggap palsu karena kenyataannya bertentangan dengan syari’at.
CONTOH MASLAHAH MURSALAH
Membuat penjara,
mencetak uang,
mengumpulkan
dan membukukan
ayat-ayat
Al-Qur’an,
ditetapkannya
pajak penghasilan,
membuat surat
nikah sebagai bukti
sah perkawinan
dan lain
Istishab (menyertai
–
ب
حصتسا
–
اباحصتسا ب
حصت سيي
ي
)
“
Apa yang pernah
berlaku secara tetap
pada masa lalu pada
prinsipnya berlaku
pada masa yang akan
datang”(Imam
Syaukani
)“
Apa yang pernah
berlaku secara tetap
pada masa lalu pada
prinsipnya berlaku
pada masa yang akan
datang”(Imam
Syaukani
)1. Nafi : dalam keadaan kosong
tidak terdapat hukum di dalamnya
1. Nafi : dalam keadaan kosong
tidak terdapat hukum di dalamnya
2. Tsubut : keadaan
dimana pernah ada
hukum di dalamnya
2. Tsubut : keadaan
dimana pernah ada
2.
ىتح نييايي
ك امىلع نييايي
ك ام ءا قييي
ب لصلا
هريغي ام تبثي
“ Asal sesuatu itu adalah ketetapan
yang telah ada menurut keadaan
semula sehingga terdapat ketetapan
sesuatu yang mengubahanya”
2.
ىتح نييايي
ك امىلع نييايي
ك ام ءا قييي
ب لصلا
هريغي ام تبثي
“ Asal sesuatu itu adalah ketetapan
yang telah ada menurut keadaan
semula sehingga terdapat ketetapan
sesuatu yang mengubahanya”
1.
كشل
يياييي
ب لو زيي
يي يي
ل نيقيل
يياييي
ب ت
ب ثيي
ي
ام
“ Apa yang ditetapkan oleh sesuatu
yang menyakinkan maka tidak
dapat dihilangkan dengan sesuatu
yang meragukan”
1.
كشل
يياييي
ب لو زيي
يي يي
ل نيقيل
يياييي
ب ت
ب ثيي
ي
ام
“ Apa yang ditetapkan oleh sesuatu
yang menyakinkan maka tidak
dapat dihilangkan dengan sesuatu
yang meragukan”
3.
ةحاب لي
ا ءايش لي
ا ىيي
ف لص لي
ا
“Hukum asal segala sesuatu itu
adalah boleh”
3.
ةحاب لي
ا ءايش لي
ا ىيي
ف لص لي
ا
“Hukum asal segala sesuatu itu
adalah boleh”
4.
ةءارب ليي
ا ناسن لي
ا ىيي
ف لصلا
“Yang asal pada manusia itu adalah
bebas”
4.
ةءارب ليي
ا ناسن لي
ا ىيي
ف لصلا
Pembagian
1. Baraah Ashliyah : bersih
dan bebas dari beban hukum
1. Baraah Ashliyah : bersih
dan bebas dari beban hukum
2. Istishab syara’
atau akal : adanya
hukum pada sesuatu
itu ditetapkan
berdasarkan akal
atau syara’
2. Istishab syara’
atau akal : adanya
hukum pada sesuatu
itu ditetapkan
berdasarkan akal
atau syara’
3. Istishab hukum:
mengukuhkan pemberlakuan
suatu hukum boleh atau
dilarang
3. Istishab hukum:
mengukuhkan pemberlakuan
suatu hukum boleh atau
dilarang
4. Istishab sifat : mengukuhkan berlakunya suatu sifat dimana sifat ini berlaku
pada suatu ketentuan hukum sampai sifat ini mengalami perubahan
yang menyebabkan berubahnya hukum
4. Istishab sifat : mengukuhkan berlakunya suatu sifat dimana sifat ini berlaku
pada suatu ketentuan hukum sampai sifat ini mengalami perubahan
CONTOH ISTISHAB :
Ketika
seseorang
merasa
ragu
apakah ia sudah
berwudhu
atau
belum, ia harus
berpegang pada
ketentuan hukum
asal, yaitu belum
berwudhu
Ketika
seseorang yang
sudah berwudhu,
kemudian
ragu
mengenai
batal
atau tidak, maka
hendaknya
ia
menetapkan
hukum yang awal
yaitu
sudah
berwudhu. Rasa
ragu-ragu
itu
tidak
dapat
Urf (Adat :
افرع فرييعيي
–
ي
–
فرع
)
“Sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan manusia dalam pergaulannya dan sudah mantap dan melekat dalam
urusan2 mereka” (Abu Zahra)
Macam2 urf dari sumbernya :
1. Urf qauly : kebiasaan yang berlaku dalam kata2 /ucapan dalam kehidupan sehari-hari
Macam2 urf
dilihat dari
ruang
lingkupnya
:
1. Urf umum : kebiasaan yang telah umum
berlaku dimana2 hampir di seluruh penjuru dunia tanpa memandang negara,
bangsa dan agama
2. Urf khusus : kebiasaan yang
dilakukan oleh sekelompok orang di tempat tertentu atau
pada waktu tertentu dan tidak berlaku di sembarang waktu dan
tempat.
Macam2 urf
dilihat dari
kualitasnya :
1. Urf shahih : kebiasaan yang dilakukan secara berulang2, diterima
oleh orang banyak, tidak bertentangan dengan norma agama,
sopan santun dan budaya yang luhur.
2. Urf fasid : adat / kebiasaan yang berlaku
di suatu tempat namun bertentangan dengan
agama, undang2 negara dan sopan
Saddu al-Zariat (Menutup
jalan :
ةعيرذ ليي
ا يييديي
س )
“Sesuatu yang secara lahiriah hukumnya boleh, namun hal itu akan membawa
kepada hal yang dilarang
Pembagian saddu zariat :
1. Zariat yang sudah pasti akan membawa kerusakan (mafsadat)
2. Zariat yang jarang membawa mafsadat seperti membudidayakan pohon anggur 4. Zariat yang seringkali membawa mafsadat
3. Zariat yang berdasarkan dugaan yang kuat akan membawa kepada mafsadat,
CONTOH SADDU ZARIAT
Melakukan
permainan
yang
berbau
judi
walaupun
tanpa
uang
tetap
dilarang
karena
apabila sudah bisa
memainkannya
dikhawatirkan
terjerumus kepada
perjudian
yang
Mazhab Sahabi
Kumpulan hasil ijtihad dan fatwa yang
dihasilkan oleh para sahabatNabi.
Fatwa tersebut terkait dengan suatu
masalah
yang
hukumnya
tidak
ditetapkan oleh Al-Qur’an dan sunah.
(Wahbah Zuhaili).
Sahabat adalah orang yang berjumpa
Pendapat Ulama tentang mazhab
Sahabi
•
Syafi’iyyah, jumhur
asy’ariyah,
mu’tazilah
dan
syi’ah berpendapat
bahwa
mazhab
Sahabi tidak dapat
dijadikan
hujjah,
karena
mereka
adalah
manusia
yang
ma’shum
yang
mungkin
melakukan
kesalahan dan lupa
•
Hanafiyah,
Malikiyah dan
Hanabilah secara
tegas mengakui
mazhab sahabi
sebagai hujjah
sar’iyyah.
•
(Q.S. At-Taubah :
CONTOH MAZHAB SAHABI :
Sahabat
sepakat bahwa
bagian
nenek
ada dalam 1/6
Anas
bin
Malik
mengatakan
bahwa
batas
minimal waktu
haid
seorang
wanita adalah 3
hari
Utsman bin
Affan
berpendapat
bahwa
hilangnya
kewajiban salat
Jum’at
jika
bertepatan
dengan
dua
Syar’un man qoblana
•
“ Hukum2 Allah yang disyari’atkan kepada umat
terdahulu melalui nabi2 mereka seperti Nabi
Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Daud dan Nabi Isa.”
Pembagian Syar’un man qablana
1. Ajaran yang telah dihapuskan oleh syari’at Rasulullah saw (dimansukh)
3. Ajaran yang ditetapkan oleh syari’at Rasulullah
saw
a. Ajaran yang diberitakan kepada kita, baik melalui Al-Qur’an/sunah, tetapi tidak tegas diwajibkan sebagaimana
diwajibkan kepada umat sebelum kita
b. Ajaran yang tidak disebut2 (diceritakan) oleh syari’at Rasulullah.
2. Ajaran yang
ditetapkan oleh syari’at Rasulullah