• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI PSIKOANALISIS FREUD yang kemudian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEORI PSIKOANALISIS FREUD yang kemudian "

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI PSIKOANALISIS FREUD

Diajukan sebagai pelengkap tugas kelompok semester III Mata kuliah pemahaman tingkahlaku

Dosen Pengampu : Ashari, S.Pd

Disusun oleh kelompok 1 kelas III E:

1. Putri Dewi Candraningrum (2009-31-007)

2. Heni Handayani (2010-31-002)

3. Tri prasetya Nugraha (2010-31-010)

4. Widyaningsih (2010-31-030)

5. Juniati Wulandari (2010-31-052)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan pencipta alam semesta yang menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa yang ada di bumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Dan sungguh berkat limpahan rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas ini demi memenuhi tugas mata kuliah profesi bimbingan dan konseling.

Penyusunan tugas ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja kami yang akan datang. Semoga tugas ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.

Kudus, September 2011

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul. ...i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi...iii

Bab 1. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan Penulisan...2

Bab 2. Pembahasan A. Pengertian Psikoanalis...3

B. Tingkat-Tingkat Kehidupan Mental...4

C. Struktur Kepribadian...6

D. Dinamika Kepribadian...9

E. Mekanisme-Mekanisme Pertahanan Ego...11

F. Aplikasi Teori Psikoanalisis...13

G. Teori yang Mempengaruhi...16

Bab 3. Penutup A. Kesimpulan...17

B. Saran...18 Daftar Pustaka..

Kosa Kata

BAB I

(4)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia konseling sering kali kita jumpai seorang konselor yang tidak memahami kepribadian kliennya sehingga klien merasa masalahnya tidak menemukan jalan keluar setelah berkonsultasi dengan konselor. Hal ini mungkin saja terjadi karena konselor memandang masalah yang dihadapi klien dari sudut pandang dirinya sendiri sehingga tidak akan cocok jika diterapkan dalam situasi dan kondisi yang sedang dihadapi klien tersebut.

Oleh karena itu, kita sebagai calon konselor hendaklah mengetahui tingkah laku dan kepribadian klien kita agar kita dapat memberikan pelayanan yang tepat pada mereka.

Untuk memahami hal tersebut hendaknya kita membahas teori psikoanalisis Sigmund Freud yang merupakan pakar utama dari teori psikoanalisis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian psikoanalisis ?

2. Apa saja tingkat kehidupan mental menurut Freud ? 3. Apa saja struktur kepribadian menurut Freud ? 4. Apa saja dinamika kepribadian meurut Freud ?

5. Apa saja mekanisme-mekanisme pertahanan ego menurut Freud ? 6. Bagaimana aplikasi teori psikoanalisis ?

(5)

C. Tujuan

1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian psikoanalisis.

2. Agar mahasiswa mengetahui tingkat kehidupan mental menurut Freud ? 3. Agar mahasiswa mengetahui struktur kepribadian menurut Freud ? 4. Agar mahasiswa mengetahui dinamika kepribadian meurut Freud ?

5. Agar mahasiswa mengetahui mekanisme-mekanisme pertahanan ego menurut Freud ?

6. Agar mahasiswa mengetahui aplikasi teori psikoanalisis ?

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikoanalisis

Salah satu aliran utama dalam sejarah psikologi adalah teori psikoanalitik Sigmund Freud. Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Secara historis psikoanalisis adalah aliran pertama dari tiga aliran utama psikologi. Yang kedua adalah ‘behaviorisme’, sedangkan yang ketiga adalah psikologi eksistensial-humanistik.

Penting untuk diingat bahwa Freud adalah pencipta pendekatan psikodinamika terhadap psikologi, yang memberikan pandangan baru kepada psikologi dan menemukan cakrawala-cakrawala baru. Ia, misalnya, membangkitkan minat terhadap motivasi tingkahlaku. Freud juga mengundang banyak kontroversi, eksplorasi, penelitian dan menyajikan landasan tempat bertumpu sistem-sistem yang muncul kemudian.

Teori dan praktek psikoanalitik mencakup diantaranya :

(1) Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada peredaan penderitaan manusia.

(2) Tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh factor-faktor tak sadar. (3) Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat

terhadap kepribadian dimasa dewasa.

(7)

kecemasan dengan mengandaikan adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk menghindari luapan kecemasan.

(5) Pendekatan psikoanalisis telah memberikan cara-cara mencari keterangan dari ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi, resistensi-resistensi, dan transferensi-trasferensi.

B. Tingkat-Tingkat Kehidupan Mental

Kontribusi terbesar freud bagi teori kepribadian adalah eksplorasinya tentang alam bawah sadar dan penekanannya bahwa manusia dimotivasikan utamanya oleh dorongan-dorongan yang sedikit disadari atau bahkan tidak disadari sama sekali.bagi freud kehidupan mental dibagi dua tingkatan alam bawah sadar(unconscious)dan alam sadar(conscious)alam sadar sendiri memiliki dua lagi tingkatan yang berbeda,alam bawah sadar sesungguhnya dan ambang-kesadaran(preconscious).dalam psikologi Freudian,tiga tingkatan kehidupan mental ini digunakan untuk menentukan proses maupun lokasi peristiwa.

Alam Bawah Sadar (Unconscious)

Alam bawah sadar mengandung semua dorongan ,desakan atau insting yang melampui alam sadar kita dan memotivasi sebagian besar kata-kata ,prasaas,dan tindakan kita.meskipun kita bisa sadar dengan perilaku kita yang tampak namun,sering kali kita tidak menyadari proses-proses kejiwaan yang terjadi dibaliknya. Contoh seorang laki-laki bisa saja tahu dia merasa tertarik kepada seorang perempuan namun,ternyata dia tidak memahami sepenuhnya semua alas an kenapa dia tertarik,yang bahkan beberapa diantaranya mungkin tampak irasional.

Dorongan-dorongan alam bawah sadar bisa muncul di alam sadar namun,hanya telah menjalani transformasi tertentu.dua orang mungkin saling mengekspresikan desakan-desakan erotis atau kekerasan bahwa sadar mereka denagan merayu atau berkelakar satu sama lain.

(8)

kebanyakan berhasil,meskipundaya-daya ini tidak lagi tampak dalam bentuknya yang orisional.contohnya kebencian seorang anak kepada ayahnya bisa menggunakan topeng berlagak pamer,karena jika kebencian itu harus diungkapkan secara lugas,dia akan menciptakan terlalu banyak kecemasan pada diri anak.

Ambang Kesadaran (preconscious)

Tingkat ambang kesadaran dari jiwa mengandung elemen-elemen yang tidak sadar namun dapat menjadi sadar entah dengan cara yang mudah atau sulit(freud,1933/1964)isi ambang berasal dari dari dua sumber,yang pertama berasal dari persepsi-persepsi alam sadar,sedangkan yang kedua berasal dari imaji-imaji alam bawah sadar.

Sebuah persepsi bersifat sadar hanya selama persepsi itu berada di periode transitoris namun,dia akan cepat berlalu ke ambang kesadaran ketika focus perhatian kita berdasar ke ide-ide lain. Ide-ide yang dapat berpindah dengan mudah antara alam sadar dan ambang kesadaran seperti ini umumnya bebas dari kecemasan, dan dalam realitasnya banyak mirip dengan imaji-imaji alam sadar ketimbangan desakan-desakan alam bawah sadar.

Sementara itu, imaji-imaji alam bawah sadar, Freud percaya, dapat menyelinap dari sensor seketat apapun dan masuk ke ambang kesadaran dalam bentuk samaran. Berapa imaji ini tidak pernah menjadi alam sadar karena jika sampai kita mengenal mereka sebagai derivatif-derivatif alam bawah sadar, maka kita akan mengalami naiknya tingkat kecemasan, yang pada gilirannya akan mengaktifkan sensor final untuk merepresi imaji-imaji bermuatan kecemasan ini, memaksa mereka kembali lagi masuk kea lam bawah sadar. Imaji-imaji lain dari alam bawah sadar memang berasal mencapai alam sadar namun, hanya karena hakikat mereka yang sesungguhnya berhasil di samarkan dengan cerdik lewat proses mimpi.

Alam Sadar

(9)

stimulus-stimulus eksternal.dengan kata lain apa yang kita persepsi lewat organ-organ indra kita,jika tidak terlalu mencekam.yang kedua elemen-elemen sadra berasal dari dalam sruktur mental dan meliputi ide-ide dari ambang kesadaran yang tidak mengancam,dan imaji-imaji alam bawah sadar yang berbahaya namun,sudah disamarkan.seperti kita dah lihat ,imaji-imaji yang berhasil lolos ke ambang kesadaran ini menutupi dirinya dari seolah-olah menjadi elemen yang tidak berbahaya yang sanggup mengelabui sensor primer.dan semakin mereka mencapai system alam sadar imaji-imaji semakin banyak terdistorsi dan terkamuflase,bahkan sering mengambil bentuk perilaku definsif atau elemen-elemen mimpi.

Freud(1917/1963,hal.295-296)mambandingkan alam bawah sadar dengan sebuah ruang tunggu yang besar yang didalamnya banyak orang yang berbeda-beda,energik dan citra buruk saling bersangkutan tumpang-tindih satu sama lain,dan berjuang keras tanpa kenal lelah untuk bisa lolos kedalam ruang tamu yang lebih kecil.namun seorang penjaga pintu yang selalu waspada melindungi ambang pintu antara ruang tungguyang besar dan ruang tamu yang kecil.penjaga ini memiliki dua metode untuk mencegah orang-orang yang tidak diinginkan lolos dari ruang tunggu,entah dengan mengusir langsung mereka dari depan pintu atau menarik keluar mereka yang diam-diam menyelinap keruang tamu.efek dari dua metode tindakan ini sama orang-orangyang berbahaya dan menyimpang dicegah untuk menyamar sebagai tamu penting yang diperoleh duduk bahkan sampai jauh didepan layar.

C. Struktur Kepribadian

(10)

The Id (Das Es) adalah Aspek biologis dan merupakan sistem original, suatu realitas psikis yang sesungguhnya (The true psychic reality) dunia Batin

atau subyektif manusia dan tidak memiliki koneksi secara langsung dengan realitas obyektif. The Id berisi hal-hal yang dibawa sejak lahir (unsur-unsur biologis), libido seksualitas, termasuk juga instink-instink organisme. Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle) atau prinsip reduksi ketegangan. Id merupakan sumber energi psikis. Maksudnya, bahwa id itu merupakan sumber dari instink kehidupan (eros) atau dorongan – dorongan biologis (makan, minum, tidur, bersetubuh, dsb.) dan instink kematian/instink agresif (tanatos) yang menggerakkan tingkah laku.

Selain tidak realistas dan hanya mencari kesenangan, id juga tidak logis dan dapat melayani secara bersamaan ide-ide yang tidak bersesuaian. Contohnya, seseorang perempuan mungkin menunjukan rasa kasih yang disadari terhadap ibunya sementara mengharapkan tanpa sadar kehancuran sang ibu. Hasrat-hasrat yang saling bertentangan ini dapat muncul karena id tidak memiliki moralitas di dalamnya, artinya dia tidak membuat penentuan nilai atau membedakan baik dan buruk. Namun begitu, id bukannya immoral (menyalahi moral), tepatnya dia amoral (tidak bersangkut paut dengan moral). Semua energi id dihabiskan untuk satu tujuan saja yaitu mencari kesenangan tanpa peduli apa yang pantas atau benar (Freud, 1923/1961a, 1933/1964).

Ego

(11)

tertib karena pengalaman-pengalaman pada masa kanak-kanak awal. Kalau begitu, keputusannya untuk mengenakan pakaian yang rapi lahir dari ketiga tingkatan kehidupan mentalnya.

Menurut Freud (1933/1964), ego menjadi terbedakan dengan id. Untuk membandingkan ego dan id, Freud menggunakan analaogi seseorang yang sedang menunggangin seekor kuda. Si penunggang sanggup mengendalikan dan mengarahkan kekuatan kuda yang jauh lebih besar darinya namun, jika si kuda menunjukkan kemurahhatian untuk menuruti perintahnya. Dengan cara yang sama, ego harus mengendalikan dan mengarahkan implus-implus id, namunhalmitu dapat terjadi hanya jika da kemurahhatian dari id yang jauh lebih kuat darinya namun jauh lebih tidak terorganisir.

Seperti halnya anak-anak yang mendapatkan hadiah dan hukuman dari orang tua, mereka mulai belejar apa yang harus dilakukan untuk memperoleh kesenangan dan menghindari rasa sakit. Di usia yang masih belia ini, kesenangan dan rasa sakit merupakan fungsi-fungsi ego yang utama karena anak-anak masih belum mengembangkan suara hati nurani dan ide al-ego (superego). Ketika anak-anak memasuki usia 5 atau 6 tahun, mereka mulai mengidentifikasi diri dengan orang tua mereka dan belajar apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Superego

Super ego merupakan komponen moral kepribadian yang terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah. Superego berfungsi untuk (1) merintangi dorngan – dorongan id, terutama dorongan seksual dan agresif, kareena dalam perwujudannya sangat dikutuk oleh masyarakat, (2) mendorong ego untuk menggantikan tujuan –tujuan realistik dengan tujuan – tujuan moralistik, dan (3) mengejar kesempurnaan (perfection).

Superego mempunyai dua subsistem, suara hati nurani dan ideal ego. Untuk beberapa orang superego tidak tumbuh setelah masa kanak-kanak, sementara bagi yang lain, superego mendominasi kepribadian dengan memunculkan rasa bersalah dan rasa rendah hati.

(12)

1. Dorongan-Dorongan ( Drives )

Menurut Freud ( 1933/1964 ) beragam dorongan dapat dikelompokkan menjadi dua kubu utama : seks atau Eros, dan agresif, distraksi atau Thanatos. Dorongan-dorongan ini berakar dalam Id. Namun, mereka tunduk pada pengontrolan Ego. Dorongan memiliki bentuk energy psikisnya sendiri : Freud menggunakan kata Libido untuk energy dorongan seksual. Namun, energy bagi dorongan agresif masih belum dinamainya.

a. Seks

Tujuan dari dorongan seksual adalah kesenangan namun, kesenangan ini tidak terbatas hanya pada kesenangan genital semata. Tujuan akhir dorongan seksual ( pengurangan tegangan seksual ) tidak dapat diubah namun, jalan untuk mencapai tujuan ini bisa beragam.

Fleksibilitas objek seksual atau pribadi seksual dapat mengenakan samara Eros yang lebih jauh. Objek erotis dapat ditransformasikan atau dipindahkan dengan mudah. Sebagai contoh, seorang bayi yang dipaksa terlalu cepat untuk lepas dari putting ibunya sebagai objek seksual mungkin akan menggantinya dengan jempol tangan sebagai objek kesenangannya. Namun, seks sendiri dapat mangambil banyak bentuk yang lain, seperti Narsisisme, cinta, sadisme, dan masokhisme. Dua yang terakhir ini memiliki komponen dorongan agresif.

b. Agresi

Tujuan dari dorongan destruktif, menurut Freud, adalah mengembalikan organism pada kondisi anorganis. Dorongan agresif juga menjelaskan kebutuhan atas penghalang-penghalang yang sudah dibangun manusia untuk mengendalikan agresi.

Contohnya perintah seperti “kasihilah sesamamu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri”.

(13)

Kecamasan adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi kita untuk berbuat sesuatu. Freud ( 1933/1964 ) menekankan bahwa ini adalah kondisi yang tidak menyenangkan, bersifat emosional, dan sangat terasa kekuatannya, disertai sebuah sensasi fisik yang memperingatkan seseorang terhadap bahaya yang sedang mendekat.

Ada tiga macam kecemasan : a. Kecemasan Neurotis

Kecemasan neurotis adalah ketakutran terhadap tidak terkendalinya naluri-naluri yang menyebabkan seseorang melalkukan suatu tindakan yang bisa mendatangkan hukuman bagi dirinya sendiri. Contohnya adalah seseorang akan mengalami kecemasan ini karena kehadiran seorang guru, majikan, atau figure otoritas lain.

b. Kecemasan Moralistis

Kecemasan moralistis adalah katekutan terhadap hati nurani sendiri. Kecemasan ini bersal dari konflik antara ego dan superego. Kecemasan moralistis contohnya, akan muncul dari godaan seksual jika seorang anak percaya bahwa menyerah pada godaan akan membuat dirinya keliru secara moral. Namun, kecemasan moralistis juga bisa muncul akibat kegagalan untuk bersikap secara konsisten dengan apa yang dianggap benar secara moral, contohnya gagal merawat orang tua yang sudah lanjut usia.

c. Kecemasan Realiatis

(14)

Kecemasan berffungsi sebagai mekanisme penjagaan ego karena dia memberi sinyal bahwa bahaya tertentu sedang mendekat ( Freud, 1933/1945 ). Contohnya, sebuah mimpi kecemasan yang memberi sinyal kepada sensor kita mengenai bahaya yang sedang mendekat akan mengambil bentuk samaran imaji-imaji mimpi sebaik-baiknya.

E. Mekanisme-Mekanisme Pertahanan Ego

1. Represi ( Represion )

Represi adalah melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bisa mengakibatkan kecemasan. Represi akan selalu terjadi di sepanjang hidup manusia contohnya, seorang gadis muda mungkin akan merepresi secara permanen kebencianyat erhadap adik perempuannya karena perasaan-perasaannya kebenciannya itu terlalu banyak kecemasan.

Dorongan-dorongan yang terrepresi bisa disamarkan sebagai simtom-simtom fisik, contohnya impotensi yang menimpa laki-laki lantaran parasaan bersalah seksual.

2. Pembentukan Reaksi ( Reaction Formation )

Pembentukan reaksi adalah melakukan tindakan yang berlawanan dengan hasrat tak sadar. Perilaku reaktif dapat dididentifikasikan oleh cirinya yang berlebih-lebihan dan oleh bentuk obsesif dan kompulsifnya.

Contohnya seorang ibu yang memiliki perasaan menolak terhadap anaknya karena adanya perasaan berdosa, ia menampilkan tingkah laku yang sangat berlawanan, yakni terlalu melindungi atau terlalu mencintai anaknya. kecemasan Jadi, seorang ibu tersebut berusaha menutupi dan perasaan-perasaan negativenya.

3. Pengalihan ( displacement )

(15)

bisa mengakibatkan kemarahannya itu kepada pegawainya, kucing peliharaannya, atau hewan-hewan yang sudah diawetkan.

Freud ( 1926/1959a ) juga menggunakan istilah pengalihan untuk menunjukkan pertahanan berupa fiksasi ; kecemasan menghambat anak belajar mandiri.

5. Regresi ( regretion )

Regresi adalah malangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih awal tuntutannya yang tidak ter;lalu besar. Contohnya, seorang anak yang takut sekolah memperlihatkan tingkah laku infantile seperti menangis, mngisap ibu jari, bersmbunyi, dan menggantungkan diri pada guru. Atau, ketika adiknya lahir seorang anak kembali menunjukkna bentuk-bentuk tingkah laku yang kurang matang.

6. Proyeksi (Projection)

Proyeksi adalah melihat pada diri orang lain perasaan atau kecenderungan yang tidak bisa diterima padahal sesungguhnya hal-hal itu berada dibawah sadarnya sendiri (Freud, 1915/1975b). Contohnya, seorang laki-laki mungkin menginterprestasikan secara konsisten tindakan-tindakan perempuan yang usianya lebih tua darinya sebagai upaya-upaya rayuan.

7. Introyeksi (Introjection)

(16)

bagi seseorang yang memasukkan kualitas-kualitas positif orang lain ke dalam egonya sendiri. Contohnya, seorang remaja mungkin mengintroyeksi atau mengadopsi beberapa cara, nilai atau gaya hidup seseorang bintang film.

8. Sublimasi (Sublimation)

Sublimasi adalah menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau yang secara social lebih dapat diterima bagi dorongan-dorongannya. Contohnya, dorongan agresif yang ada pada seseorang disalurkan kedalam aktivitas bersaing dibidang olahraga sehingga dia menemukan jalan bagi pengungkapan perasaan agresifnya, dan sebagai tambahan dia bisa memperoleh imbalan apabila berprestasi dibidang olah raga itu.

F. Aplikasi Teori Psikoanalisis

(17)

pengetahuan dan pengertian mengenai motif dan tingkah laku konseling, sehingga usaha preventif dan treatment tidak dapat berhasil baik. Preventif dan pengembangan individual. Preventif dan pengembangan merupakan dua sisi dari satu mata uang. Preventif berusaha mencegah kemorosotan perkembangan anak dan minimal dapat memelihara apa yang telah dicapai dalam perkembangan anak melalui pemberian pengaruh-pengaruh yang positif, memberikan bantuan untuk mengembangkan sikap dan pola perilaku yang dapat membantu setiap individu untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Membantu individu untuk menyempurnakan. Setiap manusia pada saat tertentu membutuhkan pertolongan dalam menghadapi situasi lingkungannya. Pertolongan setiap individu tidak sama. Perbedaan umumnya lebih pada tingkatannya dari pada macamnya, jadi sangat tergantung apa yang menjadi kebutuhan dan potensi yang ia miliki. Bimbingan dapat memberikan pertolongan pada anak untuk mengadakan pilihan yang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Jadi dalam konsep yang lebih luas, dapat dikatakan bahwa teori Freud dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan proses bantuan kepada konseling, sehingga metode dan materi yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan individu.

(18)

kecemasan-kecemasan lain yang dialami manusia. Jadi bimbingan ini dapat merupakan wadah dalam rangka mengatasi kecemasan.

Ketiga, konsep psikolanalisis yang menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahli yang mengkritik, namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi anak-anak dalam pembentukan moral individual. Dalam sistem pembinaan akhlak individual, Islam menganjurkan agar keluarga dapat melatih dan membiasakan anak-anaknya agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan norma agama dan sosial. Norma-norma ini tidak bisa datang sendiri, akan tetapi melalui proses interaksi yang panjang dari dalam lingkungannya. Bila sebuah keluarga mampu memberikan bimbingan yang baik, maka kelak anak itu diharapkan akan tumbuh menjadi manusia yang baik. Dalam hal ini sebuah hadis Nabi menyatakan bahwa “Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah, hingga lisannya fasih. Kedua orangtuanyalah yang ikut mewarnainya sampai dewasa.” Selain itu seorang penyair menyatakan bahwa “Tumbuhnya generasi muda kita seperti yang dibiasakan oleh ayah-ibunya”. Hadis dan syair tersebut di atas sejalan dengan konsep Freud tentang kepribadian manusia yang disimpulkannya sangat tergantung pada apa yang diterimanya ketika ia masih kecil. Namun tentu saja terdapat sisi-sisi yang tidak begitu dapat diaplikasikan, karena pada hakikatnya manusia itu juga bersifat baharu.

Keempat, teori Freud tentang “tahapan perkembangan kepribadian individu” dapat digunakan dalam proses bimbingan, baik sebagai materi maupun pendekatan. Konsep ini memberi arti bahwa materi, metode dan pola bimbingan harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kepribadian individu, karena pada setiap tahapan itu memiliki karakter dan sifat yang berbeda. Oleh karena itu konselor yang melakukan bimbingan haruslah selalu melihat tahapan-tahapan perkembangan ini, bila ingin bimbingannya menjadi efektif.

(19)

mengurangi impuls-impuls dorongan Id yang bersifat irrasional sehingga berubah menjadi rasional.

G. Teori Yang Mempengaruhinya

Pemahaman Freud tentang kepribadian manusia didasarkan pada pengalaman-pengalaman dengan para pasiennya, analisis tentang mimpinya, dan bacaannya yang luas tentang beragam literature ilmu pengetahuan dan kemanusiaanya. Pengalaman-pengalaman ini menyediakan data yang mendasar bagi evolusi teorinya.

(20)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Secara historis psikoanalisis adalah aliran pertama dari tiga aliran utama psikologi. Yang kedua adalah ‘behaviorisme’, sedangkan yang ketiga adalah psikologi eksistensial-humanistik.

2. Bagi freud kehidupan mental dibagi dua tingkatan alam bawah sadar(unconscious)dan alam sadar(conscious).

3. Menurut pandangan psikoanalitik, struktur kepribadian terdiri dari tiga sistem: id, ego, dan superego.

4. Dinamika kepribadian menurut Freud adalah dorongan dan kecemasan. 5. Mekanisme pertahanan ego menurut Freud adalah : represi, pembentukan

reaksi, pengalihan, fiksasi, regresi, proyeksi, introyeksi, dan sublimasi. 6. Aplikasi teori psikoanalisis antara lain mencakup :

a. Manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan. b. Kecemasan

(21)

e. Ketidaksadaran

7. Dalam teori psikoanalisis freud dipengaruhi oleh pengalaman, sudut pandang dari diri pribadi S. Freud, dan mengacu pada teori-teori sebelumnya.

B. Saran

Setelah kita mengetahui garis besar dari teori psikoanalisis Sigmund Freud, seharusnya kita dapat lebih mengetahui strukutur kepribadian dalam diri kita. Setelah kita mengetahuinya, hendaknya kita dapat menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari sesuai peran kita masing-masing.

Selain itu, jika kita mengetahui strukutur kepribadian kita pastilah kita juga mengetahui struktur kepribadian dalam diri orang lain karena pada dasarnya struktur kepribadian setiap individu itu sama, yang beda hanyalah proporsi dari masing-masing struktur ada yang menonjol.

Di samping itu, kita juga seharusnya lebih memahami tingkah laku masing-masing individu karena tidak ada individu yang bersifat sama. Dalam satu invidu pun, jika di hadapkan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, pastinya akan bersikap yang berbeda pula.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2008. Theories Of Personality. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sigmund Freud. 2002. Ageneral Introduction To Psychoanalisis. Yogyakarta : Ikon Teralitera

Corey, Gerald. 1988. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. PT ERESCO : Anggota IKAPI

Diakses di http://www.trigonalworld.com/2010/12/teori-kepribadian-psikoanalisis-sigmund.html. pada tanggal 21 september 2011. jam 11.45 WIB

Di Akses di http://diarad08.student.ipb.ac.id/2010/06/18/teori-psikoanalisis-freud/. Pada Jam 11. 49 WIB. Tanggal 21 September 2011

(23)

KOSA KATA

Distori : pemutar balikan suatu fakta, aturan, dsb. Libido : nafsu berahi yg bersifat naluri.

Eros : Membantu manusia maupun dewa dalam upaya urusan percintaan.

Agresif : Menyerang sesuatu yang dipandang sebagai hal atau situasi yang mengecewakan, menghalangi, atau menghambat.

Distraksi : Memusatkan perhatian menjauhi dari situasi yang tidak diinginkan.

Sadisme : Kekejaman, Kebuasan, keganasan, kekasaran. Destruktif : Merusak, memusnahkan, atau menghancurkan.

Masokhisme : kekejaman atau kekerasan yg memberikan kepuasan seksual pd yg menerimanya (bentuk kelainan seksual).

Infantile : Kekanak-kanakan. Treatment : Pengobatan

(24)

Evolusi : Perubahan secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan.

Psikoterapi : cara pengobatan dng mempergunakan pengaruh (kekuatan batin) dokter atas jiwa (rohani) penderita, dng cara tidak mempergunakan obat-obatan, tetapi dng metode sugesti, nasihat, hiburan, hipnosis, dsb.

Cakrawala : (1) lengkung langit; (2) langit (tempat bintang-bintang); (3)peredaran bintang di langit (kerap pula berarti sbg bintang di langit); (4) kaki langit; tepi langit; batas pemandangan; horizon; (5) ki jangkauan pandangan: mahasiswa harus memperluas --pengetahuan; (6) ki khazanah; kekayaan: dl acara -- Budaya Nusantara akan ditampilkan kesenian daerah Yogyakarta

Kontroversi : (1) perdebatan; (2) persengketaan; pertentangan

Eksplorasi : (1) n penjelajahan lapangan dng tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tt keadaan), terutama sumber-sumber alam yg terdapat di tempat itu; penyelidikan; penjajakan: -- sumber minyak di daerah lepas pantai sedang giat dilakukan; (2) Dik kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dr situasi yg baru; (3) Pet penyelidikan dan penjajakan daerah yg diperkirakan mengandung mineral berharga dng jalan survei geologi, survei geofisika, atau pengeboran untuk menemukan deposit dan mengetahui luas wilayahnya.

(25)

untuk berkompetisi); dorongan untuk secara tidak sadar bertindak yg tepat

Persepsi : (1) tanggapan (penerimaan) langsung dr sesuatu; serapan: perlu diteliti -- masyarakat thd alasan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak; (2) proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya.

Sensor : (1) pengawasan dan pemeriksaan surat-surat atau sesuatu yg akan disiarkan atau diterima (berita, majalah, buku, dsb);

(2) yg menyensor

elemen yg mengubah sinyal fisik menjadi sinyal elektronik yg dibutuhkan computer.

Referensi

Dokumen terkait

Selama ini, tindakan dalam usaha penanggulangan bencana dilakukan oleh pemerintah yang pelaksanaannya kemudian dilakukan bersama antara pemerintah daerah dengan

Seperti halnya dalam penelitian ini, peneliti mengambil studi kasus yang dialami oleh MedcoEnergi dalam melakukan kegiatan proyek seismik darat di wilayah kerja

Dari gambar 1.3 dapat dilihat ketuntasan belajar dari siklus ke siklus, dapat diambil kesimpulan bahwa Penggunaan Media Audio-visual dapat meningkatkan keterampilan

oleh guru, retensi siswa pada konsep larutan asam basa yang diperoleh dari proses. pembelajaran menggunakan laboratorium virtual PhET – ABS, dan sejauh

Risiko sosial menurut Buletin Teknis 10 adalah kejadia n atau peristiwa yang dapat menimbulkan poten si terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh i

CBR juga termasuk sebagai Sistem Berbasis Pengetahuan dan menjadi salah satu alternatif selain Rule-Based Reasoning (RBR). Ide dasar dari CBR adalah “similar problems

[r]

2000 diberikan apabila pemilik rahasia dagang atau pemegang rahasia dagang telah melakukan langkah-langkah untuk menjaga rahasia dagang yang dimilikinya dengan