• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN DAN MA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN DAN MA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS

PERENCANAAN PENGENDALIAN DAN MANAJEMEN PROYEK ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN DAN MANAJEMEN PROYEK

UNDERPASS JATINGALEH

Disusun oleh:

Faela Sufah 21010115120097 Feni Octavia 21010115120112

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN DAN MANAJEMEN PROYEK UNDERPASS JATINGALEH

Latar Belakang

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk akan mengakibatkan pengembangan wilayah secara menyeluruh dan merata di Kota Semarang. Keadaan ini mendorong lahirnya pusat-pusat kegiatan baru yang memicu permintaan peningkatan sarana dan prasarana kota dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat yang diprediksi akan terus meningkat. Dengan keberhasilan pengembangan wilayah akan mampu meningkatkan taraf ekonomi penduduk Kota Semarang.

Peningkatan kegiatan ekonomi tidak lepas dari peningkatan mobilitas guna menunjang aktifitas masyarakat. Segala aktivitas kota secara langsung mengakibatkan adanya mobilisasi/pergerakan baik manusia maupun barang dan jasa. Pergerakan tersebut akan membentuk lalu lintas, dimana kegiatan-kegiatan yang ada menunjukkan kontribusinya sebagai elemen transportasi dari pergerakan yang ada. Lalu lintas akan menjadi aman dan nyaman apabila didukung dengan peningkatan sarana dan prasarana jalan. Salah satunya adalah sarana berupa perbaikan struktur jalan terutama jalan yang menghubungkan antara Semarang Selatan dan Semarang Utara, Semarang Barat, Semarang Timur, dan Pusat Kota yaitu dengan melewati persimpangan Jatingaleh.

Salah satu yang menarik adalah jalan yang melewati persimpangan Jatingaleh, hal ini karena jalan ini menjadi salah satu pusat kemacetan. Pesatnya pertumbuhan volume lalu lintas pada simpang Jatingaleh ini dipengaruhi oleh kondisi perkembangan wilayah yang dilayani oleh jalur tesebut, seperti tata guna lahan, laju pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan perkapita dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), juga karena banyak tumbuh dan berkembangnya pasat-pusat kegiatan baru di wilayah selatan Kota Semarang.

Penyebab utama buruknya kondisi lalu lintas pada simpang Jatingaleh adalah karena banyaknya pergerakan yang terjadi pada simpang Jatingaleh. Simpang Jatingaleh merupakan titik pertemuan arus lalu lintas dari berbagai arah yang sangat padat. Arus lalu lintas tersebut antara lain, arus utama dari utara (Jl. Teuku Umar) ke selatan (Jl. Setiabudi) menuju luar kota dan sebaliknya menuju pusat kota dengan jalan disekitarnya (Jl. Karang Rejo, Jl. Jatingaleh I, Jl. Jatingaleh II, Jl. Jatingaleh dan Jl. Taman Teuku Umar) serta adanya pintu masuk dan keluar jalan bebas hambatan yaitu jalan tol Seksi A (Jatingaleh-Srondol), Seksi B (Jatingleh-Krapyak) dan Seksi C (Jatingaleh-Kaligawe) dan ditambah dengan perilaku pengguna jalan yang kurang disiplin dalam berlalu lintas hal ini terbukti dengan banyaknya angkutan kota yang berhenti bebas/sembarangan di sepanjang simpang Jatingaleh (di depan pasar Jatingaleh khususnya) mengakibatkan kondisi lalu lintas semakin padat terutama pada jam-jam puncak, yaitu pagi dan sore hari. Kemacetan semakin bertambah disebabkan oleh keberadaan pasar Jatingaleh dengan bebagai aktifitas didalamnya.

(3)

selatan menuju Semarang utara dan pusat kota, sedangkan pada sore hari kendaraan dari arah utara dan pusat kota Semarang lebih mendominasi lalu lintas pada simpang Jatingaleh. Dari kondisi lalu lintas seperti tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas simpang Jatingaleh sudah tidak memenuhi syarat sehingga perlu dicarikan solusi alternatif terbaik dan paling layak untuk memecahkan permasalahan yang ada.

Dari beberapa studi yang pernah dilakukan sebelumnya pada simpang Jatingaleh dihasilkan beberapa alternatif solusi terbaik untuk memecahkan permasalahan lalu lintas pada simpang Jatingaleh, antara lain dengan pelebaran ruas jalan juga dengan pembangunan underpass atau dengan pembangunan interchange.

Dari ketiga solusi tersebut ada keterkaitannya dengan RDTRK Semarang. RDTRK merupakan rencana pemanfaatan ruang kota yang secara terinci, yang disusun untuk menyiapkan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan programprogram pembangunan. Maksud dan tujuan RDTRK adalah :

1. Sebagai penjabaran kebijaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah yang lebih rinci dalam pemanfaatan ruang kota yang lebih terarah

2. Untuk mewujudkan peningkatan kualitas lingkungan kehidupan dan penghidupan masyarakat di wilayah perencanaan.

3. Meningkatkan peranan kota dalam pelayanan yang lebih luas agar mampu berfungsi sebagai pusat pembangunan dalam suatu sistem pengembangan wilayah

4. Memberikan kejelasan pemanfaatan ruang yang lebih akurat dan berkualitas 5. Mempercepat pembangunan secara lebih tertib dan terkendali.

(Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Semarang Nomor 02 Tahun 1999 Tentang RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA (RDTRK))

Pada tahun 2015, diputuskan penyelesaian masalah ini adalah dengan pembangunan underpass sepanjang 1,3 km.

Penyebab Keterlambatan 1. Pembebasan Lahan

(4)

lahan milik Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ada dua bidang. Masing-masing berukuran 212 meter persegi dan 14 meter persegi.

2. Sulit Mencari Material

Saat ini pekerjaan yang dilakukan, yakni pengerjaan beton segmental dan melakukan urukan dengan panjang kurang lebih 170 meter di sisi selatan, dan 170 meter di sisi utara. Salah satu kendalanya adalah sulitnya mencari material, karena ada beberapa lokasi yang harus dipilih, dan untuk mendapatkan 1.000 meter kubik per hari tidaklah mudah. Padahal setiap hari dibutuhkan material setidaknya 1.000 kubik untuk urukan beton segmental.

3. Perubahan Desain

Menjelang akhir pekerjaan underpass Jatingaleh ini itemukan mata air di sisi bawah flyover Gombel sehingga diperlukan perubahan desain. Sebelumnya tidak diketahui ada mata air. Karena adanya mata air tersebut maka yang semula jalan underpass menggunakan aspal diubah perkerasan jalan dengan cor beton. Selain itu juga ada perubahan drainase untuk mengelola air di sana sehingga tidak membahayakan konstruksi. Perubahan desain tersebut dianggap sebagai kondisi force majeur sehingga membutuhkan waktu penyelesaian hingga akhir September. Karena perubahan desain tersebut, kontraktor tidak dikenakan sanksi sampai batas waktu yang ditentukan. Kalau melebihi akhir September baru dikenakan sanksi administrasi.

4. Kekurangan Jumlah Pekerja (minim SDM)

Jumlah pekerja sangat sediki, hal ini terbukti dengan peninjauan Walikota Semarang pada malam hari di lokasi proyek. Karena jumlah pekerjanya sedikit memungkinkan menjadi salah satu penyebab keterlambatan proyek ini, entah apa tujuan kontraktor tersebut hanya memperkerjakan sedkit orang, apakah agar proyek tersebut memberi keuntungan banyak untuk PT mereka atau emang ada tujuan lain.

Dampak proses pembangunan underpass Jatingaleh terhadap lingkungan

Pembangunan underpass Jatingaleh merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk mengurai kemacetan. Perempatan depan Pasar Jatingaleh sudah menjadi langganan macet karena merupakan akses satu-satunya menuju semarang bagian atas seperti Tembalang, Banyumanik hingga Ungaran. Namun pembangunan ini tak lepas dari berbagai masalah yang muncul. Selama pembangunan terjadi kemacetan terutama pada jam berangkat dan pulang kantor. Oleh karena itu, banyak pengendara kendaraan merasa sangat terganggu, di sisi lain jalan dari arah Gajahmungkur menuju Jatingaleh menanjak sehingga banyak mobil dan motor kurang layak jalan mengalami gangguan mesin sehingga turut memperparah kondisi jalan.

(5)

dengan kecepatan angin untuk gas dan hingga jarak 250 m untuk partikel padat menurut Mursid pada tahun 2007.

Terjadinya kemacetan lalu lintas akan memperbesar emisi gas CO karena terjadi pembakaran yang tidak sempurna, hingga hampir 6 kali bila lalu lintas tidak mengalami kemacetan. Paparan tersebut yang memberikan beban kepada masyarakat di sekitar jalan, baik pemukim, pengasong, polisi lalu lintas, maupun pekerja di pinggir jalan, karena mereka menghirup karbonmonoksida (CO) setiap harinya. Belum lagi ditambah aktifitas alat berat yang bekerja pada proyek underpass tersebut yang menghasilkan gas CO dan kebisingan.

Dampak lainnya yang ditimbulkan akibat pembangunan underpass Jatingaleh yang lambat ini, berpengaruh cukup besar terhadap transportasi di Kota Semarang. Akibat pembangunan tak kunjung selesai armada Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang di dua koridor molor hingga setengah jam untuk sampai ke tujuan.

Bus Trans Semarang yang berwarna biru terjebak kemacetan di lokasi proyek pembangunan underpass Jatingaleh. Foto: metrosemarang.com/masrukhin abduh Dua koridor BRT Trans Semarang yang terdampak tersebut adalah koridor 2 tujuan Sisemut-Terboyo dan koridor VI tujuan Unnes-Undip. Plt Kepala Badan Layanan Umum (BLU) UPTD Trans Semarang Dinas Perhubungan Kota Semarang, headway antar bus terganggu akibat kemacetan dan molornya pembangunan underpass Jatingaleh.

(6)

benar-benar macet kendaraan tidak bisa bergerak, bus di depannya sudah sampai pool Sisemut tetapi bus di belakangnya baru lepas dari kemacetan Jatingaleh. Sehingga jarak antar kedua bus saat itu sampai kisaran 35 menit.

Koridor II Trans Semarang adalah koridor yang sedang dipantau terus pelayanannya kepada pengguna jasa. Baik dari kualitas bus, interval bus, bahkan sampai dengan emisi gas buang armadanya. Karena ditambah dengan kemacetan Jatingaleh maka keluhan pengguna jasa dipastikan akan bertambah. Selain itu, pastinya pendapatan di koridor II Trans semarang juga dinilai akan menurun. Karena ketika penumpang sudah terlalu lama menunggu bus karena interval molor efek dari pembangunan underpass Jatingaleh, maka pasti penumpang akan memilih moda transportasi lain.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Masruhin. “Underpass Jatingaleh Molor, Penumpang Trans Semarang Turun Drastis”. 7 Agustus 2017. http://metrosemarang.com/underpass-jatingaleh-molor-penumpang-trans-semarang-turun-drastis

Aryfiyanto. 2006. “Studi Kelayakan Simpang Jatingaleh”. Laporan Tugas Akhir. Teknik Sipil. Universitas Diponegoro

Hawali, Hashfi. “Dampak Proses Pembangunan Fly Over Jatingaleh terhadap Lingkungan”. 1 Agustus 2017. http://www.kompasiana.com/hashfihaw/dampak-proses-pembangunan-fly-over-jatingaleh-terhadap-lingkungan_597fecbec492dc44745d8f42

Permadi, Galih. “Jangankan Pengendara, Hendi pun Gemas Lihat Penyelesaian Underpass

Jatingaleh Molor”. 2 Agustus 2017.

http://jateng.tribunnews.com/2017/08/02/jangankan-pengendara-hendi-pun-gemas-lihat-penyelesaian-underpass-jatingaleh-molor

---. “Tiba-tiba Muncul Mata Air di Bawah Flyover Gombel”. 2 Agustus 2017. http://jateng.tribunnews.com/2017/08/02/tiba-tiba-muncul-mata-air-di-bawah-flyover-gombel

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan nilai Mean-rank antara kelompok kontrol positi dan perlakuan yaitu pada kelompok kontrol positif memiliki nilai Mean- Rank 7,69 dan kelompok perlakuan

Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu merancang bangun sistem informasi pengelolaan sumber daya air berbasis web seperti data petugas irigasi, lokasi irigasi,

 berharga bo0bahan bo0bahan kma kma yang yang dapat dapat dgunakan dgunakan sebaga sebaga makanan makanan tambahan tambahan atau

Fokus penelitian ini adalah mengungkap komitmen para bekas bajingan yang terkumpul dalam wadah Pelopor di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo dalam

Berdasarkan tabel 10, dapat dilihat bahwa nilai F hitung 12,236 dengan signifikansi 0,000, artinya kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara

taught using non-authentic material of eighth grade students of MTs Islamiyah of. Palangka Raya was accepted and Ho stating that there is no

Pada siklus I tes yang diberikan dalam bentuk esai dengan jumlah soal 5 nomor. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 9 orang yang belum tuntas. Untuk daya serap klasikal

Berdasarkan pasal tersebut dapat diketahui bahwa tujuan penataan ruang adalah untuk mengatur hubungan antara berbagai kegiatan dengan fungsi ruang, guna tercapainya