• Tidak ada hasil yang ditemukan

Badan dan balai pemerintahan desa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Badan dan balai pemerintahan desa"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN HASIL WAWANCARA

PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI OLEH

TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI (TNGM) YOGYAKARTA, BKSDA YOGYAKARTA, BALAI LINGKUNGAN HIDUP (BLH) YOGYAKARTA, BADAN

KARANTINA YOGYAKARTA

Disusun sebagai Pelaksanaan Tugas Mata Kuliah Kebijakan Lingkungan Ampuan Sulistyono, S.Si, M.Si

Oleh : Nikolaus Pambudhi

161434020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Sumber daya alam yaitu seluruh aspek yang di gunakan untung menunjang kehidupan manusia dalam kegiatan sehari-hari. Apabila sumber daya alam tidak dikelola secara terpadu maka tidak ada batasan pasti sampai mana manusia menggunakan sumber daya tersebut. Ekosistem dan sumber daya alam sangatlah berkaitan satu sama lain dengan adanya undang-undang yang berlaku di Negara Republik Indonesia. Pembangunan sumberdaya alam hayati dan ekosistem pada hakikatnya adalah bagian dari pembangunan social yang berkelanjutan sebagai pengalaman Pancasila.

Sumberdaya alam di Negara Indonesia adalah hal yang penting. Dengan adanya SDA yang banyak dan melimpah maka Pemerintah membuat badan-badan khusus yang mempunyai bidang kajian tersendiri. Pemerintah Indonesia membuat kementrian-kementrian yang mengurus sumberdaya alam. Contohnya adalah Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kementrian pertanian, dan kementrian lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia. Wilayah Indonesia begitu luas maka pemerintah juga membuat badan-badan pemerintahan yang khusus mengurusi salah satu daerah yang lebih kecil cakupannya. Contohnya adalah balai di tiap taman nasional, Biro lingkungan hidup (BLH), badan konservasi sumberdaya alam (BKSDA), dan Balai Karantina. Berikut adalah contoh badan pemerintahan yang mengurusi sumber daya alam yang ada di suatu daerah. Oleh karena itu mahasiswa melakukan observasi di beberapa badan pemerintahan tersebut untuk mengenali spesifikasi dan fokus badan dan balai yang di kaji.

(4)

1.2RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan Latar Belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana fungsi dan tugas pokok Taman Nasional Gunung Merapi, Balai Karantina, Balai Lingkungan Hidup dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam.

2. Bagaimana mengatasi masalah dan hambatan yang di hadapi oleh Taman Nasional Gunung Merapi, Balai Karantina, Balai Lingkungan Hidup dan Badan Sumber Daya Alam.

3. Solusi apa yang di ambil terkait permasalahan dan hambatan yang di hadapi oleh badan-badan terkait

4. Bagaimana Lingkup kerja badan-badan terkait Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem2.1

1.3TUJUAN

Tujuan penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui fungsi dan tugas pokok Taman Nasional Gunung Merapi, Balai Karantina, Balai Lingkungan Hidup, dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam

2. Mengetahui cara mengatasi masalah dan hambatan yang di hadapi oleh badan-badan terkait

3. Mengetahui solusi yang di ambil badan, terkait permasalahan dan hambatan yang di hadapi

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Taman Nasional Gunung Merapi

a. Kawasan Konservasi

Berdasarkan Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, Hutan koservasi merupakan kawasan hutan yang meiliki ciri khas tertentu yang memiliki fungsi pokok pelestarian keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya (Departemen Kehutanan dan Perkebunan, 1999). Kawasan ini memiliki fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan pengawetan keanekaragaman hayati serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Hal ini berlaku untuk darat maupun di perairan (Asih,2009)

Berikut adalah struktur organisasi Taman Nasional Gunung Merapi:

Kegiatan pokok Pengelolaan TNGM adalah: 1. Pengembangan Kawasan TNGM.

2. Pengembangan Konservasi Spesies dan Genetik. 3. Penyidikan dan Pengamanan Hutan.

4. Pengendalian Kebakaran Hutan. 5. Pengembangan Jasa Lingkungan.

(6)

7. Pengembangan dan Pengelolaan TNGM tang mantap.

8. Pengembangan dan Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. (Dokumen TNGM, 2017)

Adapun Visi dan Misi TNGM antara lain : 1. Visi

Menjadi Taman Nasional yang mantap dalam mengelola ekosistem volkano yang dinamis berbasis partisipasi para pihak.

2. Misi

a. Meningkatkan kapasitas kelembagaan berbasis prinsip tata kelola hutan yang baik dan pengelolaan di tingkat tapak.

b. Merestorasi sistem volkano yang dinamis dan mitigasi bencana.

c. Meningkatkan partisipasi para pihak dalam pengelolaan TNGM. (Dokumen TNGM, 2017)

Adapun Jabatan Fungsional TNGM antara lain : 1. Koordinator PEH

2. Polisi Kehutanan (memiliki keistimewaan yakni kewenangan untuk menangkap langsung saat OTT yang diberikan oleh Kepolisian RI)

3. Penyuluh

4. PPBJ (Paguyuban Pengamat Burung Jogja)

Tugas Pokok Taman Nasional Gunung Merapi adalah melakukan penyelenggaraan konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Pengelolaan Kawasan Taman Nasional berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (Dokumen TNGM, 2017)

a. Pengelolaan dan Pemanfaatan

Pembangunan kehutanan harus mengacu pada aspek kelestarian. Hutan akan terancam apabila salah satu fungsi sumber daya alam hilang. Pengelolaan kawasan hutan konservasi dianggap beban jika tidak memberikan nilai ekonomi dan menghadapi ancaman perambahan. Ancaman perambahan yakni perburuan dan penambangan liar dari masyarakat sekitar hutan yang tidak merasakan manfaat keberadaan kawasan konservasi. Peluang pemanfaatan cukup leluasa bagi masayarakat dan dan pihak swasta dalam mendayagunakan kawasan konservasi. Hal ini mendatangkan benefit yang signifikan akan tetapi tetap mengikuti peraturan yang berlaku sehingga integritas kawasan tidak terganggu.

Berdasarkan jenis kegiatan konservasi, alternatif pengembangan daerah penyangga antara lain :

1. Pengembangan budidaya plasma nutfah

2. Penurunan penggembalaan liar di kawasan konservasi dan kawasan pelestarian alam. 3. Perlindungan dan rehabilitasi biota sungai serta pengembangan budidaya ikan air

(7)

4. Pengembangan wisata alam, pengembangan budidaya rumput laut dan biota laut lainnya.

5. Pengembangan kerajinan dan ketrampilan masyarakat. (Asih, 2009) b. Pembagian Zonasi kawasan TNGM

Kawasan TNGM dibagi dalam beberapa zonasi yang diperbaharui pada periode tertentu. Pembagian Zonasi ini bertujuan untuk kepentingan penelitian, Budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Zonasi yang terdapat pada TNGM adalah :

1. Zona Inti

Bagian Taman Nasional yang memiliki kondisi alam baik biota maupun kondisi fisik yang belum terganggu oleh keberadaan manusia. Zona inti mutlak dilindungi dan berfungsi untuk perlindungan keanekaragaman hayati yang asli dan khas.

2. Zona Rimba

Zona Rimba biasa digunakan untuk kegiatan pengawetan dan pemanfaatan Sumber Daya Alam dan lingkungan alam. Zona ini digunakan untuk kepentingan penelitian, pendidikan konservasi, wisata terbatas, habutat satwa migran dan menunjang budidaya serta mendukung zona inti.

3. Zona Pemanfaatan

Zona Pemanfaatan merupakan bagian dari Taman Nasional yang dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan kondisi atau jasa lingkungan lainnya. Zona ini diperuntukkan pengembangan pariwisata alamdan rekreasi, jasa lingkungan, pendidikan, penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan budidaya. 4. Zona rehabilitasi

Zona rehabilitasi merupakan bagian dari taman nasional yang mengalami kerusakan. Zona ini memerlukan kegiatan pemulihan komunitas hayati dan ekosistem yang mengalami kerusakan. Zona ini diperuntukkan mengembalikan ekosistem kawasan yang rusak menjadi kondisi ekosistem alami.

5. Zona Tradisional

(8)

6. Zona Religi

Zona religi merupakan bagian dari taman nasional yang terdapat situs religi, peninggalan warisan budaya dan atau sejarah yang dimanfaatkan untuk kegiatan keagamaan, perlindungan nilai budaya. Zona ini diperuntukkan memperihatkan dan melindungi nilai-nilai hasil karya budaya, sejarah, arkeologi maupun keagamaan.

2.2Balai Karantina

Peran dan fungsi karantina dalam era globalisasi dan perdagangan bebas sangat penting dan startegis yan tidak mengenal batas wilayah antar negara. Hal ini menimbulkan mudahnya penyebaran hama penyakit dan virus. Balai Karantina menerapkan Sanitary and Pythosanitary Agreement (SPS) WTO pada lalu lintas komoditas pertanian. (Baraniah, 2005)

Terbentuknya Balai Karantina Pertanian pada 7januari 2014 (tumbuhan dan hewan. Karantina pertanian adalah tempat pengasingan atau tindakan sebagai upaya pencengahan kontaminasi hama penyakit hewan dan tanaman dari luar negeri maupun hama dari dalam negeri ke luar negeri. Untuk melakukan tindakan karantina di perlukan maksimal 14 hari tergantung kepada komoditas hewan atau tumbuhan dan metode pengujian yang akan dilakukan. Selain itu, apakah komoditas itu berdasarkan ketentuan beresiko menyebarkan penyakit hewan dan organime penganggu tumbuhan.(Balai Karantina, 2017)

Zona inti

Zona pemanfaatan

Zona rehabilitasi

Zona tradisional

(9)

Wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta berada di Bandar Udara Adisucipto, Bandar Udara Adisumarmo, dan Kantor Pos Yogyakarta (pusat). Khusus kantor pos hanya menerima karantina tumbuhan. Indonesia memiliki regulasi karantina buah dan sayuran. Hal ini bertujuan agar terhindar dari lalat buah. Buah dan sayur berupa daging baik utuh maupun belum di proses menjadi bahan olahan, yang berpotensi sebagai media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Adapun persyaratan buah-buahan dan atau sayuran buah segar yang di masukan ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia yaitu:

1. Dilengkapi sertifikat Kesehatan Tumbuhan (Phytosanitary Certificate atau yang biasa disebut dengan KT10) dari negara asal dan Negara transit.

2. Melalui tempat-tempat pemasukan yang ditentukan oleh : a. Pelabuhan Laut Tanjung Perak Surabaya

b. Pelabuhan Laut Belawan Medan c. Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta d. Pelabuhan Laut Makassar

3. Dilaporkan dan diserahkan kepada Petugas Karantina Tumbuhan di tempat pemasukan untuk keperluan tindakan karantina tumbuhan.

Laboratorium Pengujian Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta merupakan bagian dari satuan Kerja BKP Kelas II Yogyakarta yang memberikan layanan publik pengujian dan pemeriksaan untuk penerbitan sertifikasi karantina terhadap komoditas pertanian hewan dan tumbuhan.

Laboratorium pengujian Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta memberikan jaminan dan keyakinan terpercaya dan scientific base terhadap media pembawa HPHK (Hama Penyakit Hewan Karantina) dan OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina). Laboratorium pengujian Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta terdiri dari Laboratorium Bagian Karantina Hewan dan Laboratorium Bagian Karantia Tumbuhan yang sudah menerapkan standar ISO/IEC 17025:2005 pada ruang lingkup yang ditentukan.

Laboratorium Bagian Karantina Hewan 1. Laboratorium Parasitologi

2. Laboratorium Bacteriologi (ruang lingkup ISO/IEC 17025;2005 pengujian cemaran mikroba dengan TPC)

3. Laboratorium Serologi

Laboratorium Bagian Karantina Tumbuhan

1. Laboratorium Entomologi (ruang lingkup ISO/IEC 17025;2005 Identifikasi lalat buah bacterocera carambolae dan Bacterocera papayae)

(10)

3. Laboratorium Mikologi 4. Laboratorium Serologi 5. Laboratorium Bakteriologi

Laboratorium BKP Kelas II Yogyakarta juga menerima permintaan pengujian selain untuk penerbitan Sertifikasi Karantina dengan menghubungi manager yang berwenang.

Balai Karantina Pertanian memfokuskan pencegahan penyebaran terhadap penyakit dan hama, yaitu :

A. BSE (Sapi gila) B. Lalat buah

C. Penyakit mulut dan kuku D. Rabies

E. Avian influenza

F. Globodera rostochiensis

G. Trogoderma granarium

Prosedur tindakan karantina (8P) : A. Pemeriksaan

B. Pengasingan C. Pengamatan D. Perlakuan E. Penahanan F. Penolakan G. Pemusnahan H. Pembebasan

ASAS

Karantina berdasarkan asas kedaulatan negara dan perlindungan kesehatan hewan, ikan, tumbuhan dan manusia serta kelestarian sumber daya hayati.

Tugas pokok

Melaksanakan kegiatan operasional karantina hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewan dan nabati.

Tujuan :

(11)

2. Mencegah tersebarnya penyakit hewan karantina, hama dan penyakit, ikan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari satu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

3. Mencegah keluarnya penyakit hewan karantina dari wilayah Negara Rebublik Indonesia.

4. Mencegah keluarnya hama dan penyakit ikan dan organisme pengganggu tumbuhan tertentu dari wilayah Negara Republik Indonesia apabila negara tujuan

menghendakinya.

5. Mencegah masuk dan tersebarnya agens hayati, jenis asing invasif (invasive aliens species), dan produk rekayasa genetik, yang berpotensi mengganggu kesehatan manusia, hewan, ikan, tumbuhan dan kelestarian lingkungan.

6. Mencegah masuknya pangan dan pakan yang tidak sesuai standar keamanan pangan atau pakan.

Fungsi :

1. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan

2. Pelaksanaan (8P) media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK)

3. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK 4. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK

5. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati

6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan 7. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati

hewani dan nabati

8. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan

9. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan, dan keamanan hayati hewani dan nabati

10.Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga

VISI

Menjadi instansi yang tangguh dan terpercaya dalam perlindungan kelestarian sumber daya alam hayati hewani dan nabati sert akeamanan pangan segar di Pemba DIY dan Provinsi Jateng.

MISI

(12)

3. Meningkatkan citra dan kualitas pelayanan publik.

4. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka peningkatan akselerasi ekspor komoditas pertanian di Pemda DIY dan Provinsi Jateng

2.3Badan Lingkungan Hidup 1. Visi Instansi

Kepemimpinan selalu mengupayakan kesejahteraan rakyat dan mendorong terciptanya sikap serta perilaku hidup individu yang menekankan keselarasan dan keserasian antar manusia. Filosofi ini mengandung makna adanya kewajiban untuk melndungi, memelihara, serta membina keselamatan dunia. Makna ini mengedepankan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadi.

Hamemayu Hayuning Bawana memiliki makna yang luas karena dipahami sebagai yang tangible dan intangible, bawana alit dan bawana ageng. Hal ini memiliki kapasitas luas menjadi rujukan hidup bermasayarakat baik bagi lingkungan keluarga, masyarakat, negara. Tak hanya itu, konsep filosofi ini berkewajiban untuk melindungi, memelihra, membina keselamatan dunia dan mengedepankan kepentingan masayarakat.

Hakikat Budaya Yogyakarta mrupakan hasil cipta, rasa dan karsa yang diyakini salah satu acuan dalam kehidupan masyarakat. Budaya Jawa yang mewujudkan ketentraman mewujudkan keamanan. Badan Lingkungan Hidup DIY melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam lima tahun kedepan, tahapan dalam rencana pembangunan jangka panjang, dan aspek-aspek potensial yang berkembang. Rumusan visi Badan Lingkungan Hidup DIY yang ingin dicapai selama lima tahun mendatang adalah sebagai berikut: “Sebagai Institusi Yang Handal Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk Mewujudkan Masyarakat DIY Berbudaya dan Berwawasan Lingkungan”

1. Misi Instansi

Misi yang akan dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup DIY dalam kurun waktu 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas, dan kapasitas Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan. 2. Meningkatan kualitas lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya alam melalui

sinergisitas lintas pemangku kepentingan serta mengembankan budaya kearifan lokal. 3. Menguatkan kapasitas, kepedulian dan partisipasi lintas pemangku kepentingan dalam

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkeadilan gender.

(13)

Misi yang akan dilaksanakan Badan Lingkungan Hidup DIY adalah sebagai berikut: “Meningkatkan Sinergisitas dan Efektifitas dalam Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Serta Meningkatkan Penyediaan Akses Data Dan Informasi Lingkungan Hidup”.

2. Fungsi dan tugas BLH :

A. BLH memiliki tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup.

B. BLH berfungsi untuk menyusun program di bidang lingkungan hidup. C. Penyusunan kebijakan di bidang lingkungan hidup.

D. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungn hidup,pemulihan kualitas lingkungan hidup,konservasi lingkungan.

E. Pembinaan pengendalian lingkungan pada instansi pemerintah,pemerintah daerah dan swasra di daerah.

F. Penyelenggaraan kajian dan penataan lingkungan hidup. G. Pembinaan dan pengembangan laboratorium lingkungan hidup

H. Pemberian fasilitas penyelenggaraan urusan lingkungan hidup kabupaten dan kota. I. Pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja di bidang lingkungan hudup.

J. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan

K. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan fungsi

2.4Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam 1. Tugas pokok BKSDA

Penyelenggaraan Konservasi Sumber Daya Alam dan ekosistem berupa suaka margasatwa, taman wisata dan taman buru. BKSDA juga melakukan koordinasi pengelolaan taman hutan raya dan kawasan ekosistem essensial atas ketentuan Undang-undang.

2. Fungsi BKSDA

A. Inventarisasi potensi, penataan kawasan dan penyusunan rencana pengelolaan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata dan taman buru.

B. Pelaksanaan perlindungan dan pengamanan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata dan taman buru.

C. Pengendalian dampak kerusakan sumber daya hayati.

D. Pengendalian kebakaran hutan di cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata dan taman buru.

(14)

F. Pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan.

G. Evaluasi kesesuaian fungsi, pemulihan ekosistem dan penutupan kawasan.

H. Penyiapan pembentukan dan operasionalisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK)

I. Penyedian data dan informasi, promosi dan pemasaran konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya.

J. Pengembangan kerjasama dan kemitraan bidang konservasi SDA dan ekosistemnya.

K. Pengawasan dan pengendalian peredaran tmbuhan dan satwa liar.

L. Koordinasi teknis penetapan koridor hidupan liar.

M. Koordinasi pengeloaan taman hutan raya dan kawasan ekosistem essensial

N. Pengembangan bina cinta alam serta penyuluhan konservasi SDA dan ekosistemnya.

O. Pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan konservasi.

P. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga serta kehumasan.

3. Struktur Organisasi BKSDA

Sumber : Dokumen BKSDA

(15)

1. Penataan blok, penyusunan rencana kegitana, pemantauan dan evaluasi pengelolaan kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata alam, dan taman buru, serta konservasi tumbuhan dan satwa liar di dalam dan di luar kawasan konservasi,

2. Pengelolaan kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata alam, dan taman buru serta konservasi tumbuhan dan satwa liar di dalam dan di luar kawasan konservasi,

3. Koordinasi teknis pengelolaan taman hutan raya dan hutan lindung,

4. Penyidikan, perlindungan dan pengamanan hutan, hasil hutan dan tumbuhan dan satwa liar di dalam dan di luar kawasan konservasi,

5. Pengendalian kebakaran hutan,

6. Promosi, informasi konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya,

7. Pengembangan bina cinta alam serta penyuluhan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya,

8. Kerja sama pengembangan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya serta pengembangan kemitraan,

9. Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan konservasi,

10. Pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwisata alam, dan Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

BAB III

3.1 HASIL PENELITIAN

NO NAMA

LEMBAGA

HASIL WAWANCARA MENURUT

UNDANG-UNDANG YANG BERLAKU 1 Taman

Nasional Gunung

Merapi

A. Kebijakan dalam sebuah Taman Nasional sangat dipengaruhi oleh keputusan-keputusan Kepala Balai dan Menteri Kehutanan. Apakah hal ini juga terjadi di TNGM?

Bagaimana mengatasi persoalan yang terjadi ketika ada transisi pergantian kepemimpinan?

1. Pihak TNGM dan Kepala Balai tidak memiliki kewenangan dalam

menentukan anggaran, kebijakan pokok dan kebijakan umum. Pusat pemerintahan yang memiliki kewenangan dalam melakukan kebijakan terkait oleh pengelolaan Taman Nasional. Transisi pergantian

(16)

kepemimpinan yang bekerja pada pelaksanaan di kepemimpinan sebelumnya akan dirangkum dan akan dikoordinasi dengan staff TNGM. Setiap pergantian

kepemimpinan harus didukung oleh kebijakan yang telah ditetapkan Presiden dan Undang-undang. siapapun yang menggantikan harus mendukung kebijakan Presiden selain dari kebijakan UU

B. Selain luasan cakupan kerja TNGM apakah ada permasalahan pelik terkait hadirnya anggota masyarakat yang beraktifitas di dalam Taman Nasional? Prinsip-prinsip apa yang digunakan terkait penanganan ini jika terjadi konflik kepentingan? Adakah dokumen yang diacu baik yang berlaku Nasional maupun Internasional?

a. Masyarakat ikut terlibat aktif dalam upaya konservasi TNGM. Bahkan ada beberapa masyarakat yang memiliki komunitas MMP (Masyakarat Mitra Polhut). MMP (Masyarakat Mitra Polhut) merupakan salah satu kelompok masyarakat binaan TNGM di semua Resort TNGM.

b. Pihak TNGM menggunakan prinsip-prinsip berupa Perpu, UU, Perpres, dan Perda terkait penanganan jika terjadi konflik untuk menindaklanjuti adanya pelanggaran-pelanggaran di wilayah konservasi TNGM.

c. Dokumen atau peraturan yang dapat dijadikan acuan yaitu :

(17)

b. UU no 41 tahun 1999 tentang Kehutanan

c. UU no 5 tahun 1990 tentang SDA d. PP no 26 tahun 2008 tentang Kawasan

Strategis Nasional

e. Perpres no 70 tahun 2014 tentang Tata Ruang Gunung Merapi

C. Keanekaragaman hayati khas apakah yang menjadi konsentrasi TNGM dalam upaya menjaga kelestariannya? Apakah status semua spesies dilindungi? Peraturan apakah yang digunakan sebagai acuannya?

a. Keanekaragaman hayati khas yang menjadi konsentrasi TNGM dalam upaya menjaga kelestariannya Vanda tricolor, Kijang (Muntiacus muntjak), Elang Jawa (Nisaetus bartlesi), Elang Hitam (Ictinaetus malaiensis) dan Kucing hutan (Felis bangalensi). b. Semua flora dan fauna yang berada

dalam kawasan konservasi TNGM dilindungi. Biota infasif maupun tidak, langka maupun tidak tetap dilindungi oleh pihak TNGM.

c. Peratuan yang digunakan sebagai acuan adalah :

a. UU No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan

b. UU No. 19 tahun 2004 tentang Tata Cara Pemberian Ijin dan Perluasan Areal Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman pada Hutan Produksi

(18)

2. PP No. 6 tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Pengellaan Hutan seta Pemanfaatan Hutan (yang berlaku)

d. PP No. 44 tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan.

e. PP No. 3 tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2007 tantang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta pemanfaatan Hutan. f. Permenhut Nomor :

P.6/Menhut-II/2007 tentang Rencana Kerja dan Renacan Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil HutanKayu dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem dalam Hutan pada Hutan Produksi. g. Permenhut Nomor :

P.16Menhut-II/2007 tentang Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Primer Hasil Hutan Kayu.

h. Permenhut Nomor : 19/Menhut-II/2007 tentang Tata Caa Pemberian IjinPerluasan Areal Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Tanaman pada Hutan Produksi. i. Permenhut Nomor :

20/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Pemberian Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi melalui Permohonan.

(19)

D. Bagaimana prosedur penanganan adanya gangguan manusia di dalam wilayah konservasi TNGM terkait kelestarian KEHATI dan ekosistemnya?

 Prosedur penangannya adalah : pendekatan sosial dan kemasyarakatan melalui komunikasi, sosialisasi, pembinaan, kerjasama dengan pihak terkait, pemberdayaan masyarakat, edukasi dan pendekatan Tokoh masyarakat.

Pencegahan adanya pelanggaran adalah dengan memasang papan larangan di kawasan TNGM. Misalnya, larangan perburuan liar, membakar hutan, merusak hutan, dan lain lain.

a. Pelanggaran ringan : TNGM melakukan pendekatan sosial kemasyarakatan. Contoh, pengambilan rumput dan rencek di zona kawasan konservasi TNGM. Pelanggaran berat : TNGM, MMP, dan Kepolisian setempat melakukan tidak pidana pada pelanggar. Contoh, secara sengaja membakar hutan. b. Pelanggaran berat : TNGM, MMP,

dan Kepolisian setempat melakukan tidak pidana pada pelanggar. Contoh, secara sengaja membakar hutan. E. Apa kontribusi mahasiswa yang

diharapkan oleh TNGM sehingga program-program TNGM juga menjadi milik seluruh pemangku kepentingan termasuk kehadiran mahasiswa di DIY?

(20)

1. Keikutsertaan dalam kegiatan monitoring Burung atau satwa (khususnya kelompok mahasiswa yang tergabung dalam PPBJ-Paguyuban Pecinta Burung Jogja, LSM Kutilang).

2. Mahasiswa-mahasiswa Praktek Kuliah Lapangan (PKL) yang ikut serta dalam berbagai kegiatan di TNGM, mulai dari administrasi hingga patroli pengamanan kawasan. 3. Mahasiswa Tugas Khusus dari

Kampus untuk meneliti di kawasan TNGM, melakukan kuisioner, dll. 4. Mahasiswa-mahasiswa KKN di

desa-desa sekitar kawasan TNGM

5. Mahasiswa-mahasiswa yang bersedia menjadi kader konservasi binaan TNGM.

6. Mahasiswa-mahasiswa kedokteran hewan yang memeriksa kondisi kesehatan satwa TNGM.

7. Mahasiswa-mahasiswa yang melakukan skripsi maupun thesis tentang beberapa aspek TNGM. 8. Mahasiswa-mahasiswa relawan. 9. Mahasiswa study club yang

menyelenggarakan seminar dan workshop yang mengundang TNGM 10.Mahasiswa-mahasiswa yang bersedia

ikut dalam kepanitiaan acara atau kegiatan yang diselenggarakan TNGM

 Peranan mahasiswa yang diharapkan oleh TNGM terkait program-program TNGM :

(21)

pihak-pihak lain tentang pentingnya hutan lestari.

2. Tetap melanjutkan peranan mahasiswa dalam menambah data dan informasi tentang TNGM.

3. Melanjutkan program pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar TNGM.

2 Balai Karantina

1. Bandara merupakan salah satu pintu masuk aliran satwa tumbuhan antar wilayah dan antar Negara. Bagaimana bentuk komunikasi dijalin antar kantor Layanan Karantina terutama untuk wilayah di luar negeri yang berbeda standard dan aturannya? a. Bentuk komunikasi yang terjalin ada

koordinasi dengan dinas terkait (dalam hal ini Karantina bekerja sama dengan BKSDA) lewat media komunikasi dan personal, untuk mengurusi dokumen terkait dengan dinas lain dapat dilakukan komunikasi secara detail. Standart dan aturan yang digunakan saat melakukan ekspor satwa atau tumbuhan ke luar negeri harus mengikuti peraturan dan permintaan dari negara tujuan. Contohnya saat melakukan ekspor kita harus memiliki Phytosanitary Certificate atau biasa disebut KT10. Sertifikat ini merupakan sertifikat Internasional yang dikeluarkan oleh petugas Karantina dari negara yang melakukan ekspor. Sertifikat ini meyatakan bahwa barang/media elah diperiksa dan dinyatakan bebas dari hama atau penyakit karantina.

(22)

2. Bagaimanakah prosedur tindakan ketika ada peristiwa penyelundupan baik satwa maupun tumbuhan? b. Ada pengawasan tentang ketentuan

pelanggaran Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta dan peradilannya. Penyelundupan dan pemalsuan sudah masuk bidang hukum (kepolisian). Karena itu Balai Karantina bekerjasama dengan kepolisisan dan pihak keamanan bandara (AVSEC).

3. Bagaimanakah prosedur tindakan ketika ada peristiwa pemalsuan dokumen yang menyertai satwa dan tumbuhan ketika memasuki wilayah bandara? Bukankah dari asal keberangkatan sudah dinyatakan lolos? Bagaimana bentuk komunikasi antar kantor karantina ketika perundangan yang diacu memiliki standar yang berbeda?

(23)

menghubungi kantor karantina tujuan (yang memiliki standar berbeda tadi) agar bisa mempertanyakan hal-hal apa saja yang menjadi penolakan di daerah tujuan.

4. Selain UU 16/1992 sebagai payung hukum adakah petunjuk yang lebih operasional di tingkat kantor layanan? Bagaimana hirarki peraturan tersebut sejak dari tingkatan kementrian sampai ke juklak juknis jika ada? Ada, yaitu : a. Dasar hukum UU no 16 th 1992 ttg

karantina ikan dan tumbuhan,

b. PP no 82 tahun 2000 ttg karantina hewan,

c. PP no 14 tahun 2002 tentang karantina tumbuhan,

d. PP no 35 tahun 2015 tentang PNBP. e. Peraturan diturunkan secara langsung

dari Kementerian Pertanian karena Balai Karantina Pertanian merupakan salah satu UPT dari Kementerian Pertanian khususnya di wilayah Yogyakarta dan di beberapa wilayah di Jawa Tengah

5. Apa kendala yang dialami petugas karantina selama ini? Apakah status perdagangan satwa dan tumbuhan dilindungi selalu mendapatkan informasi termutakhir?

a. Kendala yang dialami ada di Dokter Hewan yang bekerja di Balai Karantina karena mereka tidak hanya bekerja di sana, tetapi juga membuka praktek ditempat lainnya.

(24)

update. Informasinya selalu terintegrasi dari BKSDA khususnya tentang satwa yang dilindungi. 6. Peranserta apa yang diharapkan dari

kalangan mahasiswa agar bisa ikut menjaga kelestarian satwa dan tumbuhan Indonesia?

d. Peran mahasiswa biasanya berupa adanya kegiatan magang dan PKL dari fakultas terkait, contoh dari kedokteran hewan, fakultas pertanian, dll. Setelah mereka lulus koas atau selesai magang, mahasiswa tersebut akan diangkat menjadi Duta Karantina. Yang diharapkan dapat menjadi pelopor sosialisasi mengenai karantina kepada orang orang terdekatnya.

7. Bagaimana korelasi ketahanan pangan di Indonesia dan bagaimana kontribusi karantina terhadap adanya GMO (produk rekayasa genetik) di Indonesia?

a. Karena adanya peningkatan untuk memproduksi pangan maka diharapkan tidak ada muncul penyakit pada tanaman pangan yang menjadi salah satu tanaman utama pangan di Indonesia. Maka peran balai karantina untuk mencegah penyakit melalui bibit tanaman pangan supaya ketahanan pangan di Indonesia tetap terjaga.

(25)

berbagai teknik rekayasa. Dari segi kualitas dan kuantitas lebih unggul tanaman rekayasa. Sesuai UU dan PP balai ini melindungi tumbuhan yang ada dari penyakit penyakit dan hama. GMO ada UU nya sendiri sesuai rekayasa genetika terhadap usaha pangan. Maka, apabila tanaman hasil rekayasa itu disebarluasan harus ada ijin di kementerian terkait dan bukan merupakan salah satu tugas dari balai karantina pertanian ini. melaksanakan tugas antara lain dengan Balai Karantina, NGO, Polda, dan beberapa kasus seperti kemarin bulan 2017 penangkapan di bandara, dari karantina ketika ada orang bawa burung dari jawa ke Kalimantan tidak masalah. Jika ada dokumen yang tidak lengkap, secara otomatis maka dari Karantina akan diserahkan ke BKSDA, jadi ada polisi juga di bandara. Pada Jalur laut belum pernah karena tidak ada pelabuhan di Yogyakarta ini.Jalur darat misalnya kalau di pasar menjadi tempat untuk aktivitas perdagangan banyak. Yogyakarta menjadi tempat trsansitnya, banyak di Pasar Muntilan itu tinggi peredarannya, di pasar sekitar beberapa tahun yang lalu masih konvensional transaksi disitu beli disitu dan jual disitu. Namun seiring perkembangan teknologi dengan berkembangnya perdagangan online maka di pasar hanya transaksi uang saja sedangkan barangnya tidak ada. Tapi dapat diatasi karena kerja sama dengan kepolisisan jadi dapat dilacak mencegahnya adalah meningkatkan

(26)

kerjasama dengan pihak luar. Kita monitoring intensive dan Peran NGO. Pernah ada Mahasisawa Atma jaya ada elang dibeli diserahkan ke kita jadi itu berupa antisipasi masyarakat.

Alih fungsi lahan tahun 2000 ada proses given dari pusat, beda dengan TNGM ada komunikasi dengan masyarakat, tadinya masyarakat bisa memetik hasilnya, namun sekarang menjadi konservasi sehingga kesempatan masyarakat memanfaatkan hutan menjadi hilang, Paliyan dan Sermo karakter masyarakatnya beda, jika di Sermo dalam pemanfaatan lahan tingkat kesadaran beda. Pada akhir tahun 2016 kelompok masyarakat penggarap di Sermo telah menyerahkan hutan tersebut dan tidak memanfaatkan lahan, jika di Paliyan masyarakat beda masih bergantung pada hutan konservasi tersebut sehingga banyak konflik.

•Event terakhir dilakukan pada bulan Maret awal kementerian pusat mengadakan penanaman bersama di 2017 di DIY dan Jateng di wilayah TNGM di Jurang Jero, Magelang. BKSDA Jogja punya kegiatan rutin kampanye keanekaragaman hayati per 2 tahun atau 1 tahun sekali

Yang dapat dilakukan mahasiswa yakni : 1.Dapat melakukan penelitian misalnya di pasar atau yang lainnya kemudian ditulis dalam bentuk karya ilmiah.

(27)

3.Memberikan informasi ke BKSDA dan saran sehingga jadi kader konservasi. 4.Mengikuti Kegiatan-kegiatan konservasi yang kaitanya dengan mapala dan banyak aktivitas disana jadi volunteer , dsb.

5.Membuat penelitian terkait konservasi, misalnya menganalisa perilaku satwa dikonservasi.

Hubungan kerja sama dengan lembaga lain terkait konservasi SDA adalah : 1.Kerja sama bermitra dengan POLDA dan NGO perdagangan satwa ketuanya adalah dari kehutanan dan kepolisisan. Kementerian kehutanan, polisi dan NGO hubungannya harus dijaga. PPSJ atau YKLY tugasnya menampung satwa-satwa yang dipelihara oleh orang dan disita oleh Negara. Karena ada keterbatasan penempatan dan dititipkan kembali ke masyarakat. Pada tahun sebelum 2000 tidak boleh dipelihara tetapi jika ada keterbatasan, jadi dititipkan kembali ke masyarakat. Jadi dibentuk PPSJ (pusat penyelawatan satwa).

2.Departemen punya kebijakan th 2005 PPSJ bangkrut ketika pihak donasi PPSJ given foudatian putus kontrak dan operasional tidak ada.

3.Antar insitusi dapat dilakukan antar fakultas bekerja sama dengan BKSDA akan lebih mudah . perjanjian kerja sama ada aturan nya apa isi dan kewajiban, jadi jika akan lebih melakukan praktik lapangan dapat dibantu

(28)

mengembangkan lalu diajarkan untuk dikembangkan di kelompok lain dengan bantuan kami. Pemitraan take and give dengan PT PERSI JAYA. jadi BKSDA harus membeli burung punyuh, membeli pakan dan vitamin. Lalu, diberi fasilitas monitoring oleh dokter hewan. Penjualannya ke PT. Kegagalan karena faktor kematian cukup tinggi, cuaca ekstrem, dan tahun 2013 Gunung Kelud erupsi. Kesulitan pakan karena kemitraan ada beberapa aturan. Kemudian untuk budidaya lele, dengan pakan alternatif pakan lele dari pelet diganti dengan mencari pakan dari dinas peternakan ada benih ikan di Kaliurang BPI jadi akan lebih irit dan bentuknya pellet membuat sendiri ,jadi lebih murah dalam mengatasi. Tahun 2016 sudah dievaluasi di Paliyan. Berkoordinasikan berkolaborasi dengan mitar kerja PT, Dinas Peternakan Pembenihan untuk mengurangi ketidakberhasilan.

(29)

kawasan inventerisasi yaitu tumbuhan, satwa liar, dan rehabilitasi.

4 Balai Lingkungan

Hidup

BLH belum memiliki pekerjaan secara teknis seperti BKSDA yang bertugas dalam pengawasan ketika ada pelanggaran dan karantina flora dan fauna yang dilindungi dengan turun langsung ke lapangan,karena status spesies yang dilindungi masih lemah dan belum bisa dipastikan,dan sampai saat ini masih mengupayakan ke arah perlindungan (perundang-undangan). Untuk langkah awalnya BLH sudah menyusun database keanekaragamanhayati yang berada di kawasan DIY. Data didapat dari kabupaten-kabupaten sehingga mendapatkan data yang spesifik

BLH hanya memberikan rekomendasi perijinan dalam pelaksanaan perlindungan flora dan fauna yang dilindungi. Sedangkan, pelaksanaan di lapangan dilakukan oleh BKSDA dan balai karantina. Sehingga dalam hal ini perlu adanya sinergi dari ketiga lembaga terkait.

Berdasarkan data keanekaragaman hayati mengenai flora dan fauna di DIY tahun 2016, dapat dilihat dari kelima kabupaten bahwa keanekaragaman hayati di DIY masih stabil. Seperti tertera pada tabel di bawah, bahwa hampir di seluruh kabupaten di DIY jenis lumut dan paku masih sangat beragam. BLH telah membuat program untuk mengembangkan keanekaragaman hayati di DIY. Pada tahun 2015, BLH telah melakukan pembinaan konservasi SDA dan melaksanakan monitoring keanekaragaman hayati yang merupakan

(30)

suatu kegiatan rutin tahunan. Kegiatan ini bertujuan untuk pembinaan sosialisasi ataupun edukasi mengenai sumber daya air dan keanekaragaman hayati bagi masyarakat umum dan pemerintah DIY.

Program dari BLH sendiri cukup banyak karena setiap bagian BLH memiliki program-programnya sendiri. Dari bidang konservasi sendiri memiliki 2 program unggulan yaitu :

a. Wana desa : program ini bertujuan untuk memperbaiki lahan kritis yang ada di desa-desa,dan juga sebagai cara konservasi bibi. Tanaman yang di tanam bukan lah tanaman yang konvensional namun tanman konservasi,luas lahan yang dikunakan kurang lebih 1-10 Ha per desa.

b. Telaga desa : tujuan utama program ini adalah untuk menaikan ketinggian air tanah di DIY karena menurut survei yang dilakukan BLH setiap tahun ketinggian ait tanah di DIY mengalami penurunan. Selain itu telaga desa juga dapat mengurangi banjir dan menambah daerah resapan air. Namun karena dana yang di butuhkan cukup tinggi menyebabkan kurang maksimalnya pengembangan dari progam telaga desa ini.

Hambatan yang dialami

a. Anggaran dari pemerintah yang kurang

(31)

dalam penyelesaian masalah lingkungan.

c. Banyaknya alih fungsi lahan yang dimiliki oleh individu.

Mahasiswa dapat

a. Kerja sama anatara mahasiswa dengan BLH yang berkaitan dengan lingkungan hidup seperti penanaman magrov,bersih kali,dan lain sebagainya.

b. BLH juga mengadakan lomba-lomba yang dapat dilakukan oleh mahasiswa c. Evaliasi penghargan-pengargaan yang diberikan BLH kepada masyarakat luas sehingga mahasiswa bisa andil di dalamnya.

d. Adanya sosial media dari BLH sebagai wadah berbagai ide dan kuis untuk penyampaian masukan.

3.2 PEMBAHASAAN

e.Taman Nasional Gunung Merapi a)Tugas dan Fungsi

Taman Nasional Gunung Merapi mengemban tugas dalam menyelengarakan konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan pengelolaan kawasan Taman Nasiona berdasarkan peraturan perundang undangan yang ada.

Fungsi Taman Nasional Gunung merapi adalah sebagai tempat konservasi sebagai cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata alam, serta daerah konservasi lainnya. Agar Taman Nasional Gunung Merapi dapat di manfaatkan secara maksimal sebagai lahan konservasi karena di dalamnya terdapat banyak variasi dan fauna. Hal ini membuat Taman Nasional Gunung Merapi menjadi lembaga yang menjaga kestabilan dari popilasi tersebut.

b) Ruang Lingkup Pekerjaan

Para Staf TNGM bekerja dalam ruang lingkup pekerjaannya adalah seluruh kawasan taman nasional. Khususnya daerah Sleman,Klaten,Boyolali, dan Magelang.

(32)

Kurangnya kesadaran warga setempat akan adanya pembagian zonasi seperti warga mengambil rumput di zona inti TNGM. Pengambilan satwa liar oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. Perusakan Hutan untuk pengalihan fungsi lahan hutan.

d) Solusi

Banyak melakukan sosiali sasi dengan warga mengenai pembagian zona

merumput dan edukasi warga sekitar TNGM tentang konservasi dan pelestarian Sumber Daya Alam

f.Balai Karantina a) Tugas dan Fungsi

Balai Karantina memiliki tugas dan fungsi yang penting dalam perdagangan di Negara Indonesia dengan adanya Balai Karantina barang yang masuk ke Negara Indonesia maupun yang keluar negeri khususnya tamanan dan hewan yang bisa jadi membawa penyakit atau hawa masuk ke Indonesia.

b) Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang pekerjaan Balai Karantina adalah tempat masuknya barang khususnya tumbuhan yang akan masuk ke Negara Indonesia Contohnya Bandara,Pelabukan dan kantor pos Pusat dan setiap pengerimannya.

c) Masalah dan Hambatan Yang Dihadapi

Banyak barang yang luput dari Balai Karantina, belum adanya kesadaran dari pedagang sendiri tentang tumbuhan harus melalui masa karantina.

d) Solusi

Melakukan masa karantina dengan sesuai prosedur dan sesuai masa karantina yang di tetapkan. Memperketat penjagaan di bandara dan media pengiriman

g.Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam a) Tugas dan Fungsi

BKSDA adalah lembaga yang bergerak dalam bidang konservasi dan Sumberdaya alam, sekaligus sebagai penyelenggara kawasan konservasi, marga satwa dan lain lain. Melakukan koordinasi dan pengelolaan hutan raya dan kawasan konservasi. Melakukan kerja sama dengan warga tentang manfaat konservasi

b) Ruang Lingkup Pekerjaan

(33)

c) Masalah dan Hambatan yang Di hadapi

Masih banyak oknum-oknum yang melakukan penangkaran tanpa se izin BKSDA. Masih kurangnya edukasi dengan masyarakat luar bahwa kawasan konservasi harus di kelola secara khusus

d) Solusi

BKSDA harus lebih menindak tegas oknum yang melakukan penangkaran tanpa

ada izin.

h.Balai Lingkungan Hidup a) Tugas dan Fungsi

Badan Lingkungan Hidup berfungsi untuk menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup. Mengatur badan-badan pemerintahan dan non pemerintahan yang ada agar tidak mengganggu fasilitas daerah yang lain.

b) Ruang Lingkup Pekerjaan

Melakukan pekerjaannya dalam berbagai bidang yakni 1. Bidang pengembangan kapasitas:

a. Sub bidang pengembangan SBM dan Kelembagaan b. Sub Bidang pengembangan laboratorium Lingkungan 2. Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan:

a. Sub bidang pengendalian perusakan lingkungan b. Sub bidang pengendalian konservasi lingkungan 3. Bidang pencemaran lingkungan

a. Sub bidang pengendalian pencemaran udara

b. Sub bidang pengendalian pencemaran air, tanah, dan B3 4. Bidang penataan dan kajian lingkungan

a. Sub bidang penataan lingkungan b. Sub bidang kajian lingkungan

c) Masalah dan hambatan yang di hadapi

(34)

Selain itu, terdapat banyaknya alih fungsi lahan yang dihadapi oleh BLH. hal ini mengakibatkan berkurangnya keanekaragaman hayati karena pengaruh dari alih fungsi lahan yang menggeser keberadaan flora dan fauna yang ada.

d) Solusi

Memberi izin lebih ketat untuk bangunan-bangunan yang berada di wilayah strategis. Mengadakan pengawasan oleh BLH mengenai kegiatan alih fungsi lahan.

BAB IV PENUTUP 4.1KESIMPULAN

Instansi terkait dalam bidang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem adalah Hal yang penting dan harus di perhatikan dengan seksama oleh pemerintah. Banyak pula instansi terkait yang sudah menjalankan tugasnya sudah cukup baik. Dengan adanya dukungan masyarakat yang baik maka saling mendukung satu sama lain. Mahasiswa juga berperan bagi intasnsi-instansi terkait yang mendukung program kerja intansi terkait.

4.2SARAN

Berdasarkan Hasil observasi dan wawancara yang telah di lakukan pada badan terkait, dapat di sarankan:

2. Banyak di lakukan sosialisasi dan merangkul mahasiswa dan warga terkait konservasi dan SDA Konservasi dan Ekosistem.

3. Pemerintah lebih memperhatikan fasilitas penunjang pada intansi terkait sehingga intasnsi bisa berjalan dengan baik dan lancar

4.3REFLEKSI

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Dokumen pribadi BKSDA DIY. Diunduh pada tanggal 9 Mei 2017.

Kusuma, Cecep dan Agus Hikmat. 2015. Keanekaragaman Hayati Flora di Indonesia.

http://journal.ipb.ac.id/index.php/jpsl/article/view/10962/8446. Diunduh pada tanggal 9 Mei 2017.

UU No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.7 Tahun 1999, tentang pengawetan jenis tumbuhan

dan satwa.

UU No.41 Tahun 1999 , tentang Kehutanan.

Salinan data kelompok observasi ke Taman Nasional Gubung Merapi.

Salinan data kelompok observasi ke Badan LIngkungan Hidup.

Salinan data kelompok observasi ke Balai Karantina.

(36)

Lampiran

(Badan Lingkungan Hidup)

(37)

(BKSDA)

Referensi

Dokumen terkait

Di zaman modern ini, banyak beredar alat-alat yang canggih yang dapat mempermudah kehidupan dan kebutuhan hidup manusia. Begitu juga dalam hal ibadah seperti

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan guru secara sistematis dalam kegiatan belajar berupa sebuah

Sedangkan untuk respon teknis yang paling berkontribusi dalam menjawab suara konsumen dan harus diperhatikan oleh industri kendang jimbe berdasarkan prioritasnya

Meskipun bahan feromagnetik (dan ferrimagnetik) adalah satu-satunya yang tertarik pada magnet yang cukup kuat untuk dianggap magnetis, semua zat lainnya bereaksi

Tanah kas desa yang berupa tanah pertanian dapat dilakukan perubahan peruntukan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 15 Peraturan Gubernur Daerah Istimewa

waktu proses integrasi, dalam artikel ini dipaparkan teknis menurunkan beberapa skema implisit untuk menyelesaikan MNAPDB orde satu dengan asumsi bentuk fungsi

Penduduk Desa Sukasari memiliki latar belakang yang bisa di bilang cukup memprihatinkan,karena jika melihat dari segi lokasi yang mereka tinggali saat ini masih banyak

)3isiko deteksi adalah risiko bahwa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor  untuk menurunkan risiko audit ke tingkat yang dapat diterima tidak akan mendeteksi suatu kesalahan