• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN CRYPTOCURRENCY SEBAGAI ALAT P (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGGUNAAN CRYPTOCURRENCY SEBAGAI ALAT P (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Dwi Permadi Satrio Wibowo

Magister Teknik Elektro, Fakultas Pascasarjana

Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia

55417120034 – dwipermadisw@gmail.com

Dosen: DR. Ir. Iwan Krisnadi, MBA

Abstrak

Sesuai dengan permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu penggunaan cryptocurrency sebagai instrument pembayaran di Indonesia. Maka, dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan karena instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.

Metode pembahasan dalam penelitian ini menggunakan metode induktif. Sampel yang digunakan adalah bitcoin yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka. Metode analisis yang digunakan yaitu dengan membandingkan cryptocurrency dengan alat pembayaran yang legal di Indonesia. Metode SWOT digunakan untuk menganalisis dampak positif dan negatif penggunaan cryptocurrency sehingga Pemerintah yang dalam posisi

Weakness-Opportunity (WO) dapat menentukan strategi yang tepat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cryptocurrency dapat menjadi alat pembayaran yang legal di Indonesia karena memenuhi sebagian besar syarat-syarat alat pembayaran yang legal. Namun, regulasi tentang cryptocurrency harus diterbitkan, sehingga dapat memberikan dampak positif dan meminimalisir dampak negatif bagi Pemerintah dan Masyarakat. Diantaranya meregulasi penggunaan

cryptocurrency dengan pengenaan pajak.

Kata kunci: Regulasi, Cryptocurrency, SWOT.

1. Pendahuluan

(2)

Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia harus mewaspadai anjloknya harga mata uang virtual, karena hal tersebut berpotensi mempengaruhi ekonomi dalam negeri.

Negara dengan pengguna cryptocurrency terbesar di dunia adalah Jepang dan Korea Selatan. Jika kedua negara tersebut mengalami krisis akibat mata uang virtual, maka Indonesia juga berpeluang terkena dampak dari krisis tersebut. Pasalnya, Indonesia dan kedua negara tersebut telah melakukan kerjasama diberbagai sektor. Transmisi pengaruh krisis yang disebabkan oleh cryptocurrency memang masih panjang. Berdasarkan data statistik dari Bitcoinity, nilai kapitalisasi pasar cryptocurrency senilai USD 153,36 miliar per 4 Februari 2018. Sementara nilai kapitalisasi pasar market cap JPX sebesar USD 5,12 trilun, KRX USD 1.33 triliun, dan JCI Rp 7.390,39 triliun.

Meski demikian, hal yang paling penting untuk dicermati adalah bahaya dari uang virtual, baik dari fungsinya sebagai alat pembayaran dan juga sebagai komoditas. BI menjelaskan bahwa kepemilikan cryptocurrency sangat berisiko dan sarat spekulasi karena tidak diterbitkan oleh otoritas moneter, tidak memenuhi karakteristik uang, dan tidak mempunyai status hukum yang jelas. Selain itu, mata uang virtual juga tidak memiliki underlying asset yang mendasari nilainya, volatilitas harga sangat tinggi, tidak ada administrator yang bertanggung jawab atas penerbitannya, dimanfaatkan sebagai regulatory arbitrage. Kemudian, cryptocurrency juga memiliki tingkat risiko yang tinggi dari segi keamanan karena rentan untuk diretas, dan mata uang virtual juga bisa menjadi sarana untuk pencucian uang, bahkan pendanaan terorisme.

2. Permasalahan

Pada materi yang ada dalam makalah ini akan dibahas beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pandangan regulasi mengenai cryptocurrency sebagai alat pembayaran di Indonesia?

2. Bagaimana peran regulasi terhadap hasil analisis SWOT mengenai dampak positif dan dampak negatif cryptocurrency?

3. Bagaimana tinjauan strategis Weaknesses-Opportunities (WO) penggunaan cryptocurrency dari sisi Pemerintah Indonesia?

3. Metodologi

Sesuai dengan permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu penggunaan cryptocurrency sebagai instrument pembayaran di Indonesia. Maka, dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Adapun alasan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini data yang dihasilkan berupa data deskriptif atau uraian. Data-data yang diperoleh berupa tulisan dan kata-kata yang berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya.

Metode pembahasan dalam penelitian ini menggunakan metode induktif yaitu dengan berfikir berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkrit kemudian dari fakta atau penelitian khusus tersebut ditarik generalisasi-generalisasi yang bersifat umum.

(3)

pengumpul data. Sedangkan instrumen-instrumen data hanya bersifat sebagai pendukung saja.

4. Pembahasan

4.1. Pandangan regulasi mengenai cryptocurrency

Sistem pembayaran yang dijalankan merupakan bentuk dari tugas Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas rupiah sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang no 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Secara umum sistem pembayaran memiliki tujuan yaitu dapat mendorong ekonomi nasional dan dapat meningkatkan aktivitas ekonomi melalui kondisi lingkungan bisnis yang lebih kondusif serta meningkatkan daya asing dan image perekonomian nasional sehingga dapat mendorong investor asing masuk ke Indonesia.

Dalam sistem pembayaran mencakup tentang alat pembayaran, prosedur perbankan sehubungan dengan pembayaran dan juga sistem transfer dana antar bank yang dipakai dalam proses pembayaran. Sistem pembayaran dapat diartikan sebagai tatacara dalam pemindahan sejumlah uang dari satu pihak ek pihak lainnya yang disebabkan karena adanya transaksi ekonomi. Sehingga dapat kaitkan dengan alat pembayaran seperti cek, Bilyet Giro, wesel-wesel, electronic funds transfer, kartu ATM, kartu debet, kartu kredit, dan e-money atau uang elektronik seperti cryptocurrency.

Alat pembayaran adalah komponen penting yang ada dalam sistem pembayaran, maka dari itu dalam sistem pembayaran diperlukan adanya suatu alat pembayaran untuk menunjang sistem tersebut tetap berjalan. Sistem pembayaran tidak lepas dari keterkaitan alat atau instrument pembayaran yang legal digunakan. Undang-undang No. 7 tahun 2011 tentang Mata Uang pada pasal 1 ayat (1) menjelaskan bahwa Mata Uang adalah uang yang dikeluarkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Rupiah. Di dalam Undang-undang no 7 tahun 2011 tentang Mata Uang pasal 11 disebutkan bahwa Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang melakukan pengeluaran, pengedaran, dan/atau pencabutan dan penarikan Rupiah untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dimaksud dari peredaran.

Dengan demikian, suatu alat pembayaran dapat dikatakan legal dengan memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

Tabel 1. Unsur-unsur alat pembayaran legal

Unsur Keterangan

Kebijakan / Perangkat Hukum Peraturan yang dikeluarkan BI seperti UU mata uang atau UU BI

Kelembagaan

Dikeluarkan oleh Bank Sentral, otoritas lain, perbankan, lembaga keuangan lain

bukan Bank, kantor pos, operator mobile phone, perusahaan lain

Alat Pembayaran

Bentuk Fisik Paper-based & card-based Cara

(4)

Infrastruktur

Infrastruktur teknis dalam memproses perpindahan dana seperti jaringan komputer dan perangkat keras/ lunak

Demikian pula syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu barang untuk dapat menjadi alat pembayaran adalah sebagai berikut:

a. Tidak Mudah rusak

b. Mempunyai kualitas yang cendrung sama

c. Jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat d. Tidak dapat dipalsukan

e. Mudah dibawa

f. Memiliki nilai yang stabil

Perbedaan antara cryptocurrency dan mata uang konvensional dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2. Perbedaan cryptocurrency dan mata uang konvensional

Cryptocurrency Mata Uang Konvensional

Menggunakan teknologi peer-to-peer dan tanpa otoritas pusat atau lembaga untuk mengawasi operasi

mata uang digital Diciptakan dalam bentuk fisik Jumlah yang diproduksi tidak

Dapat digunakan di mana saja

Dengan demikian, dengan membandingkan sistem cryptocurrency dengan sistem pembayaran maka, status kelegalan cryptocurrency untuk dapat digunakan sebagai alat pembayaran di Indonesia dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3. Cryptocurrency menurut unsur-unsur alat pembayaran legal

Unsur Keterangan Cryptocurrency

Kebijakan / Perangkat Hukum

Peraturan yang dikeluarkan BI seperti UU mata uang

(5)

kantor pos, operator mobile phone, perusahaan lain

Alat Pembayaran

Bentuk Fisik Paper-based & card-based Digital-based Cara

Pembayaran

Debit transfer & credit transfer

Tidak ada system transfer

Mekanisme Operasional Sistem kliring & transfer

dana via RTGS -

Infrastruktur

Infrastruktur teknis dalam memproses perpindahan

dana seperti jaringan komputer dan perangkat

keras/ lunak

-

Sedangkan cryptocurrency menurut syarat-syarat alat pembayaran dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4. Cryptocurrency menurut syarat-syarat alat pembayaran

Syarat-Syarat Alat Pembayaran Cryptocurrency

Tidak mudah rusak Tahan lama tapi media penyimpanan dapat kena virus, terhapus dan rusak Mempunyai kualitas yang cendrung

sama

Berupa softfile sehingga tidak mempunyai bentuk fisik Jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat Jumlah tidak terbatas

Tidak dapat dipalsukan

Tidak mudah dipalsukan karena ada kode-kode tertentu (dalam bentuk hash)

untuk mengidentifikasinya Mudah dibawa Ringan dan mudah dibawa

Memiliki nilai yang stabil

Memiliki nilai yang tidak stabil dan cenderung fluktuatif karena tidak

diawasi oleh lembaga moneter manapun

4.2. Analisis SWOT mengenai cryptocurrency

(6)

Gambar 1. Analisis SWOT cryptocurrency

Tampaknya selain kekuatan dan peluang, cryptocurrency memiliki kelemahan yang menciptakan keraguan dalam pikiran pengguna targetnya. Keterbukaannya telah memberikan cryptocurrency peluang besar dan anonimitas adalah sebagai pedang bermata dua, keduanya menciptakan ancaman dan peluang.

Melihat fluktuasi harga cryptocurrency membawa kita pada kesimpulan bahwa tiga faktor utama mempengaruhi sirkulasinya dan harganya. Yang pertama yang mungkin kurang efektif, telah menjadi masalah kemajuan teknologi dan pemahaman dan keterbukaan orang-orang kepada cryptocurrency. Yang kedua adalah intervensi pemerintah dan kekuatan keuangan dengan menciptakan undang-undang yang memiliki efek lebih besar pada kematangan dan peta jalan cryptocurrency. Tren ini akan terus berlanjut ketika pemerintah baru mempelajari dan membuat undang-undang seputar cryptocurrency. Yang ketiga bisa menjadi peristiwa eksternal yang terkait erat dengan komunitas cryptocurrency.

Masa depan cryptocurrency terikat oleh bagaimana dunia bereaksi terhadapnya dan bagaimana cryptocurrency mempengaruhi dunia. Adakah atau tidak,

cryptocurrency dapat memenuhi impian para penciptanya, jalur teknologi dan

terobosan tampaknya cukup penting untuk dipelajari secara detail dan hukum dan peraturan perlu dirancang sesuai kebutuhan. Ada banyak proyek yang bekerja pada mata uang virtual alternatif yang secara kolektif disebut Altcoin. Misalnya, Zerocoin adalah ekspansi pada Bitcoin yang berfokus pada anonimitas dan keamanan transaksi.

Dalam pertukaran saat ini dan lingkungan perdagangan, Litecoin adalah pemenang kedua dalam hal popularitas. Litecoin pertambangan jauh lebih mudah daripada Bitcoin dan setiap batch transaksi diproses dalam waktu sekitar 2,5 menit dibandingkan dengan 10 menit Bitcoin. Diklaim bahwa perbedaan utama antara Bitcoin dan Litecoin adalah jumlah memori sistem yang terlibat yang membuat peretasan sejarah transaksi Litecoin sangat sulit dan bernilai.

(7)

Gambar 2. Analisis posisi strategis

Berdasarkan analisis, Pemerintah Indonesia sebagai regulator berada pada posisi Weaknesses-Opportunities (WO). Adapun Strategi yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Membuat perubahan regulasi terkait penggunaan cryptocurrency.

b. Membuat suatu Lembaga/Unit yang secara khusus memantau dan menangani permasalahan cryptocurrency.

c. Pemerataan pembangunan infrastruktur jaringan internet di seluruh Indonesia d. Melakukan sosialisasi dan edukasi terkait penggunaan cryptocurrency.

Manfaat yang dapat diambil dari strategi tersebut:

a. Mendorong pertumbuhan ekonomi dengan makin meningkatnya volume transaksi online.

b. Memberikan peluang untuk menambah pendapatan pajak dari transaksi cryptocurrency.

c. Adanya pengawasan dari pemerintah terhadap transaksi cryptocurrency. d. Adanya perlindungan pelaku bisnis dan masyarakat pengguna cryptocurrency.

5. Penutup

Dari hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka didapatkan kesimpulan:

1. Cryptocurrency dapat menjadi alat pembayaran yang legal di Indonesia karena

memenuhi sebagian besar syarat-syarat suatu benda dapat dikatakan sebagai alat pembayaran yang legal. Hanya saja cryptocurrency terhambat oleh tidak adanya regulasi dari pemerintah.

2. Perlu adanya regulasi yang mengatur dan melindungi transaksi yang menggunakan cryptocurrency, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi Pemerintah dan Masyarakat. Dampak negatif cryptocurrency dapat diminimalisir dengan membuat regulasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat.

(8)

dengan negara-negara lain sebagai partner bisnis di dunia. Indonesia dapat meregulasi cryptocurrency dengan pengenaan pajak. Hal ini dapat mencegah tindak pidana yang dilarang oleh undang-undang dan juga dapat membantu meningkatkan perekonomian Indonesia karena apabila transaksi cryptocurrency ini meningkat tiap tahunnya maka pajak atas ini akan meningkat pula sehingga dapat menambah pendapatan Negara dari hasil pajak.

Daftar Pustaka

Bitcoin, A. R., Alat, S., & Di, P. (2018). Oleh : ANDRI PURNOMO.

Leonardo. (2018). Dampak Penggunaan Cryptocurrency Terhadap Ekonomi

Indonesia. Retrieved from

https://www.inforexnews.com/berita/cryptocurrency/dampak-penggunaan-cryptocurrency-terhadap-ekonomi-indonesia

Mata, T., Manajemen, K., Keekonomian, D. A. N., & Teknik, P. (n.d.). Tinjauan Implementasi Cryptocurrency di.

Mirzayi, S., & Mehrzad, M. (2017). Bitcoin, an SWOT analysis. 2017 7th International

Conference on Computer and Knowledge Engineering (ICCKE), (Iccke), 205–210.

Gambar

Tabel 3. Cryptocurrency menurut unsur-unsur alat pembayaran legal
Tabel 4. Cryptocurrency menurut syarat-syarat alat pembayaran
Gambar 1. Analisis SWOT cryptocurrency
Gambar 2. Analisis posisi strategis

Referensi

Dokumen terkait

Dengan sifatnya yang demikian maka kapasitor dapat digunakan untuk memperbaiki faktor daya pada sistem tenaga listrik dan sebagai sumber eksitasi pada generator induksi..

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan CAPM maka dapat disimpulkan bahwa CAPM dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan investasi

Namun pembayaran tersebut tidak dilaksanakan dengan menggunakan mata uang melainkan dengan menggunakan alat pembayaran yang lain, yang mana adalah berupa surat

Dengan kata lain uang elektronik merupakan dokumen elektronik yang di dalamnya disimpan nilai uang secara elektronik, yang merupakan informasi elektronik pada suatu media seperti

Sementara itu belum ada mekanisme legal yang mengatur sistem pembayaran menggunakan VC tersebut. Bahkan BI dengan tegas melarang penggunaan VC ini sebagai alat

Dengan melihat hal tersebut, dimana penggunaan mobile social network telah menyentuh hampir semua individu, maka penggunaannya dapat digunakan sebagai sistem

Rekomendasi untuk pengembangan alat desain sandal virtual ini agar dapat digunakan sebagai media pengukuran kesehatan dan mungkin bisa dengan sistem pakar

Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan dengan membandingkan rata- rata pengukuran digital dan pengukuran manual, maka dapat disimpulkan alat yang dirancang dapat