• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KARAKTER TOLERANSI DALAM AL Q

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN KARAKTER TOLERANSI DALAM AL Q"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN NILAI TOLERANSI DALAM AL-QUR’AN)

Oleh:

Ahmad Fikri Sabiq

A.Abstrak

Selanjutnya, apakah Al-Qur’an sebagai pedoman utama umat Islam apakah pernah mengungkap mengenai pendidikan karakter? Dalam hal ini, penulis mengambil satu nilai tentang pendidikan karakter yaitu nilai tolerasi dan bagaimana Al-Qur’an berbicara mengenail nilai tersebut. Itulah yang menjadi alasan kenapa tema makalah ini diangkat, yaitu untuk mengetahui bagaimana Al-Qur’an mengungkap mengenai pendidikan karakter toleransi.

Al-Qur’an merupakan sumber utama kehidupan bagi umat manusia. Di dalamnya mengatur berbagai pedoman hidup umat manusia dari segala aspek. Salah satunya adalah tentang toleransi. Ada beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang toleransi ini, yaitu surat Al-Kafirun, surat Yunus ayat 40-41, surat Al-Kahfi ayat 29, surat Al-Baqoroh ayat 256, dan surat Yunus ayat 99.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Toleransi

B.Latar Belakang

(2)

2

Salah satu hal yang ingin dicapai dari kurikulum 2013 ini adalah mengenai pendidikan karakter. Ini merupakan sebuah trobosan baru bagi kemajuan pendidikan di Indonesia dimana ada perhatian mengenai pendidikan karakter.

C.Pengertian Pendidikan Karakter

Kemampuan intelektual dan keunggulan dalam karakter merupakan dua hal yang tidak bias dipisahkan. Intelektual tanpa karakter ibarat sebuah negara tanpa landasan ideologis yang membawa tujuan agama dengan bingkai-bingkai ketuhanan dan kemanusiaan. Oleh karenanya, menjadi sangat betul ketika pendidikan di Indonesia ini, khususnya mulai kurikulum 2013, tidak hanya mengajarkan aspek kognitif saja tapi juga menanamhkan nilai-nilai karakter sebagai bagian dari bekal peserta didik di masa depan.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; tabiat; watak.1 Sedangkan orang yang pertama menggagas tentang pendidikan karakter, yakni Thomas Lickona mendefinisikan karakter sebagaimana dikutip oleh Samani yaitu sebuah upaya sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis.2

Dikutip dari Kuntjaraningrat dan Mochtar Lubis, Listyarti menuturkan bahwa bangsa Indonesia ini memiliki beberapa karakter negatif yaitu meremehkan mutu, suka menerabas, tidak percaya diri sendiri, tidak berdisiplin, mengabaikan tanggungjawab, hipokrit, lemah krativitas, etos kerja yang buruk, suka feodalisme,3 dan tidak punya malu. Senada dengan hal

1 kbbi.web.id/karakter

2 Muchlas Samani & Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter¸Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2014, 1-2.

3 Feodalisme adalah sistem sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yang besar kepada

(3)

3

tersebut, Winarno Surakhmad dan Pramoedya Ananta Toer menuturkan karakter asli bangsa Indonesia ini adalah penakut, feodal, penindas, koruptif,

nerimo dan tidak logis.4

Kondisi lemah tersebut sudah mengakar pada bangsa ini sejak lama, sehingga perlu usaha yang lama dan mendalam untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi karakter tersebut. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi lahirnya pendidikan karakter dalam pendidikan di negeri ini. Pendidikan harus menyisipkan nilai-nilai karakter dalam proses kesehariannya yang terdiri dari 18 nilai, yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.5

Istilah karakter, nilai, akhlak, moral, budi pekerti, dan etika memiliki kesamaan arah, namun ada beberapa aspek penekanan pada definisi

masing-masing. Nilai merupakan sebuah pilihan, di sini terdapat rujukan dan keyakinan dalam mengambil tindakan atau menentukan sebuah pilihan. Karakter merupakan kepribadian yang mencakup beberapa aspek yang luas, baik itu kualitas atau kekuatan mental seseorang, tercakup di dalamnya juga akhlak atau juga budi pekerti dan ini merupakan kepribadian khusus yang dimiliki oleh individu. Akhlak adalah ketaatan seorang makhluk terhadap Sang Pencipta yaitu dengan berlaku baik dan memberikan ketentraman serta kedamaian terhadap sesama makhluk yang telah diciptakan oleh Tuhan. Ajaran moral adalah ajaran tentang bagaimana manusia harus hidup dan berbuat agar menjadi manusia yang baik. Budipekerti merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia. Etika merupakan kajian antara baik dan buruk dan ini identik dengan moral, seseorang dapat beretika sesuai dengan apa yang dilakukannya apakah mau

4 Retno Listyarti. Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif. Jakarta:

Erlangga, 2012, 4.

(4)

4

bertingkah baik atau mau bertingkah buruk itu sesuai apa yang dikehendaki oleh individu tersebut. Yang jelas dalam ajaran agama Islam oleh Allah telah diperintahkan kepada umat muslim untuk selalu berakhlak yang mulia.6

Dari berbagai definisi di atas, istilah karakter, nilai, akhlak, moral, budi pekerti, dan etika memiliki kesamaan arah atau aspek, yaitu aspek perilaku dari tingkah laku yang dimiliki, dipahami, diterapkan, dan dilaksanakan oleh manusia. Aspek perilaku ini menjadi penting untuk diperhatikan kaitannya dengan implementasi nilai-nilai agama Islam yang sudah termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadits. Ada banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur’an baik yang tersirat maupun tersurat yang menjelaskan mengenai pendidikan akhlak, nilai, karakter, moral, budi pekerti, dan etika.

D.Nilai Toleransi dalam Al-Qur’an

Dalam konteks keagamaan pada kehidupan berbangsa dan bernegara,

adanya perbedaan agama merupakan sebuah keniscayaan. Dan ketika Al-Qur’an merupakan pedoman hidup umat manusia, tentunya mengatur berbagai sikap terkait dengan menghadapi perbedaan beragama yang kemudian menjadikan kita untuk bisa toleransi. Oleh karenanya, ada banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara mengenai toleransi ini. Diantaranya adalah dalam beberapa ayat berikut:

1. Surat Al-Kafirun

Surat Al-Kafirun ini merupakan surat yang termasuk dalam kelompok surat Makiyyah karena turun di Makkah. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan kehidupan Islam di Makkah saat itu berada di tengah-tengah masyarakat yang plural. Oleh karenanya, surat ini menjadi hal yang sangat penting untuk menghadapi pluralitas tersebut.

6 Evi Hanifah, Istilah Nilai, Karakter, Akhlak, Moral, Budi Pekerti, dan Etika , Penelitian, UIN

(5)

5

Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa

yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan

yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”

Dari ayat di atas, penulis mengambil sebuah pesan bahwa toleransi antar umat beragama memiliki batasan-batasan. Adapun batas dari toleransi ini adalah dalam hal aqidah, yaitu bahwa Islam tidak memaksa kaum lain untuk menyembah Allah. Kewajiban umat Islam adalah menyampaikan dakwah, bukan memaksa orang lain untuk masuk Islam. Selain itu, Islam tegas untuk hanya menyembah dan patuh pada perintah Allah, tidak akan

menyekutukannya dengan lainNya.

2. Surat Yunus ayat 40-41

Dalam surat Yunus ayat 40 dan 41, Allah memberikan penjelasan mengenai satu hal yang bisa dilakukan dalam kaitannya dengan toleransi.

“Di antara mereka ada orang- orang yang beriman kepada Al

Qur’an, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman

kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang- orang yang berbuat kerusakan. Jika mereka mendustakan kamu, maka

(6)

6

berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun berlepas

diri terhadap apa yang kamu kerjakan”.

Dalam surat Yunus ayat 40 dan 41 ini, Al-Qur’an menjelaskan mengenai nilai toleransi antar umat beragama. Ketika umat Islam menemukan orang-orang yang mendustakan agama Islam atau tidak mau masuk ke dalam agama Islam, maka sikap umat Islam tersebut tidak perlu marah. Dalam hal ini, Al-Qur’an mengajarkan untuk bersikap bahwa amalku adalah untukku dan amalmu adalah untukmu. Setiap amal perbuatan akan dipertanggungjawabkan. Inilah sikap toleransi dalam Al-Qur’an, yaitu menjaga untuk tidak saling memaksakan kehendak dalam urusan agama.

3. Surat Al-Kahfi ayat 29

Dalam surat Al-Kahfi ayat 29, Al-Qur’an menjelaskan mengenai nilai toleransi yang bisa menjadi pedoman bagi umat Islam.

“Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka

barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan

barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami

telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan

tempat istirahat yang paling jelek.”

4. Al Baqoroh ayat 256

(7)

7

“Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam Sesungguhnya

telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali yang amat Kuat (Islam) yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha

Mengetahui.”

Nilai toleransi dalam ayat di atas adalah bahwa dalam agama tidak ada pemaksaan. Kewajiban umat Islam hanyalah menyampaikan agama Allah kepada manusia dengan cara yang baik dan penuh kebijaksanaan serta dengan nasihat-nasihat yang wajar sehingga mereka masuk agama Islam dengan kesadaran dan kemauan mereka sendiri.

5. Yunus ayat 99

Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya.

(8)

8 E.Simpulan

Al-Qur’an merupakan sumber utama kehidupan bagi umat manusia. Di dalamnya mengatur berbagai pedoman hidup umat manusia dari segala aspek. Salah satunya adalah tentang toleransi. Ada beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang toleransi ini, yaitu surat Al-Kafirun, surat Yunus ayat 40-41, surat Al-Kahfi ayat 29, surat Al-Baqoroh ayat 256, dan surat Yunus ayat 99.

F. Daftar Pustaka

Hanifah, Evi. “Istilah Nilai, Karakter, Akhlak, Moral, Budi Pekerti, dan Etika”,

Penelitian Unpublished, UIN Bandung, 2012.

Kementerian Agama. Al-Qur’an dan Terjemah.

Listyarti, Retno. Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan

Kreatif. Jakarta: Erlangga, 2012.

Nugroho, Taufik. “Pendidikan Karakter dalam Al-Qur’an: Studi Tafsir Pendidikan Surat Luqman”, Jurnal Ulumuddin, (2014), 14-22.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter¸ Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan rahmat Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan akhir yang berjudul “ Pemanfaatan Ampas Segar Kelapa Sawit Menjadi Bahan Bakar Alternatif

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Penelitian ini memiliki keterbatasan waktu, daya dan dana sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait persepsi stakeholder terhadap implementasi kebijakan

[r]

H1 H2 H3 Manajemen Organisasi Kondisi Lingkungan Kerja Fisik Perilaku Keselamatan Kerja Pelatihan Keselamatan Kerja Komunikasi Keselamatan Kerja Peraturan & Prosedur

Kegiatan tematik pengembangan kawasan permukiman pada dasarnya telah dimulai pada saat pelaksanaan  IMAP dalam menggambarkan kondisi eksisting, dan perencanaan infrastruktur

terhadap penilaian kinerja UPTD parkir sendiri dalam pelaksanaan pengawasan parkir di kota Pekanbaru khususnya di Kecamatan Sukajadi, dilihat dari adanya

Beroperasi dengan tujuan melakukan pengawasan disekitar Rawa Pening, dalam pengolahan analisa teknis, olah gerak akan dilakukan pada saat kapal diam (V= 0 knot)