I. Relevansi Standar Kompetensi dengan Tujuan Pembelajaran
Standar Kompetensi "Mengapresiasi karya seni rupa dan mengekspresikan diri melalui karya seni rupa" menetapkan kerangka dasar yang luas. Tujuan pembelajaran yang relevan harus dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk mencapai standar ini. Tujuan pembelajaran tersebut harus mencakup kemampuan mengidentifikasi karya seni rupa murni daerah setempat, menunjukkan apresiasi terhadap keunikan gagasan dan tekniknya, memilih unsur seni rupa nusantara untuk dikembangkan, dan mengekspresikan diri lewat karya seni rupa murni yang dikembangkan dari unsur-unsur tersebut. Dengan demikian, setiap aktivitas pembelajaran dirancang untuk memastikan mahasiswa mampu mencapai setiap kompetensi dasar yang telah ditetapkan, mengarah pada pemahaman menyeluruh tentang apresiasi dan ekspresi seni rupa.
1.1 Kompetensi Dasar 1: Mengidentifikasi seni rupa murni yang diciptakan di daerah setempat
Kompetensi dasar ini menekankan pentingnya pemahaman konteks lokal dalam seni rupa. Mahasiswa dilatih untuk tidak hanya mengenali bentuk-bentuk visual, tetapi juga mampu memahami sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang terkandung di balik karya seni rupa daerah tersebut. Penggunaan studi kasus karya seniman lokal dan analisis visual yang sistematis menjadi pendekatan yang efektif untuk mencapai kompetensi ini. Pemahaman ini penting untuk membangun apresiasi yang bermakna dan wawasan yang lebih luas tentang kekayaan budaya Indonesia.
1.2 Kompetensi Dasar 2: Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa murni
Kompetensi dasar ini mengarah pada pengembangan kemampuan kritis dan analitis mahasiswa. Mereka dilatih untuk tidak hanya sekedar menikmati keindahan karya seni, tetapi juga untuk menganalisis elemen-elemen estetis seperti tema, gaya, teknik, dan bahan. Pembahasan teori seni rupa, baik dari perspektif sejarah, sosiologi, maupun semiotika, akan mendukung proses apresiasi yang lebih dalam dan mendalam. Diskusi kelas dan presentasi karya seni rupa dapat menjadi metode pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi ini.
1.3 Kompetensi Dasar 3: Memilih unsur seni rupa Nusantara untuk dikembangkan menjadi karya seni murni
Kompetensi dasar ini mendorong kreativitas dan inovasi mahasiswa. Mereka didorong untuk mengeksplorasi berbagai unsur seni rupa Nusantara, baik dari segi teknik maupun bahan, untuk menciptakan karya seni rupa murni yang orisinil. Pengetahuan tentang berbagai teknik dan bahan tradisional perlu diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Praktik langsung melalui kegiatan workshop atau studio seni sangat penting untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam hal ini. Pentingnya memperhatikan aspek keaslian dan inovasi dalam pengembangan karya seni rupa perlu ditekankan.
1.4 Kompetensi Dasar 4: Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa murni yang dikembangkan dari unsur seni rupa Nusantara
Kompetensi dasar ini menekankan aspek ekspresi diri sebagai bagian integral dari proses berkarya seni. Mahasiswa didorong untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan perasaan mereka melalui karya seni rupa. Pentingnya pengembangan gaya pribadi dan eksperimentasi dalam berkarya perlu dipromosikan. Proses refleksi dan evaluasi diri atas karya yang dihasilkan akan membantu mahasiswa dalam memahami proses kreatif dan meningkatkan kemampuan ekspresi mereka. Pameran karya mahasiswa dapat menjadi sarana untuk mempresentasikan hasil karya dan meningkatkan kepercayaan diri.
II. Kajian Teori dan Prinsip dalam Bab 1
Bab 1 membahas seni rupa murni dan terapan, dengan fokus pada seni rupa daerah. Analisis karya seni rupa daerah dilakukan melalui beberapa aspek: tema, gaya (figuratif dan non-figuratif), teknik dan bahan, serta bentuk (dua dan tiga dimensi). Teori-teori seni rupa yang relevan diintegrasikan, misalnya teori tentang gaya seni rupa seperti naturalisme, realisme, kubisme, ekspresionisme, dan surealisme (Howard Simon). Prinsip-prinsip dasar komposisi, penggunaan warna, dan teknik melukis juga menjadi bagian penting dari bab ini. Karya seniman terkenal seperti Basoeki Abdullah, Dede Eri Supria, dan Affandi digunakan sebagai contoh untuk memperkaya pemahaman mahasiswa.
III. Aplikasi Pedagogis
Materi Bab 1 diaplikasikan melalui berbagai metode pembelajaran aktif. Penggunaan gambar dan contoh karya seni rupa yang beragam mempermudah pemahaman visual mahasiswa. Diskusi kelompok dan presentasi individu mendorong interaksi dan berpikir kritis. Praktik langsung melalui studio seni atau workshop memungkinkan mahasiswa untuk berkreasi dan menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari. Evaluasi pembelajaran dilakukan melalui tugas individu, tugas kelompok, dan ujian tertulis untuk memastikan tercapainya kompetensi dasar yang telah ditetapkan.