“Media Pembelajaran Seni Ukir yang Kreatif dan Ekonomis dalam Mata Pelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar”
MAKALAH
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerahnya untuk dapat menyelesaikan makalah ini tentang "’’. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Pendidikan Seni Rupa. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terselesaikan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.
Purwakarta, 27 September 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah 2 C. Tujuan Penulisan 2
BAB II ISI 3
A. Pengertian Seni Ukir 3
B. Alat dan bahan yang digunakan 3
C. Proses pengukiran pada sabun mandi batangan 4 D. Faktor-faktor penyebab 12
E. Dampak yang ditimbulkan 12
BAB III PENUTUP 14
A. Kesimpulan 14 B. Saran 15
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seni ukir dapat diartikan sebagai gambaran hiasan dengan bagian-bagian cekung (kruwikan) dan bagian-bagian cembung (buledan) yang menyusun suatu gambar yang indah. Pengertian ini berkembang hingga terkenal sebagai seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain.
Seiring berjalannya waktu, seni ukir terus berkembang termasuk di Indonesia. Seni ukir sendiri memerlukan bahan dan media yang unik agar nilai jualnya tinggi dan menarik perhatian orang yang melihatnya. Seni ukir termasuk kedalam seni yang dalam pengerjaannya terbilang sulit. Tetapi seni ukir bisa dimodifikasi dalam hal bahan, media, serta alat yang digunakan agar bisa diterapkan di sekolah dasar.
Dalam realitanya situasi di lapangan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tidak semua sekolah dasar negeri di Indonesia memiliki fasilitas atau peralatan yang cukup menunjang berjalannya proses belajar mengajar dimata pelajaran seni rupa terutama untuk kategori seni ukir.
Oleh karena itu, guru memiliki peran penting dalam menciptakan kreasi dan inovasi baru untuk membuat suatu media belajar yang sesuai dengan kategori indikator pembelajaran yang akan dicapai. Salah satu cara berkreasi dalam seni ukir adalah dengan mengganti media ukir dengan bahan yang mudah didapat dan mudah dibentuk sehingga seni ukir dapat diterapkan di sekolah dasar.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari seni ukir?
2. Apa saja alat dan bahan yang efisien dan ekonomis yang digunakan dalam pembuatan seni ukir?
4. Faktor apa saja yang menyebabkan sekolah dasar di Indonesia belum bisa menerapkan seni ukir dalam kegiatan pembelajarannya?
5. Apa dampak dari hasil pembelajaran seni ukir yang menyebabkan sekolah dasar di Indonesia belum bisa menerapkan seni ukir dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan sabun batangan?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian seni ukir. 2. Untuk melatih daya respon anak.
3. Untuk menimbulkan rasa apresiasi diri pada diri anak.
4. Untuk menumbuhkan kreatifitas dan inovasi perbarukan dalam penyediaan media pembelajar di Sekolah Dasar.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Seni Ukir
Semua karya seni tidak terlepas dari nilai estetis atau keindahan, demikian pula dengan seni ukir. Oleh karena itu bentuk karya ukiran harus indah sehingga dapat dinikmati bagi yang melihatnya, dan hal ini tak menutup kemungkinan bagi kriawan ukir mengungkapkan kreasi, bentuk dan ragam baru. Dilihat dari proses kegiatannya, seni ukir termasuk dalam seni kerajinan yang merupakan salah satu bagian dari seni rupa, yang penikmatnya menggunakan indera penglihatan (Syafii dan Rohidi, 1987: 6).
Menurut Musclih dan Sudarman (1983: 4) dinyatakan bahwa ukir adalah teknik membentuk dengan cara menggores, mencukil, memahat gambar ornamen pada bahan tertentu yang sesuai sehingga menghasilkan bentuk cekung dan timbul atau datar sesuai dengan gambar rencana yang bernilai estetis. Sedangkan menurut Soeprapto (1984: 9) yang dimaksud ukiran kayu adalah cukilan berupa ornamen atau ragam hias hasil rangkaian yang indah, saling jalin-menjalin berulang dan sambung-menyambung sehingga mewujudkan suatu hiasan. Seiring dengan pendapat-pendapat tersebut dinyatakan oleh Bastomi (1986: 4) bahwa seni ukir memiliki nilai estetis atau keindahan karena seni ukir selalu dibuat indah dan menjadikan indah, sebab seni ukir untuk memperindah atau menghias benda.
Seni ukir merupakan salah satu jenis karya seni rupa yang pembentukkannya diperoleh melalui teknik cukilan, goresan, atau pahatan dengan menggunakan berbagai media antara lain : kayu, batu, tempurung kelapa, tulang, logam, tanah liat, dan foam, berdasarkan desain ornamen yang sudah dibuat sebelumnya yang bernilai estetis. Seni ukir diartikan sebagai suatu ragam hias yang bersifat kruwikan, buledan, sambung-menyambung sehingga kruwikan dan buledan tersebut merupakan bentuk lukisan yang indah (Soetiman, 1976: 11).
memiliki unsur keindahan. Seni ukir telah kita jumpai sejak zaman pra sejarah sampai dengan sekarang, sehingga dapat kita kenal seni ukir primitif, klasik dan modern (Pemerintah Kabupaten Dati II Jepara, 1979: 6-33).
Seni ukir primitif adalah seni ukir yang dibuat pada masa primitif dengan alat dan pola hias yang sederhana, bahan yang digunakan dari batu dan logam serta mengenal sistem cor (casting). Pola hias ukir primitif menggunakan pola hias geometris, tumpal, pilin berganda, meander, swastika dan sebagainya. Seni ukir klasik adalah seni ukir yang dibuat pada masa kerajaan-kerajaan dengan pola hias dan alat yang lebih memadai serta berkembang mencapai kesempurnaan. Pola hias seni ukir klasik hanya dapat dikenal nama kerajaan atau daerah tempat berkembang misalnya pola hias Majapahit, Mataram, Yogyakarta dan daerah lainnya.
Seni ukir modern adalah seni ukir yang telah didukung dengan alat, bahan dan pola hias yang tidak terikat oleh aturan seperti seni ukir sebelumnya, sehingga daya cipta kriyawan ukir menjadi bebas mengungkapkan ekspresi jiwanya, konsep dan tema juga lebih beragam sehingga hasil karya seni akan lebih menarik dan artistik. Sedangkan yang dimaksud ukir kayu adalah cukilan berupa ragam hias atau ornamen pada kayu yang bisa berupa karya dua dimensi dibuat dengan alat yang disebut pahat.
2.2. Alat dan Bahan yang Digunakan
mandi batangan. Karena sabun mandi batangan mempunyai tekstur yang lunak(tidak keras), mudah di ukir, praktis dan ekonomis. Berbeda dengan bahan-bahan lain seperti kayu, batu, kulit ataupun tempurung kelapa. Bahan-bahan tersebut sangatlah berbahaya jika kita jadikan media pembelajaran kepada anak SD. Bahan tersebut dapat melukai tangan anak jika kita pilih sebagai bahan pengajaran.
Cat warna (bila ingin diberi warna)
Dari alat-alat dan bahan-bahan diatas kita dapat melakukan proses pengukiran dengan sabun tersebut sesuai dengan apa yang akan peserta didik ingin buat. Seperti membuat Bunga, ikan, dan lainnya.
2.3. Proses pengukiran pada sabun mandi batangan Berikut cara membuat ukiran pada sabun mandi :
1. Siapkan sabun batangan yang akan diukir
2. Buatlah pola pada permukaan sabun yang telah dibuat sesuai keinginan 3. Gambarlah dengan menggoresnya menggunakan jarum, atau benda lain.
5. Untuk menghaluskan bagian yang telah diukir, celupkan jari anda ke dalam air, lalu usapkan ke permukaan sabun yang hendak dihaluskan.
6. Jika ingin menambahkan warna, tinggal dipoles dengan cat air warna.
8. Faktor-faktornya yaitu seperti fasilitas yang disediakan oleh setiap sekolah. Tidak semua sekolah dasar di Indonesia mempunyai fasilitas lebih, terutama untuk seni mengukir. Yang kedua bisa saja dari guru-guru disekolah sd tsb tidak pandai dalam hal mengukir dan di daerah terpencil sangatlah jarang untuk dapat mencapai internet sehingga guru pun sulit untuk mempelajarinya jika internet pun sulit dicapai. Dan yang ketiga budaya seni ukir sudah mulai berkurang sangatlah jarang untuk seseorang bisa mengukir.
9. Dengan adanya seni mengukir pada sabun batangan ini, siswa lebih mudah untuk mendapatkan bahan dan juga alat yang dibutuhkan. Guru pun tidak sulit dalam mengajaran siswa untuk bisa mengukir pada sabun batangan. Siswa menjadi lebih apresiasi dalam mengembangkan pikiran dan juga perasaannya pada hasil ukiran yang telah siswa buat dan juga siswa memiliki jiwa seni yang tanpa dia sadari telah dikembangkan dengan seni ukirannya layaknya hal baru yang indah.
2.4. Faktor - Faktor yang Menyebabkan Sekolah Dasar di Indonesia Belum Bisa dikeluarkan oleh sekolah untuk program ini pun tidak sebanding
3. Anak belajar teliti dan tekun. Dalam mengukir dibutuhkan ketekukan agar bentuk yang dihasilkan bagus. Karena apabila kita tidak teliti dan tekun dalam mengerjakannya maka hasilnya tidak akan baik. Bisa saja sabun yang kita gunakan patah dan lain sebagainya.
Sumber :
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/02/02/seni-ukir-kaligrafi/
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Seni ukir merupakan salah satu jenis karya seni rupa yang pembentukkannya diperoleh melalui teknik cukilan, goresan, atau pahatan dengan menggunakan berbagai media antara lain : kayu, batu, tempurung kelapa, tulang, logam, tanah liat, dan foam, berdasarkan desain ornamen yang sudah dibuat sebelumnya yang bernilai estetis. Macam-macam alat dan bahan yang bisa digunakan untuk melakukan kegiatan pengukiran seperti bahan-bahan yang terbuat dari kayu, kulit , batu, tempurung kelapa ataupun sabun mandi batangan. Lalu pada alatnya dalam proses pengukiran kita dapat menggunakan pisau atau alat ukir pipih. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Sekolah Dasar di Indonesia belum bisa menerapkan seni ukir dalam kegiatan pembelajarannya, yaitu faktor keamanan, faktor ekonomi.
B. Saran
Sehingga dari hasil pembuatan makalah yang telah kami susun dapat mempermudah calon guru atau guru dalam memahami pemahaman mengenai cara pengajaran seni ukir yang kreatif dan ekonomis kepada peserta didiknya. Karena menjadi seorang guru haruslah menjadi sosok yang kreatif dan inovatif dalam memberikan pengajaran kepada peserta didiknya.
http://www.eventzero.org/mengenal-bidang-seni-ukir/
http://artenergic.blogspot.co.id/2013/06/cara-membuat-ukiran-dari-sabun.html