MEMORI DAN PEMBELAJARAN BAHASA (Tugas Psikolinguistik)
Dosen Pengampu Dr. Tadkiroatun Musfiroh
Oleh :
Nandar Sujono NIM 15706251014 Puji Hadi Prayoga NIM 15706251038
PRODI LINGUISTIK TERAPAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
A. Pertanyaan Kajian
1. Apakah pengertian dari memori? 2. Bagaimana sejarah ditemukan memori? 3. Berapa jenis jenis memori?
4. Apa itu penyimpanan jangka pendek? 5. Apa itu penyimpanan jangka panjang? 6. Bagaimana proses memori berlangsung?
7. Apa hubungan memori dan pembelajaran bahasa? B. Outline Kajian
1. Pengertian Memori 2. Jenis Jenis Memori
a. Penyimpanan sensori b. Penyimpanan jangka pendek c. Penyimpanan jangka panjang 3. Proses Memori
a. Input
b. Penyimpanan c. Output
4. Proses pemeliharaan memori semantik a. Jaringan semantic
b. Kategorisasi dan model konseptual c. Model penyebaran Aktif
5. Pembelajaran Bahasa a. Naturalistik b. Formal
6. Hubungan antara memori dan pembelajaran bahasa
Memori dan Pembelajaran Bahasa
1. Pengertian Memori
Manusia merupakan mahluk yang diciptakan oleh Tuhan yang memiliki kemampuan khusus untuk mengingat suatu kejadian melalui alat indera yang dimiliki baik itu dari melihat suatu kejadian atau mendengar suatu peristiwa dari orang lain. Semua kejadian tersebut disimpan di dalam memori manusia yang tidak mempunyai batasan. Wilder Penfield melakukan percobaan dengan mengoperasi otak pasien dalam keadaan sadar. Wilder melakukan beberapa tusukan pada otak bagian lobe temporal dengan alat elektronik voltase rendah khususnya di daerah hippocampus. Alhasil, si pasien tadi tidak mengingat benda apa yang ditunjukkan kepadanya. Sebagian peneliti memperkirakan hippocampus adalah tempat penyimpanan memori.
Dengan demikian, hakikat memori adalah ingatan akan suatu hal baik berupa pengalaman, kata, atau hal-hal konseptual yang ada di sekeliling manusia. Tanpa memori, manusia tidak akan mampu berkomunikasi karena pada dasarnya salah satu fungsi memori adalah merekam kata yang kemudian disimpan di dalam otak dan dikeluarkan dalam bentuk komunikasi timbal balik.
2. Jenis Jenis Memori bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama. Sebaliknya ketika seseorang mendapat pengalaman yang kurang berharga, memori akan menghapus dengan cepat. Memori konseptual adalah memori yang dibangun berdasarkan konsep-konsep yang ada sesuai dengan fakta yang berlaku.
Memori kata adalah memori yang mengaitkan konsep dengan wujud bunyi dari konsep tersebut.
Menurut Atkinson dan Shiffrin 1968 via John Field (2003), ada tiga jenis penyimpanan memori, yaitu:
a. Penyimpanan sensori (Sensory storage) yaitu jejak yang pasti dari stimulus saat ini. Dalam hal ini sensory store menahan jejak stimulus ketika stimulus sedang dipasangkan dengan sebuah pola. Maksudnya adalah stimulus yang diterima langsung diproses dengan pola yang ada. Dan dalam kaitannya dengan bahasa, jejak tersebut bisa berupa visual (yaitu dalam bentuk kesan terhadap kata yang ada di lembar halaman) maupun auditori (dalam bentuk “gema” kata dari si pembicara). Manusia memiliki dua penyimpanan sensori yang terpisah yaitu iconic memory (penyimpanan visual) dan echoic memory (penyimpanan auditori). Di dalam kedua tempat penyimpanan tersebut, jejak stimulus muncul dan kemudian menghilang dengan cepat; 0.5 detik untuk iconic memory dan 3 detik untuk echoic memory. Dari penyimpanan sensory ini akan menjadi memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Dalam hal ini, stimulus yang didapat dari mendengar akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan yang didapat dari membaca.
b. Penyimpanan jangka pendek (short term storage) yaitu penyimpanan informasi jangka pendek yang bisa menahan jumlah item pada batas tertentu. Penyimpanan jangka pendek bisa mengubah intisari pada suatu sinyal yang baru masuk atau item yang didapat kembali dari penyimpanan jangka panjang.
yaitu pertama pengetahuan deklaratif yang berisi bukti bukti nyata dan kedua pengetahuan prosedural yang berisi tentang bagaimana proses terbentuknya pengetahuan. Pada long term memory, memori melekat kua, namun masih dapat hilang jika tidak pernah di-recall sehingga tertumpuk memori lain yang masuk kemudian. Akan dapat diingat kembali jika ada rangsangan yang diberikan, seperti mengendus bau tertentu atau mendengar lagu tertentu sehingga mengingatkan kepada suatu kejadian. Namun, bisa saja tanpa rangsangan, memori itu tiba-tiba saja muncul. Itu yang disebut dengan lupa-lupa ingat.
3. Proses Memori
Menurut Clark (1977: 134-136), memori dibentuk melalui tiga tahap yaitu input, penyimpanan dan output. a. Pada tahapan input ini, biasanya manusia menerima
masukan baik lisan maupun tulisan kemudian mengambil inti sari dari masukan untuk memahaminya. Manusia hanya menyimpan maknanya saja bukan keseluruhan kata. Jika kita disuruh untuk mengulangi lagi kata yang sama persis dengan apa yang diucapkan, maka akan sangat sulit.
b. Tahap penyimpanan dimulai dengan proses menyimpan informasi pada memori pendek, jika informasi ini dirasa memang perlu maka akan dikirim ke memori panjang. Memori panjang tidak hanya menyimpan makna saja namun juga menyimpan hafalan-hafalan verbatim. Verbatim adalah pernyataan ulang yang disampaikan sebelumnya misalnya si siswa diminta untuk menjawab apakah benda ini sudah dikenal sebelumnya. Pada
tahap recall siswa diminta untuk menyebut kembali suatu kata yang ia lihat dan dengar sebelumnya.
Hal ini dikuatkan dengan studi kasus yang dilakukan oleh Jacobs pada tahun 1887 via Jeannete Altarriba (2013: 74) bahwa anak yang umurnya lebih tua bisa mengulang deretan digit lebih panjang dari pada anak yang usianya cenderung lebih muda. Ide ini diambil dari Binet dan Simon pada abad ke 20, ketika mereka mengembangkan tes kecerdasan. Didalam penelitiannya tersebut mereka menemukan anak berusia 3 tahun hanya bisa mengulang 2 digit saja, selanjutnya anak yang berusia 4 tahun bisa mengulang 3 digit dan anak yang berusia 7 tahun mengalami peningkatan bisa mengulang sampai 5 digit.
4. Akses Memori Bilingual
Menurut Bartolotti dan Marian via Altarriba dan Isurin (2013: 9), akses memori dalam long term memory pada pembelajar bilingual terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Implicit Memory
Implicit memory hanya dapat ditunjukkan sebagai sebuah perubahan tidak sadar pada performa dikarenakan informasi yang didapat pada akhir.
b. Explicit Memory
Explicit memory dapat secara sadar ditunjukkan dengan secara verbal mengingat kembali sebuah kejadian atau dengan memberikan jawaban dari pertanyaan. Explicit memory kemudian dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Semantic memory
Semantic memory merupakan rekaman fakta, makna, konsep dan pengetahuan yang lebih terstruktur mengenai dunia luar.
2) Episodic memory
mengkonstruksi ulang kejadian-kejadian aktual yang terjadi pada poin mana pun dalam kehidupan kita. 3) Procedural memory
Merupakan memori mengenai kejadian atau sebuah aktifitas yang dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang sehingga menjadi otomatis dilakukan. Procedural memory ini bisa menjadi automatic memory seperti menyetir mobil.
5. Proses Pemeliharaan Memori Semantik
Menurut Mick Randal (1946:120) terdapat 3 pendekatan penyimpanan kata dan struktur kosa kata, yaitu: a. Model Hirarki
Jaringan semantik ini dapat di deskripsikan sebagai pengelompokan kosa kata sebagai element penghubung kosa kata- kosa kata yang ada.Jaringan ini sangat berhubungan dengan hiponim, sinonim dan antonim. b. Kategorisasi dan model konseptual
Model pendekatan ini berhubungan dengan proses penyimpanan kosa kata. Subjek diminta untuk menempatkan kata kata di dalam kategori tertentu atau untuk menyelidiki karakteristik dalam kategori berbeda. Sudweeks (1994) via Mick Randal (1946: 120) membagi 4 tahap dalam kategorisasi yaitu : klasikal, probabilistis, eksemplar, dan distribusi.
c. Model Penyebaran Aktif
Model penyebaran aktif selalu digambarkan dengan diagram. Model ini sama dengan model hierarki yaitu menghubungkan kata dengan jaringan kata yang lain.
6. Pembelajaran Bahasa
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh hewan dan manusia untuk berinteraksi satu sama lain. Di Indonesia khususnya, masyarakat
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu atau yang sering dikenal dengan nama bahasa pertama. Bahasa pertama inilah yang di ajarkan manusia sejak lahir. Pembelajaran bahasa lebih sering dikenal dengan istilah language learning. Istilah ini lebih sering digunakan didalam kegiatan perkuliahan. Manusia sendiri bisa mendapatkan pembelajaran bahasa secara formal maunpun non formal misalnya dengan sekolah, manusia bisa mendapatkan ilmu baru seperti menguasai bahasa Inggris. Sejak SD hingga SMA, manusia dibekali bahasa inggris dan akhirnya bisa menguasai bahasa inggris dengan baik. Di dalam segi non formal, pembelajaran bahasa bisa diperoleh dari lingkungan secara tidak langsung. Sebagai contoh di Indonesia terdapat berbagai macam bahasa daerah tepat dimana manusia dilahirkan.Di Sumatera misalnya, manusia bisa belajar bahasa Aceh, bahasa Melayu sebagai bahasa kedua yang dimilikinya sesuai dengan daerah tempat tinggalnya.
Terdapat dua tipe pembelajaran bahasa yang dikemukakan oleh Ellis (1986 : 215):
a. Tipe naturalistik dan yang kedua tipe formal. Tipe naturalistik adalah suatu tipe yang didalam proses pembelajarannya tanpa di damping seorang guru dan tanpa ada unsur kesengajaan. Proses ini biasa terjadi di lingkungan masyarakat.
b. Tipe formal yaitu proses pembelajarannya berlangsung di dalam kelas dengan didampingi oleh seorang guru yang bertugas sebagai pembimbing, bahan mengajar seperti materi dan alat-alat bantu dalam mengajar.
7. Hubungan Antara Memori dan Pembelajaran Bahasa
mendasar adalah penguasaan kata (kosa kata) karena tanpa menguasai atau memahami kosakata kita tidak akan bisa menguasai bahasa.
Hal yang sulit dalam mempelajari bahasa adalah mengingat kosakata. Seperti yang telah dibahas di paragraf-paragraf sebelumnya ketika mengingat sebuah kata atau beberapa kata, kita cenderung mengingat lebih kuat bagian depan kata yang disebutkan atau bagian paling belakang saja. Sedangkan di bagian tengah, sering kali terlupakan. Ada cara mengingat sebuah kata yaitu dengan mengasosiasi kata baik dari makna maupun bentuk katanya.
Menurut John Field (2003 :110-111) ada dua jenis temuan yang berkaitan tentang latihan mengingat :
a. Primacy effect (efek dominan)
Manusia lebih dominan mengingat kata pada bagian awal yang pertama kali disebutkan dari pada kata setelahnya. Hal ini dibuktikan dalam buku yang ditulis oleh john field pada contoh kasus sebagai berikut: di dalam sebuah kelas guru mendikte 16 kata kepada siswa. Kata diberikan jeda sekitar 1,5-2 detik. Siswa diminta untuk menulis kembali kata sebanyak-banyaknya yang diucapkan oleh guru dalam waktu 90 detik. Setelah diperiksa ternyata, hampir sebagian besar siswa dapat menulis kembali kata yang pertama (Field, 2003: 110).
b. Recency effect (efek yang diterima)
Manusia lebih kuat mengingat suatu kata apabila kata itu diucapkan langsung oleh pembaca tanpa harus ditulis kembali. Hal ini dibuktikan dalam buku yang ditulis oleh john field pada contoh kasus sbb : guru memberi waktu siswa selama 30 detik untuk menghafal 10 kata yang tertera di papan tulis, setelah itu guru memberi waktu selama 90 detik untuk menyebut kembali kata yang siswa ingat. Hasilnya kebanyakan siswa bisa
menyebutkan 2 kata pada bagian akhir (Field, 2003: 110).
Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari contoh kasus yang menjadi landasan temuan yang berkaitan tentang latihan mengingat. Kata yang lebih pendek lebih sukar diingat dari pada kata yang lebih panjang. Ini terletak pada suku kata itu sendiri, misalnya di dalam satu kata “stay”, kata ini terdiri dari hanya 1 suku kata. Jika total kata keseluruhan mencapai 10 kata, maka sangat tidak mungkin siswa menghafal dengan jeda waktu tiap kata nya hanya 1,5 detik dan hanya 1 suku kata saja. Ini dibuktikan dengan siswa sebagian besar hanya bisa mendapat kata pertama saja John Field (2003: 110-111).
Hasil ini berbanding terbalik ketika terdapat kata yang lebih panjang yang terdiri 3 suku kata misalnya beautiful. Kata ini terdiri dari 3 suku kata . jika keseluruhan kata terdapat 10 kata maka waktu yang dibutuhkan untuk menghafal sangatlah panjang, apalagi jika dikaitkan dengan jeda waktu nya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang mampu menuliskan kembali beberapa kata yang di hafalkannya John Field (2003: 110-111).
Menurut Bbaddeley 1990 dan Gathercole and Baddeley (1993) dalam John Field (2003: 111) terdapat putaran phonologi yang terdiri dari penyimpanan phonologi dan mekanisme berulang. Penyimpanan phonologi berasal dari kata-kata seseorang yang di ucapkan kemudian masuk kedalam memori kita dan disimpan.sedangkan mekanisme berulang berasal dari kata yang sama.
memori jangka pendek dan jangka panjang.Bagaimana memori jangka pendek diproses dan bagaimana memori jangka panjang diakses sangat menentukan pemerolehan bahasa seseorang.
Berbicara tentang memori dalam kaitannya dengan pembelaran dan pemerolehan bahasa, Szmalec, Brysbaert, and Duyck dalam Altarriba dan Isurin (2013: 74) meyakini bahwa working memory, khususnya kemampuan untuk secara temporer menggambarkan informasi berseri, secara signifikan terlibat dan memainkan peranan dalam pembelajaran kata dalam bahasa lokal (native) dan asing. Namun, working memory akan memainkan perannya dalam mempelajari sebuah bahasa baru (dimana objek yang ada mendapatkan sebutan baru), tapi tidak dalam mempelajari nama baru dari objek yang baru.
Menurut Szmalec, Brysbaert, and Duyck via Altarriba dan Isurin (2013: 79), mempelajari bentuk kata baru terdiri dari mempelajari urutan atau rangkaian suara (huruf) dan urutan suara yang benar. Contohnya, ketika mempelajari kata artecey melibatkan ciri-ciri dan urutan fonem: ar, te, cey. Menurut Page dan Norris (2009) via Szmalec, Brysbaert, and Duyck dalam Altarriba dan Isurin (2013: 79), mempelajari kata semacam itu sama halnya dengan mempelajari urutan kata huruf-huruf dalam tugas rentang kata (letter span task) yaitu mengulangi huruf RTC dalam serial recall task yang cepat.
Dengan kata lain, model yang diusung oleh Page dan Norris menjembatani celah (gap) antara verbal working memory dan pemerolehan bahasa dengan menghipotesakan bahwa mekanisme working memory yang terlibat dalam mengingat huruf berseri (serial recall of letters) sama saja dengan yang terlibat dalam pemerolehan bentuk-bentuk kata baru.
B. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa:
1. Memori merupakan ingatan akan suatu hal, baik berupa pengalaman, kata, atau hal-hal konseptual yang ada di sekeliling manusia.
2. Memori dibentuk melalui tiga tahap yaitu input, penyimpanan, dan output.
3. Manusia lebih cenderung mengingat kata yang disebutkan di awal dari rentetan kata yang dibacakan.
4. Manusia lebih kuat mengingat suatu kata apabila kata itu diucapkan langsung oleh pembaca tanpa harus ditulis kembali.
5. Memori memiliki peran yang sangat signifikan dalam pembelajaran bahasa terutama untuk merekam dan menyimpan memori tentang kata yang kemudian dikeluarkan dalam bentuk komunikasi verbal dan non verbal.
DAFTAR PUSTAKA
Altarriba J dan Isurin L. 2013.Memory, Language, and Bilingualism (Theoretical and Applied Approaches). New York: Cambridge University Press.
Clark, Helbert H dan Eve V. Clark .1977. Psychology and language: An introduction to psycholinguistics. NewYork : Harcout Brace and Jovanovich, Inc. Ellis, Rod. 1986. Understanding Second Language
Acquisition. New York: Oxford University Press Field, John. 2003. Psycholinguistics. London and New York:
Penfield, Wilder, dan Iamar Roberts. 1959. Speech and Brain Mechanisms. Princeton: Princeton University Press.