• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Pema

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Pema"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMANFAATAN POSBINDU LANSIA DI KELURAHAN KARASAK KOTA BANDUNG

Alnidi Safarach Bratanegara1Mamat Lukman1Nur Oktavia Hidayati1 1

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat

Dukungan keluarga merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang hidup dimana didalamnya terdapat sebuah informasi, saran, bantuan nyata dan sikap yang diberikan oleh keluarga dan orang terdekat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana dukungan keluarga yang diberikan kepada lansia di Kelurahan Karasak Kota Bandung. Desain dari penelitian ini adalah deskriptif kuantitaif dengan metode purposive sampling, jumlah sampel sebanyak 77 orang. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen berupa kuesioner. Analisa data menggunakan persentase. Dari pengumpulan data tersebut didapatkan hasil bahwa lebih dari setengah responden (53,2%) memiliki dukungan keluarga yang tidak mendukung, lebih dari setengah responden (58,4%) memiliki dukungan emosional yang tidak mendukung, lebih dari setengah responden (59,7%) memiliki dukungan penghargaan yang mendukung, lebih dari setengah responden (81,8%) memiliki dukungan informasi yang tidak mendukung, lebih dari setengah responden (53,2%) memiliki dukungan instrumental yang mendukung, lebih dari setengah responden (66,2%) memiliki dukungan jaringan yang tidak mendukung. Penelitian ini diharapkan dapat memberi data aktual kepada petugas posbindu untuk memperbaiki dukungan keluarga dalam kegunaannya.

Keywords: dukungan keluarga, lansia, posbindu

Family support is a process that occurs throughout life in which there are an information, advice, real help and attitude provided by the family and the people nearby. This study aimed to describe how the support provided to elderly families in the Karasak village, Bandung. The design of this research is descriptive quantitative method using purposive sampling, technique sample number as many as 77 people. The data was collected using a questionnaire instrument. Data were analized using presentage. Of the data collection showed that almost more then half of the respondents (55.84%) had family support that do not support, almost more then half of the respondents (58.44%) have the emotional support that supports, almost more then half of the respondents (69.94%) have the esteem support that support, almost more then half of the respondents (57.14%) had the informational support that supports, almost more then half of the respondents (53.25%) had instrumental support that does not support, almost more then half of the respondents (55.84%) have a network support that does not support.The study is expected to provide actual data to the officer elderly health care to improve the usefulness of family support.

Keywords: family support, elderly, elderly health care ABSTRAK

(2)

Lanjut usia (lansia) adalah

orang yang telah mencapai usia 60

tahun ke atas yang mempunyai hak

yang sama dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara (UU RI No 13 tahun

1998). Salah satu hasil pembangunan

kesehatan di Indonesia adalah

meningkatnya Usia Harapan Hidup

(UHH). Keberhasilan Pembangunan

Nasional memberikan dampak

meningkatnya UHH yaitu dari 68,6

tahun 2004 menjadi 70,6 pada tahun

2009 dan diperkirakan pada tahun

2014 UHH sudah mencapai 72 tahun.

Meningkatnya UHH menyebabkan

peningkatan jumlah lansia, dimana

pada tahun 2020 diperkirakan akan

mencapai 28,8 juta jiwa (Kemenkes,

2008).

Dengan semakin

meningkatnya usia harapan hidup

penduduk, menyebabkan jumlah

lansia terus meningkat dari tahun ke

tahun. Begitu juga dengan jumlah

lansia di seluruh Indonesia juga

mengalami peningkatan tiap dekade

dan diperkirakan pada tahun 2020,

akan mencapai 28,28 juta jiwa atau

11,34 persen dari total penduduk

Indonesia (Menkokesra, 2011). Hal

ini terbukti berdasarkan data Biro

Pusat Statistik Jawa Barat

menunjukkan jumlah penduduk

lansia di atas 60 tahun terjadi

peningkatan dari tahun ke tahun,

pada tahun 2009 sebesar 3.331.241

jiwa (7,9%), pada tahun 2010 sebesar

3.441.746 jiwa (8,01%) (BPS Jabar,

2010).

Peningkatan usia harapan

hidup tersebut belum disertai dengan

peningkatan kualitas hidup yang baik

karena bersamaan dengan

(3)

penurunan fungsi organ tubuh dan

berbagai perubahan fisik yang terjadi

pada semua tingkat seluler, organ,

dan sistem. Hal ini mengakibatkan

terjadinya peningkatan kejadian

penyakit pada lansia (Nurchasanah,

2003).

Mengingat kondisi tersebut,

lansia merupakan suatu kelompok

penduduk yang cukup rentan

terhadap masalah baik masalah

ekonomi, sosial, budaya, kesehatan

maupun psikologis yang

menyebabkan lansia menjadi kurang

mandiri dan tidak sedikit lansia yang

membutuhkan bantuan orang lain

untuk melakukan aktivitas

sehari-hari (Suardiman, 2004). Pembinaan

kesehatan lansia yang terpadu dan

berkesinambungan diperlukan bagi

lansia baik berupa upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif

dengan memperhatikan faktor

lingkungan sosial budaya serta

potensi yang ada pada masyarakat

dalam Primary Health Care (Suwandono dkk, 2000).

Undang Undang Kesehatan

No.36 tahun 2009 menyebutkan

bahwa upaya untuk meningkatkan

dan memelihara kesehatan

masyarakat termasuk lanjut usia

dilaksanakan berdasarkan prinsip

non diskriminatif, partisipatif dan

berkelanjutan. Pelayanan kesehatan

lansia dimulai dari tingkat

masyarakat di kelompok-kelompok

lansia, dan pelayanan di sarana

pelayanan kesehatan dasar dengan

mengembangkan Posbindu (pos

binaan terpadu) sebagai wadah

perawatan bagi lansia yang berada

dibawah pengawasan Puskesmas

setempat. Pelayanan di puskesmas

(4)

dan preventif tanpa mengabaikan

upaya kuratif dan rehabilitatif.

Pemanfaatan pelayanan

kesehatan dipengaruhi oleh banyak

faktor, menurut Denver (1984) dalam

Juanitas (1998) salah satu faktor

yang mempengaruhi seseorang

dalam memanfaatkan pelayanan

kesehatan adalah faktor sosial

budaya.

Sampai saat ini di Kota

Bandung, khususnya di Kelurahan

Karasak yang terdiri dari enam RW

telah memiliki dua posbindu, yaitu di

wilayah RW 01 dan RW 06 yang

secara rutin mengadakan kegiatan

posbindu setiap satu bulan sekali.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan

yang dilakukan, ternyata jumlah

kunjungan lansia yang datang secara

rutin di wilayah kerja posbindu RW

06 dan RW 01 tidak lebih dari

setengah atau 50% dari total lansia

yang terdaftar di kedua posbindu

tersebut yang berjumlah 144 orang,

dengan target pemanfaatan posbindu

sebanyak 50% yaitu 36 prang setiap

bulannya.

Ketidakhadiran lansia

menurut para kader, salah satunya

adalah tidak adanya anggota keluarga

yang mengantar ke posbindu yang

mengakibatkan rata-rata kunjungan

lansia yang datang ke posbindu

setiap bulannya dapat dikatakan

sedikit.

Seperti yang dikemukakan

oleh pendapat Narwoko dan Suyanto

(2004), keluarga adalah lembaga

sosial dasar dari mana semua

lembaga atau pranata sosial lainnya

berkembang. Di masyarakat mana

pun di dunia, keluarga merupakan

kebutuhan manusia yang universal

(5)

dari kegiatan dalam kehidupan

individu.

Pendapat diatas diperkuat

oleh pernyataan dari Commission on

the Family (1998) dalam Dolan dkk (2006) bahwa dukungan keluarga

dapat memperkuat setiap individu,

menciptakan kekuatan keluarga,

memperbesar penghargaan terhadap

diri sendiri, mempunyai potensi

sebagai strategi pencegahan yang

utama bagi seluruh keluarga dalam

menghadapi tantangan kehidupan

sehari-hari serta mempunyai

relevansi dalam masyarakat yang

berada dalam lingkungan yang penuh

dengan tekanan.

Friedman (1998), menyatakan

bahwa fungsi dasar keluarga antara

lain adalah fungsi afektif, yaitu

fungsi internal keluarga untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial,

saling mengasuh dan memberikan

cinta kasih, serta saling menerima

dan saling mendukung. Sehingga

dukungan keluarga merupakan

bagian integral dari dukungan sosial.

Dampak positif dari dukungan

keluarga adalah meningkatkan

penyusuaian diri seseorang terhadap

kejadian-kejadian dalam kehidupan.

Maka dari itu dapat

disimpulkan bahwa salah satu

permasalahan yang dihadapi oleh

lansia antara lain adalah kurangnya

dukungan dan kepedulian dari

anggota keluarga kepada lansia,

sehingga disinyalir berdampak pada

tingkat kunjungan lansia ke

posbindu. Dari permasalahan

tersebut peneliti tertarik untuk

meneliti tentang “Gambaran

Dukungan Keluarga Terhadap

Pemanfaatan Posbindu Lansia di

(6)

Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah deskriptif kuantitatif.

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran tentang

dukungan keluarga terhadap

pemanfaatan posbindu lansia di

Kelurahan Karasak Kota Bandung.

Variabel dalam penelitian ini adalah

“dukungan keluarga” dengan

subvariabel dari dukungan keluarga

menurut Sarafino (2004) adalah

dukungan emosional, dukungan

penghargaan, dukungan informasi,

dukungan instrumental dan

dukungan jaringan.

Populasi dalam penelitian ini

adalah keluarga inti yang mempunyai

lansia dengan ketidakhadiran lansia

ke posbindu lebih dari 3 kali, lansia

tidak memiliki cacat atau gangguan

fisik dan tidak mengalami

kepikunan. Jumlah populasi

sebanyak 144 orang dan dari jumlah

tersebut diambil sampel sebanyak 77

orang dengan teknik pengambilan

sampel secara purposive sampling.

Alat pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan

kuesioner. Pengumpulan data pada

saat penelitian

dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner kepada responden dan

menjelaskan petunjuk pengisisn

kuesioner. Kemudian kuesioner yang

telah diisi dikumpulkan dan dicek

kelengkapannya oleh peneliti untuk

diolah dan dianalisis.

Teknik analisa data yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah analisa deskriptif, dengan

(7)

Lokasi penelitian di

Kelurahan Karasak Kota Bandung.

Penelitian ini dilakukan pada bulan

Mei 2012.

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan (N=77)

No Pendidikan f %

1 SD 7 9,1

2 SMP 11 14,3

3 SMA/SMK 34 44,2

4 D1 3 3,9

5 D2 1 1,3

6 D3 2 2,6

7 S1 19 24,7

Jumlah 77 100,00

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan (N=77)

No Pekerjaan f %

1 Guru 9 11,7

2 Tidak Bekerja 28 36,4

3 Pensiunan 6 7,8

4 PNS 15 19,5

5 Staf TU 2 2,60

6 Swasta 1 1,3

7 Wiraswasta 16 20,8

Jumlah 77 100,00

Tabel 3 Mean dan standar deviasi dukungan keluarga (N=77)

Variabel Kemungkinan

Skor

Mean Standar

Deviasi

Dukungan Keluarga 30 - 120 73,4 9,9

(8)

Tabel 4 Distribusi frekuensi dukungan keluarga berdasarkan subvariabel (N=77)

Komponen Dukungan Keluarga

Mendukung Tidak

Mendukung

Total

f % f % f %

Dukungan Emosional 32 41,6 45 58,4 77 100,0

Dukungan Penghargaan 46 59,7 31 40,3 77 100,0

Dukungan Informasi 14 18,2 63 81,8 77 100,0

Dukungan Instrumental 41 53,2 36 46,8 77 100,0

Dukungan Jaringan 26 33,8 51 66,2 77 100,0

Total Dukungan Keluarga 36 46,8 41 53,2 77 100,0

Gambaran Dukungan Keluarga

Kehadiran orang lain di

dalam kehidupan pribadi seseorang

begitu sangat diperlukan. Hal ini

terjadi karena seseorang tidak

mungkin memenuhi kebutuhan fisik

maupun psikologisnya sendirian.

Individu membutuhkan dukungan

sosial yang dimana salah satunya

berasal dari keluarga (Sarafino,

2004).

Hasil penelitian menunjukan

bahwa hampir sebagian besar dari

setengah responden (53,2%) keluarga

lansia yang terdapat pada tabel 4.3

menyatakan bahwa dukungan

keluarga yang diberikan kepada

lansia terhadap pemanfaatan

posbindu berada pada nilai yang

tidak mendukung. Dukungan

keluarga yang rendah tersebut

disebabkan karena keluarga lansia

bekerja sehingga kurang

memperhatikan kesehatan dan segala

macam kebutuhan yang dibutuhkan

oleh lansia. Dengan keluarga lansia

yang bekerja maka keluarga lansia

memiliki pendapatan yang cukup,

(9)

tersebut keluarga lansia tersebut akan

mudah untuk memanfaatkan

pelayanan kesehatan yang tidak

bebas biaya dan mendapatkan

kualitas pelayanan kesehatan yang

lebih baik untuk menangani dan

merawat lansia.

Gambaran Dukungan Emosional

Menurut Sarafino (2004),

dukungan emosianal melibatkan

ekspresi empati, perhatian,

pemberian semangat, kehangatan

pribadi, cinta, atau bantuan

emosional. Dengan semua tingkah

laku yang mendorong perasaan

nyaman dan mengarahkan individu

untuk percaya bahwa ia dipuji,

dihormati, dan dicintai, dan bahwa

orang lain bersedia untuk

memberikan perhatian dan rasa

aman.

Hal ini sesuai dengan apa

yang terdapat di lokasi penelitian.

Hampir sebagian besar dari

responden (58,44%) memberikan

dukungan emosional yang tidak

mendukung. Hampir setiap

responden tidak memberikan

perhatian yang baik terhadap

kesehatan seperti mengingatkan

jadwal posbindu, keluarga

menginginkan dan mendukung lansia

untuk datang ke posbindu. Ekspresi

simpati juga tidak diberikan keluarga

kepada lansia dalam pemanfaatan

posbindu seperti sabar dalam

menghadapi masalah yang dialami

oleh lansia dan mendengarkan

keluhan yang diutarakan oleh lansia.

Dalam pemanfaatan posbindu,

keluarga juga tidak memberikan

perlindungan kepada lansia dalam

pemanfaatan posbindu seperti

mengantar lansia pergi ke posbindu

dan memperhatikan situasi saat

(10)

kondisi cuaca buruk atau jarak

posbindu yang cukup jauh dari

rumah.

Gambaran Dukungan

Penghargaan

Dukungan penghargaan

terjadi melalui ekspresi penghargaan

yang positif melibatkan pernyataan

setuju dan panilaian positif terhadap

ide-ide, perasaan dan performa orang

lain yang berbanding positif antara

individu dengan orang lain (Sarafino,

2004).

Hampir sebagian besar dari

responden (59,7%) memberikan

dukungan penghargaan yang

mendukung. Seperti yang terdapat di

lokasi penelitian, keluarga

memberikan dukungannya berupa

motivasi lansia untuk datang ke

posbindu, mengingatkan lansia pada

saat jadwal posbindu tiba,

memberikan kesempatan dan

mengizinkan lansia untuk datang ke

posbindu. Kebanyakan lansia

memperoleh banyak manfaat dengan

mengunjungi posbindu dan

menghadiri pertemuan kelompok

pendukung dimana lansia dapat

berbagi cerita juga keluh kesah

dengan lansia lain dan memperoleh

dukungan yang diperlukan untuk

melakukan perubahan gaya hidup

baru yang dialami oleh terkait

dengan masalah perubahan fisik

maupun psikologis yang dialami oleh

lansia (Azizah, 2011).

Gambaran Dukungan Informasi

Dukungan informasi terjadi

dan diberikan oleh keluarga dalam

bentuk nasehat, saran dan diskusi

tentang bagaimana cara mengatasi

atau memecahkan masalah yang ada

(Sarafino, 2004).

Hal ini terdapat kesesuaian

(11)

penelitian. Hampir sebagian besar

dari responden (81,8%) memberikan

dukungan informasi yang tidak

mendukung. Bantuan informasi

berupa saran dan nasehat dapat

membantu lansia dalam memecahkan

masalah yang lansia hadapi.

Dukungan informasi berupa saran

dan nasihat yang diperoleh lansia

dapat menambah keterampilan

interpersonal lansia, selain itu juga

dapat lansia beradaptasi menghadapi

stress atau kecemasan, terutama

kecemasan yang terkait dengan

masalah lansia tentang perubahan

fisik dan biologis.

Hasil penelitian ini tidak

sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Marlina (2010) yang

mengatakan bahwa keluarga atau

teman dapat memberikan dukungan

informatif dengan memberikan saran

dan nasehat tentang apa saja yang

harus dilakukan oleh lansia untuk

menghadapi masalah baik fisik

maupun psikologis. Kebanyakan

lansia selama ini mendapatkan

nasehat atau saran yang berasal dari

orang terdekat mereka yaitu

keluarga.

Gambaran Dukungan

Instrumental

Dukungan instrumental

merupakan dukungan yang diberikan

oleh keluarga secara langsung yang

meliputi bantuan material seperti

memberikan tempat tinggal,

memimnjamkan atau memberikan

uang dan bantuan dalam

mengerjakan tugas rumah sehari-hari

(Sarafino, 2004).

Teori tersebut tidak sama

dengan kenyataan yang terdapat di

lokasi penelitian. Yang dimana

hampir sebagian besar dari

(12)

dukungan instrumental yang

mendukung kepada lansia. Dalam hal

ini keluarga lansi menyediakan

obat-obatan dan keperluan lainnya yang

dibutuhkan oleh lansia. Keluarga

lansia juga memberikan bantuan

secara materi kepada lansia.

Mengingat adanya perubahan fisik

yang bersifat degenerasi pada lansia,

keluarga lansia tersebut juga

membantu lansia dalam beraktifitas

dan mengerjakan tugas sehari hari.

Keluarga membantu lansia untuk

datang ataupun beraktifitas di

posbindu yang jarak tempuhnya

cukup jauh dari tempat tinggal lansia.

Gambaran Dukungan Jaringan

Dukungan jaringan

merupakan suatu bentuk dukungan

sosial yang dapat memberikan

dukungan bagi seseorang dalam

usaha untuk mengurangi tekanan

yang dirasakan (Sarafino, 2004).

Dukungan jaringan ini berasal dari

kelompok atau anggota masyarakat

dalam berbagi minat dan kegiatan

sosial seperti pemberian dorongan

dan semangat pada individu yang

membutuhkan untuk menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi.

Akan tetapi hal ini tidak

sesuai dengan keadaan di lokasi

penelitian yang dimana hampir

sebagian besar dari responden

(66,2%) memberikan dukungan

jaringan yang tidak mendukung

kepada lansia. Dengan kurangnya

bentuk dukungan jaringan dari

keluarga dan teman dekatnya

membuat lansia merasa menjadi

tidak memiliki suatu kelompok yang

memiliki kesamaan minat dan

aktivitas sosial dengan kelompoknya,

sehingga membuat lansia akan

merasa kesulitan untuk menceritakan

(13)

hatinya. Dengan menceritakan isi

hatinya kepada orang lain akan

membantu lansia untuk mengurangi

stres yang dialami, karena lansia

mendapatkan pertolongan untuk

memecahkan masalahnya.

1. Hampir sebagian besar dari

responden (53,2%) memiliki

dukungan keluarga yang tidak

mendukung terhadap

pemanfaatan posbindu lansia.

2. Hampir sebagian besar dari

responden (58,4%) memiliki

dukungan emosional yang tidak

mendukung terhadap

pemanfaatan posbindu lansia.

3. Hampir sebagian besar dari

responden (59,7%) memiliki

dukungan penghargaan yang

mendukung terhadap

pemanfaatan posbindu lansia.

4. Hampir sebagian besar dari

responden (81,8%) memiliki

dukungan informasi yang tidak

mendukung terhadap

pemanfaatan posbindu lansia.

5. Hampir sebagian besar dari

responden (53,2%) memiliki

dukungan instrumental yang

mendukung terhadap

pemanfaatan posbindu lansia.

6. Hampir sebagian besar dari

responden (66,2%) memiliki

dukungan jaringan yang tidak

mendukung terhadap

pemanfaatan posbindu lansia.

1. Disarankan bagi Puskesmas

untuk lebih meningkatkan dalam

memberikan informasi dan

pelayanan kesehatan dengan

optimal tentang penyuluhan

penyakit degeneratif. SARAN

(14)

2. Bagi keluarga yang memiliki

lansia disarankan untuk dapat

memberikan dukungan keluarga

semaksimal mungkin.

3. Bagi Fakultas Keperawatan

Universitas Padjadjaran untuk

lebih meningkatkan

pembelajaran pada peserta

didiknya tentang

penatalaksanaan keperawatan

komunitas terutama

berhubungan dengan lansia

4. Bagi profesi perawat disarankan

untuk lebih menguasai tugas dan

fungsi sebagai perawat.

5. Bagi peneliti selanjutnya dapat

melakukan penelitian lebih

dalam dan mengembangkan

penelitian mengenai “Hubungan

Dukungan Keluarga Terhadap

Pemanfaatan Posbindu Lansia”.

Bismillahirrohmannirrohim

Alhamdullillahhirobbil’alami n, saya bersyukur kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya

saya dapat menyelesaikan artikel ini.

Dengan segala kerendahan

hati, ucapan terima kasih kepada

seluruh pihak yang telah membantu

proses penulis artikel ini.

Azizah, L.M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya: Edisi Ke-2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Bagong, S.J. Dwi Narwoko. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Media Group.

Bappenas – BPS. 2010. Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025. Jakarta.

Dolan, P., Canavan, J., Pinkerton, J. 2006. Family Support as Reflective Practice. London : Jessica Kingsley Publishers. DAFTAR PUSTAKA

(15)

______. 2010. Profil Puskesmas Kelurahan Karasak. Bandung ______. 2005. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta. Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan.

Effendy, N. 1998. Dasr-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Friedman, M. Ma. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.

Henniwati. 2008. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur : Tesis. Universitas Sumatra Utara. Medan.

Marlina. 2010. Dukungan Keluarga Terhadap Pengontrolan Hipertensi Pada Anggota Keluarga Yang Lansia Di Gampoeng Aceh Darussalam : Thesis. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Mariam, Siti, R,. 2010. Buku Panduan Bagi Kader Posbindu Lansia. Indonesia. Muzaham, F. 1995. Sosiologi

Kesehatan. Jakarta : Universitas Indonesia.

Notoatmodjo. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo. 2003. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurchasanah. 2003. Mudah Lupa? Cukup Dua Buah Pisang Psychology Biopsychology Interaction. Third Edition. New York : John Willey and Sans.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Surabaya : Graha Ilmu.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suardiman, Siti Partini. 2011. Psikologi Usia Lanjut. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.

Suwandono dkk. 2000.

Pengembangan Model Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Terpadu. http://digilib.litbang.depkes.g o.id/go.php?id=jkpkbppk- gdl-res-2000-afus-84-model&q=lanjut+usia.

Gambar

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan (N=77)

Referensi

Dokumen terkait

Pada implikasinya pendekatan proyek dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut: (1) Menetapkan pokok proyek yang menarik perhatian dan menantang rasa ingin tahu anak lebih

Sama halnya, mereka yang menderita karena Lima Besar Karma Buruk dan Karma Buruk dari Pemfitnahan Dharma terhadap Ajaran Sesungguhnya dan mereka yang tidak mempunyai

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui (1) kompetensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja guru SD Negeri di Kecamatan Gondang (2) lingkungan

Namun sesuai tahap perancangan database bahwa tabel-tabel tersebut berisi data-data awal kegiatan akademik, sedangkan setelah diproses data-data akademik akan disimpan ke

Pemahaman konsep Matematika yang dimiliki siswa juga masih rendah dibuktikan dengan nilai ulangan semester ganjil yaitu pada siswa kelas IV A SD Negeri Kalisari 1

Konflik pertentangan antara pihak pemegang saham dengan pihak manajemen cenderung kearah pihak manajemen atau manajer perusahaan yang bertindak untuk kepentingan

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan (observasi), wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada seluruh tim produksi yang terlibat langsung dalam

Looking at the similarities amongst the test programs we did in Chapter 3, we can choose some parts of the code to create DirectX versions for the two basic game classes we created