• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Teori Tentang Pemasaran dan Jasa 2.1.1. Pengertian Pemasaran - Analisis Strategi Pemasaran Produk Pendanaan Untuk Peningkatan Dana Pihak Ketiga Pada PT. Bank Aceh Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Teori Tentang Pemasaran dan Jasa 2.1.1. Pengertian Pemasaran - Analisis Strategi Pemasaran Produk Pendanaan Untuk Peningkatan Dana Pihak Ketiga Pada PT. Bank Aceh Cabang Medan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Teori Tentang Pemasaran dan Jasa 2.1.1. Pengertian Pemasaran

Kotler dan Armstrong (2008), menyatakan bahwa “Pemasaran adalah

suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh

apa yang mereka inginkan dan butuhkan melalui penciptaan dan pertukaran

barang dan nilai dengan pihak lain”.

Stanton (1996), menyatakan bahwa, “Pemasaran adalah suatu sistem total

dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan

keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen

potensial.

Boone and Kurtz (2000),mendefinisikan “Pemasaran adalah suatu aktivitas

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang ada melalui penciptaan proses

pertukaran yang saling menguntungkan. Aktivitas pemasaran tersebut antara lain

perencanaan produk, kebijakan harga, melakukan promosi, distribusi, penjualan,

pelayanan, membuat strategi pemasaran, riset pemasaran, sistem informasi

pemasaran dan lain-lain yang terkait dengan pemasaran.”

2.1.2. Pengertian Jasa

Kotler (2007), menyatakan bahwa “Jasa adalah setiap tindakan atau

kegiatan suatu pihak yang dapat ditawarkan kepada pihak lain yang secara

(2)

Zeithaml dan Bitner (2001), menyatakan, “Service are going to move in this

decade to being the front edge of the industry”.

Lovelock (2001), menyatakan “Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan

yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak

berwujud tidak mengakibatkan kepemilikan apapun”. Sedangkan menurut Lamb,

Hair, dan Mc. Daniel (2001), “Jasa adalah hasil dari usaha penggunaan manusia

dan mesin terhadap sejumlah orang atau objek”, Tjiptono (2005), menyatakan

“Jasa adalah semua tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak

kepada pihak lainnya yang tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan

apapun”.

Payne (2006) mengemukakan bahwa sifat dan klasifikasi jasa penawaran

jasa dibedakan dalam lima kategori, yaitu :

1. Penawaran barang berwujud murni, contohnya adalah sabun, shampoo, dan

sebagainya.

2. Penawaran barang berwujud disertai jasa, contohnya penjualan produk

komputer dimana pelanggan membutuhkan instalasi atau servis komputer

yang sudah dibelinya.

3. Campuran, dimana porsi antara produk dan jasanya seimbang, contohnya

adalah penawaran makan direstaurant dimana pelanggan memesan makan

disertai dengan kebutuhan pelayanan yang memuaskan.

4. Jasa utama disertai barang tambahan, contohnya adalah perusahaan jasa travel

yang menjual jasa transportasi disertai produk tambahan misalnya makanan

(3)

5. Penawaran Jasa murni, contohnya yang sering ditemui adalah pelayanan jasa

cukur rambut (salon kecantikan).

Tjiptono (2005), mengutarakan ada lima karakteristik utama jasa yang

membedakannya dari barang, yaitu :

1) Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang. Barang merupakan suatu objek, alat, atau benda

dan jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja

(performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa,

dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.

2) Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Jasa

umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi

pada waktu dan tempat yang sama.

3) Variability/Heterogeinity (berubah-ubah)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standarized output,

artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa,

kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa

melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang

cenderung tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal

(4)

4) Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong,

kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak

dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.

5) Lack of OwnershipLack of Ownership

Merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Konsumen memiliki hak

penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya pada saat

pembelian barang. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan, atau

menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya

memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas

(misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan, dan pendidikan).

2.2. Teori Tentang Bauran Pemasaran Jasa

Marketing mix merupakan strategi kombinasi yang dilakukan berbagai

perusahaan dalam bidang pemasaran. Kombinasi yang terdapat dalam komponen

marketing mix harus dilakukan secara terpadu. Artinya, pelaksanaan dan

penerapan komponen ini harus dilakukan dengan memperhatikan antara satu

komponen dengan komponen lainnya. Karena antara satu komponen dengan

komponen lainnya saling berkaitan erat guna mencapai tujuan perusahaan dan

tidak efektif jika dijalankan sendiri-sendiri.

Penggunaan bauran pemasaran (marketing mix) dalam dunia perbankan

dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang sesuai dengan kebutuhan

bank. Menurut Lupiyoadi (2006), bahwa “Bauran pemasaran jasa terdiri dari

(5)

Sebagai suatu bauran pemasaran jasa, elemen-elemen tersebut saling

mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu tidak tepat

pengorganisasiannya akan mempengaruhi strategi pemasaran secara keseluruhan”.

2.2.1. Produk (Product)

Produk secara umum diartikan sebagai sesuatu yang dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginan pelanggan. Menurut Kotler (2007), “produk adalah

sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk

dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan

kebutuhan”

Dalam pengertian dapat disimpulkan bahwa produk adalah sesuatu yang

memberikan manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau

sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen. Produk biasanya digunakan untuk

dikonsumsi baik untuk kebutuhan rohani maupun jasmani. Untuk memenuhi

keinginan dan kebutuhan akan produk, maka konsumen harus mengorbankan

sesuatu sebagai balas jasanya, misalnya dengan cara pembelian.

Dalam hal dunia perbankan di mana produk yang dihasilkan berbentuk

jasa, maka akan dijelaskan cirri-ciri produk yang berbentuk jasa tersebut.

Adapun ciri-ciri karateristik jasa adalah sebagai berikut:

a. Tidak berwujud

Tidak berwujud artinya tidak dapat dirasakan atau dinikmati sebelum jasa

tersebut dibeli atau dikonsumsi. Oleh karena itu, kasa tidak memiliki wujud

(6)

b. Tidak terpisahkan

Jasa tidak terpisahkan artinya antara si pembeli jasa dengan dengan sipenjual

jasa saling berkaitan satu sama lainnya, tidak dapat dittitipkan melalui orang

lain.

c. Beraneka ragam

Jasa memiliki aneka ragam bentu artinya jasa dapat diperjual belikan dalam

berbagai bentuk atau wahana seperti tempat, waktu, atau sifat.

d. Tidak tahan lama

Jasa diklasifikasikan tidak tahan lama, artinya jasa tidak bias disimpan begitu

jasa dibeli maka akan segera dikonsumsi.

Menurut Kasmir (2003), agar produk yang dibuat laku dipasaran, maka

penciptaan produk haruslah memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan

keinginan nasabahnya. Produk yang yang berkualitas tinggi artinya memiliki nilai

yang lebih baik dibandingkankan produk pesaing, atau sering disebut produk plus.

Bagi dunia perbankan produk plus harus selalu diciptakan setiap waktu, sehingga

dapat menarik minat calon nasabah yang baru atau dapat mempertahankan

nasabah yang sudah ada sekarang ini.

Dalam menciptakan produk plus tidaklah mudah. Produk plus yang

diciptakan harus memiliki keunggulan dan kelebihan jika dibandingkan dengan

produk pesaing. Untuk menciptakan produk plus maka diperlukan kondisi-kondisi

yang satu sama lain saling mendukung.

Dalam strategi produk, bank harus dapat memodifikasi produk yang sudah

(7)

Strategi produk biasanya dimulai dari penciptaan logo dan motto yang dibuat

semarak mungkin. Kemudian menciptakan merek terhadap produk yang

ditawarkan.

Strategi produk merupakan strategi pemasaran lainnya. Yang perlu

diperhatikan dalam strategi produk ini adalah mengembangkan produk baru, hal

ini harus dilakukan karena persaingan antar bank yang semakin ketat disebabkan

nasabah sudah cukup kritis dan pandai membanding-bandingkan produk bank

yang satu dengan yang lainnya.

2.2.2. Harga (Price)

Harga salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan

harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat

menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Salah dalam menentukan

harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan. Dalam perbankan

penetapan harga adalah penetapan tingkat suku bunga yang terdiri dari bunga

simpanan dan bunga kredit. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus

dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan

yang diterima dari nasabah (Kasmir, 2003).

Dalam kegiatan perbankan konvensional sehari-hari, ada tiga macam

bunga yang diberikan kepada nasabah, yaitu:

1. Bunga Simpanan

Merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah pemilik

(8)

nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Sebagai contoh, jasa giro, bunga

tabungan, dan bunga deposito.

2. Bunga Pinjaman

Merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam atau harga jual

yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Bagi bank bunga

pinjaman merupakan harga jual dan contoh harga jual adalah bunga kredit.

3. Biaya-biaya

Biaya-biaya yang ditentukan oleh bank seperti biya administrasi, biaya kirim,

biaya tagih biaya sewa, biaya iuran, dan biaya-biaya lainnya yang kita kenal

dengan nama fee based

Penentuan harga oleh suatu bank dimaksudkan untuk berbagai tujuan yang

hendak dicapai. Secara umum tujuan penentuan harga adalah sebagai berikut

(Kasmir, 2003) adalah:

1. Untuk Bertahan Hidup

Dalam hal ini bank menentukan harga semurah mungkin dengan maksud

produk atau jasa yang ditawarkan laku dipasaran.

2. Untuk Memaksimalkan Laba

Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga

laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan

harga murah atau tinggi.

3. Untuk Memperbesar Market Share

Penentuan harga ini dengan harga yang murah sehingga diharapkan jumlah

(9)

produk yang ditawarkan seperti penentuan suku bunga simpanan yang lebih

tinggi dari pesaing.

4. Mutu Produk

Tujuan adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang

ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga jual ditentukan

setinggi mungkin

5. Karena Pesaing

Dalam hal ini penentuan harga dengan melihat harga pesaing. Tujuanya

adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing artinya

bunga simpanan diatas pesaing dan bunga pinjaman di bawah pesaing.

Harga merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk

memperoleh jasa hasil perusahaan. Dalam mempertimbangkan harga harus

diperhatikan tingkat permintaan jasa, perkiraan biaya produksi/operasional, harga

jasa pesaing, situasi, dan kondisi persaingan serta pasar sasaran.

Pertimbangan harga mencakup tingkat harga, potongan harga dan komisi,

termasuk pembayaran dan kredit. Harga bisa juga berperan dalam membedakan

satu jasa dari layanan lain, sehingga terbentuk persepsi pelanggan mengenai nilai

yang didapat dari layanan dan interaksi harga dengan kualitas menjadi

pertimbangan penting dalam penetapan harga jasa.

Lupiyoadi (2006) menyatakan, “bahwa kegiatan penetapan harga

memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran, karena penetapan

harga terkait langsung nantinya dengan revenue yang diterima oleh perusahaan.

(10)

jauh layanan jasa dinilai oleh konsumen, dan juga dalam proses membangun citra.

Penetapan harga juga memberikan persepsi tertentu dalam hal kualitas.”

2.2.3. Tempat (Place)

Menurut Lupioyadi (2006), place merupakan gabungan antara lokasi dan

keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana

cara penyampaian jasa kepada konsumen dan di mana lokasi yang strategis.

Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan

melakukan operasi. Ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila keadaannya seperti

maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat

dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus

strategis.

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu

penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap

bekualitas.

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung, berarti service

dan provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti

telepon, computer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak

penting selama komunikasi antara dua belah pihak dapat terlaksana.

Tempat (Place) merupakan perencanaan dan pelaksanaan program

penyaluran produk melalui lokasi pelayanan yang tepat pada waktu yang tepat

dan dengan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

(11)

Kantor Cabang, yang secara langsung menyediakan produk dan jasa yang

ditawarkan. Dengan semakin majunya teknologi, saluran distribusi dapat

dilakukan melalui saluran telekomunikasi seperti telepon dan jaringan internet.

Penentuan lokasi bagi industri perbankan lebih ditekankan kepada lokasi

cabang. Penentuan lokasi kantor cabang bank dilakukan untuk cabang utama,

cabang pembantu atau kantor kas. Penentuan lokasi kantor beserta sarana dan

prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar nasabah

mudah menjangkau setiap lokasi bank yang ada. Demikian pula sarana dan

prasarana harus memberikan rasa yang nyaman dan aman kepada seluruh nasabah

yang berhubungan dengan bank.

Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah dalam

menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya.

Lokasi yang tidak strategis akan mengurangi minat pelanggan untuk berhubungan

dengan bank.

2.2.4. Promosi (Promotion)

Promosi mencakup berbagai metode dalam berkomunikasi dengan pasar,

melalui iklan, aktivitas personal selling, promosi penjualan dan bentuk-bentuk

langsung dalam rangka publisitas dan komunikasi tidak langsung seperti

kehumasan. Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan

seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung.

Tanpa promosi jangan diharapkan nasabah dapat mengenal bank. Oleh

karena itu promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan

(12)

menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik

calon pelanggan yang baru.

Kasmir (2003) menyatakan bahwa sarana promosi yang dapat digunakan

oleh setiap bank dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya yaitu:

1. Periklanan ( Advertising )

Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna

menginformasikan, menarik, dan mempengaruhi calon pelanggannya.

Pengunaan promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media

seperti koran, majalah, televisi, radio atau media lainya.

2. Promosi Penjualan ( Sales Promotion )

Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan atau untuk

meningkatkan jumlah pelanggan. Promosi penjualan dilakukan untuk menarik

pelanggan untuk segera membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan,

oleh karena itu agar pelanggan tertarik untuk membeli maka perlu dibuatkan

promosi penjualan yang semenarik mungkin.

3. Publisitas (Publicity)

Menurut Lupiyoadi (2006), bauran promosi mencakup aktivitas periklanan,

personal selling, promosi penjualan, public relation, informasi dari mulut ke

mulut (word of mouth), direct marketing, dan publikasi.

a. Advertising (Periklanan)

Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun

kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, untuk

(13)

membujuk calon konsumen membeli atau menggunakan jasa tersebut,

dan membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain yang

mendukung positioning jasa.

b. Personal Selling

Personal selling mempunyai peranan penting dalam peranan jasa, karena:

(1) interaksi secara interpersonal antara penyedia jasa dan konsumen

sangat penting, (2) jasa tersebut disediakan oleh orang bukan mesin, dan

(3) orang merupakan bagian dari prosuk jasa. Sifat personal selling lebih

luwes karena penjual dapat secara langsung menyesuaikan penawaran

penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli.

Selain itu, tenaga penjual dapat langsung mengetahui reaksi calon

pembeli terhadap penawaran penjualan, sehingga dapat mengadakan

penyesuaian-penyesuaian di tempat pada saat itu juga.

c. Sales Promotion

Sales promotion adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk

meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan

akhirnya. sales promotion dapat diberikan kepada: (1) kunsumen, berupa

free offers, sample, demonstration, coupons, cash refunds, prized,

contests, dan waranties; (2) intermediaries, berupa free goods, discounts,

advertising allowences, cooperative advertising, distribution contests,

idan iawards; (3) sales forces, berupa bonus, penghargaan, contests dan

(14)

d. Public Relation

Public relation merupakan kiat pemasaran penting, dimana perusahaan

harus berhubungan dengan kumpulan publik yang sangat besar selain

dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur. Public ralation berperan

dalam: (1) membangun image, (2) mendukung aktivitas komunikasi

lainnya, (3) mengatasi permasalahan, (3) mengatasi permasalahan dan isu

yang ada, (4) mempengaruhi publik yang spesifik, dan (5) mengadakan

launching untuk produk/jasa.

e. Word of Mouth

Word of mouth sangat penting dalam mempromosikan jasa. Konsumen

sangat dekat dengan pengiriman jasa, dengan kata lain konsumen

tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang

pengalamannya dalam menerima jasa tersebut.

f. Direct Marketing

Terdapat beberapa elemen dari direct marketing, yaitu: direct mail, mail

order, direct response, direct selling. Telemarketing, dan digital

marketing

2.2.5. Orang (People)

People adalah seluruh aktor manusia yang mengambil bagian dalam

delivery jasa dan turut mempengaruhi persepsi pembeli; yaitu, personel

perusahaan, pelanggan dan pelanggan lain dalam lingkungan jasa (Lupiyoadi,

(15)

jajaran front office, back office sampai tingkat manajerial. Para pekerja Bank

dituntut untuk melayani nasabah secara optimal.

Dalam perusahaan jasa, unsur people ini bukan hanya memainkan peranan

penting dalam bidang produksi atau operasional saja, tetapi juga dalam melakukan

hubungan kontak langsung dengan konsumen. Perilaku orang-orang yang terlibat

langsung ini sangat penting dalam mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan

image perusahaan jasa yang bersangkutan. Seluruh aktor manusia yang

berpartisipasi dalam delivery jasa mengisyaratkan sifat jasa kepada nasabah.

Bagaimana cara mereka berpakaian, penampilan pribadi, sikap dan perilaku

mereka akan mempengaruhi persepsi nasabah.

Peran penyedia jasa atau contact person menjadi sangat penting. Bahkan,

untuk beberapa produk jasa tertentu, seperti konsultasi, konseling, pengajaran dan

jasa profesional berbasis relasi lain, penyedia jasa kerap dianggap sebagai jasa itu

sendiri. Pada kasus lain, contact person mungkin nampaknya berperan kecil

dalam delivery jasa, misalnya tenaga penginstal telepon atau petugas pasasi di jasa

penerbangan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa para penyedia jasa ini

mungkin menjadi titik kunci dari service encounter yang terbukti sangat penting

bagi perusahaan.

2.2.6. Proses (Process)

Menurut Lupiyoadi (2006), “proses merupakan gabungan semua aktivitas,

umumnya terdiri dari prosedur, jadwal, pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan

hal-hal rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Proses

(16)

1. Complexity, hal ini berhubungan dengan langkah-langkah dan tahap dalam

proses.

2. Divergence, berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah atau

tahap proses.

Sehubungan dengan dua cara tersebut terdapat empat pilihan yang dapat

dipilh, yaitu:

1. Reduced Divergence, dalam hal ini berarti terjadi pengurangan biaya,

peningkatan produktivitas dan kemudian distribusi.

2. Increased Divergence, berarti memperbanyak kustomisasi dan fleksibilitas

dalam produksi yang dapat menimbulkan naiknya harga.

3. Reduced Complexity, berarti cenderung lebih terspesialisasi.

4. Increased Complexity, berarti lebih cenderung ke penetrasi pasar dengan cara

menambah services yang diberikan.

Proses merupakan suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan

melaksanakan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumennya secara cepat dan tepat. Untuk perusahaan jasa kerjasama antara

marketing dan operasional sangat penting dalam elemen proses ini. Proses adalah

prosedur, mekanisme dan arus aktivitas aktual saat jasa dideliver. Meliputi sistem

dan prosedur, termasuk persyaratan ataupun ketentuan yang diberlakukan oleh

Bank terhadap produk dan jasa Bank. Sistem dan prosedur akan merefleksikan

penilaian, apakah pelayanan cepat atau lambat. Pada umumnya nasabah lebih

(17)

yang lebih tinggi. Penggunaan teknologi yang tepat guna serta kreativitas yang

prima diperlukan, untuk suatu proses yang cepat namun aman.

Langkah-langkah aktual delivery sebagaimana dialami nasabah atau arus

operasional jasa akan memberi bukti pada nasabah dalam menilai kualitas jasa.

Beberapa produk jasa sangatlah kompleks, nasabah perlu melalui berbagai

tahapan yang rumit dan ekstensif guna menjalani proses layanan. Jasa berbirokrasi

tinggi kerap mengikuti pola ini dan logika di balik tahapan-tahapan ini seringkali

tidak dipahami nasabah. Ciri menonjol lain dari proses yang bisa memberikan

bukti bagi nasabah adalah apakah jasa mengikuti lini produksi/pendekatan standar

atau apakah proses tersebut merupakan proses yang customized dan

pemberdayaan. Secara inheren tidak ada dari ciri jasa ini yang lebih baik atau

buruk. Namun perlu dicatat, ciri jasa adalah bentuk bukti lain yang digunakan

nasabah dalam menilai jasa.

2.2.7. Pelayanan Kepada Konsumen (Customer Service)

Customer service pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai outcome dari

kegiatan distribusi dan logistic, dimana pelayanan diberikan kepada konsumen

untuk mencapai kepuasan. Customer service meliputi aktivitas untuk memberikan

service secara umum adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan

untuk memberikan kepuasan nasabah, melalui pelayanan yang dapat memenuhi

keinginan dan kebutuhan nasabah (Kasmir, 2003).

Customer service memegang peranan sangat penting. Dalam dunia

perbankan, tugas utama seorang customer service memberikan pelayanan dan

(18)

para nasabah selalu berusaha menarik dengan cara merayu para calon nasabah

menjadi nasabah bank yang bersangkutan dengan berbagai cara. Cutomer service

harus dapat menjaga menjaga nasabah lama agar tetap menjadi nasabah bank.

Cutomer service merupakan tulang punggung kegiatan operasional dalam dunia

perbankan. Dalam praktiknya fungsi customer service adalah sebagai berikut

(Kasmir, 2003) :

1. Sebagai resepsionis, artinya seorang customer service berfungsi sebagai

penerima tamu yang datang ke bank. Dalam hal menerima tamu, customer

service harus bersikap dengan ramah- tamah, sopan, dan menyenangkan.

2. Sebagai deskman, artinya seorang customer service berfungsi sebagai orang

yang melayani berbagai macam aplikasi yang diajukan nasabah atau calon

nasabah.

3. Sebagai salesman, artinya customer service berfungsi sebagai orang yang

menjual produk perbankan sekaligus sebagai pelaksana cross selling.

4. Sebagai customer relation officer, yaitu berfungsi sebagai orang yang dapat

membina hubungan baik dengan seluruh nasabah, termasuk merayu atau

membujuk agar nasabah tetap bertahan tidak lari dari bank yang bersangkutan

apabila menghadapi masalah.

5. Sebagai komunikator, artinya cutomer service berfungsi sebagi orang yang

menghubungi pelanggan dan memberikan informasi tentang segala sesuatu

(19)

2.3. Teori Tentang Keputusan Pembelian Konsumen

Keputusan atau niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan

dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak

unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Keputusan pembelian

merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian

sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan keputusan pembelian

sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu

produk maupun untuk memprediksikan perilaku konsumen di masa mendatang

(Setiadi, 2003). Keputusan atau niat untuk membeli terbentuk dari sikap

konsumen terhadap kenyakinan konsumen terhadap kualitas produk, maka akan

menyebabkan menurun atau meningkatnya keputusan atau niat untuk membeli

konsumen.

Dalam usaha mengenal konsumen, perusahaan perlu mempelajari

perilaku-perilaku konsumen yang merupakan perwujudan dari seluruh jiwa

manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Persepsi-persepsi pengaruh orang lain

dan motivasi-motivasi internal akan berinteraksi untuk menentukan keputusan

terakhir yang dianggap paling sesuai. Menurut Handoko (2000), perilaku

konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli,

menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka

(20)

Ada dua aspek penting dari perilaku konsumen, yaitu:

1. Proses pengambilan keputusan.

2. Kegiatan fisik yang kesemuanya ini melibatkan individu dalam menilai,

mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa ekonomis.

Dalam perilaku konsumen tersebut, karakteristik konsumen dan proses

pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Tugas

pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari

adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian pembeli,

sedangkan tugas manajer adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran

pembelian antara datangnya stimulasi luar dan keputusan pembelian (Kotler,

2007).

Menurut Kotler (2007), bahwa keputusan untuk membeli yang diambil

oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan.

Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu

produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk

itu dengan mempertimbangkan informasi – informasi yang ia ketahui dengan

realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya.

Proses keputusan pembelian bukan sekedar mengetahui berbagai faktor

yang akan memengaruhi pelanggan, tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian

keputusan untuk membeli. Menurut Simamora (2005), terdapat lima peran yang

terjadi dalam keputusan pembelian yaitu :

1. Pemrakarsa : orang yang pertamakali menyarankan membeli suatu produk

(21)

2. Pemberi pengaruh : orang yang pandangan /nasehatnya memberi bobot dalam

pengambilan keputusan akhir.

3. Pengambil keputusan : orang yang sangat menentukan sebagian atau

keseluruhan keputusan pembelian, apakah pembeli, apa yang dibeli, kapan

hendak membeli, bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli.

4. Pembeli : orang yang melakukan pembelian nyata.

5. Pemakai : orang yang mengkomsumsi atau menggunakan produk atau jasa.

Menurut Kotler (2007), ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian,

yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan

pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Berikut adalah gambar model proses

pembelian lima tahap tersebut :

Sumber : Kotler (2007)

Gambar 2.1 Model Proses Pembelian Lima Tahap

Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima

tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi,

khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi

dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya

tidak sesuai.

1. Pengenalan kebutuhan

Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli

menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan

(22)

yang diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari

dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah

haus dan lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan

berubah menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman yang sudah ada.

Seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong

kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu.

2. Pencarian informasi

Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi

sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari

informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya

informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan

kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah

kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari

keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah

yang maksimal

3. Evaluasi alternatif

Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh

gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya

serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha

memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan

sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk

(23)

4. Keputusan pembelian

Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam

menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi

alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana

yang akan dibeli

5. Perilaku setelah pembelian

Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan,

maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut

menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan.

Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya

maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung

untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang

atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu

konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen

melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang baru saja

membeli produknya

Sumber : Kotler (2007)

Gambar

Gambar 2.1 Model Proses Pembelian Lima Tahap
Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini pola pengasuhan mengacu pada pendapat Hurlock (1999:93) yang menyatakan bahwa pola pengasuhan terdiri dari tiga macam, yaitu: otoriter, permisif dan

Berkaitan dengan kewenangan menjaminkan, benda yang dijaminkan harus milik dari rahin jika benda yang dijaminkan bukan milik rahin maka perjanjian rahn tidak sah, berbeda

Ini berarti pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar semakin baik, untuk mesin dengan katup fixed timing pada putaran mesin 1000 rpm sampai 4000 rpm terjadi

Dan ketika cerita ini saya dengar, sang tukang tidak pernah sepi dari pekerjaan karena seperti kata Grant Pemberi selalu disenangi dan orang akan dengan rela hati mengenalkan

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa Dewan Pengawas Syariah (DPS) belum berjalan secara efektif karena belum di libatkan dalam operasionalisasi BMT Ramadana,

Faktor lain yang menjadi alasan tidak berkembangnya tanaman agave di Indonesia adalah karena kurangnya kepedulian pengguna serat terhadap produk serat dalam negeri

Objective of the Research is to explain how using Silent Film can improve the writing ability of the eighth grade students of SMP 02 Gebog in the academic year 2011/2012 or not.. In

Hasil dari kurva polarisasi tersebut menunjukkan pola yang sama dengan metode pengurangan beratnya, yaitu pada konsentrasi inhibitor yang semakin besar pada range