KONSEP DASAR PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN
A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Menurut pandangan para ahli biologi “pertumbuhan” diartikan sebagai
suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau pikiran dimensif dari pada
tubuh dan bagian-bagiannya. Sedangka kata “perkembangan” dimaksudkan
untuk menunjukan perubahan-perubahan dalam bentuk/bagian tubuh dan
integrasi ke dalam suatu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu
berlangsung. Jadi pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya
dapat diamati dengan memperhatikan perubahan-perubahan dalam bentuk
ketika terjadi dan dalam bentuk-bentuk tingkah laku ketika telah tercapai
kematangan.
Berdasarkan literature yang ada isitilah pertumbuhan biasanya merujuk
untuk menyatakan perubahan dalam bentuk fisik yang secara kuantitatif
semakin besar/panjang. Sedangkan istilah perkembangan diberi makna dan
digunakan untuk menyatakan terjadinya perubahan aspek psikologis dan aspek
social.
1. PERTUMBUHAN
a. Pengertian Pertumbuhan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pertumbuhan berasal
dari kata tumbuh yang berarti tambah besar atau sempurna. Serta Secara
hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung
secara normal pada anak yang sehat dalam perjalanan waktu tertentu.
Pengertian Pertumbuhan menurut para ahli
1. Karl E. Garrison: Pertumbuhan adalah perubahan individu dalam
bentuk ukuran badan, perubahan otot, tulang, kulit, rambut dan
kelenjar.
2. Atan Long: Pertumbuhan adalah perubahan yang dapat diukur dari
satu peringkat ke satu peringkat yang lain dari masa ke masa.
3. D.S Wright & Ann Taylor: Pertumbuhan adalah pertambahan dalam
berbagai sifat luaran seseorang (sifat jasmani , seperti: ukuran tubuh,
tinggi, berat badan dan lain-lain).
4. Kartono : Pertumbuhan merupakan perubahan secara fiologis sebagai
hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung
secara normal pada diri anak dan berdasarkan peredaran waktu
tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
merupakan perubahan individu beruapa fisik yang bersifat kuantitatif
tentunya yang dapat diukur. Dapat dicontohkan misalnya pertumbuhan
berat badan, bertambahnya tinggi, dan bertambahnya panjang pada rambut.
b. Pengertian Perkembangan
Perkembangan berasal dari kata kembang menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia kembang berarti maju, menjadi lebih baik.
Perkembangan ( Development ) adalah suatu proses perubahan ke
arah kedewasaan atau pematangan yang bersifat KUALITATIF
materiil dan hasil belajar dan biasanya tidak dapat diukur. Contoh :
pematangan sel ovum dan sperma, munculnya kemampuan berdiri dan
berjalan, dst.
Pengertian Perkembangan Menurut Para Ahli
1. Libert, Paulus dan Stauss (Singgih, 1990: 31) merumuskan arti
perkembangan yaitu: "perkembangan adalah proses perubahan dalam
pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan
interaksi dengan lingkungan".
2. E.B. Harlock : Perkembangan merupakan serangkaian perubahan
progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif .
3. Crow: Perkembangan adalah perubahan secara kualitatif serta
cenderung kearah yang lebih baik dari segi pemikiran, rohani, moral,
dan sosial.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
perkembangan yaitu merupakan perubahan individu kearah yang lebih
sempurna yang terjadi dari proses terbentuknya individu sampai ahir hayat
dan berlangsung secara terus menerus. Sebagai contoh anak yang baru
berusia 5 bulan hanya dapat tengkurab kemudian setelah kira-kira 7 bulan
sudah bisa berdiri tapi dengan bantuan orang lain, kemudian pada umur 9
bulan baru dapat berdiri sendiri dan mulai berjalan sedikit demi sedikit.
dapat berlari-lari. Maka proses perubahan tersebut dinamakan dengan
perkembangan.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Perkembangan individu tidak berlangsung secara otomatis, tetapi
perkembangan tersebut sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu:
1. Heriditas 2. Lingkungan
3. Kematangan fisik dan psikis
4. Dan aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, dalam
arti anak bisa mengadakan seleksi, bisa menolak dan menyetujui
serta mempunyai emosi
B. CIRI-CIRI PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN 1. PERTUMBUHAN
Terdapat 4 kategori perubahan sebagai ciri pertumbuhan menurut
Soetjiningsih (1998) yaitu :
a. Perubahan ukuran
Perubahan ini terlihat jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan
bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi
badan, lingkaran kepala, dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung,
paru-paru, atau usus akan bertambah besar sesuai dengan peningkatan
kebutuhan tubuh.
b. Perubahan proporsi
Perubahan proporsi juga merupakan ciri pertumbuhan. Anak
bukanlah dewasa kecil. Tubuh anak memperlihatkan perbedaan
proporsi bila dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Proporsi tubuh
ataupun orang dewasa. Pada bayi baru lahir, kepala relatif mempunyai
proporsi yang lebih besar dibandingkan pada umur lainnya. Titik pusat
tubuh bayi baru lahir kurang lebih setinggi umbilicus, sedangkan pada
orang dewasa titik pusat tubuh terdapat kurang lebih simpisis pubis.
c. Hilangnya ciri-ciri lama
Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi
perlahan-lahan, seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, dan
menghilangnya reflek-reflek primitif.
d. Timbulnya ciri-ciri baru
Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah sebagai akibat pematangan
fungsi-fungsi organ. Perubahan fisik yang penting selama
pertumbuhan adalah munculnya gigi tetap yang menggantikan gigi
susu yang telah lepas, dan munculnya tanda-tanda seks sekunder
seperti timbulnya rambut pubis, aksila, dan lain-lain.
2. PERKEMBANGAN
Perkembangan merupakan sederetan perubahan fungsi organ tubuh yang berkelanjutan, teratur, dan saling terkait. Seperti pertumbuhan, perkembangan pun mempunyai cirri-ciri tertentu sebagai suatu pola yang tetap walaupun variasinya sangat luas.
Perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, antara lain meliputi perkembangan sistem neuromuskuler, bicara, emosi, dan social. Kesemua fungsi tersebut memiliki peran penting dalam kehidupan manusia yang utuh. Ciri-ciri perkembangan adalah :
Karena perkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan, maka setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perubahan-perubahan tersebut meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda kematangan suatu organ tubuh tertentu.
2. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
Seseorang tidak bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahap sebelumnya. Misalnya, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Karena itu, perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan, tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, berdiri sebelum berjalan, dan sebagainya. 4. Perkembangan memiliki kecepatan yang berbeda
Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda-beda. Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal masa remaja, sedangkan bagian tubuh yang lain mungkin berkembang pesat pada masa lainnya.
5. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi, dan lain-lain (Moersintowarti, 2002).
C. HUKUM-HUKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
-kecenderungan umum dalam pertumbuhan dan perkembangan, yang selanjutnya dinamakan hukum-hukum perkumbuhan dan perkembangan. 1. Hukum Cephalocoudal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan pranatal, yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih "matang" daripada bagian-bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat daripada anggota badan lainnya. Baik pada masa perkembangan pranatal, neonatal, rnaupun anak-anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya mula-mula kecil dan makin lama perband'rngan ini makin besar.
2. Hukum Proximodistal
Hukum Proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi. Hal ini tentu saja karena alat-alat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu lebih vital, misalnya anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bisa melangsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan-kelainan pada anggota gerak, akan tetapi bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa berakibat fatal.
Ditinjau dari sudut biologis, sudut anatomis, dan sudut ilmu faal masih banyak lagi ketentuan yang berhubungan dengan pertumbuhan, struktur dan fungsi, serta kefaalan anggota tubuh. Misalnya dalam hal kematangan, anggota-anggota tubuh akan tumbuh, berkembang, dan berfungsi yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Contohnya terlihat pada kelenjar-kelenjar kelamin, yang baru mulai berfungsi (matang) ketika anak memasuki masa remaja. Pada saat ini terjadi
Pada setiap aspek terjadi perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian berangsur menuju hal yang khusus. Anak akan lebih dulu mampu menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan baru kemudian menggerakkan jemarinya. Dari sudut perkembangan juga terlihat hal yang tadinya umum ke khusus.
4. Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan Perkembangan
Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda dalam setiap fase perkembangan. Sebenarnya ciri-ciri perkembangan sebelumnya diperlihatkan pada masa berikutnya, hanya saja terjadi dominasi pada ciri-ciri yang baru. Namun demikian ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembangdan tidak meningkat lagi, hal ini disebut fiksasi.
5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Setiap tahap perkembangan perkembangan tidak berlangsung secara melompat-lompat. Akan tetapi menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula. Yang ditentukan oleh kekuatan yang ada dalam diri anak.
Dalam praktik, sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada keseluruhan perkembangan mental, yakni:
a. Jika perkembangan kemampuan fisik untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalistik fisik yang terganggu.
b. Jika perkembangan kemampuan sangat terlambat dibandingkan dengan anak-anak yang lain pada masa perkembangan yang sama.
D. PRINSIP-PRONSIP PERKEMBANGAN
Arnold Gesell membagi prinsip-prinsip dasar pemkembangan menjadi lima yaitu:
1. Principle of Developmental Direction (Prinsip Arah Perkembangan)
teratur. Kenyataanya adalah perkembangan bergerak maju secara sistematis dari kepala hingga ke ujung kaki,contohnya seorang bayi yang baru lahir relatif lebih matang susunan saraf motoriknya di bagian kepala daripada yang ada di bagiannya muncul lebih dulu dibandingkan koordinasi kaki.
Perkembangan ini cendrung dalam teratur mulai dari arah kepala ke kaki, hal ini disebut sebagai tren cefalokaudal(cephalocaudal trend). Perkembangan juga bergerak dari pusat tubuh ke arah luar, ke arah pinggir. Contohnya, gerakan-gerakan bahu terlihat jauh lebih teratur pada awal kehidupan seorang anak dibandingkan gerakan-gerakan pergelangan tangan dan jari-jemarinya. Berikutnya adalah tren proksimodistal
(proximodistal trend) atau dari arah terdekat menuju yang terjauh, bisa
dilihat pada perilaku tangan yang menggenggam pada anak. Pada usia 20 minggu, perilaku ini berlangsung secara serampangan dan didominasi oleh gerakan-gerakan lengan atas, tetapi pada minggu ke-28, ketika si anak sudah bisa menggunakan jempolnya secara lebih cermat, gerakan ini menunjukkan keahlian motorik yang lebih baik. Kedua tren cefalokaudal
dan proksimodistal ini menguatkan pendapat Gesell bahwa perkembangan
(dan perilaku) memiliki arah dan arah ini pada dasarnya merupakan suatu fungsi mekanisme genetik yang telah terprogram.
2. Principle of Reciprocal Interweaving(Prinsip Jalinan Timbalbalik)
urutan perkembangan yang menghasilkan aktivitas berjalan kaki sebagai rangkaian pergantian antara dominasi otot pengencang dan dominasi otot pelonggar pada lengan dan kaki; hal ini dilakukan melalui semacam koordinasi dan integrasi otot-otot saraf dalam jangka waktu tertentu.
Gesell menggunakan prinsip ini untuk menggambarkan berkembangnya kemampuan berjalan kaki dan juga berkembangnya kemampuan menggerakkan tangan-kanan atau tangan-kiri. Ia menyimpulkan prinsip tersebut sebagai susunan hubungan timbal-balik antara dua fungsi atau sistem saraf motorik yang saling berlawanan, yang secara ontogenik terwujud melalui peralihan periodik yang semakin meningkat antara berbagai komponen fungsi atau sistem, dengan modulasi dan integrasi progresif pada pola-pola perilaku yang dihasilkan (Gesell, 1954, h. 349). Melalui prose-proses yang saling melengkapi seperti itu, rangkaian kekuatan yang saling berlawanan menjadi meningkat (atau dominan) dalam waktu yang berbeda-beda selama berlangsungnya siklus perkembangan. Kinerja dari kekuatan-kekuatan yang berlawanan ini menghasilkan integrasi dan kemajuan ke arah tingkat kematangan yang lebih tinggi.
3. Principle of Functional Asymmetry (Prinsip Asimetri Fungsional):
Menurut prinsip ini prilaku berlangsung melalui periode-priode perkembangan yang bersifat asimetris (tidak seimbang) agar organisme bisa mencapai kadar kematangan pada tahapan selanjutnya. Contoh yang diberikan oleh Gesell sebagai ilustrasi mengenai prinsip kompleks ini diantaranya adalah tanggapan dasar yang disebut refleks pengencangan otot leher (tonic neck reflex). Refleks ini terjadi ketika seorang anak mengambil posisi tubuh seperti seorang pemain anggar, di mana kepala menoleh ke satu sisi, satu tangan terentang ke samping dan kaki pada sisi tersebut tetap lurus, sementara tangan yang lain terlipat melintang di dada, dan kaki lainnya menekuk lutut.
berbarengan memegangi suatu benda yang tergantung. Ini menjadi langkah penting bagi si anak untuk menguasai dan memahami lingkungannya. Gesell juga menegaskan bahwa prinsip asimetri fungsional sangat terkait dengan perkembangan gerakan tangan dan bentuk-bentuk dominasi psikomotor yang lainnya. Hal itu juga membantu mencegah anak-anak dari kemungkinan kekurangan napas (dengan cara menolehkan kepala) dan merupakan simpanan dari berbagai refleks yang turut menyumbang terbentuknya tindakan tertentu, misalnya melempar bola dan bahkan agresi.
4. Principle of Individuating Maturation(Prinsip Kematangan Individu):
Prinsip ini menekankan pentingnya pola pertumbuhan, yakni mekanisme internal dalam diri individu yang menentukan arah dan pola perkembangannya. Menurut Prinsip maturasi individuasi, perkembangan merupakan proses terbentuknya pola-pola berurutan yang telah tertentukan dan terwujud seiring dengan bertambah matangnya organisme.
Gesell menekankan hubungan antara pematangan dengan lingkungan sebagai berikut: Faktor-faktor lingkungan ikut mendukung, membelokkan, dan meng-khususkan; tetapi faktor-faktor lingkungan tidak menjadi penyebab munculnya bentuk-bentuk pokok dan tata urutan ontogenesis. Sebagai konsekuensinya, pembelajaran (learning) hanya bisa terjadi ketika struktur-struktur telah berkembang sehingga memungkinkan terjadi adaptasi perilaku, dan sebelum struktur-struktur itu berkembang maka pendidikan semacam apa pun tidak akan bisa efektif. Gesell sangat menekankan peranan faktor-faktor biologi. Gesell menegaskan bahwa efek-efek lingkungan terhadap hasil akhir perkembangan bersifat amat terbatas.
5. Principle of Self-Regulatory Fluctuation (prinsip fluktuasi teratur):
yang seimbang. Artinya bahwa perkembangan bergerak naik-turun
(fluctuates) antara periode stabil dan periode tidak stabil, dan antara
periode pertumbuhan aktif dan periode konsolidasi. Fluktuasi progresif ini, yang amat mirip dengan kaidah “memberi dan menerima” dalam prinsip jalinan timbal balik, berpuncak pada serangkaian tanggapan yang bersifat stabil. Semua fluktuasi ini bukannya tidak dikehendaki atau berjalan acak. Sebaliknya, semua itu merupakan upaya organisme untuk mempertahankan keutuhannya sambil memastikan bahwa pertumbuhan yang berkelanjutan tetap berjalan.
Menurut Gesell, dalam kenyataannya setiap urutan tahapan yang khas akan berlangsung berulang-ulang seiring dengan semakin dewasanya si anak, dan tahapan-tahapan yang tidak seimbang atau goyah akan selalu diikuti oleh tahapan-tahapan yang seimbang. Gambar 3.1 menunjukkan tingkatan keseimbangan dalarn perkembangan anak sejak usia 2 hingga 16 tahun, menggambarkan bagaimana perkembangan berlangsung dalam siklus yang meliputi keadaan yang relatif seimbang sampai keadaan yang relatif tidak seimbang. Garis tren dalam gambar menunjukkan karakteristik perilaku anak-anak pada umumnya, dan balikan perilaku setiap anak.