• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ORNAMEN ARSITEKTUR CINA PADA B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN ORNAMEN ARSITEKTUR CINA PADA B"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

Tulisan ini merupakan tugas akhir mata kuliah Studi Perencanaan Lingkungan Binaan II di program studi Fakultas Teknik Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

PENERAPAN ORNAMEN ARSITEKTUR CINA PADA BANGUNAN

MAHA VIHARA MAITREYA DI MEDAN

1

Zeila Azmi

Ir. Dwi Lindarto, MT

Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Jl. Perpustakaan Gedung D Kampus USU, Padang Bulan, Medan zeila.azmi@yahoo.com, dwilindarto@gmail.com

ABSTRACT

Arsitektur Cina merupakan salah satu dari berbagai macam gaya arsitektur yang banyak diterapkan di Indonesia, khususnya di Kota Medan. Hal ini dapat terlihat dari adanya bangunan-bangunan tempat peribadatan (Vihara), rumah tinggal pada kawasan Pecinan serta berbagai macam bangunan public lainnya, termasuk salah satunya adalah Maha Vihara Maitreya di Kota Medan. Bangunan-bangunan ini mengadopsi gaya Arsitektur Cina pada konsep desainnya. Berbagai bangunan dengan gaya Arsitektur Cina menampilkan sesuatu yang khas dengan nuansa yang memiliki ciri arsitektur tersendiri. Adanya ragam hias (ornament) dalam bangunan mengandung makna dan maksud tertentu. Ornamen tersebut bisa berada di dinding, pintu, jendela, atap dan tempat lainnya yang didasarkan pada mitos dan kepercayaan bangsa Cina, yang memberi makna dan arti tersendiri bagi bangunan maupun masyarakat yang ada didalamnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi secara deskriptif jenis, perletakan, bentuk dan makna ornament. Data yang diperlukan didapatkan melalui observasi dan studi dokumentasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untu mengidentifikasikan penerapan ornament berdasarkan konsep arsitektur Cina yang ada pada bangunan Vihara dilihat dari penempatan, bentuk serta maknanya. Sedangkan hasil yang dicapai pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana ornament-ornamen tersebut diterapkan pada bangunan Maha Vihara Maitreya.

Keywords: Vihara, Arsitektur Cina, Ornamen, Maha Vihara Maitreya

ABSTRACT

Chinese architecture is one of a wide range of architectural styles which are widely applied in Indonesia, especially in the city of Medan. It can be seen from the buildings of places of worship (temple), home stay in Chinatown and various other public buildings, including one of them is Maha Vihara Maitreya in Medan. The buildings have adopted a style of Chinese architecture in the design concept. Various buildings in the style of Chinese architecture displays something typical with shades that have architectural features of its own. Their decoration (ornament) in buildings containing specific meaning and purpose. The ornaments can be in the walls, doors, windows, roof and other places which are based on myths and beliefs of the Chinese nation, which gives meaning and a special meaning for buildings and communities that are inside. The method used is qualitative research conducted by identifying the descriptive by type, placement, form and meaning of each ornament. The necessary data obtained through observation and documentation study. The aim of this study is to identify the application of the ornament by Chinese architectural concepts that exist in the monastery buildings viewed from the placement, shape and meaning. While the results achieved in this research is to find out how the ornaments are applied to buildings Maitreya Maha Vihara.

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia yang terkenal dengan beragam macam suku dan bangsa membuktikan bahwa Indonesia menganut paham Bhinneka Tunggal Ika, yang dimana paham ini mempersatukan kebudayaan lokal maupun asing menjadi satu. Perkembangan bangsa Cina sekarang ini menjadi salah satu pertumbuhan yang sangat di perhitungkan di Indonesia.

Arsitektur Cina yang dibawa oleh Bangsa Cina ke Indonesia memperkaya keberagaman bentuk dan keindahan arsitektur yang ada di Indonesia, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya pembangunan tempat – tempat ibadah Bangsa Cina yang sekarang ini tersebar di kota – kota besar, salah satunya yaitu bangunan Maha Vihara Maitreya di Kota Medan.

Vihara yang merupakan salah satu tempat beribadah yang banyak dikunjungi di Kota Medan ini menerapkan konsep Arsitektur Cina dan memiliki ciri khas ragam hias ornamen yang sangat kental dan diterapkan pada bangunannya.

ORNAMEN PADA ARSITEKTUR CINA

Vihara

Pengertian Vihara seperti yang diuraikan oleh Suwarno T. (1999) dalam Yoyoh (2008) bahwa Vihara adalah tempat melakukan segala macam bentuk upacara keagamaan menurut keyakinan, kepercayaan dan tradisi agama Buddha, serta tempat umat awam melakukan ibadah atau sembahyang menurut keyakinan, kepercayaan dan tradisi masing-masing baik secara perseorangan maupun berkelompok.

Fungsi Vihara seperti yang diuraikan dalam “Pembangunan Vihara Jakarta Dhammacakka

Jaya” oleh Yayasan Vihara Jakarta

Dhammacakka Jaya menyatakan bahwa Vihara adalah sebagai tempat singgah atau tempat tinggal bagi para bhikku dan sebagai sarana ibadah umat Buddha.

Arsitektur Cina

G. Lin didalam bukunya yang berjudul “Chinese Architecture” (1989) menyatakan bahwa Filosofi arsitektur Cina sangat dipengaruhi oleh filosofi kepercayaan dan ajaran Konfusianisme, Taoisme dan Budhisme. Terdapat simbol dan lambang-lambang dari bentuk ideal dan keharmonisan dalam tatanan masyarakat. Bentuk ideal dan

keharmonisan dalam masyarakat dapat dilihat dari filosofi Tien-Yuan Ti-Fang, konsep Keseimbangan dalam kehidupan diatur dalam dualitas Yin dan Yang, hong Shui atau Feng Shui.

Ragam Hias Sebagai Simbol Arsitektur

Cina

Menurut Ling Yu (2001) dalam Sriti,dkk (2008) bahwa peletakan ornamen umumnya pada dinding, atap, pilar, dan elemen interior lainnya sesuai dengan sifat dan maknanya. Secara umum jenis ornamen yang biasa digunakan di Vihara dibagi menjadi tiga, yaitu ornamen hewan, tumbuhan dan manusia. Selain ketiga hal tersebut, simbol-simbol religi dan meander juga digunakan.

Gambar 1. Ornamen Binatang ( Sumber : Lillian Too, 1995 )

Naga

Naga atau Lung melambangkan kekuatan dan kebaikan, keberanian dan pendirian teguh, keberanian dan daya tahan. Makhluk ini menunjukkan semangat perubahan, mengembalikan kehidupan.Naga melambangkan kekuatan produktif dari alam. ( Lillian Too,1995:150).

Singa

(3)

Kelelawar

Binatang kelelawar biasanya digunakan sebagai elemen dekoratif bangunan. Dekorasi yang me-nampilkan lima ekor kelelawar melambangkan usia senja, kekayaan, kesehatan, cinta kebajikan, dan kematian alami. Semua ini dianggap nasib baik yang paling diharapkan semua orang (Williams, 1974:34).

Kili

Nilai-nilai yang terkandung pada hewan Kili adalah kebahagiaan yang sempurna, panjang umur, kemegahan, kebaikan, kelembutan, kemuliaan, kesuburan dan kebijaksanaan. Ornamen kili / unicorn sering diterapkan pada beberapa furniture, seperti meja, lukisan dan terkadang sebagai arca. (Lillian Too,1995:152).

Harimau

Harimau merupakan simbol alami dari keagungan, kemuliaan, keberanian dan kekuatan. Harimau dilambangkan selalu duduk di depan pintu, sehingga menentukan letak pintu depan sebuah bangunan. (Dian, 1999).

Gambar harimau yang diletakkan pada dinding dan pintu dipercaya mampu mengusir roh jahat. Terkadang harimau diletakkan sebagai elemen dekoratif (Tatt, 1993).

Kuda

Kuda merupakan simbol dari kecepatan, keberanian, kekuatan dan juga mere-presentasikan kalangan menengah keatas. Sering kali makhluk ini digunakan sebagai elemen dekorasi (Tatt, 1993).

Burung Bangau

Burung bangau adalah lambang umum dari panjang umur dan seringkali digambarkan dibawah pohon pinus, sebagai simbol kehidupan. (Williams, 1974:101-102).

Ornamen Tumbuhan

Menurut Lillian Too dalam bukunya “Feng Shui” bahwa ornamen tumbuhan juga memiliki jenis yang cukup banyak, antara lain Bunga Teratai yang biasa dipakai sebagai lambang kesucian dan kesuburan, karena sesuai dengan warnanya yaitu putih. Jenis tumbuhan yang lain adalah Bunga Seruni, Botan, dan Plum, ornamen ini digunakan untuk melambangkan kekuatan dan keteguhan hati dalam menghadapi kehidupan, ornamen ini biasanya digunakan pada dinding ,partisi dan untuk dekorasi. Bunga

Peony, digunakan untuk melambangkan perhatian, kasih, kekayaan, dan kehormatan. Bunga Chrysanthemum digunakan untuk melambangkan sukacita dan penolakan dari hal-hal tidak diinginkan. Pohon Bambu, Cemara digunakan untuk melambangkan umur yang panjang, kekuatan, dan keuletan dalam menjalani kehidupan. Pohon Pinus digunakan untuk melambangkan kekuatan dan tekad.

Gambar 2. Ornamen Tumbuhan ( Sumber : Lillian Too, 1995 )

Ornamen Dewa / Manusia

Jenis ornamen manusia yang biasa digunakan antara lain Men Sin, yaitu sepasang perwira penjaga pintu masuk bernama Cin Siok Poo/Perwira Muka Putih di daun pintu kiri, dan Oei Tie Kiong/Perwira Muka Hitam di daun pintu kanan; Pat Sian merupakan delapan dewa dalam kisah Tang Yu (kisah perjalanan ke Timur) yang dianggap sebagai dewa-dewa pelindung profesi pekerjaan. Ornamen ini biasanya dipakai pada meja altar atau lukisan di dinding.

Gambar 3. Ornamen Dewa / Manusia ( Sumber : Lillian Too, 1995 )

(4)

Im), Boddhisatva Sakyamuni (Shiddarta Gautama), Boddhisatva Satyakalama (Guan Yu), dan Boddhisatva Ksitigarbha. Secara harafiah, Bodhisattwa dapat diartikan sebagai individu (satta) yang tercerahkan (Wikipedia).

Ornamen Religi / Geometri

Simbol-Simbol Religi dan geometri yang biasa digunakan adalah Yin dan Yang dan Pakua (Bagua). Yin dan Yang merupakan simbol yang dipakai dalam masyarakat Cina karena dianggap mewakili prinsip-prinsip kekuatan di alam. Keharmonisan dapat dicapai apabila keduanya dalam keadaan yang seimbang (Lingyu, 2001).

Gambar 4. Ornamen Religi / Geometri ( Sumber : Lillian Too, 1995 )

Jenis, Perletakan dan Makna Ornamen

No

Jenis Letak Ornamen

Makna Ornamen 1. Naga Atap

Elemen Dekorasi

Tiang pilar penyangga

 Menjaga keseimbanga n

 Kekuatan  Kebijaksanaa

n

 Keberuntung an

 Keadilan  Kebaikan  Keberanian  Pendirian

teguh  Daya tahan  Kekuatan

produktif dari alam

Gerbang

Dinding

Pintu

Altar

Monumen batu

2. Singa Depan pintu masuk

Jalan masuk

Keadilan Kejujuran Energy

(5)
(6)

Ornamen dekoratif

9. Bunga / Tumbuh an

Dinding

Partisi

Pintu

Ornamen dekorasi

Balok penyangga

Pilar

Pinggiran atap

Melambangk an keuletan Kesucian Kesuburan Kekuatan Keteguhan

hati Sukacita Perhatian Kasih sayang Kekayaan Kehormatan Umur

panjang

10. Religi dan Geometr i

Dinding

Partisi

Dekorasi

 Simbol prinsip kekuatan alam

 Simbol tenaga

 Kekuatan

Tabel 1. Jenis, Perletakan dan Makna Ornamen

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian

Penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif yang menghasilkan data yang bersifat deskriptif mengenai apa saja jenis-jenis ornament yang diterapkan pada bangunan yang berupa data tertulis.

Objek Penelitian

Tepat di perbatasan antara Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, terdapat sebuah Komplek Perumahan Cemara Asri (terletak di wilayah administrative Deli Serdang) dengan luas mencapai 140 hektar.

(7)

Gambar 6. Peta Maha Vihara Maitreya ( Sumber : www.googleearth.com )

Gambar 7. Maha Vihara Maitreya ( Sumber : www.shipsspares.com )

Pada Komplek Perumahan Cemara Asri inilah berdiri sebuah bangunan suci bagi penganut agama Buddha, yang diberi nama Maha Vihara Maitreya yang sangat representative, megah dan memiliki ciri ornamen arsitektur oriental Cina yang khas.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Adapun tahapan tahapan Pengumpulan data yang dilakukan dengan 2 cara :

a. Pengumpulan data Primer :

 Observasi lapangan (survey langsung),

 Sketsa atau menggambar ulang

 Wawancara (depth interview) b. Pengumpulan data Sekunder :

 Studi literature

 Studi penelitian sejenis

Metode Analisis Data

Proses analisis data dilakukan setelah semua data terkumpulkan, lalu tahapan selanjutnya adalah melakukan pencocokan data dengan cara melihat penerapan ornamen yang ada pada bangunan dan membandingkan dengan hasil yang ada pada objek penelitian, lalu kemudian dapat ditarik kesimpulan.

PENERAPAN ORNAMEN ARSITEKTUR CINA PADA MAHA VIHARA MAITREYA

MEDAN

Denah dan Pembagian Ruang Bangunan

Maha Vihara Maitreya

Bangunan Maha Vihara Maitreya merupakan sebuah bangunan dengan konsep arsitektur oriental yang kaya akan ornamen hias Cina.

Gambar 8. DenahMaha Vihara Maitreya ( Sumber : Analisa Pneliti )

Bagian teras merupakan area yang berada paling depan pada bangunan Vihara. Setelah memasuki teras, dapat terlihat sebuah area penyembahan yang dimana didalamnya terdapat ruang altar utama. Pada bagian kanan bangunan terdapat sebuah area bermain dan rekreasi, sedangkan pada bagian kiri terdapat sebuah kolam.

Ornamen Pada Bangunan Vihara

Ornamen binatang yang diterapkan pada bangunan Vihara ini hanya terbatas pada Naga, Singa, Burung Bangau dan juga Unikorn.

Pada bagian dinding eksterior, terdapat sebuah ukiran ataupun yang biasa disebut dengan mural naga. Pada ukiran ini, terlihat dua ekor naga yang saling berhadapan. Jenis naga yang ada pada ukiran ini adalah naga Tian Lung, yang dimana pada Vihara ini memiliki makna sebagai pelindung tempat suci, sehingga para Dewa yang ada didalam Vihara ini terhindar dari bahaya.

(8)

Naga pada ukiran pembatas tangga berasal dari jenis naga Pa-hsia, yang pada umumnya hanya diterapkan pada monument sebuah batu. Tetapi pada Vihara ini, jenis naga ini diletakkan pada pembatas tangga dengan alasan sebagai unsur dekorasi. Naga ini diharapkan dapat membawa kemakmuran bagi umat Buddha.

Gambar 10. Ukiran Naga Pada Pembatas Tangga ( Sumber : Peneliti )

Jenis naga yang ada pada ukiran pintu dan berfungsi sebagai dekorasi adalah naga Chih-wen, yang biasanya diletakkan pada bagian atas atap sebuah bangunan dan terlihat dua ekor naga yang selalu berhadapan. Tetapi pada bangunan Vihara ini, ornamen naga Chih-wen diletakkan pada bagian atas pintu dan memiliki arti sebagai naga yang maha melihat.

Gambar 11. Ukiran Naga Sebagai Elemen Dekorasi ( Sumber : Peneliti )

Jenis ornamen naga pada landasan patung qilin ini adalah naga Pa-hsia, dengan bentuk dua ekor naga yang saling berhadapan. Naga Pa-hsia adalah naga yang sering diletakkan pada sebuah monumen batu. Pada bangunan Vihara ini, ukiran naga Pa-hsia juga difungsikan sebagai elemen dekorasi.

Gambar 12. Ukiran Naga Pada Monumen Patung ( Sumber : Peneliti )

Jenis patung naga yang ada pada kolam ini adalah naga Li, yaitu merupakan jenis naga yang hidup didalam lautan. Penerapan patung naga pada Vihara ini sendiri adalah sebagai lambang menuju rezeki yang berkah, seperti mengikuti aliran air yang lancar.

Gambar 13. Patung Naga Pada Kolam ( Sumber : Peneliti )

Ragam hias naga Chi-wen dijumpai pada bagian tiang pilar penyangga bangunan. Hal ini, merupakan salah satu aplikasi simbol naga Chih-wen, diukir pada balok penyangga jembatan dan pada atap rumah, untuk menjauhkan bangunan dari bahaya kebakaran. Naga sebagai simbol kekuatan yang mampu menjaga dan melindungi ditempatkan pada bagian pilar sebagai salah satu struktur penopang.

Pada bangunan Vihara ini, ornamen singa diterapkan dalam bentuk patung yang ditempatkan pada bagian sisi kanan dan kiri teras depan bangunan. Patung singa pada umumnya digambarkan pada posisi duduk sambil memegang bola pada tangan kanannya. Penerapan ornamen singa pada bagian depan pintu masuk Vihara ini memiliki arti penjaga pintu masuk Vihara, terutama dari setan dan roh jahat.

Gambar 14. Ornamen Patung Singa ( Sumber : Peneliti )

(9)

setiap umat Buddha harus berusaha dalam mencari rezeki dan kesejahteraan.

Gambar 15. Ornamen Burung Bangau Pada Pembatas Tangga

( Sumber : Peneliti )

Penerapan ornamen burung bangau pada bagian landasan pilar ini digambarkan dengan seekor burung bangau yang sedang berdiri. Makna dari ornamen ini sendiri bagi Vihara ini adalah sebagai lambang panjang umur, dikarenakan burung bangau merupakan salah satu hewan yang memiliki umur panjang.

Gambar 16. Ornamen Burung Bangau Pada Pilar ( Sumber : Peneliti )

Ukiran ornamen unicorn dapat dijumpai pada landasan patung singa, sedangkan elemen dekorasi lainnya dapat dijumpai pada tong seserahan yang ditempatkan pada bagian depan teras Vihara.

Gambar 17. Ornamen Unikorn Pada Base Patung Singa ( Sumber : Peneliti )

Ornamen unicorn pada base patung singa memiliki arti kemuliaan, oleh karena itu diletakkan pada bagian teras depan Vihara ini, yang dimana juga menggambarkan kemuliaan Vihara.

Gambar 18. Ornamen Unikorn Pada Tong Seserahan ( Sumber : Peneliti )

Penerapan ornamen unicorn pada tong seserahan melambangkan keberuntungan dan kemurahan hati.

Pada bangunan Vihara ini terdapat berbagai makna ornamen tumbuhan. Pada bagian atap, terdapat ornament berupa akar tumbuhan yang melambangkan kekuatan. Pada bagian pintu terdapat ukiran tumbuhan yang melambangkan kesucian. Sedangkan pada bagian jembatan dan pembatas kolam terdapat juga ukiran tumbuhan yang berupa tumbuhan teratai, yang melambangkan keteguhan hati. Bunga teratai ini juga digunakan sebagai tempat duduk Dewa saat bertapa dilaut.

Gambar 19. Ornamen Tumbuhan Pada Bangunan ( Sumber : Peneliti )

(10)

Gambar 20. Ornamen Geometri Pada Base Patung ( Sumber : Peneliti )

Ornamen geometri pada pintu berbentuk pola-pola tertentu yang saling menyatu dan membentuk sebuah persegi panjang. Ukiran-ukiran geometri yang ada pada daun pintu berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara dan juga sebagai celah pencahayaan. Sedangkan makna dari pola geometri ini sendiri adalah melambangkan keseimbangan.

Gambar 21. Ornamen Geometri Pada Pintu ( Sumber : Peneliti )

Ornamen Dewa pada bangunan ini yaitu berupa patung Dewa Buddha Sakyamuni, Bodhisatva Avalokitesvara, dan Bodhisatva Satyakalama. Ketiga jenis patung ini terletak pada altar utama Vihara. Selain itu terdapat pula patung Dewi Kwan Im yang terletak pada area kolam, patung Pratima Buddha Maitreya yang terletak pada teras Vihara, dan juga ukiran-ukiran kisah hidup para Dewa yang diterapkan pada dinding ruang altar.

Gambar 22. Ornamen Dewa / Manusia Pada Bangunan ( Sumber : Peneliti )

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisa Perubahan Perletakan, Bentuk

dan Makna Ornamen

Pada beberapa jenis ornamen, terdapat perubahan yang dapat dilihat dari segi perletakan, bentuk maupun makna.

Tabel 2. Perubahan Perletakan, Bentuk dan Makna Ornamen

Analisa Ornamen Naga

(11)

Namun pada Vihara ini diletakkan sebagai ukiran pembatas tangga.

Alasan mengapa pada Vihara ini ornamen naga Pa-hsia diletakkan pada pembatas tangga dikarenakan naga Pa-hsia memiliki bentuk yang berliku-liku sehingga sangat cocok dijadikan elemen dekorasi.

Selain pada pembatas tangga, perubahan perletakan ornamen naga juga dapat terlihat pada ukiran atas pintu. Jenis naga yang ada pada ukiran ini adalah naga Chih-Wen, yang seharusnya diletakkan pada bagian atap.

Alasan mengapa pada Vihara ini ornamen naga Chih-Wen diletakkan pada bagian atas pintu dikarenakan naga Chih-Wen merupakan naga yang maha melihat, sehingga lebih baik diletakkan pada bagian atas pintu sehingga dapat melihat seluruh umat yang masuk.

Perubahan makna juga terjadi pada ornamen ini, yaitu naga Chih-Wen yang seharusnya memiliki makna sebagai pencegah kebakaran, namun pada Vihara ini berubah menjadi naga yang maha melihat, oleh karena itu diletakkan diatas pintu.

Analisa Ornamen Burung Bangau

Pada ornamen burung bangau terjadi perubahan dari segi perletakan, bentuk dan juga makna. Dari segi perletakan, ornamen burung bangau seharusnya diletakkan pada ukiran dinding dan pintu, namun pada Vihara ini diletakkan pada pembatas tangga dan juga landasan pilar.

Alasan mengapa ornamen ini diletakkan pada pembatas tangga adalah dikarenakan pada pembatas tangga bangunan Vihara ini terdapat berbagai jenis ornamen, yaitu ornamen tumbuhan, geometri dan juga binatang. Sehingga sebagai pelengkap ornament binatang, maka digunakanlah ornamen burung bangau. Hal ini dikarenakan burung bangau merupakan salah satu binatang yang paling dikenal dalam budaya Cina.

Selain pada pembatas tangga, ornamen ini juga diletakkan pada landasan pilar. Alasan perubahan dari penempatan ornamen ini adalah dikarenakan pada zaman sekarang, burung bangau dianggap sebagai burung yang memiliki kekuatan karena memiliki umur yang panjang. Oleh karena itu ditempatkan pada landasan pilar,

yang dimana pilar juga memiliki arti kekuatan sebagai penahan bangunan.

Perubahan bentuk dan makna dari ornamen burung bangau dapat terlihat pada ukiran pembatas tangga. Seharusnya burung bangau memiliki bentuk dengan posisi berdiri dibawah pohon, tetapi pada Vihara ini posisi burung bangau terlihat seperti berkumpul mencari makan. Alasan adanya perubahan bentuk dan makna dari ornamen burung bangau ini adalah dikarenakan pada zaman sekarang, burung bangau tidak lagi hanya dianggap sebagai hewan dengan symbol umur panjang, tetapi juga symbol dari pencapaian rezeki yang makmur dan kesejahteraan.

Analisa Ornamen Tumbuhan

Pada ornamen tumbuhan, terjadi perubahan dari segi perletakan. Ornamen tumbuhan seharusnya diletakkan pada dinding, partisi, pintu, balok penyangga, pilar, pinggiran atap dan juga sebagai elemen dekorasi. Namun pada bangunan Vihara ini diletakkan sebagai ornamen pada atap.

Alasan mengapa pada Vihara ini ornamen tumbuhan diletakkan pada atap, adalah dikarenakan bangunan Vihara ini mengadopsi konsep modern pada desainnya, sehingga tidak harus meletakkan ornamen naga yang biasanya selalu menjadi ciri khas pada atap Vihara. Makna dari ornamen ini adalah bahwa akar tumbuhan yang diletakkan sebagai dekorasi atap memiliki makna kekuatan.

Analisa Ornamen Geometri

Pada ornamen geometri, terjadi perubahan dari segi makna. Ornamen geometri yang biasanya difungsikan sebagai elemen dekorasi memiliki makna kekuatan, symbol tenaga dan juga symbol prinsip kekuatan alam. Tetapi, pada bangunan Vihara ini, symbol geometri memiliki makna keseimbangan.

(12)

Analisa Ornamen Yang Tidak

Diterapkan

Beberapa jenis ornamen yang tidak diterapkan pada bangunan Maha Vihara Maitreya adalah ornamen kelelawar, ornamen harimau dan ornamen kuda. Hal ini dikarenakan ornamen-ornamen ini memiliki symbol dan makna yang sama dengan beberapa ornamen yang telah diterapkan.

Hal ini terjadi pada jenis ornamen kelelawar yang dianggap memiliki kesamaan makna dengan ornamen burung bangau, yaitu makna umur panjang. Ornamen harimau yang memiliki kesamaan makna dengan ornamen naga dan singa, yaitu makna kekuatan dan pengusir roh jahat. Dan juga ornamen kuda yang memiliki kesamaan makna dengan ornamen unicorn, yaitu makna kemuliaan bagi umat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bangunan Maha Vihara Maitreya menerapkan konsep ornamen Arsitektur Cina. Beberapa jenis ornamen yang diterapkan yaitu ornamen hewan yang terdiri dari ornamen naga, ornamen singa, ornamen burung bangau dan ornamen unicorn. Selain itu terdapat juga ornamen tumbuhan, ornamen geometri dan juga ornamen Dewa / manusia.

Beberapa jenis ornamen ini telah mengalami perubahan yang ditinjau dari segi perletakan, bentuk maupun maknanya, seperti ornamen naga, ornamen burung bangau, ornamen tumbuhan dan ornament geometri.

Selain mengalami beberapa perubahan, terdapat juga beberapa jenis ornamen yang tidak diterapkan pada bangunan vihara ini. Jenis ornamen tersebut antara lain ornament kelelawar, ornamen harimau dan ornamen kuda. Tidak diterapkannya jenis-jenis ornamen ini pada bangunan Maha Vihara Maitreya adalah dikarenakan ornamen-ornamen ini memiliki symbol dan makna yang sama dengan beberapa ornamen yang telah diterapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Dalidjo, D, Mulyadi (1982). Pengenalan Ragam Hias. Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Danna Marjono, Suyatno Drs (1975). Pendidikan Seni Rupa. Jakarta : Pustaka Antara.

Laurence, G Liu (1989). Chinese Architecture. London : Academy Editions.

Ling Yu, Feng (2001). A Glimpse Of The Chinese Culture. Beijing : China Intercontinental Press.

Masruroh, Yoyoh (2008). Makna Dan Tata Cara Bhakti-Puja Dalam Ajaran Buddha Maitreya (Studi Kasus di Vihara Maitreyawira Angke Jelambar Jakarta Barat). Skripsi Program Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Syahputra, dkk (2001). Keluhuran Sebuah Vihara. “Cahaya Maitri” no.26 Jakarta : DPP MAPANBUMI.

Too, Lillian (1995). Feng Shui. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Gambar

Gambar 1. Ornamen Binatang
Gambar 2. Ornamen Tumbuhan
Gambar 4. Ornamen Religi / Geometri
Gambar 5. Peta Kota Medan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola ornamen tradisional Simalungun pada gedung Katolik Santo Pio Purba Hinalang, untuk mengetahui perubahan ornament

2113151020, “ ANALISIS PENERAPAN ORNAMEN TRADISIONAL ALAS PADA KHUMAH ADAT ALAS DITINJAU DARI SEGI BENTUK, WARNA, DAN MAKNA SIMBOLIK DI KEC.. Penelitian ini bertujuan

Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif…, h.. Pada zaman sekarang ini guru tidak hanya sebagai pemberi materi, yang biasanya semua materi diberikan oleh guru